LAPORAN PRAKTIKUM PERAJUTAN 1 MESIN RAJUT DATAR NAMA : Rahmat Hidayat NPM : 22410057 GRUP : 2T3 DOSEN : 1. Taufik M., S.ST., M.Tr.T 2. M. Indra P., S.ST 3. Dwi R.A., S.ST POLITEKNIK STTT BANDUNG 2023 BAB 1 PENGENALAN MESIN RAJUT DATAR I. MAKSUD DAN TUJUAN a. Dapat mengenal mesin rajut datar dengan mempelajari cara kerja mesin secara keseluruhan. b. Dapat memahami bagian-bagian fungsi dan cara kerja bagian-bagian mesin rajut datar. c. Dapat mengetahui perbedaan yang mendasar antara mesin rajut datar 2 posisi dan 3 posisi. II. TEORI DASAR Mesin rajut datar tergolong ke dalam mesin rajut pakan di mana pembentukan jeratan terjadi ke arah lebar kain. Mesin rajut datar manual meskipun memiliki keterbatasan dalam pembuatan corak dan kecepatan produksi akan tetapi mesin rajut datar manual dapat menjadi dasar yang sangat baik untuk mempelajari prinsip teknologi dasar mesin rajut datar. Secara umum mekanisme kerja mesin rajut datar yaitu benang setelah diletakan pada meja mesin, lalu dilewatkan pada bagian-bagian pengantar dan pengatur tegangan benang Benang kemudian dimasukkan pada penyuap benang (feeder) yang ada pada penyeret, penyeret lalu digerakan sebanyak satu kali (1 course) untuk membuat pancingan awal kain. Penyeret digerakan secara manual dengan tangan sampai benang tersebut terjerat oleh jarum, kemudian sisir pancing dimasukan diantara celah-celah jeratan yang terbentuk, kawat kemudian dimasukan pada sisir pancing tersebut. Cam kemudian di seting untuk rajutan plain, tubular lalu penyeret digerakan sebanyak 1 tour. Setelah selesai pancingan awal kain ini, maka seterusnya pembuatan kain dapat dilakukan. Sedangkan bagian-bagian beserta fungsi dan mekanismenya pada mesin sebagai berikut: 1. Needle bed (tempat dudukan jarum) Merupakan lempengan besi yang memiliki alur-alur kecil berjejer sebagai tempat jarum-jarum bekerja. Supaya jarum-jarum tidak lepas pada saat bekerja maka pada tempat dudukan jarum tersebut di beri mistar penjaga jarum yang bentuknya seperti penggaris. Pada mesin rajut datar ada dua Needle bed yang seolah-olah membentuk huruf V sehingga kadang disebut juga mesin rajut V bed. Needle bed pada bagian belakang dipasang mati sedangkan pada bagian depan dipasang sedemikian rupa sehingga Needle bed bagian depan tersebut dapat digeser-geser (verzet). Hal ini berguna untuk membuat kain dengan efek pergeseran jeratan. Tingkat kerapatan alur-alur pada Needle bed menentukan tingkat kehalusan mesin rajut (gauge)Kehalusan mesin (gauge machine) didefinisikan sebagai jumlah jarum pada Needle bed per 1 inch. 2. Penyeret (Carriage) Penyeret beserta peralatan di dalamnya merupakan bagian yang sangat penting, oleh karena penyeret yang membuat jarum dapat bekerja dan sekaligus mengaturnya. Pada penyeret terdapat dua jenis cam, yaitu raising cami dan stitch cam dan Raising cam (RC) berfungsi untuk menaikan jarum, RC sendiri dapat diatur dalam posisi kerja atau tidak kerja. Sementara Stitch cam (SC) berfungsi untuk menurunkan jarum, seberapa tinggi atau rendahnya posisi turunnya jarum akan berpengaruh terhadap besar kecilnya tinggi jeratan. Pada mesin rajut datar 2 posisi posisi cam hanya dapat membentuk satu jenis jeratan pada seluruh jarum setiap kali penyeret digerakan, tetapi pada mesin rajui datar 3 posisi dalam satu course pada satu deretan jarum dapat dibuat dua jenis jeratan. Pada penyeret terdapat alat penyuapan benang (feeder) yang berfungsi untuk membawa dan sekaligus menyuapkan benang pada jarum-jarum. Selain itu terdapat juga alat pembuka lidah jarum yang berbentuk sikat yang bergerak seiring dengan bergeraknya penyeret. 3. Pengatur tegangan benang Benang rajut yang biasanya berbentuk bobin atau cones diletakkan pada meja mesin untuk kemudian dilewatkan pada bagian-bagian pengantar dan pengatur tegangan benang. Pegatur tegangan benang berfungsi untuk mengatur tegangan benang yang terjadi pada saat peiinyuapan benang. 4. Penarik kain Pada mesin rajut datar manual penarikan kain dilakukan oleh sisir pancing yang dipasang bandul sebagai pembeban sehingga kain tersebut akan dapat ditarik ke bawah, Sedangkan pada mesin-mesin yang lebih modern penarikan kain biasanya dilakukan oleh rol-rol penarik. III. ALAT DAN BAHAN a. Mesin rajut datar 2 posisi b. Benang dan perlengkapan nya c. Peralatan buat pancingan IV. CARA KERJA a. Pasang benang pada mesin rajut datar 2 posisi dan jalankan mesin rajut sampai terbentuk kain. b. Pasang benang pada mesin rajut datar 3 posisi dan jalankan mesin rajut sampai terbentuk kain. c. Amati cara kerja mesin secara keseluruhan ketika membentuk kain. d. Gambarlah mesin rajut secara umum dan bagian-bagiannya. e. Catatlah nama-nama bagian secara lebih terici serta cara kerja dan fungsinya. f. Bukalah bagian penyeret pada mesin rajut datar 2 posisi dab 3 posisi dan gambar keduanya. g. Amati dan analisis perbedaan diantara mesin rajut datar 2 posisi dan 3 posisi. V. HASIL PRAKTIKUM VI. DISKUSI Pada saat mau penjalanan mesin pertama cek kondisi mesin dan jarum, jika jarum rusak akan mempengaruhi jeratan pada benang yang menyebabkan jeratan benang menjadi lepas, kusut, atau bolong. Ganti jarum dengan jarum yang baru, selanjutnya atur skala pada cam mesin tersebut rata-rata pembuatan kain rajut adalah skala 10 VII. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini adalah mahasiswa dapat mengerti tentang hal teknis pada saat menjalankan mesin rajut datar Vbed dan tahu tentang fungsi dari kain rajut datar. Dan juga bisa membedakan mesin rajut 2 posisi dan 3 posisi. BAB 2 PEMBUATAN KAIN RAJUT DATAR I. MAKSUD DAN TUJUAN a. Dapat mejelaskan dan menggambar diagram proses serta diagram cam kain rajut plain. b. Dapat membuat kain rajut dengan rajutan plain. II. TEORI DASAR Setidaknya ada dua jenis rajutan dasar kain rajut pakan, yaitu rajutan plain dan rib. Rajutan plain yaitu struktur rajutan yang dihasilkan oelh jarum-jarum pada hanya satu needle bed, baik itu hanya pada needle bed bagian belakang atau depan. Adapun mengenai diagram proses dan diagram block cam untuk masing-masing jenis rajutan yaitu sebagai berikut: Diagram proses rajutan plain pada needle bed bagian belakang. Diagram block cam rajutan plain pada needle bed bagian belakang Diagram proses rajutan plain pada needle bed bagian depan Diagram block cam rajutan plain pada needle bed bagian depan Diagram proses rajutan plain bundar Diagram block cam rajutan plain bundar III. ALAT DAN BAHAN a. Mesin rajut datar 2 posisi b. Benang dan perlengkapan nya c. Peralatan buat pancingan IV. CARA KERJA Membuat kain rajut plain pada salah satu needel bed dan plain bundar masingmasing sebanyak 40 wales x 40 course dengan cara kerja sebagai berikut. a. Pasang benang yang akan dirajut pada mesin rajut datar yang telah ditentukan. b. Atur tension untuk penguluran benang sampai masuk feeder c. Buatlah pancingan awal kain rajut dengan cara sebagai berikut: - Raising cam (RC) dalam posisi seluruhnya aktif dengan nilai skala Stitch cam (SC) 10 (stelan rib)Pada beberapa mesin nilai skala SC tidak harus selalu 10, bergantung pada kelancaran proses di mesin. - Jalankan penyeret sebanyak 1 courseyaitu 1 kali geseran penyeret kearah . kanan atau kiri - Masukan sisir pancing diantara kedua celah jeratan yang sudah terbentuk. - Masukan kawat pada sisir pancing - Pasang beban pada sisir pancing secukupnya. Pada pemasangan beban apabila terlalu ringan maka jeratan awal akan ikut naik terbawa oleh jarum, tetapi apabila terlalu berat, jarum sewaktu naik akan terasa berat pada penyeretnya dan kemungkinan benang pada jeratan akan putus. - Rubah raising cam dalam posisi plain bunciar. - Jalankan penyeret sebanyak 1 tour, yaitu 2 kali geseran penyeret kearch kanan dan kiri. d. Jalankan penyeret dengan setelan cam masih sesuai dengan diagram block. cam untuk rajuian plain bundar sebanyak 40 wales x 40 course. e. Rubah block cam sesuai dengan diagram block cam untuk rajutan plain. f. Lepaskan jeratan dan salah satu tempat jarum dengan cara menaikan jarum sampai posisi kepala jeratan ada dibatang. Lalu turunkan lagi sampai jeratan tersebut lepas dari jarum g. Jalankan penyeret untuk rajutan plain pada salah satu needle bed sebanyak 40 wales x 40 course. V. HASIL PRAKTIKUM VI. DISKUSI Pada praktikum kali ini saat mengoperasikan MRD V Bed harus teliti karena salah sedikit dapat mengganggu proses perajutan yang salah satu nya dapat merusak kain yang sedang dirajut. Sebelum melakukan proses pengoperasian, pastikan cek jarum terlebih dahulu agar tidak ada jarum yang rusak. Pengecekan jarum harus sangat teliti agar tidak terjadi kecacatan pada kain. Pada kain rajut yang saya buat terdapat lobang karena benang tidak terjerat saat proses pembentukan jeratan. Pada saat pembentukan jeratan 40 course jarum tidak mengait pada benang sehingga menyebabkan lobang pada kain. VII. KESIMPULAN Pada praktikum ini kita dapat memahami pembuatan kain rajut datar pada mesin rajut datar Vbed. Memahami diagram proses rajutan plain dan plain bundar dan juga memahami bagaimana cara mengatur diagram cam dari rajutan plain dan plain bundar yang digunakan. BAB 3 PEMBUATAN KAIN PLAIN, TUBULAR DAN RIB 1X1 I. MAKSUD DAN TUJUAN a. Pada praktikum ini bertujuan untuk memahami dan menggambar diagram proses dah diagram kain rajut rib. b. Membuat kain rajut rib 1x1, tubular dan plain II. TEORI DASAR Ada dua jenis rajutan datar kain rajut pakan, yaitu rajutan plaim dan rib. Rajutan rib disebut sebagai rajutan double knit. Berbeda dengan rajutan plain, rajuran rib dihasilkan oleh jarum-jarum pada kedua needle bed. Pembentukan jeratannya sendiri terjadi secara bergiliran antar jarum dari needle bed depan dan belakang. Diagram block cam untuk rajutan rib semuanya pada posisi aktif membentuk jeratan knit dengan diagram block cam yaitu Diagram block cam rajutan Rib Adapun mengenai diagram proses untuk masing-masing jenis rajutan rib 1x1 yaitu: III. ALAT DAN BAHAN a. Mesin rajut datar 2 posisi b. Benang dan perlengkapan nya c. Peralatan buat pancingan IV. CARA KERJA a. Susunlah jarum pada mesin rajut datar b. Pasang benang pada mesin rajut datar c. Atur tension untuk penguluran benang sampai feeder d. Buatlah pancingan awal kain rajut e. Setting skala dan stich cam 10 Diagram cam f. Posisi penyeret sebelah kanan. Jalankan sebanyak 1 course g. Pasang sisir pancing, kawat dan bandul h. Setting diagram cam Sebanyak 2 course i. Lakukan kembali seperti bagian 3 sebanyak 30 course j. Setting diagram cam ke tubular Jalankan sebanyak 30 course k. Setela selesai, nonaktifkan jarum belakang dan setting kembali diagram cam untuk membuar rib 1x1 V. HASIL PRAKTIKUM VI. DISKUSI Pada praktikum ini terdapat kendala yang terjadi, bisa dilihat digambar atas terdapat lubang pada kain. Beberapa kendala yang terjadi dikarenakan ada salah satu jarum yang tidak tejerat kebenang. Jarum yang tidak terjerat tersebut dikarenakan jarum yang dipakai rusak dan itu menyebab kendala yang terjadi pada kain. Kendala yang terjadi yaitu ada bagian yang bolong disebabkan oleh jarum yang tidak menjerat. Solusi yang di gunakan yaitu pastikan kembali jarum berfungsi semestinya agar kain yang didapat. VII. KESIMPULAN Pada praktikum ini jadi kita mahami tentang diagram proses dan diagram cam tentang kain rajut rib. Kemudian kita dapat membuat kain plain, tubular dan rib, Sehingga bisa membedakan perbedaan diantara ketiga kain rajut tersebut. BAB 4 PEMBUATAN KAIN RAJUT RIB I. MAKSUD DAN TUJUAN a. Menjelaskan dan menggambar diagram proses dan diagram cam kain rajut Rib. b. Membuat kain rajut dengan Rib 1x1 c. Membuat kain rajut dengan rajutan 2x1 dan 3x2 II. TEORI DASAR Ada dua jenis rajutan dasar kain rajut pakan, yaitu rajutan plain dan rib. Rajutan rib disebut juga sebagai rajutan double knit. Berbeda dengan rajutan plain, rajutan rib dihasilkan oleh jarum-jarum pada kedua needle bed, pembentukan jeratannya sendiri terjadi secara bergiliran antar jarum dan needle bed depan dan belakang. Rajutan rib dapat berupa rib 1x1, 2x1, dan 3x2. Diagram block cam untuk rajutan rib yaitu semuanya pada posisi aktif membentuk jeretan knit dengan diagram block cam, yaitu sbb. Diagram block cam rajutan Rib Adapun mengenai diagram proses untuk masing-masing jenis rajutan berbeda, yaitu sebagai berikut. Diagram proses rajutan Rib 1x1 Diagram proses rajutan Rib 2x1 Diagram proses rajutan 3x2 III. ALAT DAN BAHAN a. Mesin rajut datar 2 posisi b. Benang dan perlengkapan nya c. Peralatan buat pancingan IV. CARA KERJA a. Susunlah jarum pada mesin untuk rajutan rib 1x1 b. Pasang benang pada mesin rajut datar c. Atur tension untuk pengukuran benang sampai masuk feeder d. Buatlah pancingan awal kain rajut e. Jalankan mesin sebanyak 40 course f. Lepaskan kain dari mesin dengan cara benang diputuskan dari feeder, kain dipegang lalu penyeret digerakkan sebanyak 1 course g. Susunlah jarum pada mesin untuk rajutan rib 2x1 h. Verset needle bed sebanyak 1 kali i. Buatlah pancingan awal kain rajut j. Kembalikan verset seperti keadaan pada waktu menyusun jarum rib 2x1 k. Jalankan mesin sebanyak 40 course l. Lepaskan kain dari mesin dengan cara benang diputuskan dari feeder kain, kain dipegang lalu penyeret digerakkan sebanyak 1 course m. Susunlah jarum pada mesin untuk masing-masing rajutan rib 3x2 n. Verset needle bed sebanyak 2 kali o. Pasang benang pada mesin rajut datar p. Atur tension untuk untuk penguluran benang sampai masuk feeder q. Jalankan penyeret ½ tour dengan posisi cam seluruhnya aktif membentuk jeratan knit r. Jalankan penyeret sebanyak 1 tour dengan setelan block cam untuk rajutan plain bundar s. Kembalikan verset seperti keadaan pada waktu menyusun jarum rib 3x2 t. Kemudian setelan block cam untuk rib V. HASIL PRAKTIKUM VI. DISKUSI Pada praktikum ini kita disuruh membuat kain 2x2 dan 3x2. Ada beberapa kendala pada saat pembuatan kain ini, salah satunya adalah kendala pada mesin, pada waktu penjalanan mesin ada salah satu jarum yang rusak dan membuat susah dalam penjalanan mesin. VII. KESIMPULAN Pada praktikum ini kita bisa memahami tentang diagram block dan diagram cam, sehingga bisa membuat kain rib 2x2 dan 3x2. Serta dapat memahami bagaimana cara pembuatan kain rib dan perbedaan yang terdapat pada rib 2x2 dan 3x2. BAB 5 PEMBUATAN KAIN RAJUT TURUNAN RIB (HALF DAN FULL CARDIGAN) I. MAKSUD DAN TUJUAN a. Dapat menjelaskan dan menggambar diagram proses dan diagram cam kain rajut half dan full cardigan. b. Membuat kain rajut half cardigan dan full cardigan. II. TEORI DASAR Salah satu rajutan turunan rib adalah cardigan. Cardigan adalah rajutan yang dalam satu course nya terdiri dari jeratan knit pada satu tempat jarum dan tuck pada tempat jarum lainnya. Rajutan rin terdiri dari: a. Half cardigan yaitu rajutan yang dalam satu raportnya terdiri dari sat course rib dan satu course rib cardigan. b. Full cardigan yaitu rajutan yang dalam satu raportnya terdiri dari dua course rib cardigan dengan jeratan tuck yang berlawanan. Kain rajut cardigan menghasilkan kain ang lebih lebar, berat dan mengembang dibandingkan dengan kain rib biasa. Adapun diagram proses kain rajut full cardigan yaitu sebagai berikut: Diagram cam untuk rajutan full cardigan yaitu sebagai berikut: Adapun diagram proses kain rajut half cardigan yaitu sebagai berikut: Diagram cam untuk rajutan half cardigan yaitu sebagai berikut: III. ALAT DAN BAHAN a. Mesin rajut datar 2 posisi b. Benang dan perlengkapan nya c. Peralatan buat pancingan IV. CARA KERJA Membuat kain rajut Rib 2x1, half cardigan dan full cardigan masing-masing sebanyak 40 wales x 40 course dengan cara kerja sebagai berikut: a. Susunlah jarum pada mesin untuk rajutan 2x1 b. Verset needle bed sebanyak 1 kali c. Buat pancingan kain d. Kembalikan verset needle bed sebanyak 1 kali ke posisi semula rib 2x1 e. Jalankan mesin sebanyak 40 course f. Rubah stelan stich cam untuk rajutan half cardigan dengan diagram cam sbb: g. Jalankan penyeret sebanyak 40 course h. Rubah steln stich cam untuk rajutan full cardigan dengan diagram cam sbb: i. Jalankan penyeret sebanyak 40 course j. Lepaskan kain dari mesin V. HASIL PRAKTIKUM VI. DISKUSI Pada praktikum ini kita diarahkan untuk membuat kain half cardigan dan full cardigan. Pada pembuatan kain rajut pastikan saat membuat pancingan diverset terlebih dahulu dan pancingan harus bagus agar membuat jeratan tidak rusak atau bolong. VII. KESIMPULAN Pada praktikum ini dapat disimpulkan kita dapat memahami diagram proses dan diagram cam ini dalam membuat kain rajut half cardigan dan full cardigan. Kemudian terdapat perbedaan saat mengatur cam dan juga memiliki perbedaan pada kain half cardigan dan full cardigan pada jeratan yang terdapat pada kain rajut tersebut. BAB 6 PEMBUATAN KAIN RAJUT DENGAN EFEK PERGESERAN TEMPAT JARUM (VERSET) I. MAKSUD DAN TUJUAN a. Dapat memmbuat kain rajut dengan efek pergeseran tempat jarum b. Dapat menjelaskan mekanisme pergeseraan tempat jarum II. TEORI DASAR Kain dengan efek verset merupakan kain rajut turunan dari anyaman rib, oleh karena anyaman dasarnya adalah anyaman rib yang diberi efek geser dipermukaan kain. Apabila salah satu bak jarum digeser ke kanan atau ke kiri (1x verset), maka kedudukan bak jarum akan berubah dan berpindah 1x jarak jarum ke arah kanan atau ke kiri. Efek yang timbul dari pergeseran tempat jarum adalah jeratannya menjadi miring yang pada akhirnya bisa membentuk garis-garis zig-zag. Pada mesin rajut datar V-Bed, tempat jarum bisa digeser (verset) pada salah satu tempat jarum baik itu bagian depan atau belakang tempat jarum atau bisa juga kedua tempat jarum tergantung jenis mesin rajut datarnya. Begitu pula dengan jarak pergeseran yang bergantung pada jenis mesin rajut datarnya. III. ALAT DAN BAHAN a. Mesin rajut datar 2 posisi b. Benang dan perlengkapan nya c. Peralatan buat pancingan IV. CARA KERJA a. Buat kain rajut rib 1x1 sebanyak 50 wales x 20 course b. Setelah selesai, setiap jarak 6 wale, pindahkan 2 jeratan pada bak jarum depan ke bak jarum belakang c. Matikan jarum yang jeratannya telah dipindahkan dengan cara menekan jarum dan memposisikan pada posisi paling bawah d. Jalankan penyeret 10 course e. Jalankan penyeret 1 course, kemudian verset bak jarum ke kanan 1x. Jalankan lagi penyeret 1 course, kemudian verset bak jarm ke kanan 1x lagi, dan seterusnya sampai jumlah verset habis ke arah kanan. f. Setelah jumlah verset ke kanan habis, maka sekarang verset ke arah kiri, seperti pada langkah no.4, yaitu tiap pergeseran penyeret 1 course di geser sebanyak 1 jarum g. Lakukan hal tersebut sebanyak 4 kali perulangan h. Setelah selesai, buat kembali kain rajut dengan efek verset seperti pada langkah no.5-7, tetapi dengan pergeseran tempat jarum untuk setiap 2 course i. Setelah selesai, posisian jarum seperti semula, yaitu dengan sususan jarum rib 1x1, aktifkan kembali jarum yang tadi dinonaktifkan j. Jalankan penyeret sebanyak 20 course. V. HASIL PRAKTIKUM VI. DISKUSI Pada praktikum ini kita diarahkan untuk membuat kain rajut dengan efek verset. Kain yang dibuat yaitu kain yang terdapat bentuk zig-zag di tengah-tengah kain, itu disebabkan karena efek verset yang dimana dengan menggeserkan jarum pada mesin MRD V-bed. Semakin banyak verset maka efek zig-zag pada kain tersebut juga akan semakin panjang. VII. KESIMPULAN Pada praktikum ini kita dapat memahami cara membuat kain dan mekanisme mesin dengan efek verset (pergeseran jarum). Pada kain ini terdapat pola membentuk zigzag yang disebabkan oleh efek dari BAB VII DAFTAR PUSTAKA Nadjat, Dadang Nyiman, Gunawan dan Irwan Zain (2005). BAHAN AJAR PRAKTEK PERAJUTAN (RAJUT DATAR), STTT Bandung.