Uploaded by baguspermadi713

MAKALAH AGAMAdocx

advertisement
PERKEMBANGAN
DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA
Disusun oleh :
Kelompok 3
XII IPA 1
SMA NEGERI 1 JOMBANG
2022/2023
Jl. Bupati RAA Soeroadiningrat No. 8, Kec. Jombang, Kel. Kepanjen, Jombang
Jawa Timur, Telp. 0321861240, Email : sman1jombang@gmail.com
Kode Pos : 61411
i
ANGGOTA KELOMPOK 3
1.
2.
3.
4.
5.
Raihan Danu Ramanda
Sayyidatul Afifah
Urmila Agustin
Vico Jose Dyoritu
Yulia Citra Ningrum
(27)
(29)
(31)
(32)
(33)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul "Perkembangan Dakwah Islam di Indonesia" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Pend. Agama Islam dan Budi Pekerti. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang dakwah islam di nusantara bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Solah, S.Pd. selaku guru Mata Pelajaran Pend. Agama
Islam dan Budi Pekerti. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Jombang, 1 November 2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................................................... i
ANGGOTA KELOMPOK ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1
Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3
Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 1
2.1
Logam dan Non Logam.................................................................................................... 1
2.2
Sifat Fisis Logam dan Non Logam .................................................................................. 3
2.3
Sifat Kimia Logam dan Non Logam ................................................................................ 4
2.4
Macam-Macam Unsur Logam dan Non Logam .............................................................. 4
2.5
Analisis Pertanyaan ........................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 14
3.1
Kesimpulan..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dakwah adalah suatu kepercayaan untuk dalam proses Islamisasi. Dakwah sendiri
merupakan pilar perkembangan Islam. Dakwah dalam Islam merupakan pengamalan ajaran
Islam untuk selalu beramar ma’ruf nahi munkar, Amar ma’ruf nahi inilah yang menyebabkan
umat Islam menjadi umat terbaik diantara umatumat yang lain. Oleh sebab itulah, dalam Islam
Amar ma’ruf nahi Munkar adalah kewajiban yang harus di laksanakan oleh setiap muslim.
Dengan adanya perintah inilah, umat Islam berlomba-lomba menyebarkan Agama Islam
sampai keseluruhan penjuru dunia, termasuk di nusantara ini.
Islam merupakan agama resmi dan menjadi mayoritas di Indonesia. Oleh karena itu, umat
Islam perlu bangga akan tingginya umat Islam di indonesia. Mengapa Islam di Indonesia dapat
menjadi besar dan terhormat itu tidak terlepas dari usaha para pendahulu kita yang dengan
tekun dan gigih menyebarkan dan mempertahankan Islam di Indonesia.Mereka tidak hanya
menyebarluaskan pesan Islam, tetapi juga mempertahankan agar pesan ini tidak punah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan dakwah islam di Sumatera?
2. Bagaimana perkembangan dakwah islam di Kalimantan, Maluku, dan, Papua?
3. Bagaimana perkembangan dakwah islam di Sulawesi?
4. Bagaimana perkembangan dakwah islam di Nusa Tenggara?
5. Bagaimana perkembangan dakwah islam di Pulau Jawa?
6. Siapa saja tokoh perkembangan islam di Nusantara?
1.3 Tujuan
Agar mengetahui bagaimana perkembangan islam di Nusantara beserta tokoh
perkembangan islam di Nusantara.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Islam di Sumatra
Islam masuk ke Sumatera pada abad ke-7 Maschi, yang pada waktu itu di Sumatera telah
berdiri kerajaan Budha di Sriwijaya (683-1030 M) yang menjadikan Islam masuk ke daerah
itu sedikit mengalami kesulitan, dan pada waktu itu kerajaan Sriwijaya mendapat serbuan
dari India, maka kesempatan itu digunakan untuk menyebarkan Islam bagi daerah daerah.
Islam di Sumatera khususnya Aceh dipercaya sebagai cikal-bakal penyebaran Islam di
Nusantara. Penyebaran Islam dilakukan oleh para saudagar Arab yang hilir mudik
berdagang dari Mesir, Persia, Gujarat ke Cina melalui Barus-Fansur yang dipastikan
terletak
di
ujung
barat
pulau
Sumaterà.
Adalah
Barus,
yang
disinyalir
sebagai
perkampungan Islam tertua di Nusantara. Disini ditemukan Sebuah makam kuno di
ompleks
pemakaman
Mahligai,
Barus,
di
batu
nisannya
tertulis
bahwa
Syaikh
Rukunuddin wafat tahun 672 Maschi dan terdapat pula makam Syaikh Ushuluddin yang
panjangnya kira-kira 7 meter. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim di Barus
sudah ada pada era itu.
Para pembawa Islam datang langsung dari Semenanjung Arabia yang merupakan utusan
resmi Khalifah atau para pedagang Islam yang memang telah memiliki hubungan
perdagangan dengan Aceh, sebagai dacrah persinggahan dalam perjalanan menuju Cina
Hubungan yang sudah terbina sejak lama, yang melahirkan asimiliasi keturunan ArabAceh di sekitar pesisir ujung pulau Sumatera, telah memudahkan penyiaran Islam
Islam telah berkembang di Aceh scjak abad VII. Keberadaannya dibawa oleh para saudagar
Islam
Arab
dan
bukan
merupakan
misi
khusus
penyebaran
agama.
Selain dari perdagangan, masuknya islam ke daerah Sumatera juga dipengaruhi oleh
kerajaan kerajaan yang ada di Sumatera dan dakwah-dakwah dari wali-wali atau ulama
yang ada pada saat itu.
Dengan kesopanan dan keramahan orang Arab yang berdakwah itu, maka penduduk Pasai
sangat terkesan. Akhirnya mereka menyatakan diri masuk Islam. Bahkan raja dan pemimpin
2
negeri, setelah melihat kesopanan orang Arab yang berdakwah itupun, masuk Islam pula.
Masyarakat Pasai sangat giat belajar agama Islam. Malah ada dari kalangan anak raja sengaja
diutus menuntut ilmu agama Islam ke Mekkah. Kerajaan Islam Pasai berdiri sekitar tahun 1297,
yang kemudian dikenal dengan sebutan “Serambi Mekkah”. Setelah agama Islam berkembang di
Pasai, dengan cepat tersebar pula ke daerah-daerah lain yaitu ke Pariaman, Sumatera Barat. Islam
datang ke Pariaman dari Pasai melalui laut Pantai Barat Pulau Sumatera. Ulama yang terkenal
membawa Islam ke Pariaman itu adalah Syekh Burhanuddin.
Penyiaran agama Islam dilakukan secara pelan-pelan dan bertahap, sebab adat di Sumatera
Barat sangat kuat. Dengan arif dan bijaksana para mubaligh dapat memberikan pengertian pada
masyarakat, dan akhirnya masyarakat Sumatera Barat dapat menerima agama Islam dengan baik.
ada saat itu. Sebagai bukti bahwa Islam diterima oleh masyarakat Sumatera Barat dengan kerelaan
dan kesadaran adalah dengan istilah yang mengatakan: Adat bersendi syura’, syara’ bersendi
Kitabullah. Jadi, adat istiadat yang dipegang teguh oleh masyarakat Sumatera Barat itu adalah adat
yang bersendikan Islam, artinya Islam menjadi dasar adat.
Sekitar tahun 1440 agama Islam masuk ke Sumatera Selatan. Mubaligh yang paling berjasa
membawa Islam ke Sumatera Selatan adalah Raden Rahmat (Sunan Ampel). Arya Damar yang
kemudian terkenal dengan nama Aryadillah (Abdillah) adalah bupati Majapahit di Palembang
waktu itu. Kemudian Raden Rahmat (Sunan Ampel) memberi saran kepada Abdillah agar bersedia
menyebarkan agama Islam di Sumatera Selatan. Atas rahmat dan petunjuk Allah Swt., saran Raden
Rahmat tersebut dilaksanakan oleh Aryadillah, sehingga agama Islam di Sumatera Selatan
berkembang dengan baik.
3
2.2 Perkembangan Islam di Kalimantan, Maluku, dan Papua
 Perkembangan Islam di Kalimantan
Proses masuknya agama Islam di Kalimantan Selatan disebut mulai sekitar abad 14
M, sebelum Kerajaan Banjar berdiri. Sosok yang berandil dalam penyebarannya adalah
pewaris sah kerajaan Negara Daha yang bernama Raden Samudera. Proses penyebaran
Islam di Kalimantan Selatan secara terang-terangan dimulai dengan kontak antara
Pangeran Samudera dengan Kerajaan Demak. Pangeran Samudera meminta bantuan
pasukan ke Demak untuk berperang melawan pamannya, Pangeran Tumenggung dalam
merebut takhta kekuasaan Negara Daha. Atas kemenangannya melawan Kerajaan Daha, ia
berhasil mengislamkan raja dan pejabat kerajaan, hingga akhirnya agama Islam
berkembang semakin pesat berabad-abad kemudian.
Daerah lainnya di Kalimantan yang dimasuki agama Islam adalah Kalimantan
Barat. Islam masuk ke Kalimantan Barat mula-mula di daerah Muara Sambas dan
Sukadana. Dari dua daerah inilah baru tersebar ke seluruh Kalimantan Barat. Pembawa
agama Islam ke daerah Kalimantan Barat adalah para pedagang dari Johor (Malaysia)
serta ulama dan mubaligh dari Palembang (Sumatera Selatan). Sultan Islam yang pertama
tahun 1591 di Kalimantan Barat berkedudukan di Sukadana yaitu Panembahan Giri
Kusuma.
 Perkembangan Islam di Maluku
Sejak abad ke-15, antara tahun 1400 sampai 1500 islam telah masuk dan
berkembang di Maluku. Proses Islamisasi di Maluku tidak lepas dari peran para saudagar
dan pedagang, dengan memanfaatkan koneksi dagangnya. Para ahli sejarah berpendapat
bahwa kedatangan bangsa Timur Tengah yang berdagang ke Maluku lebih dahulu
dibandingkan dengan Portugis dan Belanda. Hal ini dibuktikan dengan kebiasaan orang
Maluku yang sudah terbiasa menggunakan huruf Arab dalam beberapa naskah kuno,
4
seperti hikayat Tanah Hitu, Kronik Bacan, dan Hikayat Ternate. Seperti dijelaskan di atas,
bahwa periode awal kedatangan bangsa Timur Tengah yang beragama Islam ke Maluku
telah terjadi pada sekitar abad ke-7. Sumber-sumber Portugis juga menyatakan bahwa
Maluku telah menjadi daerah Islam ketika mereka datang.
Secara khusus, proses Islamisasi di Maluku dilakukan melalui dua jalur yakni jalur
atas dan bawah. Jalur atas maksudnya, proses pengislaman dilakukan melalui usaha para
penguasa ketika itu. Sedangkan jalur bawah adalah proses pengislaman yang dilakukan
melalui usaha perorangan atau masyarakat pada umumnya. Tentunya, kedua jalur tersebut
bermula dari jalur perdagangan terlebih dahulu. Melalui jalur ini, para pedagang Islam
melakukan jual beli rempah-rempah di bandar perniagaan yang tersebar di sana.
Wilayah Ternate terkenal akan produksi cengkihnya, sedangkan Banda terkenal
dengan buah palanya. Selain itu, ada pula daerah jazirah Leihitu pulau Ambon yang
merupakan pelabuhan transit baik ke utara (Ternate) maupun ke Selatan (Banda).Selain
bertransaksi, para pedagang juga menyebarkan ajaran Islam di sana. Kedatangan mereka
disambut baik oleh masyarakat sekitar.Mereka menikahi perempuan Maluku dan
mengislamkannya. Hingga akhirnya, melalui cara ini, proses Islamisasi pun menyebar luas
ke seluruh wilayah Maluku.
Mengutip buku Sejarah Masuknya Islam di Maluku oleh Dr. Usman Thalib
M.Hum, kedatangan pedagang Arab, India, dan Cina lebih dulu dari bangsa Portugis
(1512) dan Belanda (1602). Ini dapat dibuktikan dari kebiasaan orang-orang Maluku yang
telah menggunakan huruf Arab dalam beberapa naskah tuanya, seperti hikayat Tanah Hitu,
Kronik Bacan, Hikayat Ternate dan Hikayat Tanah Lonthor.Hal ini mengindikasikan
bahwa orang Maluku telah mengenal dan menggunakan huruf Arab terlebih dahulu dalam
kegiatan surat menyurat. Bahkan, mereka telah menggunakan angka-angka Arab dalam
berbagai transaksi dagangnya.
Masuknya Islam di Maluku berlangsung dalam waktu yang cukup singkat. Namun
proses kehidupan pemerintahannya, baru terwujud puluhan bahkan ratusan tahun
berikutnya. Contohnya, perubahan bentuk Kolano menjadi Kesultanan yang identik
dengan agama IslamDalam konteks ini dapat dibenarkan sumber-sumber Portugis yang
menyatakan bahwa masyarakat di daerah Maluku yang mereka kunjungi sudah beragama
Islam. Artinya, Islam telah melembaga dalam kehidupan masyarakat dan pemerintahannya,
bukan sekedar agama yang dianut oleh para musyafir dan pedagang asing saja.
Mengutip jurnal berjudul Perniagaan dan Islamisasi di Wilayah Maluku oleh Wuri
Handoko, kedatangan Islam ke Maluku dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu sebagai
berikut:
 Periode awal, periode ini dimulai pada abad ke-7 Masehi yaitu masa perdagangan
orang-orang Arab untuk membeli rempah-rempah.
 Periode pertengahan, periode ini dimulai pada abad ke-11 yang ditandai dengan
munculnya nama-nama Arab, yang diduga keras karena pengaruh ajaran Islam,
5

seperti Sultan Mansyur Malamo (1257-1277) yang nama aslinya adalah Cico
Bunga yang menjadi Raja Ternate.
Periode penerimaan Islam oleh kesultanan, periode ini ditandai dengan diterimanya
Islam oleh pihak Kerajaan yang sekaligus berganti nama menjadi kesultanan.
Periode ini dimulai pada tahun 1495, dimana Sultan Zainal Abidin (Sultan ke-19)
memperdalam ilmu agama ke tanah Jawa.
 Perkembangan Islam di Papua
Agama Islam sendiri sebenarnya sudah lama masuk di tanah Papua. Bahkan jauh
sebelum misionaris tiba di tanah Papua. Namaun, hingga saat ini belum ada kepastian
mengenai teori atau konsep awal bagaimana kedatangan Islam di tanah Papua. Menurut
Wanggai (2009) ada tujuh versi mengenai kedatangan Islam di tanah Papua.
Pertama, Teori Papua. Teori ini berasal dari pandangan adat atau legenda yang
berasal dari beberapa penduduk asli Papua. Berdasarkan teori ini Islam tidak datang dari
luar Papua (wilayah lain) melainkan Islam sudah ada sejak adanya pulau Papua itu sendiri.
Bahkan penduduk setempat meyakini bahwa tempat ini dahulu merupakan tempat turunnya
Adam dan Hawa.
Kedua, Teori Aceh. Teori ini menyatakan bahwa Islam datang pada tanggal 8
Agustus 1360 M yang ditandai dengan adanya mubaligh asal Aceh, Abdul Ghafar di
Fatagar Lama, kampung Rumbati Fakfak. Penetapan tanggal kedatangan Islam menurut
teori ini berdasarkan tradisi lisan yang disampaikan oleh Muhammad Sidik Bauw (putra
sulung Raja Rumbati XVI) dan H. Ismail Samali Bauw (Raja Rumbati XVII). Teori ini
disimpulkan oleh Pemerintah Kabupaten Fakfak tahun 2006.
Ketiga, Teori Arab. Teori ini mengemukakan bahwa pada pertengahan abad ke 16
datangnya seorang sufi bernama Syarif Muaz al-Qathan dengan gelar Syekh Jubah Biru
dari negeri Arab di Jazirah Onin (Ptimunin-Fakfak). Hal ini dibuktikan dengan adanya
Masjid Tunasgain yang berumur kurang lebih 400 tahun atau yang dibangun sekitar tahun
1587.
Keempat, Teori Jawa. Teori ini berdasarkan catatan keluarga Abdullah Arfan pada
tanggan15 Juni 1946, bahwa orang Papua yang pertama masuk Islam adalah Kalawen yang
menikah dengan Siti Hawa Farouk yang merupakan mubaligh wanita yang berasal dari
Cirebon.
Kelima, Teori Banda. Menurut Halwany Michrob, masuknya Islam di Papua
khususnya Fakfak dipengaruhi oleh pedagang-pedagang Bugis melalui Banda yang
diteruskan ke Fakfak melalui Seram Timur yang di bawa oleh pedagang Arab bernama
Hawaten Attamimi.
Keenam, Teori Bacan. Teori ini menyatakan bahwa kedatangan Islam di wilayah
Papua di pelopori oleh Kesultanan Bacan yang di perkirakan terjadi pada pertengahan abad
ke 15. Menurut Arnold, Raja Bacanyang memerintah pada tahun 1521 Mbernama Zainal
6
Abidin telah menguasai suku-suku di Papua serta pulau-pulai di sebelah barat. Sedangkan
pada abad ke 16 mulai terbentuk kerajaan-kerajaan di kepulauan Raja Ampat.
Ketujuh, Teori Maluku Utara ( Ternate-Tidore). Dalam catatan sejarah Kesultanan
Tidore pada tahun 1443 M Sultan Ibnu Mansur memimpin ekspedisi ke tanah Papua,
kemudian menikahkan putrinya dengan purta Sultan Bacan.Masihbanyakteori-teori lain
tentangsejarahmasuknya Islam di Papua. Hinggasaatinisejarahmasuknya Islam di tanah
Papua masih simpang siur. Meskipun demikiantidak bisa dipungkiri bahwa Islam pernah
singgah dan berkembang di tanah Papua, apalagi di wilayah Papua bagian barat.
Perkembangan Islam dimulai dari wilayah ini. Ditemukan pula bukti-bukti yang
menguatkan bahwa Islam berkembang di wilayah ini.
Dalam perkembangannya, Islam di tanah Papua mengalami banyak hambatan dan
konflik. Pada masa penjajahan banyak sekali tokoh-tokoh Islam yang diasingkan dan
ditangkap, kemudian mereka menyebarkan agama yang mereka bawa, yakni agama
Kristen. Oleh karena itu ada kemungkinan hal ini yang menyebabkan penyebaran Islam
menjadi terhambat, bahkan terhenti untuk beberapa waktu. Pada saat itu, meskipun
mendapat diskriminasi dari pihak Belanda, perjuangan muslimin tidak berhenti. Bahkan
mulai di bangun sekolah-sekolah dengan latar belakang Islam, serta pengaruh terbesar
dalam pengembangan Islam adalah dengan adanya organisasi-organisasi Islam, seperti
Muhammadiyah, NU, YAPIS, Yayasan Hidayatullah dan organisasi lainnya. Saat ini di
tanah Papua mayoritas penduduknya beragama kristen, agama Islam menjadi minoritas di
tanah ini. Mayoritas yang beragama Islam merupakan pendatang, sedang penduduk aslinya
mayoritas beragama Kristen.
7
Download