FISIP UMMAT | ISSN 2716-0432 Vol. 2, No. 1 Maret 2020, Hal. 24-32 BIG DATA DAN PEMANFATANNYA DI PERPUSTAKAAN Nurul Fikriati Ayu Hapsari1 1Prodi DIII Perpustakaan, Universitas Muhammadiyah Mataram nurulfikriatiayuhapsari@gmail.com ABSTRAK INFO ARTIKEL Setiap hari triliunan byte data tercipta dari berbagai sumber, mengakibatkan ketersediaan data dan informasi saat ini mengalami perubahan yang cukup signifikan. Kumpulan data tersebut dapat menjadi informasi yang menjadi sebuah komoditas yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat. Data-data digital dalam jumlah banyak tersebut disebut sebagai “big data” yang membutuhkan tempat untuk disimpan, diorganisasi dan dianalisa. Data-data tersebut dapat digunakan dalam pengambilan keputusan strategis oleh suatu lembaga. Salah satunya pada perpustakaan memiliki sejarah panjang sebagai tempat penyimpanan, pengorganisasian dan analisa informasi. Perpustakaan memainkan peran penting di persimpangan pemerintah, universitas, lembaga penelitian, dan masyarakat karena mereka menyimpan dan mengelola aset digital. Banyaknya data di perpustakaan perlu diubah menjadi informasi atau pengetahuan yang kemudian digunakan oleh peneliti atau pengguna. Perpustakaan dapat memanfaatkan Big Data yang tersedia untuk membuat perubahan dalam pemberian layanan kepada masyarakat. Artikel ini berusaha memberikan gambaran umum mengenai Big Data dan teknologi Big Data di perpustakaan. Sehingga perpustakaan yang berada dapat mengambil pelajaran dalam memanfaatkan Big Data. Big Data membawa pengaruh besar dalam dunia perpustakaan khususnya pada aspek layanan perpustakaan dan kompetensi pustakawan. Pustakawan mungkin perlu memahami cara mengubah, menganalisis, dan menyajikan data untuk memfasilitasi penciptaan pengetahuan. Riwayat Artikel: Diterima: 28-02-2020 Disetujui: 10-03-2020 Kata Kunci: 1. 2. 3. 4. Digital Kepemimpinan Transformasional Perpustakaan ———————————————————— dari berbagai sumber, seperti dari media sosial, A. PENDAHULUAN Teknologi informasi telah digunakan untuk melakukan berbagai aktifitas salah satunya pada sebuah lembaga atau istitusi. Keberadaan sebuah lembaga atau institusi riset mempunyai tugas dan fungsi utama dalam menyelenggarakan keilmuan, pemantauan, evaluasi kemajuan riset dan penelaahan kecenderungan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk tercapainya kesejahteraan sosial. Salah satunya perpustakaan. pada lembaga Perpustakaan informasi perlu yaitu memberikan kepuasan yang lebih kepada pengguna dengan meningkatkan inovasi pelayanan yang diberikan. Hal ini dapat dilakukan apabila didukung dengan adanya ketersediaan data dan informasi. Ketersediaan data dan informasi saat ini mengalami perubahan yang besar. Melalui teknologi informasi, triliunan byte data diciptakan setiap hari sensor, video surveillance, dan smart grids. Informasi menjadi sebuah komoditas yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat. Masyarakat berusaha melakukan apapun untuk mendapatkan informasi, salah satunya dengan melakukan penggalian pada kepingan-kepingan data yang sangat besar yang berasal dari aktivitas sehar-hari. Lautan data ini mengarah pada satu terminologi Big Data. Big Data yang telah mengubah cara manusia memahami dunia yang berdampak besar dan akan terus menciptakan riak melalui semua aspek kehidupan manusia (Nath, 2015). Salah satunya melalui jejaring sosial data dapat tercipta dengan jumlah yang sangat besar. Sugiarsono (2015) mengungkapkan, dari segi pengguna Big Data, pada jaringan sosial media Facebook pada tahun 2012 memiliki jumlah pengguna mencapai 1 miliar [JIPER | Jurnal Ilmu Perpustakaan | Vol. 2, No. 1 Maret 2020 Hal. 24-32] 24 pengguna, dan menangani 350 juta unggahan foto, mengetahui perilaku pelanggan; serta mengetahui 4,5 miliar like dan 10 miliar pesan setiap hari. Artinya tren bahwa jejaring sosial media ini menyimpan data lebih menganalisa informasi pengguna terhadap gaya dari 100 pertabytes untuk kebutuhan analitiknya. belajar, pihak perpustakaan khususnya pustakawan Penyedia jaringan sosial media yang lain yaitu Twitter dapat membuat kebijakan dengan menyediakan pada tahun 2014 penggunanya mencapai 500 juta learning commons di perpustakaan yang terdapat dengan 284 juta pengguna aktif dan setiap hari zona diskusi, zona belajar sendiri dan zona sosial atau menangani 1.6 miliar search query. Youtube pada bersantai. pasar dan pengguna, contohnya dengan tahun 2013 digunakan oleh 1 milyar pengguna, mesin Mengacu pada besarnya manfaat yang dapat pencari (search engine) Google mempublikasikan ditawarkan oleh tren teknologi Big Data, khususnya data bahwa pada bulan April 2014 Google Inc di Perpustakaan, menarik untuk diketahui sejauh mencatat sekitar 100 miliar query / pencarian per mana teknologi Big Data sudah dimanfaatkan oleh bulan. Angka-angka tersebut menampakkan bahwa beberapa perpustakaan dan tantangan apa saja yang pergerakan data sungguh sangat besar sekarang ini muncul dalam penerapannya. Penerapan teknologi dan akan terus tumbuh. Big Data pada suatu lembaga dapat dilihat dari Data-data tersebut dapat digunakan dalam fungsi-fungsi yang sudah tersedia pada IT pengambilan keputusan strategis oleh suatu lembaga. infrastrukturnya, sehingga dapat menjalankan kerja Sehingga dan yang berhubungan dengan aplikasi mobile, social, memanfaatkan data-data yang tersedia dalam volume dan Big Data-Analytic. Diharapkan hasil kajian dapat besar, keragaman variatif, kompleksitas tinggi dan memberikan kecepatan penambahan data yang tinggi, dapat teknologi Big Data di Indonesia dapat diterapkan mengambil semakin luas, khususnya di perpustakaan. pihak yang keuntungan mampu yang mengolah besar. Namun informasi dan inspirasi sehingga sayangnya, penerapan Big Data analitik masih belum begitu populer di Indonesia (Galiartha, 2015). Sejauh ini tiga bidang usaha pengguna utama Big Data di Indonesia yaitu perusahaan e-commerce, B. LANDASAN TEORI 1. Big Data Big Data pertama kali disebut dalam sebuah telekomunikasi, perbankan, dan produsen barang- artikel barang konsumsi ringan dan murah seperti minuman demand paging for out-of-core visualization. Cox dan makanan kemasan (consumer goods). dan Ellsworth (1997) mengatakan persoalan yang Teknologi Big Data juga dapat dimanfaatkan ilmiah berjudul Application-controlled muncul mengenai Big Data dinyatakan dalam oleh lembaga perpustakaan. Beberapa manfaat Big rumusan berikut: Data di lembaga informasi khususnya perpustakaan “Visualization provides an interesting challenge for diantaranya untuk mengetahui respon dan feedback computer systems: data sets are generally quite pengguna terhadap koleksi ataupun layanan yang large, taxing the capacities of main memory, local diberikan berupa jasa melalui analisis sentimen di disk, and even remote disk. We call this the problem media penyusunan of big data”. kebijakan dan pengambilan kepustusan secara lebih Pada sosial; data sebagai dasar perkembangan selanjutnya muncul tepat dan akurat; membantu meningkatkan citra berbagai pengertian mengenai Big Data. Menurut perpustakaan di mata pengguna; untuk perencanaan Devenport (2013) Big Data adalah istilah yang selanjutnya dalam perbaikan pelayanan dengan menggambarkan volume data yang besar, baik [JIPER | Jurnal Ilmu Perpustakaan | Vol. 2, No. 1 Maret 2020 Hal. 24-32] 25 FISIP UMMAT | ISSN 2716-0432 Vol. 2, No. 1 Maret 2020, Hal. 24-32 terstruktur dan tidak terstruktur yang membanjiri jumlah pasti dan juga ukuran dari data. Dataset bisnis sehari-hari. Big Data dapat dianalisis untuk Big Data sekitar 1 terabyte sampai 1 petabyte wawasan yang mengarah pada keputusan yang lebih perperusahaan jadi jika Big Data digabungkan baik dan bergerak bisnis strategis. Hal ini sejalan dalam sebuah organisasi atau grup perusahaan dengan pendapat Nath (2015) dalam paper yang ukurannya mungkin bisa sampai zettabyte. berjudul Big data Security Issues and Challenges b. Variety memberikan pengertian bahwa “Big data is an Berkaitan dengan jenis dan sifat dari data. evolving term that describes any voluminous Mengacu amount and kepercayaan yang terkait dengan jenis data unstructured data that has the potential to be mined tertentu, seperti data komentar pada media sosial. for information”. Hal ini berarti bahwa Big Data Variasi adalah tentang mengelolah kompleksitas adalah jumlah data yang besar baik terstruktur beberapa jenis data, termasuk data terstruktur, maupun tidak terstruktur yang dijadikan sebagai data semi-terstruktur, dan data tidak terstruktur. informasi untuk pengambilan keputusan. Organisasi of structured, semi-structured pada tingkat perlu kebenaran dan mengintegrasikan dan Terlepas dari definisi mana yang paling tepat, menganalisis data dari dari kedua sumber hal yang utama adalah terdapat pertumbuhan data informasi traditional dan non traditional, dari dan informasi yang cepat dan bervariasi, sehingga dalam dan luar perusahaan. Dengan begitu menciptakan tantangan baru bagi kita yang tidak banyaknya sensor, perangkat pintar (smart hanya tantangan dalam pengelolaan data heterogen device) dan teknologi kolaborasi sosial, dari data dalam jumlah yang besar, tetapi juga bagaimana yang dihasilkan dalam bentuk yang tak terhitung untuk memahami semua data tersebut. jumlahnya, termasuk 2. Karakteristik Big Data text, web data, tweet, sensor data, audio, video, click stream, dan Terdapat beberapa karakteristik Big Data. perkembangan selanjutnya Gartner (2011) dalam Lemieux (2014) mengatakan hal yang berkaitan banyak lagi. Berikut ini tiga jenis format data: 1) Structured data seperti relational database (RDBMS) dengan Big Data bahwa “Other definitions emphasise 2) Semi-Structured data seperti XML, JSON not just the increasing volume or amount of data, 3) Unstructured data seperti Dokumen, but also its velocity (speed of data in and out), and metadata, video, gambar, audio, file teks, variety ebooks, email message, social media, jurnal dll. (range Selanjutnya of Laney data types (2001) and sources)”. mendefinisikan tiga c. Velocity dimensi pada Big Data, yaitu Volume, Velocity, dan Berkaitan dengan kecepatan data yang Variety: dihasilkan, diolah dan dianalisis secara terus a. Volume menerus dari berbagai sumber, mulai dari data Berkaitan data yang batch Ukuran data permintaan dan kebutuhan untuk memasukkan menentukan nilai dan potensi mendalam dan streaming data ke dalam proses bisnis dan dalam ukuran media penyimpanan data yang sangat pengambilan keputusan. Hari ini, data terus- besar atau mungkin tak terbatas hingga satuan menerus dihasilkan petabytes atau zettabytes. Volume data juga terus mustahil untuk meningkat menangkap, menyimpan dan menganalisis. Jenis dihasilkan dan dengan jumlah disimpan. sehingga tidak dapat diprediksi hingga real time pada sistem untuk memenuhi kecepatan yang tradisional untuk [JIPER | Jurnal Ilmu Perpustakaan | Vol. 2, No. 1 Maret 2020 Hal. 24-32] 26 tertentu dari data harus dianalisis secara real atau time sehingga menjadi nilai. mendapatkan data. Dapat disimpulkan bahwa Big Data mengacu bekerjasama dengan pihak lain untuk b. Teknologi pada 3V: volume, variety, velocity. Namun ada yang Hal ini terkait dengan infrastruktur dan menambahkan unsur V lainnya seperti veracity dan tools dalam pengoperasian Big Data, seperti teknik value. Sementara karakteristik veracity (kebenaran) komputasi dan analitik, serta media penyimpanan dan value (nilai) terkait dengan ketidakpastian data (storage). dan nilai manfaat dari informasi yang dihasilkan. mengalami kendala yang berarti dalam hal Dari definisi tersebut maka data terkait erat dengan teknologi informasi yang saat ini tersedia begitu berlimpah dengan membeli atau kerjasama dengan pihak ruah. Jika demikian maka Big Data ini merupakan ketiga. Pada Big Data, data terlalu besar dan suatu dan terlalu cepat atau tidak sesuai dengan struktur membutuhkan perhatian dan kepedulian kita untuk arsitektur database konvensional. Sehingga untuk mengelolanya. Bukan pada ukuran jumlahnya yang mendapatkan nilai dari data, harus digunakan besar, tetapi lebih pada kegunaan bagi kehidupan kita teknologi untuk mengekstrak dan memperoleh baik di lembaga maupun untuk kebutuhan pribadi. informasi yang lebih spesifik. Teknologi Cloud situasi nyata yang kita hadapi 3. Tantangan Big Data dalam Organisasi Biasanya, karena organisasi teknologi tidak bisa akan didapatkan dibutuhkan karena Big Data perlu didukung server Terminologi Big Data sering dikaitkan dengan yang kuat dengan tempat penyimpanan besar dan data science, data mining, maupun data processing. mudah dikembangkan. Cloud telah lebih dahulu Namun, Big Data melibatkan infrastruktur dan teknik berkembang dan tersedia luas dengan biaya lebih data mining atau data processing yang lebih canggih murah daripada tidak menggunakan Cloud. dari sebelumnya. Dalam mengimplementasikan c. Proses teknologi Big Data di suatu organisasi, ada 4 elemen Dalam proses mengadopsi teknologi Big penting yang menjadi tantangan, yaitu data, teknologi, Data dibutuhkan perubahan budaya organisasi. proses, dan SDM (Aryasa, 2015). Misalnya, sebelum adanya Big Data, seorang a. Data pimpinan dalam melakukan pengambilan Deskripsi dasar dari data menunjuk pada menjalankan organisasi, keputusan hanya benda, event, aktivitas, dan transaksi yang berdasarkan „intuisi‟ berdasarkan nilai, keyakinan terdokumentasi, dan tersimpan atau asumsinya. Namun setelah adanya teknologi tetapi tidak terorganisasi untuk dapat memberikan Big Data, pimpinan mampu bertindak mengambil suatu telah keputusan berdasarkan data yang akurat dan terorganisir sehingga dapat memberikan arti dan informasi yang relevan. Contoh lain, sebuah nilai kepada penerima, disebut informasi. (Rainer, perusahan telekomunikasi sejak menggunakan Kelly, & Cegielski, 2009). Ketersediaan data sistem monitoring informasi digital yang berasal menjadi kunci awal bagi teknologi Big Data. Ada dari web, Twitter, dan lain-lain, dapat dengan beberapa organisasi yang memiliki banyak data lebih mudah mengetahui masalah pelanggan dari proses bisnisnya yang dilakukan, baik data terkait produk dan membangun komitmen untuk terstruktur maupun tidak terstruktur, seperti menindaklanjuti masalah tersebut dalam paling industri perbankan. lama 6 jam. Dalam hal ini terbangun budaya Namun, ada pula organisasi yang perlu membeli organisasi baru tentang brand tracking, untuk arti yang terklasifikasi, spesifik. telekomunikasi Data maupun yang [JIPER | Jurnal Ilmu Perpustakaan | Vol. 2, No. 1 Maret 2020 Hal. 24-32] 27 FISIP UMMAT | ISSN 2716-0432 Vol. 2, No. 1 Maret 2020, Hal. 24-32 menyikapi kecenderungan pelanggan yang dewasa data sebagai bagian dari proses layanan informasi. ini lebih memilih membicarakan suatu masalah di Layanan informasi saat ini telah membuat ledakan Twitter data dibandingkan mengajukan komplain langsung ke customer service. di mana perpustakaan dituntut untuk membenahi empat bidang utama: (1) organisasi d. SDM perpustakaan, Dalam mengaplikasikan teknologi Big Data (2) membenahi kumpulan data internal, (3) menyadarkan akan kekuatan sumber dibutuhkan SDM dengan keahlian analitik dan data kreativitas yaitu kemampuan/keterampilan untuk pembenahan pada sumber daya manusia dengan menentukan metode baru yang dapat dilakukan keterampilan tertentu khususnya pada pustakawan untuk (Reinhalter & Wittmann, 2014). mengumpulkan, menganalisis komputer, data, dan menginterpretasi keahlian ketrampilan dan pemrograman bisnis yaitu yang lebih baik lagi bagi pengguna. Misalnya, dengan Big terdefinisi. Sementara data tidak terstruktur perpustakaan, pengguna melakukan penelusuran Data ini dihasilkan oleh aplikasiaplikasi internet, referensi, perilaku pengguna mungkin memberikan seperti data URL log, media sosial, e-mail, blog, wawasan untuk memberikan layanan yang lebih baik. video, audio serta data semantik. Analisis data Itu berarti bahwa terdapat dua aspek data maining adalah proses meneliti data untuk mengetahui yang dapat dicapai, yaitu: seseorang menggunakan pola tersembunyi, korelasi yang belum diketahui, data dan informasai berguna lainnya. Dengan demikian di semua sektor, menciptakan kesempatan bagi perpustakaan untuk berkolaborasi dengan lembaga lain untuk mengisi kesenjangan layanan. Perpustakaan, sebagai pusat informasi harus mengadaptasi dan mengakomodasi pertumbuhan data, sumber daya, dan menyediakan data. Perpustakaan sangat dipengaruhi oleh manajemen yang disimpan di perpustakaan dan menggunakan data yang dikumpulkan selama proses, proses ketika pengguna menggunakan layanan perpustakaan meneliti, mengolah data set besar (Big Data) untuk data dapat mengelola kumpulan Big Data secara efektif. Pada membutuhkan usaha, tools, dan waktu yang lebih. berbasis pustakawan statistik untuk proyek, membantu peneliti untuk sehingga untuk menjadikannya data terstruktur Tren penelitian saat ini adalah penelitian perpustakaan, informasi pasar, membantu siswa menjalankan menentu atau tidak memiliki struktur melekat, informasi bisnis berguna lainnya. Data menyarankan pemilik bisnis lokal yang mencari merupakan data tekstual dengan format tidak diketahui, tren pasar, preferensi pelanggan dan (4) mampu dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan memiliki tipe data, format, dan struktur yang telah mengetahui pola tersembunyi, korelasi yang tidak dan penting memiliki alat untuk menyimpan data, yang terstruktur dan tidak terstruktur. Data terstruktur Big Data adalah perpustakaan Perpustakaan sebagai pusat informasi tentunya dalam teknologi Big Data dapat berupa data analisis bagi C. PEMANFAATAN BIG DATA DI PEPRUSTAKAAN pemahaman tentang tujuan bisnis. Sumber data pengertian eksternal dengan penjelasan sebagai berkut: 1. Data-Driven untuk Pengambilan Keputusan Pendekatan berbasis data, yang mengambil data sebagai dasar untuk membuat keputusan atau rekomendasi, adalah metode umum yang digunakan di banyak bidang. Misalnya, digunakan dalam desain database atau desain perangkat lunak. Pada suatu Lembaga pengambilan keputusan lebih bermanfaat apabila berdasarkan data. Sebagai contoh, berdasarkan transaksi peminjaman koleksi atau pencarian koleksi oleh pengguna, perpustakaan bisa menggunakan teknik penambangan data kolaboratif [JIPER | Jurnal Ilmu Perpustakaan | Vol. 2, No. 1 Maret 2020 Hal. 24-32] 28 dan analisis teks untuk mengoptimalkan koleksi kepemilikan di perpustakaan (Talis Systems Website, (buku 2013). atau jurnal) untuk menghasilkan hasil pencarian yang lebih baik dan membuat rekomendasi 3. Standarisasi Data dan Pemodelan Data untuk buku-buku. Adanya pendekatan ini akan meningkatkan menyediakan kepuasan layanan pengguna yang lebih dengan baik, Metadata adalah karakteristik utama untuk data dalam basis data. Namun, tidak ada metadata dan atau standar untuk data penelitian. Membangun data penggunaan sumber daya perpustakaan yang efisien. dengan metadata tentu dapat mendorong berbagi dan 2. Format Data Baru remixing data perpustakaan (data penelitian) (Salo, Adanya berbagai data yang dapat diakses 2010). adalah satu hal yang penting untuk mencapai tujuan Skema data sangat berguna untuk menyatukan perpustakaan. Namun, banyak data yang perlu data dari berbagai sumber daya. Misalnya, dari satu dikerjakan ulang, terutama data yang dikumpulkan karya, pada waktu lama. Digitalisasi adalah langkah pertama, hubungan dengan menscanning atau membuat mikrofilm. geografis, tanggal, entitas bernama, klasifikasi subjek, Upaya lain yang penting untuk peningkatan akses afiliasi institusi, penerbit, dan informasi sirkulasi data dan historis dapat dengan mudah diekstraksi. Selanjutnya, infrastruktur. Sebagai contoh, USGS menggunakan hubungan itu, kemudian dapat dihubungkan ke karya beberapa aplikasi inovatif yang dapat membantu para lain, dan lainnya. adalah dengan membangun alat seperti makalah penelitian, rekan penulis, dari atau buku, kutipan, lokasi ilmuwan geologi mengelola data dengan lebih baik. Beberapa pekerjaan untuk membangun data Salah satu contoh adalah ScienceBase, platform terkait telah dilakukan oleh OCLC (Online Computer pengelolaan data yang memungkinkan data unggahan Library Center), yang menciptakan WorldCat sebagai dan mengembangkan data yang terhubung dan menerbitkan skema pada ScienceBase yang juga digunakan untuk merilis data schema.org. Mereka mengidentifikasi satu set entitas resmi ke publik. (seperti orang, peristiwa, barang, tempat) yang dapat katalog. Di sisi USGS lain, sedang memformat ulang data perpustakaan sehingga dapat bekerja dengan sumber daya online yang akan terhubung dengan pengguna. digunakan untuk membangun pengetahuan (Teens, 2013). Mengidentifikasi entitas dan kemudian Misalnya, OCLC (Online Computer Library Center) menetapkan hubungan antara masing-masing dua telah "kartu entitas. Setiap entitas memiliki properti yang harus data juga diidentifikasi. Ini adalah proses pemodelan perpustakaan yang diformat ulang dan kartu dapat database. Ini juga merupakan proses peralihan dari ditautkan dari luar (OCLC, 2013). Data perpustakaan hanya memiliki berbagai data menuju Big Data di bisa menjadi data yang terhubung untuk mencapai mana data terhubung. Memahami hubungan di interoperabilitas di Web (Teens, 2013). Tanpa antara memformat untuk menghubungkan semua jenis data yang berbeda yang mencapai tujuan tersebut secara efektif. Contoh dimiliki perpustakaan. Hal ini dapat memungkinkan lainnya pada perpustakaan di Inggris mempelajari pengguna perpustakaan untuk menemukan item yang data terkait koleksi perpustakaan dan memodelkan menarik di antara berbagai data perpustakaan orang, dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin. bekerja pengetahuan" untuk mirip ulang peristiwa, menghasilkan Google data, tempat berdasarkan mungkin yang sulit terkait dengan entitas dapat membantu untuk 4. Visualisasi Data Perpustakaan [JIPER | Jurnal Ilmu Perpustakaan | Vol. 2, No. 1 Maret 2020 Hal. 24-32] 29 FISIP UMMAT | ISSN 2716-0432 Vol. 2, No. 1 Maret 2020, Hal. 24-32 Data 5. perpustakaan dapat dipilih dan Sejumlah tantangan yang dihadapi oleh divisualisasikan oleh alat seperti dasbor Tableau, pustakawan di era Big Data adalah tantangan dari untuk disajikan kepada pengguna sesuai kebutuhan luar dan tantangan dari dalam. Tantangan dari luar pengguna. Di sisi lain, pustakawan di perpustakaan merupakan tantangan yang berasal dari orang-orang universitas dapat menggunakan visualisasi data yang ahli teknologi informasi & komunikasi (TIK), untuk koleksi sebagaimana kita ketahui ahli TIK memang sangat perpustakaan, pengeluaran, dengan jumlah jurusan dominan di era Big Data saat ini. Namun, kompetensi yang ada. Ketidakseimbangan yang mungkin terjadi IT pustakawan masih terlihat begitu rendah dalam dalam Standar membandingkan pengadaan bagian koleksi atau dari penganggaran Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pembelian koleksi perpustakaan sehingga dengan (SKKNI), saat ini kompetensi IT menjadi sangat adanya visualisasi data dapat memberikan saran fundamental. Pustakawan mungkin akan kalah saing dalam perencanaan strategis. dengan mereka yang berasal dari ilmu komputer dan Kebiasaan Pengguna sejenisnya. Namun, pustakawan saat ini ditantang Seperti yang disebutkan sebelumnya, informasi untuk mampu memanfaatkan potensi Big Data dari koleksi perpustakaan dapat disesuaikan melalui segi non-teknis termasuk menggunakan tools yang teknologi Big Data (Teens, 2013). Di sisi lain, sudah ada, melakukan data riset lokal, hingga dimungkinkan untuk merekam dan melacak aktivitas menggunakan data untuk mengadvokasi diri sendiri pengguna dan komunitas sekitar penanganan konten atau perpustakaan dan menyimpan data tersebut dalam penyimpanan data berskala besar, informasi dan kemudian melakukan analisis data. Hasilnya perpustakaan. kemudian dapat meningkatkan digunakan berpotensi lingkup kerja Tehnik analisis dan representasi data adalah hal yang penting dalam pekerjaan pustakawan. Saat kepuasan ini pustakawan ditantang melakukan menganalisis kepada pengguna melalui layanan perpustakaan dan mengekstrak knowledge dari data yang dimiliki. (Shield, 2004). Kemampuan untuk mengubah data dari data yang dan dapat pengguna ruang secara keseluruhan, pengalaman untuk merupakan memberikan semi atau tidak terstruktur ke data terstruktur, dan D. TANTANGAN DALAM PENERAPAN BIG kemudian merepresentasikan data tersebut dalam suatu DATA DI PERPUSTAKAAN skema sehingga mudah dimengerti dan Perpustakaan berisi berbagai data atau big data digunakan oleh pengguna. Tantangan lain yang yang berharga. Namun, Big Data yang terdapat di dihadapi pustakawan dalam menghadapi Big Data perpustakaan berbeda dari data di bidang lain seperti adalah kompleksitas Big Data yang disebabkan oleh rumah sakit, bisnis, dan yang lainnya. Riset Big Data kuantitas data, dan ketidakpastian data yang berasal di perpustakaan relatif baru. Oleh karena itu, dari perubahan sifat dan berbagai representasi data. mungkin ada beberapa masalah atau kesulitan dalam Sudut pandang berubah, baik oleh cara pengumpulan proses transformasi data, kurasi, analisis, dan ataupun metode analisis, maka analisispun akan presentasi. Kurangnya, teknologi Big Data yang berubah sehingga hasil dari analisis pertama tidak digunakan dalam perpustakaan mungkin berbeda dapat digunakan lagi (Laney, 2001). dari yang di daerah lain seperti penyimpanan, softwere dan sumber daya manusia. Untuk mengatasi ini, pustakawan perlu memahami tehnik analisa data yang sistematis sehingga mampu memahami kompleksitas dan [JIPER | Jurnal Ilmu Perpustakaan | Vol. 2, No. 1 Maret 2020 Hal. 24-32] 30 ketidakpastian dalam Big Data. Pengembangan Big Data di perpustakaan mungkin memiliki pustakawan dalam lingkup pendidikan juga perlu lebih sedikit tantangan untuk dipelajari, tetapi lebih diatasi dengan memberikan kebijakan mengenai banyak masalah dalam penerapan Big Data terkait kurikulum yang sesuai basis kompetensi di era Big anggaran dan teknis. Big Data dapat membantu Data. Kompetensi tersebut berkaitan dengan ilmu perpustakaan membuat keputusan yang inovatif. statistik pengetahuan Adanya data yang dikumpulkan saat pengguna teknologi informasi terkini seperti cloud computing, perpustakaan menggunakan layanan ini sangat smart computing, data mining, maka pustakawan membantu dalam bisa dikatakan termasuk kategori pengelola data atau pengguna secara data analyst (Putrawan, 2015). pengguna terhadap dan beberapa sentuhan Banyak perpustakaan mulai memperkenalkan Kemampuan meningkatkan keseluruhan, untuk layanan pengalaman dan kepuasan perpustakaan. mengumpulkan dan teknologi Big Data. Perlu untuk menyadari bahwa menganalisis Big Data yang tersedia akan menjadi masih keunggulan kompetitif di semua industri, termasuk ada beberapa masalah seperti masalah anggaran, masalah tekniks dan lainnya. Masalah perpustakaan. umum lainnya yang dihadapi oleh sebagian besar data meliputi: kesalahpahaman waktu dalam data, DAFTAR PUSTAKA skala Big Data, ketidakmampuan Big Data analisis untuk menangani dinamika non-linear, pertanyaan kausalitas dan tantangan antar-disiplin. Di sisi lain, berbagai disiplin ilmu menciptakan dan memasukkan Big Data ke dalam penelitian dan institusi atau perpustakaan menciptakan repositori dan alat lain untuk mengelolanya. E. KESIMPULAN Sejumlah perubahan besar terjadi pada perpustakaan dengan adanya fenomena Big Data. Perubahan tersebut terjadi secara cepat di semua Aryasa, K. (2015). Big data: Challenges and opportunities. Dipersentasikan di Workshop Big Data Puslitbang Aptika dan IKP. tanggal 19 Mei 2015. Puslitbang Aptika dan IKP. Cox, M., & Ellsworth, D. (1997). Application controlled demand paging for out-of-core visualization. Proceedings of the 8th Conference on Visualization ‟97. Washington: IEE Computer Society Press. Laney, D. (2001). 3D data management: Controlling data volume, velocity and variety. META Group Research Note 6. menuntut perpustakaan untuk membenahi antara Lemieux, V. L., et. al. (2014). Meeting big data challenges with visual analytics the role of records management. Records Management Journal, 24(2), 122-141. doi:10.1108/RMJ01-2014-0009 lain organisasi perpustakaan, pembenahan data OCLC aspek perpustakaan mulai dari aspek layanan informasi yang diberikan kepada pengguna. Big Data internal yang melingkupi koleksi baik elektronik maupun tercetak serta pembenahan sumber daya manusia yaitu pustakawan dengan keterampilan khusus. Proses utama dalam pemanfaatan Big Data di perpustakaan melibatkan pemilihan koleksi, organisasi, deskripsi dan pemodelan, penyimpanan, presentasi atau visualisasi. Tentu saja analisis data juga menjadi hal yang penting. Website (2013). Diakses di https://www.oclc.org/enUS/news/releases/2 012/201224.html Putrawan, N. A. (2015). Relevansi big data dan ilmu perpustakaan: Sebuah pendekatan baru. Diakses dari https://www.linkedin.com/pulse/relevansibig data-dan-ilmu-perpustakaan-sebuahbaru-a-putrawan. Reinhalter, L., & Wittmann, R. J. (2014). The library: Big data‟s boomtown. The Serials Librarian, [JIPER | Jurnal Ilmu Perpustakaan | Vol. 2, No. 1 Maret 2020 Hal. 24-32] 31 FISIP UMMAT | ISSN 2716-0432 Vol. 2, No. 1 Maret 2020, Hal. 24-32 67(4), 363– 372. Diakses 10.1080/0361526X.2014. 915605. di doi: Salo, D. (2010). Retooling libraries for the data challenge. Ariadne, 64. Shield, M. (2004) Information literacy, statistical literacy and data literacy. IASSIST Quarterly, 28(2), 6-11. Sugiarsono, J. (2015). SWA sembada Media Bisnis, XXXI(05), 32-46. Talis Systems Website. (2013). Diakses di http://talissystems.com/2011/07/significant bibliographic-linked-datarelease-from-thebritish-library/ Teens, M. & Goldner, M. (2013). Libraries‟ role in curating and exposing big data. Future Internet, 5, 429-438. doi:10.3390/fi5030429 Galiartha, G. (2015). Tiga bidang usaha pengguna utama big data di Indonesia. Antaranews. Diakses di http://www.antaranews.com/berita/477310/ tiga-bidangusaha-pengguna-utama-big-datadi-indonesia. [JIPER | Jurnal Ilmu Perpustakaan | Vol. 2, No. 1 Maret 2020 Hal. 24-32] 32