LAPORAN PROJECT BASED LEARNING CHARACTER BUILDING PANCASILA/KEWARGANEGARAAN/AGAMA JUDUL [Mengenal Toleransi Beragama] Oleh: NIM dan Nama Anggota Kelompok 2602184920 - Chendra Limiarja 2602217906 - Farrel Adyatma Alimin 2602065111 - Jonathan Christian Character Building Development Center (CBDC) CB: Agama Kelas: LF01 Tahun Ajaran: 2023/2024 Laporan Project Based Learning Character Building PCS/AGM/KWN Judul [Mengenal Toleransi Beragama] 2602184920 - Chendra Limiarja 2602217906 - Farrel Adyatma Alimin 2602065111 - Jonathan Christian Latar Belakang Intoleransi beragama adalah sebuah isu yang menjadi semakin penting di dunia kini. Masyarakat global semakin terhubung melalui teknologi dan mobilitas yang semakin meningkat, namun seringkali kita masih disaksikan oleh berita-berita konflik dan ketegangan yang berakar pada perbedaan keyakinan agama. Masalah intoleransi terhadap agama-agama lain telah menyebabkan konflik sosial, ketidakamanan, dan bahkan kekerasan dalam berbagai belahan dunia. Indonesia, sebagai negara dengan beragam agama, tidak terkecuali dari masalah ini. Intoleransi beragama dapat mengakibatkan dampak serius, seperti konflik antar kelompok, diskriminasi, dan bahkan kekerasan. Ini sering kali merusak hubungan sosial, menghambat pembangunan ekonomi, dan memicu konflik berkepanjangan. Intoleransi ini juga bisa menjadi penghambat dalam pencapaian tujuan perdamaian dan stabilitas dalam masyarakat. Intoleransi juga merupakan masalah yang sangat penting di negara Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara yang secara dasarnya memiliki nilai yang menjunjung tinggi agama, maka penduduk Indonesia sangat menjunjung tinggi agama dan memiliki nilai kebanggaan terhadap agama tersendiri. Karena warga Indonesia diberikan kebebasan dalam memeluk agama pilihannya, agama yang dipeluk warga Indonesia sangat beragam, karena Indonesia kaya akan budaya, ras, aliran kepercayaan, dan etnis. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan pemahaman mengenai eskalasi masalah intoleransi beragama yang harus diatasi melalui upaya sosialisasi yang efektif, untuk mencegah terjadinya konflik antar agama yang berakar dari sikap tidak toleran terhadap perbedaan agama. Data - data yang menunjukkan intoleransi beragama dapat dilihat sesuai kasus - kasus diskriminasi dan kekerasan berbasis agama yang selalu muncul pada berita. Salah satu contoh terbaru itu adalah konflik Israel Palestina yang terjadi karena perbedaan kepercayaan yang bertentangan. Survei yang dilakukan oleh lembaga riset independen menunjukkan adanya tingginya tingkat ketidakpercayaan dan ketegangan antar berbagai kelompok agama di Indonesia. Dan Menurut data yang dihimpun oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Indonesia, pada tahun 2021, terdapat 283 kasus tindak kekerasan berbasis agama yang terjadi di Indonesia. Meskipun Indonesia memiliki berbagai kelompok agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan agama-agama lain,masih banyak yang kurang memahami keyakinan dan praktik agama yang berbeda. Terlebih lagi, beberapa studi menunjukkan bahwa pendidikan agama yang ada masih belum cukup efektif dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi dan pemahaman yang mendalam tentang agama lain. Oleh karena itu, ada kebutuhan yang mendesak untuk mengatasi ketidaksetaraan pemahaman agama, prasangka, dan konflik yang berakar pada perbedaan keyakinan agama. Dalam rangka mengatasi permasalahan toleransi beragama di Indonesia, dibutuhkan upaya sosialisasi dan pendidikan. Konsep dasar dari upaya ini adalah edukasi untuk promosi nilai-nilai toleransi beragama. Program sosialisasi ini akan fokus pada pemahaman agama-agama lain, menghilangkan prasangka, dan membangun kepercayaan antara berbagai kelompok agama. Selain itu, teknologi, seperti media sosial, juga akan dimanfaatkan sebagai alat untuk menyebarkan pesan toleransi dan mendukung upaya kami ini. Demi menyebarkan pesan toleransi, kami akan mengadakan kunjungan kepada institusi yang mengajar anak kecil, dalam harapan untuk mengajarkan generasi penerus bangsa untuk menerapkan nilai-nilai toleransi agama dan membangun karakter mereka untuk bekal masa depan diri dan sesama, karena langkah-langkah preventif adalah langkah yang paling baik dalam mengatasi konflik antar agama, konflik diskriminasi, dan kebencian yang berasal dari pengajaran yang tidak baik atau pandangan tentang perbedaan agama yang tidak benar, yang disertai dengan cara tanggap yang tidak sesuai dalam menyikapi perbedaan agama tersebut. Tujuan Kegiatan Sosialisasi “Mengenal Toleransi Agama” yang dilakukan oleh kelompok kami memiliki tujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat atau Social Awareness untuk memiliki sikap toleransi antar umat beragama kepada para siswa. Social Awareness sendiri merupakan salah satu atribut dari BGA yang menjadi tujuan kami menyelenggarakan kegiatan sosialisasi ini. Melalui kegiatan sosialisasi ini, kami berharap supaya para siswa yang merupakan generasi penerus bangsa dapat memahami tentang konsep dari toleransi agama dan menyadari pentingnya hal tersebut dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman budaya dengan salah satunya merupakan keberagaman agama. Dengan toleransi agama, para siswa dapat membentuk suasana lingkungan hidup yang rukun dan damai dengan sesamanya baik yang beragama sama maupun berbeda. Metode Pelaksanaan & Pelaksanaan Proses pembuatan proposal dan perizinan untuk kegiatan sosialisasi bertopik toleransi agama adalah langkah kunci dalam memastikan kegiatan kami tersebut berjalan dengan lancar, sesuai dengan peraturan, dan memperoleh dukungan dari komunitas yang relevan. Berikut adalah tahapan-tahapan perencanaan yang kita perlu dipertimbangkan. Langkah pertama adalah harus mengidentifikasi dengan jelas kebutuhan dan tujuan dari kegiatan sosialisasi kami, yaitu untuk meningkatkan kesadaran toleransi di kalangan pendidikan. Setelah ini, kita dapat menyusun proposal sesuai latar belakang, tukuan, kegiatan yang akan dilakukan, jadwal dan audiens. Setelah proposal selesai, kita akan mengajukan permohonan perizinan ke pihak sekolah/institute untuk dapat melakukan kegiatan sosialisasi ini untuk meningkat kesadaran toleransi agama kepada masyarakat umum. Jika dalam kasus terjadinya ketidaksetujuan terhadap sosialisasi ini, kami akan mencoba yang terbaik untuk mengatasi potensi konflik atau hambatan yang muncul dan berusaha untuk mencapai konsensus. Bila masih tidak disetujui, kami akan mencari pihak institusi yang lain. Karena pelaksanaan kampanye ini sangat penting untuk kami dan masyarakat, kami akan mencoba terus menerus untuk mencari institusi/sekolah yang akan mengizinkan kami untuk melakukan kunjungan dan memberikan pencerahan serta pendidikan karakter untuk generasi penerus bangsa. Langkah kedua adalah langkah yang kami akan laksanakan setelah diberikan izin untuk melakukan kunjungan terhadap sekolah ataupun institusi. Pertama-tama, kami akan melakukan ice-breaking untuk memberikan introduksi tentang konsep toleransi agama dengan cara yang menarik dan menyenangkan untuk memicu perhatian anak-anak muda. Setelah itu, kami akan melakukan presentasi tentang toleransi agama. Sebelum itu, kami akan mempersiapkan materi pada presentasi kami yang terkait dengan toleransi agama, seperti video yang memberikan demonstrasi tentang bagaimana toleransi agama dapat membuat perbedaan dalam hidup antar sesama. Langkah ketiga yang akan kita laksanakan setelah presentasi adalah melakukan ice-breaking sekali lagi serta mengetes seberapa mengertinya anak akan toleransi agama setelah kami memberikan presentasi tersebut, dengan menggunakan Quizizz atau Kahoot. Kami akan memberikan pertanyaan yang sesuai dengan topik toleransi agama, dan kami akan memberikan hadiah berupa snack untuk 5 anak yang mendapatkan skor tertinggi dalam Quizizz atau Kahoot tersebut. Seseorang akan volunteer untuk menyediakan snack tersebut, ataupun snack tersebut akan dibeli secara berkelompok dengan mencari toko atau minimarket atau supermarket yang ada di dekat institusi atau sekolah, dan membelinya secara spontan untuk menjaga kesegaran snack, atau bila snack yang dipilih adalah es krim, menjaga kedinginan snack agar tidak meleleh. Lalu, kami akan mendistribusi snack-snack yang kami pilih dan beli kepada anak yang rajin bertanya ataupun rajin menanggapi pertanyaan kami ketika presentasi, selain dari 5 anak yang mendapatkan skor tertinggi pada Quizizz atau Kahoot. Hal ini akan memberikan dorongan kepada anak untuk aktif berpartisipasi dan memberikan motivasi untuk aktif menjawab dan bertanya. Langkah keempat yang kami akan lakukan adalah melaksanakan penutup. Ketika kami sudah selesai dengan kegiatan yang kami laksanakan, kami akan menutupnya dengan ucapan terima kasih, permintaan maaf bila pelaksanaan kegiatan tidak sesuai atau tidak ideal atau menyinggung satu atau lebih pihak, dan menyairkan satu atau lebih pantun. Setelah itu, kami akan dengan sopan meminta izin untuk pamit mengundur diri, mengucapkan selamat tinggal, dan meninggalkan ruang kelas dengan harapan kegiatan yang kami lakukan akan membantu dalam menyebarkan pesan tentang toleransi agama. Untuk melaksanakan dan memastikan kelancaran kegiatan kami, kami akan melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum hari pelaksanaan kegiatan. Pertama-tama, kami akan mengumpulkan dan menyusun materi tentang toleransi agama yang ingin kami sampaikan dalam kegiatan sosialisasi kami. Selain itu, kami juga akan membagi tugas untuk membawa perlengkapan presentasi dan dokumentasi, seperti laptop, kamera, dan tripod. Kami juga akan menentukan salah satu anggota dari kelompok kami yang akan mengatur penyediaan hadiah, seperti alat tulis dan makanan ringan sebagai bentuk apresiasi bagi para peserta karena telah berpartisipasi dalam kegiatan kami. Pada hari pelaksanaan kegiatan, kami akan langsung berkumpul di tempat komunitas yang kami tuju, lalu menemui perwakilan komunitas untuk menyatakan bahwa kami sudah siap untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi. Setelah itu, kami akan langsung menuju ruangan yang sudah ditentukan di mana kami akan melaksanakan kegiatan sosialisasi. Pada awal kegiatan, kami akan melaksanakan pembukaan dari kegiatan kami yang terdiri dari perkenalan anggota kelompok kami kepada para peserta dan mengizinkan perwakilan komunitas untuk menyampaikan kata sambutan kepada para peserta. Setelah pembukaan, kami akan mengadakan suatu sesi ice-breaking untuk membangkitkan semangat para peserta dan membangun rasa kebersamaan dalam kegiatan kami. Dalam sesi ice-breaking ini, kami akan mengajukan tiga pertanyaan terkait pengetahuan umum/suatu benda di mana jawabannya dideskripsikan dalam bentuk huruf dan gambar kepada para peserta. Setiap peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar dalam sesi ice-breaking ini akan mendapatkan hadiah yang sudah kami siapkan. Setelah sesi ice-breaking, kami akan melanjutkan kegiatan sosialisasi kami dengan presentasi materi tentang toleransi agama kepada para peserta. Dalam kegiatan presentasi ini, kami akan melakukan presentasi secara bergantian. Selain itu, kami juga akan bergantian dalam melakukan kegiatan dokumentasi yang meliputi pengambilan foto dan video selama kegiatan berlangsung. Foto dan video tersebut akan kami gunakan sebagai dasar untuk pembuatan film tentang kegiatan kami. Setelah semua materi presentasi disampaikan, kami akan mengadakan sesi tanya jawab bagi para peserta. Pada sesi ini, para peserta dapat mengajukan pertanyaan tentang materi kepada kami sehingga mereka dapat semakin memahami materi yang kami sampaikan. Setelah sesi tanya jawab, kami akan mengadakan sesi kuis dengan menggunakan platform Quizizz/Kahoot untuk menguji tingkat pemahaman para peserta terhadap materi yang kami sampaikan. Lima peserta yang berhasil mendapatkan posisi tertinggi dengan mengumpulkan poin dalam sesi kuis ini akan mendapatkan hadiah yang sudah kami siapkan. Setelah sesi kuis, kami akan melakukan sesi foto bersama dengan para peserta dan guru-guru di sekolah tersebut. Setelah sesi foto bersama, kami akan menyampaikan suatu kesimpulan singkat tentang materi yang kami sampaikan serta harapan kami kepada para peserta agar mereka dapat memperoleh manfaat dari materi tentang toleransi agama yang kami sampaikan serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, mereka dapat membentuk suasana yang rukun dan harmonis dengan sesama mereka baik yang beragama sama maupun berbeda dengan melakukan toleransi dalam hal agama. Setelah itu, kami akan menutup kegiatan sosialisasi kami dengan menyampaikan ucapan terima kasih kepada para peserta dan perwakilan komunitas di tempat komunitas yang kami kunjungi karena telah meluangkan waktu mereka untuk mengikuti kegiatan sosialisasi kami, permintaan maaf apabila kami melakukan kesalahan dalam kegiatan sosialisasi kami baik dari segi materi maupun cara penyampaian kami, dan ucapan pamit kepada para peserta dan perwakilan komunitas. Untuk mendokumentasikan kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh kelompok kami, setiap anggota kelompok kami akan saling bergantian untuk mengambil foto dan video selama kegiatan berlangsung. Ada 2 jenis perlengkapan yang akan kami gunakan untuk mendokumentasikan kegiatan ini, yakni kamera untuk melakukan dokumentasi (mengambil foto dan video) dan tripod sebagai stan kamera agar pengambilan foto dan video dapat dilakukan dengan stabil. Foto dan video yang diambil akan digunakan sebagai bukti pelaksanaan kegiatan sosialisasi kami dan sebagai dasar untuk pembuatan film tentang kegiatan sosialisasi kami. Proses pembuatan film untuk kegiatan kami akan diawali dengan mengunggah semua foto dan video yang diambil saat kegiatan dokumentasi ke dalam Google Drive. Hal ini dilakukan supaya semua foto dan video tersebut dapat diakses dengan mudah oleh setiap anggota kelompok kami. Setelah itu, kelompok kami akan memilih foto dan video terbaik dari semua foto dan video yang ada untuk disusun menjadi sebuah film tentang kegiatan sosialisasi kami. Setelah proses pemilihan, kelompok kami akan melakukan diskusi untuk merancang susunan adegan dari foto dan video yang sudah dipilih untuk film kami. Berikutnya, salah satu anggota kelompok kami akan membuat film berdasarkan rancangan susunan adegan yang sudah didiskusikan sebelumnya. Proses pembuatan film akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi Adobe Premiere Pro. Selain aplikasi ini, kami juga akan menggunakan aplikasi Audacity untuk merekam suara voice over untuk film kami dan aplikasi Youtube Audio Library untuk mencari musik latar yang akan digunakan dalam film kami. Proses pembuatan film ini melibatkan penggabungan foto dan video menjadi satu film dan penambahan suara serta musik latar. Setelah proses pembuatan film untuk dokumentasi kegiatan kami, kelompok kami akan melakukan pemeriksaan akhir pada film yang sudah dibuat untuk memastikan bahwa film tersebut sudah dibuat dengan baik, tidak memiliki kesalahan editing, dan siap untuk dipublikasikan. Film tersebut akan digunakan sebagai bukti pelaksanaan kegiatan kelompok kami yang akan dikumpulkan ke pihak TFI dan sebagai bagian dari laporan akhir kegiatan kelompok kami. Feedback Dari Komunitas “Puji Tuhan masih mau berkunjung ke tempat kami. Kami juga berterima kasih kepada kalian atas ketersediaannya untuk berbagi ilmu tentang pentingnya toleransi antar umat beragama untuk anak-anak di tempat kami. Kami juga yakin ilmu yang dibagikan bisa bermanfaat bagi mereka di masa depan.” “Puji Tuhan masih mau berkunjung ke tempat kami. Mengajari anak anak kami tidak ada perbedaan antara 1 sama lain toleransi antar beragama” Refleksi Anggota Kelompok 2602217906 - Farrel Adyatma Alimin Tugas proyek sosialisasi luar di tempat rumah Singgah Kasih Ampera memberikan saya kesempatan bagi untuk menggali pemahaman mendalam tentang penting toleransi agama. Toleransi bukan hanya sekadar toleransi yang pasif. Namun lebih pada pengakuan dan penerimaan terhadap perbedaan keyakinan agama. Melalui interaksi dan diskusi, saya menjadi lebih sadar bahwa pluralitas keagamaan adalah keniscayaan dalam masyarakat modern. Maupun, saya juga di - ingatkan kembali bahwa sebenarnya banyak warga Indonesia yang tidak seberuntung dari saya. Maka, dengan kesempatan ini yang Tuhan telah berikan, saya harus hidup sepenuhnya dan harus hidup bertujuan untuk membantu orang lain. Dalam suasana sosialisasi, saya dapat menyadari betapa beragamnya latar belakang keagamaan teman-teman di tempat rumah singgah. Hal ini membantu saya untuk melihat keberagaman sebagai aset, bukan sebagai potensi konflik. Setiap agama memiliki nilai-nilai yang berharga, dan sosialisasi ini menjadi kesempatan untuk saling berbagi pengalaman dan pemahaman. Toleransi agama bukan hanya tentang menghindari konflik, tetapi juga membangun sinergi dalam menciptakan kebaikan bersama. Saya menyadari ini saat tahap mengumpulkan materi. Tetapi Saya nyadar bahwa majoritas warga Indonesia itu tidak tahu dengan tentang ini maka dengan sosialisasi ini, kami dapat menyebar kesadaran toleransi agama dan kasus - kasus intoleransi agama ini khususnya kepada generasi baru dan dapat meningkat Nilai kesadaran kolektif penting untuk mendorong tindakan kolektif dalam melindungi lingkungan. Sikap toleransi yang diperoleh dari interaksi ini dapat menjadi modal sosial yang berharga dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar tempat rumah singgah. Sikap ini penting untuk membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan damai. Saya harap sosialisasi ini juga dapat membantu mengubah perilaku, kebiasaan dan pola pikir yang tidak ramah terhadap agama menjadi yang lebih baik, sehingga memberikan dampak positif bagi masa depan negara kita karena tanpa intervensi dari semua kami , di masa depan, negara kami Indonesia tidak akan dapat maju dan akan menjadi negara yang diketahui sebagai negara yang tidak ramah kepada agama yang beragam. 2602065111 - Jonathan Christian Melalui kegiatan sosialisasi yang kami lakukan di Rumah Singgah Kasih Ampera, saya dapat memperoleh pengalaman baru terkait mengadakan suatu proyek dengan kelompok dan meningkatkan pemahaman saya tentang toleransi antar umat beragama baik yang sama maupun berbeda. Dengan melakukan proyek dalam bentuk kegiatan sosialisasi bersama dengan kelompok saya, saya belajar bahwa komunikasi merupakan salah satu hal penting dalam mendukung pelaksanaan proyek kami. Proses komunikasi ini kami lakukan dalam menentukan tugas masing-masing anggota kelompok dan dalam menentukan serta menghubungi tempat komunitas yang ingin kami tuju. Saya juga semakin menyadari pentingnya kerjasama antar anggota kelompok agar seluruh rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan kami dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari saat kami menyusun materi sosialisasi kami dimana kami saling bekerja sama dalam melengkapi materi yang ingin kami sampaikan dalam kegiatan sosialisasi kami. Selain itu, saya juga semakin memahami terkait pentingnya toleransi agama setelah melakukan kegiatan sosialisasi ini. Toleransi agama merupakan hal yang penting dalam membangun hubungan yang rukun antar umat beragama. Melalui kegiatan sosialisasi ini, saya semakin memahami terkait konsep dari toleransi agama itu sendiri, pentingnya toleransi agama, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan toleransi agama antar umat beragama, dan contoh tindakan nyatanya dalam kehidupan sehari-hari. Ajaran agama itu sendiri juga mengajarkan kita untuk dapat membentuk suasana kehidupan yang rukun dengan sesama kita tanpa memperhatikan latar belakangnya, terutama agama. Mengingat kondisi negara Indonesia yang mengakui enam agama, maka sikap toleransi agama menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Selain toleransi agama, saya juga belajar pentingnya untuk selalu berpegang teguh pada ajaran agama. Setelah melakukan kegiatan sosialisasi kepada para peserta di Rumah Singgah Kasih Ampera, saya semakin menyadari bahwa ajaran agama merupakan hal yang penting dan dapat menjadi pedoman yang memandu kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Saya dapat melihat hal ini secara nyata pada diri setiap peserta dalam kegiatan sosialisasi kami dimana mereka tetap menjunjung tinggi ajaran agama dan memiliki keyakinan kepada Tuhan walaupun mereka memiliki keadaan fisik dan mental yang kurang baik. Selain menyampaikan materi, kami juga memutarkan video singkat yang berorientasi pada aplikasi toleransi agama untuk para peserta agar mereka dapat semakin memahami tentang toleransi agama. Melalui kegiatan sosialisasi ini, saya berharap supaya para peserta dalam memahami pentingnya toleransi agama dan dapat belajar untuk menerapkannya dengan sesama mereka baik yang beragama sama maupun berbeda dalam kehidupan sehari-hari. 2602184920 - Chendra Limiarja Sosialisasi yang kami lakukan di Rumah Singgah Kasih Ampera memberikan pengalaman yang sangat baik bagi saya. Dari pengunjungan kelompok saya, saya melihat keadaan rumah singgah dan penghuninya yang memang sejak dari kecil, ataupun sejak mereka dimasukkan ke dalam rumah singgah tersebut, para pengasuh sudah mengajar banyak hal kepada mereka, yang paling dapat dilihat secara jelas adalah betapa terikatnya mereka kepada agama dan Tuhan. Rumah Singgah Kasih Ampera memiliki latar yang sangat agamis dan religius. Kami berbincang dengan pengasuh pada Rumah Singgah Kasih Ampera, dan menanyakan kehidupan sehari-hari mereka, dan cerita mereka masing-masing. Banyak dari penghuni di rumah singgah tersebut, anak, remaja maupun dewasa dan lansia telah mengalami sesuatu yang buruk dan juga memberikan mereka trauma hingga harus dimasukkan ke dalam rumah singgah. Meskipun itu, mereka masih berpegang teguh terhadap iman mereka dan kepercayaan terhadap Tuhan. Selain itu, ada juga penghuni yang memiliki agama yang berbeda-beda. Karena keadaan rumah singgah dapat terlihat sebagai harmonis, dapat dianggap bahwa memang mereka sudah mengajari toleransi agama. Maka itu, Tuhan dapat memberikan kasihNya kepada mereka. Bagi semua penghuni, Tuhan dan agama adalah beberapa hal yang sangat penting dalam hidupnya, apalagi bagi penghuni yang tuna rungu dan memiliki penyakit mental lain-lainnya. Keadaan Tuhan sangat mereka perlukan dalam hidup sehari-hari agar dapat menjalani hidup. Dapat dikatakan bahwa agama sangatlah terikat dalam hidup mereka. Tuhan telah memberikan berkat bagi mereka, penghuni yang memegang teguh terhadap kepercayaan mereka dengan sangat kuat dalam bentuk rumah bagi mereka dan sesama manusia yang membantu dan mengasuh mereka tanpa pamrih, dan dengan kasih sayang seperti mereka adalah keluarga mereka sendiri. Sesuai dengan kegiatan kami, mereka juga dapat merespon dengan baik. Pada pertanyaan yang kami berikan pada quiz yang kami berikan sebagai bagian dari presentasi kami, mereka dapat responsif dan mengenali apa yang baik dan buruk dalam hal toleransi agama. Moralitas mereka sudah sangat baik. Referensi Sari, Annisa Medina. (2023, 8 September). Toleransi: Pengertian, Tujuan dna Unsur di Dalamnya. https://fahum.umsu.ac.id/toleransi-pengertian-tujuan-dan-unsur-di-dalamnya/ Kumparan.com. (2023, 9 April). Pengertian dan Contoh Tindakan Intoleransi di Indonesia https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-dan-contoh-tindakan-intoleransi-di-indonesia-20 AbXsumNiv Kumparan.com. (2023, 18 Agustus). 5 Faktor Penyebab Intoleransi dalam Kehidupan Masyarakat. https://kumparan.com/ragam-info/5-faktor-penyebab-intoleransi-dalam-kehidupan-masyarakat-2 10vBkBtfni Kumparan.com. (2023, 8 Juni). 4 Contoh Konflik Antar Agama yang Pernah Terjadi di Indonesia https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/4-contoh-konflik-antar-agama-yang-pernah-terjadi-di-in donesia-20YvBlQA43W Sari, Rizka Pratama Nurrila. (2022, 29 Desember). Intoleransi, Adanya Penolakan Pembangunan Gereja di Cilegon. https://kumparan.com/rizka-pratama-nurrila-sari/intoleransi-adanya-penolakan-pembangunan-ge reja-di-cilegon-1zUVpn04QfW Dewi, Retia Kartika. (2023, 19 Juni). Contoh Tindakan yang Mencerminkan Sikap Kerukunan antar Umat Beragama. https://www.kompas.com/skola/read/2023/06/19/223000869/contoh-tindakan-yang-mencermink an-sikap-kerukunan-antar-umat-beragama#:~:text=Tidak%20menghina%20agama%20yang%20 diyakini,dengan%20ajaran%20agama%20yang%20dianutnya Riri Cerita Anak Interaktif. (2021, 1 September). Toleransi Beragama 1 Seri Cerdas Berkarakter. https://www.youtube.com/watch?v=YIGfSp5LPm8 Lampiran materi pelaksanaan proyek https://drive.google.com/drive/folders/11DnwiWNBwBpVpEE0H6RekE7N6wMxYd1r