Nama : Lalu Teguh Kensha Dian Permana NIM : L1A020048 Mata kuliah : Filantropi dan Bantuan Internasional FILANTROPI GLOBAL MEMBENTUK NEGARA KESEJAHTERAAN: PERPEKTIF ISLAM DAN YAHUDI Dalam melihat jurnal artike ini saya sebagai pembaca dapat sedikit menyimpulkan jika penulis beranggapan bahwa kesejahteraan suatu negara dapat ditentukan dari bagaimana aktivitas filantropi di negara tersebut, Layaknya organisasi kemanusiaan ataupun NGO yang memiliki kepentingan di bagian masalah humanora. Aktifitas dari organisasi-organisasi ini lah yang dikatakan dalam jurnal tersebut memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap realisasi dari negara kesejahtera. penulis menjelaskan bahwa berdasarkan gagasan baru mengenai globalisasi, suatu negara akan perlahan-lahan atau dimasa depan akan saling bergantung dengan aktor non negara (MNC, NGO, Organisasi Internasional, dll). Namun menurut saya sebagai pembaca peran dari organisisasi filantropi yaitu untuk menutupi kekurangan atau lubang dalam proses penyelesaian suatu masalah khususnya yang berhubungan dengan kasus humanora. Kemudian posisi dari aktor filantropi ini juga dalam pandangan punulis sangat lah positivis melihat bahwa tindakan negara-negara yang menyokong aktor filantropi (NGO,Organisasi internasional,dll) semata-mata karena adanya dorongan kemanusiaan. Karena jika kita melihat melalui pisau teori kepentingan nasional negara khususnya negara besar layaknya Amerika Serikat. Menurut Hans J. Morgenthau menjelaskan pandangannya mengenai kepentingan nasional yaitu kepentingan nasional setiap negara adalah kekuasaan, yang memiliki niat dan tujuan melakukan apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan pengendalian suatu negara atas negara lain. Kemudian jika kita sambungkan dengan fenomena politik ini tentunya tindakannya akan menimbulkan keuntungan di negara mereka, keuntungan tersebut tidak selamanya berorientasi pada keuntungan ekonomi saja namun jika kita melihat dari sudut pandang masyarakat internasional tindakan yang dilakukan Amerika Serikat bisa saja menarik simpati dari masyarakat internasional itu sendiri dan menambah citra dari Amerika di mata internasional. Hal lain yang bisa saya tangkap adalah adanya kemungkinan suatu negara untuk berada dalam kondisi saling bergantungan dengan organisasi filantropi. Karena tidak bisadi pungkiri sesuai perkataan Morgenthau tindakan negara tentunya memiliki kepentingan dibelakangnya. Hal lain yang saya anggap juga berbeda dari bagaimana cara ilmu Hubungan Internasional melihat dua pemahaman yaitu sosialis dan kapitalis. Berdasar kan pemahaman penulis mengatakan bahwa pada ideologi sosialis peran negara dianggap lebih kuat dan lebih dominan dalam mengelola pasar perekonomian negaranya, sedangkan ideologi kapitalis melihat bahwa peran negara dalam suatu negara dilemahkan dengan ideologi ini yang bisa dikatakan negara tidak memiliki cukup kekuasaan terhadap pasar perekonomian negaranya yang berujung pada ketidakmampuan masyarakat dengan ekonomi rendah untuk bisa bersaing dalam pasar perekonomian negaranya. Pemahaman itu sebenarnya tidak melenceng melainkan jika kita melihat negara dengan sistem kapitalis, pada kenyataanya sistem perekonomian kapitalis tidak selamanya memberikan dampak yang buruk terhadap pembangunan suatu negara, apalagi dengan gagasan pasar bebas. Masyarakat akan dengan mudah menyalurkan produk-produknya ke pasar internasional tanpa harus melewati regulasi yang ketat. Salah satu contoh negara dengan sistem kapitalis yang berhasil dan menjadi negara maju adalah Singapura. Singapura menjadi negara dengan tingkat perekonomian yang tinggi dan juga tingkat pengangguran yang rendah. Itupun sudah menjadi salah satu contoh negara maju dengan sistem kapitalis dan masyarakat dengan ekonomi rendah tidak dirugikan sama sekali. Kemudian hal lain yang cukup menarik dalam jurnal artikel tersebut penulis memberikan penjelasan mengenai bagaimana organisasi atau Yayasan filantropi yang berada dibawah naungan agama dapat memberikan bantuan yang cukup besar terhadap permasalagan yang ada di Amerika Serikat. Organisasi atau Yayasan ini akan memberikan bantuan kepada masyarkat yang membutuhkan. Namun menurut saya sebagai pembaca tindakan filantopi ini juga tetap didasari atas perasaan yang menganggap dirinya sama, kata sama yang saya maksud dalam hal ini adalah mengenai kesamaan atas agama yang di anut. Contohnya tindakan filantropi yang baru-baru saja terjadi di Indonesia di salah satu daerahnya yang mendapatkan bantuan namun berasal dari agama/kepercayaan yang berbeda. Yang terjadi adalah adanya saja dan yang tidak sama tidak akan mendapatkan bantuan tersebut.