Uploaded by Cynthia Agatha

Laporan Surveillance Perbankan Indonesia - Triwulan III 2023

advertisement
LAPORAN SURVEILLANCE
PERBANKAN INDONESIA
TW III 2023
Departemen Perizinan dan Manajemen Krisis Perbankan
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
ii
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Kata Pengantar
Dian Ediana Rae
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan - Otoritas Jasa Keuangan
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya, Laporan Surveillance Perbankan Indonesia Triwulanan III-2023 ini dapat diselesaikan
dengan baik. Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Tim Penyusun atas jerih
payahnya sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Kami berharap agar pembaca dan pengguna laporan
ini dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari data dan informasi maupun analisis/ulasan yang
disajikan.
Laporan Surveillance Perbankan Indonesia Triwulan III-2023 ini memuat overview dan analisis
kondisi perekonomian global dan domestik dan kaitannya terhadap perkembangan kinerja, penyaluran
kredit dan/atau pembiayaan, serta profil risiko yang dihadapi perbankan. Selain itu, dalam laporan ini
tercakup juga kebijakan perbankan yang diterbitkan oleh OJK pada periode laporan, perkembangan
kelembagaan perbankan, serta koordinasi antar lembaga terkait perbankan. Dapat ditambahkan bahwa
pada laporan ini juga disajikan pembahasan khusus terkait persoalan kelangkaan pasokan pangan dan
dampaknya terhadap inflasi.
Secara sekilas overview perekonomian global dan domestik dapat disampaikan bahwa pada
periode laporan pertumbuhan ekonomi beberapa negara utama mengalami divergensi seiring dengan
ketidakpastian global yang meningkat. IMF dalam World Economic Outlook (WEO) Oktober 2023
memproyeksi pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari tahun 2022 sebesar 3,5% (yoy) menjadi
3,0% (yoy) pada 2023 dan 2,9% (yoy) pada 2024. Di tengah inflasi global yang mulai melandai, suku bunga
acuan beberapa negara masih tetap pada level tinggi atau bahkan cenderung meningkat seiring dengan
tingkat inflasi yang masih belum mencapai target (2%). Meski mulai melandai, tekanan inflasi ke depan
diperkirakan masih berpotensi tinggi utamanya karena kenaikan harga energi dan pangan akibat eskalasi
geopolitik yang masih berlanjut serta adanya fenomena El Nino yang mengganggu proses dan tingkat
produksi pangan. Perlambatan ekonomi Tiongkok juga perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi arus
perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global ke depan.
Di tengah ketidakpastian global tersebut, pada triwulan III-2023 ekonomi domestik relatif tetap
tumbuh kuat yaitu sebesar 4,94% (yoy), meski melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 5,17% (yoy).
Tetap kuatnya pertumbuhan ekonomi domestik utamanya didorong permintaan yang solid tecermin pada
kuatnya konsumsi rumah tangga serta meningkatnya investasi di tengah turunnya pengeluaran Pemerintah
dan kinerja ekspor, masing-masing karena pergeseran belanja pegawai dan penurunan nilai ekspor maupun
impor sejalan dengan perlambatan ekonomi global.
Ekonomi domestik yang tetap kuat juga terekam pada indikator perbankan sebagaimana terlihat
pada pertumbuhan kredit (bank umum) yang masih cukup baik yaitu sebesar 8,96% (yoy) meskipun
melambat dari periode yang sama tahun sebelumnya (11,00%, yoy). Pertumbuhan kredit tersebut turut
didorong oleh membaiknya aktivitas usaha dan meningkatnya tingkat keyakinan (optimisme) konsumen.
Di sisi lain, DPK juga masih tumbuh yaitu sebesar 6,54% (yoy) atau sedikit melambat dari tahun sebelumnya
sebesar 6,77% (yoy). Meski melambat, kondisi likuiditas bank umum masih memadai sebagaimana tecermin
dari rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 115,37% dan 25,83%. Tingkat permodalan juga
cukup solid dengan CAR sebesar 27,33% yang utamanya ditopang perbaikan tingkat rentabilitas (ROA).
Risiko kredit juga terpantau membaik dengan rasio NPL gross dan NPL net yang menurun dan relatif stabil
masing-masing menjadi 2,43% dan 0,77%. Sejalan dengan kinerja bank umum, kinerja BPR dan BPRS juga
cukup baik dengan kredit/pembiayaan dan DPK masih tumbuh tinggi meski melambat dibandingkan tahun
sebelumnya, khususnya pada BPRS. Rasio permodalan juga cukup kuat dengan CAR BPR dan BPRS masingmasing sebesar 30,94% dan 28,12%.
iii
Bab 1
Daftar Isi
Overview dan Analisis Perekonomian
Global dan Domestik
1. Perekonomian Global
3
2. Perekonomian Domestik
5
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
v
Daftar Box
v
Bab 2
Daftar Tabel
vii
Kinerja Industri Perbankan Nasional
Daftar Grafik
viii
Ringkasan Eksekutif
ix
Infografis
xi
1. Kinerja Bank Umum
17
2. Kinerja Bank Perekonomian
Rakyat (BPR)
3. Kinerja Bank Perekonomian
Rakyat Syariah (BPRS)
23
26
Bab 3
Penyaluran Kredit/Pembiayaan
Perbankan
Daftar Box
Boks 1. Dampak Kelangkaan
Pasokan Pangan Akibat
Perubahan Iklim,
Tingginya Biaya
Produksi, dan
Pembatasan
Perdagangan Kian
Membayangi Kenaikan
Inflasi
9
A. Penyaluran
Kredit/Pembiayaan Bank
Umum (BUK dan BUS)
31
1. Kredit/Pembiayaan Bank
Umum berdasarkan Sektor
Ekonomi
31
2. Kredit/Pembiayaan Bank
Umum berdasarkan Lokasi
(Spasial)
33
3. Perkembangan Penyaluran
Kredit/Pembiayaan UMKM
36
B. Penyaluran
Kredit/Pembiayaan BPR dan
BPRS
38
1. Kredit/Pembiayaan BPR dan
BPRS berdasarkan Sektor
Ekonomi
38
2. Kredit/Pembiayaan BPR dan
BPRS berdasarkan Lokasi
(Spasial)
38
v
Bab 4
Profil Risiko Perbankan
1. Risiko Kredit
43
2. Risiko Pasar
53
3. Risiko Likuiditas
55
4. Risiko Hukum
57
Bab 5
Pengaturan dan Kelembagaan
Perbankan
1. Pengaturan Perbankan
61
2. Kelembagaan Perbankan
66
Bab 6
Koordinasi Antar Lembaga terkait
Perbankan
1. Koordinasi Multi-Lembaga
dalam menjaga Stabilitas
Sistem Keuangan
73
2. Koordinasi Bilateral
75
3. Partisipasi OJK dalam Fora
Internasional
75
Lampiran
vi
I. Rumus Indikator Kinerja
Perbankan dan Penilaian
Profil Risiko
81
II. Glossary
83
Daftar Tabel
Tabel 1 Indikator Umum Bank Umum
Tabel 2 Tingkat Konsentrasi Aset Bank Umum
Tabel 3 Perkembangan Aset Bank Umum berdasarkan Kelompok Kepemilikan
Tabel 4 DPK Bank Umum berdasarkan Kelompok Kepemilikan Bank
Tabel 5 Penyebaran DPK Bank Umum berdasarkan Pangsa Wilayah Terbesar
Tabel 6 Komponen ATMR Bank Umum
Tabel 7 Rasio Keuangan Bank Umum
Tabel 8 Rasio Permodalan dan Rentabilitas Bank Umum
Tabel 9 Perkembangan Kinerja BPR dan BPRS
Tabel 10 Indikator Umum BPR
Tabel 11 Indikator Umum BPRS
Tabel 12 Konsentrasi Kredit/Pembiayaan Bank Umum berdasarkan Sektor Ekonomi
Tabel 13 Porsi Kredit/Pembiayaan berdasarkan Sektor Ekonomi menurut Lokasi
(Spasial)
Tabel 14 Kredit/Pembiayaan UMKM berdasarkan Kelompok Bank
Tabel 15 Konsentrasi Kredit/Pembiayaan BPR/BPRS berdasarkan Sektor Ekonomi
Tabel 16 Persebaran Kredit/Pembiayaan BPR dan BPRS menurut Lokasi (Spasial)
Tabel 17 Perkembangan Kualitas Kredit
Tabel 18 Perkembangan Kredit berdasarkan Jenis Penggunaan
Tabel 19 Rasio NPL Gross per Jenis Penggunaan
Tabel 20 Rasio NPL Gross berdasarkan Jenis Penggunaan per Kepemilikan Bank
Tabel 21 NPL Gross Lokasi berdasarkan Sektor Ekonomi
Tabel 22 Porsi Kepemilikan Surat Berharga Perbankan berdasarkan Kategori
Tabel 23 Perkembangan LCR Perbankan
Tabel 24 Statistik Penanganan Penyimpangan Ketentuan Perbankan
Tabel 25 Pemberian Keterangan Ahli/Saksi
Tabel 26 Jaringan Kantor BUK
Tabel 27 Jaringan Kantor BPR
Tabel 28 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah
Tabel 29 Jaringan Kantor BPRS
17
18
18
20
20
22
22
22
23
24
26
31
36
37
38
39
45
45
45
46
52
55
56
57
58
66
67
69
69
vii
Daftar Grafik
Grafik 1 Inflasi Konsumen
3
Grafik 2 Suku Bunga Acuan
3
Grafik 3 Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara Triwulan III-2023
4
Grafik 4 PMI Manufaktur Beberapa Negara
4
Grafik 5 Perkembangan Harga Komoditas
5
Grafik 6 Pertumbuhan PDB Indonesia berdasarkan Pengeluaran
5
Grafik 7 Pertumbuhan Nilai Ekspor dan Impor
6
Grafik 8 Neraca Perdagangan Indonesia Triwulanan
6
Grafik 9 Pertumbuhan PDB Indonesia berdasarkan Lapangan Usaha
7
Grafik 10 Perkembangan Aset Bank Umum
18
Grafik 11 Tren Pertumbuhan DPK per Komponen
19
Grafik 12 Pergerakan DPK Berdasarkan Valuta
19
Grafik 13 Kredit per Valuta
21
Grafik 14 Pertumbuhan Kredit berdasarkan Jenis Penggunaan
21
Grafik 15 Perkembangan Aset BPR
24
Grafik 16 Perkembangan DPK BPR
24
Grafik 17 Kredit BPR berdasarkan Jenis Penggunaan
25
Grafik 18 Tren Aset BPRS
26
Grafik 19 Tren Pertumbuhan DPK BPRS
27
Grafik 20 Tren ROA dan BOPO BPRS
27
Grafik 21 Persebaran Kredit/Pembiayaan Bank Umum menurut Lokasi (Spasial)
35
Grafik 22 Penyebaran Kredit/Pembiayaan UMKM
36
Grafik 23 Tren Rasio NPL Gross dan NPL Net
43
Grafik 24 Pertumbuhan Nominal Kualitas Kredit
43
Grafik 25 Pertumbuhan CKPN
44
Grafik 26 Tren Kredit Restrukturisasi terkait COVID-19
44
Grafik 27 Tren Pertumbuhan Kredit per Sektor Ekonomi
49
Grafik 28 Tren NPL Gross per Sektor Ekonomi
50
Grafik 29 Perkembangan Nominal NPL berdasarkan Sektor Ekonomi
50
Grafik 30 Tren NPL Gross berdasarkan Lokasi (Spasial)
53
Grafik 31 Dolar Index dan VIX Index
53
Grafik 32 PDN dan Pergerakan Nilai Tukar
54
Grafik 33 Spread Yield UST dan SBN
54
Grafik 34 Transaksi Non Residen di Pasar Saham dan SBN Indonesia
54
Grafik 35 Potensi Keuntungan/Kerugian Kepemilikan Surat Berharga Perbankan
54
Grafik 36 Porsi Kepemilikan Surat Berharga Perbankan (FVTPL dan FVTOCI) berdasarkan Tenor 55
Grafik 37 Perkembangan Parameter IRRBB
55
Grafik 38 LDR berdasarkan Valuta
56
Grafik 39 AL/NCD dan AL/DPK
56
Grafik 40 Perkembangan LCR dan NSFR
56
Grafik 41 Perkembangan Suku Bunga PUAB
57
Grafik 42 Penyebaran Jaringan Kantor BUK
67
Grafik 43 Penyebaran Jaringan Kantor BPR
67
Grafik 44 Jumlah BPR berdasarkan Pemenuhan Komposisi Jumlah Anggota Direksi dan Dewan
Komisaris
68
Grafik 45 Jumlah BPRS berdasarkan Pemenuhan Komposisi Jumlah Anggota Direksi dan Dewan
Komisaris
68
Grafik 46 Penyebaran Jaringan Kantor BUS
69
Grafik 47 Penyebaran Jaringan Kantor BPRS
69
viii
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Ringkasan Eksekutif
Pada triwulan III-2023, pertumbuhan ekonomi beberapa negara utama mengalami divergensi
seiring dengan ketidakpastian global yang meningkat. IMF dalam World Economic Outlook (WEO) Oktober
2023 memproyeksi pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari tahun 2022 sebesar 3,5% (yoy)
menjadi 3,0% (yoy) pada 2023 dan 2,9% (yoy) pada 2024. Di tengah inflasi global yang mulai melandai, suku
bunga acuan beberapa negara tetap dipertahankan pada level tinggi (higher for longer) atau bahkan
meningkat seiring dengan tingkat inflasi yang masih belum mencapai target (2%). Meski mulai melandai
tekanan inflasi ke depan diperkirakan masih tetap tinggi karena didorong oleh kenaikan harga energi dan
pangan akibat eskalasi geopolitik yang masih berlanjut, kondisi ekonomi yang semakin terfragmentasi, serta
adanya fenomena El Nino yang dapat mendorong kenaikan harga pangan. Perlambatan ekonomi Tiongkok
juga perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global ke
depan.
Di tengah ketidakpastian global tersebut, ekonomi Indonesia pada triwulan III-2023 tetap tumbuh
kuat yaitu sebesar 4,94% (yoy), meski melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 5,17% (yoy). Tetap
kuatnya pertumbuhan ekonomi domestik masih didorong oleh permintaan yang solid tecermin pada
pertumbuhan konsumsi serta tumbuhnya investasi di tengah kontraksi pengeluaran pemerintah akibat
pergeseran belanja pegawai dan kontraksi kinerja ekspor sejalan perlambatan ekonomi global.
Ekonomi domestik yang tetap kuat juga terekam pada indikator perbankan sebagaimana terlihat
pada pertumbuhan kredit (bank umum) yang masih cukup baik yaitu sebesar 8,96% (yoy) meskipun
melambat dari periode yang sama tahun sebelumnya (11,00%, yoy). Pertumbuhan kredit tersebut turut
didorong oleh membaiknya aktivitas usaha dan meningkatnya tingkat keyakinan (optimisme) konsumen di
tengah ketidakpastian global. Di sisi lain, DPK juga masih tumbuh yaitu sebesar 6,54% (yoy) atau sedikit
melambat dari tahun sebelumnya sebesar 6,77% (yoy). Meski melambat, kondisi likuiditas bank umum
masih memadai sebagaimana tecermin dari rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 115,37%
dan 25,83%, atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%. Tingkat permodalan juga
cukup solid dengan CAR sebesar 27,33% yang utamanya ditopang peningkatan rentabilitas (ROA). Risiko
kredit juga terpantau membaik dengan rasio NPL gross dan NPL net yang menurun dan stabil masingmasing menjadi 2,43% dan 0,77%. Sejalan dengan kinerja bank umum, kinerja BPR dan BPRS juga cukup
baik dengan kredit/pembiayaan dan DPK masih tumbuh tinggi meski melambat dibandingkan tahun
sebelumnya, khususnya pada BPRS. Rasio permodalan juga cukup kuat dengan CAR BPR dan BPRS masingmasing sebesar 30,94% dan 28,12%. Meskipun kinerja perbankan masih terjaga, namun perlu diperhatikan
risiko lainnya utamanya risiko pasar dan dampaknya pada risiko likuiditas terkait potensi peralihan arus
modal asing dari sentimen kebijakan moneter global (suku bunga) yang diperkirakan masih tetap tinggi
atau bahkan meningkat, serta potensi risiko kredit, baik apabila terjadi kegagalan restrukturisasi maupun
karena meningkatnya biaya dana yang dapat berdampak pada penurunan daya beli nasabah.
Untuk menjaga ketahanan industri perbankan, OJK senantiasa berupaya meningkatkan mitigasi
risiko secara berkelanjutan dengan meningkatkan kualitas pengawasan dibarengi penguatan regulasi.
Dalam penguatan regulasi, pada periode laporan, OJK menerbitkan enam ketentuan perbankan berupa
empat POJK dan dua SEOJK. Selain itu, OJK juga menerbitkan dua surat Kepala Eksekutif Pengawas
Perbankan (KEPP) terkait Kebijakan Relaksasi Pengaturan tentang Lembaga Pengelola Informasi
Perkreditan, dan Insentif bagi Bank Umum mengenai DHE SDA. OJK juga aktif berkoordinasi dengan
Pemerintah dan Otoritas terkait, baik secara bilateral maupun melalui Komite Stabilitas Sistem Keuangan
(KSSK) dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
ix
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
x
INFOGRAFIS
Laporan Surveillance Perbankan Indonesia
Triwulan III 2023
Ekonomi Global
• Pertumbuhan ekonomi beberapa negara utama mengalami divergensi seiring dengan
meningkatnya ketidakpastian global. AS tumbuh meningkat, UK tumbuh relatif stagnan,
sementara Eropa dan Tiongkok tumbuh melambat.
• IMF dalam World Economic Outlook Oktober 2023 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi
global akan melambat dari tahun 2022 sebesar 3,5% (yoy) menjadi 3,0% (yoy) pada 2023 dan
2,9% (yoy) pada 2024.
• Di tengah inflasi global yang mulai melandai, suku bunga acuan beberapa negara tetap
dipertahankan pada level tinggi (higher for longer) atau bahkan meningkat seiring dengan
tingkat inflasi yang masih belum mencapai target.
Pertumbuhan
Ekonomi
Inflasi Global
%
Suku Bunga Global
%
Ekonomi Domestik
• Ekonomi Indonesia pada triwulan III-2023 tetap tumbuh kuat sebesar 4,94% (yoy), meski
melambat dari 5,17% (yoy) pada triwulan II-2023 sebagai pengaruh sudah tidak adanya
faktor musiman seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Tetap kuatnya pertumbuhan
masih didorong oleh konsumsi dan investasi, sementara pengeluaran pemerintah dan
ekspor terkontraksi.
• Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2023
utamanya didorong oleh sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran,
transportasi dan pergudangan, serta konstruksi. Sektor PAMM masih tumbuh tinggi
sejalan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik.
PDB Indonesia
Neraca Perdagangan
Indonesia
xi
INFOGRAFIS
Laporan Surveillance Perbankan Indonesia
Triwulan III 2023
KINERJA
Aset
DPK
Kredit
CAR
ROA
7,73% (yoy)
6,77% (yoy)
11,00% (yoy)
25,09%
2,51%
7,13% (yoy)
6,54% (yoy) 8,96% (yoy)
27,33%
2,73% TW III-23
25,17%
2,53%
27,43%
2,76%
TW III-22
Rp11.235T Rp8.147T Rp6.837T
Bank Umum
Bank Umum
Konvensional
10,53% (yoy)
7,26% (yoy)
6,13% (yoy)
6,92% (yoy)
6,56% (yoy) 8,66% (yoy)
Rp10.684T Rp7.715T Rp6.481T
Bank Umum
Syariah
18,19% (yoy)
19,54% (yoy)
20,97% (yoy)
23,52%
2,07%
11,31% (yoy)
6,04% (yoy)
14,81% (yoy)
25,14%
2,04%
Rp551T
Rp433T
Rp357T
Risiko Pasar
Risiko Kredit
NPL Gross
LaR
PDN
Risiko Likuiditas
LCR
NSFR
AL/NCD
PROFIL
RISIKO
BANK
UMUM
xii
INFOGRAFIS
Laporan Surveillance Perbankan Indonesia
Triwulan III 2023
KINERJA
Aset
Bank
Perekonomian
Rakyat (BPR)
DPK
Kredit
CAR
8,18% (yoy)
8,79% (yoy)
8,35% (yoy)
9,57% (yoy) 9,45% (yoy)
Rp190T
Rp135T
18,39% (yoy)
18,02% (yoy) 21,81% (yoy)
9,91% (yoy)
Rp22T
Rp14T
31,46%
1,78% TW III-22
30,94%
1,34% TW III-23
23,74%
1,82%
28,12%
2,18%
Rp138T
15,79% (yoy) 13,02% (yoy) 18,15% (yoy)
Bank
Perekonomian
Rakyat Syariah
ROA
Rp16T
(BPRS)
KETENTUAN PERBANKAN PADA TRIWULAN III 2023
KETENTUAN
PERIHAL
TANGGAL
OBJEK
PENGATURAN
POJK
Nomor 9 Tahun 2023
Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan
Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa
Keuangan
11 Juli 2023
Perbankan, Pasar
Modal, dan IKNB
POJK
Nomor 12 Tahun 2023
Unit Usaha Syariah (UUS)
12 Juli 2023
Unit Usaha Syariah
(UUS)
POJK
Nomor 16 Tahun 2023
Penyidikan Tindak Pidana di Sektor Jasa
Keuangan
7 Agustus 2023
Sektor Jasa
Keuangan (SJK)
POJK
Nomor 17 Tahun 2023
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum
(POJK Tata Kelola)
14 September 2023
Bank Umum
xiii
INFOGRAFIS
Laporan Surveillance Perbankan Indonesia
Triwulan III 2023
KETENTUAN PERBANKAN PADA TRIWULAN III 2023
KETENTUAN
SEOJK
Nomor 10/SEOJK.03/2023
PERIHAL
Penyelenggaraan Produk Bank
Perekonomian Rakyat Syariah
(SEOJK Produk BPRS)
SEOJK
Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank
Nomor 11/SEOJK.03/2023 Perekonomian Rakyat dan Batas Maksimum
Penyaluran Dana Bank Perekonomian
Rakyat Syariah
TANGGAL
OBJEK
PENGATURAN
27 Juli 2023
BPRS
15 Agustus 2023
BPR dan BPRS
xiv
1
Overview dan Analisis
Perekonomian Global
dan Domestik
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
2
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
1
Overview dan Analisis Perekonomian
Global dan Domestik
Pada triwulan III-2023, pertumbuhan ekonomi antarnegara mengalami divergensi seiring
dengan ketidakpastian global yang meningkat. Meski demikian, ekonomi domestik masih
tumbuh kuat utamanya didorong masih kuatnya konsumsi domestik dan investasi, di
tengah kontraksi pengeluaran pemerintah akibat pergeseran belanja pegawai dan
kontraksi kinerja ekspor sejalan perlambatan ekonomi global.
1. Perekonomian Global
Pada
triwulan
ekonomi
III-2023,
beberapa
mengalami
divergensi
pertumbuhan
Meski mulai melandai, tekanan inflasi ke
negara
utama
depan diperkirakan masih tetap tinggi
seiring
dengan
karena didorong oleh kenaikan harga
ketidakpastian global yang meningkat. Di
energi
tengah inflasi global yang mulai melandai,
geopolitik yang masih berlanjut, kondisi
suku bunga acuan beberapa negara tetap
ekonomi yang semakin terfragmentasi,
dipertahankan pada level tinggi (higher for
serta adanya fenomena El Nino yang dapat
longer) atau bahkan meningkat seiring
mendorong kenaikan harga pangan. Di
dengan tingkat inflasi yang masih belum
Eropa,
mencapai target (2%).
meningkatkan suku bunga acuannya untuk
Grafik 1 Inflasi Konsumen
dan
pangan
European
akibat
Central
Bank
eskalasi
(ECB)
menekan inflasi utamanya dikarenakan
kenaikan harga energi. Sementara di
Amerika Serikat (AS), The Fed diperkirakan
masih akan mempertahankan suku bunga
Fed Fund Rate (FFR) pada level tinggi
hingga inflasi mencapai target. Tingginya
FFR ini diperkirakan akan diikuti oleh
kenaikan yield obligasi pemerintah AS (US
Sumber: Reuters
Grafik 2 Suku Bunga Acuan
Treasury/UST) tenor jangka panjang karena
naiknya kebutuhan pembiayaan utang
Pemerintah dan kenaikan premi risiko
jangka panjang (term-premia). Kenaikan
yield
UST
tersebut
juga
berpotensi
memengaruhi peralihan arus modal keluar
dari negara emerging, termasuk Indonesia,
ke negara maju, salah satunya AS.
Karena masih tingginya ketidakpastian
Sumber: Reuters
global tersebut, IMF dalam World Economic
Outlook (WEO) Oktober 2023 memproyeksi
3
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
pertumbuhan
ekonomi
akan
dan pengeluaran pemerintah juga turut
melambat dari tahun 2022 sebesar 3,5%
mendorong pertumbuhan ekonomi AS
(yoy) menjadi 3,0% (yoy) pada 2023 dan
pada triwulan laporan. PMI Manufaktur AS
2,9% (yoy) pada 2024, turun 0,1% di tahun
juga menunjukkan peningkatan meskipun
2024 dibanding proyeksi pada WEO Juli
masih di level kontraksi sebagai pengaruh
2023.
masih lemahnya permintaan baru. Namun
Selain
itu,
global
inflasi
global
juga
diperkirakan melandai dari tahun 2022
demikian,
sebesar 9,2% menjadi 5,9% pada 2023 dan
tersebut masih dibayangi faktor risiko yang
4,8% pada 2024.
dapat memengaruhi pertumbuhan triwulan
Grafik 3 Pertumbuhan Ekonomi Beberapa
Negara Triwulan III-2023
pertumbuhan
ekonomi
AS
mendatang seperti penurunan tabungan,
berakhirnya relaksasi pembayaran student
loan, serta kebutuhan pembayaran jatuh
tempo refinancing utang korporasi dengan
suku bunga yang lebih tinggi.
Ekonomi UK juga masih menunjukkan
pertumbuhan yang lemah atau relatif
stagnan, di tengah tingkat inflasi yang
masih
tinggi.
Ekspor
menunjukkan
Sumber: Trading Economics dan Reuters
pertumbuhan yang terbatas sementara
Grafik 4 PMI Manufaktur Beberapa Negara
konsumsi,
investasi,
dan
pengeluaran
pemerintah menurun. Hal tersebut juga
ditunjukkan oleh PMI manufaktur UK yang
masih berada di level kontraksi.
Di sisi lain, ekonomi Eropa dan Tiongkok
menunjukkan perlambatan dibandingkan
triwulan
sebelumnya.
Perlambatan
ekonomi Eropa dipengaruhi oleh tingkat
suku bunga yang tinggi sejalan dengan
Sumber: Reuters
Pada
inflasi yang masih belum mencapai target
triwulan
ekonomi
laporan,
pertumbuhan
negara-negara
mengalami
meskipun mulai melandai. Perlambatan
utamanya
didorong
oleh
turunnya
divergensi. Di satu sisi, ekonomi AS tumbuh
pertumbuhan ekonomi Jerman sebagai
meningkat,
oleh
salah satu ekonomi terbesar di Eropa
kenaikan konsumsi yang dipengaruhi oleh
karena turunnya industri manufaktur akibat
melandainya inflasi dan kondisi tenaga
kenaikan
kerja AS yang masih cukup baik. Kenaikan
permintaan ekspor juga melemah. Hal ini
tersebut juga terlihat pada tumbuhnya
juga didukung oleh data PMI Manufaktur
sektor jasa seperti perhotelan dan restoran
Eropa yang masih menunjukkan level
didorong naiknya konsumsi high-income
kontraksi.
utamanya
ditopang
earner di AS. Selain itu, naiknya investasi
4
harga
energi.
Selain
itu,
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Perlambatan
menjadi
ekonomi
salah
dikarenakan
Tiongkok
satu
perhatian
pengaruhnya
juga
minyak,
harga
komoditas
CPO
juga
dunia
meningkat sebagai pengaruh sentimen
terhadap
faktor cuaca dari El Nino yang mengurangi
permintaan global. Pada triwulan III-2023,
ekonomi Tiongkok berhasil tumbuh 4,9%
(yoy) di atas perkiraan pasar 4,6%, antara
produksi CPO.
Grafik 5 Perkembangan Harga Komoditas
lain didorong oleh kenaikan konsumsi dan
produksi manufaktur, tecermin pada PMI
Manufaktur yang relatif meningkat dan
berada
pada
level
ekspansi.
Meski
demikian, dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya ekonomi Tiongkok tumbuh
melambat utamanya masih dipengaruhi
oleh krisis properti. Ke depan ekonomi
Tiongkok juga masih dibayangi beberapa
risiko seperti tingginya pengangguran usia
Sumber: Reuters
2. Perekonomian Domestik
muda, penurunan keyakinan sektor swasta
Di
serta
tensi
ekonomi global, ekonomi Indonesia tetap
terkait
tumbuh kuat sebesar 4,94% (yoy) pada
masih
ketegangan
berlangsungnya
dengan
AS
tengah
tingginya
ketidakpastian
perdagangan, teknologi, dan geopolitik.
triwulan III-2023, meski melambat dari
Di tengah masih tingginya ketidakpastian
5,17% (yoy) pada triwulan II-2023 sebagai
global
tersebut,
pergerakan
harga
komoditas global juga menunjukkan arah
yang beragam. Namun demikian, secara
umum harga komoditas relatif menurun
dari tahun lalu sebagaimana ditunjukkan
oleh indeks harga komoditas Bloomberg
(BCOM) pada September 2023 tercatat
sebesar 501,79 turun dari 538,49 pada
September 2022. Penurunan utamanya
terlihat pada harga batubara antara lain
dipengaruhi adanya carbon pricing yang
pengaruh
sudah
tidak
adanya
faktor
musiman seperti hari raya Idul Fitri dan Idul
Adha.
Tetap
kuatnya
pertumbuhan
ekonomi domestik masih didorong oleh
permintaan yang solid tecermin pada
pertumbuhan konsumsi serta tumbuhnya
investasi.
pemerintah
Sementara
dan
itu,
ekspor
pengeluaran
mengalami
kontraksi.
Grafik 6 Pertumbuhan PDB Indonesia
berdasarkan Pengeluaran
mendorong peralihan ke energi terbarukan
serta
perlambatan
ekonomi
global,
khususnya Tiongkok, yang berdampak
pada penurunan permintaan batubara.
Sementara itu, harga minyak mentah dunia
meningkat
dipengaruhi
pengurangan
produksi minyak oleh Arab Saudi dan Rusia
hingga akhir tahun 2023, serta turunnya
stok minyak AS. Sejalan dengan harga
Sumber: BPS
5
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Pada triwulan III-2023, konsumsi tumbuh
Kontribusi
5,08% (yoy) didorong oleh konsumsi rumah
melalui ekspor juga menunjukkan kontraksi
tangga dan Lembaga Non-Profit yang
sebesar -4,26% (yoy) sejalan dengan
Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang
perlambatan ekonomi global dan turunnya
memiliki porsi terbesar yaitu 53,16%.
harga
Kenaikan konsumsi rumah tangga terdapat
memengaruhi penurunan ekspor barang
pada
sektor
non migas. Hal tersebut tecermin pada
transportasi dan komunikasi serta makanan
turunnya nilai ekspor pada September
dan minuman. Hal ini sejalan dengan
2023 sebesar -16,22% (yoy), utamanya
kenaikan mobilitas yang terus berlanjut,
karena turunnya ekspor non migas sebesar
terjaganya daya beli masyarakat serta
-17,72% (yoy), sementara ekspor migas
didukung keyakinan konsumen yang tetap
tumbuh 11,61% (yoy). Di lain sisi, impor
optimis. Per September 2023, Indeks
juga
Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar
-12,45% (yoy). Meski demikian, neraca
121,7
pada
perdagangan masih mencatatkan surplus
menunjukkan
pada September 2023 sebesar USD3,41
naiknya optimisme konsumen. Selain itu,
miliar atau selama triwulan III-2023 surplus
konsumsi LNPRT juga tumbuh antara lain
sebesar USD7,82 miliar.
semua
sektor
meningkat
September
ditopang
2022
oleh
utamanya
dari
117,2
yang
aktivitas
partai
politik
menjelang Pemilu 2024.
perdagangan
komoditas
menunjukkan
internasional
batubara
kontraksi
yang
sebesar
Grafik 7 Pertumbuhan Nilai Ekspor dan
Impor
Investasi atau Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) tumbuh tinggi 5,77% (yoy),
didorong oleh investasi bangunan dan non
bangunan. Investasi bangunan tumbuh
sejalan dengan berlanjutnya pembangunan
infrastruktur
wilayah,
Pemerintah
termasuk
di
berbagai
pembangunan
infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN) di
Kalimantan Timur. Sementara itu, investasi
non-bangunan didorong antara lain oleh
Sumber: BPS
Grafik 8 Neraca Perdagangan Indonesia
Triwulanan
investasi kendaraan dan produk kekayaan
intelektual.
Di
lain
sisi,
mencatatkan
sebesar
pengeluaran
kontraksi
-3,76%
(yoy).
pemerintah
pertumbuhan
Hal
tersebut
dipengaruhi oleh turunnya belanja pegawai
karena pergeseran penyaluran gaji ke-13
yang jatuh pada triwulan II. Selain itu,
Sumber: BPS
penurunan juga dipengaruhi melambatnya
Dilihat
belanja barang dan belanja bansos.
6
berdasarkan
lapangan
usaha,
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
triwulan III-2023 utamanya didorong oleh
itu, sektor penyediaan akomodasi dan
sektor industri pengolahan, perdagangan
makan minum (PAMM) juga mencatatkan
besar
dan
transportasi
dan
pertumbuhan cukup tinggi sebesar 10,90%
konstruksi
yang
(yoy) sejalan dengan naiknya kunjungan
masing-masing tumbuh sebesar 5,20%
wisatawan mancanegara dan domestik. Hal
(yoy); 5,08% (yoy); 14,74% (yoy); dan 6,39%
ini juga diperkuat dari data BPS yang
(yoy).
menunjukkan adanya kenaikan kunjungan
pergudangan,
eceran,
serta
Pertumbuhan
tersebut
sejalan
dengan berlanjutnya perbaikan mobilitas,
wisatawan
mancanegara
(wisman)
di
terjaganya kegiatan usaha pada level
Indonesia mencapai 1,07 juta kunjungan
ekspansi (PMI Manufaktur sebesar 52,3),
pada September 2023 atau tumbuh 52,76%
serta naiknya keyakinan konsumen yang
(yoy).
mendorong konsumsi masyarakat. Selain
Grafik 9 Pertumbuhan PDB Indonesia berdasarkan Lapangan Usaha
Sumber: BPS
7
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
8
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Boks 1.
Dampak Kelangkaan Pasokan Pangan Akibat Perubahan Iklim, Tingginya Biaya Produksi, dan
Pembatasan Perdagangan Kian Membayangi Kenaikan Inflasi
Beras merupakan sumber karbohidrat utama mayoritas penduduk di dunia dan menjadi komponen penting dalam
ketahanan pangan global….
Beras yang berasal dari padi merupakan jenis tanaman pangan setelah jagung yang paling banyak diproduksi dan
dikonsumsi oleh penduduk dunia terutama di kawasan Asia, Amerika Selatan, dan sebagian Afrika. United States
Department of Agriculture (USDA) melaporkan bahwa Tiongkok merupakan produsen sekaligus konsumen beras
terbesar di dunia. Sementara itu, Indonesia menempati urutan keempat setelah India dan Bangladesh.
Grafik 1 – Negara Penghasil Beras Terbesar
2018/19 - 2022/23
Grafik 2 – Negara Konsumen Beras Terbesar
2020/21 - 2022/23
Sumber: USDA, diolah
Indonesia merupakan net importir beras sejak beberapa dekade terakhir meskipun menjadi salah satu negara
penghasil beras terbesar di dunia….
Pertumbuhan populasi penduduk Indonesia menjadi salah satu faktor utama penyebab negara agraris ini menjadi
net importir beras sejak tahun 1980-an karena adanya kebutuhan konsumsi beras per kapita yang meningkat.
Menurut data BPS, terjadi kenaikan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang cukup signifikan dalam 8 tahun
terakhir dimana pada tahun 2015 tercatat sebanyak 255,58 juta jiwa, lalu pada pertengahan tahun 2023 mencapai
278,69 juta jiwa atau meningkat sekitar 9,04% dibanding 8 tahun lalu, atau tumbuh 1,05% (yoy) dari periode yang
sama tahun sebelumnya sebanyak 275,77 juta jiwa.
Sejalan dengan hal tersebut, dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), rata-rata konsumsi per kapita
beras di Indonesia pada tahun 2022 adalah sebesar 81,04 kg/kapita/tahun. Sementara itu, standar konsumsi beras
dunia yang ditetapkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) adalah sebesar 60-65 kg/kapita/tahun. Artinya,
konsumsi beras penduduk Indonesia telah melebih standar kecukupan global.
Ironisnya, produksi beras dalam negeri terus menurun dalam beberapa tahun terakhir sehingga tidak bisa
memenuhi kebutuhan konsumsi beras perkapita nasional yang terus meningkat. Oleh karena itu, Indonesia harus
mengimpor beras untuk menjaga kecukupan pasokan beras di dalam negeri sekaligus untuk menjaga kestabilan
harga. Namun demikian, di sisi lain, upaya ini menyebabkan ketergantungan terhadap impor beras semakin tinggi
sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif seperti meningkatkan beban APBN dan penurunan cadangan
devisa.
Tabel 1 – Volume Impor Komoditas Beras Berdasarkan Negara Asal (Ton)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Total
Negara
India
Thailand
Vietnam
Myanmar
Pakistan
Lainnya
2019
9.584
9.584
2020
53.900
58.117
49.732
58.950
1.365
222.064
2021
164.813
38.832
30.304
40.616
2.949
277.514
2022
129.185
31.527
30.849
46.028
3.852
241.441
2023
66.229
801.755
673.914
45.373
4.776
1.592.047
Sumber: Dikutip dari Situs Tempo, BPS diolah
9
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Grafik 3 – Perkembangan Jumlah Produksi dan Luas
Panen Padi
Sumber: BPS, diolah
Keterangan:
*) = angka estimasi hingga akhir tahun 2023
Grafik 4 – Perkembangan Jumlah Produksi Beras
Menurut Periode Panen
Sumber: BPS, diolah
Perkembangan jumlah produksi padi6 pada pada tahun 2023 menunjukkan kontraksi sebesar -2,05% (yoy) menjadi
53,63 juta ton dari 54,75 juta ton pada tahun sebelumnya. Luas panen padi di Indonesia tahun 2023 juga mengalami
kontraksi -2,45% (yoy) yaitu turun dari 10,45 juta hektar pada tahun sebelumnya menjadi 10,2 juta hektar (Grafik
3). Apabila dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan, maka produksi beras diperkirakan sebesar 30,90
juta ton pada 2023 (Grafik 4). Jumlah tersebut turun sebanyak 645,09 ribu ton atau terkontraksi -2,05% (yoy)
dibandingkan produksi beras 2022 sebesar 31,54 juta ton.
Perkembangan produksi tanaman pangan global dihadapkan pada tiga isu besar yaitu perubahan iklim, kenaikan
biaya produksi, dan pembatasan perdagangan beras oleh India….
El Nino7 merupakan fenomena perubahan iklim ditandai dengan meningkatnya suhu udara dan intensitas radiasi
matahari serta perubahan pola curah hujan. Perubahan iklim yang tidak menentu menjadikan datangnya musim
hujan dan kemarau makin sulit diprediksi sehingga dapat mengganggu musim tanam dan hasil produksi. Tak ayal,
fenomena ini memberikan dampak negatif pada gangguan produksi tanaman pangan utamanya padi di berbagai
wilayah di dunia. Hasil studi IMF juga menyebutkan bahwa kekeringan akibat El Nino bisa memicu turunnya
produksi pertanian diikuti kenaikan harga komoditas pangan.
Padi merupakan tanaman pangan tropis yang memiliki kerentanan tinggi terhadap perubahan iklim. Tanaman ini
membutuhkan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi, serta curah hujan teratur untuk dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Menurut Winarto et al. 2013 8 perubahan iklim memiliki keterkaitan yang erat dengan
produksi pertanian yang mencakup berbagai aspek mulai dari sumber daya, infrastruktur pertanian, sistem
produksi, ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kondisi cuaca ekstrem dapat berpotensi membatasi pasokan pangan, mendorong kenaikan
harga, hingga inflasi umum.
Selain isu perubahan iklim, produksi tanaman padi juga terkendala oleh kenaikan biaya produksi akibat
melambungnya harga pupuk di seluruh dunia sejak 2021. Kenaikan harga pupuk ini dipicu antara lain:
meningkatnya harga gas alam sebagai bahan baku utama dalam produksi pupuk; pembatasan ekspor bahan baku
pupuk oleh Rusia dan Tiongkok9; dan tingginya permintaan pupuk terutama dari negara-negara berkembang yang
sedang mengembangkan sektor pertaniannya. Sebagai implikasinya, petani mulai mengurangi penggunaan pupuk
sehingga berdampak pada menurunnya produktivitas pertanian.
6
7
8
9
Sebagaimana informasi, jumlah produksi padi ditentukan oleh luas panen dan produktivitas padi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
varietas padi, pemumpukan, pengendalian hama dan penyakit, serta irigasi.
El Nino dikenal sebagai suatu fenomena pemanasan suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik Tengah dan Timur menjadi lebih tinggi dari
kondisi normal (biasanya ditandai dengan berkurangnya curah hujan serta kekeringan di sejumlah wilayah). Fenomena ini biasanya terjadi
dalam waktu 3-5 tahun sekali dan berlangsung selama 9-12 bulan, tetapi dapat berlangsung lebih lama, bahkan hingga 18 bulan atau lebih.
Winarto, Y.T., K. Stigter, B Dwisatrio, M. Nurhaga, and A. Bowolaksono. 2013. Agrometeorological learning increasing farmers’ knowledge in
coping with climate change and unusual risks. Southeast Asian Studies 2(2):323-349.
Kedua negara tersebut merupakan negara pengekspor utama bahan baku pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalium (NPK).
10
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Grafik 5 – Kontribusi Negara Eksportir Utama pada Pasar Perdagangan Beras Global
Sumber: Reuters
Dampak kombinasi dari kedua faktor tersebut telah berpengaruh bagi produksi beras global yang menyebabkan
kenaikan harga secara luas serta memicu kekhawatiran mengenai ketahanan pangan (terutama di negara-negara
berkembang yang bergantung pada beras sebagai makanan pokok). Permasalahan ketersediaan pasokan pangan
global semakin pelik ketika India yang berkontribusi lebih dari 40% ekspor beras dunia (Grafik 5) memberlakukan
pembatasan perdagangan untuk memastikan ketersediaan beras di dalam negeri. Pembatasan ini meliputi larangan
ekspor beras non-basmati10 dan pembatasan ekspor beras basmati untuk memenuhi kebutuhan beras domestik
agar harga beras dalam negeri India tetap terjaga di tengah menurunnya produksi tanaman pangan akibat
perubahan iklim.
Pada dasarnya, ketahanan pangan global mulai “terancam” sejak konflik geopolitik Rusia vs Ukraina yang
diperburuk oleh fenomena cuaca El Nino sehingga menyebabkan gangguan produksi serta distribusi pangan global.
Pembatasan perdagangan beras oleh India ini secara bersamaan telah memperparah kelangkaan pasokan beras
global dan mendorong harga beras secara global menjadi lebih tinggi. Hal tersebut dikhawatirkan dapat memicu
negara-negara yang bergantung pada perdagangan beras untuk pendapatan, impor dan konsumsi mulai
berspekulasi mengenai harga sehingga berpotensi mengundang situasi yang mirip dengan krisis harga pangan
global pada tahun 2008.
Indeks harga sejumlah jenis beras meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir sebagai respons terhadap
kelangkaan beras dunia….
Indeks harga beras dunia mencatatkan rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir yaitu mencapai 142,4 poin pada
Agustus 2023. Sementara itu, berdasarkan jenisnya, beras Indica memiliki indeks harga tertinggi dibandingkan jenis
beras lainnya mencapai 151,8 poin pada September 2023. Beras Indica merupakan salah satu jenis beras terpopuler
yang paling umum dibudidayakan di Asia terutama India dan Asia Tenggara. Jenis beras ini memiliki kualitas yang
lebih tinggi (bulir lebih ramping dan panjang, tekstur lebih pulen, serta aroma khas) sehingga lebih diminati oleh
konsumen dari berbagai negara dibandingkan jenis padi lainnya. Selain itu, kenaikan indeks harga beras Indica
ditengarai akibat penurunan jumlah produksi beras di India yang merupakan produsen beras terbesar komoditas
tanaman pangan tersebut.
Tabel 2 – Perkembangan Indeks Harga Beras Dunia
Sumber: FAO
10
Beras basmati merupakan jenis beras yang berasal dari India dan Pakistan. Ukuran beras basmati lebih ramping dan panjang sehingga biasanya
diolah untuk menjadi nasi briyani. Beras basmati memiliki aroma yang khas menyerupai kacang atau bunga. Sementara itu, dari segi tesktur
beras basmati cenderung lebih lembut, pulen, serta tidak lengket dibandingkan jenis beras lainnya.
11
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Grafik 6 – Perkembangan Harga Rata-Rata Beras Pedagang Eceran Nasional
Sumber: Badan Pangan Nasional, diolah
Kelangkaan pasokan beras turut berimbas pada harga rata-rata beras pedagang eceran nasional yang merangkak
naik (Grafik 6). Badan Pangan Nasional mencatat harga beras premium meningkat cukup signifikan sebesar 17,87%
(yoy) dari Rp12.590,00/kg menjadi Rp14.840,00/kg pada September 2023. Hal serupa terjadi pada harga beras
medium yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan beras premium yaitu sebesar 19,84% (yoy) dari Rp11.040,00/kg
pada September tahun lalu menjadi Rp13.230,00/kg. Kenaikan harga beras premium maupun medium terjadi secara
merata hampir pada seluruh wilayah di Indonesia.
Komoditas beras merupakan salah satu penyumbang kenaikan inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran
makanan, minuman, dan tembakau….
Tingkat inflasi pada September 2023 (Grafik 7) tercatat 2,28% (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar
115,44. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi September 2022 sebesar 5,95% (yoy) dan bulan
sebelumnya sebesar 3,52% (yoy) serta masih berada di dalam rentang target inflasi 3%±1%. Tren melandainya
tingkat inflasi Indonesia memang telah terjadi sejak triwulan-I 2023. Sebelumnya, inflasi tahunan (yoy, 2023) pada
bulan Maret tercatat 4,97%, April 4,33%, Mei 4,00%, Juni 3,52%, Juli 3,08%, namun sedikit lebih tinggi pada Agustus
2023 menjadi 4,69%.
Inflasi tahunan tersebut utamanya didorong oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau
sebesar 4,17% (yoy) pada komoditas beras, tahu mentah, bawang putih, daging ayam ras, rokok putih, kentang, ikan
segar, rokok kretek filter, serta rokok kretek. Hal ini membuktikan bahwa ketika permintaan beras melebihi
penawaran pasokan beras dalam jangka pendek, maka harga beras akan semakin melambung dan meningkatkan
tekanan inflasi (demand pull inflation).
Grafik 7 – Perkembangan Inflasi Indonesia
Sumber: BPS, diolah
Secara tahunan, laju inflasi inti11 pada September 2023 tercatat 2,00% (yoy) lebih rendah dibandingkan bulan
sebelumnya sebesar 2,58% (yoy) dan September tahun lalu sebesar 3,21% (yoy). Namun demikian, laju inflasi inti
yang mulai melandai ini perlu dicermati dari dua perspektif yang berbeda yakni bisa menjadi pertanda ketepatan
strategi pengendalian harga yang diterapkan oleh Pemerintah atau malah justru merefleksikan bahwa
perekonomian tidak bergerak secara normal yang terefleksi dari pelemahan daya beli yang selanjutnya mendorong
stagnansi konsumsi masyarakat. Dalam kaitan tersebut, laju inflasi inti yang melandai di tengah kenaikan harga
11
Inflasi inti merupakan salah satu komponen pembentuk inflasi yang cenderung persisten (cenderung sulit bergerak naik atau turun). Menurut Bank
Indonesia, pergerakan inflasi inti ini lebih dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti interaksi permintaan-penawaran, nilai tukar, harga
komoditas internasional, inflasi mitra dagang, serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.
12
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
beras juga perlu diwaspadai. Bagaimanapun, kenaikan harga beras akan meningkatkan biaya hidup masyarakat
terutama pra-sejahtera dan dapat menyebabkan penurunan daya beli hingga kenaikan angka kemiskinan dan
kelaparan.
Pengendalian laju tekanan inflasi global melalui pengetatan kebijakan moneter berpotensi berdampak bagi usaha
pertanian tanaman pangan terutama dari sisi biaya bunga kredit….
Kenaikan harga pangan merupakan salah satu faktor utama yang mendorong lonjakan inflasi global dalam
beberapa waktu terakhir. Sejumlah Bank Sentral di berbagai negara telah mengambil langkah kebijakan moneter
ketat untuk mengendalikan laju inflasi dengan cara menaikkan suku bunga. Bank Sentral AS atau The Federal Reserve
(The Fed) telah menaikkan suku bunga beberapa kali pada tahun 2023 untuk memerangi inflasi. The Fed terakhir
kali menaikkan suku bunga pada Juli 2023 dan menahan suku bunga acuannya di kisaran 5,25%-5,5% sampai dengan
September 2023. Sejalan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah mengambil langkah pengetatan kebijakan
moneter untuk mengendalikan laju inflasi melalui kebijakan suku bunga BI7DRR di level 5,75% pada September
2023.
Dalam kaitan tersebut, ketika suku bunga acuan dinaikkan, maka suku bunga pinjaman juga akan meningkat dan
akan membuat biaya pinjaman menjadi lebih mahal sehingga berpotensi mengurangi permintaan kredit dan
kemampuan bayar dari masyarakat, tanpa terkecuali bagi petani. Apabila berbagai potensi risiko tersebut tidak
dikelola secara efektif, maka kualitas kredit bermasalah pada sektor pertanian khususnya tanaman pangan
dikhawatirkan dapat terpengaruh secara negatif.
Grafik 8 – Porsi Penyaluran Kredit Berdasarkan
Sektor Ekonomi pada September 2023
Grafik 9 – Perkembangan Kredit dan Non-Performing
Loan (NPL) Subsektor Pertanian Tanaman Pangan dan
Perkebunan
Sumber: LBUT September, diolah
Sumber: LBUT September, diolah
Pada September 2023, kredit pertanian memiliki porsi sekitar 7,03% terhadap total kredit atau setara dengan
Rp474,13 Triliun dan tumbuh 7,43% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penyaluran kredit
pada subsektor pertanian tanaman pangan dan perkebunan mendominasi penyaluran kredit sektor pertanian
dengan porsi 15,46% atau setara dengan Rp74,3 Triliun, masih tumbuh cukup baik yaitu 6,54% (yoy), meski
melambat dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 19,77% (yoy). Kualitas kredit
pertanian tanaman pangan dan perkebunan juga masih terjaga (di bawah threshold 5%) yaitu sebesar 2,42%
walaupun sedikit turun dari 1,85% pada tahun lalu.
Berdasarkan komoditas, porsi penyaluran kredit pertanian padi terhadap total kredit pertanian tanaman pangan
tercatat paling besar yaitu mencapai 38,94% atau setara dengan Rp28,93 Triliun. Pertumbuhan kredit pertanian
padi masih cukup baik sebesar 14,83% (yoy) meski melambat dari 33,70% (yoy) pada September tahun lalu. Kualitas
kredit pertanian padi masih relatif terjaga sebesar 2,11% sedikit membaik dari 2,27%. Perkembangan ini
mengindikasikan bahwa meskipun lonjakan inflasi akibat kenaikan harga komoditas bahan pangan telah mendorong
kenaikan suku bunga pinjaman, tetapi industri perbankan tetap dapat menjalankan fungsi intermediasinya dalam
menyalurkan pembiayaan kepada sektor pertanian secara tepat sasaran berdasarkan prinsip kehati-hatian.
Beberapa upaya konkret yang dilakukan Pemerintah dan OJK dalam rangka mendukung kedaulatan pangan
nasional sesuai kewenangannya….
Pemerintah memiliki peran krusial dalam merespons fenomena kelangkaan pasokan beras yang berdampak pada
tren kenaikan inflasi pangan nasional melalui berbagai kebijakan baik dari sisi penawaran (supply) maupun
permintaan (demand). Dari sisi permintaan, Pemerintah memberikan bantuan pangan untuk menjaga daya beli
13
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
tertutama untuk masyarakat miskin dan rentan. Dari sisi penawaran, Pemerintah melakukan stabilisasi pasokan di
pasar melalui pemantauan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan gelar pangan murah 12.
Selain melalui kedua kegiatan tersebut, Pemerintah juga melakukan stabilitasi pasokan di pasar melalui impor beras.
Di samping itu, Pemerintah juga menyalurkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) berupa bantuan 10 kilogram
beras setiap bulan bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdaftar dalam Program Keluarga Harapan (PKH),
memberikan kartu sembako senilai Rp29,8 Triliun untuk 18,5 juta KPM, dan menyediakan Bantuan Sosial (Bansos
Pangan) senilai Rp8,2 Triliun (Maret s.d. Mei 2023) untuk pembelian beras, telur, dan ayam. Ke depan, Pemerintah
telah mencanangkan anggaran prioritas 2024 untuk mendukung tranformasi ekonomi dari aspek ketahanan
pangan melalui peningkatan produksi pangan domestik (program ketersediaan, akses, dan konsumsi pangan
berkualitas), penguatan food estate, dan penguatan cadangan pangan nasional (availability and affordability).
Sebagai mitra strategis Pemerintah, OJK turut berperan dalam mendukung kedaulatan pangan nasional dengan cara
meningkatkan aksesibilitas petani terhadap pembiayaan perbankan. Dalam hal ini, OJK mendorong industri
perbankan untuk mengembangkan produk dan layanan kredit yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
pelaku sektor pertanian melalui berbagai kebijakan antara lain:
1.
Mendukung pengembangan Kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian untuk mendorong
lembaga keuangan menyalurkan KUR kepada petani. KUR merupakan program pembiayaan bersubsidi dari
pemerintah yang ditujukan untuk membantu pelaku UMKM termasuk petani.
Menerbitkan Generic Model Skema Kredit/Pembiayaan Sektor Prioritas Pertanian (GM Skema K/PSP) yang
berfokus pada sub sektor pertanian tanaman pangan dan sub sektor peternakan. Dengan adanya GM Skema
K/PSP diharapkan dapat menjadi acuan/referensi dalam mengimplementasikan program kredit/pembiayaan
pada sektor pertanian serta guna mendukung upaya pemerintah untuk memajukan dan mengembangkan
sektor pertanian di masing-masing wilayah, serta menyajikan iklim bisnis sektor pertanian yang terintegrasi,
aman, dan inklusif – kolaboratif bagi pihak yang terlibat.
Mengembangkan skema pembiayaan pertanian berbasis rantai nilai (value chain financing) guna mendukung
pencapaian salah satu Program Pemerintah yaitu Kedaulatan Pangan. Melalui skema ini, OJK mendorong peran
industri jasa keuangan melalui perluasan akses pembiayaan khusunya kepada petani karena ruang pembiayaan
di sektor pertanian masih terbuka lebar.
Meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di sektor pertanian dengan melakukan berbagai sosialisasi dan
edukasi kepada petani tentang pentingnya literasi dan inklusi keuangan. Hal ini dapat membantu petani untuk
mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan memanfaatkan pembiayaan secara optimal.
2.
3.
4.
Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat mengoptimalisasi produksi tanaman pangan terutama beras, menjaga
stabilitas harga pangan, dan meningkatkan kesejahteraan petani sehingga tujuan kedaulatan pangan nasional bisa
tercapai.
12
Gelar pangan murah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah untuk menjual bahan pangan pokok terutama beras dengan harga
yang lebih murah dari harga pasaran.
14
2
Kinerja Industri
Perbankan Nasional
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
16
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
2
Kinerja Industri Perbankan Nasional
Secara umum ketahanan perbankan pada triwulan III-2023 cukup terjaga, tecermin dari
tingkat permodalan bank yang cukup solid dan ditopang ketersediaan likuiditas yang
memadai. Fungsi intermediasi perbankan masih cukup baik meski kredit dan DPK bank
umum tumbuh melambat dari tahun sebelumnya. Selain itu, rentabilitas dan efisiensi
perbankan juga masih terjaga dan meningkat pada bank umum meski pada BPR menurun.
1. Kinerja Bank Umum
Secara umum ketahanan perbankan pada
dari kredit dan DPK yang masih tumbuh,
triwulan III-2023 cukup terjaga, tecermin dari
meskipun melambat dibandingkan tahun
tingkat permodalan bank yang cukup solid
sebelumnya. Selanjutnya, rentabilitas dan
dan ditopang ketersediaan likuiditas yang
efisiensi perbankan juga tercatat meningkat
memadai dengan rasio AL/NCD dan AL/DPK
tecermin dari ROA dan BOPO yang lebih baik
tercatat jauh di atas threshold. Fungsi
dibandingkan tahun sebelumnya, dan juga
intermediasi perbankan membaik terlihat
diiringi dengan penurunan risiko kredit.
Tabel 1 Indikator Umum Bank Umum
Indikator
Total Aset (Rp Miliar)
BUK
BUS
Kredit (Rp milyar)
BUK
BUS
DPK (Rp Miliar)
BUK
BUS
- Giro (Rp Miliar)
BUK
BUS
- Tabungan (Rp Miliar)
BUK
BUS
- Deposito (Rp Miliar)
BUK
BUS
2022
2023
qtq
Sep
Jun
Sep
Jun '23 Sep '23
10.487.576 11.052.100 11.234.971
0,66% 1,65%
9.992.629 10.511.028 10.684.050
0,68% 1,65%
494.947
541.072
550.921
0,21% 1,82%
6.274.901 6.656.016 6.837.296
3,27% 2,72%
5.964.174 6.312.779 6.480.552
3,25% 2,66%
310.727
343.236
356.744
3,66% 3,94%
7.647.334 8.042.101 8.147.169
0,46% 1,31%
7.239.294 7.619.675 7.714.502
0,68% 1,24%
408.041
422.426
432.667 -3,43% 2,42%
2.250.347 2.415.360 2.471.698 -0,83% 2,33%
2.186.147 2.353.650 2.407.130 -0,39% 2,27%
64.200
61.710
64.568 -15,37% 4,63%
2.525.287 2.592.815 2.576.624
2,03% -0,62%
2.371.822 2.435.822 2.415.460
2,28% -0,84%
153.465
156.992
161.163 -1,73% 2,66%
2.871.700 3.033.926 3.098.848
0,18% 2,14%
2.681.325 2.830.203 2.891.912
0,23% 2,18%
190.375
203.723
206.936 -0,51% 1,58%
yoy
Sep '22 Sep '23
7,73% 7,13%
7,26% 6,92%
18,19% 11,31%
11,00% 8,96%
10,53% 8,66%
20,97% 14,81%
6,77% 6,54%
6,13% 6,56%
19,54% 6,04%
13,52% 9,84%
12,95% 10,11%
37,44% 0,57%
10,05% 2,03%
9,33% 1,84%
22,53% 5,02%
-0,47% 7,91%
-1,27% 7,85%
12,40% 8,70%
Sumber: SPI September 2023
17
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
1.1 Aset Bank Umum
kelompok
Aset Bank Umum tumbuh 7,13% (yoy),
melambat dibandingkan tahun sebelumnya
Bank
BUMN
(porsi
41,56%)
tumbuh dari 5,72% (yoy) menjadi 8,00%
(yoy).
yang tumbuh 7,73% (yoy). Perlambatan
Aset
pertumbuhan
dengan
terkonsentrasi pada beberapa bank. Total
secara
aset 4 Bank Umum terbesar mencapai
umum pada periode laporan. Jika dilihat dari
49,94% atau setengah dari aset perbankan
jenis usaha bank, baik aset BUK maupun BUS
Indonesia, dan total aset 20 Bank Umum
tercatat melambat dibandingkan periode
terbesar
September 2022.
perbankan.
Sebagian besar aset bank umum merupakan
Tabel 2 Tingkat Konsentrasi Aset Bank Umum
perlambatan
aset
seiring
pertumbuhan
DPK
aset BUK dengan porsi 95,10%, sementara itu
perbankan
mencapai
masih cukup kecil, porsi aset BUS tersebut
Sep '22
Des '22
Mar '23
Jun '23
Sep '23
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya
sebesar 4,72% walaupun secara nominal
tumbuh melambat dari 18,19% (yoy) menjadi
11,31% (yoy).
79,16%
masih
dari
aset
Aset
Tahun
aset BUS memiliki porsi 4,90%. Meskipun
Indonesia
CR4 %
53,09
52,03
53,09
52,58
49,94
CR20 %
81,67
81,09
81,67
81,39
79,16
Sumber: OJK
Berdasarkan kelompok bank, perlambatan
Grafik 10 Perkembangan Aset Bank
aset utamanya disebabkan oleh perlambatan
Umum
kelompok Bank BUSN yang merupakan
kelompok Bank dengan porsi terbesar
(45,09%)
yang
tumbuh
7,02%
(yoy)
melambat dari tahun sebelumnya yang
tumbuh 8,73% (yoy). Selain itu, kelompok
Bank KCBLN (porsi 4,93%) juga tumbuh
5,25% (yoy), melambat cukup signifikan
dibandingkan
tahun
sebelumnya
yang
tumbuh 16,40% (yoy). Kendati demikian, aset
Sumber: SPI September 2023
Tabel 3 Perkembangan Aset Bank Umum berdasarkan Kelompok Kepemilikan
Kelompok Bank
Nominal (Rp M)
Sep '22
Sep '23
Porsi
qtq
Jun '23
yoy
Sep '23
Sep '22
Sep '23
BUMN
4.323.082
4.601.300
4.668.797
41,56%
1,03%
1,47%
5,72%
8,00%
BUSN
4.733.662
4.995.530
5.066.066
45,09%
0,12%
1,41%
8,73%
7,02%
BPD
904.090
936.091
945.728
8,42%
1,90%
1,03%
7,61%
4,61%
KCBLN
526.742
519.180
554.381
4,93%
0,36%
6,78%
16,40%
5,25%
10.487.576
11.052.100
11.234.971
100%
0,66%
1,65%
7,73%
7,13%
Total
Sumber: SPI September 2023
18
Jun '23
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
1.2 Sumber Dana Bank Umum
terbesar (85,10%) tercatat tumbuh 6,29%
DPK merupakan sumber utama pendanaan
bank yaitu mencapai 91,23% dari total
sumber dana perbankan, diikuti pinjaman
yang diterima (2,97%) dan kewajiban kepada
bank lain (2,24%). Pada periode laporan, DPK
Bank Umum tumbuh 6,54% (yoy), sedikit
melambat dibanding tahun sebelumnya
sebesar 6,77% (yoy). Berdasarkan jenis usaha,
DPK tercatat melambat pada BUS yang
tumbuh
6,04%
(yoy)
setelah
tahun
sebelumnya tumbuh sebesar 19,54% (yoy). Di
(yoy),
melambat
dibandingkan
tahun
sebelumnya yang tumbuh 6,50% (yoy).
Sejalan dengan perlambatan pada DPK
Rupiah, DPK Valas tercatat tumbuh 7,98%
(yoy),
melambat
dibandingkan
tahun
sebelumnya yang mampu tumbuh 8,37%
(yoy). Jika menggunakan kurs tetap, DPK
Valas tercatat tumbuh sebesar 6,04% (yoy),
meningkat dibanding tahun sebelumnya
yang tumbuh 1,69% (yoy).
Grafik 12 Pergerakan DPK Berdasarkan Valuta
sisi lain, DPK pada BUK cenderung meningkat
jika dibandingkan periode sebelumnya yang
tumbuh dari 6,13% (yoy) menjadi 6,56%
(yoy).
Perlambatan pertumbuhan DPK terjadi pada
komponen giro dan tabungan yang tercatat
tumbuh masing-masing 9,84% (yoy) dan
2,03% (yoy), melambat dari tahun lalu
sebesar 13,52% (yoy) dan 10,05% (yoy). Di sisi
lain, deposito yang merupakan komponen
DPK dengan porsi terbesar (38,04%) tumbuh
Sumber: SPI September 2023
7,91% (yoy), meningkat dibandingkan tahun
Berdasarkan kelompok bank, sebagian besar
sebelumnya yang terkontraksi -0,47% (yoy),
DPK berada di kelompok Bank BUSN sebesar
seiring dengan peningkatan tren suku bunga
44,89%, diikuti BUMN sebesar 42,96%. DPK
deposito sejak setengah tahun terakhir.
BUSN tumbuh melambat menjadi 5,54%
Grafik 11 Tren Pertumbuhan DPK per
Komponen
(yoy) setelah tahun sebelumnya tumbuh
7,59% (yoy). DPK KCBLN terkontraksi -2,35%
(yoy) setelah tahun sebelumnya mampu
tumbuh 16,86% (yoy). Selain itu, Kelompok
BPD juga mengalami perlambatan DPK di
mana tahun sebelumnya mampu tumbuh
5,81% (yoy) menjadi 3,21% (yoy). Di sisi lain,
DPK BUMN justru tumbuh 9,07% (yoy)
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya
yang tumbuh 5,38% (yoy). Namun demikian,
Sumber: SPI September 2023
pertumbuhan DPK BUMN belum dapat
Berdasarkan valuta, DPK Rupiah yang juga
menarik ke atas pertumbuhan DPK Bank
merupakan
Umum secara total.
komponen
dengan
porsi
19
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Secara spasial, penghimpunan DPK masih
diikuti Jawa Timur (8,89%) dan Jawa Barat
terpusat di lima provinsi, yaitu DKI Jakarta,
(7,76%). Besarnya penghimpunan DPK di
Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
wilayah Jawa sejalan dengan kegiatan bisnis
Sumatera Utara dengan total porsi 77,80%.
dan perputaran uang yang masih terpusat di
Porsi terbesar berada di DKI Jakarta (52,47%)
Pulau Jawa.
Tabel 4 DPK Bank Umum berdasarkan Kelompok Kepemilikan Bank
Kelompok Bank
Nominal (Rp M)
Porsi (%)
Sep '22
Jun '23
Sep '23
BUMN
3.208.804
3.452.904
3.499.801
42,96
BUSN
3.465.547
3.612.354
3.657.644
44,89
BPD
712.809
729.466
735.657
9,03
KCBLN
260.173
247.377
254.067
3,12
7.647.334
8.042.101
8.147.169
100
Total
qtq
Jun '23
1,81%
-0,39%
0,48%
-5,40%
0,46%
yoy
Sep '23
Sep '22
1,36%
1,25%
0,85%
2,70%
1,31%
5,38%
7,59%
5,81%
16,86%
6,77%
Sep '23
9,07%
5,54%
3,21%
-2,35%
6,54%
Sumber: SPI September 2023
Tabel 5 Penyebaran DPK Bank Umum berdasarkan Pangsa Wilayah Terbesar
Nominal Rp(M)
Wilayah
% Pangsa
terhadap
total DPK
Sep '22
Jun '23
Sep '23
DKI Jakarta
3.962.464
4.233.552
4.274.530
52,47%
Jawa Timur
700.559
711.006
724.130
8,89%
Jawa Barat
610.091
639.478
632.166
7,76%
Jawa Tengah
373.622
391.292
400.468
4,92%
Sumatera Utara
303.132
302.908
307.112
3,77%
Total DPK 5 Provinsi
5.949.869
6.278.235
6.338.405
77,80%
Total DPK
7.647.334
8.042.101
8.147.169
Sumber: SPI September 2023, diolah
1.3 Penggunaan Dana Bank Umum
melambat dari tahun sebelumnya 20,97%
Sebagian besar (61,21%) dana perbankan
(yoy), dengan porsi relatif kecil (5,22%).
disalurkan dalam bentuk kredit kepada pihak
Berdasarkan valuta, kredit kepada pihak
ketiga bukan bank diikuti penempatan dalam
ketiga bukan bank didominasi dalam bentuk
bentuk
rupiah dengan porsi 85,74%, sedangkan
surat
berharga
(16,91%)
dan
penempatan pada Bank Indonesia (8,20%).
Kredit Bank Umum tumbuh 8,96% (yoy),
melambat dibanding tahun sebelumnya
yang tumbuh 11,00% (yoy). Jika dilihat per
jenis usaha, kredit BUK tumbuh 8,66% (yoy),
melambat dibandingkan tahun sebelumnya
yang tumbuh 10,53% (yoy). Sementara itu,
pembiayaan BUS tumbuh 14,81% (yoy)
20
kredit valas sebesar 14,26%. Secara umum,
perlambatan pertumbuhan kredit terjadi
pada kredit valas. Kredit Rupiah tumbuh
9,92% (yoy) sedikit meningkat dari tahun
sebelumnya 9,84% (yoy), sementara kredit
valas
tercatat
melambat
pada
periode
laporan tumbuh 3,54% (yoy) di mana tahun
sebelumnya tumbuh tinggi 18,11% (yoy). Jika
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
menggunakan perhitungan kurs tetap, kredit
valas tercatat tumbuh 1,68% (yoy), jauh
melambat dibandingkan tahun sebelumnya
yang tumbuh 10,83% (yoy).
1.4 Rentabilitas Bank Umum
Pada September 2023, rentabilitas Bank
Umum
tercatat
membaik
dengan
meningkatnya ROA sebesar 22 bps dari
tahun sebelumnya sebesar 2,51% menjadi
Grafik 13 Kredit per Valuta
2,73%. Peningkatan ROA disebabkan oleh
pertumbuhan laba sebelum pajak yang
tumbuh
tinggi
17,06%
(yoy)
melebihi
pertumbuhan rerata total aset sebesar 7,72%
(yoy).
Dari sisi margin, NIM tercatat meningkat 8
bps menjadi sebesar 4,85% dari 4,77% pada
tahun sebelumnya. Peningkatan NIM seiring
dengan pertumbuhan pendapatan bunga
bersih sebesar 9,12% (yoy) lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan aset produktif
Sumber: SPI September 2023
Berdasarkan
jenis
penggunaan,
kredit
yang tercatat sebesar 7,19% (yoy).
didominasi kredit produktif (72,54%), yang
Sementara itu, efisiensi Bank Umum juga
terdiri dari kredit modal kerja (KMK) sebesar
tercatat membaik tecermin dari rasio BOPO
45,65% dan kredit investasi (KI) sebesar
perbankan yang turun 82 bps dari 77,16%
26,89%, sedangkan kredit konsumsi (KK)
menjadi 76,34%. Perbaikan dipengaruhi oleh
sebesar 27,46%. Perlambatan kredit secara
peningkatan pendapatan operasional yang
umum disebabkan oleh Kredit Produktif yang
tumbuh
tercatat tumbuh 9,11% (yoy), melambat dari
pertumbuhan
tahun sebelumnya yang tumbuh 11,71%
mencapai 12,25% (yoy).
13,45%
(yoy)
biaya
melampaui
operasional
yang
(yoy) terutama perlambatan pada KMK yang
tumbuh sebesar 7,92% (yoy) dari 12,26%
(yoy) pada tahun sebelumnya. Demikian pula
kredit konsumsi tercatat tumbuh 8,57% (yoy),
melambat dibandingkan tahun sebelumnya
yang tumbuh 9,20% (yoy).
Grafik 14 Pertumbuhan Kredit berdasarkan
Jenis Penggunaan
1.5 Permodalan Bank Umum
Pada
periode
laporan,
permodalan
perbankan meningkat tecermin dari naiknya
CAR sebesar 224 bps, dari tahun lalu sebesar
25,09%
menjadi
27,33%.
Peningkatan
ditopang turunnya ATMR di tengah naiknya
modal.
Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
terkontraksi -0,41% (yoy) jauh menurun dari
tahun lalu yang tumbuh 8,85% (yoy).
Penurunan ATMR utamanya dipengaruhi
oleh turunnya ATMR operasional yang
terkontraksi -46,84% (yoy) seiring dengan
Sumber: SPI September 2023
21
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
implementasi
Operasional
Basel
sejak
III
awal
pada
ATMR
tahun
2023.
Sementara itu, modal tumbuh 8,49% (yoy)
relatif stabil dari tahun lalu yang tumbuh
8,47%
(yoy).
mendorong
Kenaikan
Hal
tersebut
kemudian
naiknya
CAR
perbankan.
rasio
permodalan
tersebut
Tabel 6 Komponen ATMR Bank Umum
Komponen ATMR
(Rp T)
ATMR Kredit
ATMR Operasional
ATMR Pasar
Total ATMR
Sep '23
5.896
538
103
6.529
yoy
Sep '22
Jun '23
Sep '23
9,33%
6,89%
7,69%
8,81% -37,31% -46,84%
-15,86%
15,09%
32,72%
8,85%
0,08%
-0,41%
Sumber: OJK
menunjukkan ketahanan perbankan yang
cukup solid dalam menyerap risiko.
Tabel 7 Rasio Keuangan Bank Umum
Indikator
CAR (%)
BUK
BUS
ROA (%)
BUK
BUS
NIM / NOM (%)
BUK
BUS
BOPO (%)
BUK
BUS
NPL / NPF Gross (%)
BUK
BUS
NPL / NPF Net (%)
BUK
BUS
LDR / FDR (%)
BUK
BUS
AL/DPK (%)
BUK
BUS
AL/NCD (%)
BUK
BUS
2022
Sep
25,09
25,17
23,52
2,51
2,53
2,07
4,77
4,86
2,66
77,16
77,18
76,67
2,78
2,79
2,57
0,77
0,78
0,67
82,05
100,66
76,15
27,35
27,50
24,68
121,62
121,74
119,38
2023
qtq
Jun
Sep
Jun '23 Sep '23
26,74
27,33
205
59
25,41
27,43
78
202
25,35
25,14
(66)
(21)
2,73
2,73
(4)
2,76
2,76
(4)
0
2,08
2,04
(10)
(4)
4,80
4,85
3
5
4,90
4,96
4
6
2,77
2,72
(14)
(5)
77,34
76,34
(202)
(100)
77,39
76,34
(209)
(105)
76,02
76,53
24
51
2,44
2,43
(5)
(1)
2,44
2,44
(6)
2,36
2,28
(2)
(8)
0,77
0,77
5
0,78
0,77
5
(1)
0,68
0,69
82,76
83,92
225
116
82,84
84,00
205
116
81,25
82,45
556
120
26,73
25,83
(218)
(90)
26,95
25,89
(227)
(106)
22,87
24,92
(68)
205
119,05
115,37
(982)
(368)
119,38
115,03 (1027)
(435)
112,37
121,93
(173)
956
yoy
Sep '22 Sep '23
(9)
224
(1)
226
(144)
162
60
22
62
23
20
(3)
25
8
24
10
67
6
(645)
(82)
(650)
(84)
(502)
(14)
(44)
(35)
(43)
(35)
(62)
(29)
(27)
(24)
(1)
312
187
2.155 (1.666)
89
630
(618)
(152)
(615)
(161)
(516)
24
(3.118)
(625)
(3.097)
(671)
(2.973)
255
Sumber: SPI September 2023
Tabel 8 Rasio Permodalan dan Rentabilitas Bank Umum
Rasio
CAR
ROA
BOPO
NIM
Rasio
CAR
ROA
BOPO
NIM
Sep '22
28.58%
1.27%
89.59%
4.94%
KBMI 1
KBMI 2
Jun '23 Sep '23 Sep '22 Jun '23 Sep '23
31.93%
33.32%
36.21%
35.66%
36.94%
1.42%
1.46%
1.15%
1.53%
1.48%
87.46%
87.98%
94.33%
93.77%
92.98%
4.92%
5.40%
3.81%
4.18%
4.19%
Sep '22
23.56%
1.74%
78.04%
4.05%
KBMI 3
KBMI 4
Jun '23 Sep '23 Sep '22 Jun '23 Sep '23
25.22%
26.50%
22.53%
23.80%
24.33%
1.92%
1.82%
3.51%
3.76%
3.79%
78.47%
79.52%
64.23%
64.03%
63.39%
3.82%
3.95%
5.47%
5.42%
5.50%
Sumber: SPI September 2023
22
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Overview Kinerja BPR dan BPRS
Fungsi intermediasi BPR dan BPRS secara umum masih dalam kondisi yang cukup baik tecermin
dari kredit/pembiayaan dan DPK yang masih tumbuh cukup baik. Aset BPR dan BPRS tumbuh relatif
stabil sebesar 9,07% (yoy) seiring dengan relatif stabilnya kredit/pembiayaan BPR dan BPRS yang
tumbuh 10,32% (yoy). Selain itu, DPK BPR dan BPRS tumbuh 9,89% (yoy) meningkat dari tahun lalu
yang tumbuh 9,59% (yoy). Permodalan BPR dan BPRS tetap terjaga, namun perlu diperhatikan
adanya penurunan kualitas kredit pada BPR dan BPRS.
Tabel 9 Perkembangan Kinerja BPR dan BPRS
Nominal
Indikator
Total Aset (Rp Miliar)
BPR
BPRS
Kredit/Pembiayaan (Rp milyar)
BPR
BPRS
DPK (Rp Miliar)
BPR
BPRS
Tabungan (Rp Miliar)
BPR
BPRS
qtq
Sep '22
194.624
Jun '23
206.554
Sep '23
212.284
175.659
185.702
18.966
yoy
Jun '23 Sep '23
Sep '22
Sep '23
2,30%
2,77%
9,10%
9,07%
190.324
2,26%
2,49%
8,18%
8,35%
20.853
21.960
2,68%
5,31%
18,39%
15,79%
140.001
151.695
154.451
2,52%
1,82%
10,99%
10,32%
126.052
135.751
137.970
2,36%
1,63%
9,91%
9,45%
13.950
15.944
16.481
3,90%
3,37%
21,81%
18,15%
135.636
144.496
149.054
2,71%
3,15%
9,59%
9,89%
122.909
130.614
134.671
2,77%
3,11%
8,79%
9,57%
12.727
13.882
14.383
2,12%
3,61%
18,02%
13,02%
42.021
42.990
44.811
1,08%
4,23%
13,60%
6,64%
38.129
38.926
40.488
1,35%
4,01%
13,85%
6,19%
11,07%
3.892
4.064
4.323
-1,49%
6,36%
11,29%
Deposito (Rp Miliar)
93.614
101.506
104.244
3,42%
2,70%
7,88%
11,35%
BPR
BPRS
84.779
91.687
94.183
3,39%
2,72%
6,66%
11,09%
8.835
9.818
10.061
3,69%
2,47%
21,26%
13,87%
Sumber: OJK
2. Kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR)
Pada periode September 2023, kinerja BPR
threshold meskipun tercatat turun dibanding
masih menunjukkan kondisi yang cukup
tahun lalu. Namun demikian, kinerja BPR
positif. DPK tercatat tumbuh meningkat
perlu diperhatikan seiring dengan laba dan
diiringi dengan kredit yang juga masih
efisiensi yang turun dibandingkan tahun
tumbuh
melambat
sebelumnya, yang juga disertai adanya
dibandingkan tahun sebelumnya. Ketahanan
peningkatan risiko kredit pada periode
BPR juga cukup solid didukung dengan
laporan.
meskipun
sedikit
permodalan yang masih tinggi di atas
23
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Tabel 10 Indikator Umum BPR
Nominal
Indikator
qtq
Sep '22
Jun '23
Sep '23
185.702
190.324
Kredit (Rp milyar)
175.659
126.052
135.751
137.970
Dana Pihak Ketiga (Rp milyar)
Total Aset (Rp milyar)
yoy
Jun '23 Sep '23
Sep '22
Sep '23
2,49%
8,18%
8,35%
2,36%
1,63%
9,91%
9,45%
9,57%
2,26%
122.909
130.614
134.671
2,77%
3,11%
8,79%
- Tabungan (Rp milyar)
38.129
38.926
40.488
1,35%
4,01%
13,85%
6,19%
- Deposito (Rp milyar)
84.779
91.687
94.183
3,39%
2,72%
6,66%
11,09%
31,46
31,76
30,94
(97)
(82)
(55)
(52)
1,78
1,54
1,34
(28)
(20)
2
(44)
83,94
85,92
87,20
155
128
(41)
326
8,12
9,27
10,05
76
78
59
193
CAR (%)
ROA (%)
BOPO (%)
NPL Gross (%)
5,37
6,37
6,90
60
53
35
153
LDR (%)
76,25
77,34
76,88
36
(46)
135
63
CR (%)
13,12
12,74
13,21
40
47
3
9
NPL Net (%)
Sumber: SPI, Juni 2023
Ket: Pertumbuhan qtq dan yoy rasio dalam basis point (bps)
2.1 Aset BPR
Kendati demikian, tabungan hanya tumbuh
Aset BPR pada September 2023 tumbuh
8,35%
(yoy),
meningkat
dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya
sebesar 8,18% (yoy). Peningkatan tersebut
linear dengan pertumbuhan DPK yang juga
meningkat dari tahun sebelumnya.
6,19% (yoy) melambat dibandingkan periode
tahun sebelumnya yang tumbuh 13,85%
(yoy). Adapun peningkatan pertumbuhan
deposito
antara
lain
dipengaruhi
oleh
naiknya suku bunga deposito BPR.
Grafik 16 Perkembangan DPK BPR
Grafik 15 Perkembangan Aset BPR
Sumber: SPI September 2023
Sumber: SPI, September 2023
2.3 Penggunaan Dana BPR
2.2 Sumber Dana BPR
DPK BPR pada September 2023 tumbuh
9,57%
(yoy)
menjadi
Rp134,67
triliun,
meningkat dari 8,79% (yoy) pada September
2022. Pertumbuhan dipicu oleh kenaikan
pada komponen deposito yang tumbuh
11,09% (yoy) dan meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya yang tumbuh 6,66% (yoy).
24
Kredit BPR pada September 2023 tumbuh
9,45% (yoy), sedikit melambat dibandingkan
tahun sebelumnya yang tumbuh 9,91% (yoy).
Ditinjau dari jenis penggunaan, mayoritas
kredit BPR disalurkan untuk kredit produktif
(56,76%) yang terdiri dari Kredit Modal
Kerja/KMK (48,48%) dan Kredit Investasi/KI
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
(8,28%) sedangkan sisanya untuk Kredit
rasio ROA sebesar 1,34% atau turun 44 bps
Konsumsi/KK (43,24%).
dibandingkan tahun sebelumnya (1,78%).
Pertumbuhan kredit BPR ditopang oleh
semua jenis penggunaan di mana KMK
tumbuh 13,41% (yoy), meningkat dari 11,93%
(yoy), dan untuk KI tercatat tumbuh 16,34%
(yoy), meningkat dari 11,85% (yoy). Namun
demikian,
kredit
konsumtif
tumbuh
melambat sebesar 4,20% (yoy) setelah tahun
sebelumnya tumbuh 7,59% (yoy).
Grafik 17 Kredit BPR berdasarkan Jenis
Penggunaan
Seiring
dengan
penurunan
rentabilitas,
efisiensi BPR juga tercatat menurun, tecermin
dari naiknya rasio BOPO sebesar 326 bps
menjadi 87,20% dari 83,94% pada tahun
sebelumnya.
disebabkan
Naiknya
oleh
rasio
peningkatan
BOPO
beban
operasional yang tumbuh 12,37% (yoy) yang
melampaui
pertumbuhan
pendapatan
operasional sebesar 8,18% (yoy).
2.5 Permodalan BPR
Permodalan BPR relatif cukup solid dan
memadai untuk menyerap potensi risiko
yang dihadapi. Hal tersebut terlihat dari
indikator CAR BPR yang tinggi, jauh di atas
KPMM yaitu sebesar 30,94%, meski turun 52
bps dibandingkan tahun sebelumnya yang
Sumber: SPI, September 2023
tercatat 31,46%. Penurunan CAR disebabkan
oleh melambatnya modal sejalan dengan
2.4 Rentabilitas BPR
Rentabilitas BPR pada September 2023 turun
dibanding tahun sebelumnya, tecermin dari
turunnya
laba, sementara
ATMR
meningkat
pertumbuhan
seiring
dengan
peningkatan penyaluran kredit pada periode
laporan.
25
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
3. Kinerja Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS)
Kinerja BPRS pada September 2023 masih
peningkatan rasio NPF gross pada periode
tetap terjaga dengan baik tecermin dari aset,
laporan. Ketahanan BPRS juga masih terjaga
DPK, dan pembiayaan BPRS yang tetap
yang tecermin pada permodalan yang masih
tumbuh walaupun melambat dibanding
cukup baik dan meningkat dibanding tahun
tahun sebelumnya, yaitu masing-masing
sebelumnya. Selaras dengan komponen
tumbuh sebesar 15,79% (yoy), 13,02% (yoy),
permodalan, rentabilitas dan efisiensi BPRS
dan
18,15%
(yoy).
diperhatikan
risiko
Selain
itu,
perlu
juga tercatat meningkat dibandingkan tahun
pembiayaan
BPRS
sebelumnya.
tercatat sedikit meningkat ditandai dengan
Tabel 11 Indikator Umum BPRS
Indikator
Sep '22
18.966
13.950
12.727
3.892
8.835
23,74
1,82
86,51
6,87
109,61
Total Aset (Rp Miliar)
Pembiayaan (Rp Miliar)
Dana Pihak Ketiga (Rp Miliar)
- Tabungan iB (Rp MIliar)
- Deposito iB (Rp Miliar)
CAR (%)
ROA (%)
BOPO (%)
NPF Gross (%)
FDR (%)
Nominal
Jun '23 Sep '23
20.853
21.960
15.944
16.481
13.882
14.383
4.064
4.323
9.818
10.061
23,86
28,12
2,10
2,18
84,31
85,07
7,48
7,45
114,85
114,59
qtq
Jun '23
Sep '23
2,68%
5,31%
3,90%
3,37%
2,12%
3,61%
-1,49%
6,36%
3,69%
2,47%
108
426
40
8
(138)
76
36
(3)
197
(26)
yoy
Sep '22
Sep '23
18,39%
15,79%
21,81%
18,15%
18,02%
13,02%
11,29%
11,07%
21,26%
13,87%
(12)
438
(2)
36
(130)
(144)
(107)
58
341
498
Sumber: SPS September 2023
Ket: Pertumbuhan qtq dan yoy rasio dalam basis point
(bps)
3.1 Aset BPRS
Pada September 2023, aset BPRS tercatat
Grafik 18 Tren Aset BPRS
sebesar Rp21,96 triliun atau tumbuh 15,79%
(yoy), melambat dibanding pada periode
yang
sama
tahun
sebelumnya
sebesar
18,39% (yoy).
Sebagian besar BPRS memiliki total aset
>Rp10
Miliar
(164
BPRS).
Jumlah
ini
meningkat dari tahun sebelumnya di mana
jumlah
BPRS
dengan
total
kelompok ini sebanyak 157 BPRS.
26
aset
pada
Sumber: SPS September 2023
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
3.2 Sumber Dana BPRS
Berdasarkan jenis penggunaan, pembiayaan
Sumber dana BPRS didominasi oleh DPK
BPRS
sebesar Rp14,38 triliun. Pada September
2023, DPK BPRS tumbuh 13,02% (yoy),
melambat dibandingkan tahun sebelumnya
sebesar 18,02% (yoy).
Berdasarkan komposisi, porsi DPK BPRS
terbesar berada pada deposito iB akad
Mudharabah yakni 69,95% yang sebagian
besar dalam tenor 12 bulan (36,76% atau
senilai Rp5,29 triliun). Secara keseluruhan
deposito iB BPRS tumbuh 13,87% (yoy)
melambat dibandingkan dengan tahun lalu
yang tumbuh 21,26% (yoy). Selain itu,
tabungan iB BPRS juga tumbuh 11,07% (yoy)
sedikit melambat dari tahun lalu yang tumbuh
11,29% (yoy).
Grafik 19 Tren Pertumbuhan DPK BPRS
didominasi
pembiayaan
produktif
sebesar 58,82% di mana pembiayaan modal
kerja (porsi 47,22%) masih tumbuh cukup
tinggi
28,17%
(yoy),
meski
melambat
dibandingkan tahun sebelumnya yang dapat
tumbuh
35,12%
pembiayaan
(yoy).
modal
Sejalan
kerja,
dengan
pembiayaan
investasi tumbuh melambat sebesar 9,34%
(yoy) dibandingkan tahun lalu tumbuh
11,54%
(yoy).
Selain
itu,
pembiayaan
konsumtif juga tumbuh melambat 10,73%
(yoy) setelah
tahun sebelumnya
dapat
tumbuh 13,71% (yoy).
3.4 Rentabilitas BPRS
Pada periode laporan, rentabilitas BPRS
meningkat tecermin dari rasio ROA naik 36
bps menjadi 2,18% dari 1,82% pada tahun
sebelumnya. Peningkatan rentabilitas turut
didukung
peningkatan
efisiensi
BPRS
tecermin dari rasio BOPO yang turun 144 bps
menjadi 85,07%, lebih rendah dari tahun
sebelumnya sebesar 86,51%. Turunnya rasio
BOPO
disebabkan
pendapatan
Sumber: SPS September 2023
3.3 Penggunaan Dana BPRS
Pada September 2023, pembiayaan BPRS
oleh
operasional
peningkatan
yang
tumbuh
20,72% (yoy) yang melampaui pertumbuhan
beban operasional yaitu sebesar 18,72%
(yoy).
Grafik 20 Tren ROA dan BOPO BPRS
mencapai Rp16,48 triliun, tumbuh sebesar
18,15% (yoy) melambat dari periode yang
sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh
21,81% (yoy).
Secara spasial, Pembiayaan BPRS sebagian
besar berada di Jawa (75,28%) dan Sumatera
(16,04%). Pembiayaan BPRS di Jawa utamanya
terpusat di Jawa Barat dan Jawa Tengah
Sumber: SPS September 2023
masing-masing sebesar Rp5,49 triliun dan
Rp2,93 triliun.
27
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
3.5 Permodalan BPRS
Permodalan BPRS masih cukup solid dengan
CAR sebesar 28,12%, meningkat 438 bps
dibanding tahun sebelumnya yang tercatat
sebesar 23,74%. Peningkatan CAR didorong
28
oleh pertumbuhan modal BPRS yang lebih
besar dari pertumbuhan ATMR BPRS. CAR
BPRS tersebut masih cukup tinggi untuk
dapat menyerap potensi risiko yang dihadapi
BPRS, atau masih jauh di atas threshold.
3
Penyaluran
Kredit/Pembiayaan
Perbankan
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
30
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
3
Penyaluran Kredit/Pembiayaan
Perbankan
Pada triwulan III-2023, perkembangan kredit/pembiayaan perbankan masih cukup baik
sejalan dengan aktivitas usaha yang masih berada pada level ekspansif dan konsumsi rumah
tangga yang terjaga. Dilihat dari kenaikan nominal kredit secara tahunan,
kredit/pembiayaan Bank Umum pada triwulan ini utamanya didorong oleh sektor rumah
tangga dan perantara keuangan, sementara pada BPR dan BPRS kenaikan
kredit/pembiayaan utamanya didorong oleh sektor perdagangan, restoran, dan hotel.
A. Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum (BUK dan BUS)
1. Kredit/Pembiayaan Bank Umum berdasarkan Sektor Ekonomi
Penyaluran kredit/pembiayaan bank umum
dibandingkan triwulan sebelumnya yang
(selanjutnya disebut kredit) pada triwulan III-
tumbuh 3,27% (qtq). Perlambatan kredit
2023 masih tumbuh baik sebesar 8,96% (yoy)
antara lain dipengaruhi oleh high based effect
meski melambat dibandingkan periode yang
penyaluran kredit pada tahun lalu karena
sama tahun sebelumnya yang tumbuh
pemulihan paska pandemi dan juga karena
11,00% (yoy). Secara triwulanan, kredit
masih tingginya ketidakpastian global.
tumbuh
2,72%
(qtq),
meski
melambat
Tabel 12 Konsentrasi Kredit/Pembiayaan Bank Umum berdasarkan Sektor Ekonomi
No
Sektor Ekonomi
1
Lapangan Usaha
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, gas dan air
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran
Penyediaan akomodasi dan PMM
Transportasi, Pergudangan dan
Komunikasi
Perantara Keuangan
Real Estate
Administrasi Pemerintahan
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa Kemasyarakatan
Jasa Perorangan
Badan Internasional
Bukan Lapangan Usaha
Rumah Tangga
Bukan Lapangan Usaha Lainnya
Industri
Kredit (Rp T)
Sep '22
Jun '23
qtq
Sep '23
447,33
473,71
480,55
19,54
220,12
1.047,50
160,56
386,86
1.047,69
122,60
319,00
20,15
253,17
1.060,25
157,30
403,11
1.083,33
122,92
343,19
20,73
270,01
1.080,43
173,10
399,72
1.105,80
128,20
354,56
271,87
304,67
37,06
14,73
29,79
112,18
4,04
0,01
334,37
334,33
48,21
15,70
34,45
139,53
4,00
0,02
1.486,17
243,18
6.275
1.574,03
254,24
6.656
Jun '23
Sep '23
Sep '22
Sep '23
1,44%
10,99%
9,80%
49,51%
14,86%
-8,64%
0,69%
8,56%
1,52%
7,68%
6,10%
0,30%
22,66%
3,95%
3,14% 15,80%
7,81%
2,53%
3,32%
5,85%
5,55% 16,17%
4,57%
1,88%
11,15%
5,19%
345,69
5,08% 3,39%
345,15
4,85% 3,23%
54,20 12,64% 12,42%
16,04
5,49% 2,17%
36,58
6,62% 6,19%
144,99
6,55% 3,91%
4,00
0,78% -0,11%
0,02 -16,23% -4,57%
25,51%
19,33%
21,43%
5,50%
2,65%
16,59%
3,39%
-96,62%
27,15%
13,28%
46,25%
8,95%
22,78%
29,25%
-1,07%
60,61%
1,78%
1,45%
3,27%
2,62%
3,18%
2,72%
9,54%
7,21%
11,00%
7,43%
Porsi
2,89% 2,89%
6,72% 6,65%
2,53% 1,90%
3,86% 10,04%
-0,10% -0,84%
2,96% 2,07%
0,18% 4,30%
13,16% 3,31%
1.615,20
262,32
6.837
2,47%
yoy
7,03%
5,06%
5,05%
0,79%
0,23%
0,54%
2,12%
0,06%
0,00%
8,68% 23,62%
7,87%
3,84%
8,96%
100%
Sumber: SPI September 2023
31
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Porsi terbesar penyaluran kredit bank umum
dari tahun sebelumnya yang tumbuh 0,86%
masih kepada non-lapangan usaha sektor
(yoy) dan terkontraksi -4,65% (yoy).
rumah tangga (porsi: 23,62%). Penyaluran
kredit pada sektor ini tumbuh 8,68% (yoy),
melambat dari tahun sebelumnya yang
tumbuh 9,54% (yoy). Pertumbuhan kredit
pada sektor ini didorong oleh sektor rumah
tangga untuk pemilikan rumah tinggal yang
tumbuh sebesar 12,66% (yoy), utamanya
didorong oleh pemilikan rumah tinggal tipe
22 s.d. 70 (porsi 6,09%) yang tumbuh 8,44%
(yoy) meski melambat dari tahun lalu yang
tumbuh 9,19% (yoy). Selain itu, kredit rumah
tangga untuk pemilikan rumah tinggal s.d
tipe 21 dan rumah tinggal tipe diatas 70
mencatatkan
pertumbuhan
yang
tinggi
masing-masing sebesar 49,44% (yoy) dan
18,25% (yoy) meskipun dengan porsi yang
relatif kecil (3,30% dari total kredit). Kredit
rumah tangga untuk kepemilikan kendaraan
bermotor juga tumbuh sebesar 6,67% (yoy),
utamanya
didorong
oleh
pertumbuhan
pemilikan mobil roda empat yang tumbuh
15,82% (yoy) meningkat dari tahun lalu yang
tumbuh 13,84% (yoy).
Sementara itu untuk kredit produktif, sektor
ekonomi dengan porsi penyaluran kredit
terbesar yaitu sektor perdagangan besar dan
eceran (porsi 16,17%). Kredit pada sektor ini
tumbuh 5,55% (yoy), melambat setelah tahun
sebelumnya
tumbuh
8,56%
(yoy).
Perlambatan pada sektor ini antara lain
dipengaruhi
melambatnya
subsektor
perdagangan besar dalam negeri selain
ekspor dan impor, serta terkontraksinya
perdagangan ekspor. Meski demikian, sektor
perdagangan masih tumbuh cukup baik
didorong
oleh
naiknya
pertumbuhan
subsektor penjualan mobil dan penjualan
sepeda motor yang tumbuh masing-masing
22,93% (yoy) dan 37,28% (yoy), meningkat
32
Sektor ekonomi dengan porsi penyaluran
kredit kedua terbesar yaitu sektor industri
pengolahan (porsi 15,80%) juga tercatat
melambat. Pertumbuhan penyaluran kredit
ke sektor ini tumbuh 3,14% (yoy), melambat
dibandingkan
tahun
sebelumnya
yang
tumbuh 14,86% (yoy). Meski demikian,
pertumbuhan sektor ini masih cukup baik
didorong tumbuhnya industri makanan dan
minuman yang tumbuh 8,74% (yoy), meski
melambat dari tahun lalu yang tumbuh
21,48% (yoy). Selain itu, industri furniture dan
industri kayu mencatatkan pertumbuhan
cukup tinggi masing-masing sebesar 23,98%
(yoy) dan 21,18% (yoy), meningkat dari tahun
lalu yang terkontraksi -1,99% (yoy) dan
tumbuh 13,17% (yoy).
Kredit yang disalurkan ke sektor pertanian,
perburuan dan kehutanan juga masih cukup
besar
dengan
porsi
7,03%
dari
total
penyaluran kredit perbankan. Kredit ke
sektor ini tumbuh 7,43% (yoy), melambat
dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yang
tercatat
sebesar
10,99%
(yoy).
Pertumbuhan kredit pada sektor ini masih
ditopang oleh subsektor pertanian dan
perburuan,
utamanya
pada
subsektor
perkebunan kelapa sawit (porsi: 4,22%) yang
tumbuh 5,12% (yoy) meningkat dari tahun
lalu tumbuh 4,18% (yoy). Selain itu, subsektor
pembibitan dan budidaya unggas (porsi:
0,50%) tumbuh cukup tinggi sebesar 19,65%
(yoy) meski melambat dari tahun lalu mampu
tumbuh 65,49% (yoy).
Sektor
ekonomi
pertambangan
dan
penggalian tercatat tumbuh tinggi 22,66%
(yoy), meski melambat dari pertumbuhan
tahun
sebelumnya
49,51%
(yoy).
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Pertumbuhan pada sektor ini didorong oleh
(yoy), naik pada leasing maupun selain
subsektor pertambangan batubara serta
leasing.
pertambangan logam dan bijih timah yang
tumbuh tinggi masing-masing 39,43% (yoy)
dan 22,66% (yoy).
Penyaluran
Kredit sektor transportasi, pergudangan, dan
komunikasi juga mencatatkan pertumbuhan
yang meningkat menjadi 11,15% (yoy) dari
kredit
ke
sektor
perantara
tahun sebelumnya yang tumbuh 7,68% (yoy).
keuangan juga masih cukup tinggi yaitu
Pertumbuhan sektor ini utamanya didorong
tumbuh 27,15% (yoy), meningkat dari tahun
oleh pertumbuhan pada subsektor pos dan
sebelumnya yang tumbuh 25,51% (yoy).
telekomunikasi yang tumbuh 9,16% serta
Pertumbuhan di sektor ini didorong oleh
subsektor jasa penunjang dan pelengkap
subsektor perantara keuangan lainnya (non-
kegiatan angkutan dan jasa perjalanan wisata
bank) yang tumbuh 35,46% (yoy) meningkat
yang tumbuh 21,54% (yoy).
dari tahun sebelumnya yang tumbuh 15,88%
2.
Kredit/Pembiayaan Bank Umum berdasarkan Lokasi (Spasial)
Pada triwulan III-2023, distribusi penyaluran
didorong oleh sektor perantara keuangan
kredit/pembiayaan
(selanjutnya
disebut
dengan kenaikan nominal kredit sebesar
kredit)
berdasarkan
wilayah
Rp72,41 triliun atau tumbuh meningkat dari
perbankan
penyebaran (spasial) masih didominasi oleh
28,75%
Jawa dan Sumatera dengan porsi masing-
Sementara itu, penyaluran kredit pada
masing
13,75%.
provinsi Jawa Timur (porsi: 14,39%) tercatat
Penyaluran kredit pada wilayah Jawa tercatat
tumbuh melambat dari 16,10% (yoy) menjadi
tumbuh melambat yakni 9,79% (yoy) dari
8,20% (yoy) meskipun secara nominal kredit
periode yang sama tahun sebelumnya
meningkat Rp51,05 Triliun. Perlambatan
sebesar 10,54% (yoy). Demikian halnya
kredit pada provinsi tersebut utamanya
dengan penyaluran kredit pada wilayah
dipengaruhi oleh sektor rumah tangga yang
Sumatera yang melambat dari triwulan III-
tumbuh melambat dari 11,66% (yoy) menjadi
2022 sebesar 12,37% (yoy) menjadi 4,10%
8,42% (yoy). Pada sektor rumah tangga di
(yoy).
Jawa Timur, kredit subsektor rumah tangga
sebesar
68,43%
dan
Penyaluran kredit di wilayah Jawa didominasi
oleh provinsi DKI Jakarta dengan porsi
46,01%. DKI Jakarta menjadi satu-satunya
provinsi di wilayah Jawa yang mengalami
peningkatan
pertumbuhan
kredit
yaitu
untuk
(yoy)
menjadi
pemilikan
flat
29,42%
atau
(yoy).
apartemen
terpantau turun sebesar Rp122,68 miliar
sehingga menyebabkan pertumbuhannya
terkontraksi -4,42% (yoy) dari tahun lalu
tumbuh 16,85% (yoy).
sebesar 11,52% (yoy) dibandingkan periode
Sementara itu, penyaluran kredit di wilayah
yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh
Sumatera didominasi oleh provinsi Sumatera
8,83% (yoy). Penyaluran kredit pada provinsi
Utara dengan porsi 26,97%. Penyaluran
tersebut meningkat secara nominal kredit
kredit pada Provinsi Sumatera Utara turun
sebesar Rp222,41 triliun. Peningkatan kredit
Rp2,28 Triliun atau terkontraksi -0,89% (yoy)
pada
dari 11,11% (yoy) pada triwulan III-2022.
provinsi
DKI
Jakarta
utamanya
33
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Penurunan
Utara
di pulau ini sebagian besar disalurkan pada
utamanya didorong oleh sektor industri
provinsi Sulawesi Selatan (porsi: 45,39%) dan
pengolahan yang turun Rp7,82 triliun atau
tumbuh meningkat dari 7,22% (yoy) menjadi
terkontraksi –12,14% (yoy) dibandingkan
8,94%
periode yang sama tahun sebelumnya yang
provinsi tersebut utamanya didorong sektor
tumbuh 29,32% (yoy). Penyaluran kredit
rumah tangga yang meningkat Rp4,17 triliun
pada sektor pertanian juga menurun sebesar
sehingga mendorong pertumbuhan kredit
Rp2,77
mendorong
dari 5,74% (yoy) menjadi 8,44% (yoy).
terjadinya kontraksi dari tahun sebelumnya
Sementara itu, provinsi yang menyumbang
yang tumbuh positif sebesar 1,08% (yoy)
perlambatan kredit terbesar pada Pulau
menjadi
Sebagaimana
Sulawesi adalah Sulawesi Tengah (porsi:
merupakan
18,10%) dan tumbuh melambat dari 37,86%
sektor andalan utama di Sumatera Utara.
(yoy) menjadi 7,24% (yoy). Perlambatan
Penurunan kredit pada sektor tersebut
pertumbuhan kredit di Sulawesi Tengah
terbukti tidak menyurutkan kinerja ekspor
utamanya terdapat pada sektor listrik, gas,
komoditas pertanian Sumatera Utara yaitu
dan air yang turun Rp1,56 triliun atau
sebesar Rp13,2 triliun hingga September
terkontraksi -17,27% (yoy).
diketahui,
kredit
triliun
di
Sumatera
sehingga
-6,07%
(yoy).
sektor
pertanian
2023. Beberapa komoditas unggulan ekspor
pertanian
Sumatera
mendunia
antara
Utara
lain
yang
minyak
telah
sawit,
cangkang sawit, kopi biji, pinang, dan kubis.
(yoy).
Peningkatan
kredit
pada
Tidak hanya itu saja, penyaluran kredit di
wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Bali Nusra)
juga tumbuh melambat dari 11,01% (yoy)
menjadi 9,42% (yoy). Penyaluran kredit di
Penyaluran kredit di wilayah Kalimantan juga
wilayah Bali Nusra didominasi oleh provinsi
tumbuh melambat yaitu dari 20,08% (yoy)
Bali dengan porsi 45,54% dan tumbuh 5,11%
menjadi 9,71% (yoy) meskipun porsinya
(yoy), meningkat dari periode yang sama
hanya sebesar 6,50%. Penyaluran kredit di
tahun sebelumnya hanya tumbuh 1,59%
Pulau ini sebagian besar disalurkan pada
(yoy). Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi
provinsi Kalimantan Timur dengan porsi
di provinsi tersebut didorong oleh sektor
42,33% dan tumbuh 11,99% (yoy), melambat
perdagangan
dari
meningkat
31,00%
(yoy)
pada
tahun
lalu.
besar
Rp1,6
dan
triliun
eceran
dan
yang
tumbuh
Perlambatan kredit di Kalimantan Timur
meningkat dari 5,63% (yoy) menjadi 5,77%
utamanya pada sektor pertanian yang turun
(yoy). Sementara itu, provinsi Nusa Tenggara
Rp775,74 miliar sehingga menyebabkan
Barat/NTB
terjadinya
(yoy)
pertumbuhan kredit yang melambat menjadi
menjadi -1,95% (yoy). Tidak hanya itu,
11,82% (yoy) dibandingkan periode yang
penyaluran kredit pada sektor perantara
sama tahun sebelumnya tumbuh 26,53%
keuangan
miliar
(yoy). Perlambatan kredit pada provinsi
sehingga menyebabkan terjadinya kontraksi
tersebut antara lain dipengaruhi oleh sektor
dari 15,55% (yoy) menjadi -7,97% (yoy).
penyediaan akomodasi dan penyediaan
kontraksi
juga
dari
turun
26,14%
Rp350,93
Penyaluran kredit di wilayah Sulawesi (porsi:
5,25%) juga tumbuh melambat dari 9,85%
(yoy) menjadi 7,96% (yoy). Penyaluran kredit
34
(porsi:
34,30%)
mencatatkan
makan minum yang turun Rp226,97 miliar
atau terkontraksi -12,91% (yoy) dari tahun
lalu tumbuh 2,04% (yoy). Meski demikian,
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
kredit di Nusa Tenggara Barat masih tumbuh
signifikan dari 2,34% (yoy) menjadi 9,53%
cukup baik salah satunya didorong oleh
(yoy) meskipun porsinya sangat kecil hanya
kredit pertambangan yang tumbuh 13,31%
sebesar 1,57%. Penyaluran kredit pada
(yoy). Hal ini dapat dipengaruhi antara lain
wilayah tersebut didominasi oleh Provinsi
oleh adanya pembangunan Pembangkit
Papua dengan porsi sebesar 38,26% dan
Tenaga Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
tumbuh meningkat dari 5,05% (yoy) menjadi
untuk
10,79% (yoy). Peningkatan kredit pada
mendukung
operasional
smelter
tembaga di wilayah Batu Hijau, NTB.
Di sisi lain, penyaluran kredit pada wilayah
Papua dan Maluku justru meningkat cukup
provinsi Papua didorong naiknya kredit
sektor pertanian yakni dari 23,61% (yoy)
menjadi 45,42% (yoy) dengan kenaikan
nominal kredit kredit sebesar Rp1,68 triliun.
Grafik 21 Persebaran Kredit/Pembiayaan Bank Umum menurut Lokasi (Spasial)
Sumber: LBUT, diolah
35
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Tabel 13 Porsi Kredit/Pembiayaan berdasarkan Sektor Ekonomi menurut Lokasi (Spasial)
No.
Sektor Ekonomi
Pulau Jawa
Lapangan Usaha
1 Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan
2 Perikanan
3 Pertambangan dan Penggalian
4 Industri Pengolahan
5 Listrik, Gas, dan Air
6 Konstruksi
7 Perdagangan Besar dan Eceran
8 Penyediaan Akomodasi dan PMM
9 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi
10 Perantara Keuangan
11 Real Estate
12 Administrasi Pemerintahan
13 Jasa Pendidikan
14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
15 Jasa Kemasyarakatan
16 Jasa Perorangan
17 Badan Internasional
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
Bukan Lapangan Usaha Lainnya
19 Rumah Tangga
20 Bukan Lapangan Usaha Lainnya
Total
Pulau
Sumatera
Pulau
Kalimantan
Porsi
Pulau Sulawesi
Bali dan Nusa
Tenggara
Papua dan
Maluku
3,43%
0,22%
2,44%
17,76%
2,74%
7,13%
15,73%
1,68%
6,53%
7,20%
6,35%
1,11%
0,26%
0,59%
2,26%
0,05%
0,00%
0,00%
16,82%
0,38%
3,73%
16,30%
2,13%
2,72%
16,24%
1,41%
2,32%
0,19%
2,11%
0,02%
0,22%
0,54%
1,55%
0,07%
0,00%
0,00%
25,26%
0,35%
13,41%
6,98%
1,72%
3,84%
13,46%
1,08%
2,89%
0,22%
2,22%
0,03%
0,10%
0,14%
1,84%
0,03%
0,00%
0,00%
7,28%
1,02%
4,07%
6,72%
3,79%
3,54%
19,92%
1,70%
1,40%
0,39%
2,37%
0,08%
0,20%
0,34%
2,39%
0,09%
0,00%
0,00%
5,37%
0,46%
12,76%
3,44%
1,06%
2,42%
21,73%
9,50%
1,32%
0,27%
1,49%
0,03%
0,22%
0,65%
2,26%
0,11%
0,00%
0,00%
8,32%
0,57%
3,76%
9,51%
0,08%
3,07%
17,18%
2,01%
4,23%
0,47%
2,00%
0,47%
0,02%
0,18%
2,11%
0,43%
0,00%
0,00%
21,08%
3,44%
100,00%
29,19%
4,06%
100,00%
25,54%
0,89%
100,00%
35,81%
8,89%
100,00%
28,49%
8,43%
100,00%
39,52%
6,06%
100,00%
Ket: Shading hijau menunjukkan lima sektor dengan porsi terbesar di wilayah tersebut
Sumber: LBUT, diolah
3.
Perkembangan Penyaluran Kredit/Pembiayaan UMKM
Pada triwulan III-2023, kredit UMKM tumbuh
3,88%, meskipun sedikit naik dari tahun
8,34% (yoy), melambat dibandingkan tahun
sebelumnya
sebelumnya yang tumbuh 17,13% (yoy).
kenaikan rasio NPL utamanya terdapat pada
Porsi
sektor perantara keuangan yang meningkat
penyaluran
kredit
UMKM
per
3,86%.
dari
terhadap total kredit bank umum.
menjadi 6,41%, namun dengan porsi NPL
pada sektor perdagangan besar dan eceran
(porsi 47,43%) yang tumbuh 4,70% (yoy),
melambat dari tahun sebelumnya yang
tumbuh 19,04% (yoy) sehingga mendorong
ke bawah pertumbuhan kredit UMKM. Selain
sebelumnya
Adapun
September 2023 tercatat sebesar 20,83%
Penyaluran kredit UMKM masih terfokus
tahun
sebesar
sebesar
3,72%
yang relatif kecil yaitu hanya 1,36% dari total
NPL
UMKM.
Sementara
itu,
terdapat
perbaikan NPL kredit UMKM antara lain pada
sektor konstruksi; listrik, gas, dan air; serta
real estate, usaha persewaan dan jasa
perusahaan.
itu, sektor ekonomi dengan porsi penyaluran
Grafik 22 Penyebaran Kredit/Pembiayaan
kredit UMKM terbesar kedua yakni pertanian,
UMKM
perburuan dan kehutanan (16,47%) tercatat
tumbuh tinggi sebesar 16,63% (yoy), juga
melambat dari 38,26% (yoy) pada tahun
sebelumnya.
Meskipun kredit UMKM melambat, kualitas
kredit UMKM masih terjaga dengan rasio
NPL di bawah threshold 5% yaitu sebesar
36
Sumber: SPI September 2023
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Secara spasial, sebagian besar kredit UMKM
meskipun melambat dari tahun sebelumnya
masih terpusat di wilayah Jawa dengan porsi
sebesar 22,46% (yoy).
sebesar 56,84%, terutama di provinsi Jawa
Timur, Jawa
Barat, dan
Jawa
Tengah.
Sementara itu, porsi kredit UMKM di wilayah
Indonesia
bagian
tengah
dan
timur
(Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali,
Maluku, dan Papua) sebesar 23,40%. Dilihat
dari pertumbuhannya, pertumbuhan kredit
UMKM
tertinggi
terdapat
di
provinsi
Sumatera Selatan sebesar 20,71% (yoy),
meningkat dari tahun lalu sebesar 16,84%
(yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit
UMKM di Jawa Timur sebagai wilayah
dengan porsi penyaluran kredit UMKM
terbesar (14,88%), tumbuh 8,65% (yoy)
Berdasarkan kelompok bank, sebagian besar
kredit
UMKM
(63,05%)
yang
disalurkan
oleh
BUMN
tumbuh
8,90%
(yoy),
melambat dari tahun sebelumnya sebesar
25,21% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan
kredit UMKM kelompok bank BUSN dan BPD
tumbuh masing-masing 5,52% (yoy) dan
15,57%
(yoy),
meningkat
dari
tahun
sebelumnya masing-masing 4,01% (yoy) dan
13,61% (yoy). Di sisi lain, kredit UMKM
kelompok Bank Asing masih terkontraksi 36,74%
(yoy)
dibanding
namun
tahun
sedikit
membaik
sebelumnya
yang
terkontraksi lebih dalam -41,03% (yoy).
Tabel 14 Kredit/Pembiayaan UMKM berdasarkan Kelompok Bank
Kelompok Bank
BUMN
BUSN
BPD
KCBLN
Total UMKM
Baki Debet (Rp M)
Sep '22
824.580
398.220
91.713
92
1.314.605
Jun' 23
880.625
413.376
98.404
77
1.392.481
Sep '23
897.933
420.207
105.992
58
1.424.191
qtq
yoy
Jun '23
Sep '23
Sep '22
Sep '23
63,05%
2,43%
1,97%
25,21%
8,90%
29,50%
1,76%
1,65%
4,01%
5,52%
7,44%
7,06%
7,71%
13,61%
15,57%
0,004%
-2,03% -23,90% -41,03% -36,74%
100%
2,54%
2,28%
17,13%
8,34%
Porsi
Sumber: SPI September 2023
Terkait dengan kredit UMKM dalam program
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran
Kredit Usaha Rakyat (KUR), menurut data dari
KUR tersebut sebagian besar disalurkan di
Kementerian
sektor perdagangan (44,5%), diikuti sektor
Koordinator
Bidang
Perekonomian, realisasi KUR selama tahun
pertanian,
2023 sampai dengan 30 September 2023
(30,4%), serta jasa-jasa (15,7%). Sementara
tercatat sebesar Rp177,54 triliun (60% dari
berdasarkan wilayah, penyaluran KUR masih
target tahun 2023 sebesar Rp297 triliun) dan
di dominasi oleh wilayah Jawa sebesar
diberikan
50,94%
kepada
3,21
juta
debitur.
perburuan,
atau
sebesar
dan
kehutanan
Rp90,43
triliun,
Berdasarkan jenisnya, sebagian besar KUR
utamanya di wilayah Jawa Tengah (Rp30,09
disalurkan
triliun), Jawa Timur (Rp26,67 triliun), dan Jawa
kepada
KUR
Mikro
sebesar
Rp109,32 triliun (61,58%), diikuti KUR Kecil
Barat (Rp20,03 triliun).
Rp64,18 triliun (36,15%), KUR Super Mikro
Rp4,02 triliun (2,26%), dan KUR PMI Rp19,58
miliar (0,01%).
37
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
B. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR dan BPRS
1. Kredit/Pembiayaan BPR dan BPRS berdasarkan Sektor Ekonomi
Kredit/pembiayaan
BPR
dan
BPRS
16,15% (yoy). Pertumbuhan kredit pada
(selanjutnya disebut kredit) pada triwulan III-
kedua sektor tersebut antara lain sejalan
2023 tumbuh 10,32% (yoy), sedikit melambat
dengan keyakinan konsumen yang tetap
dibandingkan tahun lalu yang tumbuh
optimis dan naiknya mobilitas masyarakat
10,99% (yoy).
sehingga
turut
mendorong
permintaan
konsumsi dan pariwisata. Hal ini juga
Berdasarkan sektor ekonomi, salah satu
tecermin pada tumbuhnya kredit pada sektor
kredit terbesar antara lain disalurkan ke
transportasi, pergudangan dan komunikasi
sektor Perdagangan, Restoran, dan Hotel
sebesar 36,22% (yoy), meningkat dari tahun
dengan porsi 22,38%. Kredit pada sektor ini
sebelumnya yang tumbuh 17,90% (yoy).
tumbuh sebesar 11,11% (yoy), meningkat
Selain itu, penyaluran kredit ke sektor
dari 9,37% (yoy) pada tahun sebelumnya.
perantara
Selain itu, penyaluran ke sektor bukan
keuangan
juga
mencatatkan
pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar
lapangan usaha - rumah tangga juga cukup
42,53% (yoy), namun dengan porsi yang
besar dengan porsi 11,77% dan tumbuh
relatif kecil hanya 1,39% dari total kredit BPR
sebesar 7,05% (yoy) meski melambat dari
dan BPRS.
pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar
Tabel 15 Konsentrasi Kredit/Pembiayaan BPR/BPRS berdasarkan Sektor Ekonomi
No
Sektor Ekonomi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sep'22
8.467
551
944
4.024
170
7.647
31.116
3.704
1.504
Pertanian, Perburuhan, dan Kehutanan
Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Konstruksi
Perdagangan, Restoran dan Hotel
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
Perantara Keuangan
Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa
6.147
11 Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan Dan
250
Jaminan Sosial Wajib
12 Jasa Pendidikan
403
13 Jasa Sosial/Masyarakat
11.368
14 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga
294
15 Kegiatan Usaha yang Belum Jelas Batasannya
28
16 Bukan Lapangan Usaha - Rumah Tangga
16.985
17 Bukan Lapangan Usaha - Lainnya
46.399
Total
140.001
Kredit (Rp M)
Jun'23
9.435
636
1.137
4.873
273
9.309
34.386
4.887
2.041
Sep-23
9.163
629
1.231
5.117
251
10.089
34.573
5.045
2.143
qtq
Jun'23
Sep'23
-1,46%
-2,88%
3,57%
-1,13%
2,00%
8,22%
7,27%
5,00%
24,54%
-8,22%
9,94%
8,38%
3,62%
0,54%
13,90%
3,25%
11,29%
4,98%
yoy
Sep'22
Sep'23
18,39%
8,21%
12,90%
14,19%
42,68%
30,33%
41,12%
27,14%
14,89%
47,84%
29,60%
31,93%
9,37%
11,11%
17,90%
36,22%
93,25%
42,53%
Porsi
5,93%
0,41%
0,80%
3,31%
0,16%
6,53%
22,38%
3,27%
1,39%
6.954
244
7.273
249
5,22%
8,52%
4,59%
1,86%
20,38%
157,28%
18,32%
-0,48%
4,71%
0,16%
462
11.408
228
12
17.509
47.900
151.695
475
11.543
210
14
18.182
48.265
154.451
7,82%
1,33%
-5,46%
59,59%
-4,65%
1,93%
2,52%
2,67%
1,19%
-7,83%
12,97%
3,85%
0,76%
1,82%
11,71%
28,08%
-64,08%
-98,97%
16,15%
5,47%
10,99%
17,69%
1,54%
-28,62%
-50,78%
7,05%
4,02%
10,32%
0,31%
7,47%
0,14%
0,01%
11,77%
31,25%
100%
Sumber: SPI dan SPS September 2023
2. Kredit/Pembiayaan BPR dan BPRS berdasarkan Lokasi (Spasial)
Berdasarkan lokasi, sebagian besar kredit
wilayah ini tumbuh 10,09% (yoy), melambat
BPR dan BPRS disalurkan ke wilayah Jawa
dari tahun lalu yang tumbuh 13,13% (yoy).
dengan porsi sebesar 60,50%. Kredit di
Meski demikian, pertumbuhan di wilayah ini
38
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
masih didorong utamanya oleh provinsi Jawa
didorong oleh provinsi Kepulauan Riau yang
Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat yang
tumbuh 21,59% (yoy).
masing-masing tumbuh 7,17% (yoy); 16,58%
(yoy) dan 9,59% (yoy). Besarnya kredit di
wilayah Jawa sejalan dengan mayoritas BPR
dan BPRS di Indonesia beroperasi di wilayah
tersebut.
Dilihat dari pertumbuhannya, kredit di
wilayah Kalimantan tumbuh tertinggi sebesar
29,46%
(yoy),
meningkat
dari
tahun
sebelumnya yang tumbuh 25,13% (yoy),
namun dengan porsi yang relatif kecil hanya
Selain itu, kredit kedua terbesar terdapat di
sebesar 2,69% dari total kredit BPR dan BPRS.
wilayah Sumatera dengan porsi 18,83%.
Pertumbuhan
Kredit di wilayah ini tumbuh 13,55% (yoy)
didorong oleh provinsi Kalimantan Selatan
meningkat dari tahun sebelumnya yang
dan Kalimantan Tengah yang masing-masing
tumbuh 8,41% (yoy). Peningkatan utamanya
tumbuh 58,25% (yoy) dan 35,18% (yoy).
di
wilayah
ini
terutama
Tabel 16 Persebaran Kredit/Pembiayaan BPR dan BPRS menurut Lokasi (Spasial)
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Bali - Nusra
Sulampua
Total
Kredit (RP M)
Sep'22
Jun'23
Sep'23
84.883
92.187
93.450
25.616
28.074
29.086
3.204
3.927
4.148
15.003
15.757
15.848
11.295
11.750
11.919
140.001 151.695 154.451
qtq
Jun'23
3,18%
2,56%
-5,49%
1,59%
1,47%
2,52%
yoy
Sep'23
1,37%
3,61%
5,61%
0,58%
1,43%
1,82%
Sep'22
13,13%
8,41%
25,13%
5,43%
5,67%
10,99%
Sep'23
10,09%
13,55%
29,46%
5,63%
5,52%
10,32%
Porsi
60,50%
18,83%
2,69%
10,26%
7,72%
100%
Sumber: SPI dan SPS September 2023
39
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
40
4
Profil Risiko
Perbankan
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
42
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
4
Profil Risiko Perbankan
Pada periode laporan, profil risiko bank umum cukup terkelola dengan baik, tecermin dari
risiko kredit yang menurun serta kondisi likuiditas yang cukup memadai. Selain itu, risiko
pasar juga cukup terjaga seiring upaya bank menyeimbangkan portfolio SSB (bonds’
portfolio rebalancing) yang dimiliki. Ke depan, kenaikan risiko perlu tetap diwaspadai
seiring dengan sentimen suku bunga global yang masih tetap tinggi (higher for longer)
serta risiko dari pelemahan nilai tukar.
1.
(yoy), utamanya dipengaruhi oleh turunnya
Risiko Kredit
Pada September 2023, risiko kredit membaik
tecermin dari rasio NPL gross tercatat sebesar
2,43%,
menurun
dibandingkan
tahun
sebelumnya sebesar 2,78%. Selain itu, rasio
NPL net juga masih terjaga stabil sebesar
0,77%, meskipun CKPN menurun namun juga
sejalan dengan turunnya nominal NPL.
Grafik 23 Tren Rasio NPL Gross dan NPL Net
CKPN
NPL
sebesar
dibandingkan
tumbuh
tahun
2,16%
-9,51%
(yoy)
sebelumnya
yang
Meskipun
CKPN
(yoy).
menurun, namun coverage CKPN terhadap
kredit
restrukturisasi
kualitas
Lancar
meningkat menjadi sebesar 16,55% (tahun
sebelumnya
14,46%).
Coverage
CKPN
terhadap kredit Dalam Perhatian Khusus
(DPK) juga masih memadai sebesar 31,08%
meningkat dari tahun lalu (30,50%). Selain
itu, coverage CKPN terhadap NPL juga sedikit
meningkat menjadi sebesar 207,94% dari
tahun lalu 207,16%. Hal ini mengindikasikan
antisipasi bank terhadap risiko kredit masih
memadai. Perbankan senantiasa didorong
Sumber: SPI September 2023
Grafik 24 Pertumbuhan Nominal Kualitas
Kredit
untuk terus meningkatkan coverage CKPN
terhadap
kredit
yang
direstrukturisasi
khususnya jika terdapat tanda pemburukan
pada
debitur,
antisipatif
serta
berakhirnya
sebagai
stimulus
langkah
kredit
restrukturisasi yang diperpanjang kembali
hingga 31 Maret 2024 secara targeted sector,
yaitu kredit UMKM, kredit sektor penyediaan
akomodasi dan makan minum, industri yang
menyediakan lapangan kerja besar, seperti
Sumber: SPI September 2023
Secara total CKPN turun -4,21% (yoy),
dibandingkan tahun lalu yang tumbuh 6,54%
industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta
industri alas kaki, serta Provinsi Bali sebagai
sektor
dan
daerah
yang
memerlukan
perlakuan khusus. Kebijakan ini tertuang
43
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
dalam Keputusan Dewan Komisioner OJK
Rp188,86 triliun (porsi 46,58%). Penurunan
Nomor 34/KDK.03/2022.
kredit restrukturisasi tersebut menunjukkan
kemampuan
Grafik 25 Pertumbuhan CKPN
membaik
membayar
seiring
debitur
dengan
yang
berlanjutnya
pemulihan ekonomi dan perbaikan mobilitas
masyarakat.
Meskipun
kondisi
risiko
kredit
mulai
membaik, namun perbankan harus tetap
mengedepankan
mengantisipasi
aspek
prudensial
terjadinya
dan
pemburukan
kualitas kredit ke depan seiring masih
Sumber: LBUT
tingginya ketidakpastian global seperti risiko
Di sisi lain, kredit restrukturisasi perbankan
suku bunga global yang masih tinggi (higher
sudah turun lebih dalam sebesar -24,48%
for longer) serta kenaikan tensi geopolitik
(yoy) dibandingkan posisi September 2022
yang
yang turun -20,50% (yoy) sejalan dengan
tekanan ekonomi domestik. Selain itu, tetap
membaiknya kondisi perekonomian pasca
perlu diwaspadai rasio Loan at Risk sebesar
pandemi
kredit
12,07%, meskipun sudah menurun dari tahun
restrukturisasi masih didominasi oleh kredit
sebelumnya (15,91%) serta naiknya kredit
restrukturisasi
kualitas
Covid-19.
Adapun
kualitas
Lancar
sebesar
Rp340,78 triliun atau 54,88% terhadap total
kredit restrukturisasi. Kredit restrukturisasi
kualitas Lancar tersebut turun -38,90% (yoy)
dapat
Dalam Perhatian
restrukturisasi kualitas Lancar terhadap total
mulai
menunjukkan
tren
penurunan menjadi 4,98% dari 8,89% pada
September 2022.
Lebih lanjut, kredit restrukturisasi terdampak
Covid-19 berada dalam tren penurunan.
Pada September 2023 tercatat sebesar
Rp316,98 triliun, atau terkontraksi -39,00%
(yoy)
dari
Rp519,64
tahun
sebelumnya
sebesar
triliun.
Seiring
dengan
perpanjangan stimulus kredit restrukturisasi,
penyaluran kredit restru ke sektor targeted
sebesar Rp137,33 triliun (porsi 43,32%)
menurun dari posisi Maret 2023 sebesar
44
Khusus
yang
Grafik 26 Tren Kredit Restrukturisasi terkait
COVID-19
yang turun -25,77% (yoy). Porsi kredit
juga
meningkatkan
berpotensi memburuk menjadi NPL.
lebih dalam dibandingkan tahun sebelumnya
kredit
berpotensi
Sumber: SLIK OJK
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Tabel 17 Perkembangan Kualitas Kredit
Kualitas Kredit (Rp T)
Sep'22
Jun'23
Sep'23
5.834
5.276
6.169
5.779
6.353
6.012
1. Lancar
- Non Restru
- Restru
2. DPK
3. Kurang Lancar
4. Diragukan
5. Macet
Nominal NPL
Rasio NPL Gross %
Rasio NPL Ne t %
Kredit DPK + Restru Kredit Lancar
Rasio Kredit DPK + Restru Kredit
Lancar
Loan at%Risk (LaR)
Rasio Loan at Risk (LaR)
Total Kredit
558
389
341
266
21
31
122
174
2,78%
0,77%
824
13,13%
325
23
28
111
162
2,44%
0,77%
715
10,74%
318
23
30
114
166
2,43%
0,77%
658
9,63%
999
15,91%
6.275
877
13,17%
6.656
825
12,07%
6.837
Porsi
92,92%
87,93%
4,98%
4,65%
0,33%
0,43%
1,67%
qtq
Jun'23 Sep'23
2,74%
2,99%
4,19%
4,03%
-14,81% -12,48%
15,74% -2,31%
23,56% -2,71%
-8,67%
5,61%
-0,05%
3,01%
1,09%
2,64%
-5
0
5
-1
-3,18% -7,85%
-71
-111
-2,41% -5,91%
-77
-111
3,27%
2,72%
yoy
Sep'22 Sep'23
12,53%
8,90%
19,02% 13,95%
-25,77% -38,90%
-7,04% 19,25%
-17,12%
9,94%
18,94% -5,71%
-6,23% -6,73%
-4,08% -4,57%
-44
-35
-27
0
-20,60% -20,10%
-523
-350
-18,13% -17,39%
-566
-385
11,00%
8,96%
Sumber: SPI September 2023
Keterangan: Perubahan (qtq dan yoy) untuk data rasio dalam basis point (bps)
1.1
Risiko Kredit
Penggunaan
berdasarkan
Jenis
(KI) masing-masing turun menjadi 3,13% dan
1,93% dari 3,68% dan 2,39% pada tahun
Pada periode laporan, terjadi penurunan
risiko kredit pada jenis penggunaan modal
kerja dan investasi secara yoy. Rasio NPL
Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi
sebelumnya. Sementara itu, rasio NPL Kredit
Konsumsi
KMK
KI
KK
Total Kredit
Sep'22
2.892
1.653
1.729
6.275
Jun'23
3.035
1.793
1.828
6.656
Sep'23
3.121
1.839
1.878
6.656
yoy
Sep'22
Sep'23
12,26%
7,92%
10,75%
11,19%
9,20%
8,57%
11,00%
6,07%
sedikit
meningkat
dari
periode yang sama tahun sebelumnya
sebesar 1,65% menjadi 1,78%.
Tabel 18 Perkembangan Kredit
berdasarkan Jenis Penggunaan
Kredit (Rp T)
(KK)
Tabel 19 Rasio NPL Gross per Jenis
Penggunaan
NPL Gross %
NPL KMK
NPL KI
NPL KK
Total NPL
Sep'22
Jun'23
3,68
2,39
1,65
2,78
3,22
1,81
1,75
2,44
yoy
Sep'22
Sep'23
3,13
-56
-55
1,93
-49
-46
1,78
-23
13
2,43
-44
-35
Sep'23
Sumber: SPI September 2023
Penurunan rasio NPL KMK terjadi pada
perbaikan rasio NPL KI juga terjadi pada
semua kelompok bank, utamanya didorong
hampir seluruh kelompok bank, kecuali pada
oleh Kantor Cabang Bank berkedudukan di
KCBLN yang mengalami kenaikan NPL KI dari
Luar Negeri (KCBLN) dari tahun sebelumnya
tahun sebelumnya 1,73% menjadi 1,89%,
sebesar 2,38% menjadi 1,40%, serta Bank
namun
Persero yang turun dari tahun lalu 3,97%
threshold. Sementara itu, kenaikan NPL KK
menjadi 3,07%. Sejalan dengan hal tersebut,
tertinggi terdapat pada kelompok Bank
masih
terjaga
jauh
di
bawah
45
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Persero menjadi 1,77% dari tahun lalu 1,54%,
1,08%, meski sedikit naik dari tahun lalu yaitu
namun masih relatif terjaga rendah. Hanya
1,02%. Tingginya NPL KMK pada BPD antara
KCBLN yang mengalami perbaikan NPL KK
lain
yaitu dari tahun lalu 2,16% menjadi 2,15%.
prasarana BPD dalam penyaluran kredit
Rasio NPL KMK pada BPD masih tercatat
sebagai
yang
tertinggi
dibandingkan
kelompok bank lainnya. Namun demikian,
pada periode laporan rasio NPL KMK BPD
tercatat membaik menjadi 6,18% dari 6,42%
pada tahun sebelumnya. Sementara itu, NPL
KK BPD tercatat terendah yaitu sebesar
karena
produktif
keterbatasan
seperti
sarana
infrastruktur
dan
dalam
melakukan monitoring, serta kompetensi dan
knowledge SDM BPD yang lebih difokuskan
pada KK utamanya kredit bagi pegawai
Pemerintah Daerah. Secara keseluruhan, NPL
BPD masih terjaga pada level 2,32%, sedikit
membaik dari tahun sebelumnya sebesar
2,33%.
Tabel 20 Rasio NPL Gross berdasarkan Jenis Penggunaan per Kepemilikan Bank
Kelompok
Kepemilikan Bank
Bank Persero
Bank Swasta
BPD
KCBLN
TOTAL
KMK
Porsi KMK
Thdp Total
Kredit (%)
45,55
48,90
20,77
78,13
45,65
Kredit
(Rp M)
1.423.678
1.438.375
124.153
134.997
3.121.204
Kredit
(Rp M)
NPL (%)
3,07
3,09
6,18
1,40
3,13
888.029
841.168
82.835
26.533
1.838.566
KI
Porsi KI
Thdp Total
Kredit (%)
28,41
28,60
13,86
15,36
26,89
Kredit
(Rp M)
NPL (%)
2,08
1,72
2,38
1,89
1,93
813.800
661.832
390.648
11.246
1.877.527
KK
Porsi KK
Thdp Total
Kredit (%)
26,04
22,50
65,37
6,51
27,46
NPL (%)
NPL (%)
1,77
2,18
1,08
2,15
1,78
2,45
2,49
2,32
1,52
2,43
Sumber: SPI September 2023
1.2 Risiko Kredit
Ekonomi
berdasarkan
Perbaikan
kredit
Sektor
sampai
dengan
triwulan
III-2023
telah
mencapai 18,5 juta ton yang terdiri dari
berdasarkan
perikanan tangkap dan budidaya masing-
penurunan rasio NPL terbesar terdapat pada
masing sebanyak 5,76 juta ton dan 12,74 juta
beberapa sektor antara lain: perikanan;
ton (dalam bentuk ikan 4,75 juta ton dan
penyediaan akomodasi dan makan minum
rumput laut 7,98 juta ton). Di samping itu,
(PMM); industri pengolahan; transportasi;
KKP juga mencatat bahwa ekspor produk
pertambangan; perdagangan besar dan
perikanan Indonesia telah mencapai USD4,1
eceran; listrik gas, dan air; serta konstruksi.
miliar atau setara dengan Rp64,3 triliun
risiko
Sektor perikanan mencatatkan penurunan
rasio
NPL
terbesar
meskipun
masih
tergolong tinggi yakni dari 7,03% menjadi
5,33%.
Hal
tersebut
seiring
dengan
penurunan nominal NPL sebesar Rp268,47
miliar (yoy) yang utamanya didorong oleh
subsektor penangkapan biota di laut. Sejalan
dengan
perkembangan
tersebut,
berdasarkan data Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP), jumlah produksi perikanan
46
selama periode Januari s.d. September 2023.
Perkembangan positif ini tidak terlepas dari
dukungan
Pemerintah
mengembangkan
model
dalam
pembangunan
kelautan perikanan ekonomi biru (blue
economy) sebagai salah satu strategi utama
untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Konsep
blue
pemanfaatan
berkelanjutan
economy
sumber
bagi
laju
merupakan
daya
laut
pertumbuhan
ekonomi dengan tetap menjaga kesehatan
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
ekosistem laut. Adapun dalam menjalankan
antara lain: pengembangan desa wisata;
fungsi intermediasinya, industri perbankan
bantuan atau insentif ke pelaku usaha
dapat
pengembangan
pariwisata; sertifikasi tempat-tempat wisata
penerapan blue economy di antaranya
sesuai standar Cleanliness, Health, Safety,
melalui penyaluran dana kepada berbagai
and Environment Sustainability (CHSE), dan
usaha yang terkait dengan sektor kelautan
penyediaan fasilitas vaksinasi Covid-19 di
dan perikanan seperti usaha: perikanan
lokasi wisata.
mendukung
tangkap dan budidaya; pengolahan hasil
perikanan dan kelautan; pariwisata bahari;
dan jasa kelautan.
Risiko
kredit
pada
Rasio
NPL
sektor
industri
pengolahan
tercatat membaik dari September 2022
sebesar 4,65% menjadi 3,60% sejalan dengan
sektor
penyediaan
penurunan nominal NPL sebesar Rp9,88
akomodasi dan makan minum juga tercatat
triliun (yoy). Perbaikan tersebut utamanya
menurun dari 5,07% menjadi 3,52% dengan
didorong oleh subsektor industri karet,
penurunan nominal NPL sebesar Rp1,70
barang dari karet, dan barang dari plastik
triliun (yoy). Perbaikan tersebut utamanya
serta industri mesin dan perlengkapannya.
diperkirakan
subsektor
Secara umum, perbaikan kualitas risiko kredit
penyediaan akomodasi hotel bintang sejalan
pada sektor industri pengolahan ini sejalan
dengan meningkatnya jumlah wisatawan
dengan kegiatan manufaktur yang masih
yang menginap di hotel berbintang pada
ekspansif
triwulan-III
2023.
Purchasing
Pariwisata
dan
didorong
oleh
Data
Kementerian
Ekonomi
sebagaimana
tecermin
pada
Index
(PMI)
Manager’s
Kreatif
manufaktur Indonesia berada pada level 52,3
(Kemenparekraf) mencatat bahwa Tingkat
pada September 2023. Di samping itu, data
Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di
Kementerian
Indonesia mencapai rata-rata 53,02% (yoy)
juga mencatat bahwa Indeks Kepercayaan
pada September 2023 atau meningkat
Industri (IKI) September 2023 juga berada
dibandingkan periode yang sama tahun
pada fase ekspansif yakni mencapai 52,51.
sebelumnya sebesar 50,02% (yoy). Beberapa
Dalam rangka menjaga keberlangsungan
provinsi yang mengalami peningkatan TPK
laju
secara signifikan yaitu Bali (naik 12,80 poin
senantiasa berkomitmen untuk melanjutkan
dari 46,45%, yoy menjadi 59,25%, yoy),
kebijakan hilirisasi yang antara lain dinilai
Gorontalo (naik 9,40 poin dari 47,05%, yoy
stategis dalam mendorong peningkatan nilai
menjadi 56,45%, yoy), dan Sulawesi Tengah
tambah
(naik 8,04 poin dari 46,63%, yoy menjadi
penyerapan
54,67%, yoy). Secara kumulatif, TPK hotel
penerimaan devisa.
berbintang di Indonesia meningkat dari
45,40% (ctc) selama Januari s.d. September
2022 menjadi 49,43% (ctc). Perkembangan
ini menjadi sinyal positif dari efektivitas
beragam
dukungan
Pemerintah
dalam
mendorong akselerasi pemulihan industri
pariwisata nasional melalui instrumen APBN,
Perindustrian
ekspansi
sektor
bahan
ini,
baku
tenaga
(Kemenperin)
Pemerintah
dalam
kerja
negeri,
lokal,
dan
Rasio NPL sektor transportasi juga tercatat
membaik dari 1,72% menjadi 1,03% dengan
penurunan nominal NPL sebesar Rp1,82
triliun (yoy). Perbaikan rasio NPL tersebut
utamanya
didorong
angkutan
air
domestik.
oleh
untuk
Kenaikan
subsektor
penyeberangan
jumlah
penumpang
47
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
angkutan laut dalam negeri selama periode
satu
Januari s.d. September 2023 mencapai 14,8
mendorong terjadinya peningkatan produksi
juta orang atau naik 12,06% (ctc) ditengarai
batabara
menjadi
pendorong
permintaan batubara global terutama dari
membaiknya rasio NPL sektor transportasi
Tiongkok dan India. Secara bersamaan,
dibandingkan periode yang sama tahun
tingginya
sebelumnya. Kenaikan jumlah penumpang
tersebut dapat direspon oleh beberapa
tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi
perusahaan pertambangan batubara dalam
nasional
negeri dengan cara meningkatkan kapasitas
salah
yang
satu
faktor
mendorong
peningkatan
faktor
utama
yang
nasional
yaitu
permintaan
ditengarai
menguatnya
akan
komoditas
mobilitas masyarakat termasuk penggunaan
produksinya.
Hal
angkutan laut dalam negeri untuk keperluan
memberikan
dampak
bisnis maupun wisata. Sebagai informasi,
perekonomian nasional mengingat batubara
bertepatan
merupakan salah satu komoditas ekspor
dengan
Hari
Perhubungan
Nasional (Harhubnas) yang jatuh pada 17
September 2023, Kementerian Perhubungan
(Kemenhub)
menyampaikan
pentingnya
transformasi dan inovasi dalam menciptakan
modernisasi di sektor transformasi untuk
mendukung
pembangunan
yang
berkelanjutan. Dalam hal ini, Pemerintah
melalui Kemenhub akan terus berkomitmen
meningkatkan konektivitas antarwilayah di
Indonesia dengan paradigma Indonesia
Sentris yakni tidak hanya membangun
infrastruktur
transportasi
di
wilayah
perkotaan tetapi hingga ke pelosok daerah.
Rasio
sektor
pertambangan
positif
tentunya
bagi
utama Indonesia.
Rasio NPL sektor perdagangan besar dan
eceran juga tercatat membaik dari 4,08%
menjadi 3,69% dengan penurunan nominal
NPL sebesar Rp1,93 trilun (yoy). Perbaikan
rasio NPL tersebut utamanya didorong oleh
subsektor perdagangan besar dalam negeri
selain
ekspor
dan
impor
(kecuali
perdagangan mobil dan sepeda motor).
Perkembangan tersebut sejalan dengan
kinerja
penjualan
sebagaimana
eceran
tecermin
pada
tahunan
Indeks
Penjualan Riil (IPR) yang tercatat sebesar
dan
201,1 pada September 2023 atau tumbuh
penggalian tercatat membaik dari 2,75%
1,5% (yoy). Kinerja penjualan eceran yang
menjadi 2,13% dengan penurunan nominal
tetap kuat didorong oleh Subkelompok
NPL sebesar Rp308,71 miliar (yoy). Perbaikan
Sandang, Kelompok Suku Cadang dan
rasio NPL tersebut utamanya didorong oleh
Aksesori, serta Bahan Bakar Kendaraan
subsektor
batubara,
Bermotor yang tumbuh lebih tinggi dari
penggalian gambut, gasifikasi batubara, dan
periode yang sama tahun sebelumnya.
pembuatan briket batubara. Sejalan dengan
Secara umum, peningkatan kinerja subsektor
perkembangan tersebut, berdasarkan data
perdagangan besar dalam negeri pada
Minerba One Data Indonesia (MODI) dari
September 2023 ini terutama didorong oleh
Kementerian
subsektor
peningkatan permintaan seiring dengan
pertambangan batubara pada triwulan III-
meningkatnya aktivitas ekonomi nasional
2023 secara keseluruhan menunjukkan tren
yang ditandai dengan pertumbuhan Produk
positif
(qtq)
Domestik Bruto (PDB) yang positif serta
dibandingkan triwulan sebelumnya. Salah
optimisme konsumen yang tecermin dari
48
NPL
tersebut
pertambangan
yaitu
ESDM,
kinerja
sebesar
5,71%
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia
dengan penurunan nominal NPL sebesar
berada pada level 121,7 per September 2023.
Rp329,75
Rasio NPL sektor listrik, gas, dan air tercatat
membaik dari 0,80% menjadi 0,40% sejalan
dengan penurunan nominal NPL sebesar
Rp578,24 miliar (yoy). Perbaikan rasio NPL
tersebut utamanya didorong oleh subsektor
gas dari 6,02% menjadi 2,74% seiring
penurunan nominal NPL sebesar Rp421,84
miliar.
Subsektor
ketenagalistrikan
juga
mencatatkan perbaikan rasio NPL dari 0,33%
menjadi
0,20%
yang
didorong
oleh
penurunan nominal NPL sebesar Rp150,25
miliar.
Sejalan
dengan
perkembangan
tersebut, berdasarkan data dari Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
miliar.
Perbaikan
rasio
NPL
tersebut utamanya didorong oleh subsektor
konstruksi gedung bangunan dan sipil.
Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan
data
Kementerian
Koordinasi
Investasi/Badan
Penanaman
Modal
(BKPM),
perkembangan
realisasi investasi sektor
konstruksi
Indonesia
di
cukup
positif.
Adapun realisasi investasi di Indonesia
periode Januari s.d September 2023 sebesar
Rp1.053,1 triliun, setara 75,2% dari target
tahun 2023 sebesar Rp1.400 triliun. Dari
jumlah
tersebut,
menyumbang
sektor
realisasi
konstruksi
investasi
sekitar
Rp27,2 triliun.
kinerja subsektor ketenagalistrikan secara
Di tengah perbaikan NPL tersebut, perlu
keseluruhan masih menunjukkan tren positif.
diperhatikan adanya kenaikan rasio NPL
Sebagaimana diketahui, Pemerintah melalui
pada sektor pertanian yaitu dari tahun lalu
Kementerian
serius
sebesar 1,51% menjadi 2,21%. Kenaikan
menggarap potensi besar Energi Baru dan
antara lain didorong oleh naiknya NPL pada
Terbarukan (EBT) di Indonesia sebagai
subsektor perkebunan kelapa. Selain itu,
sumber energi andalan di masa depan, salah
kenaikan rasio NPL juga terjadi pada sektor
satunya melalui akselerasi pengembangan
jasa kesehatan dan kegiatan sosial yaitu dari
EBT baik listrik maupun non listrik.
tahun sebelumnya sebesar 0,47% menjadi
ESDM
tengah
Terakhir, perbaikan kualitas risiko kredit juga
terjadi pada sektor konstruksi yang ditandai
dengan rasio NPL dari 3,74% menjadi 3,53%
0,85%. Meski demikian, rasio NPL pada
kedua sektor tersebut secara umum masih
terjaga dan berada di bawah threshold 5%.
Grafik 27 Tren Pertumbuhan Kredit per Sektor Ekonomi
Sumber: SPI September 2023, diolah
49
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Grafik 28 Tren NPL Gross per Sektor Ekonomi
Sumber: SPI September 2023, diolah
Grafik 29 Perkembangan Nominal NPL berdasarkan Sektor Ekonomi
Sumber: SPI September 2023
1.3 Risiko Kredit
(Spasial)
berdasarkan
Lokasi
Timur utamanya
didorong oleh sektor
industri pengolahan sebesar Rp3,46 triliun
Berdasarkan lokasi proyek, perbaikan risiko
atau secara rasio membaik dari 4,70%
kredit terjadi di seluruh wilayah sejalan
menjadi 2,17%. Perkembangan tersebut
dengan momentum pemulihan ekonomi
sejalan dengan kinerja industri pengolahan
domestik yang masih terus berlanjut dan
Jawa Timur (PDRB) yang tumbuh 1,46% (qtq)
menunjukkan
pada
penguatan
sehingga
triwulan
III-2023
meningkat
mendorong kenaikan mobilitas masyarakat,
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
pemulihan kinerja, aktivitas sektor usaha, dan
0,26% (qtq). Peningkatan tersebut didorong
meningkatkan permintaan kredit.
oleh kenaikan produksi perkebunan seiring
Rasio NPL pada wilayah Jawa tercatat
membaik
dari
2,76%
menjadi
2,50%.
Penurunan nominal NPL terbesar utamanya
pada provinsi Jawa Timur (porsi kredit:
14,39% dari total kredit yang disalurkan di
wilayah Jawa) sebesar Rp2,3 triliun dengan
perbaikan rasio NPL dari 3,89% menjadi
3,26%. Penurunan nominal NPL provinsi Jawa
50
masa panen tebu, tembakau, kopi, dan
hortikultura, yang merupakan bahan baku
produk industri pengolahan. Selain itu,
perbaikan rasio NPL Jawa Timur juga
ditopang oleh sektor real estate dari 8,80%
menjadi 3,83% dengan penurunan nominal
NPL sebesar Rp619,06 miliar. Sejalan dengan
perkembangan
tersebut,
salah
satu
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
pengembang properti terbesar di Surabaya,
tercatat mencapai Rp25,83 triliun hingga
Citraland, berhasil membukukan penjualan
September 2023.
properti hingga September 2023 telah
mencapai 80% dari target Rp700 miliar pada
tahun 2023 seiring dengan masih tingginya
potensi pasar yang membutuhkan hunian.
Selanjutnya,
wilayah
Sumatera
juga
Selain itu, rasio NPL di wilayah Kalimantan
juga menunjukkan perbaikan dari 2,21%
menjadi 1,63% dengan penurunan nominal
NPL sebesar Rp1,72 triliun. Penurunan
nominal
NPL
di
wilayah
Kalimantan
mencatatkan perbaikan rasio NPL dari 2,90%
utamanya didorong oleh Provinsi Kalimantan
menjadi 2,56%. Penurunan nominal NPL
Timur (porsi kredit 42,33% dari total kredit
terbesar utamanya didorong oleh provinsi
yang disalurkan di wilayah Kalimantan)
Sumatera Utara (porsi: 26,97% dari total
sebesar Rp1,75 triliun atau secara rasio turun
kredit yang disalurkan di wilayah Sumatera)
dari 2,47% menjadi 1,27%. Dalam hal ini,
sebesar Rp1,13 triliun atau secara rasio
penurunan nominal NPL di provinsi tersebut
membaik
2,03%.
sebagian besar didorong oleh sektor industri
Penurunan nominal NPL provinsi Sumatera
pengolahan serta perdagangan besar dan
Utama utamanya ditopang oleh sektor
eceran. Secara umum, perbaikan risiko kredit
perdagangan besar dan eceran sebesar
di
Rp737,44 miliar dengan perbaikan rasio NPL
diperkirakan akan terus berlanjut, salah
dari 5,43% menjadi 3,46%. Sejalan dengan
satunya
perkembangan tersebut, berdasarkan data
pengesahan
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara,
Indonesia Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu
neraca perdagangan di provinsi tersebut
Kota
tercatat
mendorong
dari
surplus
2,46%
menjadi
USD412
juta
pada
perekonomian
didorong
Kalimantan
oleh
implikasi
Undang-Undang
Negara
juga
Timur
Republik
ditengarai
percepatan
atas
akan
pembangunan
September 2023. Tiga negara penyumbang
proyek strategis dan infrastruktur prioritas
surplus
lainnya
terbesar
neraca
perdagangan
yang
secara
langsung
akan
Sumatera Utara adalah Amerika Serikat
berdampak positif terhadap kinerja sektor
(USD68 Juta), India (USD55 Juta), dan
konstruksi
Tiongkok (USD51 Juta). Selain itu, penurunan
investor.
nominal NPL provinsi Sumatera Utara juga
didorong oleh sektor industri pengolahan
sebesar Rp507,34 miliar atau secara rasio
membaik
dari
2,24%
menjadi
1,65%.
Perbaikan rasio NPL pada sektor industri
pengolahan Sumatera Utara ini ditengarai
seiring dengan meningkatnya permintaan
domestik dan konsumsi listrik di bidang
industri yang tetap kuat. Sektor tersebut juga
memberikan kontribusi yang cukup besar
dengan
porsi
41,22%
pada
realisasi
penerimaan pajak Sumatera Utara yang
dan
meningkatkan
appetite
Perbaikan rasio NPL juga terlihat pada
wilayah Sulawesi dari 3,86% menjadi 3,18%
dengan penurunan nominal NPL sebesar
Rp1,42 triliun. Penurunan nominal NPL
terbesar utamanya ditopang oleh Provinsi
Sulawesi Selatan (porsi: 55,73% dari total
kredit yang disalurkan di wilayah Sulawesi)
sebesar
Rp1,58
penurunan
NPL
triliun.
di
Dalam
provinsi
hal
ini,
tersebut
utamanya dipengaruhi oleh sektor industri
pengolahan dan konstruksi. Sejalan dengan
hal tersebut, pertumbuhan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Selatan
51
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
untuk
sektor
konstruksi
industri
pengolahan
mencatatkan
dan
pertumbuhan
masing-masing sebesar 8,87% (qtq) dan
12,74% (qtq), lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya 0,56% (qtq) dan 6,48%
(qtq). Namun demikian, rasio NPL pada
kedua sektor tersebut masih terbilang relatif
tinggi
(>5%)
sehingga
perlu
menjadi
perhatian.
provinsi Bali yang masih didominasi oleh
sektor PMM.
Terakhir, rasio NPL pada wilayah Papua dan
Maluku menunjukkan perbaikan dari 2,44%
menjadi 2,00% dengan penurunan nominal
NPL sebesar Rp248,33 miliar. Penurunan
nominal NPL terbesar utamanya didorong
oleh provinsi Maluku (porsi: 18,02% dari total
kredit yang disalurkan di wilayah Papua dan
Pada wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Bali
Maluku) sebesar Rp175,54 miliar. Penurunan
Nusra) juga terjadi perbaikan rasio NPL dari
tersebut utamanya didorong oleh sektor
2,91% menjadi 1,83% dengan penurunan
perikanan. Perkembangan ini sejalan dengan
nominal
triliun.
meningkatnya ekspor ikan hidup dari Maluku
Penurunan nominal NPL terbesar utamanya
sebesar 66,67% (yoy) hingga September
didorong oleh provinsi Bali (porsi: 45,54%
2023 atau meningkat dari 169.093 ekor pada
dari total kredit yang disalurkan di wilayah
periode yang sama tahun sebelumnya
Bali Nusra) sebesar Rp1,77 triliun. Penurunan
menjadi 281.822 ekor berdasarkan data
nominal NPL di Provinsi Bali antara lain
Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu
dipengaruhi oleh sektor PMM, perdagangan
Hasil Kelautan Perikanan (BP2MHKP) Ambon.
besar dan eceran, serta transportasi. Rasio
Adapun ekspor komoditas perikanan Maluku
NPL sektor PMM turun dari 10,50% menjadi
periode
2,52%. Demikian halnya dengan rasio NPL
didominasi oleh udang vannamei, ikan tuna,
sektor perdagangan dan sektor transportasi
dan kepiting bakau. Beberapa negara tujuan
yang masing-masing turun dari 3,14% dan
ekspor utama pada periode tersebut antara
4,54% menjadi 2,36% dan 0,21%. Adapun
lain Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang,
salah satu faktor yang ditengarai mendorong
Hongkong, Vietnam, Australia, Malaysia,
perbaikan rasio NPL tersebut yaitu didukung
Thailand,
oleh
Kanada, dan Korea Selatan.
NPL
sebesar
restrukturisasi
Rp2,02
kredit
Covid-19
di
Januari
s.d.
Singapura,
September
Belanda,
2023
Filipina,
Tabel 21 NPL Gross Lokasi berdasarkan Sektor Ekonomi
Pertanian
Jawa
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Bali & Nusa Tenggara
Papua & Maluku
Total
NPL %
NPL %
NPL %
NPL %
NPL %
NPL %
Sumber: LBUT, diolah
52
3,19%
2,04%
0,49%
5,58%
1,51%
0,61%
2,21%
Pertambangan
2,09%
7,65%
0,77%
1,42%
0,01%
0,04%
2,13%
Industri
Listrik, Gas Konstruksi Perdagangan Transportasi
Rumah Perantara
Pengolahan
dan Air
Besar
Tangga Keuangan
4,02%
0,33%
2,81%
3,65%
0,97%
2,06%
0,52%
1,73%
0,04%
7,28%
4,24%
1,23%
1,69%
5,96%
0,39%
3,15%
5,86%
3,61%
0,78%
1,65%
3,70%
9,76%
0,11%
6,64%
4,41%
3,07%
0,05%
1,42%
1,23%
0,28%
12,27%
2,45%
1,04%
1,26%
1,25%
0,43%
1,71%
9,96%
3,51%
3,16%
1,43%
2,11%
3,60%
0,40%
3,53%
3,69%
1,03%
1,89%
0,56%
Total
2,50%
2,56%
1,63%
3,18%
1,83%
2,00%
2,43%
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Grafik 30 Tren Rasio NPL Gross berdasarkan Lokasi Proyek (Spasial)
Sumber: LBUT, diolah
2.
Risiko Pasar
2.1 Risiko Nilai Tukar
Tekanan di pasar keuangan global sudah
Pada akhir September 2023, nilai tukar
lebih rendah dari tahun lalu meski terjadi
Rupiah terhadap USD tercatat sebesar
kenaikan pada akhir triwulan III-2023 akibat
Rp15.526/USD, melemah 1,83% dari posisi
masih tingginya ketidakpastian global,
akhir
sehingga membuat suku bunga global
Rp15.247/USD.
diperkirakan masih akan berada pada level
pelemahan nilai tukar Rupiah masih lebih
tinggi (higher for longer). Hal ini tecermin
rendah dibandingkan dengan pelemahan
pada volatility index (VIX) yang mulai
negara lain seperti Tiongkok dan Jepang
meningkat pada bulan September 2023
yang melemah masing-masing sebesar
serta naiknya dollar index. Tingginya suku
2,64% dan 3,18% point-to-point dari posisi
bunga global diperkirakan akan diikuti oleh
akhir September 2023 terhadap akhir
kenaikan
September 2022.
yield
obligasi
tenor
jangka
panjang negara maju, utamanya obligasi
pemerintah
AS,
sehingga
berpotensi
mendorong peralihan arus modal keluar
(capital outflow) ke negara maju dan
mendorong penguatan dollar AS terhadap
berbagai mata uang, termasuk Rupiah.
Grafik 31 Dolar Index dan VIX Index
September
2022
Meski
sebesar
demikian,
Ditengah pelemahan nilai tukar tersebut,
Posisi Devisa Neto (PDN) perbankan pada
September 2023 masih terjaga rendah
sebesar 1,76% meski meningkat dari tahun
lalu sebesar 1,32%, serta masih berada
pada posisi Long dan dampaknya terhadap
pendapatan perbankan yang masih positif.
Rendahnya
rasio
PDN
tersebut
menunjukkan eksposur risiko nilai tukar
terhadap portofolio valuta asing bank
terjaga dan masih berada pada level
rendah jauh di bawah threshold 20%.
Berdasarkan individu bank, sebagian besar
Sumber: Reuters
53
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
bank devisa (47 bank) memiliki rasio PDN
non-residen
yang rendah (<2%).
mencatatkan net sell setahun terakhir
Grafik 32 PDN dan Pergerakan Nilai Tukar
di
pasar
saham
yang
sebesar Rp14,13 triliun. Meski demikian,
kepercayaan investor masih cukup baik di
pasar SBN yang mencatatkan net buy
transaksi non-residen sebesar Rp92,74
triliun dalam setahun terakhir.
Grafik 34 Transaksi Non Residen di Pasar
Saham dan SBN Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
2.2 Risiko Suku Bunga
Sebagai pengaruh dari sentimen suku
bunga yang bertahan pada level tinggi,
yield Treasury AS (UST) juga menunjukkan
peningkatan
Sumber: DJPPR dan BEI
September
2023.
tersebut
juga
Di perbankan, risiko suku bunga yang
dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan
dilihat dari nilai wajar berdasarkan market-
pembiayaan Pemerintah AS dan premi
to-market masih terjaga. Hal tersebut
risiko
terlihat dari nilai wajar portofolio obligasi
Kenaikan
hingga
yield
jangka
UST
panjang
(term-premia).
Peningkatan tersebut berdampak pada
kategori
semakin menyempitnya spread yield UST
Comprehensive
dengan
dapat
menunjukkan penurunan kerugian seiring
arus
dengan penurunan yield. Pada September
modal asing masuk ke domestik atau
2023, yield SBN turun menjadi 6,86%
bahkan capital outflow.
dibandingkan dengan posisi tahun lalu
yield
memengaruhi
SBN
terbatasnya
yang
aliran
Grafik 33 Spread Yield UST dan SBN
Fair
Value
Income
Through
(FVTOCI)
Other
yang
(September 2022) sebesar 7,41%.
Grafik 35 Potensi Keuntungan/Kerugian
Kepemilikan Surat Berharga Perbankan
Sumber: PHEI dan Reuters
Pada
pasar
keuangan,
hal
tersebut
tecermin pada transaksi investor asing atau
54
Sumber: Reuters dan LBUT
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Tabel 22 Porsi Kepemilikan Surat Berharga Perbankan berdasarkan Kategori
Nominal SSB (Rp T)
Sep-22
Jun-23*
Sep-23
859,36
852,04
850,74
119,54
136,22
154,95
844,75
847,33
883,39
1.823,66 1.835,59 1.889,07
Kategori SSB
FVTOCI
FVTPL
AC
Total Industri
Porsi SSB (%)
Sep-22 Jun-23* Sep-23
47,12%
46,42% 45,03%
6,56%
7,42%
8,20%
46,32%
46,16% 46,76%
100%
100%
100%
*Ket: revisi data posisi Juni 2023
Sumber: LBUT
Grafik 36 Porsi Kepemilikan Surat Berharga
Perbankan (FVTPL dan FVTOCI) berdasarkan
Tenor
kontraksi dari tahun sebelumnya -7,12%
(yoy).
Grafik 37 Perkembangan Parameter IRRBB
Sumber: Sistem Informasi Perbankan OJK
Sumber: LBUT
Selain itu, risiko suku bunga yang berasal
3. Risiko Likuiditas
dari portofolio banking book juga masih
Pada periode laporan, kondisi likuiditas
terjaga tecermin dari Interest Rate Risk in
the Banking Book (IRRBB) yang berada pada
level rendah yaitu sebesar 3,19%, menurun
dari tahun sebelumnya sebesar 3,58%.
Penurunan
melambatnya
IRRBB
didorong
kewajiban
dengan
oleh
suku
bunga tetap jangka panjang yang tumbuh
27,19% (yoy) (tahun lalu tumbuh 107,95%,
yoy) utamanya karena turunnya pinjaman
yang diterima. Di sisi lain, aset dengan suku
bunga tetap jangka panjang tumbuh
43,09% (yoy), meningkat dari tahun lalu
tumbuh 0,41% (yoy) utamanya didorong
oleh kenaikan kredit. Sementara itu, aset
jangka
panjang
dalam
bentuk
surat
berharga yang dimiliki oleh perbankan
turun sebesar -3,55% (yoy) melanjutkan
perbankan masih relatif memadai di tengah
tumbuhnya penyaluran kredit. Hal ini
tecermin dari rasio LDR yang masih terjaga
berada
dalam
Kemampuan
range
likuiditas
(78%-92%).
bank
dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek juga
tetap terjaga, tecermin dari rasio AL/NCD
dan AL/DPK yang masih berada jauh di atas
threshold, rasio LCR di atas 100%, serta
kemampuan bank dalam mengelola dana
stabil atau Net Stable Funding Ratio (NSFR)
yang masih berada di atas threshold
(100%). Meski demikian, perlu diperhatikan
adanya kenaikan pada volume transaksi
PUAB yang juga diiringi dengan kenaikan
suku bunga yang dapat mengindikasikan
adanya kebutuhan dana jangka pendek
oleh Bank.
55
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Pada September 2023, LDR perbankan
terpantau memadai. Hal tersebut tecermin
tercatat
dari
sebesar
83,92%,
meningkat
Liquidity
Coverage
Ratio
(LCR)
dibandingkan periode yang sama tahun
perbankan yang berada jauh di atas 100%
sebelumnya sebesar 82,05%. Peningkatan
yaitu sebesar 228,88% meskipun menurun
LDR didorong oleh naiknya LDR rupiah
dibandingkan tahun lalu sebesar 236,49%.
menjadi 84,55% dari tahun sebelumnya
Penurunan tersebut dipengaruhi oleh Net
sebesar 81,76%. Selain itu, rasio AL/NCD
Cash Outflow (NCO) yang tumbuh lebih
dan AL/DPK masing-masing masih terjaga
tinggi sebesar 5,00% (yoy) dibandingkan
sebesar 115,37% dan 25,83%, jauh berada
dengan pertumbuhan High Quality Liquid
di atas threshold (masing-masing sebesar
Asset (HQLA) sebesar 1,62% (yoy).
50% dan 10%), meskipun menurun dari
tahun sebelumnya masing-masing sebesar
121,62% dan 27,35%. Penurunan antara
lain dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK
yang melebihi pertumbuhan alat likuid.
Meskipun alat likuid per September 2023
tumbuh relatif rendah yaitu hanya sebesar
0,62%
(yoy),
namun sudah
membaik
dibandingkan tahun lalu yang terkontraksi
-12,90% (yoy).
Grafik 38 LDR berdasarkan Valuta
Tabel 23 Perkembangan LCR Perbankan
Kelompok
KBMI 2
KBMI 3
KBMI 4
Bank Asing
TOTAL HQLA
Kelompok
KBMI 2
KBMI 3
KBMI 4
Bank Asing
TOTAL NCO
Kelompok
KBMI 2
KBMI 3
KBMI 4
Bank Asing
LCR Industri
Sumber: OJK
Sep-22
401
639
1.365
117
2.522
HQLA (Rp T)
Jun-23
Sep-23
403
402
669
659
1.406
1.384
116
119
2.594
2.563
Sep-22
145
286
592
44
1.067
NCO (Rp T)
Jun-23
Sep-23
141
145
291
285
652
644
43
46
1.127
1.120
Sep-22
277,07
223,87
230,69
262,61
236,49
LCR (%)
Jun-23
Sep-23
286,76
277,79
229,83
231,48
215,55
214,77
271,33
256,11
230,24
228,88
Grafik 40 Perkembangan LCR dan NSFR
Sumber: LBUT
Grafik 39 AL/NCD dan AL/DPK
Sumber: OJK
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: APOLO Lebih lanjut, kemampuan
mengantisipasi
bank dalam memelihara pendanaan yang
penarikan dana dalam jangka pendek (30
stabil juga masih memadai, tecermin dari
hari ke depan), likuiditas perbankan masih
rasio pendanaan stabil bersih atau Net
Selanjutnya,
56
untuk
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Stable Funding Ratio (NSFR) yang terjaga
yang
pada
meningkat
pengawasan Bank. Selanjutnya terhadap
dibandingkan posisi yang sama tahun
PKP yang telah diterima pada triwulan III
sebelumnya
maupun
level
135,35%,
sebesar
133,84%.
Pada
diterima
pada
dari
satuan
periode
kerja
sebelumnya,
September 2023, tidak terdapat bank yang
sebanyak empat KB dengan 11 PKP sedang
memiliki rasio LCR maupun NSFR di bawah
dalam proses, satu KB dengan satu PKP
threshold 100%.
ditindaklanjuti dengan langkah-langkah
Untuk memenuhi kondisi likuiditas jangka
pendek,
bank
juga
dapat
meminjam
dan/atau menyalurkan dana melalui Pasar
Uang Antar Bank (PUAB). Akses bank
terhadap sumber likuiditas di PUAB cukup
kondusif, dengan volume yang meningkat
pengawasan dan sebanyak dua KB dengan
empat PKP telah selesai diproses dan
selanjutnya dilimpahkan kepada Satuan
Kerja Penyidikan.
Tabel 24 Statistik Penanganan
Penyimpangan Ketentuan Perbankan
diiringi suku bunga rata-rata tertimbang
Triwula n III- 2 0 2 3
Ta ha pa n Ke gia ta n
yang juga meningkat. Peningkatan suku
bunga
PUAB
terjadi
seiring
dengan
KB
P KP
1. P KP ya ng dite rima
4
9
2 . P KP da la m prose s *)
4
11
3 . P KP ya ng dike mba lika n *)
1
1
acuan BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR)
4 . P KP ya ng dilimpa hka n ke pa da P e nyidik
O JK *)
2
4
setahun terakhir hingga September 2023
*) Termasuk carryover PKP yang diterima dari
periode sebelumnya
Sumber: OJK
keputusan BI meningkatkan suku bunga
telah naik sebesar 150 bps menjadi 5,75%.
Selain itu, meningkatnya volume transaksi
PUAB juga antara lain dapat dipengaruhi
oleh
kebutuhan
untuk
pemenuhan
kewajiban GWM BI.
Grafik 41 Perkembangan Suku Bunga PUAB
Selain
itu,
dalam
pendalaman
rangka
melakukan
terhadap
indikasi
penyimpangan ketentuan perbankan yang
ditemukan oleh satuan kerja pengawasan
Bank,
telah
dilaksanakan
Pemeriksaan
Khusus Indikasi Penyimpangan Ketentuan
Perbankan
(Riksus
IPKP)
Bersama
Pengawas terhadap 17 kantor bank.
4.2 Pemberian
Keterangan
dan/atau Saksi
Dalam
rangka
memenuhi
Ahli
permintaan
Aparat Penegak Hukum (APH), selama
Sumber: LBUT Harian
triwulan III-2023 telah diberikan pemberian
4. Risiko Hukum
keterangan Ahli dan keterangan Saksi
4.1 Penanganan Dugaan Tindak Pidana
Perbankan (Tipibank)
Pelapor sebanyak 13 kali. Pemberian
Selama triwulan III-2023, terdapat empat
pemenuhan atas tujuh permintaan dari
Kantor
sembilan
Polri, empat permintaan dari Kejaksaan RI,
Penyimpangan Ketentuan Perbankan (PKP)
dan satu permintaan dari Penyidik OJK.
Bank
(KB)
dengan
keterangan
Ahli
tersebut
merupakan
57
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Sedangkan pemberian keterangan Saksi
terkait
Pelapor merupakan pemenuhan atas satu
pengawasan
permintaan dari Kejaksaan RI untuk hadir
pegawai dalam menangani kasus dugaan
dalam persidangan.
tipibank.
Keterangan Ahli yang diberikan merupakan
ketentuan
bank
perbankan
serta
pihak bank atau pihak lainnya kepada Polri
dan Kejaksaan RI. Pemberian keterangan
Ahli dilakukan sesuai dengan kompetensi
No.
Permintaan
APH
Ahli
Saksi
1
Polri
7
2
Kejaksaan RI
4
3
Penyidik OJK
1
Total
Sumber: OJK
58
pengalaman
Tabel 25 Pemberian Keterangan Ahli/Saksi
kasus-kasus yang pernah ditangani OJK
maupun kasus-kasus yang dilaporkan oleh
dan
12
Total
-
7
1
-
5
1
1
13
5
Pengaturan dan
Kelembagaan
Perbankan
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
60
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
5
Pengaturan dan Kelembagaan
Perbankan
Pada periode laporan, OJK menerbitkan enam ketentuan terkait perbankan yaitu
berupa empat POJK dan dua SEOJK. Selain itu, OJK juga menerbitkan dua surat
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP) terkait Kebijakan Relaksasi
Pengaturan tentang Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan, dan Insentif bagi
Bank Umum mengenai DHE SDA. OJK juga senantiasa berupaya meningkatkan
pelayanan kepada stakeholders antara lain dengan mempercepat proses perizinan
terkait kelembagaan perbankan.
1. Pengaturan Perbankan
bagi AP. Selanjutnya dari sisi penerapan
Pada triwulan III-2023, OJK menerbitkan
aktivitas AP dan KAP pada OJK, perlu
enam ketentuan terkait perbankan, yaitu
dalam bentuk empat Peraturan OJK (POJK)
dan dua Surat Edaran OJK (SEOJK), antara
lain sebagai berikut:
1.1 POJK Nomor 9 Tahun 2023 tentang
Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan
Kantor
Akuntan
Publik
dalam
Kegiatan Jasa Keuangan
Untuk
terciptanya
disiplin
didukung
informasi
transparan
dan
Informasi
keuangan
keuangan
dari
yang
dengan
Kementerian Keuangan. Oleh karena itu,
POJK
ini
diterbitkan
dalam
rangka
mengoptimalkan pengelolaan administrasi
dan
pengawasan
OJK
seiring
dengan
perkembangan aktivitas AP dan KAP, yang
menggantikan
POJK
Nomor
dalam Kegiatan Jasa Keuangan.
Pihak.
berkualitas
fungsi
audit
Kantor Akuntan Publik (KAP). Sejalan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
dan kode etik profesi AP yang mengatur
mengenai pembatasan penggunaan jasa
penyelenggaraan
koordinasi
yang
eksternal oleh Akuntan Publik (AP) dan
dalam
melalui
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
kelola yang baik oleh Pihak di antaranya
penyelenggaraan
administrasi
pengelolaan
perlu
merupakan cerminan dari penerapan tata
melalui
penyederhanaan
13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa
pasar
berkualitas
dilakukan
fungsi
audit,
diperlukan harmonisasi pengaturan untuk
mewujudkan hubungan yang independen
antara Pihak dengan AP dan KAP serta untuk
memberikan learning curve yang memadai
Dalam POJK ini diatur tentang peran komite
audit, pembatasan penggunaan jasa audit,
ruang lingkup audit, penyampaian laporan
dari
Pihak
kepada
OJK,
pengelolaan
administrasi AP dan/atau KAP, publikasi
daftar AP dan KAP pada OJK, pengunduran
diri AP dan KAP, independensi AP dan KAP
terhadap Pihak, komunikasi AP dan KAP
terhadap OJK, penyampaian laporan dari AP
dan KAP kepada OJK, media penyampaian
permohonan dan laporan AP dan KAP
kepada OJK, tindak lanjut pengawasan
terhadap penggunaan jasa AP dan/atau KAP,
dan ketentuan peralihan.
61
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
1.2 POJK Nomor 12 Tahun 2023 tentang
Unit Usaha Syariah
Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan pejabat
POJK tentang Unit Usaha Syariah (POJK UUS)
diterbitkan
dalam
rangka
penguatan
kelembagaan dan peningkatan kinerja UUS.
Hal tersebut sejalan dengan arah kebijakan
dan perkembangan sektor jasa keuangan
sesuai dengan amanat Undang-Undang
Nomor
4
Pengembangan
antaranya direktur yang membawahkan UUS,
Tahun
2023
tentang
dan
Penguatan
Sektor
Keuangan (UU P2SK), khususnya dalam hal
eksekutif; jaringan kantor UUS; pemisahan
dan konsolidasi UUS; pencabutan izin usaha
UUS
kepengurusan
penyempurnaan
UUS,
ketentuan
BUK;
tata
cara
pemanfaatan sumber daya BUK oleh UUS;
rencana strategi pengembangan bisnis UUS;
ketentuan peralihan; dan sanksi administratif.
1.3 POJK Nomor 16 Tahun 2023 tentang
Penyidikan Tindak Pidana di Sektor
Jasa Keuangan
dan
terkait
permintaan
penyampaian perizinan dan laporan UUS;
penguatan permodalan dan efisiensi UUS,
penguatan
atas
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
persyaratan dan proses pemisahan UUS yang
tentang
diselaraskan dengan strategi konsolidasi
memberikan kewenangan kepada OJK untuk
perbankan.
melakukan penyidikan tindak pidana di
POJK ini juga diterbitkan dalam rangka
harmonisasi dengan peraturan mengenai
kelembagaan Bank Umum Konvensional
(BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS),
penyesuaian dengan peraturan mengenai
pelaporan dan perizinan bank, dan peraturan
mengenai
penyelenggaraan
teknologi
informasi.
POJK UUS akan menggantikan ketentuan
sebelumnya yang berlaku yaitu PBI Nomor
11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah
dan
perubahannya
15/14/PBI/2013,
PBI
serta
Nomor
ketentuan
pelaksanaannya SEBI Nomor 11/28/DPbS
tentang
Unit
Usaha
Syariah
dan
perubahannya SEBI Nomor 15/51/DPbS.
Selain itu, POJK UUS juga akan mencabut
POJK
Nomor
59/POJK.03/2020
tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan Unit
Usaha Syariah.
Dalam POJK ini diatur tentang kelembagaan
UUS meliputi: izin usaha dan pembukaan
UUS; permodalan; kepengurusan termasuk di
62
Otoritas
Jasa
Keuangan
telah
sektor jasa keuangan. Selanjutnya UndangUndang Nomor 4 Tahun 2023 tentang
Pengembangan
dan
Penguatan
Sektor
Keuangan (UU P2SK) telah memberikan
perluasan
kewenangan
penyidikan
dan
penyelesaian pelanggaran di sektor jasa
keuangan kepada OJK. Ketentuan yang
berlaku
saat
ini
yaitu
POJK
Nomor
22/POJK.01/2015 tentang Penyidikan Tindak
Pidana di Sektor Jasa Keuangan dicabut
dengan pemberlakuan POJK ini.
Dalam POJK ini diatur tentang kewenangan
penyidikan tindak pidana di sektor jasa
keuangan, laporan, pemberitahuan, atau
pengaduan mengenai dugaan tindak pidana
di
sektor
jasa
keuangan,
penyelesaian
pelanggaran atas peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan, tindak
lanjut
hasil
penyidikan,
permintaan
keterangan dari lembaga jasa keuangan dan
pemblokiran
penyidikan.
rekening,
dan
administrasi
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
1.4 POJK Nomor 17 Tahun 2023 tentang
dinyatakan tidak berlaku. Sementara itu,
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank
ketentuan
Umum (POJK Tata Kelola)
55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata
POJK ini diterbitkan sehubungan dengan
perkembangan industri perbankan yang
semakin kompleks, sehingga diperlukan
penguatan penerapan prinsip tata kelola
pada Bank dengan dukungan manajemen
pelaksanaan
POJK
Nomor
Kelola bagi Bank Umum dan PBI Nomor
11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah, tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan.
risiko dan kepatuhan yang terintegrasi untuk
Dalam POJK ini diatur tentang kewajiban
mendorong
kualitas
Bank menerapkan prinsip tata kelola yang
pengelolaan bank yang sehat, berdasarkan
baik pada Bank dalam penyelenggaraan
prinsip kehati-hatian dan beretika, dalam
kegiatan usaha, penerapan prinsip tata
mendukung pertumbuhan ekonomi dan
kelola, dan laporan pelaksanaan tata kelola
stabilitas nasional, meningkatkan daya saing
dan penilaian penerapan tata kelola.
bank,
peningkatan
mendorong
pertumbuhan
yang
berkelanjutan, serta berkontribusi dalam
1.5 SEOJK
Nomor
10/SEOJK.03/2023
penerapan tanggung jawab sosial dan
tentang
lingkungan, dengan tetap memperhatikan
Bank Perekonomian Rakyat Syariah
kepentingan
(SEOJK Produk BPRS)
pemegang
saham
dan
pemangku kepentingan. POJK Tata Kelola ini
juga sejalan dan sebagai tindak lanjut dari
amanat pengaturan dalam Undang-Undang
Nomor
4
Tahun
2023
tentang
dan
Penguatan
Sektor
Pengembangan
Keuangan (UU P2SK).
SEOJK
ini
Penyelenggaraan
diterbitkan
Produk
dalam
rangka
mewujudkan BPRS yang berdaya saing tinggi
dan
berkontribusi
signifikan
terhadap
perekonomian nasional dan pembangunan
sosial, serta penyelarasan dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan
untuk
POJK Tata Kelola menjadi ketentuan payung
mendorong
yang menyelaraskan berbagai ketentuan,
penyelenggaraan produk BPRS dengan tetap
baik terkait aspek tata kelola yang diatur
memperhatikan prinsip permodalan yang
dalam topik tersendiri dalam suatu POJK,
memadai,
ketentuan terkait lain, termasuk memberikan
secara efektif dan penerapan prinsip kehati-
penguatan
hatian.
atau
penyesuaian
kebijakan
sesuai kebutuhan perbankan terkini yang
berlaku bagi seluruh Bank Umum, baik
konvensional maupun syariah. POJK ini
berlaku bagi Bank umum konvensional dan
Bank umum syariah, termasuk kantor cabang
dari bank yang berkedudukan di luar negeri.
pengembangan
penerapan
manajemen
risiko
SEOJK Produk BPRS merupakan ketentuan
pelaksanaan
dari
POJK
Nomor
25/POJK.03/2021 tentang Penyelenggaraan
Produk BPR dan BPRS. SEOJK Produk BPRS ini
menggantikan ketentuan sebelumnya yaitu
SEOJK Nomor 37/SEOJK.03/2015 tentang
Dengan diterbitkan POJK ini, maka POJK
Produk dan Aktivitas Bank Pembiayaan
Nomor 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan
Rakyat Syariah.
Tata Kelola bagi Bank Umum dicabut dan
63
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Dalam
SEOJK
tentang
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
pengelompokan produk, kategori produk
dan Batas Maksimum Penyaluran Dana
baru,
produk,
(BMPD), penyesuaian sandi referensi dalam
mekanisme penyelenggaraan produk baru,
pelaporan BMPK BPR terkait perubahan
penyesuaian
definisi
prinsip
produk
ini
diatur
penyelenggaraan
rencana
baru,
penyelenggaraan
penghentian
produk,
pihak
terkait,
perhitungan
pelanggaran dan pelampauan BMPK dan
perlindungan konsumen dan masyarakat
BMPD,
dalam penyelenggaraan produk, pelaporan,
berdasarkan
serta
peminjam atau nasabah penerima fasilitas,
ketentuan
peralihan
dalam
penyelenggaraan produk BPRS.
serta
penetapan
kategori
hubungan
output
kelompok
keuangan
pelaporan
antar
berdasarkan
informasi pelanggaran dan pelampauan
1.6 SEOJK
Nomor
11/SEOJK.03/2023
tentang Batas Maksimum Pemberian
BMPK BMPD yang disampaikan BPR dan
BPRS melalui laporan bulanan.
Kredit Bank Perekonomian Rakyat
dan Batas Maksimum Penyaluran
Dana Bank Perekonomian Rakyat
1.7 Surat Kepala Eksekutif Pengawas
Perbankan (KEPP)
Syariah
Pada triwulan III-2023, OJK juga menerbitkan
Sebagai tindak lanjut atas penerbitan POJK
Nomor 23 Tahun 2022 tentang Batas
Maksimum
Pemberian
Kredit
Bank
Perkreditan Rakyat dan Batas Maksimum
Penyaluran Dana Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah,
diperlukan
penyempurnaan
ketentuan
pelaksanaan
dalam
rangka
penyelarasan dengan peraturan perundangundangan serta
mendukung penerapan
prinsip kehati-hatian dan pengelolaan risiko
sehingga
penyaluran
konsentrasi
dana
penyediaan
tidak
terpusat
atau
pada
individual atau kelompok peminjam atau
kelompok
nasabah
Surat
Kepala
Eksekutif
Pengawas
Perbankan (KEPP), yaitu: (1) Surat Nomor S16/D.03/2023 perihal Kebijakan Relaksasi
Pengaturan
SEOJK
27/SEOJK.03/2022
Nomor
tentang
Lembaga
Pengelola Informasi Perkreditan; dan (2)
Surat
Nomor
S-17/D.03/2023
perihal
Insentif bagi Bank Umum mengenai
Devisa
Hasil
Ekspor
Pengusahaan,
dari
Kegiatan
Pengelolaan,
dan/atau
Pengolahan Sumber Daya Alam (DHE
SDA).
•
Surat KEPP Nomor S-16/D.03/2023
fasilitas
Surat KEPP ini diterbitkan sehubungan
tertentu. Selain itu, untuk menjaga stabilitas
dengan telah ditetapkannya SEOJK
dan mendorong peningkatan kinerja Bank
Nomor
Perekonomian
Lembaga
Rakyat
penerima
dua
(BPR)
dan
Bank
27/SEOJK.03/2022
Pengelola
tentang
Informasi
Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) dalam
Perkreditan
upaya penanggulangan potensi dan/atau
penegasan yang tertuang dalam Surat
permasalahan likuiditas BPR dan BPRS lain.
KEPP Nomor S-4/D.03/2023 tanggal 2
Dalam SEOJK ini diatur tentang penjelasan
Februari 2023 mengenai Penyesuaian
lebih
lanjut
antara
lain
mengenai
penambahan kriteria pengendalian pada
definisi pihak terkait dalam perhitungan
64
(SEOJK
LPIP)
dan
dan Penegasan SEOJK LPIP, serta untuk
mendukung
peran
LPIP
dalam
peningkatan pertumbuhan kredit dan
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
inklusi keuangan nasional terutama
Menindaklanjuti
pada sektor usaha mikro, kecil, dan
memberikan
menengah,
dalam bentuk surat, dengan pokok
relaksasi
diperlukan
pengaturan
kebijakan
SEOJK
LPIP.
Adapun pokok ketentuan, antara lain:
a) Dalam rangka memberikan waktu
yang cukup
bagi LPIP
untuk
penyesuaian dan merealisasikan
strategi bisnis, pengenaan biaya
perolehan data akan dilaksanakan
secara bertahap.
b) Informasi Debitur yang diperoleh
LPIP dari Sistem Layanan Informasi
Keuangan (SLIK) termasuk fasilitas
penyediaan dana dengan kode
kondisi
dihapusbukukan
dan
hapus tagih dengan historis 24
(dua puluh empat) bulan terakhir
namun tidak termasuk agunan
dengan jenis giro, tabungan, dan
deposito.
c) Data SLIK akan diberikan flagging
untuk debitur non UMKM yang
memiliki
fasilitas
kredit/
pembiayaan melebihi Rp10 miliar.
d) OJK menyediakan disclosure room
dengan rentang waktu tertentu
sebagai sarana LPIP untuk evaluasi
produk,
rekalibrasi
pengembangan,
modeling
dan
dalam
menghasilkan scoring.
•
Surat KEPP Nomor S-17/D.03/2023
Sebagaimana
pengaturan
dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun
2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dari
Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan,
dan/atau Pengolahan Sumber Daya
Alam (PP DHE SDA), terdapat amanat
pada Pasal 10 ayat (3) agar OJK
memberikan insentif kepada bank yang
mengelola rekening khusus DHE SDA.
hal
tersebut,
dukungan
OJK
insentifnya
ketentuan sebagai berikut:
a) OJK mendukung kebijakan yang
diatur dalam PP DHE SDA. Adapun
salah
satu
dalam
pokok
PP
pengaturan
dimaksud
ialah
kewajiban eksportir dengan nilai
ekspor
pada
Pemberitahuan
Pabean Ekspor (PPE) paling sedikit
USD250.000 untuk memasukkan
DHE
SDA
dengan
persentase
besaran dan jangka waktu tertentu
sebagaimana diatur dalam PP DHE
SDA ke dalam sistem keuangan
Indonesia
dengan
instrumen
pada
Rekening
penempatan
Khusus DHE SDA sesuai yang
ditetapkan
otoritas
(Bank
Indonesia).
b) Bank dapat memperlakukan dana
DHE
SDA
agunan
dimaksud
tunai
sebagai
sebagaimana
persyaratan yang diatur dalam
peraturan OJK mengenai kualitas
aset bank umum, serta peraturan
OJK mengenai kualitas aset bank
umum syariah dan unit usaha
syariah
(sepanjang
bertentangan
tidak
dengan
prinsip
syariah) dengan memastikan dana
dimaksud tetap berada dalam
sistem
keuangan
Indonesia
sebagaimana PP DHE SDA.
c) Selanjutnya,
bagian
dari
kredit/pembiayaan yang dijamin
dengan
dana
memenuhi
DHE
SDA
dan
persyaratan
sebagaimana angka 2 ditetapkan
memiliki kualitas lancar.
65
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
2.
Kelembagaan Perbankan
2.1.2 Jaringan Kantor
2.1
Bank Umum Konvensional (BUK)
2.1.1 Perizinan
Pada triwulan III-2023, terdapat 120.216
jaringan kantor BUK, terdiri dari 120.150
Pada triwulan III-2023, telah diselesaikan 23
jaringan kantor di dalam negeri dan 66
perizinan kelembagaan BUK, terdiri dari 13
jaringan kantor di luar negeri. Jaringan
perizinan
pembukaan
sembilan
perizinan
jaringan
kantor,
penutupan
Kantor
kantor terbanyak masih didominasi oleh
terminal
perbankan
elektronik
Cabang (KC), dan satu perizinan pemindahan
(ATM/CDM/CRM) sebanyak 92.829 unit.
alamat Kantor Pusat (KP).
Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,
terdapat penambahan sebanyak 944 jaringan
kantor, dengan penambahan terbanyak pada
terminal
perbankan
elektronik
(ATM/CDM/CRM).
Tabel 26 Jaringan Kantor BUK
JARINGAN KANTOR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Kantor Pusat Operasional
Kantor Pusat Non Operasional
Kantor Cabang Bank Asing
Unit Usaha Syariah
Kantor Wilayah
Kantor Cabang (Dalam Negeri)
Kantor Cabang (Luar Negeri)
Kantor Cabang Pembantu Bank Asing
Kantor Cabang Pembantu (Dalam Negeri)
Kantor Cabang Pembantu (Luar Negeri)
Kantor Fungsional
Kantor dibawah KCP KCBLN yg tidak termasuk 11,12,13,14
Kantor Perwakilan Bank Umum di Luar Negeri
Terminal Perbankan Elektronik (ATM/CDM/CRM)
JARINGAN KANTOR UUS
Kantor Cabang (Dalam Negeri)
Kantor Cabang Pembantu (Dalam Negeri)
Kantor Kas
Kantor Fungsional
Payment Point
Kas Keliling/Kas Mobil/Kas Terapung
Terminal Elektronik (ATM/CDM/CRM)
Layanan Syariah Bank Umum
TOTAL
Sumber: APOLO OJK
Ket: merupakan jaringan kantor BUK di seluruh Indonesia
66
2023
TW II
TW III
38
37
55
54
7
7
20
20
146
150
2.731
2.705
17
17
23
23
19.655
19.334
6
6
1.097
1.106
12
12
5
5
91.516
92.829
185
214
52
12
77
23
193
3.187
119.272
189
232
18
24
60
20
195
3.172
120.216
βˆ†
(1)
(1)
4
(26)
(321)
9
1.313
4
18
(34)
12
(17)
(3)
2
(15)
944
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Berdasarkan
pembagian
wilayah
untuk
Kantor Pusat (KP), Kantor Cabang (KC), dan
jaringan kantor BUK di dalam negeri, sebaran
Kantor Kas (KK). Terdapat perbedaan data
jaringan kantor tersebut sebagian besar
perubahan
berada di pulau Jawa sejumlah 74.796
perizinan disebabkan antara lain terdapat
jaringan kantor (62,25%), diikuti pulau
perbedaan antara periode perizinan dengan
Sumatera 19.570 (16,29%), Sulampua 11.162
periode efektif berlakunya perizinan karena
(9,29%), Kalimantan 8.587 (7,15%), dan Bali-
adanya masa proses transisi, termasuk carry
Nusa Tenggara 6.035 (5,02%). Dibandingkan
over hasil perizinan periode sebelumnya.
dengan triwulan sebelumnya, penambahan
jaringan
kantor
terdapat
pada
seluruh
wilayah dengan penambahan terbanyak di
wilayah Sumatera.
Grafik 42 Penyebaran Jaringan Kantor BUK
jumlah
BPR
dengan
data
Tabel 27 Jaringan Kantor BPR
2023
TW II
TW III
1.413
1.410
1.924
1.915
2.707
2.728
353
380
1.892
2.025
8.289
8.458
JARINGAN KANTOR
- Kantor Pusat (KP)
- Kantor Cabang (KC)
- Kantor Kas (KK)
- ATM
- Payment Point
TOTAL
βˆ†
(3)
(9)
21
27
133
169
Sumber: OJK
Berdasarkan lokasi, penyebaran jaringan
kantor BPR (termasuk ATM dan payment
point) masih terpusat di wilayah Jawa dengan
Sumber: APOLO OJK
porsi sebesar 71,07% (6.011 jaringan kantor),
2.2 Bank Perekonomian Rakyat (BPR)
2.2.1 Perizinan
diikuti wilayah Sumatera sebesar 15,28%
(1.292
kantor).
Dibandingkan
dengan
triwulan sebelumnya, terdapat penambahan
Pada triwulan III-2023, terdapat dua jenis
jaringan
permohonan perizinan BPR yang telah
Indonesia dengan terbanyak di wilayah Jawa
disetujui, yaitu permohonan penggabungan
dan Sumatera.
(merger) dan pencabutan izin usaha, dengan
rincian sebagai berikut:
1. Penggabungan
PT
BPR
kantor
di
seluruh
wilayah
di
Grafik 43 Penyebaran Jaringan Kantor BPR
Dharma
Pejuang Empat Lima ke dalam PT BPR
Sago Luhak Limapuluh.
2. Pencabutan izin usaha Perusahaan
Umum Daerah (Perumda) BPR Karya
Remaja Indramayu.
2.2.2 Jaringan Kantor
Sumber: OJK
Pada triwulan III-2023, terdapat 1.410 BPR
dengan 8.458 jaringan kantor. Dari jaringan
kantor
tersebut,
6.053
di
antaranya
merupakan kantor bank yang meliputi
2.2.3 Tata Kelola
Penerapan tata kelola BPR dan BPRS diatur
dalam
masing-masing
POJK
Nomor
67
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
4/POJK.03/2015 (BPR) dan POJK Nomor
dipersyaratkan.
24/POJK.03/2018 (BPRS) dan dibedakan
terdapat 1 BPRS yang belum memenuhi
sesuai besaran modal inti. Besaran modal inti
jumlah anggota keduanya untuk Direksi dan
BPR dan BPRS akan menentukan antara lain
Dewan Komisaris sesuai persyaratan.
syarat pemenuhan minimal jumlah anggota
Direksi, Dewan Komisaris, dan jumlah DPS.
Pada triwulan III-2023, terdapat 971 BPR
yang
sudah
memenuhi
Sementara
itu,
masih
Grafik 45 Jumlah BPRS berdasarkan
Pemenuhan Komposisi Jumlah Anggota
Direksi dan Dewan Komisaris
masing-masing
jumlah anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris
sesuai
dengan
yang
dipersyaratkan, meningkat dari 941 BPR pada
triwulan sebelumnya. Sementara itu, masih
terdapat 105 BPR yang belum memenuhi
jumlah anggota keduanya untuk Direksi dan
Dewan
Komisaris
sesuai
Sumber: OJK
persyaratan.
Tantangan dalam pemenuhan Direksi dan
Dewan Komisaris BPR umumnya dipengaruhi
oleh faktor lokasi BPR yang berada di remote
area, persaingan remunerasi dengan LJK lain,
serta keterbatasan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang memiliki persyaratan minimal
pengalaman
dan
sertifikasi
sebagaimana
dipersyaratkan
profesi
ketentuan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman
mengenai tata kelola BPR, OJK juga secara
aktif melakukan sosialisasi kepada BPR.
Grafik 44 Jumlah BPR berdasarkan
Pemenuhan Komposisi Jumlah Anggota
Direksi dan Dewan Komisaris
2.3
Perbankan Syariah
2.3.1 Perizinan
Pada triwulan III-2023, telah diselesaikan tiga
permohonan perizinan kelembagaan Bank
Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS), terdiri dari satu pemberian izin usaha
BUS
hasil
pembukaan
pemisahan
Kantor
(spin
Cabang
off),
satu
Pembantu
Syariah dan satu pemindahan alamat Kantor
Induk Kegiatan UUS.
Untuk perizinan BPRS, pada triwulan III-2023,
terdapat satu jenis permohonan perizinan
BPRS yang telah disetujui, yaitu permohonan
perubahan kegiatan usaha PT BPR Balerong
Bunta menjadi PT BPRS Balerong Bunta.
2.3.2 Jaringan Kantor
Pada
triwulan
jaringan
kantor
III-2023,
BUS,
terdapat
dengan
6.729
tiga
di
antaranya merupakan jaringan kantor luar
Sumber: OJK
negeri (dua KC dan satu terminal elektronik).
Untuk BPRS, pada triwulan III-2023, terdapat
Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,
138 BPRS yang sudah memenuhi masing-
secara total terdapat peningkatan sebanyak
masing jumlah anggota Direksi dan anggota
14 jaringan kantor BUS, dengan peningkatan
Dewan
68
Komisaris
sesuai
dengan
yang
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
terbanyak pada Kantor Cabang Pembantu
(KCP) BUS.
Tabel 28 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah
2023
JARINGAN KANTOR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
TW II
Kantor Pusat Operasional Bank Umum Syariah
Kantor Pusat Non Operasional Bank Umum Syariah
Kantor Wilayah Bank Umum Syariah
Kantor Cabang (Dalam Negeri) Bank Umum Syariah
Kantor Cabang (Luar Negeri) Bank Umum Syariah
Kantor Cabang Pembantu (Dalam Negeri) Bank Umum Syariah
Kantor Fungsional Bank Umum Syariah
Kantor Perwakilan Bank Umum Syariah di Luar Negeri
Terminal Elektronik (ATM/CDM/CRM) Bank Umum Syariah
Layanan Syariah Bank Umum
7
6
17
378
1
1.543
346
1
4.416
6.715
TW III
βˆ†
7
6
17
378
2
1.555
339
4.425
6.729
1
12
(7)
(1)
9
14
Sumber: APOLO OJK
Sebaran jaringan kantor BUS dalam negeri
Lebih lanjut, sebaran jaringan kantor BPRS
sebagian besar berada di wilayah Jawa dan
umumnya terkonsentrasi di wilayah Jawa
Sumatera masing-masing memiliki porsi
(68,53%, 649 kantor), diikuti Sumatera
yang sama yaitu 41,54% atau sebesar
(24,60%, 233 kantor), Sulampua (4,44%, 42
masing-masing 2.794 kantor. Selanjutnya
kantor), Bali-Nusa Tenggara (1,69%, 16
diikuti Bali-Nusa Tenggara (7,26%, 488
kantor), dan Kalimantan (0,74%, 7 kantor).
kantor), Sulampua (5,32%, 358 kantor), dan
Tabel 29 Jaringan Kantor BPRS
Kalimantan (4,34%, 292 kantor). Terdapat
peningkatan jaringan kantor di wilayah
Jawa dan Bali-Nusa Tenggara, sementara
terdapat pengurangan jaringan kantor di
Sumatera, Kalimantan, dan Sulampua.
Grafik 46 Penyebaran Jaringan Kantor BUS
JARINGAN KANTOR
- Kantor Pusat (KP)
- Kantor Cabang (KC)
- Kantor Kas (KK)
- ATM
- Payment Point
TOTAL
2023
TW II
TW III
170
172
218
219
296
303
74
74
180
179
938
947
βˆ†
2
1
7
(1)
9
Sumber: Laporan Bulanan BPRS, diolah
Grafik 47 Penyebaran Jaringan Kantor BPRS
Sumber: APOLO OJK
Untuk BPRS, pada periode laporan terdapat
947 jaringan kantor, bertambah sembilan
jaringan kantor dari triwulan sebelumnya.
Sumber: OJK
69
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
70
6
Koordinasi Antar
Lembaga terkait
Perbankan
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
72
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
6
Koordinasi Antar Lembaga
Terkait Perbankan
Dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan, OJK terus melakukan koordinasi dengan
lembaga/otoritas terkait, baik secara bilateral maupun melalui Komite Stabilitas Sistem
Keuangan. Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) pada triwulan III-2023 tetap terjaga di tengah
meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global. Selain itu, OJK
juga turut aktif dalam fora internasional, antara lain Basel Committee on Banking
Supervision (BCBS), Executives' Meeting of East Asia-Pacific Central Banks (EMEAP), dan
Working Committee-ASEAN Banking Integration Framework (WC-ABIF).
1.
Koordinasi Multi-Lembaga dalam
menjaga Stabilitas Sistem Keuangan
Pada Senin, 30 Oktober 2023, Menteri
Sesuai mandat Undang-Undang Nomor 21
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
Keuangan
(UU OJK), Undang-Undang Nomor 9 Tahun
Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan
2016 tentang Pencegahan dan Penanganan
(LPS) melaksanakan Rapat Berkala KSSK IV
Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK), Undang-
tahun 2023. Dalam siaran Pers KSSK tersebut
Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang
disimpulkan
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Keuangan (SSK) pada triwulan III-2023
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
tetap terjaga di tengah meningkatnya
tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
ketidakpastian perekonomian dan pasar
Stabilitas
keuangan
Sistem
Keuangan
untuk
Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI),
(OJK),
bahwa,
global.
dan
Ketua
Stabilitas
Dewan
Sistem
Perkembangan
ini
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
didukung oleh kondisi perekonomian dan
2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka
sistem keuangan domestik yang resilien serta
Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
koordinasi dan sinergi KSSK yang terus
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
diperkuat.
Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang,
Merespons perkembangan terkini di pasar
serta Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023
tentang Pengembangan dan Penguatan
Sektor
Keuangan
(UU
P2SK),
maka
Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI),
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) yang tergabung
dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan
(KSSK) melakukan koordinasi secara berkala
dalam
rangka
pemantauan
dan
pemeliharaan Stabilitas Sistem Keuangan.
keuangan global, OJK terus mencermati
dampak volatilitas pasar dan kenaikan
signifikan yield surat utang terhadap pasar
modal dan lembaga jasa keuangan domestik.
Dalam rangka menjaga ketahanan dan
stabilitas SJK pada saat terjadinya fluktuasi di
pasar keuangan, LJK juga diharapkan untuk
terus memonitor perkembangan portofolio
investasi yang dimilikinya.
73
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
OJK terus melanjutkan upaya penguatan SJK
dan
dan infrastruktur pasar, di antaranya melalui
Sandbox,
penyempurnaan penerapan tata kelola bagi
turunan dari UU P2SK yang berkaitan dengan
bank umum (yang telah tertuang dalam POJK
Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK)
Nomor 17 Tahun 2023) dengan dukungan
dan aset keuangan digital, termasuk aset
manajemen risiko dan kepatuhan yang
kripto. Koordinasi dengan Bappebti juga
terintegrasi, serta berkoordinasi dengan
terus dilanjutkan terkait peralihan tugas
perbankan, aparat penegak hukum, dan
pengaturan dan pengawasan aset keuangan
PPATK untuk memblokir rekening-rekening
digital, termasuk aset kripto, sebagaimana
yang digunakan
diatur dalam UU P2SK. Sesuai amanat UU
dalam aktivitas ilegal,
termasuk investasi ilegal dan pinjol ilegal.
Dalam kerangka akselerasi dekarbonisasi
ekonomi, OJK pada 26 September 2023
meluncurkan
Bursa
Karbon
mengimplementasikan
dan
perdagangan
perdana Unit Karbon. Selain itu dalam
kerangka keuangan berkelanjutan, OJK juga
mengembangkan Efek Bersifat Utang dan
Sukuk (EBUS) berlandaskan keberlanjutan,
dan mendukung komitmen ASEAN Capital
Market Forum (ACMF) dalam merealisasikan
meningkatkan
serta
fungsi
menerbitkan
Regulatory
ketentuan
P2SK, OJK saat ini sedang dalam proses
penyusunan beberapa peraturan mengenai:
(i) penyelenggaraan kegiatan usaha Bulion
untuk
memberikan
pedoman
penyelenggaraan kegiatan usaha Bulion; (ii)
ketentuan
terkait
penguatan
dan
pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
(LKM), dan (iii) penyempurnaan ketentuan
mengenai produk dan pemasaran asuransi
seiring dengan penyesuaian perkembangan
teknologi informasi.
roadmap pasar modal berkelanjutan di
KSSK berkomitmen terus meningkatkan
ASEAN. OJK saat ini juga sedang melakukan
sinergi dalam mengantisipasi meningkatnya
pengkinian
ketidakpastian
Taksonomi
Hijau
Indonesia
global
terutama
potensi
menjadi Taksonomi Berkelanjutan Indonesia,
rambatannya pada perekonomian dan sektor
yang
keuangan domestik, termasuk memperkuat
bertujuan
untuk
mendukung
pemenuhan target Nationally Determined
coordinated
Contribution Indonesia serta menindaklanjuti
kewaspadaan untuk memitigasi berbagai
berbagai perkembangan inisiatif di tingkat
risiko bagi perekonomian dan SSK.
nasional dan global mengenai transisi energi.
policy
response
dan
Dengan telah diundangkannya UU P2SK,
Selanjutnya, OJK meluncurkan Peta Jalan
Pemerintah, BI, OJK, dan LPS berkomitmen
Pengembangan
Penguatan
menyelesaikan
2023-2027
pelaksanaan
Perasuransian
dan
Indonesia
perumusan
amanat
UU
peraturan
P2SK
secara
“Restoring Confidence through Industrial
kredibel dengan melibatkan berbagai pihak
Reform”, sebagai pedoman penyusunan
terkait, termasuk pelaku industri keuangan
strategi pengembangan dan penguatan
dan masyarakat.
industri perasuransian. OJK juga menerbitkan
serangkaian
kebijakan
untuk
mengembangkan inovasi keuangan digital
74
KSSK akan kembali menyelenggarakan rapat
berkala pada bulan Januari 2024.
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
2. Koordinasi Bilateral
2.1. OJK dan BI
OJK dan LPS yang memerlukan koordinasi
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
Kesepahaman (NK) antara OJK dan LPS.
tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU OJK)
Sehubungan dengan hal tersebut, pada
mengamanatkan
yang lebih intensif sesuai dengan Nota
OJK
dan
BI
untuk
berkoordinasi dalam rangka pelaksanaan
tugas dan kewenangan masing-masing
Lembaga.
Amanat
UU
dimaksud
ditindaklanjuti dengan Keputusan Bersama
triwulan
dan
BI
telah
melakukan
beberapa
koordinasi antara lain terkait:
a. Pelaksanaan
pertukaran
data
perubahan
kesepahaman
terkait
nota
koordinasi
a. Pertukaran
kondisi
kesepahaman
melibatkan
Lembaga
Penjamin Simpanan;
e. Pembahasan
dan
penyampaian
tanggapan tertulis dalam rangka
penerbitan ketentuan turunan UU
Nomor
4
tahun
Pengembangan
2023
dan
tentang
Penguatan
maupun
nota
terkait
pelaksanaan
tugas dan fungsi kedua lembaga;
d. Pembahasan ketentuan turunan UU
Nomor
4
tahun
Pengembangan
2023
dan
tentang
Penguatan
Sektor Keuangan;
e. Penyampaian
tanggapan
tertulis
dalam rangka penerbitan rancangan
lembaga;
juga
umum
c. Penandatanganan
pelaksanaan tugas dan fungsi kedua
yang
pengkinian
BPR/BPRS;
terkait
d. Pemutakhiran daftar bank sistemik
bank
dan
b. Persiapan dan pelaksanaan resolusi
Likuiditas Jangka Pendek;
perubahan
data
BPR/BPRS;
dalam rangka pemberian Pinjaman
c. Pembahasan
dilaksanakan
yaitu:
dan/atau Informasi;
b. Finalisasi
telah
beberapa koordinasi antara OJK dan LPS,
(KB) antara Gubernur BI dan Ketua Dewan
Komisioner OJK. Pada triwulan III-2023, OJK
III-2023
peraturan perundang-undangan.
Selain itu, pada triwulan III-2023 juga telah
diadakan High Level Meeting OJK-LPS yang
dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas
Perbankan (KEPP) OJK bersama dengan
ADK LPS yang membahas isu-isu strategis
antara OJK dan LPS.
2.2. OJK dan LPS
Partisipasi
OJK
Internasional
3.1. Basel Committee
Supervision (BCBS)
Sesuai dengan amanat Undang-Undang
OJK merupakan anggota BCBS Committee
Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem
dan beberapa Groups BCBS lainnya di Level
Keuangan
bentuk
2 dan Level 3, yaitu Supervisory Cooperation
Undang-
Group (SCG), Policy and Standard Group
Undang Nomor 4 tahun 2023 tentang
(PSG), Risk and Vulnerability Assessment
Pengembangan dan Penguatan Sektor
Group (RVG), Task Force on Climate-related
Keuangan (UU P2SK), terdapat beberapa
Financial Risk (TFCR), Accounting and Audit
aspek kerja sama dan koordinasi antara
Expert Group (AAEG), dan Financial and
Sektor Keuangan.
respons
(UU
atas
PPKSK)
serta
diterbitkannya
3.
dalam
on
Fora
Banking
75
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Technology Group (FTG). Pada triwulan III2023,
OJK
aktif
berpartisipasi
dalam
pertemuan dan menyampaikan tanggapan
3.2. Executives' Meeting of East AsiaPacific Central Banks (EMEAP)
1)
Working Group on Banking Supervision
sebagai berikut:
(WGBS)
1)
Berpartisipasi aktif dalam 54th EMEAP –
BCBS
Dilaksanakan
pertemuan
Basel
WGBS
dengan
agenda
Committee on Banking Supervision
pertukaran informasi terkait risks and
(BCBS)
utama
vulnerabilities in the banking sector
and
and outlook in the region, presentasi
sovereign
digital bank policy framework oleh OJK
dengan
exchange
views
supervisory
agenda
on
market
development,
risk, global stress test, booking model,
dan
G-SIB assessment, digitalization of
Groups
finance, climate-related financial risks,
Sustainable
dan
Macroprudential Analysis.
persetujuan
laporan/publikasi
beberapa
yaitu:
risk
data
aggregation report, margin practices
2)
APRA,
pembahasan
(IG)
di
Interest
bidang
Recovery,
Finance,
dan
Study Group on Resolution (EMEAP
SGR)
consultation report, dan cryptoasset
SGR
disclosure consultation paper.
2)
Meeting
melakukan
studi
mengenai
identifikasi critical function dalam hal
RVG
resolusi bank baik dalam lingkup
Dilaksanakan pertemuan Risk and
domestik maupun cross-border. Studi
Vulnerabilities Group (RVG) dengan
ini
agenda
adalah
kesamaan pada critical function yang
pelaksanaan global stress test bersama
diidentifikasi oleh sebagian besar bank
BCBS dan Financial Stability Board
dan/atau anggota EMEAP.
yang
dibahas
menemukan
bahwa
terdapat
(FSB), risk horizon scanning discussion,
dan investigasi yang dilakukan oleh
Jasa (Banking as a Service/BaaS),
3.3. Working Committee
Banking Integration
(WC-ABIF)
termasuk risiko yang ditimbulkannya.
OJK bersama Bank Indonesia (BI) dan State
SCG
Bank of Vietnam (SBV) menjadi ketua
RVG terhadap Bank sebagai Penyedia
3)
Dilaksanakan pertemuan Supervisory
Cooperation
agenda
Group
yang
(SCG)
dengan
dibahas
adalah
supervision of liquidity risk, supervision
of interest rate risk in the banking book
(IRRBB), business model analysis, dan
supervisory
effectiveness.
judgement
and
bersama
(Co-chairs)
– ASEAN
Framework
WC-ABIF
periode
2022-2024. Pada tanggal 12 Juli 2023, telah
dilaksanakan pertemuan ke-14 WC-ABIF
dalam
rangkaian
pertemuan
jalur
keuangan (finance track) ASEAN dimana
OJK
menjadi
Co-Chair
utama
yang
memimpin jalannya pertemuan tersebut.
Adapun
beberapa
agenda
utama
membahas antara lain:
•
Presentasi
Progress
report
ABIF
Review oleh OJK bersama dengan BI
76
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
•
dan SBV yang menjelaskan sejauh
akan dilakukan melalui pembentukan
mana perkembangan program kerja
Task Force (TF) lintas komite dan
yang telah dilakukan sesuai timeline
kajian untuk memformulasi analisis
dan bersifat sebagai living document
revisiting mandat dimaksud. Secara
sampai dengan nanti penyelesaian
umum
ABIF Review final pada akhir tahun
berkeberatan dengan pembentukan
2024.
TF
Laporan
hasil
survei
mengenai
perkembangan pencapaian Bilateral
Agreement, Regional Agreement serta
Qualified ASEAN Bank (QAB) terkini
oleh OJK. Sampai dengan posisi Juni
2023, terdapat 3 Bilateral Agreement
existing, 2 QAB existing dan terdapat
1 tambahan Supervisory Arrangement
di antara negara anggota.
•
anggota
dan
WC-ABIF
akan
tidak
menunggu
perkembangan selanjutnya.
Hasil pertemuan ke-14 WC-ABIF telah
dilaporkan kepada ASEAN Finance and
Central Bank Deputies Meeting - Working
Group (AFCDM-WG) pada tanggal 14 Juli
2023 dan ASEAN Finance and Central Bank
Deputies Meeting (AFCDM) pada tanggal 24
Agustus 2023.
Rencana revisiting mandat Working
Committees (WCs) di ASEAN yang
77
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
78
Lampiran
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
80
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
LAMPIRAN I
Rumus Indikator Kinerja Perbankan dan Penilaian Profil Risiko
No.
Nama
Rumus
Indikator Kinerja Perbankan
1.
Capital Adequacy Ratio
(CAR)
2.
Return on Asset (ROA)
3.
Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
(BOPO)
4.
Net Interest Margin (NIM)
5.
Net Operation Margin (NOM)
6.
Cash Ratio (CR)
Risiko Kredit
Non Performing Loan (NPL)
7.
atau Non Performing
Finance (NPF) Gross
Non Performing Loan (NPL)
8.
atau Non Performing
Finance (NPF) Net
9.
Rasio Loan at Risk (LaR)
Modal
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Laba Sebelum Pajak
Rata − rata Total Aset
Total Beban Operasional
Total Pendapatan Operasional
Pendapatan Bunga Bersih
Rata − rata Aktiva Produktif
Pendapatan Operasional Bersih
Rata − rata Aktiva Produktif
Total Alat Likuid
Total Hutang Lancar
Kredit/Pembiayaan Bermasalah
Total Kredit/Pembiayaan
Kredit/Pembiayaan Bermasalah − CKPN atas Kredit/Pby Bermasalah
Total Kredit/Pembiayaan
Restru Kredit kol. 1 + Kredit kol. 2 + Kredit NPL
Total Kredit/Pembiayaan
Risiko Pasar
10.
Rasio PDN
Rasio Interest Risk Rate in
the Banking Book (IRRBB)
Risiko Likuiditas
11.
Posisi Devisa Netto
Total Modal
Kewajiban Suku Bunga Tetap Jangka Waktu > 1 tahun
Aset Suku Bunga Tetap Jangka Waktu > 1 tahun
Total Kredit kepada Pihak Ketiga Bukan Bank
Total Dana Pihak Ketiga (DPK)
12.
Loan to Deposit Ratio (LDR)
13.
Finance to Deposit Ratio
(FDR)
14.
AL/DPK
Alat Likuid
Total Dana Pihak Ketiga (DPK)
15.
AL/NCD
Alat Likuid
30% Tabungan + 30% Giro + 10% Deposito
16.
Liquidity Coverage Ratio
(LCR)
π»π‘–π‘”β„Ž π‘„π‘’π‘Žπ‘™π‘–π‘‘π‘¦ πΏπ‘–π‘žπ‘’π‘–π‘‘ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠 (HQLA)
𝑁𝑒𝑑 πΆπ‘Žπ‘ β„Ž π‘‚π‘’π‘‘π‘“π‘™π‘œπ‘€ (NCO)
17.
Net Stable Funding Ratio
(NSFR)
π΄π‘£π‘Žπ‘–π‘™π‘Žπ‘π‘™π‘’ π‘†π‘‘π‘Žπ‘π‘™π‘’ 𝐹𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 (ASF)
π‘…π‘’π‘žπ‘’π‘–π‘Ÿπ‘’π‘‘ π‘†π‘‘π‘Žπ‘π‘™π‘’ 𝐹𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 (RSF)
Total Pembiayaan kepada Pihak Ketiga Bukan Bank
Total Dana Pihak Ketiga (DPK)
81
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
82
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
LAMPIRAN II
GLOSSARY
Istilah
Aktivitas Bank
Keterangan
A
Jasa yang disediakan oleh Bank kepada nasabah (SEOJK No.27/SEOJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha Bank
Umum berdasarkan Modal Inti).
AL/DPK
Indikator likuiditas yang membandingkan antara Alat Likuid (AL = Final Excess Reserve + Kas + Penempatan pada
BI lainnya + Reserve Repo) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK = Tabungan + Giro + Deposito). Likuiditas yang baik
jika berada diatas threshold AL/DPK>10%.
AL/NCD
Indikator likuiditas yang membandingkan antara Alat Likuid terhadap Non Core Deposit (NCD = 30% Tabungan
+ 30% Giro + 10% Deposito). Likuiditas yang baik jika berada diatas threshold AL/NCD>50%.
Aset Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR)
Jumlah aset dalam neraca yang diberikan bobot sesuai dengan kadar risiko yang melekat pada setiap pos aset
sesuai ketentuan yang berlaku. Komponen ATMR dibagi menjadi tiga, yaitu: ATMR Kredit, ATMR Operasional,
dan ATMR Pasar.
Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(CKPN)
Capital Adequacy Ratio (CAR)
B
Pengukuran efisiensi yang diukur dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional.
C
Penyisihan yang dibentuk atas penurunan nilai instrumen keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.
Rasio kecukupan modal yang diperoleh dari perhitungan (modal/ATMR)x100%, dengan threshold yang
ditetapkan oleh BIS (Bank for International Settlements) sebesar minimal 8%.
Cash Ratio (CR)
Perbandingan antara alat likuid terhadap utang lancar sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai tata cara penilaian tingkat kesehatan BPR dan sistem penilaian
tingkat kesehatan BPR berdasarkan prinsip syariah. (POJK No.19/POJK.03/2017 tentang Penetapan Status dan
Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS).
Concentration Ratio
Concentration Risk digunakan untuk mengukur tingkat konsentrasi pada sejumlah entitas. Dalam hal ini,
pengukuran pada perbankan diukur melalui total aset.
83
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Istilah
Keterangan
D
Dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah
tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing.
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Deposito
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian Nasabah
Penyimpan dengan bank (UU RI No.10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang No.7 tahun 1992
tentang Perbankan)
F
Fair
Value
Through
Other
Comprehensive Income (FVTOCI)
Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai "tersedia untuk dijual" diakui dalam
pendapatan komprehensif lain.
Fair Value Through Profit or Loss
(FVTPL)
Keuntungan dan kerugian atas aset keuangan atau liabilitas keuangan, yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi
G
Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan (UU RI No.10 tahun 1998 tentang Perubahan atas UndangUndang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan)
Giro
Giro Wajib Minimum (GWM)
Interest Rate Risk in Banking Book
(IRRBB)
I
Risiko suku bunga pada aset di banking book, atau risiko yang ada saat ini atau yang akan datang terhadap
permodalan dan penghasilan bank yang timbul dari pergerakan suku bunga yang memengaruhi posisi banking
book pada bank.
Kewajiban
Penyediaan
Minimum (KPMM)
K
Kewajiban bank umum untuk menyediakan modal minimum sebesar persentase tertentu dari aktiva tertimbang
menurut risiko sebagaimana ditetapkan oleh OJK (POJK Nomor 11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Bank Umum)
KUR (Kredit Usaha Rakyat)
84
Jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh Bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
persentase tertentu dari DPK. (PBI No.19/6/PBI/2017)
Modal
Kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur individu/perseorangan, badan usaha dan/atau
kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan
belum cukup (Permenko No.11 Tahun 2017).
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Istilah
Keterangan
Layanan Keuangan Tanpa Kantor
dalam rangka Keuangan Inklusif
(Laku Pandai)
L
Kegiatan menyediakan layanan perbankan dan/atau layanan keuangan lainnya yang dilakukan tidak melalui
jaringan kantor, namun melalui kerjasama dengan pihak lain dan perlu didukung dengan penggunaan sarana
teknologi informasi (POJK Nomor 19/POJK.03/2014 tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka
Keuangan Inklusif).
Lembaga Jasa Keuangan (LJK)
Lembaga yang melaksanakan kegiatan di sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, lembaga
Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Lembaga Non-Profit yang Melayani
Rumah Tangga (LNPRT)
Merupakan unit institusi yang melakukan kegiatan produksi, konsumsi dan akumulasi aset. Keberadaannya diakui
oleh hukum atau masyarakat, terpisah dari orang atau entitas lain yang memiliki atau mengendalikan. Kaitannya
dengan pemerintah, LNPRT merupakan mitra dalam mengatasi berbagai masalah sosial seperti penegakan
hukum, perlindungan konsumen, pengentasan kemiskinan dan pelestarian lingkungan hidup. Contoh: Ormas,
LSM, Lembaga Keagamaan. Sumber: BPS
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang yang berfungsi menjamin simpanan nasabah
penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai kewenangannya.
Liquidity Coverage Ratio (LCR)
Merupakan salah satu standar perhitungan risiko likuiditas bank. LCR merupakan perbandingan antara High
Quality Liquid Asset (HQLA) dengan total arus keluar bersih (Net Cash Outflow/NCO) selama 30 hari kedepan
dalam scenario stress. Kelompok Bank yang wajib menerapkan LCR adalah BUKU 3, BUKU 4, dan Bank yang
dimiliki Asing baik KCBA maupun Local entity (Non KCBA). LCR ditetapkan paling rendah sebesar 100%. (POJK
Nomor 42/POJK.03/2015)
Loan at Risk (LaR)
Loan at Risk (LaR) merupakan indikator risiko atas kredit yang disalurkan yang terdiri atas kredit kolektibilitas 1
(kualitas Lancar) yang telah direstrukturisasi, kolektibilitas 2 (kualitas Dalam Perhatian Khusus), serta kredit
bermasalah atau Non Performing Loan (NPL).
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada
bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam Rupiah dan valuta
asing, tidak termasuk dana antar bank (PBI No.15/15/PBI/2013).
Modal Inti
M
Komponen permodalan yang terdiri dari modal inti utama (Common Equity Tier 1) dan modal inti tambahan
(Additional Tier 1). Modal inti utama termasuk didalamnya modal disetor, cadangan tambahan modal, minority
interest hasil konsolidasi, faktor pengurang CET 1, kekurangan modal, serta eksposur sekuritisasi. Sementara
85
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Istilah
Mudharabah
Net Interest Margin (NIM)
Perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan
pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya (PBI No.
5/9/2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bagi Bank Syariah).
N
Merupakan indikator rentabilitas bank yang didapat dari rasio Pendapatan Bunga Bersih terhadap rata-rata Total
Aset Produktif (SE BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).
Net Stable Funding Ratio (NSFR)
Rasio Pendanaan Stabil Bersih atau NSFR adalah perbandingan antara Pendanaan Stabil yang Tersedia (ASF)
dengan Pendanaan Stabil yang Diperlukan (RSF). NSFR ditujukan untuk mengurangi risiko likuiditas terkait
sumber pendanaan untuk jangka waktu yang lebih panjang. NSFR ditetapkan paling rendah 100%. (POJK No.
50/POJK.03/2017)
Non Performing Loan/Finance (NPL)
atau
(NPF),
Kredit/Pembiayaan
Bermasalah
Kredit/pembiayaan yang memiliki kualitas kurang lancar, diragukan, atau macet sebagaimana dimaksud dalam
Pembiayaan Istishna’
86
Keterangan
modal inti tambahan diantaranya saham preferen, surat berharga dan pinjaman subordinasi, dan komponen
lainnya (sesuai ketentuan BASEL III) (POJK Nomor 11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum).
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penilaian kualitas aset bank umum dan ketentuan OJK
mengenai penilaian kualitas aset bank umum syariah dan unit usaha syariah.
P
Pembiayaan suatu barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara nasabah dan penjual atau pembuat barang dengan pembayaran sesuai dengan
kesepakatan. (POJK Nomor 16/POJK.03/2014 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah)
Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan dalam bentuk kerja sama suatu usaha antara Bank yang menyediakan seluruh modal dengan
nasabah yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan
yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh Bank kecuali jika nasabah
melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. (POJK Nomor 16/POJK.03/2014 tentang
Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah)
Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya
dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. (POJK Nomor 16/POJK.03/2014 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah)
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Istilah
Pembiayaan Musyarakah
Keterangan
Pembiayaan dalam bentuk kerja sama antara Bank dengan nasabah untuk suatu usaha tertentu yang masingmasing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing. (POJK Nomor
16/POJK.03/2014 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah)
Pembiayaan Qardh
Pembiayaan dalam bentuk pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib
mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. (POJK Nomor 16/POJK.03/2014
tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah)
Pendanaan Non Inti
Pendanaan yang menurut Bank relatif tidak stabil atau cenderung tidak mengendap di Bank baik dalam situasi
normal maupun krisis, meliputi: (1) dana pihak ketiga yang jumlahnya di atas Rp2 miliar; (2) seluruh transaksi
antar Bank; dan (3) seluruh pinjaman (borrowing) tetapi tidak termasuk pinjaman subordinasi yang termasuk
komponen modal. (SEOJK Nomor 14/SEOJK.03/2017 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum)
Posisi Devisa Neto (PDN)
Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing ditambah dengan selisih bersih tagihan
dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun kontinjensi dalam rekening administratif untuk setiap
valuta asing, yang semuanya dinyatakan dalam rupiah. (PBI No.6/20/PBI/2004 Perubahan Atas PBI Nomor
5/13/PBI/2003 Tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum)
Produk Bank
Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh Bank. Produk dimaksud adalah produk yang diciptakan, diterbitkan,
dan/atau dikembangkan oleh Bank yang terkait dengan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana. (SEOJK
No.27/SEOJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha Bank Umum berdasarkan Modal Inti).
Rencana Bisnis Bank (RBB)
R
Dokumen tertulis yang menggambarkan rencana kegiatan usaha bank jangka pendek dan jangka menengah,
termasuk rencana untuk meningkatkan kinerja usaha, serta strategi untuk merealisasikan rencana tersebut sesuai
dengan target dan waktu yang ditetapkan, dengan tetap memperhatikan pemenuhan ketentuan kehati-hatian
dan penerapan manajemen risiko.
Return on Asset (ROA)
Salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai
aktiva) dikeluarkan dari analisis.
Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar terkait dengan potensi kerugian yang mungkin terjadi akibat perubahan nilai tukar terhadap
posisi portofolio bank. Risiko nilai tukar berasal dari dampak pergerakan nilai tukar terhadap portofolio valas
bank baik di sisi aset maupun kewajiban.
87
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Istilah
Risiko Operasional
Keterangan
Penilaian risiko operasional bank mencakup penilaian atas risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen
risiko operasional. Hasil penilaian risiko operasional digunakan antara lain sebagai dasar untuk menetapkan
strategi dan tindakan pengawasan terhadap risiko operasional bank. Risiko inheren operasional pada perbankan
dievaluasi atas dasar karakteristik dan kompleksitas bisnis, sumber daya manusia, teknologi informasi dan
infrastruktur pendukung, fraud, serta kejadian eksternal.
Risiko Pasar
Potensi kerugian yang dihadapi sebagai akibat pergerakan dalam harga pasar baik berupa nilai tukar maupun
suku bunga.
Risiko Suku Bunga
Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) akibat dari perubahan suku bunga
yang dapat terekspose pada instrumen keuangan yang dikategorikan sebagai trading book maupun banking
book.
Tabungan
88
T
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (UU RI
No.10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan)
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Halaman ini sengaja dikosongkan
89
LAPORAN SURVEILLANCE PERBANKAN INDONESIA - Triwulan III 2023
Departemen Perizinan dan Manajemen Krisis Perbankan
Menara Radius Prawiro, Gedung A, Lantai 10
Kompleks Perkantoran Bank Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta Pusat
Telp: 021-29600000
e-mail: dsapi@ojk.go.id
90
Download