LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMIPADAT ACARA V KRIM KELOMPOK 7 : Ervina Handayani (K1A020017) Farreh Alan Maulana (K1A020019) Kerthika Ayu Wandeni (K1A020033) Syauzatta Amani (K1A020075) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2022/2023 1. PENDAHULUAN a. Alasan Pembuatan ● Gentamisin sulfat dibuat dalam sediaan krim karena lebih aman dibandingkan penggunaan oral, intravena, maupun injeksi. Krim dipilih daripada sediaan yang lain karena memiliki kelebihan seperti mudah menyebar rata dan lebih mudah dibersihkan. ● Gentamisin sulfat memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus ● aureus dan Streptococcus pyogenes yang merupakan jenis bakteri patogen pada infeksi kulit sehingga gentamisin dapat dijadikan zat aktif sebagai krim infeksi kulit. Gentamisin sulfat memiliki penetrasi yang baik ke dalam kulit (bersifat lipofilik) sehingga dapat mencapai lokasi infeksi dengan lebih efektif dan membunuh bakteri penyebab infeksi karena dapat menembus lapisan kulit yang lebih dalam. b. Farmakologi (MIMS, 2023) Mengikat subunit ribosom 30S yang mengakibatkan membran sel bakteri rusak sehingga sintesis protein bakteri terganggu (bakterisid). c. Dosis (MIMS, 2023) Dioleskan dengan lembut pada area yang terkena sebanyak 3-4 kali sehari (sebagai krim 0,1%). d. Efek samping (MIMS, 2023) Efek samping yang dapat muncul antara lain Eritema (kemerahan pada kulit), pruritus (gatal pada kulit), ruam, hipersensitivitas, dan purpura. e. Farmakokinetika (MIMS, 2023) ● ● ● ● Absorbsi : Cepat diserap melalui intramuskular (IM) dan waktu yang diperlukan untuk mencapai plasma puncak yaitu 30-60 menit. Distribusi : Berdifusi terutama ke dalam cairan ekstraseluler; penetrasi minimal ke CSF (cairan serebrospinal) dan jaringan okular karena bersifat polar. Volume distribusi sebesar 0,2-0,3 L/kg dan pengikatan protein plasma <30%. Metabolisme : Sebagian besar gentamisin diekskresikan tanpa dimetabolisme oleh filtrasi glomerulus. Hal tersebut memungkinkan konsentrasi urin hampir 100 kali lipat lebih tinggi daripada serum. Eliminasi : Eliminasi atau ekskresi melalui urin dengan 70% sebagai obat yang tidak berubah dan memiliki waktu paruh eliminasi plasma 2-3 jam. 2. DATA PREFORMULASI ZAT AKTIF Gentamisin Sulfat (FI VI: 662, 664) ● Nama resmi ● Sinonim ● Struktur ● BM ● Pemerian ● Kelarutan ● Titik Leleh ● Stabilitas ● Inkompatibilitas ● pH Stabilitas ● Penyimpanan : Gentamisin Sulfat : Garam sulfat; Gentamicin sulfate; Gentamycini sulfas; Gentamycin suphate : : 681,80 : Serbuk berwarna putih sampai kekuningan : Larut dalam air (1:10-30); tidak larut dalam etanol, kloroform, aseton, eter dan benzen : 204-208°C(tergantung kondisi dan penanganan) : Stabil dalam bentuk krim pada jangka waktu yang cukup lama. Krim gentamisin sulfat stabil pada wadah kedap udara dan kedap cahaya serta dijaga dari kelembaban Inkompatibilitas dengan larutan elektrolit yang mengandung : kalsium karena kalsium dapat mengikat gentamisin sulfat dan mengurangi efektivitasnya. Gentamisin sulfat juga inkompatibilitas dengan beberapa jenis obat lain seperti ampisilin, penisilin, ataupun heparin karena dapat mengakibatkan terjadinya pengikatan atau pengendapan yang dapat mengurangi efektivitas dari gentamisin sulfat. : 3,5-6,0 : Disimpan dalam wadah tertutup rapat atau dalam tube yang dapat ditekan, hindarkan dari panas berlebih. 3. PERMASALAHAN FARMASETIK DAN SOLUSI Permasalahan farmasetika Solusi Krim mengandung banyak air Diberikan pengawet seperti nipagin dan nipasol untuk menjaga sediaan agar tidak ditumbuhi jamur Asam stearat sukar larut dalam air Dilelehkan asam stearat yang diletakkan diatas gelas beaker yang berisi air dimana gelas beaker dipanaskan menggunakan hotplate. Krim mengandung dua fase yang tidak bercampur Diberikan alkalizing agent untuk menstabilkan krim (TEA) Aroma sediaan Diberikan aqua rosae sebagai pengaroma pada krim 4. RANCANGAN FORMULA Nama Bahan Fungsi Kadar (%) Bobot per 1 Wadah (20 gram) Bobot 1 Batch (20 g + 10%) (gram) Air yang dibutuhkan Gentamisin Sulfat Zat Aktif 0,1 0,02 0,11 30 x 0,11 = 3,3 mL 5 mL Parafin cair Meningkat kan daya sebar 10 2 11 - Asam Stearat Agen pengemulsi 15 3 16,5 - TEA Alkalizing agent 1,5 0,3 1,65 - Nipagin Pengawet 0,2 0,04 0,22 (1 dalam 20 air panas) 20 x 0,22 = 4,4 5 mL Nipasol Pengawet 0,2 0,04 0,22 - Gliserin Emolien 5 1 5,5 - Sweet orange q.s - Aquadest Pelarut ad 20 gr 5. DATA PREFORMULASI BAHAN TAMBAHAN Parafin Cair (HOPE E.VI: 445) ● Nama resmi ● Sinonim : Mineral Oil : Avatech; Drakeol; heavy mineral oil; heavy liquid petrolatum; liquid petrolatum; paraffin oil; paraffinum liquidum; Sirius; white mineral oil ● Struktur : ● BM : 338,696 ● Pemerian ● Kelarutan ● Titik Leleh ● Stabilitas ● Inkompatibilitas ● pH Stabilitas ● Penyimpanan Asam Stearat (HOPE E.VI: 697) ● Nama resmi ● Sinonim ● Struktur ● BM ● Pemerian ● Kelarutan ● Titik Leleh ● Stabilitas ● Inkompatibilitas ● pH Stabilitas ● Penyimpanan TEA (HOPE Edisi VI) ● Nama resmi ● Sinonim ● Struktur : Cairan berminyak transparan tidak berwarna, kental, tanpa fluoresensi di siang hari. Praktis tidak berasa dan tidak berbau saat dingin, dan memiliki bau minyak yang samar saat dipanaskan : Praktis tidak larut dalam etanol 95% dan air; larut dalam aseton, benzena, kloroform, karbon disulfida, eter, dan petroleum eter; Larut dengan minyak atsiri dan fixed oil kecuali minyak jarak : -24°C : Mudah teroksidasi oleh panas dan cahaya. Oksidasi dimulai dengan pembentukan peroksida menunjukkan periode induksi. Dalam kondisi biasa, periode induksi dapat memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Namun setelah terbentuk peroksida, oksidasi lanjut adalah autokatalitik yang terjadi dengan cepat. Oksidasi menghasilkan pembentukan aldehida dan asam organik yang memberikan rasa dan bau. Stabilizer mungkin ditambahkan untuk menghambat oksidasi. : Inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat seperti asam nitrat : : Harus disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering : Stearic acid : Acidum Stearicum; Asam Setilasetat; Asam 2-heptadekanakarboksilat : : 284,47 : Agak keras, berwarna putih atau agak kuning mengkilap, padatan kristal atau bubuk putih atau putih kekuningan. Sedikit bau (dengan ambang bau 20 ppm) dan rasa seperti lemak. : Larut bebas dalam benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dan eter; larut dalam etanol (95%), heksana, dan propilen glikol; praktis tidak larut dalam air. : : Stabil, dapat ditambahkan antioksidan : Tidak cocok dengan kebanyakan logam hidroksida dan mungkin tidak kompatibel dengan basa, zat pereduksi, dan zat pengoksidasi : : Disimpan dalam wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering : Triethanolamine : Daltogen; Tealan; Triethanolamine; Tris(hydroxyethyl)amin. : Tri hydroxyethylamine; ● BM ● Pemerian ● ● ● ● ● ● Kelarutan Titik Leleh Stabilitas Inkompatibilitas pH Stabilitas Penyimpanan Nipagin ● Nama resmi ● Sinonim ● ● ● ● Struktur BM Pemerian Kelarutan ● Titik Leleh ● Stabilitas ● Inkompatibilitas ● pH Stabilitas : 149,19 g/mol : Cairan kental tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik : Mudah larut dalam air dan etanol 95% : -59°C : Dapat berubah menjadi coklat akibat paparan udara dan cahaya : Sensitif terhadap paparan udara dan cahaya : 10,5 : Dalam wadah tertutup rapat dan terlindungi dari cahaya : Metil p-hidroksibenzoat : Aseptoform M; CoSept M; E218; 4-hydroxybenzoic acid; methyl ester; metagin; Methyl Chemosept; methylis parahydroxybenzoas; methyl p-hydroxybenzoate; Methyl Parasept; Nipagin M; Solbrol M; Tegosept M; Uniphen P-23 : : 152,15 : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau : Sukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter. Larut 1 dalam 20 bagian air mendidih : Antara 125 - 128°C : Larutan metilparaben berair pada pH 3–6 dapat disterilkan dengan autoklaf pada 1208C selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Larutan berair pada pH 3–6 stabil (kurang dari 10% dekomposisi) hingga sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sementara larutan berair pada pH 8 atau lebih tunduk pada hidrolisis cepat (10% atau lebih setelah penyimpanan sekitar 60 hari pada suhu kamar); : Aktivitas antimikroba dari methylparaben dan paraben lainnya adalah sangat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti sebagai polisorbat 80, sebagai hasil dari miselisasi.(10,11) Namun, propilen glikol (10%) telah terbukti mempotensiasi aktivitas antimikroba dari paraben di hadapan nonionik surfaktan dan mencegah interaksi antara methylparaben dan polisorbat 80.(12) Ketidakcocokan dengan zat lain, seperti bentonit,(13) magnesium trisilikat,(14) bedak, tragakan,(15) natrium alginat,(16) minyak atsiri,(17) sorbitol,(18) dan atropin,(19) telah dilaporkan. Dia juga bereaksi dengan berbagai gula dan alkohol gula terkait.(20) Penyerapan metilparaben oleh plastik juga telah dilaporkan; jumlah yang diserap tergantung pada jenis plastik dan kendaraan. Telah diklaim bahwa kepadatan rendah dan kepadatan tinggi botol polietilen tidak menyerap methylparaben.(21) Methylparaben berubah warna dengan adanya besi dan mengalami hidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat. : 3-6 ● Penyimpanan Nipasol ● Nama resmi ● Sinonim ● Struktur ● BM ● Pemerian ● Kelarutan ● Stabilitas ● Inkompatibilitas ● pH Stabilitas ● Penyimpanan Gliserin (FI VI, 2020; HOPE Edisi VI) ● Nama resmi ● Sinonim ● Struktur ● BM ● Pemerian ● Kelarutan ● Titik Leleh ● Stabilitas ● Inkompatibilitas : Dalam wadah tertutup baik, kering dan sejuk : Prophylparaben : Aseptoform P; CoSept P; E216; 4-hydroxybenzoic acid propyl ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl Aseptoform; propyl butex; Propyl Chemosept; propylis parahydroxybenzoas; propyl phydroxybenzoate; Propyl Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23. : : 180,20 : Serbuk hablur putih tidak berbau dan tidak berasa : Larut dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkalihidroksida : Stabil jika disimpan dalam wadah tertutup baik : Aktifitas menurun dengan adanya surfaktan nonionik, magnesium aluminium silikat, magnesium trisilikat, yellow iron oxide, dan ultramarine blue : 4-8 : Dalam wadah tertutup baik : Glycerin : Croderol; E422; Glicerol; Glycerine; Glucerolum; Glycon : : 92,09 : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, manis diikuti rasa hangat, higroskopik. : Larut dalam air, etanol 95%, metanol; larut 1 dalam 500 : 17,8°C : Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh atmosfer dalam kondisi penyimpanan biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan evolusi akrolein beracun. Campuran dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol stabil secara kimia. : Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan oksidator kuat seperti kromium trioksida, kalium klorat, atau kalium permanganat.Dalam larutan encer, reaksi berlangsung lebih lambat dengan beberapa produk oksidasi yang terbentuk. Perubahan warna hitam dari gliserin terjadi dengan adanya cahaya, atau kontak dengan seng oksida atau basa bismut nitrat.Kontaminan besi dalam gliserin bertanggung jawab atas penggelapan dalam warna campuran yang mengandung fenol, salisilat, dan tanin. Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam ● pH Stabilitas ● Penyimpanan Aquadest ● Nama resmi ● Sinonim ● Struktur ● ● ● ● ● ● BM Pemerian Kelarutan Titik Leleh Stabilitas Inkompatibilitas ● pH Stabilitas ● Penyimpanan gliseroborat, yaitu asam lebih kuat dari asam borat. : : Dalam wadah tertutup rapat pada suhu ruang : Aqua Destillata : Aquadest, Air Suling, Air Murni : : : : : : : 18,02 Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa Larut dalam etanol dan gliserin 0°C Meta alkali, magnesium oksida, garam anhydrous, bahan organik dan kalsium karbid : 7 : Dikemas menggunakan wadah non reaktif dan tertutup 6. ALAT DAN BAHAN ● Alat : - Batang pengaduk (1) - Cawan porselin (2) - Gelas arloji (1) - Gelas ukur 100 mL (1) - Gelas ukur 10 mL (1) - Gelas ukur 50 mL (1) - Gelas beaker 10 mL (1) - Gelas beaker 100 mL - Hot plate (1) - Kaca preparat (1) - Kertas pH (1) - Mortir dan stamper (1) - Neraca analitik digital (1) - Sendok tanduk (1) - Sendok besi (1) - Tube krim untuk 20 g (5) ● Bahan : - Gentamisin sulfat - Asam stearat - Parafin cair - Nipasol - Nipagin - TEA - Gliserin - Sweet orange (1) 0,11 gr 16,5 gr 11 gr 0,22 gr 0,22 gr 1,65 gr 5,5 gr q.s 7. PROSEDUR PEMBUATAN ● Persiapan alat dan penimbangan bahan 1. menyiapkan alat dan bahan praktikum 2. menyiapkan masing-masing wadah krim 3. menimbang asam stearat gentamisin sulfat, TEA propil paraben serta metil paraben pada neraca analitik 4. mengukur aquades yang ingin digunakan menggunakan gelas ukur ● Pembuatan fase minyak 1. Dimasukkan asam stearat kedalam cawan porselin, dan dilelehkan pada hot plate 2. Dimasukkan parafin cair kedalam fase minyak 3. Ditambahkan propil paraben dan diaduk diatas hot plate dengan suhu sebesar 70oC ● Pembuatan Fase Cair 1. Dimasukkan metil paraben kedalam gelas beaker dan ditambahkan dengan aquades 2. Aduk hingga bahan homogen pada hotplate dengan suhu sebesar 70oC 3. Ditambahkan TEA 4. Diaduk semua bahan hingga homogen diatas hot plate tambahkan dengan aquades sisa ● Pencampuran bahan 1. Dimasukkan larutan fase minyak kedalam mortir panas dan ditambahkan dengan larutan fase cair sedikit hingga sedikit 2. Gerus kencang hingga homogen hingga terbentuk konsistensi seperti krim 3. Ditambahkan gentamisin sulfat kedalam mortir kemudian gerus hingga homogen 4. Ditambahkan sweet orange beberapa tetes kemudian digerus kembali hingga homogen 5. Dilakukan evaluasi IPC (In Process Control) dengan melakukan beberapa uji pada sediaan. 8. EVALUASI SEDIAAN ● Evaluasi Fisik No Jenis Evaluasi Prinsip dan Syarat 1 Uji Organoleptis Uji evaluasi organoleptis bertujuan untuk mengamati warna, bau dan tekstur pada sediaan krim, uji organoleptis akan berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna oleh karena itu sebaiknya sediaan memiliki warna dan aroma yang menarik (Purwaningsih et al., 2020) Hasil 2 Uji Homogenitas ● Jika sediaan krim telah homogen maka diasumsikan kadar zat aktif akan selalu sama pada saat pengambilan (Purwaningsih et al., 2020) ● Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara sediaan dioleskan secara merata dan tipis pada kaca arloji. Krim harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya bintik-bintik 3 Uji Viskositas ● Pengujian viskositas krim bertujuan untuk mengetahui besar tahanan yang dihasilkan krim dilakukan menggunakan alat viscometer BrookField (Pratasik et al., 2019) ● Persyaratan viskositas yang baik pada sediaan semi solid adalah sebesar 4000-40.000 cPs (Pratasik et al., 2019) 4 Uji Daya Sebar ● Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyebaran krim didalam kulit, krim yang baik memiliki daya sebar yang besar (Purwaningsih et al., 2020) ● Sediaan ditimbang ± 0,5 gram, diletakkan pada kaca. Bagian tengah diberi anak timbangan sebagai beban dan dibiarkan 1 menit. Diameter krim yang menyebar 27 (dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi). Beban yang digunakan adalah 50 gram, 100 gram, 200 gram dan 300 gram ● Diameter daya sebar yang nyaman dalam penggunaanya untuk sediaan semi solid yaitu 5-7 cm (Pratasik et al., 2019) 5 Uji Daya Lekat ● Pengujian daya lekat bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan krim untuk melekat pada kulit. Daya lekat yang baik memungkinkan krim tidak mudah lepas dan semakin lama melekat pada kulit, sehingga dapat menghasilkan efek yang diinginkan (Pratasik et al., 2019) ● Sediaan ditimbang sebanyak ± 0,25 gram dilekatkan diantara dua gelas objek. Ditekan dengan beban sebesar 1 kg selama 5 menit. Setelah itu beban diambil kemudian gelas objek diangkat menggunakan tangan. Dihitung waktu gelas objek jatuh (terlepas antara keduanya) ● Menurut Rachmalia et al., (2016), persyaratan daya lekat yang baik untuk sediaan topikal adalah lebih dari 4 detik 6 Uji Tipe Krim ● Uji tipe krim bertujuan untuk mengamati tipe krim pada sediaan, menggunakan metode dispersi warna (Purwaningsih et al., 2020) ● Pemeriksaan tipe krim dilakukan dengan cara memberikan satu tetes larutan metilen biru pada 0,1 gram krim, kemudian diamati penyebaran warna metilen biru dalam sediaan dibawah mikroskop. Jika warna menyebar secara merata pada sediaan krim, berarti tipe krim adalah minyak dalam air (M/A), tetapi jika warna hanya berupa bintik-bintik, berarti tipe krim adalah air dalam minyak (A/M) (Depkes RI, 1985) ● Evaluasi Kimia No Jenis Evaluasi 1 Uji pH Prinsip dan Syarat Hasil ● Pemeriksaan pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat tersebut dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan ● pH normal kulit yaitu 4,5- 6,8 (Lambers et al., 2006) yang direkomendasikan sebagai pH yang sesuai dalam formulasi krim kulit kosmetik DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia, edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia, edisi VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Pratasik, M. C. M., Yamlean, P. V. Y., & Wiyono, W. I. (2019). FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN KRIM SESEWANUA (Clerodendron squamatum EKSTRAK ETANOL DAUN Vahl.). Pharmacon, 8(2), 261. https://doi.org/10.35799/pha.8.2019.29289 Purwaningsih, N. S., Romlah, S. N., & Choirunnisa, A. (2020). Literature Review Uji Evaluasi Sediaan Krim. Edu Masda Journal, 4(2), 108. https://doi.org/10.52118/edumasda.v4i2.102 Rachmalia N., Mukhlishah I., Sugihartini N., Yuwono T. 2016. Daya Iritasi dan Sifat Fisik Sediaan Salep Minyak Atsiri Bunga Cengkih (Syzigium aromaticum) pada Basis Hidrokarbon. Maj. Farmaseutik. 12:372-376. Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients (VI ed.). Pharmaceutical Press. London.