Uploaded by liel.me

Hubungan Hukum Dokter Dengan Pasien

advertisement
Hubungan Hukum Antara Dokter Dengan Pasien
Hubungan hukum antara dokter dengan pasien telah terjadi sejak dahulu (zaman Yunani kuno),
dokter sebagai seorang yang memberikan pengobatan terhadap orang yang membutuhkannya.
Hubungan ini merupakan hubungan yang sangat pribadi karena didasarkan atas kepercayaan dari
pasien terhadap dokter yang disebut dengan transaksi terapeutik.
Transaksi terapeutik adalah perjanjian antara dokter dan pasien berupa hubungan hukum yang
melahirkan hak dan kewajiban kedua belah Pihak. Objek dari perjanjian ini adalah berupa upaya
atau terapi untuk menyembukan pasien.
Hubungan hukum antara dokter dengan pasien ini berawal dari pola hubungan vertikal
paternalistik seperti antara bapak dengan anak yang bertolak dari prinsip “father knows best” yang
melahirkan hubungan yang bersifat paternalistik.
Hubungan hukum timbul bila pasien menghubungi dokter karena ia merasa ada sesuatu yang
dirasakannya membahayakan kesehatannya. Keadaan psikobiologisnya memberikan peringatan
bahwa ia merasa sakit, dan dalam hal ini dokterlah yang dianggapnya mampu menolongnya dan
memberikan bantuan pertolongan. Jadi, kedudukan dokter dianggap lebih tinggi oleh pasien dan
peranannya lebih penting daripada pasien.
Hak-hak dokter sebagai pengemban profesi dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Hak memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya dan sejujurjujurnya dari pasien yang
akan digunakannya bagi kepentingan diagnosis maupun terapeutik.
2. Hak atas imbalan jasa atau honorarium terhadap pelayanan yang diberikannya kepada pasien.
3. Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya dalam melaksanakan transaksi terapeutik.
4. Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas pelayanan kesehatan yang
diberikannya.
5. Hak untuk memperoleh persetujuan tindakan medik dari pasien atau keluarganya.
Hak-hak tersebut di atas, dokter juga mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan yaitu sebagai
berikut :
1. Kewajiban untuk memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi, yaitu dengan cara
melakukan tindakan medis dalam suatu kasus yang konkret menurut ukuran tertentu yang
didasarkan pada ilmu medis dan pengalaman.
2. Kewajiban untuk menghormati hak-hak pasien, antara lain rahasia atas kesehatan pasien bahkan
setelah pasien meninggal dunia.
3. Kewajiban untuk memberikan informasi pada pasien dan/atau keluarganya tentang tindakan
medis yang dilakukannya dan risiko yang mungkin terjadi akibat tindakan medis tersebut.
4. Kewajiban merujuk pasien untuk berobat ke dokter lain yang mempunyai keahlian/kemampuan
yang lebih baik.
5. Kewajiban untuk memberikan pertolongan dalam keadaan darurat sebagai tugas
perikemanusiaan.
Hubungan hukum dokter-pasien akan menempatkan dokter dan pasien berada pada kesejajaran,
sehingga setiap apa yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien tersebut harus melibatkan pasien
dalam menentukan apakah sesuatu tersebut dapat atau tidak dapat dilakukan atas dirinya. Salah
satu bentuk kesejajaran dalam hubugan hukum dokterpasien adalah melalui informed consent atau
persetujuan tindakan medik. Pasien berhak memutuskan apakah menerima atau menolak sebagian
atau seluruhnya rencana tindakan da pengobatan yang akan dilakukan oleh dokter terhadap dirinya.
UU RI Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, khusunya mengatur tentang Hak dan
Kewajiban Dokter atau tenaga medis, doktcr mempunyai hak:
1. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
2. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
3. memperoleh informasi yang iengkap dan jujur dan pasien atau keluarganya;
4. menerima imbahan jasa.
Hubungan hukum dokter pasien mengacu pada Pasal 1320 KUHPerdata yang mengatur syaratsyarat sahnya sebuah perjajiajan atau perikatan hukum Syaratsyarat tersebut yaitu antara lain :
1 Pelaku perjanjian harus dapat bertindak sebagai subjek hukum
2. Perjanjian antara subjek hukum tersebut harus atas dasar sukarela dan tanpa paksaan,
3. Perjanjian tersebut memperjanjikan sesuatu di bidang pelayanan kesehatan,
4. Perjanjian tersebut harus atas sebab yang halal dan tidak bertentangan dengan hukum.
Pengertian Hukum Kesehatan
Pada awalnya masyarakat menganggap penyakit sebagai misteri, sehingga tidak ada seorangpun
yang dapat menjelaskan secara benar tentang mengapa suatu penyakit menyerang seseorang dan
tidak menyerang lainnya. Pemahaman yang berkembang selalu dikaitkan dengan kekuatan yang
bersifat supranatural. Penyakit dianggap sebagai hukuman Tuhan atas orang-orang yang yang
melanggar hukumNya atau disebabkan oleh perbuatan roh-roh jahat yang berperang melawan
dewa pelindung manusia. Pengobatannya hanya bisa dilakukan oleh para pendeta atau pemuka
agama melalui do’a atau upacara pengorbanan. Pada masa itu profesi kedokteran menjadi
monopoli kaum pendeta, oleh karena itu mereka merupakan kelompok yang tertutup, yang
mengajarkan ilmu kesehatan hanya di kalangan mereka sendiri serta merekrtu muridnya dari
kalangan atas. Memiliki kewenangan untuk membuat undang-undang, karena dipercayai sebagai
wakil Tuhan untuk membuat undang-undang di muka bumi.
Hukum kesehatan termasuk hukum “lex specialis”, melindungi secara khusus tugas profesi
kesehatan (provider) dalam program pelayanan kesehatan manusia menuju ke arah tujuan deklarasi
“health for all” dan perlindungan secara khusus terhadap pasien “receiver” untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan
Dengan sendirinya hukum kesehatan ini mengatur hak dan kewajiban masing-masing
penyelenggara pelayanan dan penerima pelayanan, baik sebagai perorangan (pasien) atau
kelompok masyarakat.
Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia dalam anggaran dasarnya menyatakan “Hukum
kesehatan
adalah
semua
ketentuan
hukum
yang
berhubungan
langsung
dengan
pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak dan kewajiban baik perorangan
dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak
penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek organisasi; sarana pedoman medis
nasional/internasional, hukum di bidang kedokteran, yurisprudensi serta ilmu pengetahuan bidang
kedokteran kesehatan. Yang dimaksud dengan hukum kedokteran ialah bagian hukum kesehatan
yang menyangkut pelayanan medis”.
Hukum kesehatan menurut H.J.J. Lennen adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan hukum yang
berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan dan penerapan kaidah-kaidah hukum perdata,
hukum administrasi negara, dan hukum pidana dalam kaitannya dengan hal tersebut.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Van Der Mijn, hukum kesehatan dapat dirumuskan sebagai
sekumpulan peraturan yang berkaitan dengan pemberian perawatan dan juga penerapannya kepada
hukum perdata, hukum pidana, dan hukum administrasi negara.
Agar memudahkan untuk melihat pengertian hukum kesehatan berikut point point dari pengertian
hukum kesehatan :
H.J.J. Lennen Hukum kesehatan adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan
langsung dengan pelayanan kesehatan dan penerapan kaidah-kaidah hukum perdata, hukum
administrasi negara, dan hukum pidana dalam kaitannya dengan hal tersebut.
Van Der Mijn, hukum kesehatan adalah sekumpulan peraturan yang berkaitan dengan pemberian
perawatan dan juga penerapannya kepada hukum perdata, hukum pidana, dan hukum administrasi
negara.
Soerjono Soekanto
hukum kesehatan yang secara khusus berisikan perangkat, kaidah maupun keteraturan sikap tindak
yang berkaitan dengan kesehatan .
Wila Ch Supriadi
hukum kesehatan adalah sekumpulan peraturan tentang kesehatan, dengan tujuan untuk
memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum (= fungsi hukum pada umumnya) pun
keteraturan sikap tindak yang berkaitan dengan kesehatan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hukum kesehatan adalah seluruh kumpulan peraturan
yang mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Sumber hukum
kesehatan tidak hanya bertumpu pada hukum tertulis (undangundang), namun juga pada
jurisprudensi, traktat, konsensus, dan pendapat ahli hukum serta ahli kedokteran (termasuk
doktrin).
Hukum kesehatan dilihat dari objeknya mencakup segala aspek yang berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan (zorg voor de gezondheid).
Dengan demikian dapat dibayangkan bahwa sumber hukum kesehatan cukup luas dan kompleks.
Bentuk hukum tertulis atau undangundang mengenai hukum kesehatan diatur dalam:
a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (selanjutnya disebut UU No. 36 Tahun
2009).
b. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (selanjutnya disebut UU No. 44
Tahun 2009).
c. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (selanjutnya disebut UU No.
29 Tahun 2004).
Pengertian Hukum Kesehatan menurut
Daftar Pustaka
Cecep Triwibowo, 2014 , Etika dan Hukum Kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika.
Soekidjo Notoatmodjo, 2010 , Etika dan Hukum Kesehatan, , Jakarta, Rineka Cipta.
Sri Siswati, 2013 , Etika dan Hukum Kesehatan dalam Perspektif Undang-Undang Kesehatan, ,
Jakarta, Rajawali Pers.
Kancil, CST, 1991, Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia, Jakarta, Rineka Cipta.
Download