perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja (Industri Pangan). Industri pangan merupakan industri yang hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dimana dalam setiap setiap proses kerjanya tidak lepas dari berbagai proses yang menggunakan bahan-bahan produksi yang dapat menimbulkan limbah. Dalam Sistem pembuangan limbah, pengolahan limbah, pembuangan limbah, menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan, sanitasi, TPA dan limbah penetral dalam industri pangan masalah ini memerlukan operasi intensif dan ekstensif bekerjasama dengan semua pihak menciptakan rantai nilai di bidang Lingkungan (Karbownik, 2012). Proses produksi yaitu suatu perbaikan terus meneruus (continous improvment), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk ( Vincent, 2004 ). 2. Hasil Samping ( limbah ) Limbah adalah hasil samping dari proses produksi yang tidak akan digunakan, dapat berbentuk padat, cair, gas, suara dan getaran yang dapat menimbulkan pencemaran apabila tidak dikelola dengan benar (Winarno, 2005). commit to user 6 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Limbah merupakan suatu bahan yang terbuang atau yang dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang tidak atau belum mempunyai nilai ekonomis, bahkan dapat mempunyai nilai negatif karena penanganan untuk membuang atau membersihkan membutuhkan biaya yang cukup besar, disamping itu juga dapat mencemari lingkungan (Mahida, 2002). Setiap jenis industri mempunyai karakteristik limbah cair yang spesifik, yang berbeda dengan jenis industri lainnya, walaupun mungkin suatu jenis industri mempunyai beberapa parameter pencemar yang sama dengan industri lainnya. Limbah cair industri harus diolah sedemikian rupa sehingga tidak akan mencemari badan air setempat. Kata limbah cair seharusnya dipakai untuk mengartikan semua limbah cair rumah tangga, termasuk air kotor dan semua limbah industri yang dibuang ke sistem saluran limbah cair, kecuali air hujan atau drainase permukaan (Okun dan Ponghis, 1977). Gejala umum pencemaran lingkungan disekitar pabrik akibat limbah industri yang segera tampak adalah berubahnya keadaan fisik maupun peruntukan suatu lingkungan. Pada sebagian besar industri, aliran kali sudah demikian tercemar sehingga seterusnya menjadi tak layak sebagai sumber-sumber persediaan air tanpa sedikitpun dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk dimurnikan secara memadai guna kebutuhan manusia atau industri (Mahida, 2002). commit to user 8 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Limbah cair adalah hasil buangan industri yang berbentuk limbah organik terlarut, bahan anorganik terlarut, bahan organik tersuspensi dan bahan anorganik tersuspensi. Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada sistem prosesnya, disamping itu ada pula bahan baku yang mengandung air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan untuk diproses lanjut (Degremont, 1984). Air Limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair (Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air). Karakteristik limbah cair (Siregar, 2005) karakteristik limbah cair ada dua yaitu karakteristik fisik dan karakteristik kimia. a. Karakteristik fisik Limbah cair menjadi permasalahan utama dalam pengendalian dampak lingkungan industri karena memberikan dampak yamg paling luas, disebabkan oleh karakteristik fisik yaitu: 1) Suhu Suhu air berbeda-beda sesuai dengan iklim dan musim. Suhu air limbah lebih tinggi apabila dibandingkan dengan suhu air ledeng, ini dikarenakan adanya kegiatan rumah tangga, fasilitas commit to user 9 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id umum, buangan industri dan lain-lain yang menumpahkan air limbah panas. 2) Bau Bau pada air limbah memberikan gambaran yang sah mengenai keadaan. Bau dapat menunjukkan apakah suatu air limbah masih baru atau telah membusuk. Bau busuk yang timbul pada air limbah ini adalah gas hasil pembusukan zat organik oleh bakteri anaerobik. Selain itu, terdapat mikroorganisme lain yang dapat merubah sulfat menjadi sulfit dan menghasilkan gas hidrogensulfida. 3) Kekeruhan Kekeruhan disebabkan adanya zat-zat koloid yang terapung serta terurai secara halus. Selain itu, kekeruhan juga dapat dapat disebabkan oleh kehadiran zat organik, jasad renik, lumpur, tanah liat dan zat koloid yang serupa dengan benda terapung yang tidak mengendap dengan segera, atau dengan kata lain, kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air sungai. 4) Warna Air limbah yang masih baru biasanya berwarna coklat abuabu, sedangkan air limbah yang telah busuk berwarna gelap. Hal ini, sejalan dengan berlangsungnya suasana anaerobik. Air limbah industri mempunyai warna yang bermacam-macam, bisa jadi warna commit to user 10 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id air limbah tersebut terjadi karena adanya reaksi antara sulfida yang dibentuk pada kondisi anaerobik dengan logam yang ada didalam air. 5) Zat padat terlarut (total solid) Zat padat terlarut didefinisikan sebagai padatan yang terdapat dalam filtrat yang lolos saringan dengan ukuran pori 2,0 μm atau lebih kecil. Saringan yang biasa digunakan untuk mengukur padatan terlarut dalam air limbah yaitu membran polikarbonat dengan ukuran pori 1,0 μm dan glassfiber dengan ukuran tiap porinya yaitu 1,2 μm. 6) Zat padat tersuspensi Zat padat tersuspensi adalah semua zat yang tinggal sebagai residu apabila suhu 103-105° C, zat ini dapat dihilangkan secara sedimentasi. Zat-zat padat yang bisa mengendap adalah zat padat yang akan mengendap pada kondisi tanpa bergerak atau diam kurang lebih satu jam akibat gaya beratnya sendiri. b. Karakteristik kimia Berbagai penelitian kimiawi air limbah dilakukan untuk menentukan kekuatan atau konsentrasi air limbah dan tingkat pembusukannya yang telah tercapai. Penelitian tersebut digunakan sebagai pegangan dalam merencanakan proses-proses pembenahan dan dalam mengendalikan berbagai operasi dalam instalasi commit to user 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pembenahan. Parameter-parameter yang termasuk dalam karakteristik kimia dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : 1) Bahan organik Air limbah dengan pengotor yang sedang mengandung 75% benda-benda tercampur dan 40% zat padat yang dapat disaring. Pada umumnya zat organik berisikan kombinasi dari karbon, hidrogen dan oksigen bersama-sama dengan nitrogen. Elemen lain seperti belerang, fosfor dan besi dapat juga dijumpai. Pada umumnya kandungan bahan organik yang dijumpai dalam air limbah berisikan 40-60% adalah protein, 25-50% berupa karbohidrat dan 10% lainnya berupa lemak atau minyak. Bentuk senyawa organik dalam air limbah antara lain sebagai berikut: a) Protein Protein adalah senyawa kombinasi dari macam-macam asam amino yang dapat dijumpai pada tanaman dan binatang bersel satu.Jumlah kandungan protein bervariasi mulai dari yang rendah seperti pada tanaman tomat sampai kepada yang prosentasenya tinggi seperti pada jaringan lemak dan daging. Protein mempunyai struktur kimia yang sangat kompleks dan tidak stabil, dapat cepat berubah menjadi bahan lain pada proses dekomposisi. Protein mengandung sekitar 16% unsur commit to user 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id nitrogen, sehingga bersama dengan urea karena proses pembusukan dan penguraianya. b) Karbohidrat Karbohidrat merupakan gabungan dari polihidroksilated seperti gula, starches dan selulosa. Karbohidrat berisikan karbon, hidrogen dan oksigen. Pada beberapa karbohidrat seperti gula mudah larut dalam air sedangkan kanji tidak mudah larut. Gula cenderung untuk terurai melalui enzim dari bakteri dan jamur sehingga dapat menimbulkan proses fermentasi dengan menghasilkan alkohol dan CO2. Sedangkan kanji mempunyai struktur lebih stabil sehingga lebih tahan terhadap pembusukan. c) Lemak, minyak dan gemuk Lemak dan minyak merupakan komponen utama bahan makanan yang juga banyak ditemukan dalam air limbah. Lemak dan minyak tidak mudah diuraikan oleh mikroba, melainkan dengan asam mineral sehingga dapat menghasilkan gliserin dan asam gemuk. Pada keadaan basa seperti sodium hidroksida, gliserin dapat dibebaskan, sehingga garam basa dari asam gemuk akan terbentuk. Gliserid pada asam gemuk terbentuk cairan yang biasa dikenal dengan minyak dan apabila berbentuk padat dan kental dikenal sebagai lemak. Lemak dan gemuk banyak terdapat dalam air limbah dari pabrik roti, margarin serta buah-buahan. commit to user 13 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id d) Fenol Fenol merupakan penyebab timbulnya rasa yang ada di dalam air minum terutama apabila air tersebut dilakukan clorinasi. Fenol ini dihasilkan dari industrisi dan apabila konsentrasi mencapai 500 mg/L masih dapat dioksidasi melalui proses biologis, tetapi akan sulit penguraiannya apabila telah mencapai kadar yang telah ditentukan diatas. e) Deterjen Deterjen adalah golongan dari molekul organik yang dipergunakan sebagai pengganti sabun untuk pembersih. Di dalam air, deterjen menimbulkan buih dan selama proses aerasi buih tersebut berada di atas permukaan dan bersifat relatif tetap. Bahan dasar deterjen adalah minyak bumi yang digunakan adalah senyawa Hidrokarbonparafin dan Olefin. f) Senyawa organik yang mudah menguap Salah satu contoh dari senyawa ini adalah vinilechlorida. Senyawa tersebut perlu diperhatikan keberadaannya karena dapat mengancam kesehatan umum, dapat membentuk hidrokarbon reaktif dalam atmosfir yang mengarah pada pembentukan zat photochemical oxidant (senyawa yang dapat bereaksi kimia oleh rangsangan cahaya) dan dapat membahayakan kesehatan para operator Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). commit to user 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id g) Biological Oxygen Demand (BOD) Biochemical oxygen demand adalah jumlah oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi zat-zat anorganik pada kondisi standar. h) Chemical Oxygen Demand (COD) COD ditentukan dengan mengukur ekuivalen oksigen dan zat-zat organik dalam sampel dengan oksidator kimia yang kuat. COD merupakan parameter yang sangat penting, yakni parameter pengukuran cepat yang digunakan sebagai parameter untuk stream dan limbah industri serta mengontrol unit pengolahan air limbah. 2) Bahan anorganik Beberapa komponen anorganik dari air limbah dan air alami adalah sangat penting untuk peningkatan dan pengawasan kualitas air. Jumlah kandungan bahan anorganik meningkat sejalan dan dipengaruhi oleh formasi geologis dari air limbah berasal. Komponen yang termasuk bahan anorganik air limbah antara lain (Siregar, 2005) : a) pH Air limbah dengan konsentrasi air limbah yang tidak netral akan menyulitkan proses biologis, sehingga mengganggu proses penjernihan. Derajat keasaman atau pH yang baik bagi commit to user 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id air minum dan air limbah adalah netral. Semakin kecil nilai pH, maka menyebabkan air tersebut berupa asam. b) Klorida Kadar klorida didalam air dihasilkam dari rembesan klorida yang ada di dalam batuan dan tanah serta dari daerah pantai dan rembesan air laut. c) Kebasaan Kebasaan adalah dari adanya hidroksi karbonat dan bikarbonat yang bikarbonat yang berupa kalsium, magnesium, sodium, potasium. d) Sulfur Sulfat alami terjadi secara alami pada banyak penyediaan air dan juga pada air limbah. Belerang dipergunakan pada pembentukan protein tiruan dan akan dibebaskan pada pemecahanya. e) Zat beracun Oleh karena derajat keracunan inilah, maka zat ini penting pada pengolahan dan pembuangan air limbah. Tembaga, timbal, perak, krom, arsen dan boron adalah zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. f) Logam berat Beberapa jenis logam berat biasanya digunakan untuk pertumbuhan alga. Akan tetapi, apabila jumlahnya berlebihan commit to user 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id akan mempengaruhi kegunaanya karena timbulnya daya racun yang dimiliki. Oleh karena itu, keberadaan zat ini perlu diawasi jumlahnya di dalam air limbah. g) Metan Prinsip terjadinya metan adalah akibat penguraian zat organik yang dalam kondisi hampa udara pada air limbah tersebut. Adapun sifat penting dari metan adalah tidak berbau, tidak berwarna dan sangat mudah terbakar. h) Nitrogen Nitrogen yang berada dalam air dengan cepat akan berubah menjadi nitrogen organik atau amoniak nitrogen. Nitrogen organik diukur dengan metode Kjedal dengan mengikutkan tahap pencernaan untuk mengubah nitrogen organik menjadi amoniak dan analisis amoniak melalui titrasi. i) Fosfor Fosfor yang ada di dalam air limbah melalui hasil buangan manusia, air seni dan melalui komponen fosfat dapat dipergunakan untuk membuat sabun sebagai pembentuk buih. j) Gas Banyak gas terdapat di dalam air, oksigen adalah yang penting, oksigen terlarut selalu diperlukan untuk pernapasan mikroorganisme aerob dan kehidupan lainnya (Asfihani, 2009). commit to user 17 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id c. Karakteristik Biologi Pemeriksaan biologis didalam air dan air limbah untuk memisahkan apakah ada bakteri-bakteri patogen berada di dalam air limbah. Keterangan biologis ini diperlukan untuk mengukur kualitas air terutama bagi air yang dipergunakan sebagai air minum serta keperluan kolam renang (Siregar, 2005). Limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dari bahan menjadi produk, dalam proses dan transformasi yang terjadi terdapat perubahan dan karakteristik dan sifat dari bahan yang berpotensi merusak atau mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah berdampak pada penurunan mutu atau kualitas air dan pada kesehatan manusia (PPSML-UI, 2004). Kandungan bahan organik dari suatu limbah cair biasanya dinyatakan dengan parameter Biological Oxygen Demand ( BOD ). BOD dapat didefinisikan sebagai jumlah Oxygen terlarut yang dikonsumsi atau digunakan oleh kegiatan kimia atau mikrobiologik, bila suatu air diinkubasi dalam keadaan gelap biasanya lima hari pada suhu tertentu 20°C. Oleh karena Oxygen dibutuhkan oleh oksidasi bahan organik, maka BOD menunjukkan indikasi kasar banyaknya kandungan bahan organik. Effluent dengan kadar BOD tinggi dapat menimbulkan masalah polusi bila commit to user langsung dibuang ke dalam suatu badan perairan. Karena akibat 18 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pengambilan Oxygen ini akan segera menganggu seluruh kesimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota lainnya. Kelebihan nitrogen dan fosfor dalam air yang berasal dari industri pangan menyebabkan suatu keadaan tidak seimbang disebut eutrofikasi ( Laksmini/Rahayu, 1993 ). Eutrofikasi adalah suatu fenomena yang melibatkan banyak faktor seperti kekeruhan, sedimen, produktivitas, dan suhu ratarata. Bila oxygen terlarut habis sama sekali karena kadar organik yang tinggi, maka akan timbul bau busuk dan warna air menjadi gelap. Bila protein yang terdapat pada air mengandung sulfat alamiah dari air yang tinggi maka akan dihasilkan hidrogen sulfida yang menimbulkan bau yang tidak diinginkan ( Laksmini Jeni dan Rahayu, 1993). Sampah (Refuse) atau limbah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang. Yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis karena human waste yang tidak masuk di dalamnya dan bersifat padat (Azwar, 1990). Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun tentang Pengelolaan Sampah. Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. commit to user 19 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan lingkungan hidup, merusak lingkungan hidup, dan atau membahayakan lingkungan hidup serta makhluk hidup lainnya (Darsono, 2013). Menurut Darsono 2013 Bahan Berbahaya dan Beracun sangat banyak jenisnya, tetapi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Mudah Meledak (explosive) Bahan yang mudah meledak, adalah bahan yang pada suhu dan tekanan standar dan dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau reaksi fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan yang tinggi. b. Beracun ( Moderatery toxic ) Bahan Beracun yang bersifat racun bagi manusia adalah yang menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk melalui pernafasan, kulit, atau mulut. c. Berbahaya ( Harmfull ) Bahan yang Berbahaya adalah bahan yang baik padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak inhalasi akan dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan. commit to user 20 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id d. Korosif ( Corrosive ) Bahan Berbahaya dan Beracun yang bersifat korosif menyebabkan iritasi pada kulit, dan mempunyai pH yang sama atau lebih dari 2 untuk B3 bersifat asam. e. Iritasi ( Irritant ) Bahan Berbahaya dan Beracun yang bersifat iritasi adalah bahan baik padatan maupun cairan yang jika kontak secara langsung dapat menyebabkan peradangan. f. Berbahaya bagi lingkungan Bila masuk ke dalam lingkungan hidup dapat menimbulkan kerusakan seperti lapisan ozon. g. Karsinogenik Karsinogenik adalah sifat bahan penyebab sel kanker, yaitu sel liar yang dapat merusak jaringan tubuh. Menurut Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. commit to user 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Limbah B3 merupakan ancaman bagi kesehatan dan lingkungan Sehingga memerlukan penanganan dan teknik khusus untuk mengurangi atau menghilangkan bahayanya. Limbah B3 ini tidak dapat dikelola seperti mengelola sampah kota yang biasanya menggunakan kendaraan sampah, tempat pembuangan akhir atau pembakaran dengan alat pembakar sampah kota hal ini disebabkan Limbah B3 mengandung zat beracun yang apabila tercuci oleh air dapat mencemarkan air permukaan dan air tanah di sekitar tempat penanamannya yang akibatnya dapat menimbulkan dan dapat meracuni masyarakat yang menggunakan air tersebut (Sutarto, 2002) Limbah B3 yang bukan milik penghasil limbah B3 sendiri pengelolaan sarana ini disebut Receiver. Receiver biasanya menyediakan dan mengoperasikan sarana daur ulang limbah B3, pengelolaan limbah B3 secara fisik-kimia, penanaman (landfill), lokasi penyimpanan dan sarana pembakaran (incirerator). Receiver bertanggung jawab dalam pengelolaan limbah B3 sejak diterima dan melaksanakan kegiatan pengolahan limbah sampai kegiatan tersebut habis izin operasionalnya. Sistem pengelolaan limbah B3 terdiri dari beberapa komponen kegiatan yang menunjang penanganan dan pembuangan limbah B3 secara aman. Komponen kegiatan ini meliputi : penyimpanan, pengangkutan, pengolahan fisik-kimia, pendaur ulangan, commit to user pembakaran (incinerator), 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pemadatan (solidifikasi), dan pemantapan ikatan (stabilisasi) serta penanaman (landfill) (Darsono, 2013). Pencemaran udara merupakan suatu kondisi kehadiran satu atau lebih substansi kimia, fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Dengan kata lain, pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai perusakan terhadap udara yang disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesehatan makhluk hidup maupun benda mati (Chamber, 2000). Asal pencemaran udara dapat diterangkan dengan tiga proses yaitu atrisi, penguapan dan pembakaran. Dari ketiga proses pencemaran udara tersebut, pembakaran merupakan proses yang sangat dominan dalam kemampuannya menimbulkan bahan polutan (Corman, 2008). Bahan pencemar udara atau polutan terbagi atas dua bagian, yaitu polutan primer dan polutan sekunder. Polutan Primer ialah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan dapat berupa gas yang terdiri dari senyawa karbon, senyawa sulfur, senyawa nitrogen dan senyawa halogen. Polutan Sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Polutan sekunder ini mempunyai sifat kimia dan sifat fisik yang tidak stabil. Yang termasuk dalam commit to user 23 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id polutan sekunder ini adalah ozon, peroxy acyl nitrat dan formal dehid (Mujokono, 2008). 3. Pengelolaan limbah Proses Pengolahan Limbah Cair pengolahan Pendahuluan (PreTreatment) dilaksanakan sebelum proses pengolahan, dengan kegiatan pembersihan-pembersihan yang bertujuan untuk mempercepat dan memperlancar kegiatan selanjutnya (Wiharja, 2002). Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa: a. Pengambilan benda-benda terapung Dilakukan dengan jalan limbah cair dilewatkan para-para atau saringan kasar atau menggunakan alat pencacah (communitor) untuk memotong zat padat yang ada dalam limbah Pengambilan benda mengendap (pasir) Bak penangkap pasir dibuat secara horizontal dengan kecepatan aliran berkisar 0,3 m/det, pasir yang dapat diendapkan berdiameter antata 0,15 - 0,21 mm. Pengambilan pasir pada bak penangkap pasir dilakukan dengan penyedotan menggunakan alat penyedot pasir (griftdagge). b. Pengolahan Pertama (Primary Treatment) Pengolahan primer bertujuan untuk menghilangkan bahan padat tersuspensi dengan cara pengendapan atau pengapungan. Sedimentasi merupakan cara pengolahan primer yang banyak digunakan, partikel-partikel bahan tersuspensi dalam bak ini diberi kesempatan untuk mengendap ke dasar tangki dalam kondisi commit to user 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tenang, dengan jalan pengaturan waktu tinggal limbah cair dalam bak pengendapan (sedimentasi). c. Pengolahan Tingkat Kedua (Secondary Treatment) Fase ini merupakan proses biologis yang berfungsi untuk menghilangkan bahan organik didalam limbah cair melalui oksidasi biochemis. Metode yang sering digunakan pada fase ini adalah lumpur aktif (activated sludge). d. Pengolahan tingkat ketiga (Tertiary Treatment) Pengolahan tingkat ini biasanya diperlukan untuk menghilangkan kontaminan tertentu agar limbah cair dapat digunakan kembali. Limbah cair yang keluar dari pengolahan tahap ketiga (Effluent) sebelum dibuang ke tanah atau badan air dilakukan pengolahan menghancurkan dengan mikroorganisme chlorin patogen. atau ozon Beberapa untuk metode pengolahan tertier adalah : 1) Penghilangan senyawa fosfor dengan koagulasi menggunakan bahan kimia, seperti tawas. 2) Penghilangan senyawa-senyawa nitrogen menggunakan Amonia Stripping dengan udara atau Nitrifikasi-denitrifikasi dalam reaktor Penghilangan sisa bahan organik dan senyawa-senyawa yang menimbulkan warna menggunakan absorben activated carbon. commit to user 25 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3) Menghilangkan bahan padat terlarut menggunakan Membrane Procces. 4) Pengolahan Fisika Kimiawi Pada fase ini merupakan alternatif lain dari proses biologis, proses yang utama adalah : koagulasi kimiawi, adsorbsi dengan karbon dan penyaringan (filtrasi). Pengendapan bahan padat dan fosfat yang tersuspensi bersama-sama pada saluran sedimentasi setelah ditambahkan bahan kimia seperti : alumunium, ferichlorida atau kapur. Carbon pada fase ini memerankan 2 fungsi yaitu adsorbsi bahan organik terlarut dan filtrasi bahan padat. Pengolahan Fisico Kimiawi biasanya digunakan untuk limbah cair yang mengandung senyawa-senyawa toksis atau senyawa-senyawa nonbiodegradeble yang tidak dapat diatasi dengan proses biologi. 5) Pembuangan Lumpur (Sludge Disposal) Proses pengolahan limbah cair industri menghasilkan lumpur dari bahan padat tersuspensi dalam effluen, biomass yang dihasilkan pada proses biologis dan presipitat yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia. Beberapa cara penangan lumpur bertujuan untuk mengurangi volume, menurunkan mikroorganisme phatogen, menurunkan kandungan. Penyimpanan limbah B3, adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil, pengumpul, pemanfaat, commit to user 26 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pengolah, atau sementara. penimbun Pengumpulan limbah limbah B3 B3, dengan adalah menyimpan kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat, pengolah, penimbun limbah B3. Pemanfaatan limbah B3, adalah suatu kegiatan perolehan kembali (recovery), penggunaan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle) yang bertujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga aman bagi lingkungan dan kesahatan manusia. Dan yang terakhir adalah Pengangkutan limbah B3, adalah kegiatan pemindahan dari pihak pertama kepada pihak ketiga (Darsono, 2013). Sampah ( Refuse ) atau limbah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang. Yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (teermasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis karena human waste yang tidak masuk di dalamnya dan bersifat padat (Azwar, 1990). Asal pencemaran udara dapat diterangkan dengan tiga proses yaitu atrisi, penguapan dan pembakaran. Dari ketiga proses pencemaran udara tersebut, pembakaran merupakan proses yang sangat dominan dalam kemampuannya menimbulkan bahan polutan ( Corman, 2008). commit to user 27 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pengelolaan limbah berkaitan dengan sistem pabrik. Ada pabrik yang telah mempergunakan peralatan dengan kadar buangan rendah sehingga buangan yang dihasilkannya tidak lagi perlu mengalami pengolahan. Bagi pabrik seperti ini memang telah dirancang dari awal pembangunan. Buangan dari pabrik berbeda satu dengan yang lain. Cara pengelolaan limbah yang baik yaitu dibuatkan tempat pembuangan yang khusus yang letaknya berjauhan dengan sumber air, sehingga tidak mencemari air masyarakat atau dijadikan pakan ternak yaitu beberapa jenis limbah yang berbentuk padat dan basah biasanya bisa digunakan sebagai bahan campuran pakan ternak yang dapat meningkatkan kandungan pakan ternak itu sendiri dan dimanfaatkan untuk produksi selanjutnya. Limbah adalah produk akhir yang berupa material bangunan dari sebuah proses pencucian, dekontaminasi atau proses metobolisme tubuh, yang dapat berbentuk cairan atau setengah padat( Darmadi, 2003). Limbah membutuhkan pengelolaan bila ternyata mengandung senyawa pencemaran yang berakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau paling tidak potensial menciptakan pencemaran. Suatu perkiraan harus dibuat lebih dahulu dengan jalan mengidentifikasi sumber pencemaran, kegunaan jenis bahan, sistem pengolahan, banyaknya buangan dan jenisnya, kegunaan bahan beracun dan berbahaya yang terdapat dalam pabrik. Dengan adanya perkiraan commit to user 28 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tersebut, maka program pengendalian dan penanggulangan pencemaran perlu dibuat. Sebab limbah tersebut baik dalam jumlah besar atau sedikit dalam jangka panjang atau jangka pendek akan membuat perubahan terhadap lingkungan, maka diperlukan pengolahan agar limbah yang dihasilkan tidak sampai mengganggu struktur lingkungan (Zulkifli, 2002). Namun demikian, tidak selamanya harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan. Ada limbah yang langsung dapat dibuang tanpa pengelolaan, ada limbah yang setelah diolah dimanfaatkan kembali. Ada limbah yang begitu keluar dari pabrik langsung diambil dan dibuang. Ada beberapa jenis limbah yang perlu diolah dahulu sebab mengandung polutan yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan. Limbah diolah dengan tujuan untuk mengambil barang-barang berbahaya di dalamnya dan atau mengurangi/menghilangkan senyawa-senyawa kimia atau nonkimia yang berbahaya dan beracun(Aoyogi, 2003). 4. Analisis Pengelolaan limbah B3 Setiap orang atau badan usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3. Penyimpanan limbah B3 adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil, pengumpul, pemanfaat, pengolah atau penimbun limbah B3 dengan menyimpan sementara. Pemanfaatan limbah B3, adalah suatu kegiatan perolehan kembali (recovery), penggunaan kembali (reuse), dan daur ulang commit to user 29 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id (recycle) yang bertujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga aman bagi lingkungan dan kesahatan manusia. Dan yang terakhir adalah Pengangkutan limbah B3, adalah kegiatan pemindahan dari pihak pertama kepada pihak ketiga. commit to user 30 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id B. Kerangka Pemikiran Tempat Kerja (Industri Pangan) Hasil Samping ( Limbah ) Limbah Cair Limbah B3 Limbah udara Pengelolaan limbah B3 di industri pangan Tidak Sesuai Sesuai Tidak berdampak akut kepada manusia Berdampak akut kepada manusia Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan : ------------------ : Tidak dilakukan analisis pengelolaan oleh penulis. commit to user