Uploaded by Mohammad Rizqi Aunillah

LAPRAK FRAIS

advertisement
BAB II
MESIN FRAIS
2.1
Pendahuluan
2.1.1
Latar Belakang
Proses pemotongan material yang disertai dengan terbentuknya material
sisa dalam bentuk geram (chip) disebut proses machining. Pada proses machining
terjadi gerak relatif antara cutting tools dengan benda kerja. Prinsip kerja proses
machining adalah dengan mengadu antara pahat potong dengan benda kerja,
dimana pahat potong harus lebih keras dari benda kerja. Tujuan utama proses
machining adalah untuk menghasilkan spesifikasi geometri yang diinginkan seperti
dimensi, bentuk atau posisi, dan kekasaran permukaan (Sutanto, 2024).
Kemajuan teknologi khususnya di bidang otomasi membuat para insinyur
berlomba untuk membuat mesin dengan biaya produksi kecil, waktu produksi
singkat, dan peningkatan kualitas produk. Salah satunya adalah pengembangan
mesin berbasis Numerically Control yang bisa bergerak secara tiga dimensi maupun
dua dimensi melalui sumbu x, y, dan z. Adapun contoh mesin berbasis Numerically
Control yaitu laser CNC, milling CNC, drilling CNC, dan mesin perkakas lainnya
(Ridho et al., 2022).
Mesin frais adalah peralatan yang membuat bidang datar dengan memutar
bilah dan memindahkan objek selama proses pemakanan benda kerja. Mesin frais
memiliki kemampuan untuk menghasilkan bentuk benda kerja yang bervariasi.
Perintah-perintah proses machining pada mesin frais menggunakan G-code yang
berisi program yang mengatur pergerakan posisi mesin sesuai dengan program yang
telah dibuat (Sinaga et al., 2023).
Proses pekerjaan yang berkualitas harus membuat perencanaan yang efektif
dan efisien (Setiyo et al., 2020). Perencanaan contohnya adalah kalibrasi atau sering
dikenal sebagai setting nol. Penggunaan mesin frais pada praktikum proses
produksi menggunakan mesin frais manual sehingga tidak membutuhkan G-code.
Ukuran dan tingkat kekasaran benda kerja menjadi patokan keberhasilan proses
pengefraisan,Sehingga dalam pengerjan proses frais dibutuhkan sebuah skema yang
matang untuk mencapai produk yang berkualitas (Putra & Nurdin, 2022.)
2.1.2
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai mahasiswa pada praktikum proses produksi pos
mesin frais adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui komponen dan fungsi pada mesin frais.
2. Mengetahui cara kerja mesin frais.
3. Dapat melakukan proses facing, drilling, dan boring.
4. Mengetahui bagian-bagian dari mesin frais dan fungsinya.
5. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam mesin frais.
6. Memahami prosedur proses pemesinan frais.
2.2
Dasar Teori
2.2.1
Pengertian Mesin Frais
John Pearson adalah orang pertama yang mengembangkan mesin NC
(Numerical Control) pada tahun 1952. Awalnya tidak ada yang berani
mengembangkan mesin NC karena biaya yang terlalu tinggi. Namun, Mesin
berbasis Numerical control berkembang seiring dengan berkembangnya
mikroprosesor sekitar tahun 1975. Dalam industri manufaktur modern, mesin
berbasis Numerical control menjadi tulang punggung
proses produksi yang
efisien (Riyan Hidayat, 2023).
Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses
kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan
alat potong bermata banyak yang berputar. Mesin Frais juga digunakan untuk
pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi. Mesin ini dapat melakukan
kerja hingga ketelitian per 1 mm. Pemesinan adalah proses pembuatan benda kerja
sesuai desain yang direncanakan dengan melakukan proses faceting, roughing,
finishing, pemotongan, pemotongan bentuk dan lain-lain dengan menggunakan
mesin-mesin yang dapat melakukan pekerjaan tersebut seperti mesin bubut, mesin
milling, mesin scrap dan lain-lain (Siswadi et al., 2024).
Geometri benda kerja pada proses frais adalah permukaan yang rata. Bentuk
lain juga dapat dihasilkan pada proses frais ini tergantung dari jalur gerak pahat
ataupun bentuk dari pahat frais yang digunakan. Mesin frais memiliki kemampuan
untuk menghasilkan bentuk benda kerja yang bervariasi karena dapat beroperasi
pada tiga koordinat Sutanto, 2024).
Berdasarkan posisi sumbu putar pahat terhadap permukaan benda kerja
yang mengalami proses machining, proses frais memiliki dua tipe proses machining
dasar, yaitu slab milling dan face milling. Slab milling adalah proses dengan sumbu
pahatnya yang sejajar dengan bidang permukaan benda kerja. Sedangkan, face
milling adalah proses frais dengan sumbu pahat yang tegak lurus terhadap bidang
permukaan benda kerja. Kecepatan pemotongan, pemakanan dan kedalaman
pemotongan berperan dalam ketahanan pisau frais yang membuat pemilihannya
harus diperhatikan (Putra & Nurdin, 2022).
Berdasarkan arah gerak pahat terhadap pemakanan, proses frais dibedakan
menjadi dua cara, yaitu up-milling dan down-milling. Up milling merupakan proses
frais dengan arah gerak putar dari pahat frais berlawanan dengan arah pemakanan
dari benda kerja. Sedangkan down milling merupakan proses frais dengan arah
gerak putar dari pahat frais searah dengan pemakanan benda kerja. Penyayatan mata
potong juga berperan dalam kekasaran permukaan produk (Saputra, 2022).
2.2.2
Jenis dan Bagian Mesin Frais
Mesin frais memiliki banyak jenis berdasarkan klasifikasi tertentu. Berikut
adalah klasifikasi mesin frais :
A.
Mesin Frais Spindle
1. Mesin frais vertikal
Mesin frais merupakan mesin yang kedudukan potongnya vertikal. Mesin
frais ini dapat digunakan untuk meratakan permukaan dan drilling. Pada mesin
frais jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap,
tipe kepala yang dapat dimiringkan, dan tipe kepala bergerak. Kombinasi dari
dua tipe kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan
pengefraisan dengan sudut tertentu. Biasanya mesin ini dapat mengerjakan
permukaan bersudut, datar, beralur, berlubang, dan dapat mengerjakan
permukaan melingkar atau bulat. Gambar 2.1 dibawah merupakan contoh
gambar mesin frais vertical:
Gambar 2.1 Mesin Frais Vertikal (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
2. Mesin Frais Horizontal
Mesin frais horizontal sesuai namanya mesin frais horizontal karena posisi
spindle pemotongnya horizontal. Mesin ini memudahkan proses pengefraisan
bertingkat, berguna untuk memotong benda kerja, dan membuat roda gigi.
Gambar 2.2 dibawah merupakan gambar mesin frais horizontal :
Gambar 2.2 Mesin Frais Horizontal (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024)
3. Mesin Frais Universal
Mesin frais universal disebut mesin frais universal karena posisi spindle
dapat diubah menjadi vertikal maupun horizontal, akan tetapi tidak dapat
digunakan secara bersamaan. Mesin jenis ini adalah mesin yang cukup banyak
digunakan. Mesin frais ini memiliki ciri utama mejanya dapat digeser pada
derajat tertentu pada proses pengefraisan. Contoh proses yang dibuat pada mesin
ini adalah facing, boring, pembuatan ulir luar, dan pembuatan ulir dalam.
Gambar 2.3 dibawah merupakan gambar mesin frais universal:
Gambar 2.3 Mesin Frais Horizontal (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024)
B.
Mesin Frais Produksi
Mesin frais produksi adalah mesin frais yang banyak digunakan dalam
proses permesinan yang akan menghasilkan benda yang sama dalam jumlah yang
banyak. Pengelompokan mesin frais berdasarkan landasan tetap:
1. Mesin frais simpleks, kepala spindle tunggal.
2. Mesin frais dupleks, kepala spindle ganda.
3. Mesin frais tripleks, kepala spindle tiga.
Di dunia industri sekarang mesin frais produksi rata-rata dengan sistem
CNC (Computer Numerical Control), yaitu sistem frais yang menggunakan
komputer yang bisa mengakomodir 3 hingga 5 titik.
Mesin frais memiliki struktur yang mempunyai fungsi masing-masing. Gambar
2.4 dibawah ini merupakan bagian-bagian mesin frais sebagai berikut:
Gambar 2.4 Bagian-Bagian Mesin Frais (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
a.
Kepala Mesin
Kepala mesin memuat spindle
dan poros. Pahat frais dipasang
menggunakan alat pencekam pahat yang sesuai jenisnya. Selain itu juga terdapat
speed gear box yang berfungsi untuk mengatur kecepatan putar pahat, gear box
ini menggunakan sistem belt dan pengaturan gear tiga titik bertingkat.
b.
Badan Mesin
Badan mesin berfungsi untuk menopang kepala mesin dan sebagai
penopang utama dari mesin frais. Sebagian mekanisme dan transmisi yang
menjadi penggerak mesin frais ada disini seperti penggerak sumbu (sadle) yang
bergerak pada sumbu vertikal, horizontal, dan transversal.
c.
Meja Mesin (Table)
Meja mesin berfungsi untuk meletakkan benda kerja yang akan dikerjakan.
Pada meja mesin ini biasanya dipasangkan ragum yang berfungsi untuk
mencekam benda kerja.
d.
Tombol Switch
Tombol switch digunakan untuk menyalakan dan mematikan putaran
spindle. Pada saat akan menggerakkan pahat, tombol switch perlu dinyalakan
terlebih dahulu sebelum mulai melakukan proses setting nol atau proses
pemotongan.
e.
Spindle
Spindle merupakan poros utama mesin yang berfungsi untuk memutarkan
arbor beserta pisau frais.
f.
Pengunci Sumbu Z
Pengunci digunakan untuk mengunci sumbu Z pada proses pengerjaan
benda kerja.
g.
Hand Wheel Melintang Sumbu Y
Hand wheel melintang sumbu Y digunakan sebagai penggerak meja mesin
arah maju dan mundur.
h. Hand Wheel Tinggi sumbu Z
Hand wheel tinggi sumbu Z digunakan untuk menggerakkan pahat arah naik
dan turun.
i. Hand Wheel Memanjang Sumbu X
Hand wheel memanjang sumbu X digunakan sebagai penggerak meja mesin
arah horizontal (kanan dan kiri).
j. Alas (Bed)
Alas mesin merupakan bagian terbawah dari mesin dan tempat bertumpu
komponen-komponen utama mesin frais.
2.2.3
Aplikasi Mesin Frais
Salah satu contoh penerapan aplikasi mesin frais dilakukan oleh peneliti dari
Institut Negeri Malang yaitu membuat mesin penggiling bumbu pecel
menggunakan penggerak motor listrik dengan metode reverse engineering. Metode
reverse engineering dilakukan dengan mengamati desain asli dari mesin yang
memiliki kesamaan dengan prinsip kerja mesin pengggiling yang akan dibuat pada
penelitiannya, dan melakukan realisasi dari proses pengamatan yang telah
dilakukan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Praswanto memiliki kesamaan
dengan prinsip kerja pada mesin frais yakni menggunakan motor listrik yang
digunakan untuk memutarkan spindel yang dihubungkan dengan mata
pisau(Praswanto et al., 2019).Gambar 2.5 dibawah ini adalah contoh gambar desain
mesin penggiling bumbu yang dibuat oleh Praswanto sebagai berikut:
Gambar 2.5 Desain mesin penggiling (Praswanto et al., 2019)
Keterangan :
A : Chopper
B : Tabung penggiling
C : As penggiling
D : Saringan
E : Rangka Mesin
F : Mata Pisau
G : Motor Listrik
H : Saklar on/off
I : V-belt
Gambar 2.6 dibawah merupakan realisasi desain mesin penggiling bumbu
yang dibuat :
Gambar 2.6 Mesin Penggiling Bumbu Pecel (Praswanto et al., 2019)
Ahmad Syahrizal Hamdani membuat mesin penggiling jagung untuk pakan
ternak dengan prinsip yang hampir mirip dengan mesin frais. Prinsip kerjanya sama
dengan yang dilakukan oleh Praswanto yaitu dengan menghubungkan motor listrik
dengan V-belt yang kemudian dihubungkan dengan shaft dan mata pisau.Waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai proses penggilingan yang optimal dengan waktu
3:00 menit dapat menggiling jagung dengan kapasitas 2 kg. Oleh karena itu, karya
ini bertujuan untuk merancang mesin penggiling biji jagung dengan kapasitas 2
kilogram (Ahmad Syahrizal Hamdani et al., 2023). Gambar 2.7 adalah gambar
mesin penggiling jagung untuk pakan ternak sebagai berikut:
Gambar 2.7 Mesin Penggiling Jagung Untuk Pakan Ternak (Ahmad Syahrizal
Hamdani et al., 2023)
2.3
Alat dan Bahan
2.3.1
Alat
A.
Pahat
Pahat berupa besi atau baja yang jenis materialnya lebih kuat daripada benda
kerja. Dengan komposisi karbon yang melebihi benda kerja. Pengelompokkan
pahat frais dibagi menjadi dua, yaitu menurut bahan dan macam serta jenis`nya.
Berikut ini pengelompokkan pahat frais:
1. Pengelompokkan pahat frais menurut bahannya, sebagai berikut:
a.
Pahat frais baja karbon tinggi
Pahat frais baja karbon tinggi adalah pahat yang khusus dirancang
untuk pengefraisan benda kerja yang mempunyai kekerasan material tinggi.
Namun material akan melunak pada suhu 180 ºC,sehingga kecepatan potong
nya rendah.
b.
Pahat frais HSS (High Speed Steel)
Pahat frais HSS memiliki kecepatan potong sekitar 4 kali lebih cepat
dari pahat baja karbon. Memiliki sifat yang lebih tahan panas dan aus,
sehingga dikatakan lebih baik daripada pahat baja karbon.
c.
Pahat frais paduan cor bukan besi
Material paduan cor bukan besi memiliki ketahanan panas dan aus
yang lebih baik dari HSS. Alat potong paduan tuang non ferrous sangat
cocok untuk memotong material-material seperti baja tahan karat, besi cor,
baja karbon tinggi, dan baja sangat liat.
d.
Pahat karbida
Pahat karbida memiliki kecepatan potong 3 sampai 5 kali lebih cepat
dari pahat HSS, dengan ketahanan yang lebih baik, karbida merupakan alat
potong yang efektif, efisien, dan ulet.
2. Pengelompokkan pahat frais menurut macam dan jenisnya, sebagai berikut:
a.
Pahat facing
Pahat facing umumnya berbentuk bulat panjang dan disekelilingnya
bergerigi yang beralur. Pahat dipasang pada spindel yang memiliki sumbu
putar tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Pahat facing ada yang
berbentuk solid ada juga yang berupa gigi pemotong sisipan. Pisau frais
muka jenis pisau solid biasanya terbuat dari material HSS (High-Speed
Steel). Gambar 2.8 dibawah ini merupakan gambar pahat facing:
Gambar 2.8 Pahat Facing (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
b.
Pahat End Mill
Pahat end mill digunakan untuk membuat alur pada benda kerja.
Pahat dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan
menyudut. Gigi potong pada pahat terletak pada selubung pahat dan ujung
pahat. Pahat end mill ada yang mempunyai tangkai dan ada juga yang tidak
bertangkai. Pahat end mill yang bertangkai sering disebut pisau frais jari
sedangkan yang tidak bertangkai sering disebut sebagai pisau frais
cangkang (shell end mill cutter). Pada bagian tengah pisau frais cangkang
terdapat lubang tembus yang memiliki alur pasak. Gambar 2.9 dibawah
adalah contoh pahat end mill:
Gambar 2.9 Pahat End Mill (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024)
c.
Pahat Drill
Pahat drill berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja. Sisi
pahat drilling berbentuk spiral, yang berfungsi untuk mengalirkan gram sisa
hasil dari pengeboran. Pahat drill harus memiliki material yang lebih keras
dibanding dengan benda kerja. Gambar 2.10 dibawah adalah contoh dari
pahat drill:
Gambar 2.10 Pahat Drill (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
d.
Pahat Bor
Pahat bor berfungsi untuk memperbesar lubang pada benda kerja,
biasanya proses ini dilakukan setelah adanya proses pembuatan lubang atau
drilling. Bentuk dari pahat bor hampir sama dengan pahat drill namun
memiliki diameter lebih besar. Pahat ini memiliki banyak variasi ukuran
sehingga dapat membantu untuk menghasilkan diameter lubang yang
diinginkan. Biasanya proses boring dilakukan setelah adanya proses
pembuatan lubang dahulu. Gambar 2.11 dibawah ini adalah contoh dari
gambar pahat bor:
Gambar 2.11 Pahat Bor (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024)
e.
Wood Ruff Slot Cutter (Pahat Frais Alur Dovetail)
Pahat frais alur dovetail digunakan untuk membuat luncuran/poros
luncur mesin dan diaplikasikan dengan sudut 45°, 60°, dan 90°. Gambar
2.12 dibawah ini adalah contoh dari pahat frais alur dovetail:
Gambar 2.12 Wood Ruff Slot Cutter (Modul Praktikum Proses Produksi,
2024)
f.
Pahat Frais Sudut
Pahat frais sudut digunakan untuk pengefraisan permukaan-
permukaan yang bersudut kecil dan alur-alur tanpa memiringkan benda
kerja Gambar 2.13 dibawah ini adalah contoh gambar pahat frais sudut :
B.
Gambar 2.13 Pahat Frais (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024)
Arbor
Arbor merupakan tempat memasang atau memegang pisau frais pada setiap
mesin, sepanjang arbor dibuat alur pasak yang sama ukurannya dengan alur pasak
yang terdapat pada ring penjepit pahat yang sesuai dengan alur pasak yang
terdapat pada pahat frais. Gambar 2.14 dibawah ini adalah contoh dari arbor:
Gambar 2.14 Arbor (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
C.
Chuck/ Drill
Chuck merupakan alat untuk menjepit pahat drill atau pahat boring yang
dihubungkan dengan spindle melalui poros yang dipasangkan dengan ulir.
Sebelum pahat diletakkan pada arbor maka perlu dipasang dahulu pada drill
chuck. Gambar 2.15 berikut merupakan gambar dari drill chuck:
Gambar 2.15 Chuck (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
D.
Collet
Collet digunakan untuk mencekam alat dengan tangkai silindris, dan
didesain untuk mengambil sebuah diameter yang spesifik. Standar collet (1 set)
dilangkahkan dengan penambahan 0,5 mm. Gmbar 2.16 merupakan contohcontoh gambar collet pada laboratorium proses produksi :
Gambar 2.16 Collet (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
E.
Ragum
Ragum adalah alat penahan benda kerja. Alat ini digunakan untuk menjepit
benda kerja. Benda kerja harus dijepit dengan kuat agar pada waktu dilakukan
penyayatan oleh pisau frais posisi benda kerja tidak bergeser atau berubah, karena
pada waktu pisau frais menyayat benda kerja terjadi gaya-gaya yang cukup besar.
Adapun macam-macam ragum yaitu:
1. Ragum datar, digunakan untuk pekerjaan ringan.
2. Ragum pelat, digunakan untuk pekerjaan berat.
3. Ragum busur.
4. Ragum universal.
Gambar 2.17 merupakan contoh gambar ragum yang berada pada
laboratorium proses produksi:
F.
Gambar 2.17 Ragum (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
Rotary Table
Rotary table untuk mesin frais vertikal digunakan mesin putar sebagai
kepala pembaginya. Dalam alat ini dibuat alur untuk menambatkan benda kerja
atau perkakas lainnya dengan bantuan baut penjepit. Gambar 2.18 merupakan
gambar dari rotary table:
Gambar 2.18 Rotary Table (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024)
G.
Kepala Pembagi
Kepala pembagi berfungsi untuk membuat roda gigi, segi banyak beraturan
dan alur-alur poros dalam sekali pemakanan. Macam-macam kepala pembagi:
1. Kepala pembagi langsung.
2. Kepala pembagi sederhana.
3.
Kepala pembagi sudut.
4.
Kepala pembagi diferensial.
Gambar 2.19 berikut ini adalah contoh kepala pembagi yang ada pada mesin
frais praktikum proses produksi.
H.
Gambar 2.19 Kepala Pembagi (Modul Praktikum Proses Produksi,
2024)
Kunci Drill Chuck
Kunci drill chuck merupakan sebuat alat untuk mengencangkan dan juga
melepas pahat dari arbor. Gambar 2.20 merupakan gambar kunci drill chuck:
Gambar 2.20 Kunci Drill/Chuck (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
I.
Kunci Baji
Kunci baji merupakan alat yang digunakan untuk melepas arbor dari
spindle. Gambar 2.21 dibawah ini
merupakan gambar kunci baji pada
laboratorium proses produksi:
J.
Gambar 2.21 Kunci Baji (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024)
Kunci C
Kunci C merupakan alat yang digunakan untuk mengendurkan kunci spindle
agar arbor mudah dilepas. Gambar 2.22 dibawah ini merupakan contoh dari
gambar kunci C :
K.
Gambar 2.22 Kunci C (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024)
Kunci Ragum
Kunci ragum merupakan alat yang digunakan untuk mengencangkan ragum
agar dapat mencekam benda kerja. Gambar 2.23 merupakan gambar kunci ragum:
Gambar 2.23 Kunci Ragum (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
L.
Kunci L
Kunci L digunakan untuk membuka baut dan mengunci saat akan
melakukan setting nol. Gambar 2.24 dibawah ini merupakan gambar kunci L:
M.
Gambar 2.24 Kunci L (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
Coolant dan Kuas
Coolant adalah cairan yang berfungsi untuk mendinginkan benda kerja saat
proses permesinan mesin frais. Sedangkan kuas merupakan alat bantu untuk
mengoleskan bromus ke benda kerja yang sedang kita kerjakan agar lebih efektif
sehingga cairan coolant tidak tumpah kemana-mana saat hendak memberikan
cairan tersebut. Gambar 2.25 merupakan gambar coolant dan kuas:
Gambar 2.25 Coolant dan Kuas (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
N.
Goggles
Goggles merupakan alat keamanan yang biasa digunakan pada praktikum
untuk melindungi mata dari percikan geram hasil proses permesinan mesin frais.
Gambar 2.26 dibawah ini merupakan gambar dari goggles:
Gambar 2.26 Googles (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
2.3.2
Bahan
A.
Plat Baja ST 40
Material yang digunakan pada praktikum proses produksi adalah plat baja
ST 40 berukuran 90x50 mm yang nantinya digunakan untuk melakukan proses
drilling dan boring. Material ini digunakan untuk specimen individu dan specimen
kelompok pada praktikum. Plat ini ditandai terlebih dahulu dengan penitik dan
penggores sesuai dengan ketentuan gambar kerja yang ada sebelum masuk ke
proses drilling, boring, dan welding. Plat baja ST 40 ditunjukan pada gambar 2.27
dibawah ini.
Gambar 2.27 Plat Baja ST 40 (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
B.
Balok Aluminium
Material yang digunakan pada proses frais adalah balok alumunium. Balok
ini berukuran 50x50x30 mm yang nantinya digunakan untuk melakukan proses
facing di mesin frais vertikal. Pemilihan material balok alumunium bertujuan
untuk mengurangi keausan pada pahat karena pada proses praktikum mesin
memiliki intensitas pemakaian yang relatif sering. Blok aluminium ditunjukan
pada gambar 2.28 dibawah ini:
Gambar 2.28 Balok Alumunium (Laboratorium Proses Produksi, 2024)
2.4
Proses Kerja
2.4.1
Proses Facing
Proses facing dilakukan untuk menghaluskan suatu permukaan. Untuk
melakukan proses facing diperlukan pahat facing. Langkah-langkah menghaluskan
permukaan dengan proses facing yaitu :
1.
Persiapkan alat dan bahan.
2.
Menentukan kecepatan putaran dan memahami gambar kerja.
3.
Mencekam benda kerja pada ragum.
4.
Memasang pahat facing pada arbor.
5.
Menyalakan spindle dengan tombol on.
6.
Menurunkan pahat perlahan hingga benda kerja tergores sedikit.
7.
Men-setting skala vertikal menjadi nol lalu kunci menggunakan kunci L.
8.
Mem-facing yang akan dilakukan adalah sedalam 0,5 mm.
9. Menurunkan sumbu Z sejauh 0,5 mm.
10. Mulai melakukan facing dengan menggerakkan meja mesin pada sumbu X
secara perlahan.
11. Rapikan alat dan bersihkan mesin jika sudah selesai digunakan.
2.4.2
Proses Drilling dan Boring
Proses drilling adalah proses untuk membuat lubang pada benda kerja.
Sedangkan boring dilakukan untuk memperbesar lubang pada benda. Pada
praktikum ini dilakukan proses drilling dan boring pada plat baja untuk membuat
bolongan agar lebih mudah untuk memotong plat menjadi rahang. Drilling juga
dilakukan pada baut penekan untuk membuat lubang tempat memasukkan tangkai.
Langkah-langkah proses drilling dan boring yaitu:
1.
Persiapkan alat dan bahan.
2.
Menentukan kecepatan putaran dan memahami gambar kerja.
3.
Memberi tanda pada benda kerja mengunakan penitik.
4.
Mencekam benda kerja pada ragum.
5.
Memasang pahat drill 4,5 mm yang sudah terpasang pada drill chuck ke
arbor.
6.
Mengatur posisi ragum sehingga titik yang ingin di-drill berada tepat di
bawah pahat.
7.
Menyalakan spindle dengan menekan tombol switch.
8.
Menurunkan pahat untuk drill benda kerja melubangi tujuh titik pada
benda kerja sesuai jobsheet pada baut penekan.
9.
Menggunakan bromus untuk mendinginkan benda kerja.
10. Mematikan spindle.
11. Mengganti pahat drill dengan pahat bor 7,5 mm.
12. Mengatur posisi ragum sehingga pahat bor berada tepat di atas lubang
yang sudah di-drill.
13. Melakukan proses boring pada lubang dengan menggunakan pahat bor
berukuran 7,5 mm.
14. Memberi bromus untuk mendinginkan benda kerja menggunakan kuas.
15. Menjauhkan pahat dari benda kerja, lalu mematikan spindle dengan
menekan tombol off.
16. Melepaskan benda kerja dari ragum dan membersihkan geram sisa hasil
pemakanan.
17. Proses drilling dan boring telah selesai.
18. Rapikan alat dan bersihkan mesin jika sudah selesai digunakan.
Ahmad Syahrizal Hamdani, Zetyawan Ardan, Muh. Maftuh, & Krismon La Maru.
(2023). Perancangan Mesin Penggiling Jagung untuk Pakan Ternak. Piston:
Jurnal Teknologi, 8(2), 06–13. https://doi.org/10.55679/pistonjt.v8i2.44
ARIANDI SAPUTRA UPLOAD REPOSITORY. (n.d.).
Praswanto, D. H., Djiwo, S., & Setyawan, E. Y. (n.d.). PERANCANGAN MESIN
PENGGILING BUMBU PECEL MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR
LISTRIK DENGAN METODE REVERSE ENGINEERING.
Putra, O. P., & Nurdin, H. (2022). PENGARUH PENYAYATAN UP MILLING DAN
DOWN MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA
BAJA S45C PADA PROSES PEKERJAAN MESIN FRAIS VERTIKAL THE
EFFECT OF UP MILLING AND DOWN MILLING SLICES ON SURFACE
ROUGHNESS OF S45C STEEL WORKS ON THE WORK PROCESS OF
VERTICAL MILLING MACHINES. 4(4). http://vomek.ppj.unp.ac.id
Ridho, A., Santosa2, I., & Wilis3, G. R. (2022). SIMULASI KEKUATAN MEKANIS
MEJA DAN FRAME AXIS SUMBU-Z PADA MESIN ROUTER CNC FRAIS 3
AXIS.
Riyan Hidayat, A. (2023). Analisa Waktu Optimasi Perawatan Mesin CNC Milling
dengan Pendekatan Value Stream Mapping Serta Perbaikan dengan Failure
Mode and Effect Analysis pada Mesin CNC Milling. In Jurnal Rekayasa
Mesin (Vol. 18, Issue 3). https://jurnal.polines.ac.id/index.php/rekayasa
Setiyo, E., Zulhermanan, Z., & Harlin, H. (2018). Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Flash Flip Book pada Mata Kuliah Elemen Mesin 1
di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya. INVOTEK:
Jurnal Inovasi Vokasional Dan Teknologi, 18(1), 1–6.
https://doi.org/10.24036/invotek.v18i1.171
Sinaga, J., Gunawan, B., Febrianton, A., Aceh Jl Politeknik Aceh, P., Pango
Raya, D., Ulee Kareng, K., Aceh, B., Syiah Kuala Jl Teuku Nyak Arief, U.,
Bidang Bangunan dan Listrik Jl Setiabudi No, B., Sumarsono, K., Utara, S.,
Kampar Jl Tengku Muhammad, P. K., Belah, B., Bangkinang, K., & Kampar,
K. (n.d.). Optimasi Pembuatan S-Slot Baja AISI 1045 Menggunakan
Perintah Contour dan Pocket pada Mesin CNC Frais 3 Axis. Juni, 10(1),
689–697.
Siswadi, S., Setyono, G., Riyadi, S., Nugroho, W., & Khusna, D. D. (2024).
OPTIMALISASI KETRAMPILAN SISWA SMK TERHADAP KEMAMPUAN
CAD-CAM IMPLEMENTASI MESIN CNC-3 AXIS (Vol. 03, Issue 01).
TEKNIK MANUFAKTUR I : PROSES-PROSES PEMESINAN. (n.d.).
https://www.researchgate.net/publication/379986284
Download