Uploaded by Jatmiko Adi N

JURNAL ADI PDF

advertisement
ANALISIS PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA CV. AGROWISATA PETIK NAGA
LISTRIK KABUPATEN BANYUWANGI)
Jatmiko Adi Nugroho1*), Maria Puri Nurani, S.P.,M.Si.2), Ir. Sari Perwita, R.I., M.P.3)
1)
Mahasiswa Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Widya Karya
email: jatmiko4255@gmail.com
2)
Dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Widya Karya
email: puri_fp@widyakarya.ac.id
3)
Dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Widya Karya
email: sari_fp@widyakarya.ac.id
Abstract
Human resource management is a strategic approach that can help overcome the
challenges of technology adoption in the enterprise to improve employee productivity. Employee
productivity is measured as concrete results or products produced by individuals or groups
during a certain unit of time in a work process. This productivity is influenced by factors such as
employee competence (cognitive, affective, psychomotor) and the company's work environment
(physical, nonphysical).
This study aims to examine the extent of the influence of employee competence and work
environment on employee productivity simultaneously and partially. This research uses an
explanatory method with a quantitative approach, conducted at CV Agrotourism Petik Naga
Listrik, Banyuwangi Regency. Respondents as many as 50 employees in the production field of
dragon fruit cultivation were selected using the saturated sample method. Data were collected
through a questionnaire with a likert scale.
The results of this study indicate that from the results of the t test the variables that have
a real and significant effect are cognitive variables, psychomotor variables, and physical
environment variables, while affective variables, and non-physical work environment are
variables that have no real and insignificant effect. The dominant factor of the independent
variable based on the highest unstandardized 𝛽 value is the psychomotor variable with a value
of 6.904.
Keywords: Human Resources, Competence, Work Environment, Productivity
Abstrak
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu pendekatan strategis yang dapat
membantu mengatasi tantangan adopsi teknologi dalam perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas karyawan. Produktivitas karyawan diukur sebagai hasil konkret atau produk yang
dihasilkan oleh individu atau kelompok selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses kerja.
Produktivitas ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kompetensi karyawan (kognitif, afektif,
psikomotorik) dan lingkungan kerja perusahaan (fisik, non fisik).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana pengaruh kompetensi karyawan dan
lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan secara simultan dan parsial. Penelitian ini
menggunakan metode explanatory dengan pendekatan kuantitatif, dilaksanakan di CV
Agrowisata Petik Naga Listrik, Kabupaten Banyuwangi. Responden sebanyak 50 karyawan
bidang produksi budidaya buah naga dipilih dengan metode sampel jenuh. Data dikumpulkan
melalui angket dengan skala likert.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil uji t variabel yang berpengaruh nyata
dan signifikan adalah variabel kognitif, variabel psikomotorik, dan variabel lingkungan fisik,
sedangkan variabel afektif, dan lingkungan kerja non fisik adalah variabel yang tidak berpengaruh
nyata dan tidak signifikan. Faktor dominan dari variabel independen yang berpengaruh
berdasarkan nilai unstandardized B tertinggi adalah variabel psikomotorik dengan nilai 6,904.
Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, Kompetensi, Lingkungan Kerja, Produktivitas
1. PENDAHULUAN
Globalisasi dan modernisasi pada era
saat ini telah berkembang sangat pesat di
seluruh dunia, memengaruhi berbagai
sektor yang mendukung perekonomian
Indonesia. Salah satu sektor yang
terdampak secara signifikan oleh
kecanggihan dan modernisasi adalah
sektor pertanian. Sektor pertanian
Indonesia harus beradaptasi dengan
cepat untuk mengikuti perubahanperubahan yang dibawa oleh globalisasi,
terutama dalam aspek teknologi.
Teknologi memainkan peran penting
dalam kemajuan pertanian karena dapat
meningkatkan
produktivitas
dan
efisiensi dalam usaha pertanian di
Indonesia.
Pendekatan MSDM mampu menjadi
suatu pendekatan strategis yang dapat
membantu sektor pertanian menjawab
tantangan adopsi teknologi. Pendekatan
sumber daya manusia dapat membantu
menentukan
kemampuan
sektor
pertanian dalam mengadopsi teknologi.
Dalam adopsi teknologi, permasalahan
yang perlu dibenahi pada suatu
perusahaan adalah fungsi MSDM
pengembangan
dan
pengendalian.
MSDM menjadi aspek yang penting bagi
karyawan agar mampu mengaplikasikan
teknologi dengan efektif.
Pendekatan manajemen sumber daya
manusia
terhadap
pengembangan
kompetensi
dan
pengendalian
lingkungan kerja merupakan aspek yang
dapat
meningkatkan
produktivitas
perusahaan.
Menurut
Moeheriono
(2017),
untuk
meningkatkan
produktivitas karyawan, diperlukan
kompetensi yang memadai karena
memiliki peran penting. Kompetensi
mengacu pada kemampuan dasar
seseorang dalam menjalankan tugasnya,
termasuk pengetahuan, keahlian, dan
sikap yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan
dengan
baik.
Selain
kompetensi, organisasi atau instansi
pemerintahan juga perlu memperhatikan
lingkungan kerja. Menurut Krismayanti
(2021), lingkungan kerja menjadi salah
satu hal yang dapat memengaruhi
produktivitas dan semangat kerja petani.
Tanpa lingkungan kerja yang baik atau
kondusif, petani akan mudah bosan dan
tidak betah untuk bekerja. Ketika petanipetani berada di dalam lingkungan yang
sangat mendukung untuk menyelesaikan
pekerjaanya, maka akan lebih efektif dan
efisien dalam menghasilkan pekerjaan
yang maksimal.
Teknologi dan sumber daya manusia
menjadi
bagian
penting
dalam
produktivitas kerja. Produktivitas kerja
sendiri
didefinisikan
sebagai
perbandingan antara output (hasil)
dengan input (masukan). Kualitas
kompetensi tenaga kerja dan kondisi
lingkungan
kerja
yang
dimiliki
perusahaan memengaruhi produktivitas
kerja.
CV. Agrowisata Petik Naga Listrik
merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pertanian berbasis teknologi
modern dan pariwisata berskala
nasional. CV. Agrowisata Petik Naga
Listrik didirikan dengan tujuan menjadi
pioneer
petani
modern
dalam
memperkenalkan teknologi kepada
pertanian konvensional. CV. Agrowisata
Petik Naga Listrik memiliki tuntutan
khusus terkait dengan kompetensi dan
kondisi lingkungan kerja karyawan.
Manajemen CV. Agrowisata Naga
Listrik memiliki tuntutan khusus agar
dapat mendukung produktivitas sesuai
dengan target perusahaan.
CV. Agrowisata Petik Naga Listrik
sebagai
suatu
perusahaan
yang
menggunakan
teknologi
untuk
meningkatkan
produktivitas
perusahaannya,
perlu
untuk
memperhatikan dan mengevaluasi fungsi
pengembangan
dan
pengendalian
manajemen sumber daya manusia.
Penelitian ini akan berfokus pada aspek
kompetensi dan lingkungan kerja yang
tercakup dalam fungsi manajemen
sumber daya manusia. Manajemen
sumber daya yang menjadi fokus utama
adalah pengendalian lingkungan kerja
dan
pengembangan
kompetensi,
mengingat penelitian sebelumnya lebih
banyak mengeksplorasi aspek produksi
dan pemasaran buah naga. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami dan
menganalisis pengaruh kompetensi
(kognitif, afektif, psikomotorik) dan
lingkungan kerja (fisik, non fisik)
terhadap produktivitas kinerja karyawan
operator produksi pada CV. Agrowisata
Petik Naga Listrik serta untuk
memahami dan menjelaskan faktor yang
dominan
berpengaruh
terhadap
produktivitas pada CV. Agrowisata Petik
Naga Listrik.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
explanatory.
Pemilihan
tipe
ini
didasarkan pertimbangan bahwa tipe ini
tidak
hanya
menjelaskan
atau
menggambarkan fakta empiris di
lapangan tetapi juga akan menjelaskan
analisis pengaruh. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah karyawan
produksi budidaya buah naga sebanyak
50 respoden yang diambil menggunakan
teknik sampel jenuh.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan antara lain adalah observasi,
angket, dan dokumentasi. Angket yang
disebarkan langsung menggunakan skala
likert dengan pengisian melalui google
form kepada 50 responden karyawan
produksi yang berada di lapangan.
Angket
yang
digunakan
berisi
pernyataan skala likert mengenai aspek
kompetensi dengan sub (kognitif,
afektif, dan psikomotorik) dan aspek
lingkungan
kerja
dengan
sub
(lingkungan fisik dan lingkungan non
fisik).
Penelitian ini menggunakan analisis
regresi
linear
berganda
untuk
menganalisis
pengaruh
besaran
pengaruh variabel kompetensi dan
lingkungan kerja terhadap produktivitas
karyawan CV. Agrowisata Petik Naga
Listrik. Uji instrument, dan uji asumsi
klasik dilakukan untuk menguji apakah
data yang digunakan layak untuk di
regresi. Data yang diregresi akan diuji
menggunakan uji hipotesis untuk
menjelaskan pengaruh secara simultan
maupun secara parsial.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Instrumen
Uji instrumen merujuk pada proses
evaluasi atau pengujian perangkat atau
alat
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data dalam suatu
penelitian atau studi. Tujuan utama dari
uji instrumen adalah untuk memastikan
bahwa instrumen tersebut valid, reliabel,
dan dapat diandalkan dalam mengukur
variabel atau konstruk yang ingin diteliti.
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji instrumen
yang digunakan untuk melihat kevalidan
dari suatu instrumen kuesioner. Suatu
kuesioner dinyatakan valid apabila
kuesioner di dalamnya mengungkapkan
variabel yang diukur oleh kuesioner.
Pengujian dilakukan dengan cara
membandingkan r hitung dan r tabel.
Kriteria pengujiannya yaitu:
Jika r hitung > r tabel, maka instrumen
kuesioner dinyatakan valid.
Jika r hitung ≤ r tabel, maka instrumen
kuesioner dinyatakan tidak valid.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Variabel
Indikator
R
Hitung
R
Tabel
Keterangan
Kognitif
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
0,801
0,696
0,778
0,775
0,671
0,814
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Variabel
Afektif
Psikomotorik
Lingkungan
Fisik
Lingkungan
Non Fisik
Indikator
R
Hitung
R
Tabel
Keterangan
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X4.1
X4.2
X4.3
X4.4
X4.5
X4.6
X4.7
X4.8
X4.9
X4.10
X4.11
X4.12
X5.1
X5.2
X5.3
0,740
0,799
0,887
0,878
0,823
0,851
0,897
0,859
0,885
0,387
0,382
0,443
0,649
0,568
0,500
0,685
0,623
0,665
0,777
0,785
0,746
0,689
0,770
0,912
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
X5.3
X5.5
0,861
0,677
0,273
0,273
Valid
Valid
Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat
dijelaskan bahwa, uji validitas dilakukan
untuk
menguji
validitas
angket
kompetensi dan lingkungan kerja. Pada
dasarnya suatu indikator dikatakan valid
apabila nilai r hitung lebih besar daripada
r tabel. Hasil yang didapatkan pada uji
validitas adalah variabel kognitif dengan
6 indikator dinyatakan valid, variabel
afektif dengan 5 indikator dinyatakan
valid, variabel psikomotorik dengan 4
indikator dinyatakan valid, variabel
lingkungan kerja fisik dengan 12
indikator dinyatakan valid, dan variabel
lingkungan kerja non fisik dengan 5
indikator dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tes yang
merujuk pada
derajat
stabilitas,
konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas
yang tinggi adalah pengukuran yang
dapat menghasilkan data yang reliabel.
Uji reliabilitas menggunakan nilai
koefisien Cronbach Alpha sebagai
kriteria ujinya. Jika koefisien Cronbach
Alpha > 0,60 maka dinyatakan reliabel.
Sebaliknya, jika koefisien Cronbach
Alpha < 0,60 maka pertanyaan
dinyatakan tidak reliabel.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Data
Variabel
Item
Nilai
reliabilitas
Nilai
Cronbach’s
Keterangan
Alpha
Kognitif
6
0,850
0,7
Reliabel
Afektif
5
0,883
0,7
Reliabel
Psikomotorik
4
0,895
0,7
Reliabel
0,7
Reliabel
0,7
Reliabel
Lingkungan
Fisik
Lingkungan
Non Fisik
12
5
0,908
0,841
Berdasarkan data pada Tabel 2,
diketahui bahwa item yang reliabel
adalah yang memiliki nilai reliabilitas
lebih besar daripada cronbach's alpha.
Hasil yang didapatkan adalah semua
variabel beserta itemnya reliabel
sehingga instrumen pengukuran dapat
diandalkan dan dipercaya untuk
dijadikan
dasar
pengukuran.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dapat
dikatakan bahwa variabel yang mewakili
setiap itemnya dapat dikatakan reliabel
dan bisa diandalkan karena dapat
menjelaskan unsur setiap itemnya
Uji Asumsi Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya
pelanggaran terhadap asumsi klasik yang
merupakan dasar dalam model regresi
linier.
a. Uji Normalitas
Uji
normalitas
adalah
untuk
mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal. Nuryadi
(2017), menyatakan distribusi normal
dilihat berdasarkan modus, mean dan
median berada dipusat. Uji normalitas
menggunakan kriteria uji dengan melihat
nilai asymp sig pada output. Kriteria
ujinya adalah jika nilai assymp sig > 0,5
maka data dinyatakan berdistribusi
normal, namun apabila nilai asymp sig <
0,5 maka data dinyatakan tidak
berdistribusi normal.
Tabel.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
Unstandardiz
ed Residual
N
Normal Parameters
Mean
Most Extreme Differences
Std.
Deviation
Absolute
50
,0000000
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
(Constant)
1,842
Standard
ized
Coefficie
nts
Std.
Bet
Error
a
7,716
Kognitif
3,904
,599
6,904
5,226
1,724
1,595
1,928
2,257
,249
,035
,398
,301
,504
,707
,493
,360
1,983
1,414
2,027
2,777
,707
1,782
,042
,545
1,835
Model
B
4,40418197
,099
Afektif
Positive
,099
Psikomotorik
Negative
-,058
Lingkungan
Fisik
Lingkungan
Non Fisik
Test Statistic
,099
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200
Berdasarkan data pada Tabel 3,
diketahui hasil terdapat uji normalitas
menggunakan Kolmogorov-Smirnov.
Pada Tabel 3, dijelaskan bahwa nilai sig
yang didapat adalah 0,200. Berdasarkan
ketentuan uji yang ada, dijelaskan bahwa
apabila nilai sig yang didapat > 0,05
maka data disebut memenuhi asumsi
normalitas. Pada hasil uji didapatkan
bahwa nilai sig adalah 0,200 sehingga
0,200 > 0,05 memiliki arti bahwa data
memenuhi asumsi normalitas yang mana
rerata modus, mean, dan median data
antara X dan Y berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan uji
yang dilakukan untuk melihat apakah
terdapat variabel yang saling berkorelasi
pada variabel bebas yang ada pada
penelitian. Jika terjadi korelasi maka
terdapat
masalah
multikolineritas
sehingga data tidak dapat digunakan
untuk
diregresi.
Kriteria
uji
multikolinearitas dengan melihat nilai
tolerance / nilai VIF. Pada penelitian ini
uji multikolinearitas menggunakan nilai
tolerance dengan kriteria, apabila nilai
tolerance > 0,10 maka dinyatakan pada
data penelitian yang digunakan tidak
terjadi multikolinearitas, sedangkan jika
nilai tolerance < 0,10 maka dinyatakan
data yang digunakan terjadi masalah
multikolinearitas sehingga tidak dapat
digunakan.
Unstandardiz
ed
Coefficients
Collinearity
Statistics
Toler
ance
VIF
Berdasarkan data pada Tabel 4, dapat
diketahui bahwa telah dilakukan uji
multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji,
kriteria pengujian menggunakan dasar
nilai tolerance dengan asumsi jika nilai
tolerance > 0,10 maka data tersebut tidak
terjadi multikolinearitas. Berdasarkan
hasil uji data, didapatkan hasil bahwa
nilai tolerance sebagai berikut:
1. Nilai tolerance X1 (kognitif) =
0,504 > 0,10
2. Nilai tolerance X2 (afektif) =
0,707 > 0,10
3. Nilai tolerance X3
(psikomotorik) = 0,493 > 0,10
4. Nilai tolerance X4 (lingkungan
kerja fisik) = 0,360 > 0,10
5. Nilai tolerance X5 (lingkungan
kerja non fisik) = 0,545 > 0,10
Pada hasil uji didapatkan bahwa nilai
tolerance dari X1, X2, X3, X4, dan X5
(kognitif,
afektif,
psikomotorik,
lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja
non fisik) semuanya memiliki nilai >
0,10. Berdasarkan uji tersebut, hasil yang
didapatkan adalah bahwa tidak terjadi
multikolinearitas pada data penelitian.
Model regresi yang baik adalah model
regresi yang tidak jadi multikolinearitas,
yang artinya
setiap variabelnya
independen tidak terjadi korelasi satu
sama lain.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan uji
yang digunakan untuk menguji apakah
dalam
sebuah
regresi
terjadi
ketidaksamaan varians dari residual
suatu pengamatan kepengamatan lain,
apabila
sama
maka
disebut
homoskedastisitas. Model regresi yang
baik
adalah
yang
data
yang
homoskedastisitas.
Pada
uji
heteroskedastisitas, pengujian yang
dilakukan adalah dengan menggunakan
uji glejser. Kriteria pengujiannya adalah
dengan melihat nilai sig pada hasil uji
glejser, apabila nilai signya > 0,05 maka
bisa dinyatakan tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas.
digunakan untuk menguji hipotesis
pertama pada penelitian ini.
A. Uji Hipotesis 1
Tabel 6. Hasil Uji Analisis Regresi Linier
Berganda
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
t
Std. Error
(Constant)
-4,829
4,129
Kognitif
-,335
,922
Afektif
,740
,854
Psikomotor
-,384
Sig.
-1,170
,248
-,072
-,363
,718
,146
,867
,391
1,032
-,075
-,372
,711
,514
1,208
,100
,426
,672
1,362
,954
,273
1,428
,160
n Fisik
Lingkunga
Sig.
B
Std. Error
7,716
Beta
Kognitif
3,904
1,724
,249
,028
Afektif
,599
1,595
,035
,709
Psikomotorik
6,904
1,928
,398
,001
Lingkungan
5,226
2,257
,301
,025
,707
1,782
,042
,693
,812
Fisik
Fisik
Beta
ik
Lingkunga
Coefficients
1,842
Lingkungan Non
B
Standardized
(Constant)
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized
Unstandardized Coefficients
Model
n Non Fisik
Berdasarkan Tabel 5, hasil uji glejser
menunjukkan model regresi tidak terjadi
heterokedatisitas. Hal tersebut dapat
dilihat dari uji glejser dengan nilai sig. >
0,05. Dari hasil uji heteroskedastisitas
didapatkan hasil bahwa, model regresi
tidak
memenuhi
kriteria
model
heteroskedastisitas dikarenakan model
regresi
ini
memenuhi
kriteria
homoskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah model regresi yang
memenuhi homoskedastisitas, yang
artinya terdapat kesamaan varians residu
dengan nilai tetap.
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, analisis regresi
linier berganda digunakan sebagai
metode analisa data untuk menguji
hipotesis pertama. Analisis regresi linier
berganda merupakan alat statistik yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari variabel independen terhadap
dependen. Pada analisis regresi linier
berganda terdapat uji F dan uji t yang
Adjusted
R
0.702
Square:
F Sig:
0.000
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada
Tabel 6, terdapat hasil Adjusted R
Square. Hasil pada Tabel 11,
menunjukkan nilai Adjusted R Square
atau koefisien determinasi sebesar 0,702
atau sebesar 70,2%. Dari hasil Adjusted
R Square dapat dijelaskan bahwa
kemampuan
variabel
independen
(kognitif,
afektif,
psikomotorik,
lingkungan kerja fisik, dan lingkungan
kerja non fisik) dalam menjelaskan
variabel
dependen
(produktivitas
karyawan) adalah sebesar 70,2% dan
untuk sisanya 29,8% variabel dependen
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam model ini.
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada
Tabel 6, terdapat nilai F sig untuk
mengetahui pengaruh secara simultan.
Berdasarkan pada Tabel 6, nilai F sig
yang
didapatkan
adalah
0,000.
Berdasarkan Tabel 6, H1 diterima yang
menyatakan bahwa, variabel independen
X1, X2, X3, X4, X5 (kognitif, afektif,
psikomotorik, lingkungan kerja fisik,
dan lingkungan kerja non fisik) secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh
terhadap
variabel
dependen
Y
(produktivitas karyawan).
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada
Tabel 6, terdapat data nilai t sig untuk
menguji hipotesis secara parsial. Hasil
uji t yang dinyatakan melalui nilai sig
yang digunakan untuk menguji hipotesis
1 dalam penelitian ini. Berdasarkan dari
hasil sig pada Tabel 6, menunjukkan
bahwa variabel yang berpengaruh secara
nyata dan signifikan adalah variabel X1,
X3, dan X4. Secara rinci hasil uji
hipotesis dijelaskan sebagai berikut:
a) Nilai signifikansi variabel X1
(kognitif) adalah sebesar 0,028 <
0,05. Artinya variabel X1
(kognitif)
secara
parsial
berpengaruh nyata dan signifikan
terhadap produktivitas karyawan.
b) Nilai signifikansi variabel X2
(afektif) adalah sebesar 0,709 >
0,05. Artinya variabel X2
(afektif) secara parsial tidak
berpengaruh nyata dan signifikan
terhadap produktivitas karyawan.
c) Nilai signifikansi variabel X3
(psikomotorik) adalah sebesar
0,001 < 0,01. Artinya variabel X3
(psikomotorik) secara parsial
berpengaruh sangat nyata dan
sangat
signifikan
terhadap
produktivitas karyawan.
d) Nilai signifikansi variabel X4
(lingkungan fisik) adalah sebesar
0,025 < 0,05. Artinya variabel X4
(lingkungan fisik) secara parsial
berpengaruh nyata dan signifikan
terhadap produktivitas karyawan.
e) Nilai signifikansi variabel X5
(lingkungan non fisik) adalah
sebesar 0,693 > 0,05. Artinya
variabel X5 (lingkungan non
fisik) secara parsial tidak
berpengaruh nyata dan signifikan
terhadap produktivitas karyawan.
Berdasarkan pada hasil uji t
dinyatakan bahwa hipotesis 1 dalam
penelitian
ini
dinyatakan
tidak
sepenuhnya diterima, hal ini dikarenakan
berdasarkan nilai sig, variabel yang
dinyatakan berpengaruh positif secara
nyata hanyalah variabel X1, X3, dan X4
sedangkan variabel X2 dan X5
dinyatakan tidak berpengaruh positif
secara nyata terhadap variabel Y.
a. Interpretasi X1 Kompetensi Kognitif
Berdasarkan hasil uji t, variabel
kognitif dinyatakan berpengaruh nyata
dan signifikan. Variabel kognitif menjadi
variabel yang berpengaruh nyata dan
signifikan dikarenakan karyawan yang
memiliki tingkat kognitif yang baik akan
dapat membantu proses adaptasi
penerapan dan pemahaman dalam
menggunakan teknologi lampu listrik.
Aspek kognitif yang dimiliki juga
termasuk dalam beberapa kemampuan
efektif seperti pemecahan masalah,
pemahaman tugas kompleks, kreativitas,
kemampuan belajar cepat, fokus,
manajemen waktu yang baik, dan
peningkatan daya ingat. Hasil ini
didukung dan sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kawar (2015),
dengan hasil yang menyatakan bahwa
variabel kognitif berpengaruh secara
parsial. Kognitif yang dimiliki dengan
baik
dapat
membantu
aspek
psikomotorik secara sinergis untuk
diterapkan dengan efektif dalam konteks
pekerjaan karyawan, hal ini sesuai pada
teori kompetensi yang disampaikan oleh
Wibowo (2016). Aspek kognitif yang
baik dari karyawan dibutuhkan pada
setiap bidang pekerjaan untuk adaptasi
yang lebih efektif, hal ini membuat
variabel kognitif menjadi berpengaruh
nyata secara positif. Aspek kognitif yang
semakin meningkat akan meningkatkan
juga produktivitas yang dimiliki
karyawan.
b. Interpretasi X2 Kompetensi Afektif
Berdasarkan hasil uji t, variabel
afektif dinyatakan tidak berpengaruh
secara nyata dan tidak signifikan.
Variabel afektif menjadi variabel yang
tidak berpengaruh nyata dan signifikan
dikarenakan kondisi variabel afektif
yang bersifat situasional dari subjek /
karyawan itu sendiri. Variabel afektif
mencakup dinamika interaksi sosial,
termasuk perasaan, minat, dan sikap dan
kepuasan interpersonal. Dalam beberapa
situasi dan kondisi aspek afektif tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
produktivitas. Afektif menekankan pada
bagaimana seorang karyawan bersikap,
berpartisipasi, dan bahkan minatnya
yang menunjukkan bahwa afektif
bersifat subjektif. Perasaan, minat,
kepuasan, dan sikap karyawan sulit
untuk dinilai secara objektif karena
bergantung pada kondisi individu.
Kesubjektifan sifat variabel afektif
mengakibatkan aspek afektif yang
tinggi, tidak dapat secara langsung
memengaruhi produktivitas, hal ini
sesuai dengan teori yang disampaikan
Ariyanti (2022) yang menyatakan afektif
tidak dapat berpengaruh secara langsung
tanpa adanya variabel lain.
Hasil ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kawar
(2015) yang menyatakan bahwa variabel
afektif berpengaruh secara signifikan.
Hasil dalam penelitian terdahulu dengan
hasil uji hipotesis menjelaskan variabel
afektif tidak berpengaruh nyata dan tidak
signifikan
terhadap
produktivitas
karyawan.
c. Interpretasi X3 Kompetensi
Psikomotorik
Berdasarkan hasil uji t, variabel
psikomotorik dinyatakan berpengaruh
sangat nyata dan sangat signifikan.
Variabel psikomotorik menjadi variabel
yang
berpengaruh
dikarenakan
kemampuan
motorik
menjadi
pertimbangan secara langsung dalam
suatu pekerjaan sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Suyono dan Hariyanto
(2017), melalui paparannya mengenai
teori kompetensi menurut taksonomi
bloom yang menyatakan dengan
keterampilan, seseorang akan mampu
diukur apakah dirinya mampu untuk
melakukan suatu hal atau tidak.
Kemampuan motorik sendiri adalah
kemampuan yang dapat dianalisa dan
mencerminkan langsung kualitas dan
kemampuan kinerja seseorang dengan
maksud
mencerminkan
langsung,
artinya psikomotorik dapat dilihat secara
langsung
pengaruhnya
terhadap
produktivitas karyawan.
Hasil ini didukung dan sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kawar
(2015), dengan hasil yang menyatakan
bahwa
variabel
psikomotorik
berpengaruh secara parsial. Variabel
psikomotorik yang berpengaruh positif
menunjukkan jika kemampuan motorik
karyawan meningkat seperti semakin
mampu mengoperasikan, beradaptasi,
memperbaiki kesalahan secara otodidak
maka produktivitas yang dimiliki
karyawan akan meningkat.
d. Interpretasi X4 Lingkungan Kerja
Fisik
Berdasarkan hasil uji t, variabel
lingkungan kerja fisik dinyatakan
berpengaruh nyata dan signifikan.
Variabel lingkungan kerja fisik menjadi
variabel yang mampu memengaruhi
peningkatan produktivitas karyawan
dikarenakan kondisi lingkungan fisik
dalam suatu perusahaan memiliki
dampak kepada karyawan secara
langsung,
hasil
penelitian
yang
didapatkan didukung dan sesuai dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Sedarmayanti (2022) yang menyatakan
bahwa lingkungan fisik berpengaruh
signifikan. Lingkungan fisik memiliki
aspek-aspek penting yang perlu untuk
diperhatikan seperti ruang, tata letak
fisik, dekorasi, kebisingan, alat-alat,
bahan-bahan, penerangan, dan aspek
lainnya yang apabila tidak dipenuhi akan
mengganggu proses bekerja para
karyawan.
Hasil uji hipotesis yang dilakukan
sesuai dengan teori yang disampaikan
oleh Affandi (2018) yang menyatakan
lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar karyawan dan dapat
memengaruhi dalam menjalankan tugas
yang diembankan. Beberapa aspek yang
tidak ada dan tidak dilengkapi tentunya
akan menghambat dan membuat
lingkungan menjadi tidak nyaman serta
berdampak pada produktivitas karyawan
itu sendiri. Variabel lingkungan fisik
yang berpengaruh positif menunjukkan
semakin lengkap lingkungan fisik maka
produktivitas karyawan akan semakin
meningkat.
e. Interpretasi X5 Lingkungan Kerja Non
Fisik
Berdasarkan hasil uji t, variabel
lingkungan kerja non fisik dinyatakan
tidak berpengaruh nyata dan tidak
signifikan. Variabel lingkungan kerja
non fisik menjadi variabel yang tidak
berpengaruh nyata dikarenakan tidak
bisa terjalin jika intensitas hubungan
tidak dibentuk secara intens, hal ini tidak
sesuai dengan penelitian Sedarmayanti
(2022) yang menyatakan bahwa
lingkungan kerja non fisik berpengaruh
secara signifikan. Lingkungan kerja non
fisik berhubungan dengan hubungan
antara atasan, bawahan, maupun sesama
karyawan dan komunikasi serta
kekeluargaan.
Hubungan adalah sifat personal yang
perlu untuk dibina dan membutuhkan
waktu yang signifikan. Kondisi
banyaknya karyawan tidak tetap atau
PKWT membuat banyak pergantian
karyawan yang masuk dan keluar
sehingga hubungan baik dari para
karyawan
PKWTT
dan
PKWT
cenderung tidak terkoneksi dengan baik
dan memungkinkan yang mendukung
alasan bahwa variabel tidak berpengaruh
nyata dan tidak signifikan terhadap
produktivitas karyawan.
B. Uji Hipotesis 2
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada
Tabel 6, terdapat nilai Unstardardized B
yang
dinyatakan
melalui
hasil
persamaan regresi. Berdasarkan hasil
pada Tabel 16, persamaan regresi
berganda dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = 1,842 + 3,904 X1 + 0,599 X2 + 6,904
X3 + 5,226 X4 + 0,707 X5
Keterangan:
Y = Produktivitas Karyawan
X1 = Kognitif
X2 = Afektif
X3 = Psikomotorik
X4 = Lingkungan Fisik
X5 = Lingkungan Non Fisik
Berdasarkan persamaan diatas, maka
ditemukan hasil sebagai berikut:
a. Konstanta
(constant)
=
Berdasarkan nilai konstanta
sebesar 1,842 terdapat definisi
jika pada CV. Agrowisata Naga
Listrik
karyawannya
tidak
meningkatkan taraf tanggapan
pada level kognitif, afektif,
psikomotorik,
dan
aspek
lingkungan fisik, lingkungan non
fisik kerjanya maka tingkat
produktivitas karyawan memiliki
nilai sebesar 1,842 kg/jam kerja.
b. Koefisien regresi X1 (kognitif)
sebesar 3,904 = Berdasarkan
nilai
koefisien
3,904
menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif dimana setiap
ada peningkatan pada taraf
tanggapan kognitif yang terdiri
dari
aspek
mengetahui,
memahami,
menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi dari karyawan
sebesar satu satuan mulai dari
sangat tidak setuju hingga sangat
setuju
maka,
tingkat
produktivitas karyawan akan
meningkat sebesar 3,904 kg/jam
kerja.
c. Koefisien
regresi
X3
(psikomotorik) sebesar 6,904 =
Berdasarkan nilai koefisien
6,904 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif dimana
setiap ada peningkatan pada taraf
tanggapan psikomotorik yang
terdiri dari aspek mampu
menyesuaikan,
mampu
memperbaiki,
mampu
menjelaskan,
dan
mampu
membudidayakan naga merah
dari karyawan sebesar satu
satuan mulai dari sangat tidak
setuju hingga sangat setuju maka,
tingkat produktivitas karyawan
akan meningkat sebesar 6,904
kg/jam kerja.
d. Koefisien regresi X4 (lingkungan
fisik)
sebesar
5,226
=
Berdasarkan nilai koefisien
5,226 menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif dimana
setiap ada peningkatan pada taraf
tanggapan lingkungan fisik yang
terdiri dari aspek fasilitas kerja
memadai, penerangan cukup,
temperatur sesuai, tidak lembap,
sirkulasi udara yang baik, tidak
bising, tidak ada getaran, tidak
bau, warna ruangan yang sesuai,
dekorasi yang memadai, fasilitas
musik yang memadai, dan
keamanan kerja yang terjamin
dari karyawan sebesar satu
satuan mulai dari sangat tidak
setuju hingga sangat setuju maka,
tingkat produktivitas karyawan
akan meningkat sebesar 5,226
kg/jam kerja.
Berdasarkan hasil koefisien regresi
pada tabel 6, pengaruh dominan dapat
dilihat melalui nilai koefisien regresi
Unstandardized tertinggi dari seluruh
variabel independen untuk menguji
hipotesis 2. Berdasarkan hasil koefisien
regresi didapatkan hasil bahwa, variabel
psikomotorik dengan nilai koefisien
regresi 6,904 menjadi variabel dominan
yang
memengaruhi
produktivitas
karyawan CV. Agrowisata Petik Naga
Listrik.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Variabel yang berpengaruh nyata dan
signifikan adalah variabel kognitif,
variabel psikomotorik serta variabel
lingkungan fisik, sedangkan variabel
afektif, dan lingkungan kerja non fisik
adalah variabel yang tidak berpengaruh
nyata dan tidak signifikan sedangkan
faktor dominan dari variabel independen
yang dianalisis berdasarkan nilai
unstandardized 𝛽 tertinggi adalah
variabel psikomotorik dengan nilai
6,904.
Saran
CV. Agrowisata perlu untuk melakukan
pengembangan dan evaluasi pada aspek
kompetensi kognitif dan lingkungan
kerja fisik. Pengembangan dan evaluasi
perlu dilakukan CV. Agrowisata untuk
mengembangkan aspek kompetensi
kognitif yang lebih baik dan lingkungan
kerja fisik yang lebih memadai untuk
para karyawan agar produktivitas
karyawan semakin meningkat serta CV.
Agrowisata
perlu
untuk
memprioritaskan pada peningkatkan
kompetensi psikomotorik para karyawan
dengan bentuk program training khusus.
REFERENSI
Afandi. 2018. Manajemen Sumber Daya
ooooooManusia (Teori, Konsep dan
ooooooiIndikator).
Nusa
Media.
oooiooYogyakarta.
A. Rahadi Iqzal Anshari, Abdul Rahman
ooooooMus, S. S. 2019. Paradoks :
ooooooJurnal Ilmu Ekonomi Pengaruh
ooooooKompetensi , Motivasi Kerja dan
ooooooLingkungan
ooooooKinerja
Kerja
Terhadap
Ariyanti, Tjahjono. 2022. Pengaruh
ooooooDukungan Sosial Persepsian
ooooooTerhadap
Produktivitas
ooooooKaryawan Melalui Komitmen
ooooooAfektif.
Azuar Juliandi, Irfan dan Saprinal
ooooooManurung.
2014.
Metode
ooooooPenelitian
Bisnis.
Medan:
ooooooUMSU
Bahri, Moh Saiful. 2018. Pengaruh
ooooooKepemimpinan,
Lingkungan
ooooooKerja, Budaya Organisasi dan
ooooooMotivasi Terhadap Kepuasan
ooooooKerja
Yang
Berimplikasi
ooooooTerhadap Kinerja. Surabaya:
ooooooJakad ooooPublishing
Edy Sutrisno, 2019. Manajemen Sumber
ooooooDaya Manusia. Cetakan ke
oooooosebelas. Prananda Media Group,
ooooooJakarta
Ekbal. 2018. Pengaruh Kompetensi
ooooooSumber Daya Manusia Dan
ooooooLingkungan Kerja Terhadap
ooooooKinerja
Karyawan
Melalui
ooooooKepuasan Kerja Pada PT.
ooooooSumber
Yalasamudra
ooooooBanyuwangi. Skripsi, 1-88.
Fitria Noorainy. 2017. Pengaruh
ooooooLingkungan Kerja Fisik dan Non
ooooooFisik Terhadap Kinerja Pegawai
ooooooSekretariat Daerah Kabupaten
ooooooPangandaran.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis
ooooooMultivariete Dengan Program
ooooooIBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan
ooooooke VIII. Semarang : Badan
ooooooPenerbit
oUniversitas
ooooooDiponegoro
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis
ooooooMultivariate dengan Program
ooooooIBM SPSS 25. Badan Penerbit
ooooooUniversitas
Diponegoro:
ooooooSemarang
Hamali, A. Y. 2018. Pemahaman
ooooooSumber
Daya
Manusia.
ooooooYogyakarta: PT Buku Seru
Krismayanti.
2021.
Pengaruh
ooooooKompetensi Dan Lingkungan
ooooooKerja Terhadap Kinerja Usaha
ooooooTani Jeruk Pada Banjar Dinas
ooooooTaksu.
Jurnal
Universitas
sasasasPendidikan Ganesha.
Inzani. 2022. Pengaruh Kompetensi Dan
Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Biro
Umum
Kantor
Gubernur
Sulawesi Barat. Jurnal Ilmiah
Ilmu Manajemen, 59-67.
Irawan. 2016. Pengaruh Kompetensi
Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Pt.Presol
Indo Prima Palembang. Jurnal
Universitas Muhammadiyah, 112.
Moeheriono. 2017. Pengukuran Kinerja
ooooooBerbasis Kompetensi Edisi
ooooooRevisi. Raja sasasasGrafindo
ooooooPersada. Jakarta.
Mulidin. 2022. Pengaruh Kompetensi
Sumber
Daya
Manusia,
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi Dan Kedisiplinan
Terhadap Produktivitas Kerja
Pegawai Di Dinas Pertanian Kota
Subulussalam. Tijarah, 53-62.
Nuryadi. 2017. Buku Ajar Dasar
Statistik. Yogyakarta: PT Sibuku
Media.
Prastowo. 2022. Pengaruh Kompetensi
dan
Motivasi
Terhadap
Produktivitas Petani Labu Siam.
Jurnal
Penelitian
dan
Pengembangan
Sains
Humaniora, 422-429.
dan
Sedarmayanti.
2015.
Manajemen
ooooooSumber Daya Manusia. Jakarta:
ooooooRefika sasasasAditama.
Septiana. 2021. Pengaruh Kompetensi
Kerja, Motivasi Kerja, Dan
Kompensasi Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan
Pt.Adi Satria Abadi Bantul.
Skripsi, 1-88.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
ooooooKuantitatif, Kualitatif dan R&D,
ooooooCetakan ke-sasasas24. Bandung:
ooooooAlfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
ooooooKuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
ooooooBandung
:Alfabeta,
CV.
ooooooSujarweni, V. Wiratna. 2015.
ooooooMetodologi Penelitian Bisnis
ooooooDan Ekonomi, 33.
ooooooYogyakarta: Pustaka Baru Press.
Suwandewi.
2022.
Kompetensi,
Lingkungan
Kerja
Dan
Produktivitas Kerja Petani Sayur
Di Daerah Tegallalang. Jurnal
Manajemen dan Bisnis, 101-107.
Suyono dan Hariyanto. 2017 Belajar dan
ooooooPembelajaran Teori dan Konsep
ooooooDasar.
Bandung:
Remaja
ooooooRosdakarya Offset
Suwardi dan Daryanto. 2018. Pedoman
ooooooPraktis K3LH Keselamatan dan
ooooooKesehatan Kerja dan Lingkungan
ooooooHidup. Yogyakarta: Gava Media
Suwatno
dan
Yuniarsih.
2016.
ooooooManajemen
Sumber
Daya
ooooooManusia; Teori Aplikasi, dan Isu
ooooooPenelitian; Cetakan kelima.
ooooooBandung : Alfabeta
Timotius, Kris H. 2017. Pengantar
ooooooMetodologi
Penelitian
oooooo(Pendekatan
Manajemen
ooooooPengetahuanooUntuk
ooooooPerkembangan
ooooooPengetahuan.
Yogyakarta:
ooooooANDI.
Wibowo. 2017. Manajemen Kinerja.
ooooooEdisi Kelima. Depok: PT. Raja
ooooooGrafindo Persada.
Download