Uploaded by Arifah kha

Example one of my articles that i published

advertisement
Some of my writing work:
https://www.kompasiana.com/arifahkha
https://www.researchgate.net/publication/366795795_FACTORS_THAT_INFLUENCE_SOCIALECONOMIC_MOTIVES_THROUGH_THE_DECISION_OF_ZAKAT_TO_USE_DIGITAL_SERVICES_CAS
E_STUDY_OF_LAZ_AL_AZHAR
https://kumparan.com/arifah-kha/fenomena-flypaper-effect-pada-transfer-antar-pemerintah1tgb9e10C7I
Example of an article that i publish in national news blog in
Indonesia:
Indonesia Mengalami Eksternalitas Positif Selama Covid-19,
Mau Tahu?
Pada 31 Desember 2019, kasus yang menunjukkan gejala semacam pneumonia dilaporkan pertama kalinya di
Wuhan, provinsi Hubei, Cina.
Kasus ini terus bertambah parah, hingga akhirnya China CDC (Center Dissease Control) melaporkan adanya
jenis baru dari virus corona yang merupakan penyebab dari wabah ini. Penyakit jenis baru ini pun disebut sebagai
virus corona 2019 (COVID-19).
COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan
penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka
kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (saat ini kurang dari 7%).
Dikutip dari BBC, jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. Pada saat itu SARS
diperkirakan merugikan ekonomi global lebih dari 30 dollar miliar AS, sedangkan ekonom menyebutkan bahwa
dampak virus corona baru ini dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar. Kegagalan-kegagalan ekonomi
yang terjadi ini diakibatkan virus corona seolah-olah seperti barang publik, yang memiliki supply, tanpa ada
demand (permintaan).
Pada 11 maret 2020 World Health Organization (WHO) mengumumkan, COVID-19 sebagai pandemi global
setelah melihat bahwa dengan cepat COVID-19 menularkan hingga ke seluruh dunia dan terjadi peningkatan
jumlah kasus di beberapa daerah yang sudah terinfeksi. Menurut situs WHO, pada 17 April 2020, dilaporkan
1.995.983 kasus COVID-19 pada lebih dari 100 negara di seluruh dunia, mayoritas terjadi di kawasan Eropa dan
Amerika.
Di Indonesia sendiri, sudah lebih dari sebulan sejak presiden jokowi secara resmi mengumumkan kasus pertama
virus corona. Setelah kasus pertama dan kedua ditemukan positif, pemerintah terus melakukan pengembangan
pada orang-orang yang pernah melakukan kontak fisik dengan ibu dan anak tersebut.
Hingga 16 April 2020, terdapat 5.516 kasus di Indonesia dengan jumlah kematian 496 kasus meninggal dunia
dan 548 kasus berhasil sembuh. Meskipun pada hari-hari sebelumnya angka kematian lebih tinggi, justru
sekarang berbalik arah. Ini menunjukkan bahwa penanganan virus corona ini mengalami peningkatan.
Terjadinya pandemi akibat wabah COVID-19 ini menghasilkan eksternalitas. Eksternalitas sendiri ialah biaya
atau manfaat yang didapatkan oleh pihak ketiga yang tidak dapat memilih untuk mendapatkan atau tidak dampak
tersebut, yang dapat berupa eksternalitas negatif dan eksternalitas positif (pecuniary). Berikut dua eksternalitas
positif yang sudah kita dapatkan selama berlangsungnya pandemi:
1. Berkurangnya volume sampah
Di Ibukota, penurunan volume sampah terlihat jelas sejak hari pertama di berlakukannya Work From Home
(WFH) pada 16 Maret 2020. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mencatat bahwa rata-rata tonase
sampah dari Jakarta menuju TPS Bantargebang berkurang 620 ton per hari.
Kepala DLH DKI Jakarta, Andono Warih menyatakan, "Penurunan itu jika dibandingkan dengan data rata-rata
harian periode 1-15 Maret 2020 sebelum penerapan WFH, dengan rata-rata tonase sampah 16-31 Maret 2020
setelah penerapan WFH," jelas dia, dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (8/4) dikutip dari Antara. Yang mana
rata-rata tonase sampah periode 1-15 Maret 2020 berada di angka 9.346 ton per hari.
Penurunan sampah DKI Jakarta pun terus terjadi sejak diberlakukannya PSBB. "Ada penurunan tonase sampah
lagi dari 10 - 14 April, rata-rata beratnya 7.686 ton per hari," kata Andono saat dikonfirmasi, Jakarta, Rabu (15/4)
dikutip dari MediaIndonesia. Maka dapat kita simpulkan bahwa sejak diberlakukannya PSBB, rata-rata volume
jumlah sampah yang berkurang menjadi lebih besar, yaitu 1.040 ton.
Berkurangnya volume sampah juga terjadi di beberapa daerah. Kepala DLH Yogyakarta, Suyana melalui
suarajogja.id menjelaskan bahwa terjadi penurunan volume sekitar 25%. DLH Kabupate Serang juga mencatat
adanya penurunan volume sekitar 15-20%, menurutnya hal ini terjadi karena diliburkannya anak sekolah dan
diberlakukannya WFH. Kebijakan WFH juga berpengaruh pada daerah Cianjur, Kepala Pengelolaan Sampah
dan Limbah DLH Cianjur melalui MediaIndonesia mengatakan bahwa volume sampah yang tercatat dibuang ke
TPA Pasirsembung sebanyak 2.447 ton atau turun sekitar 500 ton.
2. Kualitas udara yang membaik
Dalam situs resmi Lembaga penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dijelaskan bahwa ada penurunan
partikel halus polutan udara di atas wilayah Indonesia bagian barat saat wabah COVID-19 terjadi.
Dikutip dari situs resmi LAPAN, secara umum ada penurunan partikulat (PM10) pada bulan Maret 2020
dibanding dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini kemungkinan diakibatkan menurunnya aktifitas
manusia, industri dan transportasi tidak saja di wilayah Indonesia tetapi juga di wilayah negara tetangga.
Pabrik-pabrik yang tutup/melakukan pengurangan produksi, aktivitas kendaraan pribadi maupun umum yang
berkurang, membuat polusi udara mereda hingga menampilkan pemandangan langi cerah yang tidak biasa di
seluruh indonesia. Sepertinya hal ini pun langsung disadari oleh beberapa warga DKI Jakarta yang terbukti dari
tagar #Langitbirujakarta yang sempat trending di platform online twitter.
Download