Pengertian Stereotip: Penyebab, dan Dampaknya dalam Kehidupan Sehari-hari stereotip Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, stereotip adalah konsepsi mengenai sifat, watak, dan perilaku sebuah golongan atau kelompok hanya berdasarkan prasangka yang tidak benar. Stereotip adalah penilaian kaku seseorang kepada orang lain yang dibuat berdasarkan prasangka sendiri. Faktor Penyebab Munculnya Stereotip Faktor Penyebab • Keluarga Munculnya Stereotip Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal seorang anak. Keluarga juga menjadi tempat seorang anak untuk tumbuh besar dan jadi dewasa. Disisi lain, orang-orang dalam sebuah keluarga juga tanpa sadar menjadi guru pertama bagi seorang anak. Misalnya ketika seorang ibu mengatakan bahwa anak perempuan harus bisa memasak dan laki-laki tidak, maka kedua anaknya akan menjadikan kalimat itu sebagai stereotip hingga dewasa yang kemudian diwariskan kepada anakanaknya kelak. Faktor Penyebab Munculnya Stereotip 2. Teman Sepermainan Pernah dengar pepatah “Bergaul dengan tukang minyak tanah akan membuat kamu bau mintak tanah, tapi bergaul dengan tukang minyak wangi akan membuat kamu wangi“? Jawabannya pasti pernah, kan? Selain keluarga, teman-teman kita juga memiliki andil dalam membentuk diri kita hari ini. Faktor Penyebab Munculnya Stereotip 3. Sekolah Sekolah menjadi tempat kedua di mana seorang anak menghabiskan waktunya dalam sehari. Di sekolah, kita bukan hanya bertemu dengan teman-teman sepantaran namun juga guru-guru. Guru-guru ini juga akan membentuk pribadi kita. Apa yang mereka ajarkan akan selalu diingat. Termasuk soal stereotip ini juga. Di sekolah misalnya, guru-guru mengatakan bahwa anak-anak yang duduk di depan akan lebih pintar ketimbang anak yang duduk di belakang. Stereotip lainnya adalah, bahwa anak yang nilainya pas-pasan bahkan jelek tidak akan sukses jika dewasa Faktor Penyebab Munculnya Stereotip 4. Media Faktor lain yang memicu munculnya stereotip adalah media. Tidak dipungkiri apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dan apa yang kita baca, dapat memengaruhi pikiran kita. Media jugalah yang juga membentuk pendapat kita terhadap seseorang atau sebuah peristiwa. Di Amerika Serikat dan beberapa negara barat misalnya, seringkali hanya memberitakan hal-hal buruk tentang Islam. Karena terbiasa melihat berita buruk tentang Islam, kama-kelamaan membuat mayoritas masyarakat di sana membentuk stereotip bahwa Islam itu buruk dan bahwa semua muslim itu jahat. Jenis-jenis Stereotip 1. Stereotip Gender Stereotip gender menjadi stereotip yang paling umum terjadi, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di banyak negara dunia. Stereotip gender sendiri adalah kepercayaan akan perbedaan ciri antara oleh laki-laki dan perempuan. Dalam banyak kasus, perempuan lah yang paling banyak menjadi korban stereotip ini, terutama dalam dunia kerja. Di banyak negara, perempuan seringkali dianggap sebagai sosok yang emosional dan lemah ketimbang laki-laki. Bahkan banyak yang beranggapan bahwa laki-laki lebih unggul atau pintar dalam bekerja ketimbang perempuan. 2. Stereotip Suku Kalau stereotip gender mengelompokkan orang berdasarkan gender laki-laki dan perempuan, maka stereotip suku berhubungan dengan suku atau etnik tertentu. Di Indonesia sendiri, stereotip suku adalah yang paling sering kita dengar. Dengan banyaknya suku yang ada di Indonesia, hal ini sebenarnya cukup masuk akal. Contoh dari stereotip suku adalah bahwa orang Batak itu kasar, orang Jawa itu keras kepala, dan orang Sunda itu lemah lembut. Mungkin ada banyak Jawa yang keras kepala, atau Sunda yang lemah lembut. 3. Stereotip terakhirPekerjaan adalah stereotip Stereotip pekerjaan, dimana seseorang dilabeli dengan sebuah karakter atau sifat berdasarkan pekerjaan yang mereka lakoni. Para artis sering disebut sombong dan para pengusaha dikaitkan dengan kehidupan mewah. Dampak Buruk dari Stereotip Negatif 1. Stereotip Membuat Lingkaran Pertemanan Kamu jadi Terbatas Memiliki banyak teman adalah hal yang sangat baik untuk dilakukan. Namun dengan menerapkan stereotip tertentu pada seseorang atau sekelompok orang akan membuat kamu rugi besar. Kenapa rugi? Begini, ketika kamu melabeli seseorang atau sebuah kelompok dengan stereotip negatif, tanpa sadar kamu juga sedang mengisolasi dirimu sendiri. Karena stereotip yang belum jelas kebenarannya, kamu jadi enggan berteman dengan mereka. Hal itu pada akhirnya memaksa kamu hanya berteman dengan orang yang itu-itu saja dan membuat lingkaran pertemananmu jadi semakin sempit.. 2. Membuat Kamu Memiliki Banyak Musuh Bukan hanya kehilangan teman, seenaknya memberikan stereotip negatif kepada orang lain juga berpotensi menambah musuh. Bagaimana tidak, dengan memberikan stereotip negatif, tanpa sadar akan membuat kamu memperlakukan orang dengan cara yang berbeda. Ketika bersama dengan orang yang kamu anggap baik, kamu akan bersikap baik. Sementara dengan orang yang sejak awal sudah kamu labeli negatif, kamu akan memperlakukannya dengan buruk. Perbedaan perlakuan ini tentu akan membuat orang lain merasa sangat tersinggung dan akhirnya membenci kamu. 3. Kamu Mengisolasi Orang Lain Ketika kamu memberikan stereotip negatif kepada seseorang, artinya kamu juga menutup mata dari berbagai hal baik yang mungkin orang lain itu miliki. Tidak peduli sebaik apapun dia, kamu akan tetap melihatnya sebagai hal yang buruk. Benar bahwa orang yang kamu labeli negatif memiliki kekurangan, namun kekurangannya tidak membuatnya menjadi orang paling buruk sedunia. Selain kekurangan, dia juga memiliki kelebihan dan hal-hal baik yang bahkan tidak pernah kamu miliki. 4. Stereotip Negatif Membuat Kamu Mengambil Keputusan yang Salah Setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda. Dan sifat mereka tidak tergantung pada penampilan luar, apalagi suku atau gendernya. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, stereotip negatif akan membuat kamu kehilangan kesempatan untuk melihat sisi terbaik setiap orang. Memang dalam kehidupan sehari-hari hal ini tidak memberikan dampak berarti, namun sisi buruk dari stereotip ini baru akan muncul ketika kamu harus mengambil keputusan yang ada kaitannya dengan nasib banyak orang. Ketika kamu memilih orang dalam kelompok kerja Ada Pertanyaan Terimakasih