Uploaded by Cimory

Tugas 4 Karya Ilmiah Viona Rosalina

advertisement
UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN AKTIVITAS
SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI
PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DIKELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 32
PANINJAUAN
DISUSUN OLEH
VIONA ROSALINA
NIM : 856216248
TUTOR : ANGGUN PURNAMASARI, M.Pd
PROGRAM S1 PGSD PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ 14 PADANG
UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN AKTIVITAS
SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI
PECAHAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DIKELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 32
PANINJAUAN
Viona Rosalina¹ Anggun Purnamasari²
vionarosalina0208@gmail.com,anggunpurnamasari110290@gmail.com
¹Program Pendidikan Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Terbuka (UT)
²Prodi, Fakultas, Perguruan Tinggi
Abstrak
Kegiatan pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan
cenderung berpusat pada guru, terutama pada pembelajaran pecahan. Hal ini
mengakibatkan minat serta aktivitas belajar siswa belum maksimal. Tindakan yang
dilakukan untuk memecahkan permasalahan agar dapat meningkatkan minat dan
aktivitas belajar siswa adalah dengan menerapkan model Problem Based Learning
untuk membelajarkan materi pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan yang berjumlah 10
orang. Jumlah siswa laki-laki 5 orang dan perempuan 5 orang. Penelitian ini
menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 4 tahap, meliputi
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.
Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang terdiri dari siklus I dan siklus II. Persentase
minat belajar siswa pra tindakan yaitu 43,06%, meningkat pasca tindakan menjadi
62,89% pada siklus I, dan 83,47% pada siklus II. Persentase aktivitas belajar siswa
pada siklus I mencapai 72,46% dengan kriteria tinggi, kemudian meningkat pada siklus II
menjadi 82,01% dengan kriteria sangat tinggi. Disimpulkan bahwa, penerapan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan pembelajaran matematika materi pecahan
pada siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan.
Kata Kunci: Materi Pecahan, Model Problem Based Learning, Pembelajaran Matematika.
1
Pendahuluan
Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar yang
diperoleh. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar (Ladimiyanto, 2014; Mariani, 2017; Saraswati
et al., 2013). Sedangkan menurut Hamalik dalam afandi (2023: 10), bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku pada orang dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari belum mampu kearah sudah mampu. Hasil
belajar dalam penelitian ini menekankan pada ranah kognitif. Penilaian yang
digunakan berupa tes tertulis pilihan jamak. Matematika sebagai ilmu yang tidak
dapat dipisahkan dari dunia pendidikan dan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mencetak SDM yang berkualitas. Matematika merupakan suatu
kenyataan bahwa penalaran dan argumentasi sangat sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik
suatu kesimpulan. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, di mana secara luas
logika dapat didefenisikan sebagai” pengkajian untuk berfikir secara sahih.
(khairunnisa: 2018). Hal ini dikarenakan matematika adalah ilmu yang
berhubungan dengan penalaran dan pola pikir manusia. Pembelajaran
matematika diharapkan akan menjadi solusi akhir yang tepat, valid dan dapat
diterima secara ilmiah oleh dunia pendidikan (Dewiyanti, 2018; Febriyanti &
Seruni, 2015; Wintari et al., 2014).
Kenyataan di lapangan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis di SD
Negeri 32 Paninjauan dimana guru menjadi subyek dalam pembelajaran, minat dan
aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 32 Paninjauan sangat terbatas terutama pada
mata
pelajaran Matematika. Dalam proses belajar mengajar siswa kurang aktif.
Misalnya, masih kurang beraninya siswa untuk bertanya, mengungkapkan
pendapatnya, serta aktivitas di dalam kelas hanya menyimak buku, mengerjakan soal
di depan kelas, mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru, dan diskusi
kelompok. Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru menggunakan metode
ceramah. Aktivitas
siswa
dalam
pembelajaran terbatas
pada
aktivitas
mendengarkan guru dan diskusi, tidak ada aktivitas lain yang mendukung proses
pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran yang demikian akan menyebabkan aktivitas
belajar siswa tidak optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan model pembelajaran yang
2
inovatif dan tepat untuk merangsang kemampuan bernalar siswa, karena pada
dasarnya belajar matematika secara keseluruhan merupakan belajar memecahkan
masalah.
Diantara model pembelajaran yang berkaitan dalam menangani permasalahan ini
yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Mengacu pada Fida,
PBL merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan memaparkan
sebuah permasalahan untuk peserta didik, yang selanjutnya diharapkan peserta didik
mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan kegiatan pembelajaran yang aktif
(Rahmantika Hadi, 2016). Menurut Agus (2016: 6) PBL adalah belajar dengan
memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian/penggalian
informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan masalah tersebut.
Sedangkan menurut Selvi Meilasari dalam jurnalnya, Problem Based
Learning (PBL) didefinisikan sebagai pembelajaran yang didasarkan pada masalah
yang lebih konteks, dimana dalam menyelesaikan masalah tersebut diperlukan sebuah
upaya atau rangkaian kegiatan dalam proses belajarnya (Meilasari et al., 2020).
Berpedoman pada penjelasan di atas mengenai rendahnya minat serta aktivitas
belajar siswa pada materi pecahan, serta pentingnya pembelajaran matematika, maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya Peningkatan
Minat Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika Materi
Pecahan Melalui Model Problem Based Learning (PBL) di Kelas IV SD Negeri 32
Paninjauan”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peningkatan
minat serta aktivitas belajar siswa mata pelajaran Matematika pada materi pecahan di
kelas IV SDN 32 Paninjauan dengan menggunakan pendekatan Problem Based
Learning (PBL).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik yaitu 1)
Meningkatnya pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan pada mata
pelajaran Matematika, khususnya materi pokok pecahan. 2) Meningkatnya minat dan
aktivitas belajar siswa Kelas IV SD Negeri Paninjauan pada mata pelajaran
3
Matematika materi pokok pecahan dengan kondisi belajar yang menyenangkan
melalui model Problem Based Learning. Manfaat bagi guru, yaitu: 1) Memperoleh
informasi mengenai penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran
matematika. 2) Meningkatnya performansi guru dalam mengelola pembelajaran
matematika, khususnya pada materi pecahan. Sedangkan manfaat bagi sekolah
diharapkan dapat mendukung SD Negeri 32 Paninjauan untuk menciptakan sekolah
dengan pembelajaran yang inovatif melalui penerapan model Problem Based
Learning. Penerapan model tersebut diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dan dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya. Selain itu, penelitian ini
dapat digunakan sebagai acuan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika di SD Negeri 32 Paninjauan.
Metode
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan dengan
jumlah siswa 10 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 5 orang siswa
perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2023/2024
yang dimulai dari tanggal 23 April sampai dengan 08 Mei 2024. Siklus I pada tanggal
29 April s.d 2 Mei 2024 dan pelaksanaan siklus II pada tanggal 06 Mei s.d 08 Mei
2024. SD Negeri 32 Paninjauan terletak di Jorong Paninjauan, Kenagarian
Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Jenis penelitian ini adalah Penelelitan Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini
tindakan kelas ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. PTK adalah riset aksi
yang implementasinya bisa dilihat, dialami, serta dihayati setelah itu timbul persoalan
apakah praktik-praktik pendidikan yang sepanjang ini dicoba mempunyai efektivitas
yang besar. Bila dengan analisis itu bisa disimpulkan kalau praktik-praktik
pendidikan tertentu semacam : pemberian pekerjaan rumah kepada siswa dikelas
tidak sanggup memicu siswa buat berpikir serta kebalikannya hingga bisa
diformulasikan secara tentative
aksi tertentu buat membetulkan kondisi tersebut
4
dengan lewat prosedur PTK. PTK terpaut dengan perkara aplikasi pendidikan tiap
hari dialami oleh para guru(Susilowati,2018).
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
1. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
a. Deskripsi Data Pra Tindakan
Hasil Pengisian Lembar Angket Minat Belajar Siswa
Kegiatan Pra Siklus dilakukan pada tanggal 23 April dikelas IV
SD Negeri 32 Paninjauan dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur dan meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan tentang materi pecahan.
Hasil rangkuman pengisian lembar angket minat belajar siswa
dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Diagram 1. Rangkuman Hasil Pengisian Angket Minat Belajar Siswa Pra
Tindakan
50
40
30
20
Skor Perolehan
10
Persentase
0
Kriteria
5
Berdasarkan diagram 1, hasil pengisian angket minat belajar siswa
pra tindakan menunjukkan adanya minat dengan kriteria sedang pada
keempat aspek. Persentase secara keseluruhan untuk minat belajar siswa
terhadap pembelajaran matematika materi pecahan sebelum model
Problem Based Learning diterapkan mencapai 43,06% dengan kriteria
sedang.
Hasil Pengisian Lembar Aktivitas Belajar Siswa
Kegiatan Pra Siklus dilakukan pada tanggal 23 April 2024
dikelas IV SD Negeri 32 Paninjauan dengan jumlah siswa sebanyak
10 orang. Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur dan meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan tentang materi
pecahan.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa pada pra
tindakan dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Diagram 2. Rangkuman Hasil Pengisian Aktivias Siswa Pra Tindakan
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Ketercapaian (%)
Kriteria
Berdasarkan diagram 2, hasil pengisian lembar aktivitas siswa pra
tindakan menunjukkan adanya aktivitas dengan kriteria sedang pada
keenam aspek. Persentase secara keseluruhan untuk aktivitas siswa
terhadap pembelajaran matematika materi pecahan sebelum model
6
Problem Based Learning diterapkan mencapai 34,56 % dengan kriteria
sedang.
b. Deskripsi Data Siklus I
Hasil Pengisian Lembar Angket Minat Belajar Siswa
Kegiatan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 29 April 2024 s.d 02
Mei 2024. Kegiatan ini dilaksanakan dikelas IV SD Negeri 32 Paninjauan
dengan jumlah 10 orang siswa.
Hasil pengisian lembar angket minat belajar siswa pasca siklus I
dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Diagram 3. Hasil Pengisian Lembar Angket Minat Belajar Siswa Pasca
Siklus I
80
60
Skor Perolehan
40
Persentase
20
Kriteria
0
Kesukacitaan Ketertarikan Perhatian Keterlibatan
Berdasarkan diagram 3, dapat diketahui bahwa persentase minat
belajar siswa pasca siklus I mencapai 62,89% dengan kriteria tinggi.
Demikian pula dengan keempat aspek dalam penilaian minat belajar
siswa yang mencapai kriteria tinggi. Namun demikian, persentase dan
kriteria yang telah dicapai pada pengisian lembar angket minat belajar
siswa pasca siklus I tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan
yang ditetapkan, yakni persentase mencapai lebih dari atau sama dengan
75% dengan kriteria sangat tinggi.
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
7
Setelah dilaksanakan kegiatan siklus I di kelas IV SD Negeri 32
Paninjauan didapatkan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa
pada siklus I dapat dilihat pada diagram berikut ini :
Diagram 4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ketercapaian
Siklus 1
Kriteria
Berdasarkan diagram 4 diatas , dapat diketahui bahwa aspek
pertama, yaitu kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran, mengalami
penurunan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2, yakni dari 84,03% menjadi
66,67%. Namun demikian, ketercapaian siklus I pada aspek tersebut
sudah mencapai kriteria sangat tinggi, yaitu 75,32%. Selain itu,
persentase tetap pada pertemuan 1 dan 2 terjadi pada asepek ke-5, yaitu
keterlibatan siswa dalam kegiatan konfirmasi, yakni 76,39%. Dengan
demikian, aspek tersebut telah mencapai kriteria sangat tinggi. Selain
kedua aspek di atas, keempat aspek yang lain mengalami peningkatan
dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Dari rata-rata persentase aktivitas
belajar siswa 70,60% pada pertemuan 1, meningkat menjadi 74,31% pada
pertemuan 2, sehingga didapatkan persentase aktivitas belajar siswa
selama siklus I sebesar 72,46%. Besarnya persentase tersebut telah
menunjukkan kriteria tinggi pada aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning.
Namun, hal itu masih belum mencapai indikator keberhasilan yang
8
ditetapkan, yaitu rata-rata persentase adalah lebih dari atau sama dengan
75% dengan kriteria sangat tinggi.
Hasil Pengamatan Peningkatan Kualitas Mengajar Guru
Hasil observasi keterampilan guru dalam rangka peningkatan
kualitas pembelajaran Matematika
melalui Problem Based Learning
dapat dijelaskan sebagai berikut: Dalam kegiatan pembelajaran guru
telah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai langkah-langkah
pembelajaran berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dibuat. Namun, terdapat kelemahan dimana dalam kegiatan membuka
pelajaran, guru memberikan apersepsi belum mengaitkan pengetahuan
yang dimiliki siswa dengan topik yang akan dipelajari. Selain itu guru
juga belum menginformasikan materi yang akan dipelajari jadi siswa
masih terlihat bingung. Selanjutnya, guru juga belum memberikan
motivasi belajar kepada siswa, sehingga siswa terlihat kurang
bersemangat. Serta dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan media
kurang optimal karena guru hanya menggunakan media pembelajaran
berupa papan tulis saja jadi peserta didik kurang bersemangat dalam
kegiatan proses pembelajaran. Selain itu, keterlibatan siswa juga masih
kurang dalam kegiatan proses pembelajaran karena masih ada beberapa
siswa yang terlihat tidak aktif dan pasif saat guru menerangkan
pembelajaran di depan kelas.
c. Deskripsi Data Siklus II
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 06 Mei s.d 08 Mei
2024 dikelas IV SD Negeri 32 Paninjauan dengan jumlah siswa sebanyak
10 orang. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
9
kelas IV SD Negeri 32 Paninjauan tentang materi pecahan yang sudah
dilakukan sebelumnya di tahap siklus I karena dianggap bellum berhasil.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa pada siklus II
dapat dilihat pada diagram berikut ini
Diagram 5. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II
120
100
80
60
40
20
0
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Ketercapaian siklus 1
Kriteria
Diagram 5 menunjukkan bahwa, hasil observasi aktivitas belajar
siswa pada siklus II telah mencapai hasil yang memuaskan. Namun
demikian, masih terdapat satu aspek yang termasuk dalam kriteria tinggi,
yaitu aspek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Terlepas dari
kekurangan tersebut, kelima aspek lainnya sudah masuk dalam kriteria
sangat tinggi, sehingga rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada
siklus I telah melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan,
yaitu aktivitas belajar siswa berada pada kualifikasi sangat tinggi dengan
rata-rata persentase adalah lebih dari atau sama dengan 75%.
Hasil Observasi Minat Siswa Siklus II
Data hasil rangkuman minat belajar siswa dapat dilihat pada
diagram berikut ini:
Diagram 6. Rangkuman Hasil Pengisian Angket Minat Belajar Pasca
Tindakan
10
100
80
60
40
20
0
Skor Perolehan
Persentase (%)
Kriteria
Berdasarkan diagram 6 diatas, maka dapat diketahui bahwa
minat belajar siswa pasca tindakan telah mencapai kriteria sangat
tinggi, dengan persentase 83,47%. Dengan demikian, hasil pengisian
angket minat belajar siswa telah memenuhi indikator keberhasilan
yang ditetapkan, yakni persentase lebih dari atau sama dengan 75%
dengan kriteria sangat tinggi.
Hasil Pengamatan Peningkatan Kualitas Mengajar Guru
Dari hasil beberapa temuan kolaborator dan peneliti adalah
sebagai berikut, dari segi guru yaitu waktu pembelajaran sudah dapat
digunakan
dengan
baik
dari
awal
pembelajaran
sampai
akhir
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru telah menggunakan
media yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga peserta didik
lebih semangat dan tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran. Serta
dalam kegiatan diskusi kelompok dalam pemecahan masalah siswa sudah
terlihat aktif dengan teman kelompoknya, dan aktif dalam kegiatan tanya
jawab sehingga suasana pembelajaran lebih kondusif. Selanjutnya guru
telah memberikan sebuah motivasi kepada peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga peserta didik lebih semangat dalam belajar.
Serta dalam penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning ini pada siklus kedua ini guru telah melaksanakan rencana
pembelajaran dengan sebaik mungkin sesuai dengan perencanaan yang
11
telah dibuat. Karena pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru sudah
berhasil sepenuhnya membangkitkan aktivitas belajar siswa, hal ini
terlihat sudah semua siswa siap untuk menerima pelajaran, serta siswa
aktif mengikuti pelajaran selama proses pembelajaran.
2. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
a. Minat Belajar Siswa
Persentase minat belajar siswa pasca siklus I mencapai 62,89% dengan
kriteria tinggi, kemudian pasca siklus II meningkat menjadi 83,47% dengan
kriteria sangat tinggi. Dengan demikian, hasil pengisian angket minat belajar
siswa telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, yakni
persentase lebih dari atau sama dengan 75% dengan kriteria sangat tinggi.
Secara visual, perbandingan minat belajar siswa pra tindakan dan
pasca tindakan dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram 7. Perbandingan Minat Belajar Siswa Pra Tindakan dan Pasca
Tindakan
Diagram 7 diatas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat
belajar siswa pasca tindakan. Selisih antara besarnya persentase minat
belajar siswa pra tindakan dan pasca tindakan, yang ditunjukkan pada
diagram tersebut cukup tinggi. Peningkatan hasil pengisian angket minat
belajar siswa pasca tindakan membuktikan bahwa, penerapan model
Problem Based Learning pada pembelajaran matematika materi pecahan di
SD Negeri 32 Paninjauan dapat meningkatkan minat belajar siswa.
12
b. Aktivitas Belajar Siswa
Perbandingan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan
siklus
II
dapat
dilihat
pada
diagram
berikut
ini:
Diagram 8. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Berdasarkan diagram 8 diatas, persentase aktivitas belajar siswa secara
umum, yaitu 72,46% pada siklus I dan 82,01% pada siklus II. Meningkatnya
persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ditunjukkan dengan
meningkatnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Siswa sudah
memiliki keberanian dalam berpendapat atau menanggapi pernyataan teman.
Selain itu, rasa percaya diri siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi
semakin tinggi, hal ini dibuktikan dengan suara lantang dan sikap tegas siswa
dalam melakukan presentasi. Perubahan-perubahan perilaku siswa pada siklus
I dan II telah membuktikan bahwa, penerapan model Problem Based Learning
pada pembelajaran matematika materi pecahan di IV SD Negeri 32
Paninjauan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Peningkatan Kualitas Mengajar Guru
Kualitas guru dalam mengajar pada siklus I ini masih tergolong
sedang, ini dibuktikan bahwa dalam kegiatan membuka pelajaran guru
memberikan apersepsi dengan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa
dengan topik yang akan dipelajari. Akan tetapi apersepsi yang diberikan
13
belum mengarah kepada pengetahuan yang dimiliki siswa. Namun, pada
siklus II sudah terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran dimana siswa
sudah berpastisipasi dalam proses pembelajaran yang tidak hanya berpusat
kepada guru saja. Serta dalam penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning ini, juga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
mengajar guru. Karena Pada siklus kedua ini guru telah melaksanakan
rencana pembelajaran dengan sebaik mungkin sesuai dengan perencaan yang
telah dibuat. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru sudah berhasil
sepenuhnya membangkitkan aktivitas belajar siswa, hal ini terlihat sudah
semua siswa siap untuk menerima pelajaran, serta siswa aktif mengikuti
pelajaran selama proses pembelajaran.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut: Pertama,
pembelajaran matematika pada materi pecahan dengan menerapkan model
Problem Based Learning yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 32
Paninjauan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Kedua penerapan model
Problem Based Learning dapat menjadikan siswa aktif berpartisipasi dalam
diskusi dan berpikir kritis. Ketiga, penerapan model Problem Based Learning
ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas mengajar guru. Karena
guru berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan telah berhasil
meningkatkan minat dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta
telah menggunakan media pembelajaran secara optimal sesuai dengan materi
pelajaran yang disampaikan.
B. Saran
Saran pada penelitian ini merupakan saran dari peneliti berkaitan
dengan penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran. Saran
yang dapat peneliti berikan yaitu sebagai berikut: (1) Model Problem Based
14
Learning perlu disosialisasikan agar lebih sering diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan performansi guru, minat belajar
siswa, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. (2) Media pembelajaran
yang digunakan sebaiknya lebih bervariasi, sehingga siswa lebih memahami
materi yang disampaikan guru. (3) Pengelolaan kelas sebaiknya disesuaikan
dengan alokasi waktu, serta sarana dan prasarana yang tersedia, agar seluruh
rangkaian proses pembelajaran dapat berjalan dengan tertib dan lancar. (4)
Pihak sekolah hendaknya memberikan kesempatan, motivasi, sarana dan
prasarana bagi guru yang hendak melakukan inovasi pembelajaran. (5)
Praktisi pendidikan atau peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini
sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lain dengan model
pembelajaran yang berbeda, sehingga diperoleh berbagai alternatif inovasi
model pembelajaran.
15
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M., dkk. 2023. Model dan Metode Pembelajaran di sekolah. Semarang :
UNISSULA PRESS
Agus, Kadek, S. Dkk. 2016. Buku Pedoman Problem Based Learning (Pbl).
Denpasar: UNIVERSITAS UDAYANA
Dewiyanti, N. K. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Team Games
Tournament (TGT) Berbantuan Media Permainan Ular Tangga terhadap Hasil
Belajar Matematika. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran
Febriyanti, C., & Seruni, S. (2015). Peran Minat dan Interaksi Siswa dengan
Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Formatif: Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA
Khairunnisa, Afidah. 2018. Matematika Dasar. Depok: Rajawali Pers
Ladimiyanto, A. (2014). Pengaruh Implementasi Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan Model TAI dan TPS terhadap Hasil Belajar Matematika.
Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika
Mariani. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Pembagian Pada Siswa Kelas
II SD Muhammadiyah 4 Batu. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran)
Meilasari, S., Damris M, D. M., & Yelianti, U. (2020). Kajian Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran di Sekolah.
BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi Dan Sains
Saraswati, N. L., Dibia, I. K., & Sudiana, I. W. (2013). Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas III SD Di Gugus I Kecamatan Buleleng.
Susilowati, D (2018). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) solusi alternative
problematika pembelajaran. Jurnal Ilmiah Edunomika,2 (1)
Wintari, N. L. M. D., Wiyasa, I. K. N., & Putra, M. (2014). Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team-Assisted
Individualization
(TAI)
Dalam
Upaya Meningkatkan Interaksi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV
SD Negeri 6 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2013/2014.
16
Download