KESEHATAN IBU DAN ANAK ABORSI PADA REMAJA Kelompok 4 Rolla Yati 41020222A026 Sulton Airlangga 41020222A027 Dwi Magdalena S 41020222A039 TABLE OF CONTENTS 01 Latar Belakang 04 Dasar Hukum KIA & Aborsi 02 Definisi 05 Dampak Aborsi 03 Faktor Penyebab 06 Pencegahan Latar Belakang Aborsi di kalangan remaja merupakan masalah umum di Indonesia. Remaja yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan seringkali memilih melakukan aborsi karena belum siap menjadi orang tua atau karena takut akan stigma sosial yang terkait dengan menjadi ibu remaja. Menurut Kementerian Kesehatan, pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan suatu upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, dan anak balita serta anak pra sekolah. Definisi Menurut PerMenKes RI No.3 tahun 2016 pasal 1 ayat 1, Aborsi Adalah Upaya mengeluarkan hasil konsepsi dari dalam rahim sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Faktor Penyebab Faktor penyebab aborsi pada remaja • Kurangnya pengetahuan tentang seksualitas • Dorongan seksual yang meningkat • Alasan finansial • Kurangnya kesadaran moral • Tekanan sosial • Kurangnya dukungan sosial • Kurangnya keimanan dan ketaatan agama • Faktor-faktor sosial-budaya Dasar Hukum KIA • • • Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan: Peraturan ini menekankan pentingnya menjamin kesehatan ibu dan anak. Hal ini menyoroti peran keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan bagi ibu dan anak UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023: Undang-undang ini memberikan pedoman masa depan pelayanan kesehatan bagi ibu. Ini membahas berbagai aspek kesehatan ibu, termasuk perawatan pra-kehamilan, kehamilan, persalinan, dan pasca melahirkan. Undang-undang tersebut juga menekankan tanggung jawab dan kewajiban bersama antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat dalam menyediakan layanan kesehatan bagi ibu Peraturan BPK No. 1 Tahun 2021 Kesehatan Ibu dan Anak: Peraturan ini berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Ini mencakup berbagai aspek kesehatan ibu dan anak, termasuk perawatan prenatal, persalinan, dan Dasar Hukum Aborsi • Aborsi di Indonesia diatur dalam Pasal 75 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang menyatakan bahwa setiap orang dilarang melakukan aborsi. • Pasal 75 ayat (2) UU Kesehatan memberikan 2 alasan untuk dapat dilakukannya aborsi, yaitu indikasi medis berupa cacat bawaan/genetik dan bagi korban perkosaan. • Selain terpenuhinya alasan dalam Pasal 75, untuk dapat dilakukan aborsi juga harus terpenuhi syarat-syarat yang tertuang di Pasal 76. • Pasal 194 UU Kesehatan disebutkan, bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan bagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) akan dikenakan pidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak 1 milyar. • Dalam hukum pidana Indonesia (KUHP), aborsi dilarang dan diancam hukuman pidana tanpa memandang latar belakang dilakukannya dan orang yang melakukan yaitu semua orang baik pelaku maupun penolong aborsi Dampak Aborsi Pada Remaja A Dampak Fisik Pendarahan hebat pada vaginaInfeksi pada rahim, saluran tuba, dan panggul, Kerusakan serviks dan Rahim, Risiko terkena kanker B Dampak Psikologis Perasaan trauma akan kejadian yang terjadi, Timbulnya perasaan bersalah dan berdosa, Membuat subyek menjadi depresi, Rasa takut pada keluarga dan perasaan khawatir apabila tindakan yang dilakukannya diketahui oleh lingkungan pergaulannya Pencegahan Aborsi ● ● ● ● ● ● ● Mengetahui hukum aborsi dan tidak membiarkan orang lain memaksa untuk melakukan aborsi di luar keinginan. Jika diancam atau dipaksa untuk melakukan aborsi, segera hubungi polisi. Membuat rencana kontrasepsi yang solid dan memilih metode kontrasepsi yang paling mudah dan efektif. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum mencoba hamil. Hindari melakukan hubungan seksual yang berisiko dan melakukan seks yang aman. Melakukan edukasi kesehatan reproduksi dan kampanye orangtua hebat untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan Tidak melakukan seks di luar nikah Kesimpulan Aborsi (menggugurkan kandungan) di kalangan remaja terjadi karena ketidak inginan sang ibu untuk mempertahankan janin yang di sebabkan oleh beberapa faktor. Aborsi di atur dalam undang-undang, salah satunya adalah UU No. 36 tahun 2009 pasal 75 ayat (1). Aborsi bisa berdampak pada kondisi fisik dan psikologis seseorang, oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan untuk mencegah tindakan aborsi. TERIMA KASIH