Uploaded by Ivan Hadi

PPDP Tugas UAS Ivan

advertisement
Nama
: Ivan Hadi Prawira Negara
Mata Kuliah
: Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya
Topik
: UAS
Analisis dan Refleksi tentang Asesmen Pembelajaran di
SMP Negeri 1 Sawan
1. PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan saat ini pasti sudah tidak asing dengan istilah Asesmen
Pembelajaran. Karena dengan diterapkannya kurikulum merdeka, setiap pendidik perlu untuk
melakukan asesmen dalam proses pembelajaran, baik itu asesmen diagnostik, formatif, maupun
sumatif. Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar peserta didik, yang
hasilnya kemudian digunakan sebagai bahan refleksi serta landasan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran. Asesmen dalam kurikulum merdeka sebenarnya memiliki dua jenis, yaitu
Asesmen Pembelajaran dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Kelas. Asesmen
pembelajaran ini digunakan pendidik sebagai umpan balik pembelajaran dan mengukur
pencapaian hasil belajar murid terhadap mata pelajaran tertentu. Asesmen pembelajaran dapat
dilakukan di awal, tengah, maupun akhir proses pembelajaran, yang bias akita kenal dengan
istilah asesmen diagnostik, formatif serta sumatif. Sedangkan AKM kelas ini digunakan
pendidik sebagai pelaporan hasil belajar untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas
pembelajaran dan mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) yang
setidaknya harus dimiliki murid agar dapat berfungsi secara produktif dalam kehidupan.
Asesmen pembelajaran menjadi kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh pendidik
dalam pembelajaran. Pendidik dapat mengetahui dan mengukur keberhasilan proses
pembelajaran lewat asesmen yang telah di lakukan. Karena tidak semua peserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, baik itu dari segi kemampuannya dalam berfikir kritis,
kebutuhannya, minat, serta potensi yang dimilikinya. Sehingga dalam menentukan asesmen
pendidik juga harus mempertimbangkan keberagaman peserta didik, namun disesuaikan juga
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dalam hal ini, asesmen sangat berguna
untuk optimalisasi proses pembelajaran, agar dapat memperbaiki proses pembelajaran
sehinggga peserta didik dapat mencapai keberhasilan dalam proses serta hasil belajarnya.
Tentunya ini berguna bagi pendidik untuk memperbaiki aspek-aspek dari pembelajaran yang
dianggap masih kurang optimal atau tidak sesuai dengan kondisi peserta didik serta tujuan dari
pembelajaran yang ingin dicapai. Sebagai seorang pendidik juga perlu melakukan evaluasi diri,
baik itu dari racangan, cara pendidik mengajar di kelas dalam kegiatan pembelajaran, hingga
asesmen yang telah dilakukan perlu untuk dilakukan refleksi agar pendidik dapat
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan dalam pembelajaran.
Melalui cara tersebut guru dapat menindak lanjuti upaya-upaya dalam mengapresiasi
keberhasilan dengan pengayaan serta upaya-upaya memeperbaiki hal yang masih kurang
dengan melakukan remedial. Artinya, melalui pengayaan dan remedi diharapkan proses
pembelajaran menjadi lebih optimal.
Selain manfaatnya yang cukup besar dalam pembelajaran, asesmen juga memiliki banyak
tantangan dalam penerapannya di sekolah. Saat ini asesmen pembelajaran yang dilakukan oleh
sebagian pendidik secara umum masih terbatas dan terfokus pada asesmen akhir/sumatif
pembelajaran), padahal jika merujuk pada konsep dalam teori evaluasi dan pembelajaran,
pelaksanaan asesmen mestinya mencakup pada asesmen awal, asesmen proses (assessement for
and as learning) dan akhir pembelajaran (assessement of learning). Rangkaian proses asesmen
tersebut juga merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan terintegrasi dalam proses
pembelajaran, bersifat siklus dan tidak linier. Maksudnya adalah seluruh komponen yang ada
dalam rangkaian pembelajaran, baik itu tujuan pembelajaran, proses, hingga asesmen saling
berkaitan antar satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan. Sehingga kualitas proses pembelajaran
serta hasilnya diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan penjelasan diatas, sebagai calon pendidik professional sudah seharusnya
melakukan asesmen pada peserta didik dalam proses pembelajaran. Secara umum hal yang
berkenaan dengan prinsip dasar asesmen proses dan hasil belajar, yaitu: pengertian asesmen
hasil belajar, tujuan dilakukannya asesmen, serta pelaksanaan asesmen hasil belajar. Karena
tenaga pendidik merupakan orang pertama yang memberikan arahan serta asesmen
pembelajaran di tingkat pendidikan agar tercapai tujuan dari proses pembelajaran itu sendiri.
2. PEMBAHASAN
Bentuk Asesmen Pembelajaran di kelas 8A SMP Negeri 1 Sawan
Dalam asesmen pembelajaran yang saya gunakan, terdapat tiga obyek penilaian atau yang
sering disebut dengan tiga ranah penilaian, yang diberlakukan di sistem pendidikan di Indonesia
yaitu penilaian kognitif (ranah pengetahuan), penilaian psikomotorik (ranah keterampilan) dan
penilaian afektif (ranah sikap). Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan di kelas 8a,
asesmen yang digunakan yaitu asesmen formatif dalam bentuk diskusi dan presentasi atau unjuk
kerja, serta asesmen sumatif dalam bentuk tes tulis. Berikut ini adalah penjelasan dari bentukbentuk asesmen yang digunakan saat mengajar di kelas 8A sebagai berikut:
a) Diskusi Kelompok
Peningkatan kemampuan habits of mind (kebiasaan berfikir) peserta didik dapat terlihat
dari hasil observasi kinerja diskusi kelompok yang menunjukkan hasil bahwa
kemampuan peserta didik dalam mengelola pikiran, perasaan, dorongan, dan keinginan
untuk mencapai tujuan tertentu di dalam kelompok mendapat skor maksimal sebesar
100%. Peningkatan capaian indikator habits of mind dapat digali dan dilatih melalui
penerapan asesmen kinerja. Hal ini didukung pendapat Sriyati (2011) dalam jurnal
Supriatna (2022) bahwa habits of mind dapat digali, dikembangkan, dan dibentuk melalui
berbagai strategi. Selain dapat mengembangkan kemampuan kebiasaan berfikir peserta
didik, kelebihan lainnya dari kegiatan diskusi ini ialah dapat melatih kemampuan
komunikasi peserta didik, rasa ingin tahu, dan menghargai temannya, sedangkan
kekurangannya ialah diskusi biasanya hanya didominasi oleh beberapa orang saja dalam
mengungkapkan pendapat atau pandangan mereka
b) Presentasi Kelompok
Tujuan diadakannya presentasi kelompok adalah agar peserta didik dapat bekerja sama
dan mengemukakan pendapatnya di depan uum, serta terlibat dalam tugas-tugas
kompleks dan memperbanyak dialog dalam mengembangkan keterampilan sosial dan
keterampilan berpikir. Kemampuan peserta didik dalam melakukan presentasi kelompok
dengan menggunakan asesmen kinerja terbilang sudah cukup mengalami perkembangan,
walaupun masih ada beberapa kekurangannya. Kemampuan dalam kebiasaan berfikir
peserta didik serta dalam presentasi terbilang masih harus terus dilatih dan dibina, hal ini
dapat terlihat dari hasil observasi kinerja presentasi peserta didik yang menunjukan bahwa
masih banyak yang hanya sekedar membaca hasil kerjanya saja dibandingkan dengan
memaparkannya sesuai dengan pemahamannya, sehingga pembelajaran saat presentasi
terkadang terasa membosankan dan monoton. Adapun kelebihan kegiatan presentasi ini
ialah peserta didik mampu melatih kemampuan berfikir antar sesama peserta didik
maupun guru dan saling bertukar informasi dari hasil yang diperoleh, sedangkan
kekurangannya yaitu kegiatan presentasi ini kadang hanya didominasi oleh beberapa
peserta didik saja sehingga hanya sedikit berpengaruh kepada peserta didik lainnya dalam
mengembangkan kemampuan mereka.
c) Tes Tulis
Tes tulis ini digunakan dalam asesmen sumatif, yang mana tes ini bisa dalam bentuk
pilihan ganda, mengisi singkat, benar-salah, menjodohkan dan uraian (esay). Pendidik
membuat beberapa variasi soal agar peserta didik tidak merasa bosan saat
mengerjakannya, serta dapat melihat sejauh mana peserta didik memahami materi yang
telah diajarkan oleh guru selama proses pembelajaran.
Kesesuaian Asesmen dengan Tahap Perkembangan Peserta Didik, Karakteristik
Lingkungan, dan Kemampuan Peserta Didik
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam tahap perkembangan peserta didik ada beberapa
aspek meliputi, perkembangan fisik yang merupakan perubahan-perubahan pada tubuh, otak,
kapasitas sensorik dan keterampilan motorik kasar maupun halus. Selain itu ada perkembangan
emosi yaitu meliputi perkembangan kemampuan anak untuk merasa nyaman, berani, gembira,
takut, dan marah dan lainnya. Dan yang terakhir yaitu perkembangan kognitif, yang merupakan
perubahan kemampuan mental, seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.
Biasanya perkembangan ini terjadi pada peserta didik berusia remaja, yakni terjadinya interaksi
dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk
eksperimentasi peserta didik dalam berpikir abstrak.
Berdasarkan teori Perkembangan Kognitif Piaget (Piaget’s Cognitive Developmental
Theory) Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget adalah:
a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun): Peserta didik belajar melalui indra dan tindakan
mereka.
b. Tahap praoperasional (2-7 tahun): Peserta didik mulai menggunakan bahasa dan simbol,
tetapi mereka masih berpikir secara egosentris.
c. Tahap operasional konkret (7-11 tahun): Peserta didik mulai berpikir secara logis, tetapi
mereka masih terbatas pada hal-hal yang dapat mereka amati secara langsung.
d. Tahap operasional formal (11-15 tahun): Peserta didik mulai berpikir secara abstrak dan
hipotetis.
Dalam asesmen pembelajaran yang guru gunakan sudah sesuai dengan tahapan
perkembangan peserta didik mulai dari mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Hal ini terlihat dengan adanya keterampilan berfikir kritis, memecahkan masalah, serta berpikir
logis. Selain itu pada asesmen pembelajarn ini juga bisa mengukur berbagai macam sikap dan
nilai, seperti sikap sosial dan sikap mandiri peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan tahapan
perkembangan peserta didik yang mulai mengembangkan nilai-nilai moral dan sosial. Dan yang
terakhir, yaitu dapat mengukur berbagai macam keterampilan fisik, seperti keterampilan
keaktifan dalam asesmen.
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, yang dimaksud disini adalah asesmen
menggunakan diskusi dan presertansi serta tes tulis. Dalam asesmen yang digunakan telah
menunjukkan kesesuaian dengan tahapan perkembangan peserta didik kelas VIIIA A. Pada
asesmen ini peserta didik diberikan permasalahan serta soal untuk menganalisis materi
pembelajaran yang telah diberikan.
Tidak hanya memperhatikan tahap perkembangan peserta didik, guru juga penting untuk
mempertimbangkan aspek lingkungan budaya, karakteristik serta kemampuan peserta didik.
Dalam asesmen yang telah dibuat, guru memberikan beberapa topik permasalahan sesuai
dengan lingkungan budaya peserta didik untuk didiskusikan bersama kelompoknya, seperti
dengan menggunakan pertanyaan “Bagaimana proses peredaran darah pada tubuh kita” dan lain
sebagainya. Dalam pembentukan kelompok, guru menyesuaikan dengan kemampuan setiap
peserta didik, jadi di setiap kelompok memiliki kemampuan yang imbang, artinya tidak ada
yang terlalu unggul dan sebaliknya. Selain itu guru juga membebaskan hasil dari diskusi yang
mereka lakukan dibuat dalam bentuk apa, sesuai dengan karakteristik peserta didik. Sehingga
dengan memperhatian kedua aspek tersebut, peserta didik lebih memahami materi
pembelajaran.
Asesmen Sebagai Umpan Balik atas Proses Pembelajaran.
Hasil dari asesmen peserta didik dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi pendidik untuk
melakukan refleksi serta evaluasi. Umpan balik dari peserta didik ini adalah komponen penting
dalam proses pembelajaran. Umpan balik memberikan wawasan tentang efektivitas metode
pengajaran, relevansi materi, dan persepsi peserta didik terhadap proses belajar mereka sendiri.
Umpan balik ini membantu pendidik menyesuaikan metode pengajaran untuk memenuhi
kebutuhan pembelajaran siswa secara lebih efektif.
Setelah mendapatkan umpan balik, tentunya pendidik perlu melakukan refleksi diri, baik
itu terhadap perencanaan dan proses pembelajaran maupun hasil asesmen yang dilakukan oleh
sesama pendidik, kepala satuan pendidikan atau peserta didik. Dengan demikian, pendidik akan
terus meningkatkan kualitas pengajarannya, sehinga dapat meningkatkan kualitas peserta didik.
3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi yang telah saya lakukan, saya dapat menyimpulkan bahwa
seorang pendidik sangat penting melakukan asesmen dalam pembelajaran. Pendidik juga harus
terampil dalam memilih asesmen yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik
peserta didik, karena hal tersebut sangat berkaitan erat antar satu sama lain, jika tidak sesuai,
maka sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebuah asesmen saat
proses pembelajaran tentunya memiliki sasaran atau tujuan yang ingin dicapai. Sasaran tersebut
berguna untuk mengetahui tingkat efektivitas kegiatan belajar, serta mengetahui seberapa jauh
peserta didik dalam menguasai materi yang telah dipelajari. Tentunya dalam hal ini, sasaran
tersebut dapat mengetahui perkembangan atau pertumbuhan belajar peserta didik, baik itu
kognitif (pengetahuan), motorik (keterampilan), maupun afektif (emosi, perilaku, rasa aman,
dan sebagainya). Untuk dapat melaksanakan asesmen tersebut, sebagai seorang pendidik harus
dapat merancang sebuah asesmen yang tepat serta lebih peka terhadap kebutuhan serta
karakteristik peserta didik.
Selain itu pendidik juga penting untuk melakukan refleksi diri, karena dengan melakukan
refleksi kita dapat mengetahui hal baik serta kekurangan yang ada baik itu dalam rancangan
proses, serta asesmen dalam pembelajaran. Sehingga kedepannya pendidik dapat lebih
meningkatkan kualitas pembelajaran yang ingin diterapkan di dalam kelas. Dan tentunya hal
tersebut akan berdampak bagi peserta didik dalam meningkatkan kualitas belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansur. 20218. Aplikasi Asesmen dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Gelogor. Jurnal Riset Pendidikan, 1 (1), (2018) 49-55.
Muqorobin. 2023. Tantangan Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka. Direktorat Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan. Diakses pada 31 Desember 2023.
Sari, N.A. 2023. Mengulas Asesmen di Ruang Kelas. Kompasiana. Diakses pada 31 Desember
2023.
Supriatna, G.S. 2022. Penerapan Asesmen Kinerja dalam Meningkatkan Kemampuan Habits of
Mind Siswa Pada Materi Plantae. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol. 10 No.2.
Yulianingsing. 2020. “Kegiatan Tintak Lanjut dalam Pengembangan Asesmen Pembelajaran di
MI”. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Dasar. Vol. 4 No. 1.
Download