UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIKELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 32 PANINJAUAN DISUSUN OLEH VIONA ROSALINA NIM : 856216248 TUTOR : ANGGUN PURNAMASARI, M.Pd PROGRAM S1 PGSD PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ 14 PADANG UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIKELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 32 PANINJAUAN Viona Rosalina¹ Anggun Purnamasari² vionarosalina0208@gmail.com,anggunpurnamasari110290@gmail.com ¹Program Pendidikan Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka (UT) ²Prodi, Fakultas, Perguruan Tinggi Abstrak Kegiatan pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan cenderung berpusat pada guru, terutama pada pembelajaran pecahan. Hal ini mengakibatkan minat serta aktivitas belajar siswa belum maksimal. Tindakan yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan agar dapat meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa adalah dengan menerapkan model Problem Based Learning untuk membelajarkan materi pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan yang berjumlah 10 orang. Jumlah siswa laki-laki 5 orang dan perempuan 5 orang. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 4 tahap, meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari siklus I dan siklus II. Persentase minat belajar siswa pra tindakan yaitu 43,06%, meningkat pasca tindakan menjadi 62,89% pada siklus I, dan 83,47% pada siklus II. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 72,46% dengan kriteria tinggi, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 82,01% dengan kriteria sangat tinggi. Disimpulkan bahwa, penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan pembelajaran matematika materi pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan. Kata Kunci: Materi Pecahan, Model Problem Based Learning, Pembelajaran Matematika. 1 Pendahuluan Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar yang diperoleh. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar (Ladimiyanto, 2014; Mariani, 2017; Saraswati et al., 2013). Sedangkan menurut Hamalik dalam afandi (2023: 10), bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada orang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari belum mampu kearah sudah mampu. Hasil belajar dalam penelitian ini menekankan pada ranah kognitif. Penilaian yang digunakan berupa tes tertulis pilihan jamak. Matematika sebagai ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencetak SDM yang berkualitas. Matematika merupakan suatu kenyataan bahwa penalaran dan argumentasi sangat sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, di mana secara luas logika dapat didefenisikan sebagai” pengkajian untuk berfikir secara sahih. (khairunnisa: 2018). Hal ini dikarenakan matematika adalah ilmu yang berhubungan dengan penalaran dan pola pikir manusia. Pembelajaran matematika diharapkan akan menjadi solusi akhir yang tepat, valid dan dapat diterima secara ilmiah oleh dunia pendidikan (Dewiyanti, 2018; Febriyanti & Seruni, 2015; Wintari et al., 2014). Kenyataan di lapangan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis di SD Negeri 32 Paninjauan dimana guru menjadi subyek dalam pembelajaran, minat dan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 32 Paninjauan sangat terbatas terutama pada mata pelajaran Matematika. Dalam proses belajar mengajar siswa kurang aktif. Misalnya, masih kurang beraninya siswa untuk bertanya, mengungkapkan pendapatnya, serta aktivitas di dalam kelas hanya menyimak buku, mengerjakan soal di depan kelas, mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru, dan diskusi kelompok. Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru menggunakan metode ceramah. Aktivitas siswa dalam pembelajaran terbatas pada aktivitas mendengarkan guru dan diskusi, tidak ada aktivitas lain yang mendukung proses pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran yang demikian akan menyebabkan aktivitas belajar siswa tidak optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan model pembelajaran yang 2 inovatif dan tepat untuk merangsang kemampuan bernalar siswa, karena pada dasarnya belajar matematika secara keseluruhan merupakan belajar memecahkan masalah. Diantara model pembelajaran yang berkaitan dalam menangani permasalahan ini yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Mengacu pada Fida, PBL merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan memaparkan sebuah permasalahan untuk peserta didik, yang selanjutnya diharapkan peserta didik mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan kegiatan pembelajaran yang aktif (Rahmantika Hadi, 2016). Menurut Agus (2016: 6) PBL adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian/penggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Sedangkan menurut Selvi Meilasari dalam jurnalnya, Problem Based Learning (PBL) didefinisikan sebagai pembelajaran yang didasarkan pada masalah yang lebih konteks, dimana dalam menyelesaikan masalah tersebut diperlukan sebuah upaya atau rangkaian kegiatan dalam proses belajarnya (Meilasari et al., 2020). Berpedoman pada penjelasan di atas mengenai rendahnya minat serta aktivitas belajar siswa pada materi pecahan, serta pentingnya pembelajaran matematika, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya Peningkatan Minat Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika Materi Pecahan Melalui Model Problem Based Learning (PBL) di Kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peningkatan minat serta aktivitas belajar siswa mata pelajaran Matematika pada materi pecahan di kelas IV SDN 32 Paninjauan dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik yaitu 1) Meningkatnya pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan pada mata pelajaran Matematika, khususnya materi pokok pecahan. 2) Meningkatnya minat dan aktivitas belajar siswa Kelas IV SD Negeri Paninjauan pada mata pelajaran 3 Matematika materi pokok pecahan dengan kondisi belajar yang menyenangkan melalui model Problem Based Learning. Manfaat bagi guru, yaitu: 1) Memperoleh informasi mengenai penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran matematika. 2) Meningkatnya performansi guru dalam mengelola pembelajaran matematika, khususnya pada materi pecahan. Sedangkan manfaat bagi sekolah diharapkan dapat mendukung SD Negeri 32 Paninjauan untuk menciptakan sekolah dengan pembelajaran yang inovatif melalui penerapan model Problem Based Learning. Penerapan model tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SD Negeri 32 Paninjauan. Metode Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan dengan jumlah siswa 10 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 5 orang siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2023/2024 yang dimulai dari tanggal 23 April sampai dengan 08 Mei 2024. Siklus I pada tanggal 29 April s.d 2 Mei 2024 dan pelaksanaan siklus II pada tanggal 06 Mei s.d 08 Mei 2024. SD Negeri 32 Paninjauan terletak di Jorong Paninjauan, Kenagarian Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Jenis penelitian ini adalah Penelelitan Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini tindakan kelas ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. PTK adalah riset aksi yang implementasinya bisa dilihat, dialami, serta dihayati setelah itu timbul persoalan apakah praktik-praktik pendidikan yang sepanjang ini dicoba mempunyai efektivitas yang besar. Bila dengan analisis itu bisa disimpulkan kalau praktik-praktik pendidikan tertentu semacam : pemberian pekerjaan rumah kepada siswa dikelas tidak sanggup memicu siswa buat berpikir serta kebalikannya hingga bisa diformulasikan secara tentative aksi tertentu buat membetulkan kondisi tersebut 4 dengan lewat prosedur PTK. PTK terpaut dengan perkara aplikasi pendidikan tiap hari dialami oleh para guru(Susilowati,2018). Hasil dan Pembahasan A. Hasil 1. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran a. Deskripsi Data Pra Tindakan Hasil Pengisian Lembar Angket Minat Belajar Siswa Kegiatan Pra Siklus dilakukan pada tanggal 23 April dikelas IV SD Negeri 32 Paninjauan dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang. Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan tentang materi pecahan. Hasil rangkuman pengisian lembar angket minat belajar siswa dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram 1. Rangkuman Hasil Pengisian Angket Minat Belajar Siswa Pra Tindakan 50 40 30 20 Skor Perolehan 10 Persentase 0 Kriteria 5 Berdasarkan diagram 1, hasil pengisian angket minat belajar siswa pra tindakan menunjukkan adanya minat dengan kriteria sedang pada keempat aspek. Persentase secara keseluruhan untuk minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika materi pecahan sebelum model Problem Based Learning diterapkan mencapai 43,06% dengan kriteria sedang. Hasil Pengisian Lembar Aktivitas Belajar Siswa Kegiatan Pra Siklus dilakukan pada tanggal 23 April 2024 dikelas IV SD Negeri 32 Paninjauan dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang. Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan tentang materi pecahan. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa pada pra tindakan dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram 2. Rangkuman Hasil Pengisian Aktivias Siswa Pra Tindakan 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Ketercapaian (%) Kriteria Berdasarkan diagram 2, hasil pengisian lembar aktivitas siswa pra tindakan menunjukkan adanya aktivitas dengan kriteria sedang pada keenam aspek. Persentase secara keseluruhan untuk aktivitas siswa terhadap pembelajaran matematika materi pecahan sebelum model 6 Problem Based Learning diterapkan mencapai 34,56 % dengan kriteria sedang. b. Deskripsi Data Siklus I Hasil Pengisian Lembar Angket Minat Belajar Siswa Kegiatan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 29 April 2024 s.d 02 Mei 2024. Kegiatan ini dilaksanakan dikelas IV SD Negeri 32 Paninjauan dengan jumlah 10 orang siswa. Hasil pengisian lembar angket minat belajar siswa pasca siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram 3. Hasil Pengisian Lembar Angket Minat Belajar Siswa Pasca Siklus I 80 60 Skor Perolehan 40 Persentase 20 Kriteria 0 Kesukacitaan Ketertarikan Perhatian Keterlibatan Berdasarkan diagram 3, dapat diketahui bahwa persentase minat belajar siswa pasca siklus I mencapai 62,89% dengan kriteria tinggi. Demikian pula dengan keempat aspek dalam penilaian minat belajar siswa yang mencapai kriteria tinggi. Namun demikian, persentase dan kriteria yang telah dicapai pada pengisian lembar angket minat belajar siswa pasca siklus I tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni persentase mencapai lebih dari atau sama dengan 75% dengan kriteria sangat tinggi. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa 7 Setelah dilaksanakan kegiatan siklus I di kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan didapatkan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini : Diagram 4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ketercapaian Siklus 1 Kriteria Berdasarkan diagram 4 diatas , dapat diketahui bahwa aspek pertama, yaitu kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, mengalami penurunan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2, yakni dari 84,03% menjadi 66,67%. Namun demikian, ketercapaian siklus I pada aspek tersebut sudah mencapai kriteria sangat tinggi, yaitu 75,32%. Selain itu, persentase tetap pada pertemuan 1 dan 2 terjadi pada asepek ke-5, yaitu keterlibatan siswa dalam kegiatan konfirmasi, yakni 76,39%. Dengan demikian, aspek tersebut telah mencapai kriteria sangat tinggi. Selain kedua aspek di atas, keempat aspek yang lain mengalami peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Dari rata-rata persentase aktivitas belajar siswa 70,60% pada pertemuan 1, meningkat menjadi 74,31% pada pertemuan 2, sehingga didapatkan persentase aktivitas belajar siswa selama siklus I sebesar 72,46%. Besarnya persentase tersebut telah menunjukkan kriteria tinggi pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning. Namun, hal itu masih belum mencapai indikator keberhasilan yang 8 ditetapkan, yaitu rata-rata persentase adalah lebih dari atau sama dengan 75% dengan kriteria sangat tinggi. Hasil Pengamatan Peningkatan Kualitas Mengajar Guru Hasil observasi keterampilan guru dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran Matematika melalui Problem Based Learning dapat dijelaskan sebagai berikut: Dalam kegiatan pembelajaran guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai langkah-langkah pembelajaran berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Namun, terdapat kelemahan dimana dalam kegiatan membuka pelajaran, guru memberikan apersepsi belum mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan topik yang akan dipelajari. Selain itu guru juga belum menginformasikan materi yang akan dipelajari jadi siswa masih terlihat bingung. Selanjutnya, guru juga belum memberikan motivasi belajar kepada siswa, sehingga siswa terlihat kurang bersemangat. Serta dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan media kurang optimal karena guru hanya menggunakan media pembelajaran berupa papan tulis saja jadi peserta didik kurang bersemangat dalam kegiatan proses pembelajaran. Selain itu, keterlibatan siswa juga masih kurang dalam kegiatan proses pembelajaran karena masih ada beberapa siswa yang terlihat tidak aktif dan pasif saat guru menerangkan pembelajaran di depan kelas. c. Deskripsi Data Siklus II Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 06 Mei s.d 08 Mei 2024 dikelas IV SD Negeri 32 Paninjauan dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa 9 kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan tentang materi pecahan yang sudah dilakukan sebelumnya di tahap siklus I karena dianggap bellum berhasil. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini Diagram 5. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II 120 100 80 60 40 20 0 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Ketercapaian siklus 1 Kriteria Diagram 5 menunjukkan bahwa, hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II telah mencapai hasil yang memuaskan. Namun demikian, masih terdapat satu aspek yang termasuk dalam kriteria tinggi, yaitu aspek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Terlepas dari kekurangan tersebut, kelima aspek lainnya sudah masuk dalam kriteria sangat tinggi, sehingga rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I telah melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu aktivitas belajar siswa berada pada kualifikasi sangat tinggi dengan rata-rata persentase adalah lebih dari atau sama dengan 75%. Hasil Observasi Minat Siswa Siklus II Data hasil rangkuman minat belajar siswa dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram 6. Rangkuman Hasil Pengisian Angket Minat Belajar Pasca Tindakan 10 100 80 60 40 20 0 Skor Perolehan Persentase (%) Kriteria Berdasarkan diagram 6 diatas, maka dapat diketahui bahwa minat belajar siswa pasca tindakan telah mencapai kriteria sangat tinggi, dengan persentase 83,47%. Dengan demikian, hasil pengisian angket minat belajar siswa telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni persentase lebih dari atau sama dengan 75% dengan kriteria sangat tinggi. Hasil Pengamatan Peningkatan Kualitas Mengajar Guru Dari hasil beberapa temuan kolaborator dan peneliti adalah sebagai berikut, dari segi guru yaitu waktu pembelajaran sudah dapat digunakan dengan baik dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru telah menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga peserta didik lebih semangat dan tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran. Serta dalam kegiatan diskusi kelompok dalam pemecahan masalah siswa sudah terlihat aktif dengan teman kelompoknya, dan aktif dalam kegiatan tanya jawab sehingga suasana pembelajaran lebih kondusif. Selanjutnya guru telah memberikan sebuah motivasi kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik lebih semangat dalam belajar. Serta dalam penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning ini pada siklus kedua ini guru telah melaksanakan rencana pembelajaran dengan sebaik mungkin sesuai dengan perencanaan yang 11 telah dibuat. Karena pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru sudah berhasil sepenuhnya membangkitkan aktivitas belajar siswa, hal ini terlihat sudah semua siswa siap untuk menerima pelajaran, serta siswa aktif mengikuti pelajaran selama proses pembelajaran. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran a. Minat Belajar Siswa Persentase minat belajar siswa pasca siklus I mencapai 62,89% dengan kriteria tinggi, kemudian pasca siklus II meningkat menjadi 83,47% dengan kriteria sangat tinggi. Dengan demikian, hasil pengisian angket minat belajar siswa telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni persentase lebih dari atau sama dengan 75% dengan kriteria sangat tinggi. Secara visual, perbandingan minat belajar siswa pra tindakan dan pasca tindakan dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Diagram 7. Perbandingan Minat Belajar Siswa Pra Tindakan dan Pasca Tindakan Diagram 7 diatas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat belajar siswa pasca tindakan. Selisih antara besarnya persentase minat belajar siswa pra tindakan dan pasca tindakan, yang ditunjukkan pada diagram tersebut cukup tinggi. Peningkatan hasil pengisian angket minat belajar siswa pasca tindakan membuktikan bahwa, penerapan model Problem Based Learning pada pembelajaran matematika materi pecahan di SD Negeri 32 Paninjauan dapat meningkatkan minat belajar siswa. 12 b. Aktivitas Belajar Siswa Perbandingan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram 8. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan diagram 8 diatas, persentase aktivitas belajar siswa secara umum, yaitu 72,46% pada siklus I dan 82,01% pada siklus II. Meningkatnya persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ditunjukkan dengan meningkatnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Siswa sudah memiliki keberanian dalam berpendapat atau menanggapi pernyataan teman. Selain itu, rasa percaya diri siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi semakin tinggi, hal ini dibuktikan dengan suara lantang dan sikap tegas siswa dalam melakukan presentasi. Perubahan-perubahan perilaku siswa pada siklus I dan II telah membuktikan bahwa, penerapan model Problem Based Learning pada pembelajaran matematika materi pecahan di IV SD Negeri 32 Paninjauan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Peningkatan Kualitas Mengajar Guru Kualitas guru dalam mengajar pada siklus I ini masih tergolong sedang, ini dibuktikan bahwa dalam kegiatan membuka pelajaran guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan topik yang akan dipelajari. Akan tetapi apersepsi yang diberikan 13 belum mengarah kepada pengetahuan yang dimiliki siswa. Namun, pada siklus II sudah terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran dimana siswa sudah berpastisipasi dalam proses pembelajaran yang tidak hanya berpusat kepada guru saja. Serta dalam penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning ini, juga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas mengajar guru. Karena Pada siklus kedua ini guru telah melaksanakan rencana pembelajaran dengan sebaik mungkin sesuai dengan perencaan yang telah dibuat. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru sudah berhasil sepenuhnya membangkitkan aktivitas belajar siswa, hal ini terlihat sudah semua siswa siap untuk menerima pelajaran, serta siswa aktif mengikuti pelajaran selama proses pembelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut: Pertama, pembelajaran matematika pada materi pecahan dengan menerapkan model Problem Based Learning yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Kedua penerapan model Problem Based Learning dapat menjadikan siswa aktif berpartisipasi dalam diskusi dan berpikir kritis. Ketiga, penerapan model Problem Based Learning ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas mengajar guru. Karena guru berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan telah berhasil meningkatkan minat dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta telah menggunakan media pembelajaran secara optimal sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan. B. Saran Saran pada penelitian ini merupakan saran dari peneliti berkaitan dengan penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu sebagai berikut: (1) Model Problem Based 14 Learning perlu disosialisasikan agar lebih sering diterapkan dalam pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan performansi guru, minat belajar siswa, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. (2) Media pembelajaran yang digunakan sebaiknya lebih bervariasi, sehingga siswa lebih memahami materi yang disampaikan guru. (3) Pengelolaan kelas sebaiknya disesuaikan dengan alokasi waktu, serta sarana dan prasarana yang tersedia, agar seluruh rangkaian proses pembelajaran dapat berjalan dengan tertib dan lancar. (4) Pihak sekolah hendaknya memberikan kesempatan, motivasi, sarana dan prasarana bagi guru yang hendak melakukan inovasi pembelajaran. (5) Praktisi pendidikan atau peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lain dengan model pembelajaran yang berbeda, sehingga diperoleh berbagai alternatif inovasi model pembelajaran. 15 DAFTAR PUSTAKA Afandi, M., dkk. 2023. Model dan Metode Pembelajaran di sekolah. Semarang : UNISSULA PRESS Agus, Kadek, S. Dkk. 2016. Buku Pedoman Problem Based Learning (Pbl). Denpasar: UNIVERSITAS UDAYANA Dewiyanti, N. K. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Permainan Ular Tangga terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran Febriyanti, C., & Seruni, S. (2015). Peran Minat dan Interaksi Siswa dengan Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA Khairunnisa, Afidah. 2018. Matematika Dasar. Depok: Rajawali Pers Ladimiyanto, A. (2014). Pengaruh Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model TAI dan TPS terhadap Hasil Belajar Matematika. Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika Mariani. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Pembagian Pada Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 4 Batu. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran) Meilasari, S., Damris M, D. M., & Yelianti, U. (2020). Kajian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran di Sekolah. BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi Dan Sains Saraswati, N. L., Dibia, I. K., & Sudiana, I. W. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD Di Gugus I Kecamatan Buleleng. Susilowati, D (2018). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) solusi alternative problematika pembelajaran. Jurnal Ilmiah Edunomika,2 (1) Wintari, N. L. M. D., Wiyasa, I. K. N., & Putra, M. (2014). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team-Assisted Individualization (TAI) Dalam Upaya Meningkatkan Interaksi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2013/2014. 16