Sama seperti doktrin Ekonomi yang lain, green economy juga membutuhkan investasi. Bedanya, adalah dalam green economy investasi tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Tetapi juga bertujuan untuk mengurangi atau mengatasi masalah-masalah lingkungan, seperti kepunahan massal flora dan fauna, pemanasan global, dan kenaikan permukaan laut karena pemanasan global itu sendiri. Ada beberapa kalangan yang menentang green economy, ini karena mereka berpikir itu akan memerlukan banyak biaya, dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Intinya, Mereka takut bahwa untuk menyelamatkan lingkungan kita mungkin harus meninggalkan pencapaian peradaban industri modern . Hal ini Sama tidak benar. Kenyataannya investasi di green economy untuk menyelamatkan lingkungan itu tidak menuntut kita untuk mengorbankan perekonomian. Dibilang energi misalnya, badan energi internasional telah memperkirakan bahwa kita hanya harus menginvestasikan 2 persen dari PDB global untuk membuat sistem energi yang bebas karbon. karena PDB global sekarang mencapai 85 triliun dolar, 2 persen tersebut berarti sekitar 1,7 triliun dolar. Dan perhatikan kata investasi, kami tidak berbicara tentang membakar tumpukan uang senilai 1,7 triliun dolar dalam pengorbanan besar untuk roh bumi. Kami juga tidak berbicara tentang menghanyutkan persembahan di laut selatan agar permukaan laut berhenti naik. Yang kita bicarakan disini adalah tentang melakukan investasi dalam teknologi dan infrastruktur baru yang lebih ramah lingkungan. Seperti baterai canggih untuk menyimpan energi matahari atau pembangkit listrik yang benar-benar bebas emisi. Dalam jangka panjang investasi ini akan sangat menguntungkan, dari menciptakan peluang ekonomi dan lapangan pekerjaan baru, hingga mengurangi pengeluaran perawatan kesehatan dan menyelamatkan jutaan orang dari penyakit yang disebabkan oleh polusi udara. Dan Tentu saja menandatangani cek senilai 1, 7 triliun dolar tidak akan menyelesaikan semua masalah lingkungan kita. Karena masih ada masalah-masalah lain seperti laut yang penuh sampah, atau kepunahan flora fauna. Tapi intinya tetap sama, bahwa kita tidak perlu meninggalkan pencapaian peradaban industri modern untuk menyelamatkan bumi. Sebagai perbandingan, setiap tahun nilai total sampah makanan yang terbuang adalah 900 miliar dolar. itu berarti, dalam waktu dua tahun makanan yang dibuang sia-sia oleh umat manusia nilainya sudah setara dengan yang butuhkan untuk menciptakan sistem energi yang bebas emisi. Kalau kalian tidak merasa miris dengan pernyataan tersebut, itu berarti kalian belum memahaminya dengan baik. Ada sebuah ironi disini, kita dengan sombongnya menamai spesies kita sebagai Homo Sapiens (manusia bijak). Tetapi kelakuan kita jarang mencerminkan hal itu. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa kita harus memastikan dana tersebut diinvestasikan ditempat yang tepat, dan bahwa investasi tersebut tidak tidak menyebabkan dampak negatif ekologis dan sosial baru. Jika kita menghancurkan ekosistem untuk menambang logam langka yang dibutuhkan oleh industri terbarukan, kita bisa dibilang kehilangan sebanyak yang kita dapatkan. Dan sebenarnya menginvestasikan 2 persen dari PDB global untuk green economy tidaklah mustahil. Pemerintah disetiap negara diseluruh dunia memang sangat ahli dalam menganggarkan uang untuk bidang-bidang tertentu. Itulah yang mereka lakukan sepanjang masa jabatan mereka, menganggarkan dana untuk ini, menganggarkan dana untuk itu. Memulai proyek ini, memulai proyek itu. Justru, sering kali perbedaan rill antara partai sayap kanan dan sayap kiri adalah seberapa banyak uang yang bersedia mereka anggarkan untuk bidang dan proyek tertentu ini. Misalnya selama krisis ekonomi 2008, pemerintah Amerika serikat menghabiskan 3,5 persen dari PDB mereka untuk menyelamatkan lembaga keuangan yang dianggap too big to fail, mungkin pemerintah, tidak hanya di Amerika, tetapi juga diseluruh dunia juga harus menganggap lingkungan sebagai too big to fail