TIMES SQUAD NATIONAL COMPETITION 2023 JADI SEHAT : INOVASI APLIKASI EDUKASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR SEBAGAI UPAYA MENCAPAI KEHIDUPAN SEHAT DAN SEJAHTERA DI MASYARAKAT Esai ini disusun untuk mengikuti Lomba Esai TMsC 2023 tingkat Nasional Mahasiswa D3/D4/S1 Disusun Oleh: Shofia Ayu Hilda Atha Nasywa Kesehatan Masyarakat Yahya Bachtiar Ivansyah Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan Universitas Airlangga TMsC 2023 TIMES SQUAD 2023 A. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penangggulangan Penyakit Tidak Menular Bab I Ayat I, Penyakit Tidak Menular yang selanjutnya disingkat PTM adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronis). Menurut WHO (2022), penyakit tidak menular merupakan hasil kombinasi faktor genetik, fisiologis, lingkungan, dan perilaku. Jenis utama penyakit ini adalah penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit paru obstruktif kronik dan asma), dan diabetes. Mengutip pernyataan Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Cut Putri Ariane (2020), Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit katastropik dengan penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan menyerap biaya terbesar dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Berdasarkan analisis beban penyakit pada tahun 2018 yang dilakukan oleh Wahidin dkk. dalam penelitian tahun 2022, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2017, stroke, penyakit kardiovaskular, dan diabetes menjadi penyebab kematian utama. Faktor risiko tertinggi untuk penyakit kardiovaskular dan diabetes melibatkan tekanan darah tinggi, pola makan berisiko, kadar gula darah tinggi saat puasa, merokok, dan obesitas. Beberapa faktor-faktor ini semakin menonjol pada kelompok usia produktif, menunjukkan bahwa penyakit tidak menular memiliki ancaman serius pada produktivitas dan kesejahteraan kelompok ini. Pernyataan ini diperkuat pula oleh Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan kelompok usia produktif berisiko terkena penyakit tidak menular adalah karena 95,5% masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah, 33,5% masyarakat kurang aktivitas fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, 31% mengalami obesitas sentral, dan 21,8% masyarakat usia dewasa terkena obesitas. 1 Hal ini tentunya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Jika tren PTM terus meningkat dan banyak masyarakat usia produktif yang mengidap penyakit ini maka akan terjadi penurunan kualitas SDM, peningkatan mordibilitas, dan mortalitas pada masyarakat. Selain itu, produktivitas penderita dan pendamping akan terganggu sehingga perekonomi Indonesia berkemungkinan terdampak pula. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk mencegah dan menurunkan kejadian PTM dengan melahirkan ide-ide solutif yang sesuai perkembangan zaman. B. ISI Dalam pembuatan program promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan, tenaga kesehatan masyarakat perlu mengetahui potensi dan karakteristik masyarakat yang dapat dikembangkan agar pogram yang dibuat tepat sasaran. Dilansir dari Data Indonesia (2022). Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), ada 210,03 juta pengguna internet di dalam negeri pada periode 2021-2022 dengan tingkat penetrasi internet paling tinggi di kelompok usia 13-18 tahun, yakni 99,16%. Posisi kedua ditempati oleh kelompok usia 19-34 tahun dengan tingkat penetrasi sebesar 98,64%. Melihat trennya, jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat pada setiap tahunnya. Seiring dengan perkembangan era globalisasi, pemanfaatan teknologi dan media sosial menjadi sebuah opsi yang sangat menjanjikan. Selanjutnya, menurut Global Health Security Index 2020, Indonesia berada di peringkat ke-4 Asia Tenggara dan ke-30 dunia dalam hal kualitas kesehatan. Banyak masalah kesehatan dapat terjadi karena ketidaktahuan, kesalahpahaman, dan ketidaklengkapan berbagai sumber informasi kesehatan yang tersedia bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, menurut Zhao dan Zhang, media sosial merupakan platform yang efisien untuk pasien untuk mengakses informasi kesehatan dan mencari saran dan bantuan dari pengguna lain (Wijayanti, 2022). 2 Mengingat urgensi penanganan PTM, rendahnya kualitas kesehatan di Indonesia, potensi pengguna internet di Indonesia, dan manfaat media sosial di kalangan masyarakat. Maka, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sebuah solusi yang menggunakan proses pendekatan yang sesuai kepada masyarakat dengan memanfaatkan digitalisasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis melalui pencarian aplikasi di Play Store, sudah terdapat sebuah aplikasi yang berfokus pada penanganan PTM di Indonesia. Aplikasi tersebut bernama Posbindu PTM Sembada. Fitur yang ada hanya berfokus pada proses pendataan dan skrining kepada masyarakat. Namun, belum ada fitur yang berfokus pada edukasi, pemantauan, dan pengingat supaya memudahkan pengguna agar dapat menerapkan pola hidup sehat. Mengingat keterbatasan fitur yang dimiliki Posbindu PTM Sembada dan kebutuhan pasien atau masyarakat. Maka, penulis melakukan inovasi untuk menginisiasi lahirnya sebuah aplikasi yang menawarkan fitur lebih lengkap sehingga dapat memaksimalkan fungsinya untuk memudahkan pengguna menerapkan pola hidup sehat sehingga dapat mencegah timbulnya kasus baru terkait Penyakit Tidak Menular (PTM). Tak hanya itu, aplikasi ini juga mengontrol kondisi pasien yang mengidap Penyakit Tidak Menular agar derajat keparahannya tidak bertambah. Aplikasi ini bernama Jadi Sehat. Jadi Sehat adalah aplikasi mobile yang dibuat dengan tujuan sebagai berikut: a. Sebagai sarana edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pengguna mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM) dan cara pencegahannya. b. Sebagai sarana penanggulangan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan metode monitoring dan evaluasi kesehatan pengguna. c. Sebagai sarana akses informasi terkait persebaran kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) dan pusat layanan kesehatan setempat. Aplikasi Jadi Sehat dapat diintegrasikan dengan smart watch milik pengguna. Kemampuan smart watch dalam mendeteksi detak jantung, pola tidur, dan langkah kaki dapat menjadi penunjang upaya preventif PTM. Secara umum, smart watch memiliki fitur notifikasi, sehingga bisa penulis 3 manfaatkan sebagai pengingat pola hidup sehat, seperti pengingat minum air putih, melakukan olahraga, laporan detak jantung, melakukan pemeriksaan, dan lain sebagainya. Tentu saja, Boletsis dkk. (2015) juga telah melakukan pengamatan terhadap perubahan fisik dan kognitif pada individu penderita demensia melalui penyediaan akses langsung ke informasi kesehatan yang krusial secara real time. Adapun konsep tampilan dan fitur unggulan yang diciptakan untuk aplikasi Jadi Sehat, antara lain : a. Tampilan Welcome Saat pertama kali mengunduh aplikasi, pengguna akan dihadapkan tampilan awal yang memuat logo dan nama aplikasi. Sebagaimana gambar 1 pada lampiran. b. Tampilan Daftar dan Masuk Setelah tampilan informasi, pengguna akan diarahkan pada opsi daftar dan masuk. Pengguna baru bisa memilih opsi daftar supaya data pribadi seperti nama, tempat tanggal lahir, domisili, nomor telepon, e-mail, dan sandi dapat terekam oleh database aplikasi. Adapun pengguna yang sudah pernah mendaftar dan memiliki akun, dapat memilih opsi masuk dengan e-mail dan password. Sebagaimana gambar 2 dan 3 pada lampiran. c. Tampilan Pendataan Kondisi Awal Setelah pengguna selesai dengan opsi daftar atau masuk, pengguna akan mengisi beberapa biodata dan track kesehatan saat ini. Pengguna diarahkan untuk memberikan informasi jenis kelamin, usia, tinggi badan, berat badan, riwayat penyakit, rekap tensi darah, rekap gula darah, dan rekap pemeriksaan kolesterol. Pengguna dapat memilih opsi “Belum periksa” apabila pengguna belum melakukan pemeriksaan. Nantinya, pengguna akan selalu diingatkan melalui fitur smart reminders untuk segera melakukan pemeriksaan. Sebagaimana gambar 3 dan 4 pada lampiran. d. Tampilan Dashboard Setelah pengguna selesai dengan opsi daftar atau masuk, pengguna akan disuguhkan tampilan dashboard yang memuat profil pengguna, 4 ikon fitur Pahamin, ikon fitur Sebarin, ikon fitur Sehatin, ikon fitur Alarm, dan widget pemantauan. Sebagaimana gambar 5 pada lampiran. Fitur-fitur yang tersedia di halaman dashboard tersebut tentunya memiliki fungsi masing-masing, antara lain sebagai berikut. 1) Profil Pengguna, berisi nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, serta wilayah domisili sebagai identitas. 2) Fitur Widget Pemantauan, berisi progress edukasi Pahamin, pemantauan detak jantung, pemantauan berat badan pengguna, pemantauan tekanan darah, pemantauan gula darah, pemantauan kolesterol, pemantauan minum air putih, pemantauan jam tidur pengguna, dan pemantauan olahraga. 3) Fitur Pahamin, berisi artikel, video, dan infografis menarik yang menunjang pengetahuan pengguna tentang PTM dan cara pencegahannya. Berkaitan dengan itu, tiap topik juga dilengkapi fitur kuis, fitur ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepahaman pengguna terhadap informasi yang disampaikan melalui aplikasi ini. Sebagaimana gambar 6 dan 7 pada lampiran. 4) Fitur Sebaran, berisi peta data persebaran PTM sesuai daerah dan akses informasi terkait pusat layanan kesehatan setempat. Hal ini diharapkan agar pengguna menjadi lebih siaga akan potensi dan bahaya PTM di daerahnya.Sebagaimana gambar 8 pada lampiran. 5) Fitur Sehatin, fitur ini berguna sebagai alat monitoring dan evaluasi terkait status kesehatan pengguna. Dalam fitur ini terdapat pemantauan kondisi kesehatan (jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, riwayat penyakit, rekap data tensi darah, rekap data hasil pemeriksaan gula darah, dan rekap data hasil pemeriksaan kolestrol). Setelah pengguna memasukkan data, maka akan ada output indikasi status kesehatan apakah termasuk dalam keadaan normal atau berisiko terkena Penyakit Tidak Menular (PTM) jenis tertentu. Selain hal tersebut, fitur ini juga menawarkan layanan konsultasi kesehatan dengan tenaga kesehatan seperti dokter dan ahli gizi. Sebagaimana gambar 10 dan 11 pada lampiran. 5 6) Fitur Smart Reminders, untuk mengoptimalkan fungsi promotif dan preventif aplikasi, penulis menambahkan fitur smart reminders untuk pembiasaan pola hidup sehat (pengingat olahraga minimal 150 menit per minggu, minum air putih minimal 2 liter per hari, pengingat melakukan pemeriksaan terbaru, pengingat waktu tidur). Fitur Smart Reminders juga ditampilkan pada fitur Widget Pemantauan, fungsi ini selalu aktif dan memberikan output berdasarkan perilaku penggunanya. Apabila pengguna rutin berjalan atau berlari (sistem mendapat input langkah pengguna), maka aplikasi akan memberikan notifikasi berupa motivasi untuk terus menjaga kegiatan olahraga. Sebaliknya, jika pengguna jarang berolahraga, aplikasi akan memberikan notifikasi yang secara berkelanjutan mendorong pengguna untuk mulai berolahraga, bahkan dengan durasi singkat seperti 15 menit, yang diulang selama tiga hari. Sebagai contoh lain, untuk pengingat minum air putih 2 liter per hari, aplikasi dapat memberikan notifikasi dengan memberikan saran konsumsi air dalam interval waktu tertentu. Sebagai rencana ke depan, aplikasi ini dapat dikembangkan dengan menjalin kerjasama antara tenaga kesehatan masyarakat yang berkecimpung dalam bidang Epidemiologi serta Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP), tenaga medis (dokter), dan ahli gizi, dengan pengembang aplikasi. Supaya aplikasi terakses secara merata, aplikasi ini juga dapat dihubungkan dengan pusat layanan kesehatan, instansi pemerintah yang bergerak pada bidang kesehatan, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Bentuk kerjasama ini nantinya akan memudahkan terwujudnya layanan kesehatan yang lengkap dan menyeluruh bagi masyarakat. Di sisi lain, aplikasi ini dilengkapi dengan konsep monitoring pengguna, sehingga pengguna mendapat informasi perkembangan kesehatannya dan dapat dipantau secara mandiri. Dengan adanya konsep integrasi dengan pihak ketiga dan self monitoring, diharapkan aplikasi ini dapat menunjang pola hidup sehat. 6 Setelah memahami beragam fitur yang diuraikan, penulis juga melakukan analisis SOAR yang mendalam. Melalui pendekatan ini, penulis dapat menyingkap potensi aplikasi kesehatan ini dalam menghadirkan solusi dan rencana pengembangan yang signifikan bagi penggunanya. Gambar 1.1 Analisis SOAR C, PENUTUP Melalui terwujudnya aplikasi Jadi Sehat yang memuat aspek edukasi, monitoring kesehatan, dan pengingat. Diharapkan aplikasi ini dapat memudahkan masyarakat untuk mendapat akses terhadap pengetahuan terkait PTM dan cara pencegahannya serta pendamping yang tepat untuk membiasakan pola hidup sehat, sehingga dapat mencegah risiko terkena kasus PTM. Seiring berjalannya waktu, aplikasi ini akan menyesuaikan kebutuhan masyarakat dengan kolaborasi bersama tenaga kesehatan, pemerintah, LSM, dan pengembang aplikasi untuk mengoptimalkan pengalaman yang ditawarkan ke pengguna Jadi Sehat. 7 DAFTAR PUSTAKA Boletsis, C., McCallum, S. dan Landmark, B. F. (2015) ‘The use of smartwatches for health monitoring in home-based Dementia Care’. Lecture Notes in Computer Science, pp. 15–26. doi:10.1007/978-3-31920913-5_2 Indonesia, D. 2022. Pengguna Internet di Iindonesia Capai 205 Juta pada 2022 [online]. https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-internet-di- indonesia-capai-205-juta-pada-2022. (diakses tanggal 19 Maret 2023). Kemenkes. 2020. Penyakit Tidak Menular Kini Ancam Usia Muda [online] https://kemkes.go.id/article/view/20070400003/penyakit-tidak-menularkini-ancam-usia-muda.html. (diakses 19 Maret 2023). Kemenkes, Yankes. 2022. Penyakit Tidak Menular (PTM) [online]. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/761/penyakit-tidak-menular-ptm. (diakses 19 Maret 2023). Menkes, RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penangggulangan Penyakit Tidak Menular. Wahidin, M., Agustiya, R.I. dan Putro, G. (2022) ‘Beban Penyakit Dan program Pencegahan Dan pengendalian penyakit tidak menular di Indonesia’, Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 6(2). doi:10.7454/epidkes.v6i2.6253. Wijayanti, R.P., Handayani, P.W. dan Azzahro, F. (2022) ‘Intention to seek health information on social media in Indonesia’, Procedia Computer Science, 197, pp. 118–125. doi:10.1016/j.procs.2021.12.125. WHO. 2022. Noncommunicable diseases [online]. https://www.who.int/newsroom/fact-sheets/detail/noncommunicable- diseases. (diakses 19 Maret 2023). LAMPIRAN Gambar 1. Tampilan Depan Gambar 2. Daftar Gambar 3. Masuk Gambar 4. Pendataan Gambar 5. Review Pendataan Gambar 6. Dashboard dan Widget Gambar 7. Fitur Pahamin Gambar 8. Edukasi PTM Gambar 10. Fitur Sehatin Gambar 11. Update Data Kesehatan Gambar 9. Fitur Sebaran