Nama : Sarah Azka Rahmani NPM : 170310200052 Mata Kuliah : Supervisi Pekerjaan Sosial Essay Ujian Akhir Semester Pekerjaan Sosial adalah sebuah profesi pertolongan yang memiliki tiga elemen pokok untuk mendukung praktek profesional yang dilaksanakannya. Pengetahuan tentang supervisi adalah salah satu kerangka pengetahuan yang sangat penting untuk menegakkan praktik dukungan profesional. Hal ini sangat penting karena pekerja sosial bekerja untuk organisasi layanan sosial di mana mereka dapat berfungsi sebagai anggota staf, umumnya dikenal sebagai pekerja garis depan, dan posisi supervisi. Oleh karena itu, calon pekerja sosial sebenarnya membutuhkan informasi pendukung selama mengikuti proses pendidikan guna memenuhi tuntutan klien dan memenuhi harapan masyarakat luas terhadap keberadaan lembaga pelayanan sosial dan praktik profesi pekerjaan sosial. Ketika supervisi melihat kebutuhan untuk mempekerjakan pekerja sosial sebagai staf di lembaga layanan sosial tempat mereka bekerja, mereka melakukan fungsi administratif, yang unik untuk supervisi dalam pekerjaan sosial. Supervisor bertugas memutuskan kualifikasi yang dibutuhkan pekerja sosial untuk bergabung dengan tim kerja mereka, secara administratif memilih aplikasi yang dikirim, menjalankan serangkaian tes, termasuk wawancara, dan mengusulkan salah satu prospek teratas ke departemen kepegawaian atau sumber daya manusia. Kemudian fungsi edukatif, pelaksanaan fungsi edukatif ini diantaranya adalah dengan memberikan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial, terutama sekali apabila terdapat teknologi baru yang dibutuhkan agar proses intervensi terhadap klien dapat berlangsung lebih efektif. Fungsi yang terakhir adalah fungsi suportif. Dimana selama pelaksanaan proses pertolongan, pekerja sosial tidak dapat melepaskan diri dari tekanan psikologis yang dialami seperti frustasi, jenuh, merasa tidak dihargai, kecewa, dan perasaan negatif lainnya. Permasalahan ini apabila tidak dapat tertangani secara cepat dan tepat dikhawatirkan dapat mempengaruhi moral kerja para pekerja sosial yang lain sehingga berimplikasi luas terhadap menurunnya kualitas pelayanan yang dapat memberikan dampak buruk dalam bentuk hilangnya kepercayaan klien, masyarakat, dan pemangku kepentingan lain yang selama ini memberikan dukungan serta apresiasi positif terhadap kinerja lembaga layanan sosial (Adi, Franciscus). Tentunya ada keterkaitan antara supervisor dan yang disupervisi dalam praktek supervisi pekerjaan sosial tentunya. Hubungan supervisor-supervisor harus bergairah dan ramah. Namun dalam prakteknya, kejadian yang tidak menyenangkan seperti krisis pengawasan seringkali terjadi selama proses pengawasan ini. Jika yang diawasi atau penyelia menunjukkan perilaku disfungsional, krisis pengawasan dapat berkembang. Hal ini pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan dalam proses pengawasan itu sendiri. Pada kenyataannya, hubungan antara supervisor dan yang disupervisi seringkali tidak seperti yang diharapkan. Masalah dengan pengawasan sering muncul. Konflik pengawasan yang berkembang antara pengawas adalah sumbernya. Terjadinya perilaku disfungsional baik dari supervisor maupun yang disupervisi itu sendiri dapat menimbulkan krisis supervisi antara supervisor dan yang disupervisi. Akibatnya, terjadi krisis pengawasan yang berlebihan oleh supervisor serta krisis supervisi yang berlebihan. Selain itu, krisis pengawasan yang sering muncul juga terjadi karena dilebih-lebihkan. Dilema supervisi adalah sesuatu yang sangat tidak baik jika terjadi di dalam proses supervisi pekerjaan sosial. Oleh karena itu, saran yang dapat adalah sebaiknya bagi seorang supervisor harus dapat memahami dan mendukung supervisee agar supervisee tersebut dapat merasa nyaman. Begitu juga bagi supervisee, mereka harus dapat berperilaku baik dan menunjukkan sikap hormat terhadap supervisor. Jika hal tersebut dapat terlaksana, maka dapat dipastikan akan tercipta suatu hubungan yang baik di antara supervisor dan supervisee di dalam praktik supervisi pekerjaan sosial (Sidik, Rama, & Saprudin 2017) Contoh Kasus : Ekspansi populasi yang cepat, seiring dengan kemajuan sosial budaya, politik, ekonomi, dan teknologi, semuanya memiliki dampak langsung atau tidak langsung pada nilai dan budaya suatu bangsa. Suatu bangsa dapat berbangga dengan betapa mulusnya kemajuan dan pembangunan yang tampak berjalan pada tingkat materi. Kenyataan sebenarnya telah terjadi kesenjangan yang sangat mencolok. Berkaitan dengan akses terhadap ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia, modal finansial, dan teknologi, distribusi kekayaan dan kesejahteraan masyarakat kacau dan tidak merata. Konsekuensi lebih lanjut termasuk fakta bahwa banyak anak turun ke jalan untuk mencari pekerjaan, banyak dari mereka terpaksa putus sekolah untuk menghidupi keluarga mereka secara finansial. sehingga terjadi peningkatan jumlah anak jalanan yang nyata di kota-kota besar. Karena biaya kebutuhan pokok meningkat, banyak keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka. Memanfaatkan seluruh anggota keluarga untuk bekerja mencari nafkah merupakan salah satu upaya yang dilakukan keluarga untuk mengatasi hal tersebut. (Arfan, 2012) Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan bahwa anak jalanan merupakan kelompok masyarakat yang harus mendapatkan perhatian lebih karena mereka sangat rentan terkena bahaya penyalahgunaan narkoba. Terjadinya penyalahgunaan narkoba disebabkan karena dua faktor. Faktor pertama karena faktor genetik dan faktor kedua adalah faktor lingkungan. Faktor genetik dapat terjadi apabila orangtua anak tersebut menggunakan narkoba. Sedangkan faktor kedua, yaitu faktor lingkungan terjadi akibat adanya penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekitar yang menyebabkan seseorang akhirnya ikut-ikutan. Kelompok anak jalanan, lanjut Diah, harus diperhatikan karena dalam usia yang masih sangat muda mereka harus hidup di lingkungan yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Banyak dari anak jalanan yang putus sekolah dan menghidupi dirinya sendiri di jalanan, sehingga mereka menjadi rentan terkena bahaya peredaran dan penyalahgunaan narkoba. (Anggriawan, 2014) Maka dari itu salah satu bentuk supervisi yang dapat dilakukan adalah melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) tim supervisi BNN dapat melakukan observasi terhadap anak jalanan yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Hal tersebut dilaksanakan sebagai upaya untuk mengetahui situasi tingkat penyalahgunaan narkoba pada kelompok anak jalanan di Indonesia. Dengan itu proses supervisi yang dilaksanakan diharapkan dapat menghasilkan data yang aktual dan faktual berkaitan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada kelompok tersebut. Selain itu, sebagai masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan strategi dan program di bidang penegakan hukum serta untuk mengembangkan program khusus pada kelompok tersebut. Selain itu, sebagai masukan bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan strategi dan program di bidang penegakan hukum serta untuk mengembangkan program khusus pada kelompok tersebut. Kegiatan supervisi dilaksanakan untuk membuat analisa evaluasi terhadap kegiatan survei yang telah dilaksanakan. Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dapat berupa pengisian checklist sebagai pedoman supervisi, diskusi, pemberian arahan dan petunjuk terhadap koordinasi lapangan. (BNN RI, 2010) Daftar Pustaka Adi, Franciscus. (2017). SUPERVISI PEKERJAAN SOSIAL. unej.ac.id. https://repository.unej.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/104973/Fisip_M Odul_Franciscus_SUPERVISI%20PEKERJAAN%20SOSIAL.pdf?sequence=1 Anggriawan, Fiddy. (2014, September 29). Anak Jalanan Rentan Penyalahgunaan Narkoba. SINDOnews.com. https://nasional.sindonews.com/berita/906276/15/anak-jalanan-rentan-penyalahg unaan-narkoba Arfan, Dimas. (2012). EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH SETARA SEMARANG. Neliti. https://media.neliti.com/media/publications/101056-ID-none.pdf Munggis, Ahmad. (2014). Supervisi Pendidikan Artikel Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir semester mata Kuliah : Supervisi pendidikan SEKOLAH tinggi agama Islam NEGERI kudus. Academia.edu - Share research. https://www.academia.edu/10133598/Supervisi_Pendidikan_Artikel_Disusun_G una_Memenuhi_Tugas_Akhir_Semester_Mata_Kuliah_Supervisi_pendidikan_S EKOLAH_TINGGI_AGAMA_ISLAM_NEGERI_KUDUS Sandi, Faradilla, & Rudi. (2017). DILEMA SUPERVISI DALAM PRAKTIK SUPERVISI PEKERJAAN SOSIAL. Jurnal Penelitian & PPM, 04(2), 129. https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/14391/6945#:~:text=Dilema %20supervisi%20adalah%20suatu%20hal,disfungsi%20dari%20supervisor%20 maupun%20supervisee