Uploaded by Tini Sholihani

Just In Time and backflush costing

advertisement
Just In Time, backflushing and Activity Based Costing
(ABC)
Just in time
a. Konsep JIT

JIT memproduksi suatu barang pada tepat waktunya. JIT hamper sama dengan Job
Order Costing. Artinya, dia memproduksi produk yang diperlukan saja dengan jumlah
dan waktu yang sesuai

JIT disebut juga pengurangan biaya dengan meminimalisir persediaan

Untuk mencapai produksi volume tinggi tapi Menggunakan minimum persediaan.
Persediaan ada 3;
1.
Raw material (Bahan baku)
: dikirim Ketika adanya pesanan
2. Work in procces (barang dalam proses)
3. Finish good (barang jadi)
b. Sistem dan cara kerja JIT
Sistem JIT
bekerja secara ekonomis dan efisien .dilakukan dengan cara :
1.
Eliminasi pemborosan
2. Perbaikan terus menerus 9continious procces improvement)
Aliran kerja dikendalikan oleh operasi
Sistem Pull system
Pull system maksudnya dari setiap stasiun kerja menarik output dari stasiun kerja sebelumnya
sesuai dengan kebutuhan.
A --- B
Menarik sesuai dengan yang dibutuhkan karena tidak butuh waktu lama. Maka terjadinya
zero inventory production.
Cara kerja ada 2:
1.
Meminimalisir ordering cost (biaya pemesanan)
2. Meninimalisir carrying cost
c.
Syarat

No lead time (perpanjangan waktu)

Quantity dipesan seminimal mungkin

No ordery cost

Balance work lot

Tidak ada intrupsi selama prosesnya

Dalam sistem JIT Sebagian besar BOP yang semula biaya Bersama sekarang berubah
menjadi biaya secara langsung dapat ditelusuri jejaknya kepada produk atau
berubah menjadi biaya langsung

Contoh :
Biaya-biaya yang masuk dalam kelompok tersebut antara lain yaitu :
1.
Biaya pemakaian fasilitas produksi
2. Biaya penanganan bahan baku
3. Reparasi dan pemeliharaan
Pada kenyataannya tidak semua biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya
langsung seperti:
1.
Biaya depresiasi pabrik
2. Biaya gaji satpam
3. PBB
Pada saat bahan baku tiba langsung diproses tanpa disimpan digudang dan ketika
sudah jadi langsung dikirim ke pelanggan saat diperlukan.
*Just In Time = perusahaan hanya memproduksi produk yang diperlukan

Sistem ini di satu sisi dapat mengurangi keusangan, biaya penyimpanan,
biaya
perawatan, dan biaya pemeriksaan. Namun di sisi lainnya juga
membuat potensi terdapatnya produk yang cacat ketika barang tersebut
dikirim ke pelanggan tanpa inspeksi/pemeriksaan terlebih dahulu.

Sistem seperti ini karena sudah satu kesatuan maka cukup riskan. Jika terjadi
kerusakan mesin atau kurangnya permintaan pelanggan otomatis bahan
baku juga tidak akan dibeli. Jika terdapat barang cacat, produksi juga harus
segera
dihentikan agar mengurangi terjadinya kerusakan diproduk
berikutnya. Sehingga para pekerja juga dituntut untuk memeriksa kualitas
dengan seksama.

Banyak penerapan JIT yang berhasil mengurangi kerugian produksi, ruang
atau gedung yang lebih kecil, berkurangnya juga risiko keusangan dan
kerusakan atau
penurunan kualitas jika bahan baku disimpan untuk
kebutuhan kurang dari 6
bulan. Dengan gedung yang kecil juga akan
menghemat biaya operasional gedung seperti daya listrik, perawatasan dan
sebagainya.

Koordinasi yang baik dan komunikasi berkala dengan pemasok dan kurir,
kualitas bahan baku lebih andal, serta sistem pengangkutan yang baik
merupakan aspek
penting dalam JIT. Akan bagus apabila perusahaan
memiliki lebih dari satu pemasok untuk menjaga ketersediaan bahan baku
terutama saat permintaan tinggi. Perlu juga dilakukan
pemilihan dan
pengawasan terhadap pemasok seperti pengantaran tepat waktu,
mutu
bahan baku, serta harga yang kompetitif dan kedekatan lokasi.
Backflushing Costing
a. Konsep

Digunakan oleh perusahaan yang Menerapkan JIT

Definisnya yaitu pendekatan yang mempersingkat aliran biaya manufaktur karena
kecepatan produksi begitu tinggi. Akibatnya, WIPnya kecil
Contohnya :

Perusahaan yang memproduksi susu kedelai jika dibiarkan akan menjadi tahu. Jadi,
akuntansi tradisional tidak praktis.
Dapat diterapkan apabila sistem JIT sudah betul-betul digunakan. Dimana kecepatan

begitu tinggi seehingga akuntansi tradisional tidak praktis
Diproduksi dalam waktu yang cepat

b. Tujuan
Tujuannya untuk mengurangi jumlah event atau peristiwa.
c.
Analogi
1.
Periodic

Inventory tidak diupdate setiap perubahan

Persediaan tidak dihitung setiap ada transaksi. Dihitung hanya diakhir periode
dengan pengecekan fisik.

Cara menghitung inventory
HPP =Beginning inventory+purchase-invenrory akhir
2. Perpetual

Inventory diupdate setiap perubahan

Persediaan tidak dihitung setiap ada transaksi. Dihitung hanya diakhir periode
dengan pengecekan fisik.
d. Hubungan antara akuntansi tradisional dan backflushing costing
1.
AKUNTANSI TRADISIONAL
Persediaan
dihitung
setiap
ada
transaksi. Terdiri dari :
Raw Material
WIP
Finish Good
Job order dan WIP diupdate setiap ada
perubahan . jadi setiap ada perubahan
diupdate sama kaya perpetual
BACKFLUSH COSTING
Tidak adanya pengupdatean jadi kalua
backflushing diupdate diakhir seperti
periodic system. Persediaan dihitung pada
akhir periode dan terdapat penyesuaian
Terdapat
Indirect material(bahan
baku tidak langsung) Direct Labour,
Indirect labour, BOP
Diakhir periode harus ada penyesuain
Raw Materiak dan WIP digabung jadi Raw
In Procces
Tidak ada
Indirect material, yang ada
adalah supplies (perlengkapan)
Raw materialnya di backflush
DMRIPFinish GoodCOGS
Direct Labour  COGS
BOP  COGS
Akuntansi tradisional
1.
Job order Costing
2. Procces costing
Download