Uploaded by Eri Immanuel Pane

Draft presentasi biohid

advertisement
3.3. Rare earth elements (REE) accumulation in Salix tissues
- Akumulasi REE dalam Daun Salix
1. Akumulasi La pada Spesies V1: Akumulasi La tertinggi (5,59–8,11 μg tanamanā»¹) teramati
pada spesies V1 pada perlakuan T1 dan T2.
2. Keahlian Cultivar V3: Cultivar V3 menunjukkan keahlian dalam mengakumulasi semua unsur,
kecuali La, pada perlakuan T1.
3. Keunggulan Spesies V1 dalam Akumulasi La: Spesies V1 unggul dalam mengakumulasi La
pada perlakuan T2, sementara cultivar V4 mengakumulasi semua REE dibandingkan dengan
Salix lainnya.
4. Persentase Peningkatan Akumulasi La: Perbandingan antara perlakuan T1 dan T2
menunjukkan peningkatan signifikan dalam akumulasi La, dengan persentase mulai dari 45%
(V1) hingga 564% (V2).
5. Dampak Perlakuan T3 pada Konsentrasi REE: Pada perlakuan T3, terjadi peningkatan
substansial dalam konsentrasi REE pada spesies V1, V2, dan V4 dibandingkan dengan rekanrekan mereka di perlakuan T1.
6. Variabilitas Kemampuan Akumulasi: Hasil penelitian menyoroti kemampuan yang beragam
dari spesies dan kultivar Salix dalam mengakumulasi REE pada daun saat ditanam dalam
larutan tunggal-La dan enam-REE.
- Akumulasi REE dalam Batang Salix
1. Variasi Akumulasi REE pada Seluruh Salix: Akumulasi REE berkisar antara 2.08–4.03 μg pada
perlakuan T2 di seluruh Salix, sementara pada perlakuan T3, spesies V1 mengakumulasi
kandungan REE yang lebih tinggi dibandingkan dengan Salix lainnya.
2. Variabilitas Akumulasi REE di Setiap Salix: Akumulasi REE bervariasi di antara semua Salix,
dan setiap Salix menunjukkan performa yang berbeda di setiap perlakuan. Misalnya, saat
spesies V1 di perlakuan T1 dibandingkan dengan Salix yang sesuai di perlakuan T2, akumulasi
La meningkat sebesar 1105%. Akumulasi La juga meningkat untuk Salix lainnya, yaitu 685%
(V2), 424% (V3), dan 1570% (V4).
3. Peningkatan Signifikan pada Akumulasi La: Terdapat peningkatan signifikan pada akumulasi
La untuk Salix V1 (221%), V2 (612%), dan V4 (601%) pada perlakuan T2 dibandingkan dengan
Salix yang sesuai di perlakuan T3. Namun, untuk cultivar V3, akumulasi La mengalami
penurunan sekitar 14%.
4. Peningkatan Konten REE pada Salix V1, V2, dan V4: Pada perlakuan T3, terjadi peningkatan
signifikan pada konten REE untuk Salix V1, V2, dan V4 jika dibandingkan dengan Salix yang
sesuai di perlakuan T1. Contohnya, untuk V1 (La: 275%, Y: 343%, Ce: 268%, Nd: 105%, Tb:
247%, Dy: 400%).
5. Pengurangan Signifikan pada Akumulasi REE untuk Cultivar V3: Terdapat pengurangan
signifikan pada akumulasi REE untuk cultivar V3 yang ditanam pada perlakuan T3
dibandingkan dengan perlakuan T2, dengan penurunan La sebesar 25%, Y: 56%, Ce: 68%, Nd:
58%, Tb: 65%, Dy: 48%.
- Akumulasi REE dalam Akar Salix
1. Peningkatan Signifikan Akumulasi La pada Salix V1-V4 di Perlakuan T2: Pada perlakuan T2,
Salix V1-V4 menunjukkan peningkatan signifikan dalam akumulasi La dibandingkan dengan
Salix yang sesuai di perlakuan T3; misalnya, V1: 712%, V2: 175%, V3: 327%, dan V4: 1042%
(Tabel 4C).
2. Kuantitas REE yang Lebih Tinggi di Akar pada Perlakuan T2 dan T3: Secara umum, hasil
penelitian mengungkapkan bahwa semua Salix memiliki kuantitas REE yang signifikan lebih
tinggi dalam akar pada perlakuan T2 dan T3 dibandingkan dengan akar pada perlakuan T1.
3. Prestasi Terbaik Cultivar V3 dalam Akumulasi REE: Hasil perbandingan antar Salix
menunjukkan bahwa cultivar V3 memberikan hasil terbaik di antara semua perlakuan (T1-T3)
dalam hal akumulasi REE tertinggi di akar.
- Pertahanan Rare Earth Elements (REE) dalam abu setelah pembakaran biomassa Salix
1. Suhu Pembakaran dan Hasil Abu: Pembakaran sampel Salix yang dihomogenkan pada suhu
800 °C dan 1000 °C menghasilkan kadar abu masing-masing sebesar 6,6% dan 6,3%. (akan
dibahas pada bagian diskusi oleh teman saya nantinya)
2. Tingkat Retensi Unsur Tanah Jarang (REE): Abu dasar dari proses pembakaran menunjukkan
tingkat retensi lebih dari 80% untuk REE yang dianalisis (La, Y, Nd, Ce, Dy, Tb). Hal ini
menunjukkan volatilisasi minimal dari REE selama pembakaran, dan semua REE yang
dianalisis dipulihkan dalam proporsi yang sama dalam abu residu.
3. Pengkayaan REE: REE secara signifikan diperkaya dalam abu residu setelah pembakaran,
dengan pengkayaan 13 kali lipat pada 800 °C dan 14 kali lipat pada 1000 °C. Volatilitas
rendah REE menunjukkan bahwa mereka lebih cenderung berkonsentrasi dalam abu bawah
daripada abu terbang dalam proses berskala industri.
4. Konsentrasi Total REO: Konsentrasi total Oksida Tanah Jarang (REO) dalam abu residu
masing-masing sebesar 15% dan 17% untuk suhu pembakaran 800 °C dan 1000 °C.
4.1 Pengaruh REE pada Parameter Pertumbuhan Salix
1. Peningkatan Pertumbuhan Umum: Paparan REE, terutama La dan campuran enam REE,
memberikan pengaruh positif pada semua parameter pertumbuhan Salix. Ini melibatkan
peningkatan tingkat pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
2. Biomassa yang Meningkat: Tanaman Salix menunjukkan peningkatan produksi biomassa di
bawah pengaruh REE. Biomassa yang lebih tinggi merupakan indikator penting untuk
kemampuan tanaman dalam fitoremediasi.
3. Diameter Tunas yang Lebih Besar: Parameter pertumbuhan seperti diameter tunas juga
mengalami peningkatan. Ini menunjukkan bahwa REE memiliki dampak positif pada
perkembangan struktural tanaman.
4. Panjang Akar yang Meningkat: Paparan REE menghasilkan peningkatan panjang akar pada
Salix. Pertumbuhan akar yang baik dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam
menyerap nutrisi dan air dari tanah.
5. Pengaruh Terbaik pada Kultivar Tertentu: Kultivar tertentu dari Salix, khususnya V3,
menunjukkan kinerja terbaik dalam semua parameter pertumbuhan di bawah pengaruh REE.
Hal ini menekankan pentingnya pemilihan varietas tanaman dalam mengoptimalkan respons
terhadap REE.
6. Pertanyaan Terbuka Mengenai Pengaruh Dosis REE: Meskipun hasil positif, masih terdapat
pertanyaan terbuka mengenai pengaruh dosis REE. Apakah terdapat dosis optimal yang
memberikan hasil terbaik tanpa efek negatif yang signifikan?
7. Perbandingan dengan Temuan Studi Lain: Studi mencatat kesesuaian hasil dengan penelitian
sebelumnya yang melaporkan peningkatan pertumbuhan tanaman di bawah paparan REE.
Namun, perlu diingat bahwa ada perbedaan hasil dengan studi lain, menunjukkan
kompleksitas respons tanaman terhadap REE.
8. Implikasi untuk Fitoremediasi dan Pertanian: Peningkatan pertumbuhan, biomassa, dan
parameter lainnya di bawah pengaruh REE memiliki implikasi positif untuk potensi
fitoremediasi dan aplikasi pertanian. Studi ini menyoroti potensi REE sebagai faktor
peningkat pertumbuhan dalam konteks pemulihan lingkungan dan pertanian berkelanjutan.
1. Pemahaman terhadap Potensi Salix dalam Fitoremediasi REE (Rare Earth Elements):
Penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman kita tentang potensi dua
spesies Salix (Salix myrsinifolia dan Salix schwerinii) serta beberapa kultivar (Klara dan Karin)
dalam mengatasi pencemaran tanah dan air akibat REE. Ini merupakan langkah penting
dalam pengembangan metode fitoremediasi untuk mengatasi masalah ini.
2. Pengaruh REE terhadap Pertumbuhan Salix: Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan
La dan REE tidak menghambat pertumbuhan Salix secara umum, kecuali pada kultivar Klara
yang justru menunjukkan pertumbuhan yang relatif lebih tinggi. Informasi ini dapat
membantu dalam pemilihan varietas Salix yang lebih tahan terhadap paparan REE untuk
penggunaan dalam fitoremediasi.
3. Akumulasi dan Distribusi REE dalam Tubuh Salix: Penelitian ini menyajikan informasi
tentang bagaimana REE terakumulasi dalam berbagai bagian Salix, termasuk batang, akar,
dan daun. Data ini dapat membantu dalam pemahaman lebih lanjut tentang mekanisme
akumulasi dan distribusi REE dalam tanaman Salix, yang merupakan aspek kunci dalam
fitoremediasi.
4. Penerapan Salix dalam Remediasi Situs Limbah Cair: Penelitian ini memberikan dasar untuk
menggunakan Salix dalam remediasi situs limbah cair, dengan tujuan membatasi perkolasi
logam berbahaya ke dalam lapisan air ekosistem. Ini dapat menjadi solusi berkelanjutan
untuk mengurangi dampak negatif aktivitas pertambangan dan industri terhadap lingkungan
dan kesehatan manusia
Download