1. Biosafety Perbedaan biosafety dan biosecurity Biosafety melindungi orang dari pathogen berbahaya, berkaitan dengan peristiwa alami, wabah, epidemi, pandemic, kelcelakaan di laboratorium, kegagalan containment, engineering, personil Biosecurity melindungi pathogen dari orang berbahaya, berkaitan dengan kesengajaan, sabotase, biokriminal, bioterrism 2. Indeks Eritrosit Nilai rujukan MCV = 82 – 92 fl MCH = 27 – 32 pg MCHC = 32 – 37 % MCV 82 – 92 = normositik <82 = mikrositik >92 = makrositik MCH 27 – 32 = normokromik <27 = hipokromik MCHC <32 = hipokromik >32 = normokromik 3. Perhitungan LDL menurut Friedwald LDL = CHOL - HDL – (TG/5) 4. Reagensia Pleura Rivalta = protein seromusin Wright = pewarnaan untuk hitung jenis MN dan PMN Truk = hitung sel dalam cairan pleura/leukosit Nacl 0,9% = hitung sel bila cairan protein dan fibrin KOH 10% = untuk melihat adanya jamur, direk preparate Glukosa GOD-PAP = kadar gukosa untuk membedakan transudate dan eksudat Biuret = kadar protein kuantitatif secara fotometri LDH = enzim penanda radang pada caira pleura Pewarnaan gram = pewarnaan membedakan infeksi bakteri gram positif dan negative 5. Urinalisis Uji yang digunakan untuk membedakan fluorensi antara riboflavin dan urobilinogen beserta derivate indol adalah Naumann Pengawet urine - Asam borat - Clorofom - Fenol - Formalin untuk sedimen urin - Toluene - Timol 6. Unsur Organik Urin Eritrosit, Leukosit, Epitel, Silinder, Spermatozoa, Parasit/Bakteri, Jamur 7. Unsur anorganik Urin Zat amorf, Kristal dlm urin normal (Asam urat, Natrium urat, kalsium sulfat, kal. Oxalat, ammonium-magnesium¹ fosfat, Kalsium Karbonat, Kalsium fosfat), Kristal abnormal ( sistin, leusin, tirosin, kolsterol, bilirubin), Kristal Obat (Kristal sulfat) 8. Sedimen urin bentuk hexagonal asam Cystin Sedimen Pemeriksaan HCG menggunakn urine pagi 9. Pembuangan sampel sisa urin skulhok 10. Pengambilan sampel dahak Syarat sampel sputum purulent, kental, lengket, berwana kuning kehijauan, mucoid berlendir 11. Pleura Praanlitik pleura - Cairan dibagi 2 bagian, sebagian untuk biakan steril, Sebagian untuk pemeriksaan rutin dengan menambahkan sebagian specimen dengan antikoagulan natrium 20% Pengambilan sampel pleura - Teknik toracocentesis, dilakukan pungsi toraks di cavum pleura, tusuk ditulang iga ketujuh linea axilaris posterior - Tempat sampel Drainbag 12. Transudate eksudat Transudate bersifat kental, keruh, sedikit protein dan asam laktat Eksudat bersifat cair, menyerupai serum, sedikit fibrin dan sel 13. Gambar Sel Apusan darah 14. Indetifikasi warna bakteri gram Gram (-) = Merah, peptidoglikan tipis, lapisan lemak tebal, menyerap pewarna terakhir (Fuchsin) Gram (+) = Ungu, peptidoglikan tebal, lemak tipis, menyerap warna pertama (Gentian Violet) Kesalahan dalam pengecatam gram hucker, alcohol bercampur dengan air semua sediaan jadi ungu 15. Media TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Sucrose) Umumnya digunakan untuk menumbuhkan koloni Vibrio dengan memunculkan warna kuning dengan koloni besar, halus, keeping, jernih, tepi yang tipis, dilingkari zona kuning. Tergolong media selektif dan diferensial untuk isolasi vibrio cholerae, parahaemolitycus, fulnificus. Media ini terdiri dari empedu yang berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri non target 20. 21. 22. 16. Validasi reagen Golongan Darah AntiSera A (aglutinasi, tidak aglutinasi, tidak aglutinasi) Siapkan 3 buah tabung, Tsel A 5%, Tsel B 5%, Tsel O 5% Kepada masing – masing tabung tambahkan 2 tetes antisera A AntiSera B (tidak aglutinasi, aglutinasi, tidak aglutinasi) Siapkan 3 buah tabung, Tsel A 5%, Tsel B 5%, Tsel O 5% Kepada masing – masing tabung tambahkan 2 tetes antisera B AntiSera D-Rh (tidak aglutinasi, tidak aglutinasi, aglutinasi) Siapkan 3 buah tabung, Tsel A 5%, Tsel B 5%, Tsel O 5% Kepada masing – masing tabung tambahkan 2 tetes antisera D rhesus Homogenkan hingga merata Sentrifuge 3000RPM 15 m3nit Baca reaksi 17. Perbedaann akurasi dan presisi Akurasi dalam pengukuran merupakan tingkat kedekatan pengukuran kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya, Kepresisian dari suatu sistem pengukuran diartikan sejauh mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah mendapatkan hasil yang sama 18. Pemeriksaan difteri Media amis 19. Peraturan seputar ATLM Kepmenkes RI No.370 Tahun 2007 standar profesi ATLM (berjiwa melayani, Hak ATLM) 23. Permenkes RI No.42 Tahun 2015 tentang izin dan penyelenggaraan praktik ATLM UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang tenaga Kesehatan (SIP, STR) UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Permenkes 411 tahun 2010 Kode etik Landasan moral dan etika profesi berdasarkan norma serta nilainilai luhur bangsa Indonesia senantiasa mengutamakan prinsip beneficience, non maleficence, outonomy dan justice. Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Sikap dan keribadian yang harus dimiliki, teliti dan cekatan, jujur dapat dipercaya, tanggungjawab, komunikasi ekeftif, displin, berjiwa melayani MUNAS V Patelki no 5 dan 6 2006 22 mei 2006 Perbedaan Batu Ginjal dan Batu empedu Batu ginjal adalah terjadinya pengkristalan yang mengeras dan terbentuk di dalam ginjal atau saluran kemih, px sedimen urin, UR, CR Batu empedu adalah benjolan keras yang berkembang di kantong atau saluran empedu, px uji ammonium molibdat bentuk endapan kuning + Penyusun batu empedu calcium, biliribun, kolesterol Sitohistologi Alur pembuatan blok Trimming pemotongan jaringan Fiksasi pengawetan/stabilisasi unsur, NBF10% Dehydrating pengeringan jaringan dengan cra direndam etanol 70, 80, 90,95 Clearing membuat jaringna transparan dengan larutan xylene/toluene/xylol, sangat penting, kesalahan akan berakibatgagal blocking, pemotongan dan pewarnaan Embedding infiltrasi paraffin proses perendaman dalam paraffin cair 58-60 derajat 30menit – 6 jam dalam incubator Blocking pengerasan blok agar mudah dipotong mikrotom dengan paraffin Sectioning pemotongan blok preparate dengan mikrotom dengan ketebalan 3-8um, hasilnya berupa jaringan berupa pita tipis Affixing penempelan sayatan jaringan ke objek glass Staining pewarnaan dengan alcian blue/anilin blue, hematoxilin eosin Mounting perekatan jaringan ke objek glass dengan meneteskan entelan DPX dan langsung tutup deckglass Pengurangan warna inti sitoplasma(biru) disebut deferensiasi Blueing mengubah warna merah hematoxilin dalam nucleus menjadi biru Pasien dengan benjolan payudara, diagnosis pertama yang dilakukan adalah biopsy aspirasi sebelum operasi Kultur bakteri Gall cultur +, lanjut kultur bakteri media SS agar Salmonella thpi (demam) glukosa +, laktosa -, manit +, maltose +, AP VP -, MR +, SIM gerak +, indol -, H2s +, TSIA gas – - 24. 25. 26. 27. 28. Klebsiella pneumoniae (sesk nafas) SIM H2S -, Motil MR -, Indol gula gula +, anaerob Bakteriologi klinik Clostridium botulinum = gram positif, spora subterminal, flagel peritrik menimbulakan keluhan mual muntah, umummnya keracunan makanan kaleng Analisa Gas darah Antikoagulan 0,1-0,2ml per 1ml darah PH < 7,35 asidosis PH > 7,35 Alkaliosis Pemeriksaan AGD dilakukan setelah pengambilan darah 15menit/segera Alat AGD POCT bedside Ph rendah, pco2 tinggi asidosis respiratorik Ph tinggi, pco2 normal alkaliosis metabolik Dengue NS1 Untuk deteksi dini pada DHF atau DSS dengan shock syndrome, pengecekan <3hari setelah demam Pemeliharaan alat Neraca elektrik Diletakan di meja datar, bebas angin, pintu neraca tertutup Kaibrasi dengan waterpass, hitung 7-10 kali tipa kali selesai hitung klik zero Toleransi yang bisa diterima o Anak timbang 1-5mg, 0,014 o Anak timbang 100mg, 0,025 o Anak timbang 1-1 g, 0,054 Centrifuge Kalibrasi dengan tachometer untuk cek RPM, stopwatch untuk waktu Waterbath Menggunakan termomether untuk sek suhu, set ke 50c waterbath nyalakan selama 5-10menit kalo suhu sama berarti terkalibrasi Mikroskop Lensa objektif lensa yang terletak dekat dengan objek yang akan diamati Lensa okuler lensa yang terletak dengan dengan mata Kondensor mengatur cahaya perbandingan kisi atau skala pada reticle lensa mata dengan tanda skala dari dimensi yang diketahui pada mikrometer panggung. Tubex TF Deteksi spesifik antibody IgM antibody salmonella typhi 9 (LPS09) Prinsip reaksi deteksi IgM cara IMBI dengan menggunakan Vshape Reaction wells Interpretasi hasil 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. Negative = skala 0-2 Borderline = 2-4 Positif = 4-10 Pembacaan media agar darah Streptococcus alfa hemoltus menghasilkan zona hijau sekitar koloni,membentuk hemolsa alfa Kecepatan centrifuge 1500 untuk sedimen urine, darah Makin kental makin tinggi rpm Staphylococcus Stap sapropyticus novobiosin resisten Stap epidermidis novobiosin sensitif Pemeriksaan feses Pewarnaan Nacl 0,9 feses rutin Eosin 1-2% melihat amoeba dan pergerakannya Lugol 1-2% melihat amylum dan morfologi amoeba, karbohidrat Sudan III dan IV, melihat lemak Asam asetat 10% melihat lekosit lebih jelas Media BGLB MPN Coli Perubahan warna hijau ke hijau kuning dan ada gas tabung durham (positif) Pewarnaan spora Schaefer metode = Malachite green, panaskan, dekolorisasi air, safranin Klein metode = Asam sulfat 1% berguna melunturkan warna carbol fuschsin Pewarnaan gram Hucker = kristal violet, Lugol, ALkohol 96, safranin Gram II = gentian violet, lugol, alcohol 96%, fuchsin Westgard rules 1-2s rules, nilai control berada diluar batas +-2s, random/sytem eror, perlu pengulangan jika tidak ada masalah bisa keluar hasil, diterima 1-3s rules, nilai control berada diluar batas +-3s, random/system error, hasil tidak bisa dikeluarkan, diterima 22s rules, system error, terjadi pada dua control, melebihi batas +-2s, apabila nilai control 1 dan 2 beda maka system error keseluruhan, apabila nilai control 1 dan 2 sama maka system error hanya mempengaruhi satu bagian, ditolak R4s rules, random error, terdapat selisih lebih dari +-4s dalam single run, ditolak 31s dan 41s, system error, 31s 3 qc berada diluar batas 1s disisi yang sama, 41s 4 qc berada diluar batas 1s disisi yang sama, ditolak 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 10x rules, 7,8,9,10,12 qc berada di sisi mean yang sama, system error, ditolak Pemeriksaan faal hepar Albumin untuk gangguan sintesa hepar, kadar turun bila hepar terganggu Imunoserologi HbsAg sebagai penanda birus hepatitis B, metode aglutinasi latex, ICT atau Elisa. Penanda serologi HBV 2-12 minggu, 1224 minggu sembuh , menetap 6 bulan Antibody struktur darah adalah terdiri 2 rantai berat H chain dan rantai ringan L chain Quality Control Apabila control masuk, pemeriksaan 10x tinggi yang dilakukan mencari kesalahan praanlitik sebelum meminta sampe baru Iron serum Yang menaikan kadar besi Transfuse darah kronis Nutrisi parental Keracunan zat besi Hemokromatis Pengambilan darah arteri Arteri radialis, Arteri femoralis, Arteri brachialis Pengambilan darah bayi Venapuncture untuk sampel darah yang banyak, dengan lokasi bisa mediana cubiti, bacilic, cephalic menggunakan wing needle Kapiler puncture/tusukan kulit untuk sampel sedikit, dengan lokasi di ujung jari/tumit menggunakan lancet gepeng, tegak lurus kedalaman <2,4mm diambil di tumit bayi Wingneedle bayi nomor 23, syring 27G 25G HIV pada bayi, sample apa yang diambil Darah Sifilis pada bayi, sample apa yang diambil Swab Mata konjungtiva Interpretasi BTA 46. Kriteria Nosokomial 47. Interpretasi Leprae 48. Tabung Vacutainer Merah px kimia darah, imunoserologi Kuning berisi gel separator px kimia darah, imunoserologi Hijau muda berisi gel separator px kimia darah Ungu berisi EDTA px darah lengkap dan crossmatch Biru berisi natrium sitrat px PT APTT Hijau berisi lithium heparin px fragilitas osmotic eritrosit, kimia darah Biru gelap berisi EDTA bebas logam px trace element zink, copper, mercury, toksikologi Abu terang Natrium Fluoride px glukosa Hitam sodium sitrat px LED Pink potassium EDTA px imunohematologi Putih potassium EDTA px molekuler/PCR dan bDNA 49. Pengambilan darah vena Vena cephalic lurus ibujari Vena bashilic lurus kelingking Vena mediana cubiti tengah 50. Parasitology 51. Pengelolaan dan penanganan limbah Buangan bahan berbahaya Pengendapan, koagulasi, flokulasi Oksidasi, reduksi Penukaran ion Limbah infeksi Desinfeksi Dekontaminasi Sterilisasi Insinerasi Limbah radioaktif Pakai radioaktif sekecil mungkin Wadah plastic limnah Merah limbah radioaktif Kuning limbah infeksius, patologi dan anatomi Coklat limbah farmasi Ungu limbah sitotoksis Hijau limbah daun Hitam limbah rumah tangga 52. Tindakan yang diambil apabila PMI tidak terkontrol yaitu Amati sumber kesalahan yang paling mudah Ulangi pemeriksaan serum control Memakai serum control baru Gunakan standar baru Kalibrasi alat 53. Sediaan malaria Diambil/dilakukan waktu demam 54. 55. 56. 57. Stadium khas plasmodium falcifarum disbanding yang lain Hanya ditemukan ring tropozoit muda Nampak seperti bintang di langit stars in the sky. Ada titik maurer Stadium ring dan gametosis berbentuk pisang Stadium vivax Eritrosit lebih besar Titik schufner Banyak ditemukan dengan sitoplasma amoboid Plas malariae Tropozoit seperti pita, schizont seperti bunga rose Titik zieman Jaringan terlalu lama dalam formalin dapat menyebabkan gambaran berbeda secara mikroskopik yaitu Glikogen yang terpolarisasi (sisi sel magenta inti biru) Specimen yang membutuhkan fiksasi basah Papsmear Comb serum Untuk mendeteksi incomplete antibody Dengan cara sel penderita yg sudah dicuci di campur comb serum Direct combtest Indikasi HDN, reaksi transfuse hemolitik, AIHA, DIHA Indirect combtest Indikasi skrining antibody, deteksi ab igG, igG anti Rh, Hipo/a gamaglobulenemia, crossmatch ASTO Pemeriksaan ASTO mendeteksi antibody yang terbentuk akibat adanya streptolysin O yang dihasilkan oleh bakteri streptococcus b hemolitik >200IU.mL indikasi adanya bakteri tersebut missal pada rheumatoid fever dan GNA Positif juga pada faringitis streptococcus Muncul 1-2 minggu setelah infeksi puncaknya 3-4 minggu Titer asto 69. Tahapan croosmatch Mayor, minor, autocontrol 70. Crossmatch tabung Mayor 50ul sel donor, 25ul serum os Minor 50ul sel os, 25 serum donor AC 50 sel os, 25 serum os Inkubasi 15 menit 37c Centrifuge,baca 71. Crossmatch gel 58. RF Rhematoid Fever Untuk diagnose adanaya rheumatoid artritis RF positif 80% ditemukan di penderita rematik artritis 59. Media transport Media stuat feses Media amis secret gonorhea Carry and blair umum, bisa untuk swab rektal Media alkali pepton water khusus untuk vibrio 60. CRP Diproduksi di Hati, meningkat apabila ada infeksi Px untuk mendeteksi/memantau peradangan 61. Enzim yang terlibat dapat pemeriksaan Glukosa GOD-PAP Peroksidase, Glukosa Oksidase 62. Pemeriksaan kulit dan kerokan kuku untuk pemeriksaan Tinea pedis kuku Tinea cruris kulit Reagen yang dipakai KOH 10% 63. Media yang tidak diterilisasi Agar ss 64. Host definitive malaria Nyamuk Anopheles 65. Cara penulisan slide BTA 2 digit pertama tahun, 7-11 digit fasyankes, 1 digit terduga SO/RO, 4 digit register TB06, kode huruf 66. Sterilisasi dengan memijarkan pada nya api Ose untuk penanaman bakteri Cawan porselen dengan membakar nyala spirtus 67. Pemeriksaan faal hemostatis dengan melakukan pembendungan dan membuat luka pada volar lengan Ivy untuk bleeding time 68. Keuntungan reaksi silang serasi menggunakan gel Mudah, singkat, tidak perlu pencucian, bisa aplikasi banyak donor 72. Toksikologi klinik Analisa sianida CN Sianida makanan sumber apel,kentang, cingkong Sianida industry, rokok Keracunan apabila menghirup 40mmol/1mg/L Pemeriksaaan sianida Destilasi metode pemisahan suatu campuran didasar pada titik didih dan uap, reagennya NaOh Titrasi argenometri, reagen fecl3, agno3 73. Manfaat Keunggulan POCT Mudah digunakan Sampel yang digunakan lebih sedikit Waktu pemeriksaan yang singkat Penyimpanan mudah karena alat kecil 74. Kekurangan POCT Hasil dipengaruhi suhu Kemampuan pengukuran terbatas Pra analitk sulit dikontrol 75. Jenis pemeriksaan yang bisa dengan POCT Gula darah, Kolesterol, Asam Urat, hemoglobin 76. Pemeriksaan Bleeding time metode DUKE Alat lanset, kertas saring, stop watch, kapas alcohol Prosedur bersihkan daun teling dengan kapas alcohol 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. buat luka 2-3mm setiap 30 detik darah yg keluar diisap dengan kertas saring bila berhenti, hentikan stopwatch, baca dan catat pemeriksaan bleeding time metode ivy alat tensimeter, lanset, stop watch, kertas saring, kapas alcohol prosedur pasang tensi pompa di 40mmHg, fiksasi kapas alcohol rentangkat kulit dan beri luka setiap 30detik darah keluar isap dengan kertas saring bila berhenti perdarahan <1mm hentikan baca catat dengan pembulatan 0,5 Panjang gelombang AAS 283,31 nm Pengawet organic Benzoate/natrium benzoate (sirup, kopi, soda) Asam asetat/cuka (mieayam, bakso) Prpionat (keju, roti) Sorbat (minuman rasa) Pengawet anorganik Sulfit (makanan kaleng) Propil galat (permen karet) Garam nitrit (kornet, sosis) Hal yang dihindari sebelum cek darah Alcohol Merokok Kopi Permen karet Olahraga Perhitungan sel trombosit Reagen rees ecker Isi larutan rees ecker brilliant cresyl blue dan natrium sitrat Jenis transfuse darah Trombosit konsentrat untuk kebakaran FFP untuk indikasi pasien gangguan pembekuan hati dic ttp Prc untuk Wb untuk Sensitivitas Epidemiologi, kemampuan suatu tes memberikan hasil positif pada orang yang sakit Analitik, kemampuan deteksi tes hingga kadar terendah suatu metode Rumus sensitivitas = pos sejati/pos sejati + negative palsu x 1oo% Spesitivitas Epidemiologi, kemampuan suatu tes memberikan hasil negative pada orang yang sehat Analitik, memberikan hasil spesifik dengan reaksi khas dengan zat tertentu Rumus spsifitas = neg sejati/ neg sejati + positif palsu x100% Fiksasi untuk jaringan/nahan pengawet rutin Larutan Neutral Buffer Formalin NBF10% Setelah jaringan diletakan di base mold selanjutnya Diberikan paraffin/wax 88. PPI Penanganan tusukan jarium petugas Pengananan tumpahan cairan darah dll 89. Hba1c Fungsi hbA1c, mengontrol kualitas pengendalian kadar gula darah jangka Panjang Digunakan untuk penunjang DM 90. Warna E.colli pada media EMB Hijau metalik 91. Pemisah antara serum dan sel darah merah, putuh ditengah Baficoat 92. Rantai infeksi Agen infeksi (microorganism) Reservoir (wadah/sumber agen) Portal ef exit (tempat agen keluar) Tranmisi/cara penularan (transport agen dari wadah ke pejamu) Portal of entri (tempat agen masuk ke pejamu saluran cerna, cerna, kemih, kelamin) Pejamu (seorang dengan kekebalan rendah) 93. Jika pasien sudah sering melakukan transfuse sebaiknya dicek Bovine albumin 94. Bakteri dengan koloni hitam Salmonella media SSA 95. Uji bakteri coliform Escheseria Coli Ecoli Presumtif tes, untuk mendeteksi keberadaan bakteri koliform, dilakukan pengenceran sampel dalam larutan pengencer Pepton Dilution Fluid (PDF), Mac Concey Broth (MCB) tabung dirham terbalik 3 tabung diisi 1ml air, 3 tabung diisi pengenceran 10-1, 3 tabung diisi pengenceran 10-2, inkubasi 37c 2 hari, hasil timbul gas ditabung dirham terbalik Konfirmasi tes, untuk mengetes Kembali adanya bakteri coliform dengan bantuan medium selektif diferensial, 1 ose dari media MCB ditanam ke media BGLB Completed tes, uji pelengkap hasil tes dengan mendeteksi sifat fermentative bakteri coliform, media EC Borth 96. Jenis dan klasifikasi laboratorium Laboratorium berdasarkan jenis pelayanan Klinik umum (pratama sederhana, madya imunologi, utama klinik automatic) Klinik khusus (mikrobiologi, parasitology, patologi anatomi) 97. Microtome adalah Memotong jaringan tipis dengan pisau vertical dengan ketebalan tertentu Maual, automatic, semi auto