Uploaded by dewisukma62624

Rangkuman Chapter 2 Buku Modern Auditing by William C. Boynton dan Raymond N. Johnson

advertisement
Rangkuman Chapter 2 Buku Modern Auditing by William C. Boynton dan Raymond N. Johnson
Jilid 8, oleh
Nama : Dewi Sukma Wati
NIM : 4112201150
Kelas : Akuntansi Manajerial 4E Pagi
Auditor's Responsibility & Reports
Tanggung Jawab dan Laporan Auditor
A. FUNDAMENTAL YANG MENDASARI AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. Hubungan antara Akuntansi dan Pengauditan
Ada perbedaan signifikan dalam hal metode, tujuan dan pihak-pihak yang
bertanggungjawab terhadap proses akuntansi yang menyiapkan laporan keuangan dan audit
atas laporan. Manajemen bertanggung jawab terhadap laporan keuangan dan
pengungkapan yang terkait serta auditor bertanggung jawab menghasilkan asuransi yang
memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua yang material.
Metode akuntansi yaitu melakukan identifikasi atas kejadian dan transaksi yang
mempengaruhi entitas, kemudian melakukan pencatatan akuntansi (pengukuran,
pencatatan, klasifikasi, dan pengikhtisaran). Manajemen sebaiknya membentuk system
pengendalian atas proses akuntansi tersebut untuk meningkatkan kehandalan dalam
pelaporan keuangan. Hasil dari proses akuntansi adalah pembuatan dan distribusi laporan
keuangan yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Tujuan akhir dari prosesakuntansi
adalah mengkomunikasikan data keuangan yang relevan dan reliabel untukpengambilan
keputusan.
Audit laporan keuangan dilakukan dengan:
1) Menjalankan prosedur penilaian risiko untuk memperoleh pemahaman atas
bisnisentitas termasuk sistem pengendalian internalnya.
2) Membuat prosedur audit untuk memperoleh bukti.
3) Menghasilkan asurans yang memadai bahwa
laporan keuangan disajikan
secarawajar sesuai GAAP.
Tujuan utama dari Audit yaitu untuk menjamin kredibilitas atas laporan keuangan
yangdisusun oleh manajemen, sehingga pengguna laporan keuangan dapat
mengambilkeputusan yang didukung dengan kualitas informasi yang memiliki integritas.
Hubungan antara Akuntansi dengan Audit dapat disampaikan sebagai berikut:
Akuntansi
Audit
Berpedoman pada GAAP
Berpedoman
pada
Generally
AcceptedAuditing Standard (GAAS)
Tanggung jawab Manajemen
Tanggung jawab Auditor
Analisis kejadian dan transaksi
Pengukuran dan pencatatan data tansaksi
Klasifikasi dan ikhtisar data yang dicatat
Mengevaluasi
kewajaran
estimasi
akuntansi
Menyiapkan
laporan
keuangan
berdasarkan GAAP
Mendistribusikan laporan keuangan dan
laporan audit yang dimuat dalam Laporan
tahunan kepada pemegang saham
Menjalankan prosedur penilaian risiko
termasuk
pemahaman
bisnis
dan
pengendalian internal entitas
Menilai risiko salah saji dalam laporan
keuangan manajemen
Memperoleh dan mengevaluasi bukti audit
Memperoleh asuransi yang memadai
bahwa laporan keuangan disajikan dengan
wajar sesuai GAAP
Menyatakan opini auditor dalam laporan
audit
Mengkomunikasikan temuan-temuan audit
kepada manajemen dan direksi
2. Verifiability, Pertimbangan Profesional dan Penyajian yang Wajar
Audit didasarkan pada asumsi bahwa data laporan keuangan dapat
diverifikasi/diperiksa. Suatu data dikatakan verifiablibity, saat dua orang yang
memiliki kompetensi atau lebih bekerja secara independen melakukan pemeriksaan
atas data tersebut dan memperoleh kesimpulan yang sama.
Penyajian yang wajar berarti bahwa nilai dan penjelasan yang disusun dalam Laporan
Keuangan sesuai dengan fakta atau benar terjadi. Konsep “Penyajian yang Wajar atas posisi
keuangan, laporan hasil operasi (laporan laba/rugi) dan arus kas dalam segala hal yang
material”, menyiratkan bahwa terdapat ketidaktepatan dalam proses akuntansi dalam
tingkatan tertentu. Oleh karena itu, dalam proses audit dan akuntansi perlu menerapkan
Pertimbangan Professional. Pertimbangan professional merupakan suatu keputusan yang
ditetapkan dalam proses audit dengan menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang
relevan dengan fakta dan kondisi yang ada. Hal ini terkait materialitas & risiko
audit, sifat, waktu dan lingkup prosedur audit penilaian bukti audit, penilaian atas
pertimbangan manajemen dalam menerapkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku,
penarikan kesimpulan berdasarkan bukti audit.
Audit dirancang untuk menemukan salah saji material dan signifikan baik dalam hal
perlakuan akuntansi atas transaksi, saldo dan pengungkapan atas laporan keuangan
untuk kepentingan pengguna laporan keuangan. Sehingga, konsep “penyajian yang wajar
dalam segala hal yang material” menyiratkan auditor meyakinkan bahwa laporan keuangan
disajikan secara memadai, bukan kepastiann/ketepatannya.
3. Hubungan Auditor Independen
Dalam melakukan audit laporan keuangan, auditor menjaga hubungan yang
professional dengan 4 kelompok yaitu:
1) Manajemen
Manajemen merupakan pihak yang bertanggung jawab menyajikan
laporan keuangan entitas secara wajar. Dalam melakukan audit, auditor
membutuhkan data-data rahasia perusahaan. Auditor sebaiknya menjaga
hubungan baik sehingga Manajemen tidak menyembunyikan bukti. Auditor
harus memiliki karakteristik skeptis professional. Skeptis professional yaitu
auditor harus objektif dalam mengevaluasi kondisi yang dievaluasi dan
bukti yang diperoleh selama audit. Auditor tidak mempercayai asersi
manajemen tanpa ada buti yang mendasarinya.
2) Dewan Direksi dan Komite Audit
Dewan direksi bertanggung jawab terhadap beroperasinya perusahaan untuk
kepentingan terbaik bagi pemegang saham. Pada dasarnya, hubungan antara auditor
dengan dewan direksi dan manajemen sama.
Fungsi komite audit sesuai Sarbanes Oxley Act of 2002 pada bagian 301, yaitu:
a. Menetapkan, kompensasi bagi kantor akuntan public untuk melaksanakan
audit tahunan;
b. Membuat prosedur untuk penerimaan, retensi, dan perlakuan dari
pengaduan yang diterima perusahaan publik sehubungan dengan
pengendalian internal dan audit.
Komite audit melaksanakan tanggung jawab ini dengan:
a. Mendiskusikan ruang lingkup audit dengan auditor.
b. Mengajak auditor untuk berkomunikasi terkait masalah penting yang
ditemukan selama pelaksanaan audit.
c. Mereview laporan keuangan dan mendiskusikan prinsip-prinsip
akuntansi,pengungkapan, dan laporan auditor dengan auditor saat
penyelesaiaan perikatan.
3) Audit Internal
Auditor independen pada dasarnya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan
auditor internal entitas. Sebagai contoh, manajemen dapat meminta auditor
independent untuk mereview rencana audit tahunan dan kualitas pekerjaan
auditinternal. Auditor independent dapat menggunakan hasil audit auditor internal
yangberkaitan dengan sistem pengendalian internal entitas dan mendukung
auditor independent dalam melakukan audit laporan keuangan. Hasil audit oleh
auditor internal tidak dapat menggantikan pekerjaan auditor independent,
namun dapat menjadi pelengkap yang penting. Dalam penentuan dampaknya
dalam audit, maka auditor independent sebaiknya:
a. Mempertimbangkan kompetensi dan objektifitas dari auditor internal
b. Mengevaluasi kualitas pekerjaan auditor internal
4) Pemegang Saham
Pemegang saham mengandalkan laporan keuangan audit untuk menjamin
manajemen telah melaksanakan tanggung jawab kepengurusannya dengan
baik. Oleh karena itu, auditor bertanggung jawab kepada pemegang saham
sebagai pengguna laporan yang utama. Auditor dapat menghadiri rapat pemegang
sahamtahunan dan merespon pertanyaan pemegang saham yang berhubungan
dengan entitas.
Siapa yang menjadi client audit?
Pada perusahaan publik, komite audit bertanggung jawab memilih
auditor. Perusahaan membayar biaya audit, bukan berarti auditor harus
mengambil pandangan manajemen perusahaan. Auditor perlu mewakili publik,
pemegang saham dan potensial pemegang saham walaupun pihak tersebut tidak
membayar jasa audit. Penting bagi auditor untuk menjadi independent, netral dan
tidak bisa dalam menjalankan audit.
B. STANDAR-STANDAR AUDIT
1. Generally Accepted Auditing Standards (GAAS)
Standar audit yang berhubungan dengan profesi akuntan publik dikenal
dengan 10 standar audit yang diterima umum. Standar ini disetujui oleh
anggota American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) pada akhir
tahun 1940. Standar tersebut telah digabung dengan pernyataan standar audit. 10
GAAS terbagi dalam 3 kategori standar, yaitu:
1) Standar Umum
I. Adequate technical training and proficiency
Audit dilaksanakan oleh auditor yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknisyang memadai
II.
Independent in mental attitude
Auditor dalam menjalankan penugasan harus bebas dari pengaruh
manajemen
III.
Due professional care
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor harus
menggunakankeahlian profesionalnya dengan prinsip kehati-hatian.
2) Standar Pekerjaan Lapangan
I. Adequate planning and proper supervision
Audit direncanakan dengan sebaik-baiknya dan disupervisi dengan
semestinya
II.
Understand the entity, environment and internal control
Memahami system pengendalian internal entitas untuk merencanakan
audit danmenentukan sifat, waktu dan lingkup audit
III.
Sufficient competence audit evidence
Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui prosedur
audit sebagai dasar opini atas laporan keuangan yang diaudit
3) Standar Pelaporan
I. Financial statement presented in accordance GAAP
Laporan harus menyatakan suatu laporan keuangan disajikan
sesuai prinsipakuntansi yang berlaku umum
II.
Consistency
Laporan audit harus menunjukkkan keadaan yang didalamnya terdapat
prinsipakuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam
penyusunan
laporankeuangan periode berjalan dengan periode
sebelumnya
III.
Adequacy of informative disclosure
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus memadai
kecuali dinyatakan lain
IV.
Expression of Opinion
laporan audit harus memuat pendapat atas laporan keuangan secara
menyeluruhatau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat
diterima.
2. Pernyataan Standar-Standar Audit
Pernyataan standar audit merupakan interpretasi atas standar audit yang
diterima umum. Tim Standar audit dan attest dari AICPA bertanggung jawab menyusun
standar audit laporan keuangan untuk Perusahaan Swasta. Tim lainnya yaitu
Auditing Standards Board (ASB) yang dibentuk oleh badan senior AICPA yang
bertanggung jawab, yaitu:
1) Menerbitkan pernyataan standar auditing
Proses penerbitan pernyataan standar audit, sebagai berikut:
a) Pemaparan draf pernyataan yang diusulkan secara luas untuk memperoleh
masukin dari kantor akuntan publik, akuntan pendidik, dan lainnya.
b) Usulan pernyataan dan masukan diterima selanjutnya dibahas dalam rapat
dewan terbuka sebelum diadopsi.
c) Persetujuan 2/3 anggota ASB diperlukan untuk penerbitan Standar Audit.
d) Standar audit dan seluruh interpretasi terkait dikodifikasi oleh
auditing section (AU) number).
e) Standar audit digabungkan dalam Standar Professional
2) Menyediakan standar bagi auditor dengan panduan untuk penerapan
pernyataantersebut dengan menyetujui interpretasi dan pedoman audit yang
disiapkan olehdivisi standar audit.
3. PCAOB Standar-Standar Audit
Sarbanes Oxley Act seksi 3 mengarahkan PCAOB untuk menyusun standar
audit dansegala hal yang terkait atestasi yang digunakan kantor akuntan publik saat
mengaudit Perusahaan Publik. PCAOB merupakan kumpulan dari 5 anggota dewan
yang pahamterkait keuangan. 2 anggota diantaranya terdiri atas Akuntan Publik, dan
3 lainnya bukan merupakan akuntan publik. Hasil aturan yang disusun PCAOB
diserahkan ke Security Exchange Commission untuk memperoleh persetujuan.
C. KEYAKINAN YANG DISEDIAKAN AUDIT
1. Interpendensi Auditor
Independensi merupakan dasar profesi audit, dimana auditor harus bersikap
netralkarena tidak memihak, sehingga dapat obyektif dan adil. Auditor diharapkan
memilikiindependensi, integritas, dan obyektif.
2. Keyakinan yang Memadai
Keyakinan yang memadai memastikan laporan keuangan bebas dari
kesalahanpenyajian yang material, walaupun tidak memberikan garansi akurasi dari
laporankeuangan. Konsep keyakinan yang memadai menyiratkan audit melibatkan
pengujian, atas sampling data keuangan untuk memutuskan eviden yang dilakukan
pemeriksaan,kapan dilakukan pemeriksaan, berapa lama melakukan pemeriksaan, dan
siapa yangditugaskan melakukan pengumpulan, dan melakukan evaluasi eviden
tertentu, jugaatas interpretasinya dan melakukan evaluasi hasil audit. Bilamana tidak ada
bukti yang mendukung salah saji material, auditor dapat menyimpulkan bahwa laporan
keuangandisajikan dengan standar akuntansi yang berterima umum.
Konsep yang memadai juga menyiratkan laporan keuangan manajemen
termasukestimasi akuntansi yang tidak tepat. Prinsip akuntansi menuntut penyajian yang
wajaratas estimasi cadangan piutang tak tertagih, nilai persediaan yang dapat
terwujud,manajer juga dapat menampilkan penurunan nilai aset tetap dan goodwill.
3. Pendeteksian dan Pelaporan Tindakan Kecurangan
Kecurangan penyajian laporan keuangan, meliputi Tindakan
1) Manipulasi, pemalsuan, pengubahan pencatatan akuntansi atau dokumen
pendukung laporan keuangan.
2) Representasi yang salah, penghapusan yang
disengaja atas
peristiwa
akuntansi,gaja, dan informasi signifikan lainnya dalam laporan keuangan.
3) Salah penerapan yang disengaja atas prinsip akuntansi yang berkaitan
dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
4) Penyalahgunaan aset, dapat dilakukan dengan cara penggelapan kas, pencurian
aset, menyebabkan entitas melakukan pembayaran atas barang yang tidak
diterima.
Tanggung jawab untuk mendeteksi kecurangan
1) Assesment risiko material salah saji karena tindakan kecurangan adalah proses
kumulatif, faktor resiko individu dan kombinasi.
2) Evaluasi resiko material kecurangan:
i. Insentif dan motif kecurangan
ii. Kesempatan melakukan kecurangan
iii.
Rasionalisasi seseorang untuk terlibat kecurangan
3) Perencanaan dan tampil untuk melakukan audit untuk merespon untuk
mengidentifikasi resiko untuk mendapatkan keyakinan memadai apakah laporan
keuangan terbebas dari kesalahan saji material yang disebabkan oleh kesalahan atau
kecurangan. AU 316 menyediakan panduan pada auditor untuk meresponhasil
audit karena salah saji yang disebabkan oleh kecurangan.
4) Auditor harus melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan perhatian profesi
dan perilaku profesi.
Tanggung jawab untuk melaporkan kecurangan
1) Kapanpun ditemukan bukti sekalipun kecurangan minor ada, harus dilaporkan
kepada manajemen untuk menjadi perhatian
2) Kecurangan yang melibatkan direktur entitas usaha yang menyebabkan salah saji
laporan keuangan harus dilaporkan lansung kepada dewan direksi dan komite
audit.
3) Auditor
dihalangi
oleh
kewajiban
etik
dan
hukum
untuk
mengungkapkankecurangan di luar entitas, namun auditor dimungkinkan
melakukan hal tersebut dalam hal:
i. Melakukan respon atas cort sub poena (panggilan pengadilan)
ii. Melakukan respon terhadap SEC ketika auditor ditarik atau diberhentikan
dari penugasan ketika auditor melaporkan kecurangan atau tindakan illegal
kepada komite audit atau dewan direksi.
iii.
Kepada auditor penerus uang membuat permintaan sesuai standard
profesional.
iv. Kepada agen pendanaan atau lainnya sehubungan dengan permintaan audit
untuk entitas yang mendapat bantuan keuangan pemerintah.
4. Pendeteksian dan Pelaporan Tindakan Ilegal
1) Tanggung jawab untuk mendeteksi tindakan illegal.
Tindakan ilegal mencakup pembayaran suap, pembuatan kontribusi
politik ilegal, pelanggaran hukum khusus lainnya dan peraturan pemerintah. Semua
perusahaan US tidak diperkenankan melakukan penyuapan kepada pejabat pemerintah
asing dibawah Foreign Corrupt Practises Act.
Karakteristik tindakan ilegal yang mempengaruhi tanggung jawab dalam mendeteksi:
a) Penentuan apakah tindakan ilegal itu melanggar hukum atau tidak, tergantung pada
pertimbangan hukum yang normalnya di luar kompetensi profesi auditor.
b) Tindakan ilegal beragam tergantung pada hubungan atas laporan keuangan.
Beberapa hukum dan peraturan seperti pajak penghasilan memiliki efek langsung
material atas biaya provisi pajak penghasilan dan berhubungan dengan utang pada
laporan keuangan.
2) Level tanggung jawab auditor
Menurut AU 317.05 Tindakan Ilegal oleh klien (SAS 54) yang menandakan
bahwaauditor bertanggung jawab atas salah saji material laporan keuangan yang
disebabkan oleh tindakan ilegal, baik oleh kesalahan atau kecurangan. Hal ini berarti
auditor dalam perencanaan audit, harus merencanakan audit yang dapat
mendeteksi pelanggaran hukum.Tanggung jawab auditor dalam hal ini terbatas
hanya dalam penyampaianinformasi yang menarik perhatian auditor saja,
karena peristiwa akuntansi sudahterjadi.Auditor memiliki tanggung jawab lebih
rendah untuk efek tidak langsung atas laporan keuangan. Auditor membuat
perencanaan audit berdasar indikasi resiko:
a) Otorisasi transaksi
b) Investigasi agen pemerintah
c) Kegagalan pengajuan pengembalian pajak
3) Tanggung jawab untuk melaporkan tindakan illegal
Tanggung jawab utama auditor adalah menyatakan pendapat penyajian atas
laporan keuangan, apakah tindakan ilegal berpengaruh material. Auditor harus
mendesak manajemen untuk melakukan perbaikan/ revisi, bilamana tidak
diindahkan, maka auditor dapat bertanggung jawab menginformasikannya melalui
opini wajar dengan pengecualian (qualified opinion) atau opini tidak wajar
(adverse) atas laporan keuangan. Apabila auditor tidak memiliki bukti cukup atas
pelanggaran hukum client,ia harus mengkomunikasikan informasi tersebut melalui
opini tidak memberikan pendapat (disclaimier).
Menurut Privat Securities Litigation Reform Act 1995 mengharuskan auditor
memiliki syarat atas perusahaan yang dimiliki publik sesuai dengan Securities
Exchange Act1934: Apabila dewan direksi atau komite audit perusahaan publik
mendapat informasi cukuptentang tindakan pelanggaran hukum yang berdampak
material terhadap penyajian laporan keuangan, namun tidak dilakukan tindakan
revisi, atau pengunduran diriauditor dari perikatan, maka auditor harus
melaporkan kepada dewan direksi perusahaan publik tersebut. Dewan direksi suatu
perusahaan publik yang telah menerima laporan tersebut harus menginformasikan SEC
(Securities and Exchange Commission) dalam waktu satu hari kerja dari tanggal
pelaporan, serta menyerahkan tembusan atas pemberitahuan kepada SEC kepada
auditor independen. Dan apabila auditor independen tidak mendapat tembusan tersebut
sebelum masa kerja berakhir (1 hari) auditor harus mengirimkan laporan yang
sebelumnya dikirim kepada dewan direksi dan mempertimbangkan untuk pengunduran
diri dari perikatan.
5. Evaluasi Pengendalian Internal
Tanggung jawab auditor untuk melakukan :
1) Evaluasi atas pengendalian internal atas pelaporan keuangan
2) Pelaporan evaluasi kepada pemegang saham dan pengguna lain laporan keuangan,yang
berbeda antara perusahaan publik dan perusahaan swasta.
Terhadap perusahaan publik auditor harus menghasilkan audit yang terintegrasi pada:
1) Opini atas Laporan Keuangan
2) Opini atas assement manajemen atas pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan
3) Opini atas efektif tidaknya sistem pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Auditor harus mengungkapkan kelemahan pengendalian internal yang material pada
penyajian laporan keuangan, seperti ketidak cukupan kontrol atas pengungkapan
rencana pension, atau instrument finansial derivatif. Auditor wajib memberikan
1(satu) opini atas laporan keuangan, dan 2 (dua) opini atas pengendalian internal, yang
akan menghasilkan audit dengan kualitas tinggi.
6. Keyakinan tentang Kelangsungan Usaha Client
Penyajian yang wajar atas laporan keuangan tidak menjamin kelangsungan usaha
suatuentitas usaha. Namun AU 341 The Auditor Consideration of Entity’s Ability to
Continue as a Going Concern (SAS
59) dimana
auditor bertanggung
jawab
mengevaluasi apakah ada keraguan substansial atas kelangsungan entitas usaha, contoh
kerugian arus kas.
Pencantuman kelangsungan usaha entitas harus disebutkan pada hasil audit dan opini
unqualified serta paragraf menerangkan ketidakpastian kelangsungan usaha. Bila
pengungkapan manajemen dinilai tidak cukup, berawal dari prinsip akuntansi yang
berterima umum dan mengungkapkan alasan substansial pada laporan audit.
7. Surat Keterangan Sehat
Beberapa pengguna laporan keuangan menganggap bahwa standar auditor
adalahsebagai surat keterangan sehat (bill of health), bahwa audit merupakan
pengesahanterhadap penggunaan sumber daya, atau pengendalian intern yang memadai.
D. LAPORAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. Laporan Audit Standar atas Laporan Keuangan
Laporan Standar atas Laporan Keuangan berisikan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
(Unqualified Opinion) yang menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan
secarawajar, pada seluruh aspek yang material dalam posisi keuangan, laporan laba rugi,
danarus kas, dalam kesesuaian dalam prinsip akuntansi yang berterima umum. Reports on
Audited Financial Statment (AU 508) yang diterbitkan oleh SAS (Statement on
Audit Standards) dengan SAS No.58 laporan audit telah didesign untuk
mengkomunikasikan lebih baik hasil audit atas laporan keuangan dan mengungkapkan
karakteristik dan batasan audit.
Diferensiasi lainnya adalah obyektifitas yang menyatakan tanggung jawab
manajemen dan auditor independen atas laporan keuangan, dimana standar laporan
audit terdiri atas 3 paragraph yaitu: pendahuluan, ruang lingkup dan opini audit.
2. Elemen Laporan Audit Standar
1 Judul
2 Alamat
3 Pendahuluan
4 Ruang Lingkup
Ada kata Independent
Laporan Audit ini dialamatkan pada
Dewan Direksi dan Pemegang Saham
 Kami
telah
melaksanakan
audit…
 Laporan Keuangan dan jadwal
audit
 Entitas audit
 Tanggal pelaporan
 Tanggung jawab manajemen atas
laporan keuangan
 Tanggung jawab auditor terhadap
opini
 Audit diselenggarakan sesuai
dengan standar auditthe Public
Companies
Accounting
Oversight Board
 Standar ini membutuhkan
5 Opini Audit
 Perencanaan dan pelaksanaan
audit
untuk mendapat
keyakinan memadai bahwa
laporankeuangan bebas dari
salah saji material
 Pemeriksaan eviden dengan
basis pengujian
 Melakukan
asersi
prinsip
akuntansi dan estimasiyang
signifikan yang dibuat oleh
manajemen
 Evaluasi atas penyajian laporan
keuangan
 Kepercayaan auditor atas audit
yang
menyediakanalasan
memadai untuk menghasilkan
opini
 Disajikan wajar dalam segala
aspek material
 Posisi keuangan perusahan per
tanggal neraca
 Laporan operasional dan arus kas
pada periode audit
 Memiliki kesesuaian dengan
prinsip
Akuntansi
yang
Berterima Umum
6 Tanda Tangan KAP
7 Tanggal (terakhir pelaksanaan audit)
3. Opini Audit
1) Laporan Standar (Unqualified)
2) Laporan Standar dengan bahasa penjelasan (Unqualified with Explanatory
Language)
3) Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified)
4) Menolak Memberikan Opini (Adverse)
5) Tidak Menyatakan Opini (Disclaimer)
E. LAPORAN AUDIT ATAS PENGENDALIAN INTERNAL
1. Kelemahan Material atas Pengendalian Internal
a. Defisiensi signifikan
Defisiensi signifikan adalah defisiensi pengendalian internal yang
merugikankemampuan perusahaan untuk menginisiasi, mencatat, memproses,
atau melakukan pelaporan eksternal data keuangan yang sesuai dengan PABU (Prinsip
Akuntansi Yang Berterima Umum) yang di antaranya adalah:
i. Penyajian ulang laporan keuangan yang telah diterbitkan terkahir
untukmerefleksikan koreksi salah saji.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
Identifikasi salah saji material pada laporan keuangan periode berjalan
yangtidak teridentifikasi sebelumnya pengendalian internal atas laporan
keuangan.
Kelalaian yang tidak efektif pelaporan keuangan ke pihak eksternal
dan pengendalian internal atas laporan keuangan pada komite audit.
Entitas yang kompleks peraturan atas ketaatan pada fungsi penilaian.
Identifikasi kecurangan pada segala skala pada bagian manajemen senior.
Defisiensi significant yang telah dikomunikasikan pada manajemen dan
komite audit, tetapi tidak dilakukan koreksi pada periode waktu yang
memadai.
b. Kelemahan Material
Kelemahan material adalah defisiensi signifikan baik oleh hal itu
sendiri atau dengan kombinasi defisiensi signifikan lainnya, menghasilkan lebih dari
kecil dari salah saji material laporan keuangan interim tahunan tidak akan
dicegah ataud ideteksi.
Download