LCMS Fraksi metabolit sekunder Streptomyces hygroscopicus dilakukan dengan Liquid Chromatography Mass Spectrophotometer UHPLC merek ACCELLA type 1250 buatan Thermo Scientific yang terdiri dari degasser vacuum, pompa quartener, autosampler termostatik dikendalikan Personal computer melalui program x-calibur 2.1. Fase gerak A terdiri dari 0,1 % asam format dalam aquabidest, fase B terdiri dari 0,1 % asam format dalam methanol dengan kolom yang digunakan dengan spesifikasi phenomenex (50 mm x 2,1 mm x 1,7 µm). Sebuah gradien linear dengan kecepatan 300 µl/menit dengan pengaturan fase gerak sebagai berikut: 0-0.6 menit 20%B, 0.6-5 menit 85%B, 5-7 menit 80%B, 7-7.5 menit 20%B. Kolom dikontrol pada suhu 30oC, dan kompartemen autosampler ditetapkan untuk 16oC. Penggunaan spektrometer massa TSQ QUANTUM ACCESS MAX dari Thermo Finnigan dengan sumber ionisasi ESI (Electrospray Ionization) dikendalikan oleh software TSQ Tune. Kondisi ionisasi ESI adalah sebagai berikut: tegangan spray 3 kV; suhu penguapan 300oC; suhu kapiler, 300oC; nitrogen sebagai sheath gas pressure 40 psi, dan Aux gas pressure 10 psi dengan gas argon. Ionisasi dilakukan pada muatan positif dengan pengaturan mode SIM (Selected Ion Monitoring) HASIL LCMS Fraksi dilakukan untuk menyederhanakan sampel ekstrak yang mengandung berbagai komponen. Pada proses ini diperoleh 49 sampel. Dari 49 sampel dipilih Fraksi 11 Peak untuk mengidentifikasi senyawa yang terkandung. Fraksi tersebut dipilih karena penelitian sebelumnya menunjukkan aktivitas antimalaria. Kemudian fraksi diidentifikasi menggunakan LC/MS dan dianalisis menggunakan software Thermo Xcalibur Qual Browser untuk mengetahui berat molekul senyawa yang diperoleh. Berat molekul dibandingkan dengan data pada bank massa dari penelitian sebelumnya untuk mengetahui kemungkinan senyawa dan spektrum senyawa yang diperoleh. Dari hasil Total Ion Chromatogram (TIC) didapatkan 7 chromatogram dengan 5 senyawa yang dapat didentifikasi peaknya dan diduga memiliki senyawa antimalaria. Hasil identifikasi dan analisis fraksi 11 peak tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil identifikasi metabolit sekunder S.hygroscopicus menggunakan LCMS Nomor Fraksi Senyawa Waktu Retensi Rumus Senyawa Berat Molekul (m/z) Area (%) 11 Tryptanthrin 4.59 C HNO 248.24 0.51 Erucamide 5.91 C H NO 337.6 3.31 Trachelanthine 5.17 C,H NO 5 301.38 11.2 Hexadecanamide 5.28 C H NO 255.44 3.01 Oleamide 6.41 C H NO 281.5 0.18 15 22 8 18 2 43 27 16 2 33 35 Terdapat satu senyawa dari lima senyawa yang diduga menjadi agen antimalaria berdasarkan studi yang telah ditelusuri yaitu tripanthrin. Triptantrin (indolo [2,1] quinazoline6,12-dione) merupakan senyawa golongan alkaloid lemah. Ia memiliki berat molekul 248,24 g/mol. Warnanya kuning cerah, terdiri dari cincin quinazoline, yang melekat pada bagian indolen gugus karbonil pada posisi 6 dan 12. Nama triptantrin berasal dari penelitian awal dimana senyawa tersebut diproduksi oleh Candida lipolytica dalam medium triptofan . Aktivitas antimalaria dievaluasi melalui strain P. falciparum yang sensitif terhadap Klorokuin dan resisten terhadap Klorokuin menggunakan uji Malstat. Konsentrasi senyawa yang digunakan berkisar antara 0,01 µM hingga 100 µM dan konsentrasi penghambatan (IC50) diukur dengan mengukur aktivitas dehidrogenasi laktat parasit. Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 Tryptanthrin adalah 288 nM untuk strain P. falciparum yang sensitif terhadap klorokuin dan 114 nM untuk strain P. falciparum yang resisten terhadap klorokuin.