Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id PERILAKU MENYIMPANG DI KALANGAN SISWA (STUDI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 31 SEPAKAT II KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA) Oleh KARTIKA NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2017 . Email : Kartikakartika6567@gmail.com Abstrak Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang selalu mengarahkan dan membimbing siswanya dalam mencapai tujuan pendididkan, akan tetapi dalam prosesnya terdapat masalah dan kendala yang senantiasa mengiringinya. Berdasarkan penelitian yang di lakukan bahwa terdapat pelanggaran yang di lakukan siswa yaitu berseragam tidak sesuai tata tertib sekolah, merokok, berkelahi, mengangkat rok teman perempuannya, mengganggu teman lagi belajar, membolos, pengeroyokan, sering tidak mengerjakan tugas, bermain kejar-kejaran dalam kelas. Tempat penelitian yakni di Sekolah Dasar Negeri 31 Sepakat II Kecamatan Pontianak Tenggara. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan ialah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi siswa berperilaku menyimpang dan bagaimana usaha guru dan orangtua untuk mencegah siswa berperilaku menyimpang di Sekolah Dasar Negeri 31 Sepakat II Kecamatan Pontianak Tenggara. Penelitian ini menggunakan teori sosialisasi (Asosiasi Diferensial) oleh Edwin H. Sutherland. Teori ini menyebutkan bahwa penyimpangan perilaku adalah hasil dari proses belajar. Adapun kesimpulan menurut teori yang di kemukakan oleh Edwin H. Sutherland bahwa perilaku menyimpang yang di lalukan siswa di Sekolah Dasar Negeri 31 Sepakat II Kecamatan Pontianak Tenggara, terjadi karena adanya penyimpangan yang bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang, serta dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari subkultural atau diantara teman-teman sebaya yang menyimpang. Faktor yang mempengaruhi siswa berperilaku menyimpang adalah faktor lingkungan, teman sebaya dan sosialisasi yang tidak sempurna. Usaha guru untuk mencegah siswa berperilaku menyimpang yaitu dengan cara Preventif (mencegah), Represif (pencegahan), dan Kuratif (penyembuhan) dan Rehabilitasi (perbaikan). Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada orangtua lebih memberikan perhatian kepada anak terutama yang bersifat non material dan perhatian terhadap lingkungan sepermainan anak, sehingga anak dapat berkembang dan mempunyai motivasi belajar yang lebih baik. Sedangkan bagi sekolah melakukan kerjasama denga orang tua siswa untuk meningkatkan kontrol sosial terhadap siswa dan memberikan tindakan yang tegas terhadap siswa yang berperilaku menyimpang, di harapkan tidak hanya dari pihak sekolah, tetapi keluarga dan masyarakat juga turut berperan agar tidak terjadi penyimpangan perilaku terhadap anak/siswa. Kata-kata Kunci: Perilaku Menyimpang, Siswa Sekolah Dasar 1 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id Kecamatan A. PENDAHULUAN Pontianak Tenggara juga memiliki banyak tantangan. Tidak mudah Sebagai makhluk sosial, manusia bagi para guru di sekolah menghadapi dalam kehidupan sehari-hari mengadakan ratusan siswa dengan berbagai macam interaksi dengan manusia yang lain, serta sikap dan perilaku. Sekolah juga tidak lagi berusaha di menjaga hubungan sebaik- pandang sebagai satu-satunya baiknya. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan setelah lingkungan keluarga. adanya usaha penyesuaian diri masing- Letak sekolah yang berada pada daerah dengan tepian kota sehingga banyak sekali tempat lingkungan tempat tinggal mereka. Di yang dapat siswa jadikan sebagai tempat Sekolah Dasar, siswa memasuki dunia untuk menghabiskan waktu. Selain kantin yang baru dan selalu berada di bawah sekolah, pengawasan guru, sebagai pengganti orang diantaranya seperti warnet, atau bahkan tua selama siswa berada di sekolah. Pada warung-warung kecil di pinggir jalan. dasarnya, masing-masing siswa mengalami Tidak jarang ada beberapa siswa yang tahap-tahap perkembangan yang sama di berusaha bolos sekolah demi pergi kesalah sekolah, akan tetapi pada siswa tertentu satu tempat tersebut dengan berbagai akan mengalami gangguan perkembangan alasan. psikologis, baik dari dalam maupun dari menunjukan salah satu contoh sikap dan luar dirinya yang akan mempengaruhi perilaku siswa di lingkungan sekolah yang perilaku siswa tersebut. Siswa Sekolah kurang baik. Bolos sekolah merupakan Dasar pada umumnya berusia 6 hingga 13 salah satu tindak pelanggaran tata tertib tahun, masa yang merupakan awal transisi yang ada di sekolah. Dewasa ini juga perubahan diri, yang ditandai dengan sering kali di dengar dan di lihat di dalam kecendrungan perilaku media massa sering memberitakan tentang menyimpang karena siswa tersebut masih kasus-kasus yang terjadi pada siswa, labil. Siswa usia Sekolah Dasar dengan seperti perkelahian atau tauran anatar mudah meniru apa yang dilihat dan pelajar, pembulian yang dilakukan siswa didengarnya tanpa memahami dampaknya terhadap siswa lain, dan lain sebegainya. terlebih dahulu, tanpa menyadari tindak Beberapa kasus yang terjadi tersebut pada perilakunya menyimpang. umumnya terjadi pada siswa di kota-kota masing individu Seiring tersebut munculnya dengan terdapat Cara siswa beberapa tersebut tempat sudah perkembangan besar. Penulis ingin mengetahui apakah hal zaman, fungsi dari lingkungan sekolah tersebut terjadi pula terhadap siswa yang yakni Sekolah Dasar Negeri 31 Sepakat II lingkungan sekolahnya berada di wilayah 2 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id kabupaten, atau yang letak sekolahnya B. TINJAUAN LITERATUR berada di pinggiran kota. Untuk itu lah penulis melakukan observasi awal, pada 1. Sekolah Dasar Negeri 31 Sepakat II Kecamatan Pontianak Tenggara. Perilaku Perilaku menyimpang Dalam perspektif sosiologi perilaku menyimpang menyimpang yang siswa terjadi terdapatpenyimpangan karena perilaku dari dilakukan oleh siswa tersebut merupakan berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari suatu tidak nilai dan norma sosial yang berlaku baik ditanggulangi dapat berakibat buruk baik aturan di lembaga pendidikan maupun di bagi dirinya maupun bagi sekolah, untuk masyarakat. Perilaku menyimpang dapat itu tindakan dianggap sebagai sumber masalah karena untuk dapat membahayakan tegaknya sistem masalah yang diperlukan penanggulangan apabila suatu yang efektif membentuk peserta didik yang sesuai sosial. dengan tujuan dari pendidikan nasional Masyarakat merupakan yaitu membentuk manusia yang berahlak dimana mulia, kreatif, berlangsung, keberadaan suatu aktivitas mandiri, serta menjadi warga negara yang dengan sendirinya adalah cermin adanya demokratis, bertanggung jawab, dalam perilaku atau tindakan-tindakan. Perilaku rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. manusia merupakan hasil dari segala sehat berilmu, cakap, segala kerangka bentuk aktivitas Berdasarkan pembahasan tersebut macam pengalaman serta interaksi manusia dan dari beberapa data kasus yang terjadi dengan lingkungan yang terwujud dalam pada siswa di Sekolah Dasar Negeri 31 bentuk Sepakat II Kecamatan Pontianak Tenggara. Dengan kata lain, perilaku merupakan Penulis tertarik penelitian respon individu terhadap stimulus yang dengan judul Menyimpang berasal dari dalam dirinya. Menurut Weni melalukan “Perilaku pengetahuan, Siswa (Studi Di Sekolah Dasar Negeri 31 Graciani Sepakat dikelompokkan menjadi tiga. II Kecamatan Tenggara). Pontianak 1. (2011) sikap, respon tindakan. ini dapat Perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki untuk mengetahui situasi atau rangsangan dari luar 2. Perilaku berbentuk sikap, yaitu tanggapan batin terhadap keadaan rangsangan dari luar subyek, sehingga 3 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id 3. alam sendiri akan mencetak perilaku pelanggaran manusia didalamnya berkelahi dengan teman, mengejek teman, sesuai dengan sifat dan keadaan alam melawan guru, bolos sekolah, sering alpa tersebut. dan lain sebagainya. Perilaku dalam bentuk perbuatan atau Ciri-ciri tingkah laku yang menyimpang tindakan faktor menurut perbuatan (action) terhadap situasi berikut: atau rangsangan dari luar. a. yang hidup nyata berupa Apabila anak dapat melaksanakan tugas perilaku perkembangannya pada dengan baik, kecil-kecilan Kartono semacam (2013:15) sebagai Aspek lahiriah, yang bisa kita amati dengan jelas. Aspek ini bisa dibagi masa dalam dua kelompok, yakni berupa: anak Deviasi lahiriah yang verbal tersebut dikatakan berperilaku normal. dalam bentuk kata-kata makian, Masalah kata-kata akan muncul apabila anak kotor yang tidak berperilaku tidak sesuai dengan tugas senonoh dan perkembangannya, anak yang berperilaku seranah, dialek-dialek diluar perilaku normal disebut anak yang dunia politik dan dunia kriminal. berperilaku menyimpang. Misalnya penamaan “babi” untuk Dalam kenyataan sehari-hari tidak cabul, sumpah dalam pegawai negri. semua orang bertindak berdasarkan norma- Deviasi lahiriah yang nonverbal norma dan nilai sosial yang berlaku dalam yaitu semua tingkah laku yang masyarakat, tindakan yang tidak sesuai nonverbal yang nyata kelihatan. dengan norma dan nilai sosial yang berlaku didalam masyarakat menyimpang. adalah Narwoko dan b. Aspek-aspek simbolik yang perilaku tersembunyi. Khususnya mencakup Bagong sikap-sikap hidup, emosi-emosi, (2010:98) menyatakan bahwa perilaku sentimensentimen dan menyimpang adalah perilaku dari para motivasi mengembangkan warga masyarakat yang dianggap tidak tingkah laku menyimpang. sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku. Tindakan yang motivasi- Menurut Soetomo (2013: 94-95) masalah sosial terjadi karena terdapat menyimpang yang penyimpangan perilaku terhadap berbagai dilakukan orang-orang tidak selalu berupa aturan-aturan sosial yang berlaku. Perilaku tindak kejahatan besar seperti merampok, menyimpang dianggap menjadi sumber korupsi, masalah menganiaya atau membunuh melainkan bisa pula cuma berupatindakan sosial karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial, 4 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id dalam studi tentang perilaku menyimpang 1. Faktor individu, perilaku menyimpang ini dapat pula diidentifikasikan ada dua yang dilakukannya adalah atas pilihan, tipe penyimpangan yaitu: interes, motivasi atau kemauannnya a. sendiri. Penyimpangan murni yaitu perilaku yang tidak mentaati aturan dan juga b. 2. Faktor budaya, berkurangnya atau dianggap demikian oleh pihak lain. menghilangnya Penyimpangan yaitu masyarakat yang selama ini menjaga seorang yang melakukan perbuatan keseimbangan atau harmoni dalam tercela akan tetapi tidak ada yang masyarakat. Orangtua yang sibuk dan bereaksi atau melihatnya sehingga guru yang kelebihan beban merupakan oleh masyarakat dianggap seolah-olah penyebab dari berkurangnya fungsi tidak ada masalah. keluarga dan sekolah sebagai pranata sembunyi Menurut cara ini yang di anggap menyimpang adalah setiap hal yang terlalu pranata-pranata kontrol. 3. Tekanan yang besar jauh dengan keadaan normal atau rata-rata, masyarakat, tingkat menyebabkan sebagian dari anggota penyimpangan dapat dilihat misalnya dalam seberapa jauh suatu keadaan berbeda masyarakat dengan keadaan normal.Sehubungan rebellion melakukan kejahatan atau dengan pendapat Berry kenakalan. (2003:100) penyimpangan biasa didefenisikan secara 4. yang kemiskinan, memilih jalan Kenakalan atau perilaku menyimpang sederhana sebagai ketidakpatuhan terhadap adalah akibat salah pergaulan. Anak- norma-norma anak nakal karena bergaulnya dengan menyadari sosial, bahwa jika kita berbagai tidak kelompok sosial di masyarakat mempunyai norma anak-anak yang nakal juga. Menurut Jensen teori sosial yang berbeda maka kita akan sosiogenik, melihat bahwa penyimpangan adalah suatu penyebab tindakan individu atau kelompok yang menyimpang siswa atau remaja pada faktor menyimpang dari norma-norma sosial lingkungan dimana ia berperan serta ambil bagian di Dalam teori ini penyebab siswa atau dalamnya. remaja berperilaku menyimpang adalah Menurut Jensen ( Sarwono, yaitu dalam kenakalan keluarga mencari sumber atau perilaku dan masyarakat. murni sosiologis atau sosial-psikologis 2012:255-156) faktor yang menyebabkan sifatnya, misalnya disebabkan oleh siswa berperilaku menyimpang sebagai pengaruh struktur sosial yang deviatif, berikut: tekanan kelompok, peranan sosial, status 5 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id sosial atau oleh internalisasi simbolis yang itu hanya untuk keperluan sehari- keliru. Maka faktor-faktor kultural dan hari. sosial itu sangat mempengaruhi, bahkan (Tanggal 15 Juni 2016) mendominasi struktur lembaga-lembaga Perilaku menyimpang yang sosial dan peranan sosial setiap individu di dilakukan oleh AP adalah mencuri uang tengah masyarakat, status individu di teman-temannya di sekolah.Bentuk lain tengah kelompoknya partisipasi sosial. dari perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa SD seperti penuturan informan bernama SH, berikut ini penuturannya: “pernah saya tidak masuk sekolah C. PEMBAHASAN pada jam 1. pelajaran berlangsung, Bentuk terkadang ada rasa malas mahu Kenakalan Siswa Di Sekolah Dasar belajar, alasannya bermacam-macam Negeri 31 Sepakat II Kecamatan mulai dari pelajaran yang tidak saya Pontianak Tenggara suka ditambah lagi dengan cara Menganalisis Bentuk Bentuk-bentuk kenakalan siswa di mengajar gurunya yang Sekolah Dasar Negeri 31 Sepakat II membosankan. Makanya saya lebih kecamatan Pontianak Tenggara, menurut memilih membolos dari pada berada penuturan informan bernama AP : di dalam kelas. Ketika membolos Saya sering mencuri uang teman biasanya saya pergi kekantin atau saya di kelas, terkadang saya juga pun kewarung didekat sekolah, untuk meminta uang dengan teman saya, sekedar bersantai biasanya saya juga alasan saya mencuri karena saya pergi ke warnet di dekat sekolah jarang sekali di beri uang oleh ibu untuk bermain game.” saya, ibu saya hanya berjualan (Tanggal 16Juni 2016) gorengan itupun jarang karena ibu Bentuk-bentuk penyimpangan ini saya sering sakit-sakitan, sedangkan berdampak pada pemanggilan wali murid ayah kerja tukang bangunan, hasil yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk dari ayah bekerja untuk kebutuhan diberikan peringatan sehari-hari dan membeli obat untuk diperlukan. Hal senada juga dibenarkan ibu saya, saya punya adik yang masih oleh orangtua murid bernama PT yang kecil dan adik saya itu minum susu, menjelaskan bahwa. jadi hasil dari orangtua saya bekerja dan sangsi jika “saya di panggil kesekolah karena anak saya berkelahi, anak saya itu 6 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id memukul teman sekelasnya, pelajaran. Kalau di rumah anak saya gara-gara anak saya itu di ejek sama itu temannya, sebelumnya saya pernah sekolah anak saya itu selalu saya di beri surat oleh wali kelasnya, tanya, apakah ada PR dari guru, kalau karena AF sering berkelahi dengan ada langsung di kerjakan, jangan temannya, jadi saya selaku orangtua bermain dulu, dan dia selalu bilang “ di beri himbauan untuk memberikan udah di kerjakan tadi dengan teman- nasehat kepada AF agar tidak terjadi teman, dan saya selalu percaya lagi dengan anak saya. Saya selaku perkelahian dengan teman- orangnya pendiam, sepulang temannya. orangtua selalu ingin yang terbaik (Tanggal 20 Juni 2016) untuk anak saya. Berdasarkan wawancara tersebut (Tanggal 21 Juni2016) orangtua yang di panggil kesekolah karena Perilaku perilaku yang dibenarkan oleh guru wali kelas memukul teman sekelasnya. Perilaku yang VI yang bernama CR, yang dilakukan oleh AF adalah memukul dan menyatakan bahwa: berkelahi menyimpang dengan anaknya temannya. menyimpang juga Perilaku “memanggil wali murid ke sekolah menyimpang ini sudah termasuk dalam karena anaknya bermasalah seperti tindakan-tindakan kriminal, yaitu tindakan memukul yang nyata-nyata telah melanggar aturan peralatan sekolah temannya yang hukum tertulis dan mengancam jiwa atau lain, mengejek teman, bolos sekolah, keselamatan orang lain. sering alpa, bahkan melawan guru Tetapi ada juga informan yang mengatakan dipanggil guru ke sekolah temannya, mencuri .....“ (Tanggal 24 Juni 2016) karena perilaku menyimpang anaknya, Menurut informan di atas memanggil wali suka bolos atau tidak masuk sekolah pada murid untuk di berikan peringatan agar jam pelajaran tertentu. Berikut penuturan orangtuanya memberi perhatian kepada informan SI, menyatakan: anaknya dan mengingatkan anaknya jika “saya dipanggil ke sekolah karena mengulangi perbuatannya lagi. Hal senada anak saya sering tidak mengikuti juga diungkap oleh informan guru bk yang pelajaran pada saat jam belajar, bernama SS berikut ini: padahal yang saya tahu anak saya “kita panggil wali muridnya ke pergi ke sekolah tetapi kenyataanya sekolah untuk diberikan penjelasan anak saya sering tidak mengikuti dan diberikan perlakuaan khusus, 7 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id dapat karena anaknya bermasalah seperti kehidupan dan menentukan sekali besar- mukul temannya, mengambil uang kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. temannya, Jika semua tadi terpuaskan, orang merasa mengejek teman, bolos sekolah, sering alpa, bahkan guru senang pun keinginan dilawannya .....“kami pihak dan bahagia, dan sebaliknya kebutuhannya jika tidak sekolah menyampaikan kepada orang terpenuhi, ia mengalami kekecewaan dan tua siswa tersebut untuk turut serta banyak frustasi. Hal ini sesuai dengan memantau perkembangan anak, agar informan CR mengatakan bahwa: anak tersebut tidak lagi melakukan “banyak faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang. anak berperilaku menyimpang baik (Tanggal 24 Juni 2016) dari faktor keluarganya maupun dari Sehubungan dengan pendapat di atas lingkungannya, kalau dari keluarga disimpulkan bahwa perilaku itu kurangnya perhatian dari orangtua menyimpang yang dimaksudkan dalam mereka baik itu materi maupun penelitian ini adalah berkelahi, mengejek kebutuhan belajar siswa, kalau dari temannya, membolos sekolah, melawan lingkungan..siswa guru dan mencuri uang atau barang teman- dengan temannya yang berperilaku temannya. menyimpang, yang bergaul contohnya bolos sekolah karena di ajak temannya. Yang Kami di sini hanya melihat murid di Mempengaruhi Terjadinya Perilaku jam pelajaran saja kalau di luar Menyimpang sekolah 2. Menganalisis Dasar Faktor Siswa Di Sekolah Negeri 31 Sepakat II Kecamatan Pontianak Tenggara. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang sudah tanggungjawab menjadi orangtuanya, di sekolah kami berusaha semaksimal mungkin untuk mendidik siswa agar siswa di Sekolah siswa mempunyai sikap dan perilaku Dasar Negeri 31 Sepakat II Pontianak yang baik, bukan hanya di sekolah Tenggara, seperti faktor dalam diri siswa tetapi di lingkungan kelurga maupun tersebut seperti anak yang tidak mampu masyarakat. mengoreksi pikirannya yang salah dan (Tanggal 24 Juni 2016) tidak sesuai dengan realita yang ada maka Faktor keluarga merupakan tempat pikirannya terganggu, ada lagi disebabkan pertama kali anak melakukan proses karena gangguan emosional dan perasaan, sosialisasi, karena keluarga memberikan perasaan memberikan nilai pada situasi pengaruh yang menentukan pada 8 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id pembentukan watak dan kepribadian anak. “saya tidak tahu kalau pulang sekolah Dan menjadi unit sosial terkecil yang SH bermain dengan siapa, saya memberikan kurang fondasi perkembangan anak. primer memperhatikannya karena buruknya saya sibuk berjualan dan yang saya struktur keluarga memberikan dampak tahu biasanya SH itu bermain di baik buruknya perkembangan jiwa dan warnet, kalau yang saya tahu dia ke jasmani menurut warnet itu biasanya dengan teman informan PT penuturannya sebagai berikut: sekelasnya, saya tidak tahu apa yang “AF pulang dari sekolah langsung di lakukannya di warnet selain makan setelah makan dia langsung bermain game. pergi bermain bersama temannya, (Tanggal 21 Juni 2016) pulang dari bermain datang ke rumah Jadi anak. Baik bagi Sedangkan sangat jelas bahwa faktor udah magrib hampir setiap hari lingkungan sangat berpengaruh dalam seperti itu, pulang dari sekolah selalu membentuk sifat, watak dan tingkah laku saya tanya, apakah ada PR dari guru, seseorang dalam berperilaku, lingkungan dan saya selalu mengingatkan kalau dapat membentuk seseorang menjadi orang ada PR langsung di kerjakan, kalau di lain, tergantung bagaimana masing-masing lingkungan sekolah saya serahkan dari individu menyikapi dari pengaruh sepenuhnya kepada guru” lingkungan yang ada padanya. (Tanggal 20 Juni2016) Lingkungan sekolah, kondisi Faktor milieu (lingkungan sekitar), bangunan fisik sekolah yang kurang baik lingkungan sekitar tidak selalu baik dan yang tidak memenuhi persyaratan, sarana menguntungkan bagi perkembangan dan dan prasarana yang tidak menunjang dalam pendidikan anak, jiwa anak yang masih kegiatan belajar, halaman bermain yang labil sehingga apa yang mereka dengar, tidak memadai, banyaknya jumlah siswa lihat dan rasakan selalu ingin dilakukannya dalam satu kelas. Selain itu kurangnya tanpa harus berpikir panjang apa akibat komunikasi antar anak didik dengan guru dari perbuatan tersebut. Di lingkungan sehingga proses belajar cendrung bersifat sekitar yang terdiri dari berbagai macam pasif tidak terjadi aktifitas. Perkembangan masyarakat dan status sosial yang berbeda- kepribadian beda dapat merangsang timbulnya reaksi diperhatikan oleh guru, sebab mereka lebih emosional berkepentingan dengan masalah mengajar. bersifat yang negatif. terkadang cendrung Sedangkan menurut informan SI penuturannya sebagai berikut: anak sama sekali tidak Menurut penuturan PT sebagai berikut: 9 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id “saya juga tidak tahu kenapa anak “Perilaku menyimpang yang ada di saya nakal seperti itu, karena saya sekolah ini ada beberapa faktor, sibuk mencari uang jadi saya tidak yang pertama faktor lingkungan, begitu tau AF itu berteman dengan karena siapa saja dan kalau di luar dari jam dengan kampus jadi siswa itu bisa belajar saya tidak tau apa yang dia meniru apa yang di lakukan oleh lakukan, karena di sekolah sudah mahasiswa yang ada di sekitarnya, ada guru yang memperhatikan, dan faktor lingkungan keluarga yang saya serahkan sepenuhnya kepada kurang guru untuk mendidik anak saya menyebabkan ketika di sekolah. menyimpang, (Tanggal 20 Juni 2016) ekonomi, serta kurangnya perhatian sekolah ini harmonis berdekatan juga anak berperilaku faktor, Sehubungan dengan penuturan informan dari RA: orangtua mereka sibuk”. “sebelumnya saya tidak tahu kalau orangtua dapat faktor di karenakan (Tanggal 24 Juni 2016) anak saya seperti itu, saya benar- jadi sangat jelas bahwa faktor benar tidak menyangka kalau anak lingkungan sangat berpengaruh dalam saya mempunyai sifat seperti itu, membentuk sifat, watak dan tingkah saya menyadari karena kebutuhan laku ekonomi yang kurang, jadi anak lingkungan dapat membentuk seseorang saya menjadi tidak lainnya, cukup seperti anak kebutuhan sedangkan yang sekolahnya anak saya kebutuhan sekolahnya hanya pas- seseorang orang tergantung tersebut. menyimpang siswa mempunyai latar belakang tertentu yang Perilaku menyimpang anak dapat menjadi penyebab di sebabkan karena kurangnya perhatian mempengaruhi orangtua berperilaku karena sibuk, dalam pengaruh lingkungan ekonomi keluarga, penuturan lain, menyikapi dari pengaruh lingkungan Perilaku ketidakharmonisan berperilaku, bagaimana masing-masing dari individu pasan. (Tanggal 22 Juni) dalam informan SSyaitu: atau siswa yang tersebut menyimpang. Penyebab keluarga, siswa berperilaku menyimpang tidak dan keadaan hanya disebabkan oleh satu hal saja, sesuai dengan yang bernama akan tetapi penyebab banyak siswa yang menjadi berperilaku menyimpang. 10 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id Sebelum menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi siswa berpengaruh terhadap kepribadian siswa yang mana dampaknya dapat berimbas berperilaku menyimpang, tentunya kita secara harus terlebih dahulu mengetahui siapa sikapnya. dan bagaimana keadaannya. Mereka c. Sosialisasi yang tidak sempurna adalah sekelompok anak atau remaja yang melaksanakan pendidikan di langsung pada pembentukan Di masyarakat sering terjadi proses sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga sekolah dengan tujuan untuk menuntut menimbulkan ilmu sebagai jalan untuk meraih cita- Contohnya, cita mereka di masa depan. idealnya bertindak sebagai panutan atau Berdasarkan hasil observasi dan pedoman, perilaku dalam menyimpang. keluarga, menjadi teladan. orangtua Namun wawancara yang dilakukan peneliti di kadangkala yang terjadi, orangtua justru Sekolah Dasar Negri 31 Sepakat II memberi kecamatan Pontianak Tenggara, peneliti merokok atau berkata kasar. Anak yang menemukan melihatnya bahwa mempengaruhi faktor siswa yang berperilaku contoh yang sangat salah, mungkin seperti akan mengikuti perilakunya yang menyimpang. menyimpangsebagai berikut : a. Faktor lingkungan sekolah Faktor bisa Sekolah Dasar Negeri 31 Sepakat II mempengaruhi perilaku menyimpang yang Kecamatan Pontianak Tenggara Dan dilakukan siswa apabila sekolah tidak Juga Orangtua Untuk Mengatasi mampu berperan dan berfungsi dengan Perilaku Menyimpang Siswa sebagaimana lingkungan 3. Usaha-Usaha Yang Dilakukan Pihak mestinya, sekolah karenakan “Upaya dalam mengatasi siswa berperilaku kurangnya pengawasan dari pihak sekolah menyimpang yang kami lakukan tentu untuk yang diarahkan atau difokuskan pada pembinaan menyebabkan siswa tersebut tidak merasa dan pencegahan kenakalan siswa melalui takut untuk melakukan pelanggaran seperti pendidikan karakter. memperhatikan di siswanya keluar pada jam pelajaran dan lain-lain. b. Faktor teman sebaya Gambaran lebih lanjut mengenai upaya sekolah dalam mengatasi perilaku Lingkungan pertemanan merupakan menyimpang siswa di SD Negeri 31 faktor yang bisa mempengaruhi proses Sepakat II Kecamatan Pontianak Tenggara pembentukan sikap dan perilaku yang dalam wawancara dengan Ibu Sri Suarni akhirnya dapat menimbulkan perilaku selaku guru Bk menjelaskan berikut ini. menyimpang siswa. Faktor ini sangat Mengenai hal ini, upaya yang dilakukan 11 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id adalah: (1) membantu siswa memahami menginformasikan permasalahan diri dan lingkungannya, (2) membantu kepada siswa siswa melaksanakan layanan bimbingan dan agar mampu menghindarkan mencegah diri dari atau berbagai orangtua konseling sesuai dengan siswa bersangkutan, kasus atau permasalahan yang dapat menghambat permasalahannya, perkembangan membantu pengamatan di lapangan atau di kelas siswa mengatasi masalah yang dialaminya, untuk mengetahui perkembangan sikap dan (4) membantu siswa memelihara dan perilaku menumbuhkembangkan berbagai potensi melaksanakan evaluasi serta tindak lanjut. dan kondisi positif yang dimilikinya, dan Sedangkan aspek pencegahan kenakalan (5) memperoleh siswa, dan ekstrakurikuler, pramuka dan usaha yang dirinya, membantu pembelaan atas (3) siswa diri atau melaksanakan siswa bersangkutan, meliputi untuk dan kegiatan-kegiatan kepentingannya yang kurang mendapat lain mengatasi siswa yang perhatian. berperilaku menyimpang sebagai berikut: Selanjutnya Ibu Cicik Rahmawati a. Usaha preventif, upaya pencegahan selaku wali kelas menjelaskan secara rinci terhadap timbulnya kenakalan siswa. mengenai upaya sekolah dalam mengatasi siswa berperilaku menyimpang, “Senantiasa memberikan b. Usaha represif, usaha penanggulangan kenakalan dengan pengertian cara menindak kenakalan yang telah kepada siswa tentang berbagai hal yang terjadi, berupa memberi nasehat, patut ditiru dan yang tidak patut di contoh, peringatan dan sanksi kepada siswa memantau perkembangan siswa dan cepat yang melanggar tata tertib sekolah. tanggap bila terjadi penyimpangan tingkah c. Usaha kuratif, tindakan rehabilitasi laku yang membahayakan dan untuk yang dilakukan setelah tindakan- segera tindakan mungkin diambil jalan pemecahannya, mengharuskan siswa untuk pencegahan lainnya dilaksanakan. berbuat baik sesuai dengan aqidah agama Islam serta mampu bertingkah laku sesuai 4. Usaha-Usaha Orang Tua Dalam dengan aturan norma dan tata tertib yang Mengatasi Siswa Yang Berperilaku ada di sekolah, memberikan perhatian Menyimpang berupa pemberian tanggung jawab kepada Adapun siswa agar pada dirinya memuat rasa siswa/anak percaya diri dan bertanggung jawab pada menyimpang dalam keluarga antara kegiatan lain: yang di laksanakan, usaha yang mengatasi berperilaku 12 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id a. Melalui penanaman nilai-nilai dan b. Faktor Teman Sebaya norma agama Lingkungan pertemanan merupakan b. Menciptakan hubungan yang faktor yang bisa mempengaruhi proses harmonis dalam keluarga pembentukan sikap dan perilaku yang c. Keteladanan orang tua akhirnya dapat menimbulkan perilaku menyimpang siswa. Faktor ini sangat berpengaruh terhadap kepribadian siswa yang mana dampaknya dapat berimbas D. KESIMPULAN secara langsung pada pembentukan Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpamg sikapnya. Pengaruh dari teman sebaya Siswa yang negatif dan kondisi lingkungan Perilaku menyimpang siswa yang sekolah yang kurang kondusif. terjadi di Sekolah Dasar Negeri 31 Sepakat II Kecamatan Pontianak Tenggara seperti, Usaha Guru Dan Orangtua Untuk berkelahi, mencuri, bolos sekolah, ada pula Mengatasi bentuk kenakalan ringan seperti bermain Menyimpang Siswa Yang Berperilaku kejar-kejaran di dalam kelas, mengangkat Usaha untuk mengatasi siswa yang rok teman perempuannya, mengganggu berperilaku menyimpang sudah semestinya teman yang sedang belajar dan lain menjadi sebagainya. dalam hal ini semua pihak termasuk Faktor Yang Mempengaruhi Siswa tanggungjawab kita bersama, orangtua, guru dan masyarakat harus berperan aktif. Pihak Berperilaku Menyimpang melakukan a. Faktor Lingkungan Sekolah sekolah pengawasan yang harus ketat Faktor lingkungan sekolah bisa terhadap gerak-gerik anak didiknya, yang mempengaruhi perilaku menyimpang yang tak kalah penting adalah pendidikan moral dilakukan siswa apabila sekolah tidak dan keagamaan harus lebih ditekankan mampu berperan dan berfungsi dengan kepada siswa, Senantiasa memberikan sebagaimana dikarenakan pengertian kepada siswa tentang berbagai kurangnya pengawasan dari pihak sekolah hal yang patut ditiru dan yang tidak patut untuk di contoh. mestinya, memperhatikan siswanya yang menyebabkan siswa tersebut tidak merasa takut untuk melakukan pelanggaran seperti keluar pada jam pelajaran dan lain-lain. 13 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id E. orangtua menjadi contoh perilaku yang SARAN baik 1. hendaknya memperhatikan Bagi Guru perkembangan putra putrinya menyimpang yang terjadi di kalangan seluruhpendidikan anak terhadap sekolah. Agar kegiatan 4. efektif Bagi Siswa hasil yang Hendaknya bersikap mandiri dan berani agar guru bertanggung jawab terhadap perbuatan meningkatkan kerja sama dengan sesama yang dilakukan, tidak ikut-ikutan orang guru lain dalam bertindak dan dapat mentaati diinginkan, mencapai menyerahkan mengatasi permasalahan kenakalan siswa dapat lebih untuk tidak dan Guru hendaknya peka terhadap perilaku siswanya. dan memahami disarankan maupun melakukan intensif pihak terkait pendekatan melalui secara pendekatan dalam lebih personil tata tertib sekolah sebagai pedoman berperilaku. karena melihat usia mereka yang masih 5. labil. Bukan hanya itu guru juga harus Diharapkan dapat dijadikan sebuah bahan membangun komunikasi yang lebih intens pertimbangan kepada penelitian yang akan dan terbuka dengan orang tua siswa datang untuk meneliti terhadap kepedulian sehingga selalu guru dalam menanggulangi kenakalan mengetahui kondisi siswa di sekolah. Hal siswa, sehingga apa yang diharapkan oleh ini guru dan orang tua bisa tercapai. juga orang tua siswa dapat meminimalisisir Bagi Peneliti Yang Akan Datang kesalahpahaman yang sering terjadi antara pihak orang tua dan sekolah. F. REFERENSI 2. Bagi Sekolah Agar pihak sekolah lebih meningkatkan pengawasan terhadap siswanya secara rutin dan kontinyu dan agar terjadi komunikasi yang kondusif antar sekolah, orang tua dan Berry. 2003. Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada Gulo. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: PT Grasindo masyarakat. Gunarsa, Singgih D, 1988, Psikologi Pelajar, Jakarta: BPK Gunung Mulya. 3. Kartono, K . 2013. Patologi Sosial. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Bagi Orangtua Meskipun sibuk bekerja hendaknya tidak melupakan perhatian dan pendidikan terhadap putra putrinya, ketika di rumah Kartono, K . 1992. Patologi Sosial II (Kenakalan Remaja). Jakarta: CV Rajawali 14 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN Sosiologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2017 http://jurmafis.untan.ac.id Moleong, L. J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Narwoko, J Dwi dan Bagong, S. 2011. Sosiologi Pengantar Teks dan Terapan. Jakarta: kencana Sarwono, W, S. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Setiadi dan Usman, K. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Pustaka Pelajar Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Soetomo. 2013. Masalah-Masalah Sosial Dan Upaya Pencegahannya. Yogyakarta Rujukan Elektronik Graciani, W. 2011. Perilaku membolos siswaStudi Deskriptif Kualitatif tentang Perilaku Membolos Siswadi SMP Negeri 2 Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Diposting juni 2016 Nina, U. 2011. skripsi. Upaya Sekolah dalam menanggulangi kenakalan siswa di sekolah menengah pertama negeri 1 panji kabupaten situbondo Diposting Juni 2016 Rohmawati, C. 2012. Tesis. Usaha Guru untuk mengatasi kenakalan anak kelas v Sekolah Dasar negeri kliwonan 2 masaran sragen. 15 KARTIKA, NIM. E51110034 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN