Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ekonomi, Prodi Sarjana Akuntansi Ganjil - Tahun Akademik 2023-2024 Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial C ATATA N ( U A S) : PEN YA M PA IA N M AT ER I , TATA P M U K A D EN G A N U J IA N LU R IN G Materi internal khusus dipergunakan pada mata kuliah Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial, Fakultas Ekonomi, PRODI SARJANA Akuntansi (Unpar – Bandung) SELURUH BAHAN MATERI dan NARASUMBER/PENGARANG tertera pada daftar bacaan. 1 SESI 14 Pencucian Uang pengaruh terhadap Etika dan Bisnis Money Laundering dan dampaknya bagi bisnis maupun pelaksana profesi khususnya dunia akuntan REFERENSI Bahan dari pengajar , materi terkait dan kasus terkini MONEY LAUNDRING PENCUCIAN UANG DALAM BISNIS • Proses Tindak Pidana Pencucian Uang Dalam Praktek Bisnis dapat dilakukan melalui tindakan korupsi, kejahatan pajak, penyelundupan, illegal logging, dll. • Proses pencucian uang terbanyak dilakukan melalui sarana perbankan, sehingga dibentuk lembaga PPATK yang mengawasi peredaran uang melalui sarana perbankan. • Kondisi tersebut ditambah dengan kemajuan sarana Teknologi yang memungkinan peningkatan pelanggaran/Money Laundering. PENCUCIAN UANG Pencucian Uang adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. ( UU 8 / 2010 ) Tindakan pencucian uang antara lain : perbuatan dalam hal menempatkan, mentrasfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil Tindak Pidana dengan maksud untuk menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan. HASIL TINDAK PIDANA YANG DIPEROLEH DARI TPPU Pasal 2 (1) Hasil tindak pidana adalah Harta Kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana: a. korupsi; b. penyuapan; c. narkotika; d. psikotropika; e. penyelundupan tenaga kerja; f. penyelundupan migran; g. di bidang perbankan; h. di bidang pasar modal; i. di bidang perasuransian; j. kepabeanan; k. cukai; l. perdagangan orang; m. perdagangan senjata gelap; n. terorisme; o. penculikan; p. pencurian; q. penggelapan; r. penipuan; s. pemalsuan uang; t. perjudian; u. prostitusi; v. di bidang . . . - 5 - v. di bidang perpajakan; w. di bidang kehutanan; x. di bidang lingkungan hidup; y. di bidang kelautan dan perikanan; atau z. tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebih, yang dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia. (2) Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga akan digunakan dan/atau digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme, organisasi teroris, atau teroris perseorangan disamakan sebagai hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf N 6 Money Laundering Proses pencucian uang terdiri dari: 1. Placement: menempatkan uang dari hasil proses kejahatan atau tindak pidana pencucian uang, misalnya dengan memecah sejumlah uang besar tunai menjadi jumlah kecil agar tidak mencolok dan menyimpan kepada rekening bank atau dengan sarana bank, misalnya: cek, deposito, traveler cheque. 2. Layering memisahkan hasil tindak pidana pencucian uang melalui beberapa transaksi keuangan , untuk menyembunyikan sumber uang , misalnya membuka rekening pada beberapa bank dengan menggunakan nama atau perusahaan fiktif dalam satu Negara atau beberapa Negara . 3. Integration: Menetapkan landasan dana tindak pidana korupsi setelah melalui tahap placement dan atau layering sehingga seolah-olah menjadi harta yang halal. Contoh: Dilakukan dengan melakukan investasi dana secara material maupun keuangan Seolah olah melakukan kegiatan bisnis yang sah MONEY LAUNDERING MONEY LAUNDERING BERKAITAN DENGAN ETIKA dan BISNIS CONTOH KASUS TERKINI SELAMAT MENGIKUTI UAS DAN SUKSES di ASPEK KEHIDUPAN 8