BAB II MESIN FRAIS 2.1 Pendahuluan 2.1.1 Latar Belakang Proses pemotongan material yang disertai dengan terbentuknya material sisa dalam bentuk geram (chip) disebut proses machining. Pada proses machining terjadi gerak relatif antara cutting tools dengan benda kerja. Prinsip kerja proses machining adalah dengan mengadu antara pahat potong dengan benda kerja, dimana pahat potong harus lebih keras dari benda kerja. Tujuan utama proses machining adalah untuk menghasilkan spesifikasi geometri yang diinginkan seperti dimensi, bentuk atau posisi, dan kekasaran permukaan (Sutanto, 2024). Kemajuan teknologi khususnya di bidang otomasi membuat para insinyur berlomba untuk membuat mesin dengan biaya produksi kecil, waktu produksi singkat, dan peningkatan kualitas produk. Salah satunya adalah pengembangan mesin berbasis Numerically Control yang bisa bergerak secara tiga dimensi maupun dua dimensi melalui sumbu x, y, dan z. Adapun contoh mesin berbasis Numerically Control yaitu laser CNC, milling CNC, drilling CNC, dan mesin perkakas lainnya (Ridho et al., 2022). Mesin frais adalah peralatan yang membuat bidang datar dengan memutar bilah dan memindahkan objek selama proses pemakanan benda kerja. Mesin frais memiliki kemampuan untuk menghasilkan bentuk benda kerja yang bervariasi. Perintah-perintah proses machining pada mesin frais menggunakan G-code yang berisi program yang mengatur pergerakan posisi mesin sesuai dengan program yang telah dibuat (Sinaga et al., 2023). Proses pekerjaan yang berkualitas harus membuat perencanaan yang efektif dan efisien (Setiyo et al., 2020). Perencanaan contohnya adalah kalibrasi atau sering dikenal sebagai setting nol. Penggunaan mesin frais pada praktikum proses produksi menggunakan mesin frais manual sehingga tidak membutuhkan G-code. Ukuran dan tingkat kekasaran benda kerja menjadi patokan keberhasilan proses pengefraisan,Sehingga dalam pengerjan proses frais dibutuhkan sebuah skema yang matang untuk mencapai produk yang berkualitas (Putra & Nurdin, 2022.) 2.1.2 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai mahasiswa pada praktikum proses produksi pos mesin frais adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui komponen dan fungsi pada mesin frais. 2. Mengetahui cara kerja mesin frais. 3. Dapat melakukan proses facing, drilling, dan boring. 4. Mengetahui bagian-bagian dari mesin frais dan fungsinya. 5. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam mesin frais. 6. Memahami prosedur proses pemesinan frais. 2.2 Dasar Teori 2.2.1 Pengertian Mesin Frais John Pearson adalah orang pertama yang mengembangkan mesin NC (Numerical Control) pada tahun 1952. Awalnya tidak ada yang berani mengembangkan mesin NC karena biaya yang terlalu tinggi. Namun, Mesin berbasis Numerical control berkembang seiring dengan berkembangnya mikroprosesor sekitar tahun 1975. Dalam industri manufaktur modern, mesin berbasis Numerical control menjadi tulang punggung proses produksi yang efisien (Riyan Hidayat, 2023). Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja pemotongannya dengan menyayat atau memakan benda kerja menggunakan alat potong bermata banyak yang berputar. Mesin Frais juga digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi. Mesin ini dapat melakukan kerja hingga ketelitian per 1 mm. Pemesinan adalah proses pembuatan benda kerja sesuai desain yang direncanakan dengan melakukan proses faceting, roughing, finishing, pemotongan, pemotongan bentuk dan lain-lain dengan menggunakan mesin-mesin yang dapat melakukan pekerjaan tersebut seperti mesin bubut, mesin milling, mesin scrap dan lain-lain (Siswadi et al., 2024). Geometri benda kerja pada proses frais adalah permukaan yang rata. Bentuk lain juga dapat dihasilkan pada proses frais ini tergantung dari jalur gerak pahat ataupun bentuk dari pahat frais yang digunakan. Mesin frais memiliki kemampuan untuk menghasilkan bentuk benda kerja yang bervariasi karena dapat beroperasi pada tiga koordinat Sutanto, 2024). Berdasarkan posisi sumbu putar pahat terhadap permukaan benda kerja yang mengalami proses machining, proses frais memiliki dua tipe proses machining dasar, yaitu slab milling dan face milling. Slab milling adalah proses dengan sumbu pahatnya yang sejajar dengan bidang permukaan benda kerja. Sedangkan, face milling adalah proses frais dengan sumbu pahat yang tegak lurus terhadap bidang permukaan benda kerja. Kecepatan pemotongan, pemakanan dan kedalaman pemotongan berperan dalam ketahanan pisau frais yang membuat pemilihannya harus diperhatikan (Putra & Nurdin, 2022). Berdasarkan arah gerak pahat terhadap pemakanan, proses frais dibedakan menjadi dua cara, yaitu up-milling dan down-milling. Up milling merupakan proses frais dengan arah gerak putar dari pahat frais berlawanan dengan arah pemakanan dari benda kerja. Sedangkan down milling merupakan proses frais dengan arah gerak putar dari pahat frais searah dengan pemakanan benda kerja. Penyayatan mata potong juga berperan dalam kekasaran permukaan produk (Saputra, 2022). 2.2.2 Jenis dan Bagian Mesin Frais Mesin frais memiliki banyak jenis berdasarkan klasifikasi tertentu. Berikut adalah klasifikasi mesin frais : A. Mesin Frais Spindle 1. Mesin frais vertikal Mesin frais merupakan mesin yang kedudukan potongnya vertikal. Mesin frais ini dapat digunakan untuk meratakan permukaan dan drilling. Pada mesin frais jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan, dan tipe kepala bergerak. Kombinasi dari dua tipe kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu. Biasanya mesin ini dapat mengerjakan permukaan bersudut, datar, beralur, berlubang, dan dapat mengerjakan permukaan melingkar atau bulat. Gambar 2.1 dibawah merupakan contoh gambar mesin frais vertical: Gambar 2.1 Mesin Frais Vertikal (Laboratorium Proses Produksi, 2024) 2. Mesin Frais Horizontal Mesin frais horizontal sesuai namanya mesin frais horizontal karena posisi spindle pemotongnya horizontal. Mesin ini memudahkan proses pengefraisan bertingkat, berguna untuk memotong benda kerja, dan membuat roda gigi. Gambar 2.2 dibawah merupakan gambar mesin frais horizontal : Gambar 2.2 Mesin Frais Horizontal (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024) 3. Mesin Frais Universal Mesin frais universal disebut mesin frais universal karena posisi spindle dapat diubah menjadi vertikal maupun horizontal, akan tetapi tidak dapat digunakan secara bersamaan. Mesin jenis ini adalah mesin yang cukup banyak digunakan. Mesin frais ini memiliki ciri utama mejanya dapat digeser pada derajat tertentu pada proses pengefraisan. Contoh proses yang dibuat pada mesin ini adalah facing, boring, pembuatan ulir luar, dan pembuatan ulir dalam. Gambar 2.3 dibawah merupakan gambar mesin frais universal: Gambar 2.3 Mesin Frais Horizontal (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024) B. Mesin Frais Produksi Mesin frais produksi adalah mesin frais yang banyak digunakan dalam proses permesinan yang akan menghasilkan benda yang sama dalam jumlah yang banyak. Pengelompokan mesin frais berdasarkan landasan tetap: 1. Mesin frais simpleks, kepala spindle tunggal. 2. Mesin frais dupleks, kepala spindle ganda. 3. Mesin frais tripleks, kepala spindle tiga. Di dunia industri sekarang mesin frais produksi rata-rata dengan sistem CNC (Computer Numerical Control), yaitu sistem frais yang menggunakan komputer yang bisa mengakomodir 3 hingga 5 titik. Mesin frais memiliki struktur yang mempunyai fungsi masing-masing. Gambar 2.4 dibawah ini merupakan bagian-bagian mesin frais sebagai berikut: Gambar 2.4 Bagian-Bagian Mesin Frais (Laboratorium Proses Produksi, 2024) a. Kepala Mesin Kepala mesin memuat spindle dan poros. Pahat frais dipasang menggunakan alat pencekam pahat yang sesuai jenisnya. Selain itu juga terdapat speed gear box yang berfungsi untuk mengatur kecepatan putar pahat, gear box ini menggunakan sistem belt dan pengaturan gear tiga titik bertingkat. b. Badan Mesin Badan mesin berfungsi untuk menopang kepala mesin dan sebagai penopang utama dari mesin frais. Sebagian mekanisme dan transmisi yang menjadi penggerak mesin frais ada disini seperti penggerak sumbu (sadle) yang bergerak pada sumbu vertikal, horizontal, dan transversal. c. Meja Mesin (Table) Meja mesin berfungsi untuk meletakkan benda kerja yang akan dikerjakan. Pada meja mesin ini biasanya dipasangkan ragum yang berfungsi untuk mencekam benda kerja. d. Tombol Switch Tombol switch digunakan untuk menyalakan dan mematikan putaran spindle. Pada saat akan menggerakkan pahat, tombol switch perlu dinyalakan terlebih dahulu sebelum mulai melakukan proses setting nol atau proses pemotongan. e. Spindle Spindle merupakan poros utama mesin yang berfungsi untuk memutarkan arbor beserta pisau frais. f. Pengunci Sumbu Z Pengunci digunakan untuk mengunci sumbu Z pada proses pengerjaan benda kerja. g. Hand Wheel Melintang Sumbu Y Hand wheel melintang sumbu Y digunakan sebagai penggerak meja mesin arah maju dan mundur. h. Hand Wheel Tinggi sumbu Z Hand wheel tinggi sumbu Z digunakan untuk menggerakkan pahat arah naik dan turun. i. Hand Wheel Memanjang Sumbu X Hand wheel memanjang sumbu X digunakan sebagai penggerak meja mesin arah horizontal (kanan dan kiri). j. Alas (Bed) Alas mesin merupakan bagian terbawah dari mesin dan tempat bertumpu komponen-komponen utama mesin frais. 2.2.3 Aplikasi Mesin Frais Salah satu contoh penerapan aplikasi mesin frais dilakukan oleh peneliti dari Institut Negeri Malang yaitu membuat mesin penggiling bumbu pecel menggunakan penggerak motor listrik dengan metode reverse engineering. Metode reverse engineering dilakukan dengan mengamati desain asli dari mesin yang memiliki kesamaan dengan prinsip kerja mesin pengggiling yang akan dibuat pada penelitiannya, dan melakukan realisasi dari proses pengamatan yang telah dilakukan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Praswanto memiliki kesamaan dengan prinsip kerja pada mesin frais yakni menggunakan motor listrik yang digunakan untuk memutarkan spindel yang dihubungkan dengan mata pisau(Praswanto et al., 2019).Gambar 2.5 dibawah ini adalah contoh gambar desain mesin penggiling bumbu yang dibuat oleh Praswanto sebagai berikut: Gambar 2.5 Desain mesin penggiling (Praswanto et al., 2019) Keterangan : A : Chopper B : Tabung penggiling C : As penggiling D : Saringan E : Rangka Mesin F : Mata Pisau G : Motor Listrik H : Saklar on/off I : V-belt Gambar 2.6 dibawah merupakan realisasi desain mesin penggiling bumbu yang dibuat : Gambar 2.6 Mesin Penggiling Bumbu Pecel (Praswanto et al., 2019) Ahmad Syahrizal Hamdani membuat mesin penggiling jagung untuk pakan ternak dengan prinsip yang hampir mirip dengan mesin frais. Prinsip kerjanya sama dengan yang dilakukan oleh Praswanto yaitu dengan menghubungkan motor listrik dengan V-belt yang kemudian dihubungkan dengan shaft dan mata pisau.Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai proses penggilingan yang optimal dengan waktu 3:00 menit dapat menggiling jagung dengan kapasitas 2 kg. Oleh karena itu, karya ini bertujuan untuk merancang mesin penggiling biji jagung dengan kapasitas 2 kilogram (Ahmad Syahrizal Hamdani et al., 2023). Gambar 2.7 adalah gambar mesin penggiling jagung untuk pakan ternak sebagai berikut: Gambar 2.7 Mesin Penggiling Jagung Untuk Pakan Ternak (Ahmad Syahrizal Hamdani et al., 2023) 2.3 Alat dan Bahan 2.3.1 Alat A. Pahat Pahat berupa besi atau baja yang jenis materialnya lebih kuat daripada benda kerja. Dengan komposisi karbon yang melebihi benda kerja. Pengelompokkan pahat frais dibagi menjadi dua, yaitu menurut bahan dan macam serta jenis`nya. Berikut ini pengelompokkan pahat frais: 1. Pengelompokkan pahat frais menurut bahannya, sebagai berikut: a. Pahat frais baja karbon tinggi Pahat frais baja karbon tinggi adalah pahat yang khusus dirancang untuk pengefraisan benda kerja yang mempunyai kekerasan material tinggi. Namun material akan melunak pada suhu 180 ºC,sehingga kecepatan potong nya rendah. b. Pahat frais HSS (High Speed Steel) Pahat frais HSS memiliki kecepatan potong sekitar 4 kali lebih cepat dari pahat baja karbon. Memiliki sifat yang lebih tahan panas dan aus, sehingga dikatakan lebih baik daripada pahat baja karbon. c. Pahat frais paduan cor bukan besi Material paduan cor bukan besi memiliki ketahanan panas dan aus yang lebih baik dari HSS. Alat potong paduan tuang non ferrous sangat cocok untuk memotong material-material seperti baja tahan karat, besi cor, baja karbon tinggi, dan baja sangat liat. d. Pahat karbida Pahat karbida memiliki kecepatan potong 3 sampai 5 kali lebih cepat dari pahat HSS, dengan ketahanan yang lebih baik, karbida merupakan alat potong yang efektif, efisien, dan ulet. 2. Pengelompokkan pahat frais menurut macam dan jenisnya, sebagai berikut: a. Pahat facing Pahat facing umumnya berbentuk bulat panjang dan disekelilingnya bergerigi yang beralur. Pahat dipasang pada spindel yang memiliki sumbu putar tegak lurus terhadap permukaan benda kerja. Pahat facing ada yang berbentuk solid ada juga yang berupa gigi pemotong sisipan. Pisau frais muka jenis pisau solid biasanya terbuat dari material HSS (High-Speed Steel). Gambar 2.8 dibawah ini merupakan gambar pahat facing: Gambar 2.8 Pahat Facing (Laboratorium Proses Produksi, 2024) b. Pahat End Mill Pahat end mill digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Pahat dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan permukaan menyudut. Gigi potong pada pahat terletak pada selubung pahat dan ujung pahat. Pahat end mill ada yang mempunyai tangkai dan ada juga yang tidak bertangkai. Pahat end mill yang bertangkai sering disebut pisau frais jari sedangkan yang tidak bertangkai sering disebut sebagai pisau frais cangkang (shell end mill cutter). Pada bagian tengah pisau frais cangkang terdapat lubang tembus yang memiliki alur pasak. Gambar 2.9 dibawah adalah contoh pahat end mill: Gambar 2.9 Pahat End Mill (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024) c. Pahat Drill Pahat drill berfungsi untuk membuat lubang pada benda kerja. Sisi pahat drilling berbentuk spiral, yang berfungsi untuk mengalirkan gram sisa hasil dari pengeboran. Pahat drill harus memiliki material yang lebih keras dibanding dengan benda kerja. Gambar 2.10 dibawah adalah contoh dari pahat drill: Gambar 2.10 Pahat Drill (Laboratorium Proses Produksi, 2024) d. Pahat Bor Pahat bor berfungsi untuk memperbesar lubang pada benda kerja, biasanya proses ini dilakukan setelah adanya proses pembuatan lubang atau drilling. Bentuk dari pahat bor hampir sama dengan pahat drill namun memiliki diameter lebih besar. Pahat ini memiliki banyak variasi ukuran sehingga dapat membantu untuk menghasilkan diameter lubang yang diinginkan. Biasanya proses boring dilakukan setelah adanya proses pembuatan lubang dahulu. Gambar 2.11 dibawah ini adalah contoh dari gambar pahat bor: Gambar 2.11 Pahat Bor (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024) e. Wood Ruff Slot Cutter (Pahat Frais Alur Dovetail) Pahat frais alur dovetail digunakan untuk membuat luncuran/poros luncur mesin dan diaplikasikan dengan sudut 45°, 60°, dan 90°. Gambar 2.12 dibawah ini adalah contoh dari pahat frais alur dovetail: Gambar 2.12 Wood Ruff Slot Cutter (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024) f. Pahat Frais Sudut Pahat frais sudut digunakan untuk pengefraisan permukaan- permukaan yang bersudut kecil dan alur-alur tanpa memiringkan benda kerja Gambar 2.13 dibawah ini adalah contoh gambar pahat frais sudut : B. Gambar 2.13 Pahat Frais (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024) Arbor Arbor merupakan tempat memasang atau memegang pisau frais pada setiap mesin, sepanjang arbor dibuat alur pasak yang sama ukurannya dengan alur pasak yang terdapat pada ring penjepit pahat yang sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pahat frais. Gambar 2.14 dibawah ini adalah contoh dari arbor: Gambar 2.14 Arbor (Laboratorium Proses Produksi, 2024) C. Chuck/ Drill Chuck merupakan alat untuk menjepit pahat drill atau pahat boring yang dihubungkan dengan spindle melalui poros yang dipasangkan dengan ulir. Sebelum pahat diletakkan pada arbor maka perlu dipasang dahulu pada drill chuck. Gambar 2.15 berikut merupakan gambar dari drill chuck: Gambar 2.15 Chuck (Laboratorium Proses Produksi, 2024) D. Collet Collet digunakan untuk mencekam alat dengan tangkai silindris, dan didesain untuk mengambil sebuah diameter yang spesifik. Standar collet (1 set) dilangkahkan dengan penambahan 0,5 mm. Gmbar 2.16 merupakan contohcontoh gambar collet pada laboratorium proses produksi : Gambar 2.16 Collet (Laboratorium Proses Produksi, 2024) E. Ragum Ragum adalah alat penahan benda kerja. Alat ini digunakan untuk menjepit benda kerja. Benda kerja harus dijepit dengan kuat agar pada waktu dilakukan penyayatan oleh pisau frais posisi benda kerja tidak bergeser atau berubah, karena pada waktu pisau frais menyayat benda kerja terjadi gaya-gaya yang cukup besar. Adapun macam-macam ragum yaitu: 1. Ragum datar, digunakan untuk pekerjaan ringan. 2. Ragum pelat, digunakan untuk pekerjaan berat. 3. Ragum busur. 4. Ragum universal. Gambar 2.17 merupakan contoh gambar ragum yang berada pada laboratorium proses produksi: F. Gambar 2.17 Ragum (Laboratorium Proses Produksi, 2024) Rotary Table Rotary table untuk mesin frais vertikal digunakan mesin putar sebagai kepala pembaginya. Dalam alat ini dibuat alur untuk menambatkan benda kerja atau perkakas lainnya dengan bantuan baut penjepit. Gambar 2.18 merupakan gambar dari rotary table: Gambar 2.18 Rotary Table (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024) G. Kepala Pembagi Kepala pembagi berfungsi untuk membuat roda gigi, segi banyak beraturan dan alur-alur poros dalam sekali pemakanan. Macam-macam kepala pembagi: 1. Kepala pembagi langsung. 2. Kepala pembagi sederhana. 3. Kepala pembagi sudut. 4. Kepala pembagi diferensial. Gambar 2.19 berikut ini adalah contoh kepala pembagi yang ada pada mesin frais praktikum proses produksi. H. Gambar 2.19 Kepala Pembagi (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024) Kunci Drill Chuck Kunci drill chuck merupakan sebuat alat untuk mengencangkan dan juga melepas pahat dari arbor. Gambar 2.20 merupakan gambar kunci drill chuck: Gambar 2.20 Kunci Drill/Chuck (Laboratorium Proses Produksi, 2024) I. Kunci Baji Kunci baji merupakan alat yang digunakan untuk melepas arbor dari spindle. Gambar 2.21 dibawah ini merupakan gambar kunci baji pada laboratorium proses produksi: J. Gambar 2.21 Kunci Baji (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024) Kunci C Kunci C merupakan alat yang digunakan untuk mengendurkan kunci spindle agar arbor mudah dilepas. Gambar 2.22 dibawah ini merupakan contoh dari gambar kunci C : K. Gambar 2.22 Kunci C (Modul Praktikum Proses Produksi, 2024) Kunci Ragum Kunci ragum merupakan alat yang digunakan untuk mengencangkan ragum agar dapat mencekam benda kerja. Gambar 2.23 merupakan gambar kunci ragum: Gambar 2.23 Kunci Ragum (Laboratorium Proses Produksi, 2024) L. Kunci L Kunci L digunakan untuk membuka baut dan mengunci saat akan melakukan setting nol. Gambar 2.24 dibawah ini merupakan gambar kunci L: M. Gambar 2.24 Kunci L (Laboratorium Proses Produksi, 2024) Coolant dan Kuas Coolant adalah cairan yang berfungsi untuk mendinginkan benda kerja saat proses permesinan mesin frais. Sedangkan kuas merupakan alat bantu untuk mengoleskan bromus ke benda kerja yang sedang kita kerjakan agar lebih efektif sehingga cairan coolant tidak tumpah kemana-mana saat hendak memberikan cairan tersebut. Gambar 2.25 merupakan gambar coolant dan kuas: Gambar 2.25 Coolant dan Kuas (Laboratorium Proses Produksi, 2024) N. Goggles Goggles merupakan alat keamanan yang biasa digunakan pada praktikum untuk melindungi mata dari percikan geram hasil proses permesinan mesin frais. Gambar 2.26 dibawah ini merupakan gambar dari goggles: Gambar 2.26 Googles (Laboratorium Proses Produksi, 2024) 2.3.2 Bahan A. Plat Baja ST 40 Material yang digunakan pada praktikum proses produksi adalah plat baja ST 40 berukuran 90x50 mm yang nantinya digunakan untuk melakukan proses drilling dan boring. Material ini digunakan untuk specimen individu dan specimen kelompok pada praktikum. Plat ini ditandai terlebih dahulu dengan penitik dan penggores sesuai dengan ketentuan gambar kerja yang ada sebelum masuk ke proses drilling, boring, dan welding. Plat baja ST 40 ditunjukan pada gambar 2.27 dibawah ini. Gambar 2.27 Plat Baja ST 40 (Laboratorium Proses Produksi, 2024) B. Balok Aluminium Material yang digunakan pada proses frais adalah balok alumunium. Balok ini berukuran 50x50x30 mm yang nantinya digunakan untuk melakukan proses facing di mesin frais vertikal. Pemilihan material balok alumunium bertujuan untuk mengurangi keausan pada pahat karena pada proses praktikum mesin memiliki intensitas pemakaian yang relatif sering. Blok aluminium ditunjukan pada gambar 2.28 dibawah ini: Gambar 2.28 Balok Alumunium (Laboratorium Proses Produksi, 2024) 2.4 Proses Kerja 2.4.1 Proses Facing Proses facing dilakukan untuk menghaluskan suatu permukaan. Untuk melakukan proses facing diperlukan pahat facing. Langkah-langkah menghaluskan permukaan dengan proses facing yaitu : 1. Persiapkan alat dan bahan. 2. Menentukan kecepatan putaran dan memahami gambar kerja. 3. Mencekam benda kerja pada ragum. 4. Memasang pahat facing pada arbor. 5. Menyalakan spindle dengan tombol on. 6. Menurunkan pahat perlahan hingga benda kerja tergores sedikit. 7. Men-setting skala vertikal menjadi nol lalu kunci menggunakan kunci L. 8. Mem-facing yang akan dilakukan adalah sedalam 0,5 mm. 9. Menurunkan sumbu Z sejauh 0,5 mm. 10. Mulai melakukan facing dengan menggerakkan meja mesin pada sumbu X secara perlahan. 11. Rapikan alat dan bersihkan mesin jika sudah selesai digunakan. 2.4.2 Proses Drilling dan Boring Proses drilling adalah proses untuk membuat lubang pada benda kerja. Sedangkan boring dilakukan untuk memperbesar lubang pada benda. Pada praktikum ini dilakukan proses drilling dan boring pada plat baja untuk membuat bolongan agar lebih mudah untuk memotong plat menjadi rahang. Drilling juga dilakukan pada baut penekan untuk membuat lubang tempat memasukkan tangkai. Langkah-langkah proses drilling dan boring yaitu: 1. Persiapkan alat dan bahan. 2. Menentukan kecepatan putaran dan memahami gambar kerja. 3. Memberi tanda pada benda kerja mengunakan penitik. 4. Mencekam benda kerja pada ragum. 5. Memasang pahat drill 4,5 mm yang sudah terpasang pada drill chuck ke arbor. 6. Mengatur posisi ragum sehingga titik yang ingin di-drill berada tepat di bawah pahat. 7. Menyalakan spindle dengan menekan tombol switch. 8. Menurunkan pahat untuk drill benda kerja melubangi tujuh titik pada benda kerja sesuai jobsheet pada baut penekan. 9. Menggunakan bromus untuk mendinginkan benda kerja. 10. Mematikan spindle. 11. Mengganti pahat drill dengan pahat bor 7,5 mm. 12. Mengatur posisi ragum sehingga pahat bor berada tepat di atas lubang yang sudah di-drill. 13. Melakukan proses boring pada lubang dengan menggunakan pahat bor berukuran 7,5 mm. 14. Memberi bromus untuk mendinginkan benda kerja menggunakan kuas. 15. Menjauhkan pahat dari benda kerja, lalu mematikan spindle dengan menekan tombol off. 16. Melepaskan benda kerja dari ragum dan membersihkan geram sisa hasil pemakanan. 17. Proses drilling dan boring telah selesai. 18. Rapikan alat dan bersihkan mesin jika sudah selesai digunakan. Ahmad Syahrizal Hamdani, Zetyawan Ardan, Muh. Maftuh, & Krismon La Maru. (2023). Perancangan Mesin Penggiling Jagung untuk Pakan Ternak. Piston: Jurnal Teknologi, 8(2), 06–13. https://doi.org/10.55679/pistonjt.v8i2.44 ARIANDI SAPUTRA UPLOAD REPOSITORY. (n.d.). Praswanto, D. H., Djiwo, S., & Setyawan, E. Y. (n.d.). PERANCANGAN MESIN PENGGILING BUMBU PECEL MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK DENGAN METODE REVERSE ENGINEERING. Putra, O. P., & Nurdin, H. (2022). PENGARUH PENYAYATAN UP MILLING DAN DOWN MILLING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA BAJA S45C PADA PROSES PEKERJAAN MESIN FRAIS VERTIKAL THE EFFECT OF UP MILLING AND DOWN MILLING SLICES ON SURFACE ROUGHNESS OF S45C STEEL WORKS ON THE WORK PROCESS OF VERTICAL MILLING MACHINES. 4(4). http://vomek.ppj.unp.ac.id Ridho, A., Santosa2, I., & Wilis3, G. R. (2022). SIMULASI KEKUATAN MEKANIS MEJA DAN FRAME AXIS SUMBU-Z PADA MESIN ROUTER CNC FRAIS 3 AXIS. Riyan Hidayat, A. (2023). Analisa Waktu Optimasi Perawatan Mesin CNC Milling dengan Pendekatan Value Stream Mapping Serta Perbaikan dengan Failure Mode and Effect Analysis pada Mesin CNC Milling. In Jurnal Rekayasa Mesin (Vol. 18, Issue 3). https://jurnal.polines.ac.id/index.php/rekayasa Setiyo, E., Zulhermanan, Z., & Harlin, H. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Flash Flip Book pada Mata Kuliah Elemen Mesin 1 di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sriwijaya. INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional Dan Teknologi, 18(1), 1–6. https://doi.org/10.24036/invotek.v18i1.171 Sinaga, J., Gunawan, B., Febrianton, A., Aceh Jl Politeknik Aceh, P., Pango Raya, D., Ulee Kareng, K., Aceh, B., Syiah Kuala Jl Teuku Nyak Arief, U., Bidang Bangunan dan Listrik Jl Setiabudi No, B., Sumarsono, K., Utara, S., Kampar Jl Tengku Muhammad, P. K., Belah, B., Bangkinang, K., & Kampar, K. (n.d.). Optimasi Pembuatan S-Slot Baja AISI 1045 Menggunakan Perintah Contour dan Pocket pada Mesin CNC Frais 3 Axis. Juni, 10(1), 689–697. Siswadi, S., Setyono, G., Riyadi, S., Nugroho, W., & Khusna, D. D. (2024). OPTIMALISASI KETRAMPILAN SISWA SMK TERHADAP KEMAMPUAN CAD-CAM IMPLEMENTASI MESIN CNC-3 AXIS (Vol. 03, Issue 01). TEKNIK MANUFAKTUR I : PROSES-PROSES PEMESINAN. (n.d.). https://www.researchgate.net/publication/379986284