KLIPING Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Remidi Asesmen Akhir Tahun Mata Pelajaran Seni Budaya Tahun Pelajaran 2022/2023 Disusun Oleh: SALWA IFTINAN ZAKIYAH KELAS 7C PEMERINTAH DAERAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP IHSANIYAH TEGAL TAHUN 2023 1 I. DESAIN GERAK TARI KELOMPOK Desain gerak dalam pertunjukan tari kelompok mencakup komposisi gerakan, formasi, dan pola gerak yang dirancang untuk menciptakan karya tari yang koheren dan estetis. Ini melibatkan pemilihan gerakan individu, interaksi antara penari, serta organisasi spasial dan temporal. Berikut adalah beberapa informasi tentang desain gerak dalam pertunjukan tari kelompok: 1. Komposisi gerakan: Desain gerak melibatkan penentuan gerakan individu yang akan dilakukan oleh setiap penari. Ini dapat meliputi gerakan tubuh, gerakan tangan, langkah-langkah kaki, dan ekspresi wajah. Komposisi gerakan harus menciptakan variasi, kontras, dan kohesi untuk menjaga minat visual penonton. 2. Formasi: Formasi mengacu pada pengaturan spasial penari di panggung. Formasi dapat berubah-ubah selama pertunjukan untuk menciptakan perubahan visual dan pergeseran fokus. Beberapa contoh formasi yang umum dalam pertunjukan tari kelompok termasuk barisan, lingkaran, pola geometris, dan formasi simetri atau asimetri. 3. Pola gerak: Pola gerak merujuk pada pengaturan dan pergerakan penari dalam kaitannya dengan formasi dan ruang panggung. Pola gerak dapat melibatkan penari bergerak bersama-sama, bergabung dalam kelompok-kelompok kecil, atau melakukan gerakan individu yang terkoordinasi dengan pola gerakan lainnya. Pemilihan pola gerak yang efektif dapat menciptakan ritme, dinamika, dan efek visual yang menarik. 4. Sinkronisasi dan koordinasi: Dalam pertunjukan tari kelompok, sinkronisasi dan koordinasi yang baik antara penari sangat penting. Penari harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang gerakan yang akan mereka lakukan serta kesadaran yang kuat terhadap penari lain di sekitar mereka. Latihan dan repetisi intensif diperlukan untuk mencapai tingkat sinkronisasi yang tinggi. 5. Narasi visual: Desain gerak juga dapat digunakan untuk menceritakan cerita atau menyampaikan pesan tertentu dalam pertunjukan tari kelompok. Penari dapat menggunakan gerakan, mimik wajah, dan interaksi antarpenari untuk mengungkapkan emosi, konflik, atau tema tertentu yang ingin disampaikan kepada penonton. 6. Dinamika grup: Pertunjukan tari kelompok sering melibatkan dinamika grup, di mana penari berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain melalui gerakan. Ini mencakup perubahan posisi, pertukaran pasangan, pengulangan gerakan, dan pergerakan kolektif lainnya. Dinamika grup dapat menciptakan kekuatan kolektif dan intensitas emosional dalam pertunjukan. 7. Penggunaan ruang panggung: Desain gerak dalam pertunjukan tari kelompok harus memanfaatkan ruang panggung secara efektif. Ini melibatkan eksplorasi penggunaan berbagai tingkatan, arah gerakan, dan perpindahan 2 II. INTERPRETASI TERHADAP GERAK Desain gerak dalam pertunjukan tari kelompok dapat diinterpretasikan sebagai suatu perpaduan artistik yang menggabungkan gerakan individu, interaksi antarpenari, dan pengaturan spasial untuk menciptakan sebuah karya tari yang harmonis dan menarik. Melalui komposisi gerakan yang dipilih dengan cermat, para penari menciptakan variasi yang memikat serta kontras yang membangkitkan minat visual penonton. Mereka membentuk formasi yang berubah-ubah dan menggerakkan diri mereka dengan pola yang terkoordinasi, menghasilkan ritme, dinamika, dan efek visual yang menarik. Dalam keseluruhan pertunjukan, desain gerak ini juga mampu menyampaikan narasi visual yang menggugah emosi, mengungkapkan konflik, atau mengkomunikasikan tema khusus. Dengan menggunakan ruang panggung secara optimal, desain gerak menghasilkan pergerakan kolektif yang mengesankan dan memancarkan kekuatan artistik dari kesatuan para penari. Dalam dunia seni pertunjukan, tari kelompok merupakan sebuah karya yang menggabungkan harmoni gerakan individu, interaksi antarpenari, dan pengaturan spasial yang terorganisir dengan indah. Desain gerak yang disusun dengan cermat dalam pertunjukan tari kelompok mampu menciptakan keajaiban visual yang memukau para penonton. Komposisi gerakan menjadi dasar utama dalam desain gerak. Melalui pemilihan gerakan tubuh, langkah-langkah kaki, gerakan tangan, dan ekspresi wajah yang tepat, penari membentuk sebuah harmoni gerakan yang menarik perhatian. Dalam komposisi gerakan, variasi dan kontras dipertimbangkan secara seksama, menciptakan dinamika yang menawan bagi mata penonton. Tak hanya itu, desain gerak juga melibatkan pengaturan formasi. Para penari dengan lincah berpindah tempat dan membentuk pola-pola yang menakjubkan di atas panggung. Baik itu barisan yang teratur, lingkaran yang melingkari panggung, atau pola geometris yang rumit, formasi ini memberikan dimensi visual yang menarik dan menciptakan kesan tampilan yang estetis. Selain itu, pola gerak yang terkoordinasi juga menjadi unsur penting dalam desain gerak. Penari-penari dengan kekompakan yang luar biasa bergerak bersama-sama, membentuk pola-pola yang saling melengkapi satu sama lain. Gerakan individu yang terhubung dengan pola gerakan lainnya menciptakan irama, dinamika, dan keindahan visual yang memikat hati penonton. Tak hanya sekadar gerakan, desain gerak juga berfungsi sebagai sarana menyampaikan narasi visual. Melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan interaksi antarpenari, cerita atau pesan yang ingin disampaikan dalam pertunjukan tari kelompok dapat dinyatakan dengan kuat. Emosi, konflik, atau tema tertentu dapat terwujud dalam desain gerak yang cerdas dan terstruktur. 3 Selain itu, penggunaan ruang panggung yang efektif juga menjadi faktor penting dalam desain gerak. Penari-penari mengisi ruang panggung dengan berbagai tingkatan gerakan, arah pergerakan, dan perpindahan yang mengesankan. Ruang panggung yang digunakan secara maksimal memberikan dimensi spasial yang menarik dan menciptakan suasana yang mengagumkan. Dalam keseluruhan pertunjukan tari kelompok, desain gerak memainkan peran kunci dalam menciptakan karya yang memukau dan mempesona. Dengan sinkronisasi dan koordinasi yang sempurna antara penari-penari, keajaiban desain gerak mampu membawa penonton dalam perjalanan visual yang tak terlupakan. Tari kelompok bukan sekadar pertunjukan gerakan, tetapi merupakan hasil karya seni yang melibatkan komposisi gerakan, formasi, pola gerak, narasi visual, dan penggunaan ruang panggung yang brilian. Desain gerak dalam pertunjukan tari kelompok menciptakan keindahan yang memikat dan mengungkapkan ekspresi serta emosi secara mendalam. 4 A. TARI SANAM Tari Saman, sebuah tarian tradisional populer asal Provinsi Aceh. Tidak heran lagi, tarian ini menjadi salah satu ikon kekayaan budaya Indonesia di kancah internasional sudah sejak dulu. Tarian ini umumnya dimainkan dalam jumlah ganjil secara berkelompok, mulai dari 3, 5, 7, 9, 11 orang dan seterusnya. Sedangkan gerakan yang dominan yakni tepuk lantai, tepuk dada, tepuk tangan dan tepuk pundak yang saling berinteraksi dan dinamis. Pola Lantai Tari Saman adalah Pola Lantai Lurus sejajar. Untuk maknanya sendiri, tarian ini pada mulanya dijadikan media dakwah, serta tercipta dari perpaduan budaya melayu dan islam Aceh. Pola lantai yang digunakan pada tari Saman adalah pola lantai horizontal yang berupa suatu barisan di mana para penari akan berbaris dari arah kiri ke arah 5 B. Tari Tortor – Contoh Tari Kelompok Bebas Tari Tortor asal Sumatra Utara, yang meliputi daerah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir dan Samosir. Tarian dengan gerakan dinamis ini sangat populer di Indonesia. Tari tortor biasanya dibawakan oleh kaum wanita dan pria, dimana jumlahnya bisa mencapai belasan orang. Pada mulanya, tarian ini dijadikan sebuah ritual acara seperti upacara kematian, kesembuhan dan lain sebagainya. Namun seiring perkembangan zaman, maknanya dialihfungsikan menjadi pengisi upacara adat, dan hiburan bagi masyarakat Batak. Alat musik utamanya ialah Gondang, diiringi hentakan kaki para penari di atas lantai. Tari Tortor memiliki dua pola lantai yaitu lurus sejajar dan melingkar. 6 C. Tari Piring Tari Piring asal Sumatera Barat. Tarian ini tersohor karena properti utamanya ialah menggunakan piring di telapak tangan saat menari. Uniknya, gerakan dinamis yang terjadi tidak akan menjatuhkan piring tersebut. Makna tari piring sendiri ialah sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah SWT, terhadap perolehan panen yang besar. Sekarang, tarian ini juga telah dijadikan media hiburan dan akan sering dijumpai pada banyak event khusus maupun umum. Jumlah penari tari piring biasanya ganjil, yang terdiri dari 3 hingga 11 orang. Untuk gerakannya sendiri, mayoritas diambil dari gerakan-gerakan Pencak Silat Minangkabau, kemudian diracik sedemikian rupa dalam tarian. Pola garis lintasan tarian diperlukan dalam tari piring. Ada enam pola lantai dalam tarian ini, yaitu spiral, baris, lingkaran besar, lingkaran kecil, vertikal, dan horizontal. 7 D. Tari Zapin Tari Zapin Melayu asal Riau. Tarian ini sangat populer di ranah melayu, mulai dari Riau, Provinsi Riau, beberapa wilayah Sumatera hingga semenanjung Malaysia. Tari Zapin sangat kental dengan pesan-pesan keagamaan dan nasihat hidup. Untuk gerakannya, terdapat 3 gerakan inti yakni Pembuka, gerakan inti dan penutup, dengan total ada 19 gerakan lainnya. Sedangkan alat musik Tari Zapin Melayu diantaranya adalah rebana, akordeon, gembos, marwas, gitar, serta gendang dan lainnya. Properti tari yang digunakan sejatinya tidak ada, yang umum hanyalah Selendang untuk penari perempuan. Pola lantai pada tarian ini lebih cendrung memakai pola lantai bersaf, berjajar dan lingkaran. Tari Zapin Pekajang memiliki gerakan yang digunakan hanya tiga ragam gerak saja, yaitu ragam gerak dua, tiga, dan ragam gerak lima. 8 E. Tari Rentak Besapih Rentak besapih asal Jambi. Makna dari tarian ini melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Jambi, sejalan dengan hentakan kaki dari tariannya sendiri. Di sisi lain, Tari Rentak Besapih dimainkan oleh pria dan wanita yang berjumlah sekitar 8 hingga 10 orang, dengan memakai kostum pakaian adat melayu Jambi. Tari Rentak besapih berasal dari sejarah Jambi yang pada zaman dahulu menjadi kota perdagangan. Banyak sekali pedagang dari luar maupun dalam negeri datang ke Jambi. Gerakannya dengan pola lantai derap langkah serentak. Berpadu irama yang rancak, gerak kaki penari diiringi musik khas Jambi 9 F. Tari Kecak Tari Kecak adalah pertunjukan dramatari seni khas Bali yang lebih utama menceritakan mengenai Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Keunikan tari kecak terletak pada iramanya, serta para penari yang membentuk sebuah lingkaran seraya berseru 'cak cak ke cak cak ke', selama pertunjukan, penonton akan disuguhkan beberapa adegan dari kisah-kisah Ramayana Ada makna tari kecak yang sangat mendalam, yaitu kepercayaan akan Tuhan yang tercermin dalam tindakan Rama yang berdoa dan meminta tolong pada Dewata. Pola lantai dalam tari kecak adalah garis lengkung membentuk lingkaran. Para penari yang berjumlah puluhan atau ratusan orang itu akan duduk rapat membentuk posisi lingkaran dengan ruang kosong di bagian tengah 10 G. Tari Gambyong Tari Gambyong, yang merupakan contoh tari kelompok dari Jawa Tengah. Tarian ini dibawakan oleh kaum wanita dengan tata busana khas Jawa, dimainkan dengan gerakan lambat dan gemulai sepanjang pertunjukan. Pada awalnya, tari gambyong digunakan pada upacara ritual pertanian yang bertujuan untuk kesuburan padi dan perolehan panen yang melimpah. Dewi Padi (Dewi Sri) digambarkan sebagai penari-penari yang sedang menari. Untuk gerakannya sendiri dibagi menjadi 3 bagian, yakni maju beksan (gerakan awal), beksan (isi), dan gerak mundur beksan (gerak akhir). Semua gerakan terkonsep mulai dari kaki, lengan, kepala, dan tubuh. Pola lantai Tari Gambyong adalah pola lantai garis lurus dan pola lantai garis lengkung 11 H. Tari Kipas Pakarena Tari Kipas Pakarena yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan. Sesuai dengan namanya, Tarian ini menggunakan properti utama berupa kipas yang dipegang kedua belah tangan, dengan gerakan mendayu-dayu seiring irama musik. Menurut kepercayaan masyarakat Gowa, tarian ini berasal dari sebuah kisah perpisahan antara penghuni khayangan (boting langi) dan penghuni bumi (lino) di masa lampau. Tarian ini dibawakan oleh kaum wanita, yang berjumlah antara 8 hingga 12 orang. Untuk maknanya, menggambarkan sifat dan perilaku masyarakat Gowa, seperti kesantunan, kesetiaan, kelembutan, kepatuhan dan lainnya. pola lantai yang digunakan dalam tari kipas pakarena terdiri dari empat macam, antara lain: 1. Pola lantai garis lurus. 2. Pola lantai diagonal. 3. Pola lantai lengkung. 4. Pola lantai tidak beraturan 12 I. Tari Serimpi Tari Serimpi asal Jawa Tengah. tarian berkelompok yang fenomenal ini awalnya hanya dipentaskan oleh orang-orang terpilih atau tertentu saja, namun seiring perkembangan zaman, akhirnya bisa dimainkan oleh siapa saja. Tari Serimpi adalah salah satu tarian paling terkenal, spesial dan memiliki kedudukan istimewa pada tiap-tiap Keraton di Jawa, keberadaannya sudah ada sejak zaman masyarakat feodal, serta lahir dan tumbuh di kalangan istana. Makna dari tarian ini melambangkan keanggunan serta kelembutan wanita Yogyakarta. Tarian serimpi digunakan sebagai gambaran dari karakter wanita Jawa yang sebenarnya. Dalam perannya, wanita Jawa harus dan wajib memiliki tutur kata yang halus dan juga lembut dalam berperilaku Tari Serimpi menggunakan pola lantai yang lurus atau horizontal dimana para penari akan berdiri dengan pola berjejer atau sejajar 13 J. Tari Suanggi Tari Suanggi berasal dari Papua Barat yang kental dengan nuansa magis. Beberapa tarian Papua cenderung terkesan berawal dari gerakan ritual dan upacara. Tari suanggi merupakan ekspresi masyarakat Papua Barat yang masih meyakini adanya nuansa magis. Tari Suanggi hanya ditarikan saat ada warga yang meninggal dan tidak ditarikan sebagai pertunjukan seni atau hiburan lainnya. Pola lantainya Melingkar membentuk suatu lingkaran. 14