Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram http://ojs.ikipmataram.ac.id/index.php/prismasains/index e-mail: prismasains.pkpsm@gmail.com Month Year. Vol. x, No. y p-ISSN: 2338-4530 e-ISSN: 2540-7899 pp. xx-yy Study Literatur: Analisis Penerapan Model Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa 1Kurnia Islamiyah, Endang Purwaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5, Malang, 65145, Indonesia e-mail: kurnia.islamiyyah@gmail.com Received:…………..; Revised:…………; Published: ………….. Abstract Problem solving is one of the skills that must be possessed by students in the 21st century. Many learning methods have been applied to improve students' problem solving skills. The big method has drawbacks because not all students participate actively, but only 1-2 students. To overcome this problem, a think aloud pair problem solving (TAPPS) model was applied. TAPPS is a combination of thinking out loud and re-teaching techniques. With small groups (2 students) each of which has a clear role, all students will be actively involved. This study aims to analyze the application of the thin aloud pair problem solving (TAPPS) model in learning, what areas are widely studied, and how the results are. This research method uses literature study with bibliometric analysis. The research data was obtained from 18 articles selected through Publish or Perish 2012-2022 in the form of journal articles and conference papers. The results of data analysis can be ascertained that research on the application of the think aloud problem pair problem solving (TAPPS) model in learning was mostly carried out in 2015, while in 2021 there were not many. The fields that are most researched are mathematics, Indonesian language, science and accounting. While the competencies that must be sought are problem solving and learning achievement, the highest order, reading ability, mathematical thinking ability, and rational. From the results of the discussion, the think aloud problem pair problem solving (TAPPS) model in learning can improve student problem solving skills. Keywords: problem solving skill, think aloud pair problem solving (TAPPS), bibliometric.. Abstrak Pemecahan masalah (problem solving) merupakan salah satu keterampilan yang wajib dimiliki peserta didik di abad 21. Telah banyak metode pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa. Metode berkelompok besar mempunyai kekurangan karena tidak semua siswa berpatispasi secara aktif, melainkan 1-2 siswa saja. Untuk mengatasi hal tersebut, diterapkan model think aloud pair problem solving (TAPPS). TAPPS adalah sebuah kombinasi dari berpikir keras dan teknik pengajaran kembali. Dengan kelompok kecil (2 siswa) yang masing masing memiliki peran yang jelas, maka semua siswa akan terlibat secara aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model thin aloud pair problem solving (TAPPS) dalam pembelajaran, bidang apa saja yang banyak dikaji, dan bagaimana hasilnya. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur dengan analisis bibliometrik. Data penelitian diperoleh dari 18 artikel yang diseleksi melalui Publish or Perish 2012-2022 dalam bentuk artikel journal dan conference paper. Hasil analisis data menunjukkan dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang penerapan model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) dalam pembelajaran paling banyak dilakukan pada tahun 2015, sedangkan tahun 2021 belum banyak. Bidang yang paling banyak diteliti adalah matematika, disusul Bahasa Indonesia, IPA dan akuntansi. Sedangkan kompetensi yang diteliti adalah pemecahan masalah dan prestasi belajar, menempati urutan tertinggi, disusul kemampuan membaca, kemampuan berpikir matematis dan rasional.dari hasil diskusi disimpulkan bahwa model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa. Kata kunci: keterampilan pemecahan masalah, think aloud pair problem solving (TAPPS), bibliometrik. Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. Vol. x, No.y | |1 First author et al 4-5 words of the title ……….. How to Cite: Kurnia Islamiyah, Endang Purwaningsih. (20xx). The title. Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram, vol(no), xx-yy. doi:https://doi.org/10.33394/j-ps.vxxiyy https://doi.org/10.33394/j-ps.vxxiyy Copyright© 2019, First author et al This is an open-access article under the CC-BY License. INTRODUCTION Penekanan keterampilan abad ke-21 tidak hanya penguasaan mata pelajaran akademik utama tetapi juga hasil belajar berbasis keterampilan. Keterampilan-keterampilan penting di abad ke-21 masih relevan dengan empat pilar kehidupan yang mencakup learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together (Zubaidah, 2016). Empat prinsip tersebut masing-masing mengandung keterampilan khusus yang perlu diberdayakan dalam kegiatan belajar, seperti keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, metakognisi, keterampilan berkomunikasi, berkolaborasi, inovasi dan kreasi, literasi informasi, dan berbagai keterampilan lainnya. Keterampilan memecahkan masalah adalah kemampuan paling penting untuk meningkatkan pengetahuan pemahaman siswa dan mempersiapkan mereka untuk bertahan menghadapi tantangan masa depan (Rahman, 2019). Pemecahan masalah tidak bisa dihindari dalam kehidupan manusia dan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia (Wang et al., 2017). Seseorang harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang yang berbedabeda, dalam memecahkan masalah yang kompleks. Pada proses menyelesaikan berbagai permasalahan, peserta didik berupaya menyelesaikan masalah dengan mendiskusikan masalah bersama teman sebaya atau mencari berbagai informasi untuk mendapatkan solusi alternatif yang tepat (Argaw, W. et al, 2019). Hal tersebut menjadi tidak tepat apabila pemberi solusi memberikan sebuah solusi yang menjerumuskan atau bahkan dapat menimbulkan masalah baru (Nusailah, 2015). Oleh sebab itu guru perlu melatih keterampilan pemecahan masalah pada peserta didik, karena kehidupan peserta didik tidak dapat terlepas dari adanya masalah, seperti masalah perkembangan diri, mulai dari pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan emosi (Cahyani. H et al, 2016; Nusailah et al, 2015). Upaya peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan pemecahan masalah telah dilakukan dengan berbagai cara, yaitu implementasi model pembelajaran, pembuatan media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan antara lain Cooperative Problem Solving (CPS) dan Problem Based Learning (PBL). Pada kedua model tersebut siswa rata rata siswa bekerja secara kelompok 3-5 anggota. Kelemahan pada pengelompokan siswa tersebut adalah perhatian guru dalam tiap kelompok banyak digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak serius dan bermain main. Karena dalam pembelajaran kelompok 3-5 siswa masih dimungkinkan keaktifan siswa tidak merata, tetapi hanya 1 - 2 siswa saja yang aktif berpikir untuk memecahkan masalah (Sari, 2017). Peneliti lain mengelompokan siswa secara berpasangan (2 siswa) dengan menggunakan metode Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. TAPPS adalah sebuah kombinasi dari berpikir keras dan teknik pengajaran kembali. Strategi TAPPS adalah strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari jawaban dari permasalahan yang ada secara berkelompok (Jonnasen, 2003). Sejumlah penelitian mengatakan bahwa TAPPS dapat Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. Vol. x, No.y | |2 First author et al 4-5 words of the title ……….. meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pengaruh TAPPS terhadap prestasi dan minat belajar Teknologi Dasar adalah signifikan (Pate & Miller, 2011). Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, dilakukan analisis terhadap hasil studi sebelumnya menggunakan metode literatur review dengan analisis bibliometrik tentang penerapan model TAPPS untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sisswa 10 tahun terakhir (2012-2022), yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan pemecahan masalah pada pembelajaran fisika. Berbagai artikel tersebut mengungkap tentang rendahnya keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran fisika yang disebabkan oleh peserta didik kesulitan memecahkan permasalahan fisika, sehingga dilakukan berbagai pengembangan praktik pembelajaran yang melatih keterampilan pemecahan masalah pada beberapa materi fisika. Penerapan model TAPPS untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa masih perlu diteliti lebih lanjut dan dilakukan upaya untuk melatih keterampilan pemecahan masalah yang merupakan keterbaruan dari penelitian ini. Tujuan dari penelitian yaitu untuk menganalisis indikator yang digunakan pada model TAPPS yang dijadikan sebagai alat ukur untuk mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran, menganalisis praktik pembelajaran meliputi: model dan media pembelajaran, serta materi fisika yang dapat digunakan guru untuk melatih keterampilan pemecahan masalah peserta didik tingkat SMP, selain itu melacak informasi penyebab kesulitan-kesulitan peserta didik dalam proses pemecahan masalah fisika agar guru dapat memperbaiki praktik pembelajaran yang digunakan sehingga peserta didik akan terlatih dalam menyelesaikan permasalahan fisika. METHOD Jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode analisis bibliometrik. Analisis bibliometrik dilakukan dengan melihat persebaran publikasi untuk mengevaluasi kontribusi artikel terhadap kemajuan pengetahuan berbagai literatur menggunakan pendekatan statistika dan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap keseluruhan disiplin ilmu (Yulianingsih. S et al, 2020; Nuryudi, 2016; Suprapto N, et al. 2020). Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan data sekunder. Data penelitian berupa artikel penelitian terkait penerapan TAPPS untuk meningkatkan keterampilan pemecahanan masalah siswa. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Publish or Perish, kemudian dilakukan pengolahan data dan didapatkan 62 artikel selama 10 tahun terakhir (2012- 2022). Berikut alur metode pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan: Gambar 1. Metode pengumpulan dan pengolahan data Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. Vol. x, No.y | |3 4-5 words of the title ……….. First author et al Teknik analisis data pada penelitian, yaitu mengacu pada hasil pemetaan bibliometrik dari aplikasi VOSviewer yang menerapkan perhitungan Co-Occurrence. Analisis CoOccurrence mengungkap topik penelitian secara statistik, dengan ketentuan semakin sering terjadi pasangan antar dua kata kunci, maka semakin dekat hubungan antar kata kunci tersebut (Sidiq, 2019). Berdasarkan teknik analisis, diketahui bahwa model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) bisa diterapkan di berbagai bidang dan bukan hanya untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa. Penelitian ini akan membahas: 1. Bagaimanakah sebaran tahun penerapan model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) dalam pembelajaran? 2. Bagaimanakah sebaran bidang dalam penerapan model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) dalam pembelajaran? 3. Penelitian penerapan model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) dalam pembelajaran digunakan untuk meingkatkan kompetensi apa saja? 4. Apakah model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa? RESULTS AND DISCUSSION Hasil penelitian yang didapatkan pada seleksi bertahap menggunakan aplikasi PoP, Mendeley Desktop, dan VOSviewer diperoleh 19 artikel penerapan model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) dalam pembelajaran. Sebagian besar tujuan dari artikel tersebut adalah untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah serta prestasi belajar siswa menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan kajian penelitian masing-masing. Gambar 1 menunjukkan publikasi penelitian penerapan model TAPPS sepanjang tahun 2012 hingga 20222. Jumlah artikel penerapan TAPPS dalam pembelajaran sepanjang tahun mengalami peningkatan dan penurunan (fluktuatif). Artikel mengenai penerapan TAPPS dalam pembelajaran paling banyak diterbitkan pada tahun 2015, sedangkan paling sedikit pada tahun 2021 hanya 1, dan tahun 2022 belum ada penelitian sejenis. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa penerapan TAPPS dalam pembelajaran masih berpotensi untuk diteliti lebih lanjut. Pembaruan pada penelitian ini berfokus untuk mengkaji dan meninjau perihal keterampilan pemecahan masalah yang dihasilkan pada penerapan TAPPS. 4,5 4 4 3,5 3 3 3 2,5 2 2 2 2 1,5 1 1 1 1 0,5 0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2021 Gambar 1. Publikasi penelitian penerapan TAPPS selama kurun waktu 2012-2022 Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. Vol. x, No.y | |4 4-5 words of the title ……….. First author et al Pengkajian awal pada 19 artikel dilakukan untuk mendapatkan variabel terikat yang akan dikaitkan dengan model TAPSS. Ditemukan ada 4 mata pelajaran yang diteliti dengan penerapan TAPPS dalam pembelaharan, yaitu matematika, bahasa Indonesia, IPA dan akuntansi. Gambar 2 menunjukkan sebaran mata pelajaran yang diteliti dalam artikel tersebut. Jumlah Artikel 13 15 10 5 3 1 1 Akutansi IPA 0 B. Ind Matematika Gambar 2. Sebaran mata pelajaran dalam penelitian penerapan TAPPS selama kurun waktu 2012-2022 Dari grafik tersebut, terlihat bahwa TAPPS banyak digunakan untuk mata pelajaran matematika. Pada bidang matematika tersebut ada beberapa variabel yang diteliti, yaitu pemecahan masalah, prestasi belajar serta kemampuan komunikasi matematis. Hasil yang didapatkan bervariasi, namun sebagian besar mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk materi IPA dalam penelitian tersebut adalah materi hidrokarbon dengan hasil yang sesuai dengan hipotesinya. Mata pelajaran lain yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian TAPPS adalah fisika, sebab fisika hampir selalu berkaitan dengan matematika. Pengkajian selanjutnya pada 19 artikel dilakukan untuk mendapatkan variabel terikat yang akan dikaitkan dengan model TAPSS. Ditemukan ada 4 macam variabel yang diteliti dalam 19 artikel tersebut, yaitu pemecahan masalah, prestasi belajar, kemampuan memahami bacaan dan kemampuan komunikasi matematis. Gambar 3 menunjukkan sebaran variabel terikat yang diteliti dalam artikel tersebut. Jumlah Artikel 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 8 8 2 1 Pemecahan masalah Prestasi Belajar 1 Percaya Dir Kemampuan Mengetahui Komunikasi Pola Pikir Gambar 3. Sebaran variabel terikat dalam penelitian penerapan TAPPS selama kurun waktu 2012-2022 Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. Vol. x, No.y | |5 First author et al 4-5 words of the title ……….. Dari 19 artikel terlihat bahwa think aloud pair problem solving banyak digunakan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. TAPPS adalah sebuah kombinasi dari berpikir keras dan teknik pengajaran kembali. Strategi TAPPS adalah strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari jawaban dari permasalahan yang ada secara berkelompok (Jonnasen, 2003). Sejumlah penelitian mengatakan bahwa TAPPS dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pengaruh TAPPS terhadap prestasi dan minat belajar Teknologi Dasar adalah signifikan (Pate & Miller, 2011). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rafiqah, hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan antara pre-test dan post-test pemahaman konsep dan komunikasi ilmiah baik pada kelas eksperimen maupun kelas control dalam materi Fluida (Rofiqah et al., 2020). Namun kelas eksperimen mengalami eskalasi yang lebih signifikan. Sedangkan Nufus & Arnawa menemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa yang diterapkan model pembelajaran kolaboratif dengan teknik think aloud pair problem solving (TAPPS) pada materi Hidrokarbon (Nufus & Arnawa, 2018). Peneliti lain menyimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar matematika meningkat setelah menerapkan teknik pembelajaran TAPPS (Widuri et al., 2018). Dan model pembelajaran TAPPS meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa (Irham, 2015). Hasil penelitian mengenai keterampilan memecahkan masalah diperoleh dari analisis kata kunci (keyword) pada 19 artikel penelitian menggunakan perangkat lunak VOSviewer, dilakukan untuk menemukan variabel-variabel penelitian mengenai topik pemecahan masalah pada pembelajaran fisika. Berdasarkan pemetaan VOSviewer mengenai pemecahan masalah, dapat ditemukan beberapa parameter keterkaitan antar variabel, yaitu model pembelajaran think aloud pair problem solving (TAPPS) dengan kemampuan pemecahan masalah. Gambar 4 menunjukkan pemetaan hasil kesamaan keyword artikel TAPPS dan problem solving ability, diperoleh 4 kelompok (cluster) sesuai warna masing-masing dengan 62 istilah kata kunci yang berkaitan mengenai TAPPS dan problem solving ability. Seleksi kata kunci kemudian dilakukan sesuai tujuan penelitian, yaitu think aloud pair problem solving (TAPPS) dapat melatih keterampilan pemecahan masalah peserta didik. Gambar 4. Pemetaan hasil kesamaan keyword artikel TAPPS dan problem solving ability Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. Vol. x, No.y | |6 First author et al 4-5 words of the title ……….. Dari hasil yang didapatkan, semakin besar bulatan pada suatu kata kunci menunjukkanbahwa kata kunci tersebut banyak digunakan penulis artikel dan memiliki hubungan kuat dengan kata kunci yang lain. Gambar 4 memiliki 1 bulatan terbesar yaitu TAPPS, namun di sini model pembelajaran TAPPS juga muncul dengan kata think aloud problem solving (tidak disingkat) yang menunjukkan terdapat kaitan antara TAPPS, think aloud pair problem solving dan keterampilan pemecahan masalah atau dapat dikatakan bahwa pembelajaran think alod pair problem solving menjadi salah satu model pembelajaran utama yang dapat diimplementasikan dalam melatih keterampilan pemecahan masalah oleh peserta didik pada pembelajaran. Gambar 5. Keterkaitan think aloud pair problem solving dengan problem solving ability Gambar 5 menunjukkan kata kunci yang memenuhi tujuan penelitian yaitu keterkaitan think aloud pair problem solving dengan problem solving ability. Gambar 5 memperlihatkan penggunaan model think aloud pair problem solving (TAPPS) dalam upaya melatih dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah peserta didik dapat dikatkan dengan problem berpasangan, berpikir keras, berpikir kritis dan dampaknya pada pembelajaran. Model think aloud pair problem solving (TAPPS) merupakan model titik awal pembelajaran berdasarkan masalah kontekstual, yang digunakan untuk dapat melatih keterampilan pemecahan masalah dalam pembelajaran fisika dan membuat peserta didik lebih interaktif, efektif dan semangat. Dengan demikian, dengan menerapkan teknik pembelajaran TAPPS dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap aktivitas dan penguasaan hasil belajar matematika (Widuri et al., 2018). Strategi TAPPS memungkinkan siswa untuk berlatih konsep, menghubungkan dengan kerangka kerja yang ada, dan menghasilkan pemahaman materi yang lebih mendalam (Rahmat et al., 2015). Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. Vol. x, No.y | |7 4-5 words of the title ……….. First author et al Gambar 6. Keterkaitan matematika dengan model think aloud pair problem solving (TAPPS) Gambar 6 menunjukkan keterkaitan antara matematika dengan model think aloud pair problem solving (TAPPS). Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model think aloud pair problem solving (TAPPS) masih banyak digunakan di bidang matematika. Dengan karakteristik matematika, ini berarti model ini dapat diterapkan pada pembelajaran lain yang banyak menggunakan konsep matematika, misalnya akuntansi dan fisika. Fisika yang membutuhkan penguasaan matematika dengan baik. Matematika dan fisika memiliki hubungan yang erat, hubungan antara keduanya yaitu (1) metode matematika digunakan dalam fisika dan (2) konsep, pendapat dan cara berfikir fisika digunakan dalam matematika. Sehingga, hubungan antara fisika dan matematika tidak boleh diabaikan dalam disiplin ilmu (Tzanakis, 2006). Dari penelusuran artikel terkait didapatkan data hasil penelitian sebagai berikut. Tabel 1. Hasil penelitian penerapan model think aloud pair problem solving (TAPPS) dalam pembelajaran Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran TAPPS efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Aktivitas metakognisi siswa bisa dikembangkan melalui pembelajaran TAPPS untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Model pembelajaran TAPPS lebih baik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa Kemampuan dan keterampilan pemecahan masalah matematika siswa pada pembelajaran yang menggunakan model creative problem solving (CPS) lebih baik daripada model TAPPS. Penulis (Irham, 2015) (Mulyanti, 2019) (Utami, 2015) Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. Vol. x, No.y | |8 First author et al 4-5 words of the title ……….. Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa (Mika, 2019) Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan strategi pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis. (Irmawan et al., 2021) Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan (Rahmadiningsih, metode TAPPS lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan 2016) metode ekspositori CONCLUSION Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang penerapan model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) dalam pembelajaran paling banyak dilakukan pada tahun 2015, sedangkan tahun 2021 belum banyak. Bidang yang paling banyak diteliti adalah matematika, disusul Bahasa Indonesia, IPA dan akuntansi. Sedangkan kompetensi yang diteliti adalah pemecahan masalah dan prestasi belajar, menempati urutan tertinggi, disusul kemampuan membaca, kemampuan berpikir matematis dan rasional.dari hasil diskusi disimpulkan bahwa model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa. RECOMMENDATION Model think aloud problem pair problem solving (TAPPS) diketahui dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran. Namun penelitian masih banyak di bidang matematika. Penulis menyarankan agar penelitian selenjutnya menerapkan model ini pada mata pelajaran yang berkaitan dengan matematika, yaitu fisika. REFERENCES (12pt, Times New Roman) Argaw, A: Haile, B; Ayalew, B; Kuma, S. 2017. The effect of problem based learning (PBL) instruction on students'motivation and problem solving skills of physics. Eurasia JournalXof Mathematics, Science and Technology Education Vol 13 (3) 857-871. Cahyani. H, Setyawati. R W. 2016. Pentingnya peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui pbl untuk mempersiapkan generasi unggul menghadapi MEA. Seminar Nasional Matematika X Universitas Negeri Semarang 2016 Irham, M. (2015). Pola Metakognisi dan Kemampuan pemecahan Masalah Siswa Melalui Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Prosiding Seminar Nasional Matematika IX 2015, 161–169. Irmawan, W., Sulaiman, H., & Santi, D. P. D. (2021). Penerapan Strategi Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa SMA. APOTEMA: Jurnal Program …. http://194.59.165.171/index.php/APM/article/view/559 Nuryudi. (2016). Analisis bibliometrika islam: studi kasus dokumentasi publikasi ilmiah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Al-Maktabah: Jurnal Komunikasi dan Informasi Perpustakaan. 15 (1), 41-55. Nusaila, Siti & Farida. 2015. Problem solving strategy in balanced forces. International Journal of Business and Social Science, 6(8), 94–98 Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. Vol. x, No.y | |9 First author et al 4-5 words of the title ……….. Mika, S. (2019). … PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN THINK ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) PADA MATERI SISTEM …. Inovasi Pembelajaran Matematika Di …. http://econference.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/matematika/IPME/paper/view/688 Mulyanti, K. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Think Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah di Program Studi Akuntansi. Competitive. https://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/competitive/article/view/621 Nufus, S. H., & Arnawa, I. M. (2018). Effect Of Thinking Aloud Pair Problem Solving Type Cooperative Model On Student Problem-Solving Ability. 285(Icm2e), 125–127. https://doi.org/10.2991/icm2e-18.2018.29 Pate, M. L., & Miller, G. (2011). Effects of Think – Aloud Pair Problem Solving on Secondary – Level Students ’ Performance in Career and Technical Education Courses. 52(1), 120–131. https://doi.org/10.5032/jae.2011.01120 Rahman, M. (2019). 21st century skill’problem solving’: Defining the concept. … , MM (2019). 21st Century Skill “Problem Solving” …. https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3660729 Rahmat, M., -, M., & Zulaikah, S. (2015). Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Strategi Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving Siswa Kelas X SMA (Halaman 108 s.d. 112). Jurnal Fisika Indonesia, 18(54), 108–112. https://doi.org/10.22146/jfi.24384 Rofiqah, S. A., Widayanti, & Rozaqi, A. (2020). Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Method: The Effect of Understanding Physics Concepts and Communication in High Schools in Indonesia. Journal of Physics: Conference Series, 1467(1), 0–8. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1467/1/012066 Sari, M. N. (2017). Penerapan Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas Viii Smp Negeri 1 Turi Lamongan. In MATHEdunesa. ejournal.unesa.ac.id. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/21792/19980 Sidiq, Muhaemin. 2019. Panduan analisisbibliometrik sederhana. DOI: 10.13140/RG.2.2.15688.37125 Suprapto. N, Sukarmin, Rinie Pratiwi Puspitawati, Erman, Dian Savitri, Chih-Hsiung K. 2020. Research trend on technological pedagogical content knowledge (TPACK) through bibliometric analysis (2015-2019) Yulianingsih, S, Kurnia. D, Julia. J. 2020. Pemetaan sistematik dalam topik kajian problem posing berdasarkan analissis bibliometrik. Jurnal Pena Ilmiah: Vol 3, No 2 (2020) Wang, J. Y., Wu, H. K., & Hsu, Y. S. (2017). Using mobile applications for learning: Effects of simulation design, visual-motor integration, and spatial ability on high school students’ conceptual understanding. Computers in Human Behavior https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0747563216306598 Widuri, S. Y. S., Almash, L., & Zuzano, F. (2018). Application of Learning Engineering Techniques Thinking Aloud Pair Problem Solving in Learning Mathematics Students Class VII SMPN 15 Padang. IOP Conference Series …. https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757-899X/335/1/012126/meta Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui Pembelajaran. Seminar Nasional Pendidikan Dengan Tema “Isu-Isu Strategis Pembelajaran MIPA Abad 21, Desember, 1–17. Prisma Sains: Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram. Vol. x, No.y | |10