ANALISIS PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA CV. AGROWISATA PETIK NAGA LISTRIK KABUPATEN BANYUWANGI) Jatmiko Adi Nugroho1*), Maria Puri Nurani, S.P.,M.Si.2), Ir. Sari Perwita, R.I., M.P.3) 1) Mahasiswa Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Widya Karya email: jatmiko4255@gmail.com 2) Dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Widya Karya email: puri_fp@widyakarya.ac.id 3) Dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Widya Karya email: sari_fp@widyakarya.ac.id Abstract Human resource management is a strategic approach that can help overcome the challenges of technology adoption in the enterprise to improve employee productivity. Employee productivity is measured as concrete results or products produced by individuals or groups during a certain unit of time in a work process. This productivity is influenced by factors such as employee competence (cognitive, affective, psychomotor) and the company's work environment (physical, nonphysical). This study aims to examine the extent of the influence of employee competence and work environment on employee productivity simultaneously and partially. This research uses an explanatory method with a quantitative approach, conducted at CV Agrotourism Petik Naga Listrik, Banyuwangi Regency. Respondents as many as 50 employees in the production field of dragon fruit cultivation were selected using the saturated sample method. Data were collected through a questionnaire with a likert scale. The results of this study indicate that from the results of the t test the variables that have a real and significant effect are cognitive variables, psychomotor variables, and physical environment variables, while affective variables, and non-physical work environment are variables that have no real and insignificant effect. The dominant factor of the independent variable based on the highest unstandardized 𝛽 value is the psychomotor variable with a value of 6.904. Keywords: Human Resources, Competence, Work Environment, Productivity Abstrak Manajemen sumber daya manusia adalah suatu pendekatan strategis yang dapat membantu mengatasi tantangan adopsi teknologi dalam perusahaan untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Produktivitas karyawan diukur sebagai hasil konkret atau produk yang dihasilkan oleh individu atau kelompok selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses kerja. Produktivitas ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kompetensi karyawan (kognitif, afektif, psikomotorik) dan lingkungan kerja perusahaan (fisik, non fisik). Penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana pengaruh kompetensi karyawan dan lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan secara simultan dan parsial. Penelitian ini menggunakan metode explanatory dengan pendekatan kuantitatif, dilaksanakan di CV Agrowisata Petik Naga Listrik, Kabupaten Banyuwangi. Responden sebanyak 50 karyawan bidang produksi budidaya buah naga dipilih dengan metode sampel jenuh. Data dikumpulkan melalui angket dengan skala likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil uji t variabel yang berpengaruh nyata dan signifikan adalah variabel kognitif, variabel psikomotorik, dan variabel lingkungan fisik, sedangkan variabel afektif, dan lingkungan kerja non fisik adalah variabel yang tidak berpengaruh nyata dan tidak signifikan. Faktor dominan dari variabel independen yang berpengaruh berdasarkan nilai unstandardized B tertinggi adalah variabel psikomotorik dengan nilai 6,904. Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, Kompetensi, Lingkungan Kerja, Produktivitas 1. PENDAHULUAN Globalisasi dan modernisasi pada era saat ini telah berkembang sangat pesat di seluruh dunia, memengaruhi berbagai sektor yang mendukung perekonomian Indonesia. Salah satu sektor yang terdampak secara signifikan oleh kecanggihan dan modernisasi adalah sektor pertanian. Sektor pertanian Indonesia harus beradaptasi dengan cepat untuk mengikuti perubahanperubahan yang dibawa oleh globalisasi, terutama dalam aspek teknologi. Teknologi memainkan peran penting dalam kemajuan pertanian karena dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam usaha pertanian di Indonesia. Pendekatan MSDM mampu menjadi suatu pendekatan strategis yang dapat membantu sektor pertanian menjawab tantangan adopsi teknologi. Pendekatan sumber daya manusia dapat membantu menentukan kemampuan sektor pertanian dalam mengadopsi teknologi. Dalam adopsi teknologi, permasalahan yang perlu dibenahi pada suatu perusahaan adalah fungsi MSDM pengembangan dan pengendalian. MSDM menjadi aspek yang penting bagi karyawan agar mampu mengaplikasikan teknologi dengan efektif. Pendekatan manajemen sumber daya manusia terhadap pengembangan kompetensi dan pengendalian lingkungan kerja merupakan aspek yang dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Menurut Moeheriono (2017), untuk meningkatkan produktivitas karyawan, diperlukan kompetensi yang memadai karena memiliki peran penting. Kompetensi mengacu pada kemampuan dasar seseorang dalam menjalankan tugasnya, termasuk pengetahuan, keahlian, dan sikap yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Selain kompetensi, organisasi atau instansi pemerintahan juga perlu memperhatikan lingkungan kerja. Menurut Krismayanti (2021), lingkungan kerja menjadi salah satu hal yang dapat memengaruhi produktivitas dan semangat kerja petani. Tanpa lingkungan kerja yang baik atau kondusif, petani akan mudah bosan dan tidak betah untuk bekerja. Ketika petanipetani berada di dalam lingkungan yang sangat mendukung untuk menyelesaikan pekerjaanya, maka akan lebih efektif dan efisien dalam menghasilkan pekerjaan yang maksimal. Teknologi dan sumber daya manusia menjadi bagian penting dalam produktivitas kerja. Produktivitas kerja sendiri didefinisikan sebagai perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Kualitas kompetensi tenaga kerja dan kondisi lingkungan kerja yang dimiliki perusahaan memengaruhi produktivitas kerja. CV. Agrowisata Petik Naga Listrik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian berbasis teknologi modern dan pariwisata berskala nasional. CV. Agrowisata Petik Naga Listrik didirikan dengan tujuan menjadi pioneer petani modern dalam memperkenalkan teknologi kepada pertanian konvensional. CV. Agrowisata Petik Naga Listrik memiliki tuntutan khusus terkait dengan kompetensi dan kondisi lingkungan kerja karyawan. Manajemen CV. Agrowisata Naga Listrik memiliki tuntutan khusus agar dapat mendukung produktivitas sesuai dengan target perusahaan. CV. Agrowisata Petik Naga Listrik sebagai suatu perusahaan yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan produktivitas perusahaannya, perlu untuk memperhatikan dan mengevaluasi fungsi pengembangan dan pengendalian manajemen sumber daya manusia. Penelitian ini akan berfokus pada aspek kompetensi dan lingkungan kerja yang tercakup dalam fungsi manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya yang menjadi fokus utama adalah pengendalian lingkungan kerja dan pengembangan kompetensi, mengingat penelitian sebelumnya lebih banyak mengeksplorasi aspek produksi dan pemasaran buah naga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis pengaruh kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik) dan lingkungan kerja (fisik, non fisik) terhadap produktivitas kinerja karyawan operator produksi pada CV. Agrowisata Petik Naga Listrik serta untuk memahami dan menjelaskan faktor yang dominan berpengaruh terhadap produktivitas pada CV. Agrowisata Petik Naga Listrik. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian explanatory. Pemilihan tipe ini didasarkan pertimbangan bahwa tipe ini tidak hanya menjelaskan atau menggambarkan fakta empiris di lapangan tetapi juga akan menjelaskan analisis pengaruh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan produksi budidaya buah naga sebanyak 50 respoden yang diambil menggunakan teknik sampel jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain adalah observasi, angket, dan dokumentasi. Angket yang disebarkan langsung menggunakan skala likert dengan pengisian melalui google form kepada 50 responden karyawan produksi yang berada di lapangan. Angket yang digunakan berisi pernyataan skala likert mengenai aspek kompetensi dengan sub (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan aspek lingkungan kerja dengan sub (lingkungan fisik dan lingkungan non fisik). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh besaran pengaruh variabel kompetensi dan lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan CV. Agrowisata Petik Naga Listrik. Uji instrument, dan uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji apakah data yang digunakan layak untuk di regresi. Data yang diregresi akan diuji menggunakan uji hipotesis untuk menjelaskan pengaruh secara simultan maupun secara parsial. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Instrumen Uji instrumen merujuk pada proses evaluasi atau pengujian perangkat atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian atau studi. Tujuan utama dari uji instrumen adalah untuk memastikan bahwa instrumen tersebut valid, reliabel, dan dapat diandalkan dalam mengukur variabel atau konstruk yang ingin diteliti. a. Uji Validitas Uji validitas merupakan uji instrumen yang digunakan untuk melihat kevalidan dari suatu instrumen kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila kuesioner di dalamnya mengungkapkan variabel yang diukur oleh kuesioner. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan r hitung dan r tabel. Kriteria pengujiannya yaitu: Jika r hitung > r tabel, maka instrumen kuesioner dinyatakan valid. Jika r hitung ≤ r tabel, maka instrumen kuesioner dinyatakan tidak valid. Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Indikator R Hitung R Tabel Keterangan Kognitif X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 0,801 0,696 0,778 0,775 0,671 0,814 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Variabel Afektif Psikomotorik Lingkungan Fisik Lingkungan Non Fisik Indikator R Hitung R Tabel Keterangan X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 X4.8 X4.9 X4.10 X4.11 X4.12 X5.1 X5.2 X5.3 0,740 0,799 0,887 0,878 0,823 0,851 0,897 0,859 0,885 0,387 0,382 0,443 0,649 0,568 0,500 0,685 0,623 0,665 0,777 0,785 0,746 0,689 0,770 0,912 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid X5.3 X5.5 0,861 0,677 0,273 0,273 Valid Valid Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa, uji validitas dilakukan untuk menguji validitas angket kompetensi dan lingkungan kerja. Pada dasarnya suatu indikator dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar daripada r tabel. Hasil yang didapatkan pada uji validitas adalah variabel kognitif dengan 6 indikator dinyatakan valid, variabel afektif dengan 5 indikator dinyatakan valid, variabel psikomotorik dengan 4 indikator dinyatakan valid, variabel lingkungan kerja fisik dengan 12 indikator dinyatakan valid, dan variabel lingkungan kerja non fisik dengan 5 indikator dinyatakan valid. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan tes yang merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Uji reliabilitas menggunakan nilai koefisien Cronbach Alpha sebagai kriteria ujinya. Jika koefisien Cronbach Alpha > 0,60 maka dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika koefisien Cronbach Alpha < 0,60 maka pertanyaan dinyatakan tidak reliabel. Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Data Variabel Item Nilai reliabilitas Nilai Cronbach’s Keterangan Alpha Kognitif 6 0,850 0,7 Reliabel Afektif 5 0,883 0,7 Reliabel Psikomotorik 4 0,895 0,7 Reliabel 0,7 Reliabel 0,7 Reliabel Lingkungan Fisik Lingkungan Non Fisik 12 5 0,908 0,841 Berdasarkan data pada Tabel 2, diketahui bahwa item yang reliabel adalah yang memiliki nilai reliabilitas lebih besar daripada cronbach's alpha. Hasil yang didapatkan adalah semua variabel beserta itemnya reliabel sehingga instrumen pengukuran dapat diandalkan dan dipercaya untuk dijadikan dasar pengukuran. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dapat dikatakan bahwa variabel yang mewakili setiap itemnya dapat dikatakan reliabel dan bisa diandalkan karena dapat menjelaskan unsur setiap itemnya Uji Asumsi Klasik Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier. a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Nuryadi (2017), menyatakan distribusi normal dilihat berdasarkan modus, mean dan median berada dipusat. Uji normalitas menggunakan kriteria uji dengan melihat nilai asymp sig pada output. Kriteria ujinya adalah jika nilai assymp sig > 0,5 maka data dinyatakan berdistribusi normal, namun apabila nilai asymp sig < 0,5 maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Tabel.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N Normal Parameters Mean Most Extreme Differences Std. Deviation Absolute 50 ,0000000 Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas (Constant) 1,842 Standard ized Coefficie nts Std. Bet Error a 7,716 Kognitif 3,904 ,599 6,904 5,226 1,724 1,595 1,928 2,257 ,249 ,035 ,398 ,301 ,504 ,707 ,493 ,360 1,983 1,414 2,027 2,777 ,707 1,782 ,042 ,545 1,835 Model B 4,40418197 ,099 Afektif Positive ,099 Psikomotorik Negative -,058 Lingkungan Fisik Lingkungan Non Fisik Test Statistic ,099 Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 Berdasarkan data pada Tabel 3, diketahui hasil terdapat uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Pada Tabel 3, dijelaskan bahwa nilai sig yang didapat adalah 0,200. Berdasarkan ketentuan uji yang ada, dijelaskan bahwa apabila nilai sig yang didapat > 0,05 maka data disebut memenuhi asumsi normalitas. Pada hasil uji didapatkan bahwa nilai sig adalah 0,200 sehingga 0,200 > 0,05 memiliki arti bahwa data memenuhi asumsi normalitas yang mana rerata modus, mean, dan median data antara X dan Y berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas merupakan uji yang dilakukan untuk melihat apakah terdapat variabel yang saling berkorelasi pada variabel bebas yang ada pada penelitian. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolineritas sehingga data tidak dapat digunakan untuk diregresi. Kriteria uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance / nilai VIF. Pada penelitian ini uji multikolinearitas menggunakan nilai tolerance dengan kriteria, apabila nilai tolerance > 0,10 maka dinyatakan pada data penelitian yang digunakan tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan jika nilai tolerance < 0,10 maka dinyatakan data yang digunakan terjadi masalah multikolinearitas sehingga tidak dapat digunakan. Unstandardiz ed Coefficients Collinearity Statistics Toler ance VIF Berdasarkan data pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa telah dilakukan uji multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji, kriteria pengujian menggunakan dasar nilai tolerance dengan asumsi jika nilai tolerance > 0,10 maka data tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji data, didapatkan hasil bahwa nilai tolerance sebagai berikut: 1. Nilai tolerance X1 (kognitif) = 0,504 > 0,10 2. Nilai tolerance X2 (afektif) = 0,707 > 0,10 3. Nilai tolerance X3 (psikomotorik) = 0,493 > 0,10 4. Nilai tolerance X4 (lingkungan kerja fisik) = 0,360 > 0,10 5. Nilai tolerance X5 (lingkungan kerja non fisik) = 0,545 > 0,10 Pada hasil uji didapatkan bahwa nilai tolerance dari X1, X2, X3, X4, dan X5 (kognitif, afektif, psikomotorik, lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik) semuanya memiliki nilai > 0,10. Berdasarkan uji tersebut, hasil yang didapatkan adalah bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada data penelitian. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak jadi multikolinearitas, yang artinya setiap variabelnya independen tidak terjadi korelasi satu sama lain. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas merupakan uji yang digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain, apabila sama maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang data yang homoskedastisitas. Pada uji heteroskedastisitas, pengujian yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji glejser. Kriteria pengujiannya adalah dengan melihat nilai sig pada hasil uji glejser, apabila nilai signya > 0,05 maka bisa dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. digunakan untuk menguji hipotesis pertama pada penelitian ini. A. Uji Hipotesis 1 Tabel 6. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Standardized Coefficients Coefficients Model t Std. Error (Constant) -4,829 4,129 Kognitif -,335 ,922 Afektif ,740 ,854 Psikomotor -,384 Sig. -1,170 ,248 -,072 -,363 ,718 ,146 ,867 ,391 1,032 -,075 -,372 ,711 ,514 1,208 ,100 ,426 ,672 1,362 ,954 ,273 1,428 ,160 n Fisik Lingkunga Sig. B Std. Error 7,716 Beta Kognitif 3,904 1,724 ,249 ,028 Afektif ,599 1,595 ,035 ,709 Psikomotorik 6,904 1,928 ,398 ,001 Lingkungan 5,226 2,257 ,301 ,025 ,707 1,782 ,042 ,693 ,812 Fisik Fisik Beta ik Lingkunga Coefficients 1,842 Lingkungan Non B Standardized (Constant) Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Unstandardized Unstandardized Coefficients Model n Non Fisik Berdasarkan Tabel 5, hasil uji glejser menunjukkan model regresi tidak terjadi heterokedatisitas. Hal tersebut dapat dilihat dari uji glejser dengan nilai sig. > 0,05. Dari hasil uji heteroskedastisitas didapatkan hasil bahwa, model regresi tidak memenuhi kriteria model heteroskedastisitas dikarenakan model regresi ini memenuhi kriteria homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memenuhi homoskedastisitas, yang artinya terdapat kesamaan varians residu dengan nilai tetap. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan sebagai metode analisa data untuk menguji hipotesis pertama. Analisis regresi linier berganda merupakan alat statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap dependen. Pada analisis regresi linier berganda terdapat uji F dan uji t yang Adjusted R 0.702 Square: F Sig: 0.000 Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 6, terdapat hasil Adjusted R Square. Hasil pada Tabel 11, menunjukkan nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi sebesar 0,702 atau sebesar 70,2%. Dari hasil Adjusted R Square dapat dijelaskan bahwa kemampuan variabel independen (kognitif, afektif, psikomotorik, lingkungan kerja fisik, dan lingkungan kerja non fisik) dalam menjelaskan variabel dependen (produktivitas karyawan) adalah sebesar 70,2% dan untuk sisanya 29,8% variabel dependen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 6, terdapat nilai F sig untuk mengetahui pengaruh secara simultan. Berdasarkan pada Tabel 6, nilai F sig yang didapatkan adalah 0,000. Berdasarkan Tabel 6, H1 diterima yang menyatakan bahwa, variabel independen X1, X2, X3, X4, X5 (kognitif, afektif, psikomotorik, lingkungan kerja fisik, dan lingkungan kerja non fisik) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen Y (produktivitas karyawan). Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 6, terdapat data nilai t sig untuk menguji hipotesis secara parsial. Hasil uji t yang dinyatakan melalui nilai sig yang digunakan untuk menguji hipotesis 1 dalam penelitian ini. Berdasarkan dari hasil sig pada Tabel 6, menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh secara nyata dan signifikan adalah variabel X1, X3, dan X4. Secara rinci hasil uji hipotesis dijelaskan sebagai berikut: a) Nilai signifikansi variabel X1 (kognitif) adalah sebesar 0,028 < 0,05. Artinya variabel X1 (kognitif) secara parsial berpengaruh nyata dan signifikan terhadap produktivitas karyawan. b) Nilai signifikansi variabel X2 (afektif) adalah sebesar 0,709 > 0,05. Artinya variabel X2 (afektif) secara parsial tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap produktivitas karyawan. c) Nilai signifikansi variabel X3 (psikomotorik) adalah sebesar 0,001 < 0,01. Artinya variabel X3 (psikomotorik) secara parsial berpengaruh sangat nyata dan sangat signifikan terhadap produktivitas karyawan. d) Nilai signifikansi variabel X4 (lingkungan fisik) adalah sebesar 0,025 < 0,05. Artinya variabel X4 (lingkungan fisik) secara parsial berpengaruh nyata dan signifikan terhadap produktivitas karyawan. e) Nilai signifikansi variabel X5 (lingkungan non fisik) adalah sebesar 0,693 > 0,05. Artinya variabel X5 (lingkungan non fisik) secara parsial tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap produktivitas karyawan. Berdasarkan pada hasil uji t dinyatakan bahwa hipotesis 1 dalam penelitian ini dinyatakan tidak sepenuhnya diterima, hal ini dikarenakan berdasarkan nilai sig, variabel yang dinyatakan berpengaruh positif secara nyata hanyalah variabel X1, X3, dan X4 sedangkan variabel X2 dan X5 dinyatakan tidak berpengaruh positif secara nyata terhadap variabel Y. a. Interpretasi X1 Kompetensi Kognitif Berdasarkan hasil uji t, variabel kognitif dinyatakan berpengaruh nyata dan signifikan. Variabel kognitif menjadi variabel yang berpengaruh nyata dan signifikan dikarenakan karyawan yang memiliki tingkat kognitif yang baik akan dapat membantu proses adaptasi penerapan dan pemahaman dalam menggunakan teknologi lampu listrik. Aspek kognitif yang dimiliki juga termasuk dalam beberapa kemampuan efektif seperti pemecahan masalah, pemahaman tugas kompleks, kreativitas, kemampuan belajar cepat, fokus, manajemen waktu yang baik, dan peningkatan daya ingat. Hasil ini didukung dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawar (2015), dengan hasil yang menyatakan bahwa variabel kognitif berpengaruh secara parsial. Kognitif yang dimiliki dengan baik dapat membantu aspek psikomotorik secara sinergis untuk diterapkan dengan efektif dalam konteks pekerjaan karyawan, hal ini sesuai pada teori kompetensi yang disampaikan oleh Wibowo (2016). Aspek kognitif yang baik dari karyawan dibutuhkan pada setiap bidang pekerjaan untuk adaptasi yang lebih efektif, hal ini membuat variabel kognitif menjadi berpengaruh nyata secara positif. Aspek kognitif yang semakin meningkat akan meningkatkan juga produktivitas yang dimiliki karyawan. b. Interpretasi X2 Kompetensi Afektif Berdasarkan hasil uji t, variabel afektif dinyatakan tidak berpengaruh secara nyata dan tidak signifikan. Variabel afektif menjadi variabel yang tidak berpengaruh nyata dan signifikan dikarenakan kondisi variabel afektif yang bersifat situasional dari subjek / karyawan itu sendiri. Variabel afektif mencakup dinamika interaksi sosial, termasuk perasaan, minat, dan sikap dan kepuasan interpersonal. Dalam beberapa situasi dan kondisi aspek afektif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Afektif menekankan pada bagaimana seorang karyawan bersikap, berpartisipasi, dan bahkan minatnya yang menunjukkan bahwa afektif bersifat subjektif. Perasaan, minat, kepuasan, dan sikap karyawan sulit untuk dinilai secara objektif karena bergantung pada kondisi individu. Kesubjektifan sifat variabel afektif mengakibatkan aspek afektif yang tinggi, tidak dapat secara langsung memengaruhi produktivitas, hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan Ariyanti (2022) yang menyatakan afektif tidak dapat berpengaruh secara langsung tanpa adanya variabel lain. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawar (2015) yang menyatakan bahwa variabel afektif berpengaruh secara signifikan. Hasil dalam penelitian terdahulu dengan hasil uji hipotesis menjelaskan variabel afektif tidak berpengaruh nyata dan tidak signifikan terhadap produktivitas karyawan. c. Interpretasi X3 Kompetensi Psikomotorik Berdasarkan hasil uji t, variabel psikomotorik dinyatakan berpengaruh sangat nyata dan sangat signifikan. Variabel psikomotorik menjadi variabel yang berpengaruh dikarenakan kemampuan motorik menjadi pertimbangan secara langsung dalam suatu pekerjaan sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Suyono dan Hariyanto (2017), melalui paparannya mengenai teori kompetensi menurut taksonomi bloom yang menyatakan dengan keterampilan, seseorang akan mampu diukur apakah dirinya mampu untuk melakukan suatu hal atau tidak. Kemampuan motorik sendiri adalah kemampuan yang dapat dianalisa dan mencerminkan langsung kualitas dan kemampuan kinerja seseorang dengan maksud mencerminkan langsung, artinya psikomotorik dapat dilihat secara langsung pengaruhnya terhadap produktivitas karyawan. Hasil ini didukung dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kawar (2015), dengan hasil yang menyatakan bahwa variabel psikomotorik berpengaruh secara parsial. Variabel psikomotorik yang berpengaruh positif menunjukkan jika kemampuan motorik karyawan meningkat seperti semakin mampu mengoperasikan, beradaptasi, memperbaiki kesalahan secara otodidak maka produktivitas yang dimiliki karyawan akan meningkat. d. Interpretasi X4 Lingkungan Kerja Fisik Berdasarkan hasil uji t, variabel lingkungan kerja fisik dinyatakan berpengaruh nyata dan signifikan. Variabel lingkungan kerja fisik menjadi variabel yang mampu memengaruhi peningkatan produktivitas karyawan dikarenakan kondisi lingkungan fisik dalam suatu perusahaan memiliki dampak kepada karyawan secara langsung, hasil penelitian yang didapatkan didukung dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sedarmayanti (2022) yang menyatakan bahwa lingkungan fisik berpengaruh signifikan. Lingkungan fisik memiliki aspek-aspek penting yang perlu untuk diperhatikan seperti ruang, tata letak fisik, dekorasi, kebisingan, alat-alat, bahan-bahan, penerangan, dan aspek lainnya yang apabila tidak dipenuhi akan mengganggu proses bekerja para karyawan. Hasil uji hipotesis yang dilakukan sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Affandi (2018) yang menyatakan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan dan dapat memengaruhi dalam menjalankan tugas yang diembankan. Beberapa aspek yang tidak ada dan tidak dilengkapi tentunya akan menghambat dan membuat lingkungan menjadi tidak nyaman serta berdampak pada produktivitas karyawan itu sendiri. Variabel lingkungan fisik yang berpengaruh positif menunjukkan semakin lengkap lingkungan fisik maka produktivitas karyawan akan semakin meningkat. e. Interpretasi X5 Lingkungan Kerja Non Fisik Berdasarkan hasil uji t, variabel lingkungan kerja non fisik dinyatakan tidak berpengaruh nyata dan tidak signifikan. Variabel lingkungan kerja non fisik menjadi variabel yang tidak berpengaruh nyata dikarenakan tidak bisa terjalin jika intensitas hubungan tidak dibentuk secara intens, hal ini tidak sesuai dengan penelitian Sedarmayanti (2022) yang menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik berpengaruh secara signifikan. Lingkungan kerja non fisik berhubungan dengan hubungan antara atasan, bawahan, maupun sesama karyawan dan komunikasi serta kekeluargaan. Hubungan adalah sifat personal yang perlu untuk dibina dan membutuhkan waktu yang signifikan. Kondisi banyaknya karyawan tidak tetap atau PKWT membuat banyak pergantian karyawan yang masuk dan keluar sehingga hubungan baik dari para karyawan PKWTT dan PKWT cenderung tidak terkoneksi dengan baik dan memungkinkan yang mendukung alasan bahwa variabel tidak berpengaruh nyata dan tidak signifikan terhadap produktivitas karyawan. B. Uji Hipotesis 2 Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 6, terdapat nilai Unstardardized B yang dinyatakan melalui hasil persamaan regresi. Berdasarkan hasil pada Tabel 16, persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 1,842 + 3,904 X1 + 0,599 X2 + 6,904 X3 + 5,226 X4 + 0,707 X5 Keterangan: Y = Produktivitas Karyawan X1 = Kognitif X2 = Afektif X3 = Psikomotorik X4 = Lingkungan Fisik X5 = Lingkungan Non Fisik Berdasarkan persamaan diatas, maka ditemukan hasil sebagai berikut: a. Konstanta (constant) = Berdasarkan nilai konstanta sebesar 1,842 terdapat definisi jika pada CV. Agrowisata Naga Listrik karyawannya tidak meningkatkan taraf tanggapan pada level kognitif, afektif, psikomotorik, dan aspek lingkungan fisik, lingkungan non fisik kerjanya maka tingkat produktivitas karyawan memiliki nilai sebesar 1,842 kg/jam kerja. b. Koefisien regresi X1 (kognitif) sebesar 3,904 = Berdasarkan nilai koefisien 3,904 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dimana setiap ada peningkatan pada taraf tanggapan kognitif yang terdiri dari aspek mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi dari karyawan sebesar satu satuan mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju maka, tingkat produktivitas karyawan akan meningkat sebesar 3,904 kg/jam kerja. c. Koefisien regresi X3 (psikomotorik) sebesar 6,904 = Berdasarkan nilai koefisien 6,904 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dimana setiap ada peningkatan pada taraf tanggapan psikomotorik yang terdiri dari aspek mampu menyesuaikan, mampu memperbaiki, mampu menjelaskan, dan mampu membudidayakan naga merah dari karyawan sebesar satu satuan mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju maka, tingkat produktivitas karyawan akan meningkat sebesar 6,904 kg/jam kerja. d. Koefisien regresi X4 (lingkungan fisik) sebesar 5,226 = Berdasarkan nilai koefisien 5,226 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dimana setiap ada peningkatan pada taraf tanggapan lingkungan fisik yang terdiri dari aspek fasilitas kerja memadai, penerangan cukup, temperatur sesuai, tidak lembap, sirkulasi udara yang baik, tidak bising, tidak ada getaran, tidak bau, warna ruangan yang sesuai, dekorasi yang memadai, fasilitas musik yang memadai, dan keamanan kerja yang terjamin dari karyawan sebesar satu satuan mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju maka, tingkat produktivitas karyawan akan meningkat sebesar 5,226 kg/jam kerja. Berdasarkan hasil koefisien regresi pada tabel 6, pengaruh dominan dapat dilihat melalui nilai koefisien regresi Unstandardized tertinggi dari seluruh variabel independen untuk menguji hipotesis 2. Berdasarkan hasil koefisien regresi didapatkan hasil bahwa, variabel psikomotorik dengan nilai koefisien regresi 6,904 menjadi variabel dominan yang memengaruhi produktivitas karyawan CV. Agrowisata Petik Naga Listrik. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Variabel yang berpengaruh nyata dan signifikan adalah variabel kognitif, variabel psikomotorik serta variabel lingkungan fisik, sedangkan variabel afektif, dan lingkungan kerja non fisik adalah variabel yang tidak berpengaruh nyata dan tidak signifikan sedangkan faktor dominan dari variabel independen yang dianalisis berdasarkan nilai unstandardized 𝛽 tertinggi adalah variabel psikomotorik dengan nilai 6,904. Saran CV. Agrowisata perlu untuk melakukan pengembangan dan evaluasi pada aspek kompetensi kognitif dan lingkungan kerja fisik. Pengembangan dan evaluasi perlu dilakukan CV. Agrowisata untuk mengembangkan aspek kompetensi kognitif yang lebih baik dan lingkungan kerja fisik yang lebih memadai untuk para karyawan agar produktivitas karyawan semakin meningkat serta CV. Agrowisata perlu untuk memprioritaskan pada peningkatkan kompetensi psikomotorik para karyawan dengan bentuk program training khusus. REFERENSI Afandi. 2018. Manajemen Sumber Daya ooooooManusia (Teori, Konsep dan ooooooiIndikator). Nusa Media. oooiooYogyakarta. A. Rahadi Iqzal Anshari, Abdul Rahman ooooooMus, S. S. 2019. Paradoks : ooooooJurnal Ilmu Ekonomi Pengaruh ooooooKompetensi , Motivasi Kerja dan ooooooLingkungan ooooooKinerja Kerja Terhadap Ariyanti, Tjahjono. 2022. Pengaruh ooooooDukungan Sosial Persepsian ooooooTerhadap Produktivitas ooooooKaryawan Melalui Komitmen ooooooAfektif. Azuar Juliandi, Irfan dan Saprinal ooooooManurung. 2014. Metode ooooooPenelitian Bisnis. Medan: ooooooUMSU Bahri, Moh Saiful. 2018. Pengaruh ooooooKepemimpinan, Lingkungan ooooooKerja, Budaya Organisasi dan ooooooMotivasi Terhadap Kepuasan ooooooKerja Yang Berimplikasi ooooooTerhadap Kinerja. Surabaya: ooooooJakad ooooPublishing Edy Sutrisno, 2019. Manajemen Sumber ooooooDaya Manusia. Cetakan ke oooooosebelas. Prananda Media Group, ooooooJakarta Ekbal. 2018. Pengaruh Kompetensi ooooooSumber Daya Manusia Dan ooooooLingkungan Kerja Terhadap ooooooKinerja Karyawan Melalui ooooooKepuasan Kerja Pada PT. ooooooSumber Yalasamudra ooooooBanyuwangi. Skripsi, 1-88. Fitria Noorainy. 2017. Pengaruh ooooooLingkungan Kerja Fisik dan Non ooooooFisik Terhadap Kinerja Pegawai ooooooSekretariat Daerah Kabupaten ooooooPangandaran. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis ooooooMultivariete Dengan Program ooooooIBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ooooooke VIII. Semarang : Badan ooooooPenerbit oUniversitas ooooooDiponegoro Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis ooooooMultivariate dengan Program ooooooIBM SPSS 25. Badan Penerbit ooooooUniversitas Diponegoro: ooooooSemarang Hamali, A. Y. 2018. Pemahaman ooooooSumber Daya Manusia. ooooooYogyakarta: PT Buku Seru Krismayanti. 2021. Pengaruh ooooooKompetensi Dan Lingkungan ooooooKerja Terhadap Kinerja Usaha ooooooTani Jeruk Pada Banjar Dinas ooooooTaksu. Jurnal Universitas sasasasPendidikan Ganesha. Inzani. 2022. Pengaruh Kompetensi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Biro Umum Kantor Gubernur Sulawesi Barat. Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen, 59-67. Irawan. 2016. Pengaruh Kompetensi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt.Presol Indo Prima Palembang. Jurnal Universitas Muhammadiyah, 112. Moeheriono. 2017. Pengukuran Kinerja ooooooBerbasis Kompetensi Edisi ooooooRevisi. Raja sasasasGrafindo ooooooPersada. Jakarta. Mulidin. 2022. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Kedisiplinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Di Dinas Pertanian Kota Subulussalam. Tijarah, 53-62. Nuryadi. 2017. Buku Ajar Dasar Statistik. Yogyakarta: PT Sibuku Media. Prastowo. 2022. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Produktivitas Petani Labu Siam. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains Humaniora, 422-429. dan Sedarmayanti. 2015. Manajemen ooooooSumber Daya Manusia. Jakarta: ooooooRefika sasasasAditama. Septiana. 2021. Pengaruh Kompetensi Kerja, Motivasi Kerja, Dan Kompensasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pt.Adi Satria Abadi Bantul. Skripsi, 1-88. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian ooooooKuantitatif, Kualitatif dan R&D, ooooooCetakan ke-sasasas24. Bandung: ooooooAlfabeta. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian ooooooKuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ooooooBandung :Alfabeta, CV. ooooooSujarweni, V. Wiratna. 2015. ooooooMetodologi Penelitian Bisnis ooooooDan Ekonomi, 33. ooooooYogyakarta: Pustaka Baru Press. Suwandewi. 2022. Kompetensi, Lingkungan Kerja Dan Produktivitas Kerja Petani Sayur Di Daerah Tegallalang. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 101-107. Suyono dan Hariyanto. 2017 Belajar dan ooooooPembelajaran Teori dan Konsep ooooooDasar. Bandung: Remaja ooooooRosdakarya Offset Suwardi dan Daryanto. 2018. Pedoman ooooooPraktis K3LH Keselamatan dan ooooooKesehatan Kerja dan Lingkungan ooooooHidup. Yogyakarta: Gava Media Suwatno dan Yuniarsih. 2016. ooooooManajemen Sumber Daya ooooooManusia; Teori Aplikasi, dan Isu ooooooPenelitian; Cetakan kelima. ooooooBandung : Alfabeta Timotius, Kris H. 2017. Pengantar ooooooMetodologi Penelitian oooooo(Pendekatan Manajemen ooooooPengetahuanooUntuk ooooooPerkembangan ooooooPengetahuan. Yogyakarta: ooooooANDI. Wibowo. 2017. Manajemen Kinerja. ooooooEdisi Kelima. Depok: PT. Raja ooooooGrafindo Persada.