1. Mengapa harus berfilsafat?, Jelaskan beberapa cara menguji argumen filsafat. Jawaban : Mengapa harus berfilsafat? Karena dengan berfilsafat, manusia akan mampu menjadi seorang yang lebih manusiawi. Dalam arti, mereka akan lebih mampu menggunakan rasio yang mereka miliki sebagaimana manusia adalah mahluk yang berakal. Sehingga dalam memutuskan sesuatu, tidak serta-merta mereka akan berpatokan lagi terhadap apa yang belum riil, Dengan berfilsafat juga, manusia pun akan mampu berpikir secara radikal. Radikal yang termaksud di sini adalah radikal yang universal, kritis/peka, dan menjauhkan seseorang dari sifat-sifat akuisme dan akusentrisme. Olehnya, berfilsafat adalah hal yang sangat manusia butuhkan dalam kehidupan seharihari. Itu harus bertujuan hanya guna mengoleksi ilmu pengetahuan sebanyak mungkin. Dan, kalau bisa, itu akan membimbingnya untuk menerbitkan serta mengatur semua koleksi pengetahuannya dalam bentuk yang sistematis. Filsafat membantu kita dalam menganalisis problem yang timbul dari pemikiran sendiri. Dan filsafat juga yang akan membawa kita kepada pemahaman, kemudian pemahaman itulah yang kelak akan mengarahkan kita ke dalam tindakan yang lebih layak. Cara menguji argumen filsafat. Beberapa hal yang dipakai menguji argumen filsafat dijelaskan sebagaimana di bawah ini, diantaranya: 1. Menguji Klaim Pernyataan Filsafat Pernyataan filsafat dapat diklaim sebagai: Empiris, Apriori dan normatif. a. Empiris Pengetahuan empiris mencakup keyakinan-keyakinan aposteriori bahwa sesuatu ternyata demikian. Keyakinan ini didasarkan pada pengalaman. - ditentukan melalui pengamatan langsung atau dengan membuat generalisasi dari datadata yang diamati. - ditentukan melalui percobaan dengan menggunakan hipotesis. b. Apriori Pengetahuan apriori mencakup keyakinan-keyakinan bahwa sesuatu niscaya demikian atau tidak demikian. Keyakinan-keyakinan itu tidak didasarkan pada pengalaman dan tidak dapat dibuktikan salah oleh pengalaman. - Tautologi, kesalahan dan kebenarannya ditentukan oleh pengujian bentuk logisnya. Misal, “Jika A=B dan B=C, maka A=C” - Difinisi, arti suatu istilah dinyatakan secara eksplisit. - Makna Implisit, kebenaran dan kesalahannya ditentukan oleh makna dari kata-kata kunci. - Apriori-sintesis, pernyataan yang pengingkarannya tidak mengakibatkan terjadinya kontradiksi diri, dan kebenaran atau kesalahannya tidak tergantung pada makna kata-kata kuncinya. Contohnya: “Setiap kejadian memiliki sebab” Point a,b,dan c dikategorikan sebagai apriori analitis. Semua pernyataan analitis adalah apriori, tetapi tidak semua apriori adalah analitis. c. Normatif Berlawanan dengan klaim empiris dan apriori, klaim normatif menggariskan apa yang seharusnya, bukan sekedar apa yang diyakini. “semua orang harus memakai bahasa indonesia yang baik dan benar”. (Lanjutan Liat di materi 2) 2. Apakah contoh di bawah ini termasuk kajian filsafat?, jelaskan! a. Semua norma moral mempunyai dasar kebahagiaan b. Kebahagiaan tidak lain dari terpenuhinya segala keinginan c. Siapa nama pemimpin kita? d. Adik saya seorang guru. 3. Jelaskan difinisi berikut dengan mencari contoh baliknya! a. Sebab adalah kejadian yang mendahului kejadian lain. b. Mengetahui sesuatu berarti mempercayainya dengan teguh dan tulus. c. Cinta dapat melakukan apa saja. 4. Jelaskan dan dapatkan asumsi dari pernyataan dibawah ini. Jika anda tidak memberikan suara, maka anda tidak diperhitungkan. 5. Berasal dari mana kata filsafat? dan berasal dari mana kata philosophy? Dan jelaskan arti kata tersebut. Dalam Dictionary of Philosophy, filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia yang terdiri dari dua kata, yakni philos yang berarti “cinta” dan sophia yang artinya “kebijaksanaan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Filsafat dalam bahasa Inggris adalah philosophy yang berasal dari kata Yunani philosophia. Philos mempunyai arti cinta atau philia mempunyai arti persahabatan, tertarik akan dan sophos mempunyai arti hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan atau inteligensi. Jadi secara etimologi, filsafat mempunyai arti kebijaksanaan atau kebenaran. 6. Jelaskan perbedaan antara pengetahuan dan ilmu Perbedaan pengetahuan dan ilmu yakni sebagai berikut: a. Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya dan disusun secara sistematis berdasarkan dengan metode ilmiah. Sedangkan pengetahuan adalah informasi akan suatu kejadian yang belum teruji kebenarannya b. Pengetahuan memiliki jangkauan yang sempit. Karena dalam pengetahuan kita hanya tahu saja tanpa mengerti bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi. Namun ilmu memiliki jangkauan yang lebih luas. Karena ilmu menguji dan juga meneliti segala sesuatu. c. Pengetahuan bersifat subjektif atau bergantung pada siapa yang mengetahui hal tersebut. Pengetahuan membuktikan sesuatu bergantung pada siapa yang membuktikannya. Berbeda dengan ilmu yang selalu dibuktikan dengan metode ilmiah yang sistematis. Dalam ilmu terdapat percobaan yang tersusun secara jelas dengan langkah-langkah dan rambu-rambu yang sudah jelas. d. Karena bersifat subjektif dan tidak terbukti secara ilmiah, pengatahuan memiliki kebenaran yang tidak pasti. Namun ilmu merupakan sesuatu yang pasti kebenarannya karena terbukti secara ilmiah dan bersifat objektif. 7. Berikan contoh dan jelaskan dua ilmu yang mempunyai objek material yang sama tetapi mempunyai objek formal yang berbeda 8. Jelaskan Kebenaran. Karena bersifat subjektif dan tidak terbukti secara ilmiah, pengatahuan memiliki kebenaran yang tidak pasti. Beberapa pengetahuan bersifat pendapat yang tidak terbukti apakah benar atau salah, melainkan hanya mengisi kekosongan dari suatu pertanyaan saja. Namun ilmu merupakan sesuatu yang pasti kebenarannya karena terbukti secara ilmiah dan bersifat objektif. Misalnya di negara manapun, ilmuwan apapun, semuanya akan setuju bahwa kecepatan cahaya adalah 3x10^8 meter per sekon. Para ilmuwan di seluruh dunia sepakat tentang kebenaran dari ilmu. Kebenaran adalah suatu kata yang berasal dari satu kata yaitu benar. Apa yang dimaksud dengan benar? Benar adalah suatu penyesuaian antara pikiran dan kenyataan, ketika apa yang ada didalam pikiran kita dan kemudian itu menjadi kenyataan pada "umumnya" maka itu bisa disebut benar. Kebenaran sendiri dibagi menjadi 2 jenis yaitu kebenaran mutlak dan relative, suatu kebenaran dapat dikatakan mutlak apabila klaim kebenaran tersebut diakui oleh orang banyak bahkan dunia. Namun, lagi lagi hubungan antara mutlak dan relative bersifat paradoksal. Kebenaran tidak mungkin melulu mutlak dan tidak mungkin melulu relative. Karena kebenaran juga tidak lepas dari "on the edge of contradiction" selain itu kebenaran juga dipengaruhi oleh waktu, zaman, sudut pandang & kejadian. Maka dari itu kebenaran bersifat dinamis dan tak bisa lepas dari kontradiksi yang membuat kebenaran itu semakin paradoks. 9. Jelaskan sarana filsafat ilmu Sarana berpikir ilmiah dalam filsafat ilmu yaitu: a. Logika Logika merupakan alat dasar yang dipakai manusia melakukan penalaran, dari proses mengidentifikasi, mendefinisikan, membandingkan, pengambilan keputusan hubungan antara satu pengertian dengan pengertian lainnya, serta melakukann kegiatan penyimpulan. Logika adalah sarana untuk berfikir dengan menggunakan akal yang sehat, secara akurat, sistematis dan dipertanggungjawabkan. Aristoteles (dalam Herman J. Waluyo, 2007: 70) menyebutkan logika sebagai instrumen ilmu yang didalamnya terdapat penalaran yang memiliki satu premis dan satu kesimpulan. b. Matematika Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan serangkaian hitungan dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat “artifisial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya, untuk membantu dalam kegiatan perhitungan pengukuran. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. c. Statika Statistika memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui apakah suatu hubungan kausalita antara dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait dalam suatu hubungan yang bersifat empiris. d. Bahasa Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia yang terdiri dari kata-kata atau istilah-istilah dan sintaksis. 10. Jelaskan bahwa filsafat mencari sebab yang sedalam-dalamnya, sedangkan ilmu mencari keterangan yang terbatas Filsafat bersifat radikal, artinya permasalahan yang dikaji, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan bersifat mendalam sampai ke akarakarnya. Walaupun filsafat terus mencari jawaban, tetapi jawaban yang diperoleh tidak pernah abadi. Oleh karena itu filsafat tidak pernah selesai dan tidak pernah sampai pada akhir sebuah masalah. Masalah-masalah filsafat adalah masalah manusia sebagai manusia, dan karena manusia di satu pihak tetap manusia dan di pihak lain berkembang dan berubah, maka masalah-masalah baru filsafat sebenarnya adalah masalah-masalah lama manusia. Perbincangan filsafat tetap menantang dan ditantang menuntut pertanggungjawaban dan dituntut untuk mempertanggungjawabkan diri sendiri, mengusahakan pendalaman suatu permasalahan, menggali dasar-dasar masalah yang menjadi kesibukannya, termasuk usahanya sendiri. Artinya, filsafat tidak pernah puas diri, tidak pernah membiarkan sesuatu sebagai sudah selesai, selalu bersedia dan bahkan senang untuk membuka kembali perdebatan dan secara hakiki bersifat dialektis dalam arti bahwa setiap kebenaran menjadi lebih benar dengan setiap putaran tesis – antitesis – tesis – antitesis, dan seterusnya. Ilmu (Ilmu Pengetahuan) Berbeda dengan filsafat, ilmu berusaha memahami alam sebagaimana adanya, dan hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan mengendalikan gejala-gejala alam. Berbeda dengan filsafat, ilmu hanya membatasi diri pada objeknya yang empiris dan terukur dari manusia dan alam nyata (fisik). Ilmu mencoba mengembangkan sebuah model yang sederhana mengenai dunia empiris dengan mengabstraksikan realitas menjadi beberapa variabel yang terikat dalam sebuah hubungan yang bersifat rasional.