Hal-Hal yang Membatalkan Puasa Ada beberapa hal-hal yang membatalkan puasa yang perlu dihindari dan diwaspadai, di antaranya ialah: 1. Muntah dengan Sengaja Ini bisa terjadi disengaja ataupun tidak dengan kondisi tertentu. Ada banyak hal yang bisa menyebabkannya, salah satunya yakni muntah yang disengaja. Contohnya dengan memasukkan jari ke mulut. Hingga akhirnya makanan keluar kembali. Jika seseorang muntah tanpa disengaja atau secara tiba-tiba, puasanya tetap sah. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang terpaksa muntah, maka tidak wajib baginya menqadha puasanya. Dan barang siapa muntah dengan sengaja, maka wajib baginya menqadha puasanya,” (HR Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad). Selama tidak ada sedikit pun dari muntahannya yang tertelan kembali. Namun, jika muntahannya tertelan dengan sengaja, maka puasanya batal. 2. Sengaja Berhubungan Seksual Hal-hal yang membatalkan puasa selanjutnya adalah berhubungan suami istri tidak pada waktunya. Jika sengaja berhubungan seksual di siang hari saat puasa, bukan hanya batal tapi juga dikenai denda atas perbuatannya. Melansir NU Online, denda tersebut yakni berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Jika tidak mampu, seseorang wajib memberi makanan pokok senilai satu mud tau sekitar 0,6 kilogram beras kepada 60 fakir miskin. Allah SWT berfirman: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. 3. Tidak Bisa Mengendalikan Nafsu Tidak bisa mengendalikan diri dan hawa nafsu termasuk hal yang membatalkan puasa selanjutnya. Meski begitu, Islam memperbolehkan kembali berhubungan suami istri jika sudah selesai melaksanakan puasa selama satu hari. Begitu juga dengan dilakukan di malam harinya setelah berbuka puasa. Sanksi diberikan sebagai sebagai ganti atas dosa yang dilakukan berupa berhubungan seksual pada saat puasa. Apabila tidak mampu, kafarat tersebut tidak gugur dan tetap menjadi tanggungannya. Pada saat ada kemampuan untuk membayar dengan cara mencicil, maka harus dilakukan dengan segera. 4. Keluarnya Air Mani (Sperma) Air mani keluar akibat onani atau bersentuhan dengan lawan jenis akan membatalkan puasa. Termasuk keluar meski tidak ada hubungan seksual di dalamnya. Hal ini berbeda jika mani keluar karena mimpi basah, puasanya tetap sah dan bisa dilanjutkan. Jika dilakukan karena kesengajaan dan tidak mampu menjaga hawa nafsunya, ini termasuk hal-hal yang membatalkan puasa. Kesengajaan itu bisa disebabkan seperti melakukan aktivitas seperti: Masturbasi Berciuman Berpegangan dengan lawan jenis Melihat aurat lawan jenis secara sengaja Air mani keluar akibat timbul hasrat atau nafsu. 5. Merokok Tidak hanya itu, merokok juga termasuk kegiatan yang dapat membatalkan puasa. Hal ini pun juga sebagaimana ia tidak mampu menjaga hawa nafsunya dengan baik. Melansir metro.co.uk, alasan larangan merokok di bulan Ramadan adalah karena mengandung partikel yang dapat mencapai perut. Tentunya, ini akan membatalkan puasa dengan sepenuhnya. Ini mirip dengan dupa, yang juga tidak diperbolehkan ketika berpuasa, karena partikel yang bisa dihirup orang 6. Menstruasi atau Haid Puasa adalah salah satu larangan saat haid dalam Islam bagi perempuan. Para ulama mahdzab fiqh menyepakati bahwa keluarnya darah haid membuat seorang perempuan tidak boleh berpuasa. Imam Nawawi, seorang ulama hadist mengatakan bahwa, “Kaum muslimin sepakat bahwa perempuan haid tidak wajib salat dan puasa dalam masa tersebut,” (Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, 3/250). 7. Masa Nifas Masa nifas juga termasuk hal-hal yang membatalkan puasa bagi perempuan. Selain halhal yang membatalkan puasa, perempuan haid atau nifas wajib untuk mengganti puasanya. Umumnya darah haid keluar selama satu minggu, dan paling lama berlangsung selama 15 hari. Sementara itu, masa nifas biasanya 40 hari, sedangkan paling lama adalah 60 hari. Apabila setelah itu tidak ada lagi darah yang keluar, maka perempuan telah suci dan harus mandi wajib. Jika masih tersisa waktu untuk puasa dalam bulan Ramadan, maka wajib menjalankan puasa hingga hari Idulfitri. 8. Sengaja Memasukkan Benda ke Organ Dalam Dilansir NU Online, dalam kitab Fath al-Qarib dijelaskan hal-hal yang membatalkan puasa ini juga tak kalah penting. Ini termasuk ketika ada benda (‘ain) yang masuk dalam salah satu lubang. Hal ini yang berpangkal pada organ bagian dalam, yang dalam istilah fiqih biasa disebut dengan jauf. Jauf adalah lubang mulut, telinga, dan hidung. Ini memiliki batas awal yang ketika benda melewati batas tersebut maka puasa menjadi batal. Dalam hidung, batas awalnya adalah bagian yang disebut dengan muntaha khaysum (pangkal insang). Ini letaknya sejajar dengan mata. Untuk organ telinga, batasannya adalah yang sekiranya tidak telihat oleh mata. Sedangkan dalam mulut, batas awalnya adalah tenggorokan yang biasa disebut dengan hulqum.