Uploaded by Oki Pratama

MODUL 1 INTRODUCTION

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Analisis dan
Perancangan
Kerja
Pengertian dan Sejarah
‘14
Fakultas
Program Studi
Teknik
Teknik Industri
1
Tatap Muka
01
Kode MK
Disusun Oleh
W161700024
Anisah H. ST, MT.
Abstract
Kompetensi
Modul ini menjelaskan mengenai
Pengertian Perancangan Kerja
dan perkembangannya
mampu menjelaskan kembali
Pengertian Perancangan Kerja
dan perkembangannya
Ergonomi
Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian APK
Pengertian Kerja
Definisi Kerja :
W.S. Neff “Bekerja adalah kegiatan manusia merubah keadaan tertentu dari
alam lingkungan, yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara
kelangsungan hidupnya”. Definisi ini tampaknya sangat luas tetapi
mencerminkan dorongan dasar dari bekerja yaitu dalam rangka
mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidup manusia.
Toole memberikan definisi yang bunyinya agak terdengar lain yaitu bahwa
“bekerja adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya dan orang lain”.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya pekerjaan mengharuskan
pekerjaan tersebut butuh untuk dianalisa lebih lanjut.
Tokoh-Tokoh
 Adam Smith (1776): efisiensi tenaga kerja, spesialisasi
 Henry Town (1887): pentingnya unsur profitabilitas dalam keputusan seorang
engineering
 Frederic W Taylor (1874): Bapak Teknik Industri:
–
Bidang engineering: perancangan, pengukuran, perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian kerja
–
Pencetus metode pengaturan jam kerja optimum
 Frank B Gilbert (1886): Pencetus Micromotion Studies, Ekonomi Gerakan.
 Henry Gantt: Penjadwalan Peta gantt.
Frederick Winslow Taylor
‘14
2
Ergonomi
Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(lahir 20 Maret 1856 – meninggal 21 Maret 1915 pada
umur 59 tahun)
adalah
seorang
insinyur
mekanik
asal Amerika
Serikat yang
terkenal
atas
usahanya
meningkatkan efesiensi industri. Ia dikenal sebagai
"bapak manajemen ilmiah" dan merupakan pemimpin
intelektual dari Gerakan Efesiensi.
Peninggalan Taylor yang paling terkenal dalam ilmu manajemen adalah ide
tentang penggunaan metode ilmiah dalam manajemen. Ide ini muncul ketika
Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya.
Ketidakefesienan itu muncul karena mereka menggunakan berbagai macam
teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama—nyaris tak ada standar kerja di
sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya.
Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari
yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras
mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk
menemukan sebuah "teknik terbaik" dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas
tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
1. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang,
yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
2. Secara ilmiah, pilihlah dan
kembangkanlah pekerja tersebut.
kemudian
latihlah,
ajarilah,
atau
3. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untu
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsipprinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara
manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua
pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.
Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya
pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka,
Taylor mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan
melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang
tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya
di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.
‘14
3
Ergonomi
Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Frank B. Gilbreth
(7
Juli 1868-14
Juni 1924)
adalah
penganjur manajemen ilmiah dan perintis studi gerak
dan waktu. Ia juga terkenal sebagai bapak dan tokoh
sentral dalam novel Cheaper by the Dozen.
Pendidikan Gilbreth hanya sampai sekolah menengah
atas. Setelah bekerja sebagai pekerja bangunan, ia
menjadi kontraktor bangunan, dan berlanjut menjadi
ahli manajemen. Gilbreth kadang-kadang diundang
sebagai dosen di Universitas Purdue yang banyak
menerbitkan karya ilmiah yang ditulisnya. Istrinya bernama Lillian Moller
Gilbreth yang dinikahinya tahun 1904. Pasangan suami istri ini memiliki 12 orang
anak, tapi seorang meninggal dunia ketika masih kanak-kanak. Kedua belas
putra-putri mereka adalah Anne, Mary (wafat tahun 1912), Ernestine, Martha,
Frank Jr., William, Lillian, Fred, Daniel, John, Robert, dan Jane. Gilbreth
meninggal mendadak akibat gagal jantung pada usia 55 tahun. Istrinya, Lillian
sangat panjang umur, dan hidup hingga usia 93 tahun.
‘14
•
Gilbreth menemukan bidang penelitian yang disukainya ketika masih bekerja
sebagai kontraktor bangunan. Pada waktu itu, ia mencari cara tercepat dan
termudah untuk mendirikan tembok dari batu bata. Bersama ilmuwan yang
kemudian menjadi pasangan hidupnya, Lillian Moller Gilbreth, ia meneliti
kebiasaan kerja pegawai tingkat klerikal dan manufaktur dalam usaha mencari
cara meningkatkan hasil kerja dan membuat pekerjaan mereka menjadi mudah.
Bersama istrinya, ia mendirikan firma konsultasi manajemen bernama Gilbreth,
Inc.
•
Menurut Claude George (1968), Gilbreth mengurangi semua gerakan tangan
menjadi sejumlah 17 gerakan dasar, termasuk memegang, membawa, dan
memegang untuk memakai. Nama ke-17 gerakan dasar tersebut
adalah therblig yang diambil dari namanya sendiri ("Gilbreth") yang dieja
terbalik. Dalam penelitiannya, ia menggunakan kamera film untuk menghitung
waktu tersingkat dalam melakukan sebuah gerakan.
•
Claude George menulis bahwa Frank dan Lillian Gilbreth adalah ilmuwan yang
mengajarkan manajer agar mempertanyakan semua aspek di tempat kerja, dan
secara terus menerus menerapkan metode yang lebih baik. Penekanan Frank
dan Lillian Gilbreth adalah pada satu cara terbaik ("one best way"). Metode
therblig menjadi cikal bakal perbaikan mutu kontinyu (CQI), dan penelitian di
abad ke-20 mengungkap gerakan berulang-ulang sebagai penyebab cedera
gerakan repetitif.
4
Ergonomi
Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
•
Gilbreth adalah orang pertama yang mengusulkan perawat kamar bedah
bertugas menyodorkan peralatan bedah kepada dokter bedah seperti halnya
seorang "kedi" (istilah yang digunakan Gilbreth). Gilbreth juga merancang teknik
standar yang digunakan angkatan bersenjata di seluruh dunia dalam
mengajarkan cara membongkar pasang senjata dengan cepat, termasuk dalam
keadaan mata tertutup dan ruangan gelap total. Sebagian orang menganggap
inovasi yang dilakukan Gilbreth telah menyelamatkan jutaan jiwa.
•
Walaupun penelitian Gilbreth sering dihubungkan dengan penelitian yang
dilakukan Frederick Winslow Taylor, di antara keduanya terdapat perbedaan
filosofi yang mendasar. Taylorism identik dengan penggunaanstopwatch, dan
Taylorisme pada prinsipnya berhubungan dengan pengurangan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu proses. Di lain pihak, fokus penelitian Frank
dan Lillian Gilbreth adalah proses yang lebih efisien dengan mengurangi gerakan
yang dibutuhkan. Dibandingkan dengan Taylorisme yang mengutamakan
keuntungan, prinsip Gilbreth lebih mengutamakan kesejahteraan pekerja.
Perbedaan mencolok di antara Taylorisme dan prinsip Gilbreth menyebabkan
perbedaan pendapat di antara pengikut Gilbreth dan Taylor.
Literatur tentang analisa perancangan kerja, tidak dapat lepas dari dua nama, yaitu F.W.
Taylor dan F.B. Gilberth , dari dua nama tersebut yang mengawali pengembangan ilmu
ini yang digabungkan sebagai suatu kesatuan , maka dikenal sebagai Teknik Tata Cara
Kerja atau Methods Engineering yang lebih dikenal secara umum adalah analisa &
perancangan kerja .
Dalam tahun 1918 metode FW Taylor mulai digunakan sebagai “ usaha penggunaan
buruh minimal pada setiap jenis pekerjaan melalui penelitian ilmiah untuk mendapatkan
metode pekerjaan terbaik pada setiap kasus. Analisis keperluan kerja dan spesifikasi
suatu metode untuk melakukan suatu operasi, pada saat ini disebut dengan ‘
Perancangan Kerja” atau “ Teknik Tata Cara” . Taylor juga mempelopori apa yang
sekarang ini disebut sebagai “ Pengukuran Kerja”. Aktivitas ini mengacu pada
pengukuran jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan bagi seorang
operator
Frank B. Gilbreth, tertarik pada analisis gerakan dasar atas kegiatan manusia. Beliau
memperkenalkan analisis gerakan yang disebut micrmotion studies pada pertemuan
American Society of Mechanical Engineers (ASME) Dia sangat berjasa dalam usaha
memberikan landasan untuk mengindentifikasi dan menganalisa gerakan-gerakan dasar
manusia pada saat melakukan kerja manual, yang kemudian dia beri nama “ Therbligs”
‘14
5
Ergonomi
Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Teknik Tata Cara Kerja
Adalah “ teknik–teknik & prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik
dari sistem kerja”.
Kegunaan:
–
Mengatur komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari:
• Manusia dengan sifat & kemampuannya
• Bahan
• Perlengkapan
• Peralatan kerja
• Lingkungan kerja
Sehingga meningkatkan produktivitas & efisiensi kerja.
Suatu Ilmu yang Terdiri dari Teknik-Teknik dan Prinsip-Prinsip Untuk Mendapatkan
Rancangan Terbaik dari Sistem Kerja.
Teknik-Teknik dan Prinsip-Prinsip ini Digunakan untuk Komponen – Komponen Sistem
Kerja yang Terdiri dari :
‘14
6

Manusia dengan Sifat, Kemampuan dan Keterbatasannya,

Bahan,

Perlengkapan dan Peralatan Kerja, serta

Lingkungan Kerja,
Ergonomi
Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sedemikian rupa sehingga dicapai Tingkat Efisiensi dan Produktifitas yang Tinggi, diukur
dengan :

Waktu yang Dihabiskan,

Tenaga yang Dipakai, serta

Akibat Psikologis dan Sosiologis yang Ditimbulkannya
Tujuan Teknik Tata cara kerja:
1. Meminimalkan Waktu Penyelesaian Pekerjaan,
2. Perbaikan Kesinambungan dari Mutu dan Reliabilitas Produk dan Jasa
3. Penghematan Resources dan Ongkos melalui Penggunaan Bahan Langsung dan
Tidak langsung yang Tepat dalam Memproduksi Barang dan Jasa
4. Memaksimalkan Keselamatan, Kesehatan, dan Kesejahteraan Pegawai
5. Melindungi Lingkungan
6. Meningkatkan Daya tarik Pekerjaan dan Kepuasaan Pegawai
Penerapan APK
Adapun keuntungan yang didapatkan jika menerapkan ilmu apk ini adalah sebagai
berikut
1.
Waktu kerja yang semakin pendek
Jumlah output per hari yang semakin tinggi menyebabkan ongkos per produk yang
semakin kecil, sehingga secara keseluruhan ongkos produksi menurun.
2.
Produktivitas yang lebih tinggi melalui upah perangsang
Upah perangsang akan menyebabkan pekerja semakin bergairah, sehingga dicapai
produktivitas yang semakin tinggi pula.
3.
Perbaikan sistem kerja
Perbaikan sistem kerja dapat dilakukan dan diterapkan pada berbagai komponen dan
interaksi antar komponen sistem.
4.
Penjadwalan produksi
Dibakukannya waktu operasi di setiap stasiun kerja memungkinkan kita untuk
menjadwalkan produksi di tingkat shopfloor.
‘14
7
Ergonomi
Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5.
Pengaturan pembebanan dan line balancing
Beban kerja pada setiap stasiun dapat diatur dan diseimbangkan berdasarkan berbagai
informasi tentang waktu operasi, beban kerja fisik, maupun mental yang diterima
pekerja.
6. Pengaturan tata letak dan lintasan kritis
Untuk merancang atau mengatur tata letak suatu pabrik baik itu manufaktur ataupun
fasilitas jasa, dibutuhkan informasi yang cukup tentang perancangan proses kerja,
pengaturan dan pengukuran waktu kerja, keterkaitan antar berbagai aktivitas, dan lainlain.
APK dalam Keilmuan Teknik Industri
Keilmuan APK, dilihat dari sejarahnya, merupakan cikal bakal disiplin Teknik Industri.
Apa yang dilakukan oleh para pendahulu Teknik Industri seperti Taylor dengan Time
Study-nya, pasangan suami istri Gilbreth dengan Studi Gerak dan hubungan antar
pekerja, merupakan dasar-dasar perancangan sistem kerja. Penerapan keilmuan APK
dalam suatu sistem produksi, juga tidak terlepas dari berbagai ilmu lain dalam Teknik
Industri. Kesemuanya ini berinteraksi untuk mengoptimalkan sistem integral yang terdiri
dari manusia, material, mesin, peralatan, uang dan informasi.
‘14
8
Ergonomi
Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
‘14
9
Ergonomi
Anisah H. ST, MT.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download