ANALISIS DAN DIAGNOSIS LINGKUNGAN INTERNAL Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategik Aplikatif Dosen Pengampu: Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE, MP Oleh: Kelompok 3 Ni Luh Gede Sari Marta Kyana (2280611005) A. A. Ayu Tirtamara (2280611029) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2023 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategis adalah pross penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang tidak harus dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dan harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi. Salah satu proses dalam konsep manajemen adalah menyusun faktor penentu keberhasilan yang diawali dengan mengkaji lingkungan strategis yang meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh yang berasal dari dalam maupun luar suatu organisasi atau unit satuan wilayah baik pada level negara, provinsi, kabupaten, dan kota. Lingkungan internal dan eksternal mempunyai dampak pada kehidupan dan kinerja seluruh komponen yang terlibat pada pembangunan, mencakup kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan eksternal. Sebuah organisasi tentu memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan dan kelemahan ini dapat bersifat internal dan eksternal. Internal merupakan faktor yang disebabkan oleh unsur di dalam organisasi dan eksternal merupakan faktor yang disebabkan oleh unsur di luar organisasi. Dalam bab ini akan membahas faktor internal. Untuk menunjang kesuksesan sebuah organisasi, perlu dilakukannya evaluasi agar kegiatan dalam organisasi dapat terkontrol dan dapat mengetahui bagaimana organisasi tersebut. untuk melakukan evaluasi organisasi dapat menggunakan perhitungan yang dinamakan Matriks Evaluasi Faktor Internal. Matriks ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana kekuatan dan kelemahan suatu organisasi. Seberapa kuat internal organisasi tersebut dan seberapa lemah internal organisasi tersebut. matriks ini digunakan dengan tujuan mempermudah organisasi dalam melakukan evaluasi sehingga organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dalam melakukan evaluasi menggunakan matriks diperlukan beberapa langkah-langkah untuk mencapai hasil. Pada bab ini akan dijabarkan definisi dan langkah-langkah untuk melakukan evaluasi dengan menggunakan Matriks Evaluasi Faktor Internal dan contoh pada sebuah organisasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Beberapa permasalahan tersebut, yakni: 1. Bagaimana mengidentifikasi lingkungan internal? 2. Bagaimana proses analisis dan diagnosis lingkungan internal? 3. Bagaimana penentuan kekuatan dan kelemahan perusahaan? 4. Bagaimana melakukan analisis dan diagnosis lingkungan internal dan membuat tabel IFAS? 1.3 Tujuan 1. Untuk memahami tentang identifikasi lingkungan internal. 2. Untuk memahami proses analisis dan diagnosis lingkungan internal. 3. Untuk memahami penentuan kekuatan dan kelemahan perusahaan. 4. Untuk memahami analisis dan diagnosis lingkungan internal dan membuat tabel IFAS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Identifikasi Lingkungan Internal Lingkungan internal perusahaan memiliki kemampuan untuk merubah suatu perusahaan menjadi apa yang dicita-citakan oleh manajemen. Lingkungan internal merupakan proses pengidentifikasian terhadap faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Proses internal perusahaan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan fungsional yaitu analisis yang dilakukan oleh masing-masing fungsi dalam perusahaan dengan mengkaji manajemen pemasaran, keuangan, produksi, dan sumber daya manusia. Pihak-pihak yang pernah terlibat dalam perumusan suatu strategi pasti mengetahui dan mengakui bahwa melakukan suatu analisis internal sebagai bagian integral dari keseluruhan upaya menciptakan profil organisasi bukan tugas yang mudah. Upaya tersebut bahkan mengandung banyak tantangan yang harus dihadapi. Dikatakan demikian karena perumusan strategi selalu diwarnai oleh berbagai hal, antara lain: a. Penilaian yang bersifat subyektif b. Perhitungan-perhitungan yang tidak selalu dapat dikualifikasikan c. Kenyataan bahwa kegiatan organisasi selalu bergerak dalam kondisi dinamis yang pada dirinya mengandung ketidakpastian (uncertainity) d. Adanya faktor-faktor yang berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya, meskipun para perumus strategi selalu saja dapat memanfaatkan analisis yang obyektif, rasional dan sudah baku. Para pakar menekankan bahwa salah satu instrumen analisis yang dapat digunakan adalah analisis SWOT yang dengannya dapat diketahui secara jelas dan pasti faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan organisasi yang dapat mencakup saluran distribusi yang handal, posisi kas organisasi, lokasi yang menguntungkan, keunggulan dalam menerapkan teknologi yang canggih tetapi sekaligus tepat guna dan struktur atau tipe organisasi yang digunakan. Akan tetapi, tidak kalah pentingnya untuk diketahui secara tepat adalah berbagai kelemahan yang mungkin terdapat dalam diri organisasi tersebut. Harus diakui bahwa analisis internal tidak selalu dapat dilakukan secara sistematis, karena faktor-faktor yang telah disinggung sebelumnya. Meskipun demikian, analisis internal telah diakui secara umum sebagai unsur kritikal dalam perumusan dan penentuan strategi. Artinya, para perumus strategi jangan sampai terpukau oleh pendekatan yang sifatnya intuitif. Dengan kata lain, meskipun faktor subyektifitas tidak dapat dihilangkan sama sekali, hendaknya akal sehat, daya kognitif, obyektivitas dan instrumen yang ilmiah serta baku hendaknya lebih banyak berperan. Dengan demikian, organisasi dapat menentukan secara tepat langkah-langkah strategis apa yang akan diambil di masa yang akan datang. Hal-hal yang telah disebutkan di atas menunjukkan betapa pentingnya penilaian kondisi internal organisasi secara mendalam dan sistematis yang dilakukan dalam rangka perumusan dan penetapan strategi organisasi secara berhasil. Pengalaman berbagai organisasi, terlepas dari layanan yang dihasilkan, proses organisasional yang berjalan, besarnya organisasi, cakupan luasan organisasi, dan jenis teknologi yang diterapkan, mendukung pendapat tersebut. 2.2 Proses Analisis dan Diagnosis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal adalah proses perencanaan strategi menentukan letak kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Analisis Lingkungan Internal merupakan suatu proses untuk menemukan aspek-aspek internal/variabel internal perusahaan yang diperlukan dalam menghadapi lingkungan eksternalnya dan mengevaluasinya apakah berada dalam posisi yang kuat atau lemah. Perwakilan manajer dan karyawan dari seluruh perusahaan perlu terlibat dalam menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Dalam menganalisis lingkungan internal ada beberapa unsur yang dianalisis, yaitu diantaranya: a. Struktur organisasi perusahaan Struktur organisasi perusahaan merupakan pola hubungan di dalam perusahaan atau bentuk formal peraturan dan hubungan antar orang sehingga setiap pekerja dapat diarahkan dalam mencapai tujuan dan misi perusahaan. b. Budaya perusahaan Budaya perusahaan adalah sekumpulan kepercayaan, harapan dan nilai yang dipahami serta dilaksanakan oleh tiap-tiap anggota perusahaan dan akan membentuk perilaku orang-orang di dalam perusahaan tersebut. c. Sumber daya perusahaan Sumber daya perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan guna mendukung perkembangan perusahaan, diantaranya sumber daya manusia, sumber daya produksi, sumber daya keuangan, pemasaran serta penelitian dan pengembangan. Tinjauan berbasis sumber daya menyatakan bahwa menyatakan bahwa beberapa sumber daya internal lebih penting bagi perusahaan dibandingkan factor-faktor eksternal dalam mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing (competitive advantage). Agar sumber daya bernilai, sebaiknya harus : langka, sulit untuk ditiru, atau tidak dengan mudah diganti. Sumber daya yang langka adalah sumber daya yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Beberapa sumber daya yang sama akan sangat sulit ditiru. Yang ke-3, yaitu sumber daya yang tidak mudah digantikan dengan produk substitusi dari perusahaan lain (David, 2006). Analisis dan diagnosis keuntungan strategi (internal) menunjukkan adanya penggunaan waktu dari para penentu strategi untuk memeriksa dan mengidentifikasi faktor-faktor keuntungan strategi perusahaan dalam rangka menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan sehingga penentu strategi dapat memanfaatkan dan mengelolanya secara efektif dan efisien. Mengidentifikasi variabel internal merupakan alat untuk menentukan bagianbagian internal yg diperlukan di dalam membangun kekuatan dan kelemahan perusahaan. Menemukan variabel yg perlu dianalisis perlu pengkajian untuk hal tersebut. Dan hasil kajian berupa informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan atau Strategic Advantages Profiles dari perusahaan. Identifikasi lingkungan internal adalah proses dimana perencanaan strategi mengkaji faktor-faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kelemahan dan kekuatan sehingga dapat mengelola peluang secara efektif dalam menghadapi ancaman yang terdapat dalam lingkungan. Sebelum perusahaan melakukan kegiatan hendaknya mawas diri dalam mengkaji kekuatan dan kelemahan diri sebelum menentukan atau mengubah tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian tujuan yang merupakan konsekuensi logis yang perlu ditempuh perusahaan agar lancar dalam operasinya. 1. Isu-Isu Strategi Pemasaran Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk atau jasa. Terdapat beberapa isu yang berkembang dalam bidang pemasaran, antara lain: a. Analisis Pelanggan Analisis pelanggan (customer analysis) pengujian dan pengevaluasian keinginan, hasrat, dan kebutuhan pelanggan melibatkan pengadministrasian survei pelanggan, menganalisis informasi konsumen, mengevaluasi strategi posisi pasar, mengembangkan profil pelanggan, dan menentukan strategi segmentasi pasar yang optimal. Informasi yang didapatkan dari analisis pelanggan dapat sangat penting dalam mengembangkan pernyataan misi yang efektif. Profil pelanggan dapat mengungkapkan karakteristik demografis dari pelanggan organisasi. Pembeli, distributor, tenaga penjual, manajer, grosir, ritel, pemasok, dan kreditor semua dapat berpartisipasi dalam mengumpulkan informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan sukses. Organisasi yang sukses secara bertahap memonitor pola pembelian pelanggan saat ini dan yang potensial. b. Penjualan Produk dan Jasa Implementasi strategi yang sukses secara umum bergantung pada kemampuan organisasi untuk menjual beberapa produk atau jasa. Penjualan (selling) meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan personal, pengelolaan bagian penjualan, hubungan konsumen, dan hubungi diler. Aktivitas-aktivitas ini khususnya penting ketika perusahaan mengejar strategi penetrasi pasar. Keefektifan berbagai alat penjualan untuk produk konsumen dan industri berbeda-beda. Penjualan personal adalah iklan yang paling penting untuk perusahaan barang kebutuhan sehari-hari konsumen. c. Perencanaan Produk dan Jasa Perencanaan produk dan jasa (product and service planning) mencakup aktivitas-aktivitas, seperti uji pemasaran; pemosisian produk dan merek; jaminan yang jelas; pengemasan; menentukan opsi fitur, gaya dan kualitas produk; menghapus produk lama; serta memberikan pelayanan pelanggan. Perencanaan produk dan jasa terutama penting ketika perusahaan melakukan pengembangan atau diversifikasi produk. d. Penetapan Harga Lima pemangku kepentingan utama memengaruhi keputusan penetapan harga (pricing); konsumen, pemerintahan, pemasok distributor, dan pesaing. Terkadang, organisasi akan mengejar strategi dibebankan ke konsumen. Pemerintah menetapkan batasan pada ketetapan harga, diskriminasi harga, harga minimum, unit harga, harga iklan, dan pengendalian harga. Contohnya, Robinson Patman Act melarang pabrik dan grosir mendiskriminasikan harga diantara pembeli (pemasok dan distributor) jika kompetisi tidak terjadi secara benar. e. Distribusi Distribusi (distribution) meliputi pergudangan, saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, teritori penjualan; level dan lokasi persediaan, transportasi pengangkut, penjualan grosir, dan peritel. Sebagian besar produsen (pembuat barang) hari ini tidak menjual barang mereka secara langsung ke konsumen. Berbagai entitas pemasaran bertindak sebagai intermediary; mereka menjelma menjadi sejumlah nama, seperti grosiran, ritel, broker, fasilitator, agen, vendor-atau distributor sederhana. f. Riset Pemasaran Riset pemasaran (marketing research) adalah pengumpulan, pencatatan, dan penganalisisan dan sistematik mengenai permasalahan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. Penelitian pemasaran dapat membuka kekuatan dan kelemahan penting, dan peneliti pemasaran menggunakan berbagai skala, instrumen, prosedur, konsep, dan teknik untuk mengumpulkan informasi. Aktivitas penelitian pemasaran mendukung semua fungsi bisnis organisasi. Organisasi yang menekankan pada kemampuan penelitian pemasaran yang sangat baik memiliki kekuatan pasti dalam mengejar strategi generik. g. Posisi dan Segmentasi Pasar Melalui penelitian pasar perusahaan mempraktekkan segmentasi pasar dengan beragam produk atau jasa untuk membantu manajer menemukan posisi mana yang akan di kejar, jenis produk baru atau untuk dikembangkan, dan bagaimana memastikan bahwa produk-produk perusahaan tidak bersaing secara langsung satu sama lain. Segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan. Bagi setiap perusahaan, pasar secara keseluruhan adalah orang perorangangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pembagian segmen pasar dapat dilakukan berdasarkan empat macam kriteria yaitu faktor geografis, faktor demografis, faktor psikhografis, dan faktor sikap atau perilaku konsumen (Sutojo, 2002). Informasi yang diperoleh dari analisa pelanggan bisa sangat penting untuk membuat pernyataan misi yang efektif. Pertimbangan penting dalam penetapan pasar yang akan disegmentasi adalah mengestimasi berbagai kebutuhan dan permintaan pembeli pada beberapa tingkat alternatif pasar-produk, serta mengidentifikasikan tipe pembeli yang ada di pasar (Craven,1996) h. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menunjukkan kombinasi tertentu variabel-varibel kunci di bawah pengawasan perusahaan yang dapat dipakai untuk mempengaruhi permintaan dan memperoleh keunggulan kompetitif. Variabel-variabel tersebut adalah produk, harga, promosi dan distribusi. i. Daur Hidup Produk (Product Life Cycle) Salah satu konsep yang paling berguna dalam pemasaran adalah daur hidup produk. Sebuah grafik yang menunjukkan waktu yang digambarkan terhadap penjualan, sejak produk pada tahap perkenalan, melalui tahap pertumbuhan, kedewasaan, dan akhirnya mencapai penurunan. Konsep ini memungkinkan seorang manajer pemasaran menguji bauran pemasaran dalam produk tertentu atau sekumpulan produk, dalam hal daur hidupnya j. Memadukan Strategi dan Budaya Hubungan antar-aktivitas bisnis fungsional perusahaan mungkin dapat dengan mudah digambarkan dengan memperhatikan budaya organisasi, yang merupakan fenomena internal yang mewarnai semua bagian dan divisi dalam suatu organisasi. Budaya organisasi meliputi berbagai kekuatan yang tak kasat mata, sukar dipahami, dan sebagian besar tidak disadari yang menciptakan suasana di tempat kerja. Karena biasanya sangat resisten terhadap perubahan, budaya bisa menjadi kekuatan atau kelemahan utama perusahaan. Budaya adalah suatu aspek organisasi yang tidak lagi dapat dianggap sebagai sesuatu yang sudah pasti benar dalam melakukan audit manajemen strategis internal karena budaya dan strategi harus sejalan. Budaya organisasi harus membangkitkan antusiasme dalam diri individu agar dapat melaksanakan strategi. 2. Isu-Isu Strategi Keuangan Manajer keuangan menentukan sumber dan penggunaan dana yang terbaik dan mengendalikan penggunaannya. Kas harus diperoleh baik dari sumber internal maupun eksternal, dan dialokasikan untuk kegunaan yang berbeda. Dalam menangani tugas ini, manajer keuangan harus melengkapi dan mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan. a. Keuangan dan Akuntansi Kondisi keuangan sering kali dipertimbangkan sebagai pengukuran tunggal terbaik dari posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keselurahan kepada investor. Menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi penting agar secara efektif memformulasikan strategi. Likuiditas, leverage, modal kerja, profitabilitas, penggunaan aset, aliran kas, dan ekuitas dapat mengeliminasi beberapa strategi alternatif yang layak. Faktor-faktor keuangan sering kali mengubah strategi yang sudah ada dan mengubah rencana implementasi. b. Fungsi Keuangan dan Akuntansi Keputusan investasi (investmen decision), juga disebut penganggaran modal (capital budgeting), adalah pengalokasian dan pengalokasian kembali modal dan sumber daya untuk proyek, produk, aset, dan divisi dalam organisasi. Setelah strategi diformulasikan, keputusan penganggaran modal diperlukan agar sukses mengimplementasikan strategi. Keputusan decision) menentukan struktur permodalan terbaik pendanaan (financing untuk perusahaan dan termasuk menguji berbagai metode di mana perusahaan dapat memperoleh modal (contohnya, dengan mengeluarkan saham, meningkatkan utang, menjual aset, atau menggunakan kombinasi dari pendekatan-pendekatan ini). Keputusan pendanaan harus mempertimbangkan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang untuk modal kerja. Dua kunci rasio keuangan yang mengindikasikan apakah keputusan pendanaan perusahaan telah efektif adalah rasio utang terhadap ekuitas dan rasio utang terhadap total aset. Keputusan dividen (dividend decision) memperhatikan isu-isu, seperti presentase laba yang dibayarkan ke pemegang saham, stabilitas dividen yang dibayarkan dari waktu ke waktu, dan pembelian kembali atau pengeluaran saham. Keputusan dividen menentukan jumlah dana yang disimpan dalam perusahaan dibandingkan dengan jumlah yang dibayar ke pemegang saham. Tiga rasio keuangan yang membantu dalam mengevaluasi keputusan dividen perusahaan adalah rasio laba per saham, rasio dividen per saham, dan price-earning ratio. Keuntungan membayar dividen kepada investor harus diseimbangkan antara keuntungan dana yang ditahan secara internal, dan tidak ada seperangkat formula mengenai bagaimana menyeimbangkan kedua hal ini. c. Jenis Rasio Keuangan Dasar - Rasio likuiditas (liquidity ratios) mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. - Rasio saat ini Rasio cepat Rasio solvabilitas (leverage ratios) mengukur sejauh mana perusahaan telah dibiayai oleh utang. - Rasio utang terhadap total aset Rasio utang terhadap ekuitass Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas Time earned ratio (atau cakupan) Rasio aktivitas (activity ratio) mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dayanya. Perputaran persediaan Perputaran aset tetap Perputaran total aset - Perputaran piutang usaha Periode penagihan rata Rasio profitabilitas (profitability ratio) mengukur keefektifan keseluruhan manajemen yang ditunjukkan oleh pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Margin laba bruto Margin laba operasi Margin laba netto Imbal hasil atas aset (return on total assets-ROA) Imbal hasil atas ekuitas pemegang saham (return on stockholders’equity-ROE) - Laba per saham (earnings per share-EPS) Rasio harga terhadap laba Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan ekonomi dan industri. Penjualan Laba bersih Laba per saham Dividen per saham d. Finansial Leverage Bauran dana jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari luar harus sesuai dengan tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Konsep financail leverage (rasio total hutang terhadap total aktiva) sangat berguna dalam menguraikan penggunaan hutang untuk meningkatkan laba yang tersedia bagi pemegang saham. e. Capital Budgeting Capital budgeting merupakan analisis dan membuat peringkat investasiinvestasi ditinjau dari sudut pandang pengeluaran tambahan yang dibutuhkan dan penerimaan tambahan yang dihasilkan. Sebuah bagian keuangan yang baik akan dapat menyiapkan capital budgent dan membuat peringkat investasi berdasarkan kriteria penerimaan atau hurdle rate (sebagai contoh, waktu yang diperlukan untuk menerima hasil investasi (payback investment), tingkat pengembalian (rate of return), atau periode untuk mencapai titik impas (break even point) yang berguna sebagai strategi pengambilan keputusan. f. Menentukan keuntungan berkelanjutan Dua Karakteristik menentukan keberlanjutan kompetensi perusahaan yang khas: daya tahan dan imitabiliti (Wheelen, 2003). Keawetan adalah tingkat di mana sumber daya sebuah perusahaan yang mendasari dan kemampuan (kompetensi inti) akan terdepresiasi atau menjadi usang. Teknologi baru dapat membuat kompetensi inti perusahaan usang atau tidak relevan. Imitabiliti adalah tingkat di mana sumber daya sebuah perusahaan yang mendasari dan kemampuan (kompetensi inti) dapat diduplikasi oleh orang lain. Sejauh kompetensi perusahaan yang khas memberikan keunggulan kompetitif di pasar, pesaing akan melakukan apa yang mereka bisa untuk belajar dan meniru seperangkat keterampilan dan kemampuan. 3. Isu-Isu Strategi Penelitian dan Pengembangan (R & D) Research & Development (R&D), berdasarkan definisi dari Organization for Economic Cooperation dan Development (OECD) adalah “pekerjaan kreatif yang dilakukan secara sistematik dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan, termasuk pengetahuan manusia, budaya dan masyarakat, serta menggunakan pengetahuan ini untuk inovasi baru” Keunggulan dari R&D adalah karena riset yang kuat, menjadikan produk dan layanan yang diberikan merupakan persis yang dibutuhkan oleh pelanggan. Riset yang kuat juga memungkinkan perusahaan punya teknologi yang mumpuni dalam memproduksi produk yang superior di industri. Perusahaan besar biasanya tidak segan-segan untuk menginvestasikan banyak ke dalam R&D, karena mereka berekspektasi untuk menghasilkan payoff yang banyak pula. Contohnya adalah perusahaan-perusahaan farmasi, yang sangat intensif dalam melakukan R&D. Risiko kegagalan memang besar, namun jika R&D berhasil menelurkan produk obat yang sukses, maka pay offnya juga luar biasa besar. Indikator terbaik perusahaan di bidang ini adalah hak paten dan pulikasi penelitiannya. Tugas manajer, karena itu meliputi (1) memilih salah satu di antara berbagai alternatif teknologi baru yang akan dipakai oleh perusahaan, (2) mengembangkan penerapan teknologi baru ke dalam produk dan proses produksi, (3) menyebarluaskan sumber daya- sumber daya yang aada sehingga teknologi baru itu dapat dilaksanakan. Namun, R&D bukan hanya sekedar berusaha mengembangkan produk yang superior semata, melainkan juga riset dan mengembangkan pasar dan teknik pemasaran baru. Contohnya tahun 80-an, dulu raksasa seperti IBM, Apple, HP dan Compaq memimpin pasar. Dari mereka, semuanya menghabiskan miliaran dollar untuk menghasilkan produk superior dan teknik produksi canggih. Namun, kemudian industri PC dikalahkan oleh Dell, yang menawarkan metode pemasaran yang sangat berbeda, yakni direct selling dimana Dell langsung menjual ke rumah dan datang ke rumah atau kantor untuk memperbaiki PC yang rusak. Jadi, intinya tidak hanya riset dan pengembangan produk melulu yang harus diperhatikan, melainkan juga riset mengenai peluang pasar, teknik pemasaran, dan sebagainya. Singkatnya, terdapat beberapa elemen yang dibutuhkan dalam menciptakan suatu strategi R&D yang baik: • Spesifik Pernyataan strategi R&D harus spesifik serta bisa langsung dilaksanakan. Pernyataan ini selain menyebutkan ruang lingkup focus R&D juga harus memberi batasan secara spesifik. Fokus R&D perlu jelas, karena jika terlalu luas maka bahaya karena perusahaan bisa kehilangan arah. • Selaras dengan Strategi Bisnis Strategi R&D harus selaras dengan stategi bisnis, supaya implementasi R&D dapat mencapai tujuan bisnis yang ingin dicapai, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Jika R&D tidak selaras dengan strategi bisnis, tentunya ini tidak akan memberikan value added, dan hanya akan jadi beban perusahaan saja. • R&D Termasuk dalam Strategic Planning Strategi R&D bukan hanya sekedar pernyataan belaka, melainkan harus masuk dalam proses membuat strategic planning. Dalam proses tersebut, para perancang strategi berdiskusi dan bekerjasama untuk merancang suatu strategi R&D, supaya bisa menjadi fondasi yang kuat dalam implementasi R&D nantinya. • Strategi R&D yang Komprehensif Strategi R&D seharusnya tidak hanya terpaku pada aktivitas utama yang terkait langsung dengan R&D seperti pengembangan produk, teknologi, dan sebagainya, melainkan juga aktivitas yang sifatnya non-development seperti change, implementasi sistem (manajemen proyek, evaluasi kinerja, dll), skill dan kapabilitas, hingga culture organisasi (inovasi, kerjasama tim, dsb), marketing, dan lainnya. Aktivitas-aktivitas ini tidak kalah penting dalam rangka mempertahankan keunggulan kompetitif organisasi. • Strategi Cukup Sederhana dan Mudah Dimengerti Strategi R&D, meskipun cukup komprehensif, harus bisa dijelaskan secara sederhana sehingga mudah dimengerti. Strategi R&D harus dapat dipahami dengan logika berpikir umum, sehingga komunikasi kepada karyawan juga bisa dilakukan lebih mudah. Jika strategi mudah dipahami, tentunya karyawan juga bisa mengembangkan strategi tersebut lebih kreatif lagi untuk kemudian mengimplementasikannya. • Pengaruh terhadap Strategi Teknologi yang Baru. Manajer R&D harus menentukan ketika teknologi yang ada harus ditinggalkan dan menggantinya dengan teknologi yang baru. Seperti halnya pergantian teknologi dilakukan bila teknologi yang baru tidak dapat digunakan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada, tetapi penggantian teknologi ini agar kinerja yang hasilkan lebih baik. 4. Isu-Isu Strategi Operasional Salah satu sasaran penting dari analisis rincian operasional ialah agar para pengambil keputusan stratejik dalam perusahaan semakin mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut. Di samping itu, melalui analisis rincian operasional, berakibat pada “nilai tambah” bagi perusahaan. Secara umum, proses pemanufakturan dapat bersifat terputus-putus (intermitten) atau berkelanjutan. Dalam sistem intermitten (terputus-putus)/job shop, para pekerja biasanya memproses satu item secara berurutan, tetapi macam pekerjaan dan urutan proses bervariasi sesuai dengan itemnya. Di setiap lokasi, tugas-tugas akan menentukan rincian proses dan waktu yang dibutuhkan. Sementara itu, pada sistem berkelanjutan (continuous system), merupakan proses yang disusun berurutan sehingga produk-produk dapat di rakit dan di proses dengan berkelanjutan. Sebagai contoh sebuah rangkaian proses produksi mobil. a. Kurva Pengalaman (Experience Curve) Kerangka kerja konseptual yang banyak digunakan oleh perusahaan- perusahaan besar adalah kurva pengalaman (yang semula dikenal dengan learning curve atau kurva pembelajaran). Sebagaimana diaplikasikan pada bidang pemanufakturan, kurva pengalaman menyatakan bahwa biaya produksi per unit akan turun dengan jumlah tertentu dalam bentuk persentase (biasanya 20% sampai 30%), setiap kali akumulasi volume produksi total berlipat ganda. Tingginya jumlah unit terjual dan pangsa pasar, sebagai hasilnya, harus berakibat dalam bentuk laba yang tinggi pula, didasarkan pada biaya per unit yang rendah. Manajemen biasanya menggunakan kurva pengalaman untuk melakukan estimasi terhadap biaya-biaya produksi : (1) produk yang belum pernah dibuat dengan peralatan dan proses yang ada sebelumnya atau (2) produk yang sudah ada yang dibuat dengan peratan dan proses baru. b. Pemanufakturan yang Fleksibel untuk Produksi Massa Digunakannya proses perancangan pemanufakturan yang dibantu komputer (Computer-Assisted Design dan Computer-Assisted Manufacturing atau CAD/CAM) daan teknologi robot, memberikan arti bahwa waktu pembelajaran menjadi lebih singkat dan produk-produk dapat dibuat secara ekonomi dalam kumpulan yang lebih kecil dan berdasar pesanan. c. Analisis Rantai Nilai Analisis rantai nilai (value chain analysis – VCA) mengacu pada proses dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang terkait dengan aktivitas organisasional dari pembelian bahan mentah sampai produksi dan pemasaran tersebut. VCA bertujuan untuk mengidentifikasi di mana advantage atau disadvantage biaya rendah yang ada di sepanjang rantai nilai. Penilaian substansial kiranya dibutuhkan dalam melakukan VCA karena hal-hal yang berbeda dalam rantai nilai bisa berdampak secara positif atau negatif terhadap hal yang lain, sehingga terdapat keterkaitan yang kompleks. Terlepas dari kompleksitas VCAA, prosedur analisis ini dapat dilakukan dengan menerapkan prosedur sebagai berikut : - Proses operasi suatu perusahaan dibagi ke dalam berbagai aktivitas atau proses bisnis yang spesifik. - Analisis berusaha untuk mengenakan biaya pada setiap aktivitas dan biaya tersebut bisa dalam bentu waktu dan uang. - Analis mengubah data biaya itu menjadi informasi yang mungkin menghasilkan keunggulan atau kelemahan kompetitif. 5. Isu-isu Strategi Sumber Daya Sebuah sumber daya adalah aset, kompetensi, proses, keterampilan, atau pengetahuan yang dikendalikan oleh perusahaan. Sumber daya meliputi pengetahuan tentang konsep analisis dan teknik prosedural umum untuk masingmasing daerah serta kemampuan orang-orang di daerah masing-masing untuk menggunakannya secara efektif. Jika digunakan dengan benar, sumber daya ini berfungsi sebagai kekuatan untuk kegiatan nilai tambah dan mendukung keputusan strategis. Tugas utama manajer SDM adalah meningkatkan kesesuaian antara individu dengan pekerjaan-pekerjaan yang ada. Strategi yang terbaik sekalipun menjadi tidak berarti apabila manusia yang dipekerjakannya tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk melakukan tugas-tugas tersebut atau apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak dapat dirancang untuk mengakomodasi pekerja yang ada. Cara termudah untuk memulai analisa mengenai rantai nilai perusahaan adalah dengan secara hati-hati menguji area fungsional tradisional yang dimiliki sebagai potensi dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Terdapat lima langkah dalam upaya dalam mengelola sumber daya dalam strategi bersaing: Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sumber daya perusahaan dalam hal kekuatan dan kelemahan. Menggabungkan kekuatan perusahaan dalam kemampuan khusus. Kemampuan perusahaan (sering disebut kompetensi inti) adalah hal-hal bahwa sebuah perusahaan dapat melakukan jauh lebih baik. Menilai potensi keuntungan dari sumber daya dan kemampuan dalam hal potensi mereka untuk keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan kemampuan untuk memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan sumber daya dan kemampuan. Pilih strategi yang terbaik dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan dan kemampuan relatif terhadap peluang maksimal. Mengidentifikasi kesenjangan sumber daya dan berinvestasi dalam meminimalisir kelemahan. Manajer-manajer strategis mulai menyadari bahwa perusahaan harus fleksibel dalam memanfaatkan karyawannya. Oleh karena itu, manajer SDM perlu benar-benar memahami pilihan-pilihan seperti kerja paruh-waktu, pembagian pekerjaan, waktu kerja yang fleksibel, kerja kontrak dan khususnya kegunaan tepat dari tim. Apabila perusahaan memiliki serikat kerja, maka manajer SDM harus mampu bekerjasama dan memiliki hubungan yang dekat dengan serikat. a. Struktur Organisasi Dasar Walaupun ada banyak struktur organisasi, tetapi ada beberapa tipe dasar yang mendominasi dalam organisasi yang kompleks. Pada umumnya setiap struktur cenderung mendukung beberapa strategi perusahaan satu sama lain. Berikut beberapa tipe struktur organisasi: - Struktur sederhana : Tepat untuk perusahaan kecil yang didominasi oleh pengusaha dengan satu atau dua lini produk yang beroperasi pada ceruk pasar yang mudah diidentifikasi. - Struktur fungsional : tepat untuk perusahaan ukuran sedang dengan beberapa lini produk dalam satu industri. - Struktur divisional : Tepat untuk perusahaan besar dengan banyak lini produk dalam beberapa industri yang berhubungan. - Struktur konglomerat (divisional) : tepat untuk perusahaan besar dengan banyak lini produk dalam industri yang tidak berhubungan. - Strategic Business Unit (SBU), merupakan modifikasi struktur divisional. b. Kualitas Kehidupan dan Keanekaragaman Pekerjaan Departemen SDM telah mengetahui bahwa untuk mengurangi ketidakpuasan karyawan dan usaha-usah perserikatan (atau sebaliknya untuk menambah kepuasan karyawan dan hubungan serikat yang ada sekarang), mereka harus mempertimbangkan kualitas kehidupan kerja (quality of work life) dalam perancangan pekerjaan. Oleh karena itu, para manajer SDM harus mampu memperbaiki kualitas kehidupan kerja perusahaan dengan (1) memperkenalkan penyelesaian masalah partisipatif, (2) merestrukturisasi pekerjaan, (3) memperkenalkan sistem imbalan yang inovatif, dan (4) meningkatkan keadaan lingkungan kerja. Peningkatan-peningkatan semacam itu akan mengarah pada budaya perusahaan yang lebih kooperatif dan karena itu, produktivitas dan kualitas produkpun akan jauh meningkat. c. Budaya Perusahaan : Cara Perusahaan Budaya perusahaan adalah sekumpulan keyakinan, harapan, dan nilai yang dipelajari dan dibagikan oleh anggota organisasi dan disampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya perusahaan mencerminkan nilai-nilai pendiri perusahaan dan misi perusahaan tersebut. Budaya organisasi adalah sistem pengertian yang diterima secara bersamaan. Katakterisstik utamanya adalah inisiatif individual, toleransi terhadap risiko, arah (direction), integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, tolaransi terhadap konflik, dan pola-pola komunikasi (Robbins, 1994). Budaya perusahaan memenuhi beberapa fungsi penting dalam sebuah organisasi, sebagai berikut : Budaya memberikan nuansa identitas bagai karyawan. Budaya membantu menimbulkan komitmen karyawan terhadap sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka sendiri. Budaya menambah stabilitas perusahaan sebagai suatu sistem sosial. Budaya adalah kerangka referensi bagi karyawan agar digunakan untuk menerima berbagai kegiatan organisasional dan sebagai pedoman bagi perilaku yang tepat. Perubahan pada misi, tujuan, strategi, dan kebijakan, tidak mungkin sukses apabila melawan budaya perusahaan yang sudah diterima. Keengganan bahkan sabotase mungkin saja terjadi karena karyawan berusaha menolak perubahan radikal pada filosofi dan arah perusahaan. Demikian halnya dengan struktur, apabila budaya organisasi cocok dengan strategi yang baru, maka hal itu merupakan kekuatan internal. Dan apabila yang terjadi sebaliknya, maka itu merupakan kelemahan internal yang sangat serius. 6. Isu-Isu Strategi Sistem Informasi Sistem nformasi menurut Davis & Olson (1987), adalah suatu sistem mesin/orang yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi untuk mendukung fungsi-fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi ( Eko Nugroho, 1994). Sistem informasi mempunyai berbagai macam potensi dasar. Potensi-potensi inilah yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meraih keunggulan didalam bersaing. Potensi dasar yang dimiliki seuatu sistem informasi antara lain : Kemampuan untuk melaksanakan perhitungan dengan cepat, teliti dan andal. Kemampuan untuk menyimpan dan mengolah data dalam jumlah yang besar Kemampuan untuk melakukan komunikasi data dan informasi dari jarak jauh Kemampuan untuk dapat bekerja dengan sistem self-controlled (otomatis) Potensi-potensi lain yang muncul akibat dimanfaatkannya potensi dasar yang sudah disebutkan diatas. Tugas utama manajer sistem informasi adalah merancang dan mengelola aliran informasi dalam organisasi dengan cara-cara yang dapat meningkatkan produktivitas dan pengambilan keputusan. Sistem informasi perusahaan dapat berupa kekuatan ataupun kelemahan dalam ketiga aspek manajemen strategis. Sistem informasi tidak saja dapat membantu dalam pengamatan lingkungan dan pengendalian berbagai kegiatan perusahaan, tetapi juga dapat berfungsi sebagai senjata strategis dalam upaya mendapatkan keunggulan kompetitif. 2.3 Mengembangkan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) merupakan sebuah alat formulasi strategi yang digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut (David, 2006). Matriks ini disusun untuk menentukan seberapa baik keadaan internal organisasi, dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Menurut Fred R. David (2016), Matriks IFE dapat dikembangkan dalam lima langkah, yaitu: 1. Buatlah daftar faktor-faktor kunci internal seperti yang diidentifikasikan dalam proses audit internal. Gunakan total 10 - 20 faktor internal, termasuk kekuatan dan kelemahan. Buatlah daftar kekuatan terlebih dahulu, kemudian daftar kelemahan. Buatlah sespesifik mungkin menggunakan persentase, rasio, dan angka perbandingan. 2. Tentukan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk setiap faktor. Bobot diberikan untuk faktor yang mengindisikasikan kepentingan relatif faktor agar berhasil di industrinya. Tanpa memperhatikan apakah faktor kunci adalah kekuatan atau kelemahan, faktor-faktor yang dianggap memiliki efek terbesar pada kinerja organisasi sebaiknya diberikan bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0. 3. Berikan peringkat 1 hingga 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah faktor itu merepresentasikan kelemahan utama (peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3), dan kekuatan utama (peringkat = 4). Dengan catatan bahwa kekuatan harus menerima peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus menerima peringkat 1 dan 2. Peringkat tersebut berbasiskan perusahaan, sementara bobot dalam langkah 2 berbasis industri. 4. Kalikan masing-masing bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor tertimbang untuk setiap variabel. 5. Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel untuk menentukan total skor tertimbang organisasi. Tanpa memperhatikan jumlah faktor yang termasuk dalam matriks IFE, total skor tertimbang berkisar dari rendah sebesar 1,0 hingga tinggi sebesar 4,0 , dengan skor rata-rata menjadi 2,5. Total skor tertimbang di bawah 2,5 mengindikasikan bahwa organisasi memiliki kelemahan internal, sementara skor di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Seperti matriks EFE, matriks IFE seharusnya mencakup 20 faktor kunci. Jumlah faktor tidak berdampak pada kisaran skor tertimbang total karena bobot-bobot itu selalu berjumlah 1,0. Ketika faktor internal kunci meliputi kekuatan maupun kelemahan, faktor tersebut dapat tercakup dua kali dalam matriks IFE, serta bobot dan peringkat diberikan untuk setiap pernyataan. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Proses Analisis dan Diagnosis Lingkungan Internal Penggunaan matriks evaluasi internal dijelaskan dengan studi kasus pada UD Sekar Jati Star, salah satu usaha kecil menekah (UMKM) batik yang beralamatkan di Jalan Raya Jatipelem No. 37 Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Sumber data yang digunakan adalah data primer berupa wawancara, kuisioner serta pengamatan terhadap objek. Dan data sekunder dengan cara melakukan melakukan studi literatur yang dalam buku, artikel ilmiah, dan juga data dari web terpercaya dan juga data internal perusahaan. Wawancara dilakukan dengan maksud untuk memeroleh informasi mengenai faktor internal dan eksternal yang berpengaruh bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Wawancara dilakukan dengan pihak pemilik UD Sekar Jati Star. Selain itu, penggunaan kuisioner dalam penelitian ini dimaksudkan untuk penentuan pembobotan (diberikan kepada 20 orang karyawan UD Sekar Jati Star) dan pemberian rating (diberikan kepada pemilik UD Sekar Jati Star) terhadap faktor internal dan eksternal. Kuisioner juga digunakan dalam penentuan tingkat kemenarikan dari alternatif strategi yang diusulkan (diberikan kepada pemilik UD Sekar Jati Star). 3.2 Penentuan Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan : Menggunakan Matriks Evaluasi Internal (IFE) Tabel Matriks IFE UD Sekar Jati Star Bobot Faktor Sukses (a) Rating Nilai (b) (c = a x b ) 4 0,2 KEKUATAN Fungsi Manajemen Hubungan yang baik antara S1 pimpinan dengan karyawan 0,05 S2 memotivasi karyawan agar 0,043 3 0,129 0,054 4 0,216 0,048 4 0,192 0,056 4 0,224 0,055 4 0,22 0,057 4 0,228 0,048 4 0,192 0,041 4 0,164 0,05 4 0,2 0,043 3 0,129 berkinerja baik Financial dan Akuntnasi Mempunyai koperasi S3 pengrajin batik sebagai sarana permodalan usaha Fungsi Produksi Sistem persediaan bahan S4 S5 baku sudah bagus Memiliki tenaga kerja terlatih Kualitas produk yang S6 dihasilkan bagus Motif khas yakni batik S7 Jombangan Value Chain Mudah memperoleh bahan S8 baku Hubungan baik dengan S9 S10 suplier Hubungan baik dengan pelanggan Fungsi Pemasaran Mampu menganalisis S11 konsumen Memiliki kemampuan baik S12 dalam melakukan pemasaran terutama ke instansi-instansi 0,048 4 0,192 KELEMAHAN Fungsi Manajemen Struktur organisasi dan W1 pembagian tugas tidak jelas 0,039 2 0,078 0,036 1 0,036 0,036 2 0,072 0,043 2 0,086 0,045 2 0,09 0,028 2 0,056 0,035 2 0,7 0,047 2 0,094 0,022 1 0,022 0,022 1 0,022 0,026 2 0,046 0,027 1 0,027 Finansial dan Akuntnasi Sistem akuntansi dikerjakan W2 sendiri oleh pemilik dan masih sangat sederhana Fungsi Produksi Fasilitas produksi kurang W3 memadai W4 Kapasitas produksi terbatas Kesulitan mencari tenaga W5 kerja produksi Produksi masih dikerjakan W6 secara manual,tanpa mesin. Reserach and Development Inovasi kurang, hanya W7 terfokus pada 1 orang Value Chain Tidak ada layanan hotline W8 customer Pemasaran Penjualan hanya dilakukan di W9 toko dan pameran W10 Toko batik yang ada hanya satu W11 Letak toko kurang strategis W12 Promosi yang dilakukan masih kurang TOTAL 1 3,615 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa matriks IFE UD Sekar Jati Star menghasilkan nilai total skol sebesar 3,615. Nilai total skor sebesar 3,615 ini menunjukkan bahwa nilai total skor matrik IFE UD Sekar Jati berada di atas ratarata dari keseluruhan posisi strategisnya dalam usaha memanfaatkan kekuatan yang dimiliki mengatasi kelemahan yang ada jika diperlukan. Dapat disimpulkan bahwa UD Sekar Jati Star memiliki posisi internal yang kuat karena di atas nilai 2,5. Kekuatan utama usaha batik ini adalah motif khas batik yakni batik Jombangan, dengan skor sebesar 0,228. Dengan memiliki motif batik yang khas, usaha batik ini dapat menarik daya tarik pelanggan karena tidak dapat ditemukan di toko lain. Kelemahan utama usaha batik ini yaitu penjualan hanya dilakukan di toko dan pameran dengan skor sebesar 0,022. Dimana dalam hal ini membuat UD Sekar Jati sulit menjangkau pelanggan lebih luas. 3.3 Jurnal 1 a. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau pertimbangan bisnis. Prosesnya melibatkan penentuan tujuan spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan menganalisis dan memilah hal-hal yang mempengaruhi keempat faktor tersebut, kemudian menerapkannya dalam gambar matriks SWOT, dimana penerapannya adalah bagaimana kekuatan dapat memanfaatkan peluang yang ada, bagaimana mengatasi kelemahan yang menghalangi keuntungan dari peluang yang ada, kemudian bagaimana kekuatan dapat menghadapi ancaman yang ada, dan yang terakhir adalah bagaimana mengatasi kelemahan yang dapat membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan ancaman baru. Berdasarkan pemaparan di atas, analisis SWOT dalam penelitian ini dapat dijabarkan melalui matriks berikut. b. Matriks IFAS Berdasarkan matriks IFAS pemasaran wisata alam di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan dapat digambarkan melalui matriks berikut. Peluang Pada tabel Matriks IFAS faktor kepariwisataan yang terletak di Tomuan Holbung Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan dapat dilihat beberapa kekuatan yang mendukung faktor yang paling utama adalah Keindahan Air Terjun Turunan Bolon, seru dan mampu memberikan kepuasan bagi wisatawan yang berkunjung. Dalam penentuan bobot poin pada tabel analisis faktor internal dengan menggunakan perbandingan peluang berdasarkan skala prioritas kepentingan, misalnya Air Terjun Turunan Bolon mendapatkan skor tertinggi (bobot: 0,15). Bobot berkisar dari nol (0) sampai dengan satu (1), yaitu dari semua faktor internal yang mendukung strategi pemasaran wisata alam untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge mendapatkan poin 15 dari poin 100 atau nol menunjukkan tidak signifikan artinya, dan angka 1 menunjukkan angka yang sangat penting, bobot total tidak boleh lebih dari 1 dari keseluruhan Faktor Strategis Internal. Penilaian bobot poin menggunakan skala ordinal yaitu dengan menggunakan urutan terendah mulai dari (0) sebagai berikut: 0,00 = tidak penting 0,00 - 0,05 = cukup penting 0,06 - 0,10 = penting 0,11 - 0,15= sangat penting 0,16 < =sangat penting Penilaian faktor strategis internal terkait dengan situasi dan kondisi lebih luas dari pada bobot yang terbatas pada penting atau tidaknya faktor. Peringkat yang digunakan adalah sebagai berikut: (5) : sangat berpengaruh (4) : berpengaruh (3) : cukup berpengaruh (2) : tidak berpengaruh (1) : tidak ada Hitung skor (pada kolom 4) dengan mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada kolom. Hasilnya adalah bobot skor untuk setiap faktor strategi internal. Air Terjun Turunan Bolon menduduki peringkat kelima. Pasalnya, Air Terjun Turunan Bolon memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan wisatawan di Tomuan Holbung, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar desa tersebut. Faktor kedua yang mendukung peluang internal meliputi (1) potensi alam yang mendukung, (2) masyarakat yang ramah, (3) udara segar dan sejuk. Oleh karena itu, peran faktor strategis internal pendamping di atas menjadi skala prioritas juga, yang berarti bobot 0,10 dan 0,05 merupakan nilai peringkat dalam kategori penting dan cukup penting dalam meningkatkan strategi pemasaran wisata alam agar dapat meningkat. kunjungan wisata di Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan. Kelemahan Akses jalan dan penerangan adalah salah satu kelemahan terbesar dari tur ini. Sebagian besar wisatawan membutuhkan akses jalan dan juga penerangan saat malam hari untuk mengunjungi wisata di Tomuan Holbung. Meskipun objek wisata air terjun sangat indah namun akses jalan menjadi kendala yang lebih berat bagi wisatawan karena wisatawan akan mengurungkan niatnya untuk mengunjungi wisata tersebut. Akses jalan dan penerangan menempati kelemahan tertinggi dengan bobot 0,15 dengan penilaian sangat penting. Bobot 0,15 merupakan bobot kelemahan tertinggi di antara kelima faktor kelemahan, dan ketidakefektifan wisata alam. Faktor kelemahan selanjutnya adalah (1) Hanya kendaraan tertentu yang dapat melewati jalan tersebut; (2) Lemahnya komunikasi masyarakat, dan; (3) jarak rumah penduduk sangat jauh mendapat bobot 0,10 dan 0,05. Nilai 0,05 merupakan peringkat nilai dalam kategori penting dan cukup penting dalam meningkatkan strategi pemasaran wisata alam dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge 3.4 Jurnal 2 a. Evaluasi IFAS Langkah ketiga dari analisis SWOT adalah evaluasi IFAS dan EFAS. Penilaian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 34 responden yang telah dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Peringkat telah ditampilkan untuk setiap variabel, membiarkan responden memutuskan elemen kritis mana yang harus diprioritaskan. Hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel di atas menunjukkan bahwa ada enam kekuatan kritis dan enam kelemahan CWLS berdasarkan proses wawancara berbasis pakar dan tinjauan literatur. Kepatuhan isu merupakan kekuatan terpenting instrumen ini, dengan skor 46,74. kelemahan yang paling signifikan adalah kurangnya pengelolaan keuangan tim dan mitra BWI untuk mengelola dana sosial hasil kupon investasi dengan skor 41,00. Total skor evaluasi IFAS adalah 38,38. Angka positif (38,38) dari total skor menunjukkan bahwa tujuh informan kunci dan responden berpendapat bahwa CWLS di Indonesia memiliki kekuatan yang lebih besar untuk dimaksimalkan daripada kelemahannya. Berdasarkan matriks kuadran di atas, strategi alternatif terbaik untuk proses penggalangan dana CWLS di Indonesia adalah Kuadran I (positifpositif). Rekomendasi strategi harus diberikan strategi progresif (StrengthOpportunity/SO). Strategi SO menyarankan menggunakan kemampuan dan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan semua peluang. BAB IV PENUTUP Kesimpulan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi lingkungan internal perusahaan dan untuk mengungkapkan kekuatan serta kelemahnnya. Adapun lima langkah dalam mengembangkan matriks evaluasi faktor internail yaitu: 1. Membuat daftar faktor-faktor kunci internal seperti yang diidentifikasikan dalam proses audit internal. 2. Menentukan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk setiap faktor. 3. Memberikan peringkat 1 hingga 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah faktor itu merepresentasikan kelemahan utama (peringkat = 1), kelemahan kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3), dan kekuatan utama (peringkat = 4). Dengan catatan bahwa kekuatan harus menerima peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus menerima peringkat 1 dan 2. 4. Mengalikan masing-masing bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor tertimbang untuk setiap variabel. 5. Menjumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel untuk menentukan total skor tertimbang organisasi. Tanpa memperhatikan jumlah faktor yang termasuk dalam matriks IFE, total skor tertimbang berkisar dari rendah sebesar 1,0 hingga tinggi sebesar 4,0 , dengan skor rata-rata menjadi 2,5. Total skor tertimbang di bawah 2,5 mengindikasikan bahwa organisasi memiliki kelemahan internal, sementara skor di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Matriks IFE seharusnya mencakup 20 faktor kunci. Jumlah faktor tidak berdampak pada kisaran skor tertimbang total karena bobot-bobot itu selalu berjumlah 1,0. Berdasarkan studi kasus yang digunakan untuk menggunakan matriks IFE pada UD Sekar Jati Star, dapat diketahui bahwa matriks IFE UD Sekar Jati Star menghasilkan nilai total skol sebesar 3,615. Nilai total skor sebesar 3,615 ini menunjukkan bahwa nilai total skor matrik IFE UD Sekar Jati berada di atas rata-rata dari keseluruhan posisi strategisnya dalam usaha memanfaatkan kekuatan yang dimiliki mengatasi kelemahan yang ada jika diperlukan. Dapat disimpulkan bahwa UD Sekar Jati Star memiliki posisi internal yang kuat karena di atas nilai 2,5. Kekuatan utama usaha batik ini adalah motif khas batik yakni batik Jombangan, dengan skor sebesar 0,057. Dengan memiliki motif batik yang khas, usaha batik ini dapat menarik daya tarik pelanggan karena tidak dapat ditemukan di toko lain. Kelemahan utama usaha batik ini yaitu penjualan hanya dilakukan di toko dan pameran dengan skor sebesar 0,022. Dimana dalam hal ini membuat UD Sekar Jati sulit menjangkau pelanggan lebih luas. DAFTAR PUSTAKA David, Fred R. 2006. Manajemen Strategik. Edisi 15. Jakarta: Salemba Empat. Ningsih, Kustiawati, Hamamah, 2017. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) Buah Naga Organik (Hylocereus Undatus). Jurnal Ilmiah Yudharta. Vol. 5 (1). 12-21. Sari, Ike Dian Oktavia. 2018. Analisis Faktor Eksternal dan Internal Sebagai Dasar Perumusan Strategi Bisnis UD Sekar Jati Star Jombang. Jurnal Akuntansi AKUNESA. Vol. 6 (3). Yasa, Ni Nyoman Kerti. 2016. Manajemen Stratejik, Analisis Lingkungan Untuk Menghasilkan Alternatif Strategi. Denpasar: Udayana University Press.