Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Disusun oleh: Antonius Alijoyo with Deddy Jacobus Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Disusun oleh: Antonius Alijoyo with Deddy Jacobus DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 SAMBUTAN KETUA LKDI 3 PROFIL LKDI 5 6 Bab I Pendahuluan Mengapa ERM relevan dan penting bagi Direktur dan Komisaris Kebutuhan akan kompetensi di bidang ERM bagi Direktur dan Komisaris Prasyarat ERM Pertanyaan kajian Bab II Konsep, Prinsip dan Framework Definisi, konsep dan komponen ERM Berbagai framework ERM: AS/NZS and COSO Pertanyaan kajian 16 45 Bab III ERM dalam Konteks Lingkungan resiko Manajemen resiko dan akuntabilitas Pengurus Perusahaan Risk appetite dan risk tolerance Peran komite-komite Dewan Komisaris dan fungsi audit perusahaan Pertanyaan kajian Bab IV Menerapkan ERM Budaya resiko Kapasitas internal Penyelarasan dengan visi, misi dan strategi Pertanyaan kajian 53 Bab V Ukuran-ukuran efektivitas Peranti dan pendekatan dalam pengukuran Daftar periksa sederhana 67 CONTOH KASUS 75 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 1 SAMBUTAN KETUA LKDI Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI) dibentuk pada tahun 2001 dengan tujuan untuk menjadi wadah bagi para komisaris dan direktur dalam meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan integritas dalam menerapkan prinsipprinsip good corporate governance (GCG). Untuk itu sejak awal tahun 2005, LKDI secara intensif telah menyelenggarakan program "Training and Directorship Certification for Commissioners and Directors". Disamping itu LKDI juga menyelenggarakan program pendidikan profesional berkelanjutan bagi para komisaris dan direktur yang muatannya menekankan pada pembelajaran masalahmasalah yang fundamental dan mutakhir berkaitan dengan praktek GCG terkini baik di tingkat nasional maupun internasional. Dalam upaya meningkatkan kualitas program "Training and Directorship Certification for Commissioners and Directors", LKDI menerbitkan modul yang didukung pelaksanaannya oleh Center for International Private Enterprises (CIPE) yang berkedudukan di Amerika Serikat. Dukungan CIPE ini merupakan bagian dari suatu kerjasama dengan LKDI dalam melaksanakan serangkaian program yang bertajuk "Strengthening Corporate Governance in Indonesia". Modul tersebut merupakan acuan bagi para fasilitator dan peserta program pelatihan LKDI sehingga menjadi suatu referensi yang telah terstandarisasi dengan perbandingan pada kurikulum program kedirekturan yang juga diselenggarakan oleh UK Institute of Directors, Australian Institute of Company Directors, dan Singapore Institute of Directors. Pada tahap pertama ini, LKDI menerbitkan lima modul yaitu: "GCG Concepts, Principles and Practices", "Boards' Duties, Liabilities and Responsibilities", "Enterprise Risk Management", "Corporate Social Responsibility", dan "High Quality Corporate Reporting". Penyusunan modul-modul tersebut dilakukan oleh para akademisi senior yang tergabung dalam Academic Network Indonesia on Governance (ANIG) yang dibentuk dan berada dibawah naungan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Akhirnya LKDI mengucapkan terimakasih kepada CIPE, KNKG dan ANIG atas dukungannya dalam penerbitan modul pelatihan ini, dengan harapan kerjasama yang baik ini akan dilanjutkan dalam rangka melaksanakan program-program penguatan GCG di Indonesia. Salam hormat, Hoesein Wiriadinata Ketua Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 3 PROFIL LKDI Komisaris dan Direktur adalah pihak yang berkepentingan dan secara langsung mempunyai peranan strategis dalam keberhasilan implementasi Good Corporate Governanace. Krisis tahun 1997 memberikan hikmah pelajaran yang sangat berharga karena telah memberikan bukti yang tidak terbantahkan mengenai rapuhnya struktur ekonomi dan berbagai praktek korporasi yang menyimpang. Namun, demikian banyak perusahaan yang telah berinisiatif memperbaiki diri menuju tata kelola yang lebih baik. Adalah tanggung jawab sektor korporasi untuk memperbaiki praktek corporate governance, Komisaris dan Direktur adalah pihak yang berkepentingan yang harus memiliki kompeten dan berdaya guna untuk menjalankan peranan strategis tersebut. Berdasarkan pemahaman tersebut, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) mendirikan Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI) di tahun 2000. Dan secara sah dihadapan notaris Imas Fatimah, SH No. Pada tanggal 6 Juli 2001. LKDI mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas anggota sehingga menjadikan barisan terdepan dalam penerapan praktik corporate governance lewat pengembangan jaringan (network) dan pengembangan program pendidikan yang berkesinambungan. Pendiri : Komite Nasional Kebijakan Governance Penasehat : Mar'ie Muhammad Badan Pembina : Amrin Siregar Gunarni Soeworo Mas Achmad Daniri Badan Pengurus : Kartini Muljadi Ratnawati Prasodjo Hoesein Wiriadinata (Ketua) Eva Riyanti Hutapea (Wakil Ketua) Fachry Aly Fred B.G.Tumbuan Jos F. Luhukay Partomuan Pohan Irwan M. Habsjah Adi Rahman Adiwoso Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 5 BAB I PENDAHULUAN Resiko adalah fungsi dari atau berhubungan dengan berbagai ketidakpastian dan tingkat eksposur suatu entitas terhadap ketidakpastian tersebut. Semakin tinggi tingkat ketidakpastian dan eksposur yang dihadapi suatu organisasi, semakin tinggi pula konsekuensi dan kemungkinan terjadinya. Resiko bersifat inheren di dalam segala sesuatu yang kita lakukan, baik ketika kita tengah bersepeda, mengelola suatu proyek, menghadapi klien, menetapkan prioritas, membeli sistem dan perlengkapan baru, dan mengambil keputusan tentang masa depan atau memutuskan untuk tidak mengambil tindakan apapun. Sadar atau tidak kita senantiasa berurusan dengan resiko. Kebutuhan untuk mengelola resiko secara sistematis berlaku bagi setiap organisasi dan individu. Demikian juga halnya bagi setiap fungsi dan kegiatan di dalam perusahaan. Kebutuhan ini harus dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting bagi para Direktur dan Komisaris. Alternatif bagi manajemen resiko adalah manajemen beresiko, atau pembuatan keputusan yang gegabah, keputusan yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang matang atas fakta-fakta yang ada. Manajemen beresiko tidak dapat memastikan tercapainya hasil-hasil yang diharapkan. Sebaliknya, manajemen resiko membantu suatu entitas untuk mencapai target kinerja dan profitabilitas, serta mencegah terjadinya kerugian sumber daya. Manajemen resiko membantu terwujudnya pelaporan yang efektif, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, mencegah kerusakan reputasi perusahaan dan konsekuensi-konsekuensi lainnya. Secara singkat, manajemen resiko membantu perusahaan mencapai tujuan yang diinginkannya dan terhindar dari berbagai jebakan dan kejutan di sepanjang perjalanan menuju tujuan tersebut. Dari sudut pandang risk and return, manajemen resiko membantu kita menyeimbangkan keduanya. Konsep "no risk, no return" telah diterima luas di dunia bisnis. Konsekuensi dari konsep tersebut adalah "higher risk, higher return." Namun, dalam dunia nyata, tidak ada resiko dan return yang bersifat 6 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris absolut. Pada titik tertentu, resiko yang berlebihan akan mendatangkan bencana dan bukan return. Artinya, kita harus dapat mengoptimalkan profil risk and return organisasi kita. Permasalahannya sebagian besar perusahaan tidak memiliki informasi yang memadai mengenai eksposur resiko yang menyeluruh (dengan kata lain, mereka tidak memahami apakah mereka berlebihan atau sebaliknya sangat kurang dalam pengambilan resiko. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, diperkenalkanlah konsep dan pengertian enterprise risk management. Apa yang dimaksud dengan enterprise risk management Premis mendasar enterprise risk management adalah bahwa setiap entitas, baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, atau suatu lembaga pemerintahan, didirikan untuk mendatangkan nilai bagi para pemangku kepentingan (stakeholders). Setiap entitas menghadapi ketidakpastian, dan tantangan bagi manajemen adalah bagaimana memutuskan seberapa besar tingkat kepastian yang siap diterima entitas dalam upayanya meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan. Ketidakpastian menghadapkan kita pada resiko dan kesempatan, dengan potensi mengikis atau memperkuat nilai. Enterprise risk management merupakan framework bagi manajemen dalam menghadapi ketidakpastian dan resiko-resiko yang terkait serta peluang yang ada dengan efektif, sehingga meningkatkan kapasitasnya untuk membangun nilai. Enterprise risk management (ERM) didefinisikan dengan sangat baik oleh Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) dalam Enterprise Risk Management Integrated Framework (2004). COSO menginisiasi suatu proyek untuk mengembangkan suatu framework yang sehat secara konseptual. Framework ini mengintegrasikan prinsip, terminologi, dan pedoman implementasi praktis untuk mendukung program entitas dalam mengembangkan atau mem-benchmark proses enterprise risk management yang mereka terapkan. Enterprise risk management didefinisikan sebagai berikut : Enterprise risk management is a process, effected by an entity's board of directors, management and other personnel, applied in strategy setting and across the enterprise, designed to identify potential events that may affect the entity, and manage risks to be within its risk appetite, to provide reasonable assurance regarding the achievement of entity objectives. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 7 Sebagai suatu proses, enterprise risk management adalah sarana untuk mencapai tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. ERM bukan sekadar kebijakan, isian survei dan formulir, tetapi melibatkan orang di berbagai aras organisasi. Applied in strategy setting, diterapkan dalam penyusunan strategi, across the enterprise, bersifat menyeluruh di setiap tingkat dan unit organisasi, termasuk keharusan untuk memandang resiko tingkat entitas secara portofolio. Enterprise risk management dirancang untuk mengidentifikasi peristiwa-peristiwa potensial yang mempengaruhi entitas dan mengelola resiko agar senantiasa berada dalam risk appetite organisasi. Tujuannya adalah untuk memberikan reasonable assurance (kepastian secara wajar) bagi manajemen dan pengurus perusahaan terkait dengan achievement of objectives, pencapaian tujuan, dalam satu atau beberapa kategori terpisah yang juga bisa bersifat tumpang tindih. Manfaat enterprise risk management Tidak ada entitas yang beroperasi dalam lingkungan yang bebas resiko dan enterprise risk management tidak menciptakan lingkungan yang demikian. Akan tetapi, enterprise risk management memungkinkan manajemen untuk beroperasi secara lebih efektif dalam lingkungan yang penuh dengan resiko. Enterprise risk management meningkatkan kemampuan organisasi untuk : Menyelaraskan risk appetite dan strategi Risk appetite adalah tingkat resiko, pada aras yang berbasis luas, yang dapat diterima oleh suatu perusahaan atau entitas dalam mengejar sasaransasarannya. Manajemen terlebih dahulu mempertimbangkan risk appetite entitas dalam mengevaluasi alternatif strategik, kemudian dalam menetapkan objektif yang diselaraskan dengan strategi yang telah ditetapkan dan dalam mengembangkan mekanisme untuk mengelola resiko-resiko terkait. Mengaitkan antara pertumbuhan, resiko dan return Entitas menerima resiko sebagai bagian dari penciptaan dan pemeliharaan nilai, dan mendapatkan return sesuai resiko yang diambilnya. Enterprise risk management meningkatkan kemampuan entitas dalam mengidentifikasi dan menelaah (assess) resiko, menetapkan tingkat resiko yang dapat diterima, relatif terhadap objektif pertumbuhan dan return yang dikehendaki. Meningkatkan kualitas keputusan dalam merespon resiko Enterprise risk management mempertajam ketepatan dalam mengidentifikasi 8 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris dan memilih alternatif respon terhadap resiko menghindari (avoid), mereduksi (reduce), membagi (share) dan menerima (accept) risiko. Enterprise risk management memberikan manajemen metodologi dan teknik untuk membuat keputusan-keputusan tersebut. Meminimalisasi kejutan dan kerugian operasional Entitas akan memiliki kapabilitas yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi peristiwa-peristiwa potensial, menelaah resiko dan menetapkan respon. Dengan demikian entitas dapat mereduksi kemungkinan terjadinya kejutan atau kerugian. Mengidentifikasi dan mengelola resiko secara menyeluruh (crossenterprise risks) Setiap entitas menghadapi tidak terhitung resiko yang mempengaruhi berbagai bagian dalam organisasi. Manajemen bukan hanya harus mengelola resiko-resiko tersebut satu persatu, tetapi juga harus memahami keterkaitan dampak resiko-resiko tersebut. Memberikan respon terpadu terhadap resiko berganda Proses bisnis mengandung di dalamnya banyak resiko inheren, dan enterprise risk management memungkinkan manajemen memberikan solusi terpadu untuk mengelola resiko-resiko tersebut. Menangkap peluang Manajemen bukan hanya harus memperhatikan resiko tetapi juga peristiwaperistiwa potensial. Dengan mempertimbangkan rangkaian peristiwa terkait secara menyeluruh, manajemen dapat memiliki pemahaman tentang peristiwa-peristiwa yang menjanjikan peluang. Merasionalisasi kapital Informasi yang lebih andal terkait dengan total resiko entitas memungkinkan Direktur dan Komisaris serta manajemen perusahaan menelaah secara lebih efektif kebutuhan modal perusahaan secara menyeluruh dan meningkatkan ketepatan alokasi modal. Enterprise risk management bukanlah tujuan, melainkan sarana yang penting. ERM tidak berjalan terpisah dalam suatu entitas, melainkan lebih merupakan enabler proses manajemen. Enterprise risk management saling terkait dengan corporate governance dengan memberikan informasi kepada Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 9 pengurus perusahaan (Direksi dan Komisaris) mengenai resiko-resiko yang paling signifikan dan bagaimana resiko-resiko tersebut dikelola. Dan ERM saling terkait dengan manajemen kinerja dengan memberikan ukuranukuran berbobot resiko (risk-adjusted measures), dan dengan pengendalian internal, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari enterprise risk management. Kebutuhan akan kompetensi di bidang ERM bagi Direktur dan Komisaris Sejarah berulangkali memperlihatkan bagaimana hal-hal yang buruk dapat dan telah menimpa perusahaan-perusahaan yang baik. Dalam bagian ini akan dibahas betapa pentingnya manajemen resiko bagi Direksi dan Komisaris sehingga kompetensi dalam bidang enterprise risk management kini telah menjadi suatu keharusan. Bencana-bencana korporasi dapat muncul dalam berbagai bentuk dan dapat menimpa perusahaan dan industri apapun. Di samping kerugian finansial murni, pengelolaan resiko dapat berakibat rusaknya reputasi perusahaan, atau kemunduran perjalanan karir para eksekutifnya. Eskalasi kerusakan dapat berlangsung dengan cepat hingga perusahaan yang tadinya sehat tibatiba menghadapi kebangkrutan ; seringkali peristiwa kerusakan ini dapat menggoncangkan pondasi industri dan pasar dengan parah. Tabel 1.1 memperlihatkan pengalaman kerugian finansial yang luar biasa yang dialami perusahaan-perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai perusahaanperusahaan yang baik dan terkemuka dalam industrinya masing-masing. Tabel 1.1 List of misfurtune Perusahaan Industri Permasalahan Kerugian (USD) Cendant Korporasi Fraud di bidang akunting $ 300 juta Bausch & Lombs Korporasi Kesalahan laporan revenu $ 42 juta Pharmor Korporasi Charge-off $ 350 juta PCA Perusahaan energi Klaim $ 236 juta Perusahaan energi Kerugian perdagangan $1 MG 10 miliar Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Llyod's Asuransi Settlement £ 3.2 miliar Confed Life Asuransi Kerugian real estate $ 1.3 miliar Morgan Grenfell Manajemen aset Perdagangan yang meragukan $ 300 miliar Manajemen aset Rescue fund required $ 3.5 miliar Barings Bank Kerugian perdagangan $1 Bankers Trust Bank Gugatan hukum $ 737 juta LTCM miliar Sumber: James Lam, Enterprise Risk Management, From Incentives to Controls, JWS, 2003, p. 10. Pada sebagian besar kasus di atas, in most of the above cases, yang terjadi adalah baik pengurus perusahaan menerima informasi yang menyesatkan atau adanya kegagalan proses penyampaian informasi kepada pengurus dan pemangku kepentingan. Dalam banyak hal, kegagalan tersebut melibatkan rekayasa keuangan dan resiko-resiko ekonomi yang bersifat non-disklosur serta penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang yang luar biasa parah. Kehancuran dramatis keyakinan publik yang disebabkan oleh berbagai skandal dan bencana ini menimbulkan tekanan terhadap pengurus perusahaan dan manajemen untuk meningkatkan tanggung jawab mereka dalam hal corporate governance dan manajemen resiko secara lebih efektif. Lembaga-lembaga regulasi dan pemeringkat juga menghadapi tekanan yang berat untuk meningkatkan kapabilitas mereka untuk melindungi seluruh pemangku kepentingan. Kita tidak kekurangan bahan pelajaran. Seakan-akan bencana-bencana besar tersebut terjadi setiap beberapa bulan, dan ini mengingatkan kita bahwa bahaya mengintai setiap perusahaan. Organisasi-organisasi yang cukup beruntung untuk terhindar dari krisis yang besar seringkali mengalami permasalahan-permasalahan yang lebih kecil atau "near misses" yang memperlihatkan adanya eksposur terhadap resiko. Bagi para Direksi dan Komisaris perusahaan-perusahaan Indonesia, For Indonesian boards of directors and commissioners, the implementation of Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 11 enterprise risk management is a part of corporate governance regulatory requirement and best practices. OECD requires that corporate boards to implement appropriate system and policies for risk management. It is a key responsibility of the board. (OECD Principles of Corporate Governance. Principles V.D.1 and V.D.5) Prasyarat ERM Telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan dari ERM adalah setiap bagian, baik untuk profit atau untuk non-profit, atau badan pemerintahan, ada untuk menyediakan nilai bagi pada pemegang sahamnya. Semua yang terlibat menghadapi ketidakpastian dan tantangan untuk manajemen adalah untuk menentukan seberapa banyak ketidakpastian yang siap untuk diterima dalam rangka mengembangkan nilai pemegang saham. Ketidakpastian menimbulkan resiko dan peluang, dengan potensi untuk menurunkan atau meningkatkan nilai. ERM meyediakan bingkai kerja untuk manajemen untuk secara efektif menangani ketidakpastian dan resiko yang berhubungan dan peluang dan arena itu meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan nilai. Ketidakpastian Perusahaan beroperasi dalam lingkungan dimana faktor seperti globalisasi, teknologi, peraturan, restrukturisasi, pasar yang berubah dan kompetisi menimbulkan ketidakpastian. Ketidakpastian timbul dari ketidakmampuan untuk secara tepat menentukan kemungkinan kejadian-kejadian potensial akan terjadi dan hasil-hasil dari kejadian tersebut. Nilai Nilai dibentuk, dilindungi atau dirusak oleh keputusan-keputusan manajemen berkisar dari penentuan strategi hingga pengoperasian perusahaan hari demi hari. Erat hubungannya dengan keputusan adalah pengenalan resiko dan kesempatan, membutuhkan manajemen mempertimbangkan informasi tentang lingkungan internal dan eksternal, menyebarkan sumber daya yang berharga dan mengkalibrasi ulang aktivitas perusahaan dan perubahan keadaan. Entitas menyadari nilai ketika pemegang saham memperoleh keuntungan yang pada gilirannya akan dihargai. Untuk perusahaan-perusahaan, pemegang saham menyadari nilai ketika mereka menyadari pembentukan nilai dari pertumbuhan nilai saham. Untuk entitas pemerintahan, nilai 12 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris dihargai ketika unsur pokok menyadari penerimaan dari layanan dalam biaya yang dapat diterima. Pemegang saham dari badan non-profit menghargai nilai bilamana mereka menyadari penerimaan dari keuntungan sosial yang mereka anggap berharga. ERM memfasilitasi kemampuan manajemen untuk membentuk nilai yang kokoh dan mengkomunikasikan nilai yang mereka buat itu kepada pemegang saham. Untuk dapat menerapkan ERM secara efektif, dari sudut pandang dewan, pertama-tama harus ada komitmen yang kuat dari pucuk pimpinan, sebuah definisi jelas dari risk appetite perusahaan dalam artian kebijaksanaan resiko dan toleransi resiko, struktur organisasi, dan kesadaran bahwa mereka perlu untuk memastikan bahwa perilaku mereka sejalan dengan kebijakan manajemen resiko. Hal ini untuk memastikan integrasi resiko ke dalam budaya dan nilai perusahaan. Dewan tidak dapat memonitor atau mengontrol kondisi finansial dari institusi pengambil resiko tanpa manajemen resiko yang tangguh dan matriks resiko. Sementara itu, fungsi manajemen resiko bergantung pada sponsor pada level eksekutif senior dan dewan untuk memperoleh investasi yang dibutuhkan dan mempengaruhi kebutuhan-kebutuhannya untuk menyeimbangkan pemimpin-pemimpin bisnis yang kuat. Komite Resiko dari institusi juga perlu dilibatkan, pada taraf tertentu, dalam penentuan metodologi manajemen resiko dasar yang diterapkan oleh institusi. Penting bagi penerapan manajemen resiko untuk mengerti kekuatan dan kelemahan dari matriks resiko operasional kalau mereka akan memahami laporan resiko. Implementasi manajemen resiko perusahaan yang sukses juga membutuhkan manajemen resiko melalui integrasi dari ERM ke dalam perencanaan strategi, proses bisnis, pengukuran performa, dan kompensasi pendorong. Semua ini akan dibahas kemudian dalam bagian utama buku ini. Pertanyaan review Lima pertanyaan multiple choices untuk mereview materi dari Bab 1. 1. Mengapa ERM penting untuk baik Direktur atau Komisaris ? (a) Pertumbuhan dan keuntungan dapat menjadi materi perusak dari performa jika tidak ada pengendalian resiko dan manajemen resiko. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 13 (b) Enterprise Risk Management (ERM) dapat membantu Direktur dan Komisaris untuk mengembangkan pola pikir dan alat untuk mengeksplorasi dimensi-dimensi dari resiko yang berhubungan dengan setiap aktifitas dan kesempatan sehingga mereka dapat menyeimbangkan dengan imbalan yang jelas. (c) Manajemen resiko perusahaan yang didesign dan dijalankan dengan baik dapat menyediakan jaminan bagi manajemen dan Dewan Direksi sehubungan dengan pencapaian tujuan-tujuan. (d) Semua jawaban di atas benar. 2. Pernyataan berikut memberikan pengertian yang benar mengenai resiko yang ditentukan oleh AS/NZS 4360: 2004, kecuali : (a) Resiko adalah "kesempatan untuk sesuatu terjadi yang akan memberi dampak pada tujuan". (b) Resiko sering dispesifikasikan sebagai kejadian atau situasi dan konsekuensi yang akan diterima dari kejadian atau situasi tersebut. (c) Resiko diukur dengan jalan mengkombinasi antara konsekuensi dan kejadian dan kemungkinannya. (d) Resiko selalu berhubungan dengan dampak negatif. 3. Pernyataan berikut ini memberikan pengertian yang benar tentang ERM menurut COSO, kecuali: (a) ERM adalah proses yang dipengaruhi oleh Dewan Direksi suatu perusahaan, manajemen dan personil lainnya. (b) Diterapkan dalam strategi dan seluruh perusahaan. (c) Didesign untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang mungkin mempengaruhi perusahaan dan mengatur resiko sehingga berada dalam risk appetite. (d) Untuk menyediakan data yang tidak bias sehubungan dengan meraih tujuan perusahaan. 4. Mengapa kompetensi dari ERM di antara Direktur dan Komisaris perusahaan sangat penting ? (a) Sejarah mencatat berulang-ulang bagaimana hal buruk dapat dan pasti terjadi pada perusahaan yang baik. Di balik kerugian finansial, mismanagement dari resiko dapat mengakibatkan kerusakan reputasi dari perusahaan atau pukulan mundur bagi karir individu para eksekutif. (b) Kejatuhan dramatis dari keyakinan publik disebabkan oleh skandal 14 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris perusahaan dan bencana terus-menerus menekan dewan dan manajemen untuk memimpin perusahaan dan bertanggung jawab terhadap manajemen resiko dalam cara yang lebih efektif. (c) Untuk Dewan Direksi dan Komisioner Indonesia, penerapan ERM adalah bagian dari prasyarat peraturan kepemimpinan perusahaan dan praktek yang baik. (d) Semua jawaban di atas benar. 5. Berikut adalah dasar dari ERM yang efektif kecuali : (a) Harus ada komitmen yang kuat dari pucuk pimpinan. (b) Definisi jelas dari risk appetite organisasi sehubungan dengan kebijakan resiko dan toleransi resiko. (c) Struktur organisasi yang sesuai, dan kesadaran bahwa mereka memerlukan untuk memastikan bahwa perilaku mereka sejalan dengan kebijakan manajemen resiko. Manajemen resiko seharusnya tidak diintegrasikan ke dalam budaya dan nilai perusahaan karena hal itu merupakan proses yang berdiri sendiri. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 15 BAB II KONSEP, PRINSIP DAN FRAMEWORK Dalam bab ini, kita akan mendiskusikan lebih jauh konsep-konsep, rancangan kerja, serta perlunya mengintegrasi program enterprise risk management ke dalam proses bisnis, dan kita juga akan melihat bagaimana manajemen resiko tersusun dari sebuah fungsi kendali dan memusatkan perhatian pada usaha meminimalisasi resiko yang buruk menjadi sesuatu yang dapat mengoptimalkan kinerja. Resiko Definisi Dan Konsep Bagian ini akan merinci lebih lanjut akan kerangka-kerangka kerja yang ada, yang telah digunakan di seluruh penjuru dunia, terutama standar AS/NZS 4360:2004, dan Enterprise Risk Management Integrated Framework oleh COSO. Kita akan membahas definisi ERM, konsep resiko, dan komponen-komponen kunci/tiang penyangga ERM, seperti penguasaan resiko, infrastruktur resiko, proses manajemen resiko, penyampaian dan pelaporan resiko. Konsep Resiko Resiko dalam pengertian yang luas bukanlah hal baru dalam dunia bisnis. Semua perusahaan dihadapkan kepada resiko-resiko tradisional dalam bisnis : naik turunnya pendapatan akibat berbagai hal seperti perubahan dalam lingkungan bisnis, kecenderungan alami untuk bersaing, dalam teknologi produksi, dan dalam faktor-faktor yang berpengaruh terhadap para penyalur. Hal tersebut merupakan suatu pemahaman klasik mengenai resiko. Resiko datang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Pada bagian sebelumnya, resiko digambarkan sebagai "kesempatan akan terjadinya sesuatu yang akan membawa dampak pada tujuan." Dalam pengertian tersebut, resiko seringkali dikaitkan dengan sebuah peristiwa dan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin terjadi karenanya. Resiko diukur dengan kombinasi dari konsekuensi dari suatu peristiwa dan berbagai kemungkinan yang akan terjadi karena peristiwa tersebut. Resiko dapat membawa dampak yang positif atau negatif. 16 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Secara tradisional, para profesional resiko mengenal tiga jenis utama resiko : resiko pasar, resiko kredit, dan resiko operasional. Resiko Pasar adalah resiko perpindahan atau pergerakan harga yang menghasilkan konsekuensi negatif bagi suatu perusahaan; Resiko Kredit adalah resiko di mana pelanggan, partner bisnis, atau, pemasok lalai dalam memenuhi kewajiban; dan Resiko Operasional adalah resiko dimana orang-orang, proses, atau suatu sistem akan melakukan kekeliruan, atau terjadinya suatu peristiwa-peristiwa eksternal (mis. Gempa bumi, kebakaran, banjir) yang berdampak negatif pada perusahaan. Selain itu, ada juga tipe-tipe resiko yang lain seperti Resiko Legal, Resiko Bisnis, Resiko Strategis dan Resiko Reputasi ( lihat Figure 2.1). Figure 2.1- Klasifikasi Resiko Resiko Pasar Resiko Resiko Operasional Resiko Hukum dan peraturan } Resiko Bisnis Resiko Reputasi Walaupun ada kesamaan dan ketergantungan antar resiko-resiko tersebut, masing-masing resiko tersebut memerlukan perhatian khusus. Dan masingmasing jenis resiko tersebut, meliputi sejumlah besar resiko individu. Sebagai contoh, Resiko Kredit meliputi semuanya, dari kelalaian peminjam sampai keterlambatan pemasok karena permasalahan kredit. Resiko perlu dikenali dan diperkirakan dengan cara yang relatif mudah untuk dipahami. Bagaimana pun hal ini membutuhkan pelatihan-pelatihan dan pendidikan yang substansial. Banyak pemimpin, stafbaik junior maupun senior, akan merasa tidak familiar dengan manajemen resiko ini, khususnya dengan format analisis resiko yang kuantitatif. Untungnya, ada beberapa konsep resiko utama yang akan membantu kita untuk memahami resiko tersebut dengan lebih baik dan menerapkannya pada resiko-resiko berbagai macam bisnis, yang pasti menghasilkan program manajemen resiko yang efektif. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 17 Uncertainty (ketidakpastian) Resiko tidak sama dengan ketidakpastian. Resiko merupakan variabilitas yang masih bisa diukur dengan kemungkinan-kemungkinan, sedangkan ketidakpastian merupakan variabilitas yang tidak bisa diukur sama sekali. Exposure (penelaahan) Jumlah kerusakan yang akan diderita jika beberapa peristiwa terjadi. Sebagai contoh, orang yang meminjamkan akan dihadapkan pada resiko kelalaian si peminjam. Penumpang pesawat terbang dihadapkan pada resiko tabrakan pesawat terbang Event (peristiwa) Kejadian yang merupakan sekelompok keadaan khusus (AS/NZS 4360:2004) · Peristiwa tersebut bisa bersifat pasti maupun tidak pasti. · Peristiwa tersebut bisa jadi merupakan kejadian tunggal atau serangkaian kejadian. Likelihood (kemungkinan) Penjelasan umum tentang probabilitas atau frekuensi (AS/NZS 4360:2004). Likelihood mewakili kemungkinan yang ada jika suatu peristiwa terjadi (COSO). Seberapa besar kemungkinan tersebut terjadi jika suatu peristiwa yang beresiko benar-benar terjadi ? Semakin besar kemungkinan peristiwa tersebut terjadidengan kata lain semakin tinggi probabilitas atau frekuensisemakin besar resikonya. Likelihood dapat digambarkan secara kuantitatif maupun kualitatif Volatility (volatilitas) Variabilitas dari hasil-hasil yang potensial. Volatility merupakan jawaban dari pertanyaan 'seberapa pasti masa depan itu?' Umumnya, semakin besar volatility, semakin besar resiko Consequence (konsekuensi) Hasil atau dampak dari sebuah peristiwa (AS/NZS 4360 2004). Pengaruh dari terjadinya sebuah peristiwa (COSO). Sebuah peristiwa bisa jadi memiliki lebih dari satu consequence. Consequence bisa mencakup sesuatu 18 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris yang positif atau negatif. Consequence dapat digambarkan secara kualitatif maupun kuantitatif. Consequence dianggap memiliki hubungan dengan pencapaian tujuan. Loss (kerugian) Semua consequence yang negatife atau dampak yang merugikan, baik dalam keuangan maupun yang lain. Probability (probabilitas) Sebuah ukuran mengenai kesempatan terjadinya sesuatu hal, yang digambarkan dengan angka, antara 0 sampai 1. Time Horizon (horizon waktu) Berapa lama kita akan dihadapkan pada resiko. Semakin lama durasinya, semakin tinggi resikonya. Correlation (korelasi) Relasi-relasi di antara resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam bisnis maupun entitas. Jika dua resiko terjadi secara persis, maka resiko tersebut diperkirakan terjadi karena alasan yang sama, atau misalnya dengan jumlah yang samamereka dipertimbangkan memiliki korelasi yang tinggi Rancangan Kerja yang tersedia dalam ERM : AS/NZS 4360:2004 dan COSO Enterprise Risk Management Integrated Framework Manajemen di beberapa perusahaan dan entitas lain telah mengembangkan proses-proses untuk mengidentifikasi dan mengelola resiko-resiko dalam perusahaan, dan banyak manajemen lainnya telah memulai pengembangan tersebut, atau setidaknya mempertimbangkan untuk melakukan pengembangan tesebut. Selama informasi-informasi yang dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam ERM tersedia, termasuk literaturliteratur terbitan, maka tidak akan ada lagi istilah umum yang tersedia dan ada sedikit prinsip-prinsip yang telah diterima secara luas, yang dapat digunakan oleh manajemen sebagai panduan pengembangan arsitektur manajemen resiko yang efektif. Paling tidak ada dua rancangan kerja yang dapat diterima secara luas dan dapat digunakan oleh bagian perencanaan institusi sebagai inisiatif Enterprise Risk Management. Kedua standar rancangan kerja tersebut adalah AS/NZS 4360:2004 dan COSO Enterprise Risk Management Integrated Framework. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 19 Mari kita membahas kedua rancangan tersebut satu persatu. AS/NZS 4360:2004 AS/NZS 4360:2004 adalah sebuah standar Joint Australian/New Zealand tentang manajemen resiko. Standar ini menyediakan panduan umum untuk mengelola resiko. Standar ini bisa diterapkan secara luas dalam aktivitasaktivitas, pengambilan keputusan-keputusan, atau operasi-operasi dalam berbagai perusahaan baik umum, swasta, perusahaan rakyat, dalam grup, maupun untuk individual. Standar ini membahas lebih spesifik tentang elemen-elemen proses manajemen resiko yang harus diterapkan di semua tahap aktivitas, fungsi, proyek, produk, atau aset. Manfaat maksimal biasanya didapat dengan menerapkan proses manajemen resiko dari awal. Tujuan dari standar ini adalah untuk menyediakan panduan yang akan memungkinkan perusahaan-perusahaan umum, swasta, dan masyarakat, grup-grup dan individu untuk mencapai : · Dasar-dasar yang tepat dan pasti dalam perencanaan dan pengambilan keputusan; · Identifikasi yang lebih baik tentang kesempatan-kesempatan dan ancaman yang ada; · Nilai tambah dari uncertainity (ketidakpastian) dan variabilitas; · Manajemen yang proaktif, dan bukannya yang reaktif; · Alokasi dan penggunaan sumber-sumber daya yang lebih efektif; · Manajemen insiden yang lebih baik dan pengurangan kerugian serta resiko yang harus ditanggung, termasuk premi asuransi komersil; · Peningkatan kepercayaan dari para pemangku kepentingan; · Peningkatan pemenuhan dengan undang-undang yang relevan; · Penguasaan perusahaan yang lebih baik; AS/NZS 4360:2004 Risk Management Process Overview (Proses Peninjauan Manajemen Resiko) Dalam bagian ini, akan dijelaskan secara singkat tentang proses manajemen resiko berdasarkan AS/NZS 4360 : 2004. Elemen-elemen utama proses manajemen resiko adalah: · Komunikasi dan Perundingan · Penentuan Konteks 20 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris · Identifikasi Resiko · Analisa Resiko · Evaluasi Resiko · Penanganan Resiko · Pengawasan dan Peninjauan Manajemen resiko dapat diterapkan di berbagai level dalam organisasi. Manajemen ini dapat diterapkan di level strategis serta level-level taktis dan operasional. Manajemen ini juga dapat diterapkan pada proyek-proyek yang spesifik, untuk menolong dalam pengambilan keputusan yang spesifik atau untuk mengelola area resiko yang spesifik. Setiap tahap dalam proses manajemen resiko tersebut harus didokumentasikan sehingga keputusan-keputusan yang diambil dapat dengan mudah dipahami sebagai bagian dari proses perbaikan yang berkelanjutan. Proses tersebut dapat dilihat dalam Figure 2.2 Elemen-elemen utama dari proses manajemen resiko, seperti yang terlihat dalam Figure 2.2, dapat diuraikan seperti berikut : (a) Komunikasi dan Perundingan - Keterlibatan anggota yang lain, atau setidaknya melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, merupakan unsur yang penting dan krusial dari sebuah pendekatan manajemen resiko. Oleh karena itu, komunikasi dan perundingan dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal harus dipertimbangkan di setiap tahap proses manajemen resiko. (b) Menentukan konteks - Fokus dari tahap ini adalah memahami latar belakang organisasi beserta resikonya, membatasi ruang lingkup dari aktivitas manajemen resiko, dan mengembangkan kerangka kerja yang harus diikuti. (c) Identifikasi resiko - Tahap ini mengidentifikasi resiko-resiko untuk dikelola. Identifikasi yang luas dengan proses yang terstruktur dan sistematis sangat dibutuhkan karena resiko-resiko yang tidak teridentifikasi dalam tahap ini mungkin tidak akan teridentifikasi dalam analisa yang lebih jauh. Identifikasi haruslah mencakup resiko-resiko yang ada di dalam, maupun di luar organisasi. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 21 (d) Analisa Resiko - Analisa resiko adalah mengenai pengembangan sebuah pemahaman tentang resiko. Proses ini menghasilkan masukan untuk memutuskan apakah resiko tersebut perlu ditangani atau tidak, dan juga untuk memutuskan strategi yang tepat dan efektif. Analisa resiko melibatkan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dihadapi dan besarnya kemungkinan konsekuensi tersebut akan terjadi. Jika faktorfaktor yang mempengaruhi konsekuensi dan kemungkinan tersebut teridentifikasi, resiko dapat dianalisa dengan mengkombinasikan konsekuensi tersebut dengan kemungkinannya. Umumnya, kontrolkontrol yang ada diperhitungkan Table 2.2 - Contoh matriks level resiko sederhana Konsekuensi Kemungkinan Besar Sedang Kecil Sangat mungkin Merah Merah Kuning Mungkin Merah Kuning Hijau Tidak mungkin Kuning Hijau Hijau Figure 2.3. - Contoh pemahaman resiko sebagai hasil dari proses analisa resiko dengan ruang lingkup hasil. Tinggi “Masalah” Ruang lingkup hasil yang dapat dipercaya Kemungkinan "Catastrophe” Rendah Tinggi Rendah Konsekuensi 22 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris (e) Evaluasi Resiko - Tujuan dari evaluasi resiko adalah untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan hasil dari analisa resiko, mengenai resiko-resiko yang mana yang harus ditangani, serta prioritas penanganannya. (f) Penanganan Resiko - Penanganan Resiko melibatkan pemilihan cara-cara untuk penanganan resiko, memperkirakan cara-cara tersebut beserta persiapan serta rencana penerapannya. Titik awal dari identifikasi caracara penanganan resiko seringkali merupakan peninjauan kembali panduan penanganan resiko jenis tertentu, yang sudah ada. Sebagai contoh, di kebanyakan area yang berkaitan dengan keselamatan seseorang, ada kebutuhan-kebutuhan untuk disusunnya hukum dan standar-standar. Namun, hukum dan standar tersebut tetap perlu ditinjau ulang untuk kesempurnaannya dan kesesuaiannya. (g) Pengawasan dan peninjauan - peninjauan yang berkelanjutan penting untuk memastikan bahwa perencanaan manajemen tetap relevan. Faktorfaktor yang mungkin mempengaruhi consequence dan likelihood sebuah hasil bisa berubah, seperti halnya faktor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian atau pembiayaan cara-cara penanganan yang telah dipilih. Oleh karena itu, penting bagi entitas untuk mengulangi siklus manajemen resiko secara tetap. (h) Dokumentasi proses manajemen resiko - Masing-masing tahap proses manajemen resiko harus didokumentasikan secara layak. Asumsi, metode, sumber-sumber data, analisa-analisa, hasil-hasil, dan alasanalasan pengambilan keputusan harus didokumentasikan. Enterprise Risk Management Integrated Framework (COSO) Mengingat kebutuhan akan pedoman yang pasti dalam enterprise risk management, The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) memprakarsai sebuah proyek untuk mengembangkan rancangan kerja yang secara konseptual menyediakan prinsip-prinsip terintegrasi, istilah-istilah umum, dan pedoman implementasi praktis yang mendukung program-program entitas untuk mengembangkan atau meningkatkan proses manajemen resiko di perusahaan mereka. Kita mengenal rancangan kerja tersebut sebagai The Enterprise Risk Management Integrated Framewokr. Rancangan kerja ini bertidak sebagai dasar umum manajemen, Direktur, pembuat undang-udang, bagian akademik, dan yang lainnya, untuk secara lebih baik memahami enterprise risk management, manfaat dan pembatasannya, dan untuk secara efektif menyampaikan permasalahan-permasalahan enterprise risk management. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 23 Seperti yang sudah kita diskusikan di bab 1, rancangan kerja COSO mendefinisikan enterprise risk management sebagai : ...sebuah proses, yang dipengaruhi oleh jajaran Direktur entitas, manajemen dan personil lain, yang diterapkan dalam penentuan strategi dalam perusahaan, didesain untuk mengidentifikasi kemungkinankemungkinan yang potensial yang mungkin mempengaruhi entitas, dan mengelola resiko-resiko dan kecenderungan resiko yang mungkin terjadi, untuk menyediakan jaminan yang layak mengenai pencapaian tujuan entitas. Definisi tersebut merefleksikan beberapa konsep pokok. Enterprise Risk Management : · Adalah suatu proses. Hal itu berarti ERM merupakan cara untuk mencapai suatu akhir, dan bukan merupakan akhir itu sendiri. · Dipengaruhi oleh orang-orang hal ini bukan hanya berarti melalui kebijakan, survey, maupun formulir belaka, tetapi melibatkan orangorang dari berbagai level dalam organisasi. · Diterapkan dalam pengaturan strategi · Diterapkan di seluruh penjuru perusahaan, di setiap level dan unit, termasuk mengamati sudut pandang akan resiko di tiap level-entitas. · Didesain untuk mengidentifikasi hal-hal yang berpotensi mempengaruhi entitas dan mengelola resiko dalam risk appetite-nya · Menyediakan jaminan yang layak untuk pimipinan dan manajemen entitas. · Diperlengkapi untuk pencapaian tujuan di satu atau lebih kategori yang terpisah namun saling melengkapi. Definisi ini menangkap beberapa konsep kunci yang fundamental tentang bagaimana perusahaan dan organisasi lain mengelola resiko, menyediakan dasar untuk aplikasi di beberapa tipe organisasi, industri, dan sektor yang berbeda. Konsep-konsep tersebut terfokus secara langsung pada pencapaian tujuan entitas. Definisi tersebut juga menyediakan dasar penentuan keefektifan enterprise risk management. Mari kita diskusikan garis besar konsep-konsep fundamental di atas dengan lebih detail. 24 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Sebuah Proses Enterprise Risk Management bukanlah sebuah peristiwa atau keadaan, namun merupakan serangkaian tindakan yang terintegrasi dalam kegiatankegiatan entitas. Tindakan-tindakan ini bersifat menyatu dan tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan bisnis oleh manajemen. Enterprise risk management berbeda dari perspektif dari beberapa pengamat yang melihat ERM sebagai sebuah tambahan dalam aktivitas entitas, atau sebagai sebuah beban yang penting. Bukan berarti ERM yang efektif tidak membutuhkan usaha-usaha tambahan. Untuk instansi, penaksiran resiko mungkin membutuhkan usaha-usaha tambahan untuk mengembangkan model-model yang diperlukan dan membuat perhitungan dan analisa yang penting. Bagaimana pun, hal-hal tersebut dan mekanisme ERM yang lain terjalin dengan aktivitas operasi entitas dan ada untuk alasan-alasan bisnis yang fundamental. Enterprise risk management akan lebih efektif ketika mekanisme ERM tersebut dibangun dalam infrastruktur entitas dan menjadi bagian penting dalam perusahaan. Dengan membangun sebuah enterprise risk management, sebuah entitas dapat menerapkan strateginya secara langsung dan mencapai visi misinya. Membangun enterprise risk management juga memiliki implikasi-implikasi penting untuk penekanan biaya, khususnya dalam persaingan pasar yang tinggi yang dihadapi banyak perusahaan. Penambahan prosedur baru yang terpisah dari prosedurprosedur yang sudah ada akan mengingkatkan biaya. Dengan berfokus pada operasi-operasi yang ada dan kontribusinya pada enterprise risk management yang efektif, dan mengintegrasikan manajemen resiko dengan kegiatan-kegiatan operasi dasar, sebuah perusahaan dapat menghindarkan prosedur-prosedur dan biaya-biaya yang tidak perlu. Dan, praktek pembangunan enterprise risk management dalam struktur operasi membantu mengidentifikasi kesempatan-kesempatan baru untuk menumbuhkan bisnis. Dipengaruhi oleh Orang-orang Enterprise risk management dipengaruhi oleh jajaran Direktur, manajemen, dan personil yang lain. ERM disempurnakan oleh orang-orang yang ada dalam organisasi, melalui apa yang mereka lakukan dan katakan ; Orang-orang membangun visi misi, strategi, dan tujuan entitas dan menempatkan enterprise risk management di tempatnya. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 25 People establish the entity's mission/vision, strategy and objectives and put enterprise risk management mechanisms in place. Dengan cara yang sama, enterprise risk management mempengaruhi tindakan orang-orang. Enterprise risk management memahami bahwa orangorang tidak selalu mengerti, menyampaikan, atau bertindak dengan konsisten. Tiap-tiap individu memiliki latar belakang dan kemampuan teknik yang unik, serta kebutuhan dan prioritas yang berbeda. Kenyataan-kenyataan tersebut mempengaruhi dan dipengaruhi oleh enterprise risk management. Setiap orang memiliki referensi khusus yang mempengaruhi bagaimana mereka mengidentifikasi, menaksir, dan merespon resiko. Enterprise risk management menyediakan mekanisme yang dibutuhkan untuk membentuk orang-orang mengerti resiko dalam konteks yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Orang-orang harus mengetahui tanggung jawab mereka dan batas wewenang mereka. Oleh karena itu, perlu ada sebuah jalinan yang jelas dan tertutup di antara kewajiban dan tujuan orang-orang tersebut Orang-orang dalam organisasi juga termasuk jajaran Direktur dan Dewan Komisaris, seperti halnya manajemen dan personil lain. Meskipun terkadang Dewan Komisaris melakukan kelalaian, mereka juga memberikan bimbingan dan bersama dengan jajaran Direktur, mereka menyetujui strategi dan transaksi serta kebijakan tertentu. Dengan demikian, Dewan Komisaris juga merupakan elemen yang penting dalam enterprise risk management Diterapkan dalam Penentuan Strategi Sebuah entitas mengedepankan visi/misi dan menyusun tujuan strategi yang mampu sejalan dengan visi dan misinya itu. Entitas menyusun sebuah strategi untuk mencapai tujuan-tujuan strategisnya. Selain itu, entitas juga menyusun tujuan-tujuan terkait yang ingin dicapainya, berawal dari strategi, lalu mengalir ke unit-unit bisnis, divisi-divisi, dan proses-proses. Dalam menentukan strategi, manajemen mempertimbangkan resiko-resiko sehubungan dengan strategi-strategi alternatif. Diterapkan di Seluruh Penjuru Perusahaan Agar sukses dalam menerapkan enterprise risk management, sebuah entitas harus mempertimbangkan seluruh ruang lingkup kegiatannya. Enterprise risk management meliputi kegiatan-kegiatan di semua level dalam organisasi, 26 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris dari level enterprise seperti perencanaan strategis dan alokasi sumber daya, sampai ke kegiatan-kegiatan unit bisnis seperti marketing dan sumber daya manusia, juga proses-proses bisnis seperti produksi dan peninjauan kredit pelanggan baru. Enterprise risk management juga diterapkan pada proyekproyek khusus dan usaha-usaha baru yang mungkin belum disusun dalam hirarkhi entitas atau tabel organisasi. Enterprise risk management membutuhkan entitas untuk mengumpulkan berbagai sudut pandang mengenai resiko dalam entitas. Hal ini melibatkan tanggung jawab setiap Manajer untuk unit-unit bisnis, fungsi, proses, atau aktivitas lain untuk mengembangkan sebuah penaksiran resiko untuk unit tersebut. Perkiraan tersebut bisa jadi bersifat kuantitatif atau kualitatif. Dengan melihat sudut pandang tiap level dalam organisasi, jajaran Direktur akan menentukan apakah seluruh profil resiko entitas sudah sepadan dengan risk appetite-nya. Manajemen mempertimbangkan resiko-resiko yang saling berhubungan dari sudut pandang tiap level dalam entitas. Resiko-resiko yang saling berhubungan itu perlu diidentifikasi dan ditangani untuk membawa seluruh resiko yang bersangkutan ke dalam risk appetite perusahaan. Resiko-resiko untuk unit-unit individual dalam entitas mungkin masih bisa ditoleransi, namun dengan menanganinya bersama-sama dengan resiko yang lain akan memungkinkan risk appetite perusahaan terlampaui. Keseluruhan risk appetite mencerminkan akhir dari suatu entitas melalui toleransi resiko yang terbentuk untuk tujuan khusus. Risk Appetite Risk appetite adalah jumlah resiko yang bisa diterima entitas dalam pengejaran nilai. Entitas seringkali memperhitungkan risk appetite secara kualitatif, dengan kategori-kategori seperti tinggi, sedang, atau rendah, dan biasanya entitas melakukan pendekatan-pendekatan secara kuantitatif, menggambarkan dan menyeimbangkan sasaran-sasaran untuk pertumbuhan, hasil, dan resiko. Risk appetite secara langsung terkait dengan strategi entitas. Risk appetite dipertimbangkan dalam penentuan strategi, di mana hasil yang diinginkan dari sebuah strategi harus diarahkan agar sejalan dengan risk appetite entitas. Strategi-strategi yang berbeda akan membawa entitas pada resikoresiko yang berbeda. Penerapan enterprise risk management dalam Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 27 penentuan strategi akan membantu manajemen dalam memilih strategi yang konsisten dengan risk appetite perusahaan. Risk appetite entitas juga dapat menjadi pemandu dalam pengalokasian sumber daya entitas. Manajemen mengalokasikan sumber-sumber daya untuk semua unit bisnis dengan mempertimbangkan risk appetite perusahaan dan strategi unit-unit bisnis individual untuk mewujudkan hasil yang diinginkan dari sumber-sumber daya yang diinvestasikan. Manajemen mempertimbangkan risk appetite yang sejalan dengan organisasi, orangorang dan proses-proses, dan mendesain infrastruktur yang penting untuk merespon dan memonitor resiko secara efektif. Risk tolerances are the acceptable level of variation relative to the achievement of objectives. In setting specific risk tolerances, management considers the relative importance of the related objectives and aligns risk tolerances with its risk appetite. Operating within risk tolerances provides management greater assurance that the entity will remain within its risk appetite and, in turn, provides a higher degree of comfort that the entity will achieve its objectives. Toleransi resiko adalah level resiko yang dapat diterima, terkait dengan pencapaian tujuan. Dalam menentukan toleransi resiko yang spesifik, manajemen mempertimbangkan kaitan penting antara tujuan. Menyediakan Jaminan yang Layak Enterprise risk manajemen yang didesain dan dijalankan dengan baik dapat menyediakan jaminan yang layak manajemen dan para pimpinan perusahan akan pencapaian tujuan entitas. Melalui pelaksanaan enterprise risk management yang efektif di tiap kategori tujuan entitas, para pemimpin dan manajemen akan memperoleh jaminan layak bahwa : · Mereka memahami tingkat pencapaian tujuan strategis · Mereka memahami sejauh mana tujuan operasi entitas telah tercapai · Pelaporan entitas dapat diandalkan · Peraturan dan hukum-hukum yang digunakan telah dipenuhi. Jaminan yang layak mencerminkan gagasan bahwa ketidakpastian dan resiko berkaitan dengan masa depan, yang tidak dapat diprediksi dengan pasti. Keterbatasan-keterbatasan juga merupakan hasil dari kenyataan bahwa penilaian manusia dalam pengambilan bisa salah. Keputusan dalam 28 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris merespon resiko, dan pembangunan kendali perlu mempertimbangkan manfaat dan biaya-biaya relatif. Gangguan dapat terjadi karena kesalahan manusia seperti kesalahan-kesalahan sederhana, kendali dapat dikacaukan oleh kolusi dua orang atau lebih, dan manajemen memiliki kemampuan untuk mengesampingkan keputusan enterprise risk management. Keterbatasanketerbatasan tersebut menghalangi jajaran Direktur dan Komisaris untuk mencapai tujuan. Pencapaian Tujuan Enterprise risk management yang efektif dapat diandalkan untuk memberikan jaminan yang layak tentang pencapaian tujuan, berkaitan dengan pelaporan yang dapat dipercaya dan pemenuhan peraturan dan hukum yang ada. Pencapaian kategori-kategori tujuan tersebut ada dalam kendali entitas dan tergantung pada seberapa baik kegiatan-kegiatan entitas yang berkaitan dilaksanakan. Bagaimanapun, pencapaian tujuan strategis dan operasi tidak selalu berada dalam kendali entitas. Enterprise risk management dapat memberikan jaminan yang layak hanya jika jajaran Direktur dan Dewan Komisaris menyadari kelalaian mereka tepat pada waktunya, bersamaan dengan pergerakan entitas untuk mencapai tujuan. Komponen-komponen Enterprise Risk Management Berdasaran rancangan kerja ini, enterprise risk management terdiri dari delapan komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut diperoleh dari pelaksanaan bisnis oleh manajemen dan terintegrasi dengan proses manajemen. Komponen-komponen itu antara lain : a) Lingkungan Internal b) Pengaturan Tujuan c) Identifikasi Peristiwa d) Penaksiran Resiko e) Tanggapan terhadap Resiko f) Informasi dan Komunikasi g) Pengawasan Mari kita membahas tiap-tiap komponen tersebut. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 29 Lingkungan Internal Lingkungan internal entitas adalah dasar dari semua komponen lain dalam enterprise risk management, yang menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan internal mempengaruhi bagaimana strategi dan tujuan ditentukan, kegiatan bisnis disusun, dan resiko-resiko diidentifikasi, diperkirakan, dan diangkat ke permukaan. Lingkungan internal juga mempengaruhi desain dan menjalankan aktivitas-aktivitas kontrol, sistem informasi dan komunikasi, dan pengawasan aktivitas. Lingkungan internal terdiri dari banyak elemen, termasuk nilai etis entitas, kompetensi dan pengembangan personil, corak pelaksanaan manajemen, dan bagaimana penentuan wewenang dan tanggung jawab. Jajaran Direktur dan Komisaris adalah bagian-bagian penting dalam lingkungan internal, yang secara signifikan mampu mempengaruhi elemen-elemen lingkungan internal yang lain. Sebagai bagian dari lingkungan internal, jajaran perusahaan menentukan filosofi manajemen resiko, risk appetite entitas, membentuk sebuah budaya resiko dan mengintegrasikan enterprise risk management dengan inisiatifinisiatif terkait. Filosofi manajemen resiko yang dipahami oleh seluruh personil akan mempermudah pengenalan kemampuan karyawan dan mengelola resiko secara efektif. Filosofi tersebutkepercayaan entitas tentang resiko dan bagaimana hal tersebut dipilih untuk mengontrol aktivitas-aktivitas yang ada dan menangani resikomencerminkan nilai yang dicari entitas dari enterprise risk management dan mempengaruhi bagaimana komponen-komponen enterprise risk management akan diterapkan. Jajaran Direktur menyampaikan filosofi tersebut pada karyawan melalui pernyataanpernyataan kebijakan dan penyampaian lain. Yang penting, jajaran Direktur menanamkan filosofi tersebut bukan hanya dengan kata-kata, namun juga dengan tindakan nyata tiap harinya. Risk appetite, yang disusun oleh jajaran Direktur dan ditinjau oleh Dewan Komisionaris, merupakan tonggak dalam penentuan strategi. Biasanya beberapa strategi yang berbeda dapat didesain untuk mencapai pertumbuhan dan hasil yang diinginkan, dan masing-masing strategi memiliki resiko terkait yang berbeda-beda. Enterprise risk management, diterapkan dalam penentuan strategi, membantu manajemen untuk memilih 30 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris strategi yang sesuai dengan risk appetite. Manajemen terlihat mengatur organisasi, masyarakat, proses dan infrastruktur untuk strategi yang sukses. Resiko Kultur adalah satuan sikap bersama, nilai-nilai dan praktek yang menandai bagaimana suatu kesatuan mempertimbangkan resiko dalam aktivitas sehari-hari nya. Karena banyaknya perusahaan, kultur resiko mengalir dari filosofi resiko kesatuan dan selera resiko. Untuk yang kesatuan yang tidak dengan tegas menggambarkan filosofi resiko mereka, resiko kultur boleh membentuk secara tidak benar, menghasilkan kultur resiko dengan mantap berbeda di dalam suatu perusahaan atau bahkan di dalam unit bisnis tertentu, fungsi atau departemen. Penentuan Tujuan Dalam konteks penyusunan visi misi, jajaran Direktur juga menyusun tujuan-tujuan strategis, memilih strategi dan menyusun tujuan terkait, mengalirkannya melalui perusahaan dan meluruskan serta mengaitkannya dengan strategi. Tujuan harus ada sebelum manajemen dapat mengidentifikasi hal-hal yang berpotensi mempengaruhi pencapaian mereka. Enterprise risk management memastikan jajaran Direktur dan manajemen menyusun tujuan dan meluruskan tujuan-tujuan tersebut dengan visi misi, serta bersikap konsisten terhadap risk appetite entitas. Berdasarkan rancangan kerja COSO, ada 4 kategori tujuan yakni tujuan strategis, operasional, pelaporan, dan pemenuhan, seperti yang terlihan di Figure 2.4. Figure 2.4 Kategori tujuan Tujuan Strategis Tujuan Operasi Berkaitan dengan sasaran-sasaran tingkat tinggi, mendukung dan sejalan dengan visi misi entitas. Berkaitan dengan keefektifan dan efisiensi operasi entitas, termasuk kinerja dan sasaran yang menguntungkan. Tujuan ini bervariasi tergantung dari struktur dan kinerja yang dipilih oleh jajaran Direktur. Tujuan Pemenuhan Tujuan Pelaporan Berkaitan dengan pemenuhan hukum dan aturan yang berlaku dalam entitas. Berkaitan dengan keefektifan pelaporan entitas. Meliputi pelaporan internal dan eksternal dan mungkin juga melibatkan informasi finansial maupun non-finansial. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 31 Pengkategorian tujuan entitas di atas (Figure 2.4.) memungkinkan jajaran Direktur dan Komisaris untuk berpusat pada aspek-aspek yang berbeda dalam enterprise risk management. Kategori-kategori yang berbeda namun berkesinambungan tersebutsebuah tujuan khusus bisa dimasukkan dalam lebih dari satu kategorimenunjuk pada kebutuhan-kebutuhan entitas yang berbeda dan juga tanggung jawab langsung dari eksekutif yang berbeda. Pengkategorian ini juga menunjukan perbedaan antara apa yang bisa diharapkan dari setiap kategori tujuan. Some entities use another category of objectives, "safeguarding of resources," sometimes referred to as "safeguarding of assets." Viewed broadly, these deal with prevention of loss of an entity's assets or resources, whether through theft, waste, inefficiency or what turns out to be simply bad business decisions - such as selling product at too low a price, failing to retain key employees or prevent patent infringement, or incurring unforeseen liabilities. This broadbased safeguarding of assets category may be narrowed for certain reporting purposes, where the safeguarding concept applies only to the prevention or timely detection of unauthorized acquisition, use, or disposition of the entity's assets. Beberapa entity menggunakan kategori sasaran hasil yang lain, "perlindungan sumber daya," kadang-kadang dikenal sebagai "perlindungan asset." yang dipandang secara luas ini, berhadapan dengan pencegahan hilangnya suatu sumber daya atau asset kesatuan, apakah pencurian, barang sisa, pemborosan atau apapun yang ternyata adalah keputusan bisnis yang tidak baik seperti menjual produk terlalu rendah pada suatu harga, kekurangan untuk mempertahankan karyawan kunci atau mencegah pelanggaran hak paten, atau memberikan kewajiban tak terduga. Perlindungan asset yang tidak benar ini dikategorikan sebagai batas untuk melaporkan tujuan. Jika konsep perlindungan berlaku hanya untuk pencegahan atau pendeteksian yang tepat waktu tentang adanya ketidaksahan, penggunaan, atau disposisi asset kesatuan tersebut. Event Identification Jajaran Direktur mengetahui bahwa ketidakpastian adabahwa mereka tidak dapat mengetahui dengan pasti apakah dan kapankah sebuah peristiwa akan terjadi, atau hasilnya. Sebagai bagian dari event identification, jajaran Direktur dan manajemen mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi terjadinya suatu peristiwa. Faktor-faktor 32 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris eksternal meliputi faktor-faktor ekonomi, bisnis, lingkungan alami, politik, sosial dan teknologi. Faktor-faktor internal mencerminkan pilihan-pilihan manajemen dan meliputi hal-hal seperti infrastruktur, personil, proses dan teknologi. Metode event identification terdiri dari kombinasi teknik-teknik dengan alatalat pendukung. Teknik-teknik event identification melihat masa lalu dan masa depan. Teknik-teknik yang berfokus ke peristiwa-peristiwa dan kecenderungan-kecenderungan di masa lalu berbicara tentang hal-hal seperti sejarah kelalaian pembayaran, perubahan harga komoditas, dan keterlambatan-keterlambatan. Teknik-teknik yang berfokus pada masa depan bicara mengenai hal-hal seperti perubahan demografis, pasar-pasar baru, dan tindakan pesaing. Hal tersebut mungkin berguna untuk mengelompokkan peristiwa-peristiwa potensial ke dalam kategori-kategori. Dengan mengumpulkan peristiwaperistiwa secara horizontal di seluruh penjuru entitas dan secara vertikal ke dalam unit-unit operasi, jajaran Direktur dan manajemen mengembangkan pengertian hubungan timbal balik antar peristiwa, meningkatkan informasi sebagai dasar penaksiran resiko. Peristiwa-peristiwa biasanya memiliki dampak negatif, dampak positif, atau keduanya. Peristiwa yang berpotensi menghasilkan dampak negatif memunculkan resiko-resiko yang perlu ditaksir dan ditanggapi oleh manajemen. Karena itu, resiko didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan membawa pengaruh buruk bagi pencapaian tujuan. Peristiwa yang berpotensi menghasilkan dampak positif akan memunculkan kesempatan-kesempatan atau mengimbangi dampak negatif dari resikoresiko yang ada. Kesempatan yang dihadirkan oleh peristiwa-peristiwa tersebut disalurkan kembali pada strategi manajemen atau proses penyusunan tujuan, sehingga tindakan-tindakan tersebut bisa dirumuskan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada. Peristiwa-peristiwa yang berpotensi mengimbangi dampak negatif resiko-resiko tersebut dipertimbangkan dalam penaksiran dan respon manajemen resiko. Risk Assessment Risk assessment (penaksiran resiko) memungkinkan entitas untuk Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 33 mempertimbangkan seberapa besar potensi sebuah peristiwa mungkin mempengaruhi pencapaian tujuan. Manajemen menaksir peristiwa-peristiwa dari dua perspektif : Kemungkinan dan Dampak. Likelihood menunjukkan kemungkinan sebuah peristiwa akan terjadi, sedangkan Dampak menunjuk pada efek yang timbul saat peristiwa tersebut terjadi. Perkiraan dampak dan kemungkinan resiko seringkali ditentukan dengan menggunakan data dari pengamatan peristiwa-peristiwa lampau, yang dapat memberikan dasar yang lebih obyektif dibandingkan perkiraanperkiraan subyektif lain. Secara internal, data yang dihasilkan dari pengalaman entitas dapat lebih mencerminkan data yang tidak subyektif, dan menyediakan hasil yang lebih baik dibanding data dari sumber luar. Bagaimanapun, meskipun data yang dihasilkan secara internal merupakan input utama, eksternal data dapat berguna sebagai checkpoint atau untuk meningkatkan analisa. Pengguna harus berhati-hati dalam menggunakan peristiwa-peristiwa lampau untuk memprediksikan masa depan, mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi peristiwa-peristiwa tersebut bisa berganti seiring dengan waktu. Sebuah metodologi penaksiran resiko secara umum terdiri dari kombinasi teknik kuantitatif dan kualitatif. Manajemen seringkali menggunakan teknik penaksiran kualitatif saat resiko-resiko yang ada tidak masuk hitungan, atau ketika data-data yang dibutuhkan untuk penaksiran kuantitatif tidak cukup terpercaya atau tidak tersedia, atau jika pembiayaan analisa dan pengumpulan data tidak efektif. Teknik kuantitatif secara khusus lebih teliti dan digunakan dalam kegiatankegiatan yang lebih rumit dan canggih untuk memperlengkapi teknik kualitatif. Sebuah entitas hendaknya tidak menggunakan teknik penaksiran yang umum untuk semua unit bisnis. Sebaliknya, pemilihan teknik penaksiran tersebut harus mencerminkan kebutuhan akan detail dan budaya dari unit bisnis. Dalam setiap peristiwa, metode-metode yang digunakan oleh unit-unit bisnis individual harus memudahkan perkiraan resiko di seluruh entitas. Manajemen seringkali menggunakan pengukuran kinerja dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai. Penggunaan unit pengukuran tersebut mungkin juga akan berguna saat mempertimbangkan dampak potensial resiko dalam pencapaian tujuan yang spesifik. 34 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Manajemen dapat memperkirakan bagaimana peristiwa-peristiwa berkaitan jika rangkaian peristiwa tersebut bergabung dan berinteraksi untuk membentuk kemungkinan atau dampak yang berbeda. Ketika dampak dari sebuah peristiwa tunggal tidak terlalu besar, sebuah rangkaian peristiwa mungkin diperlukan untuk memberi dampak yang lebih signifikan. Ketika peristiwa-peristiwa yang potensial tidak secara langsung terkait, manajemen menaksirkan mereka secara individual, di mana resiko mungkin terjadi dalam penggabungan unit-unit bisnis, manajemen boleh menilai dan menggolongkan peristiwa yang dikenali ke dalam kategori umum. Pada umumnya, nilai kemungkinan berhubungan dengan suatu peristiwa yang mempunyai potensi, sehingga manajemen mempertimbangkannya sebagai suatu landasan untuk mengembangkan suatu tanggapan resiko. Sambil menilai resiko, manajemen juga harus mempertimbangkan hal positif dan konsekwensi negatif dari suatu potensi peristiwa, secara individu atau berdasarkan kategorinya, dengan mengesampingkan entity-nya. Karena resiko-resiko ditaksir dalam konteks strategi dan tujuan entitas, manajemen seringkali memiliki kecenderungan untuk berfokus pada resiko jangka pendek sampai jangka menengah. Namun, beberapa elemen dari petunjuk dan tujuan yang strategis meluas secara jangka panjang. Sebagai hasilnya, manajemen perlu menyadari perlunya pemikiran jangka panjang tersebut dan tidak mengabaikan resiko-resiko jangka panjang yang mungkin terjadi. Perkiraan resiko diterapkan lebih dahulu pada inherent riskresiko yang menuju kepada entitas dimana tidak ditemukan berbagai aksi manajemen mungkin dimungkinkan berpindah ke resiko likelihood maupun dampak. Saat resiko di tanggapi secara berkelanjutan, manajemen kemudian menggunakan teknik penilaian resiko untuk menentukan resiko bersifat residual-riskresiko yang tersisa setelah tindakan manajemen untuk mengatasi kemungkinan resiko atau dampak. Respon terhadap Resiko Manajemen mengidentifikasi pilihan-pilihan respon terhadap resiko dan mempertimbangkan tiap efeknya, peristiwa-peristiwa dan dampak yang mungkin terjadi, dalam kaitannya untuk menentukan toleransi resiko dan pengeluaran yang diperlukan, dan mendesain serta menerapkan pilihanpilihan tanggapan tersebut. Pertimbangan dalam menentukan tanggapan Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 35 terhadap resiko dan pemilahan dan penerapannya. Dalam enterprise risk management yang efektif, manajemen perlu memilih tanggapan terhadap resiko yang diharapkan akan dapat membawa kemungkinan dan dampakdampak resiko ke dalam toleransi resiko entitas. Risk responses fall within the categories of risk avoidance, reduction, sharing and acceptance (see Figure 2.5). As part of enterprise risk management, for each significant risk an entity considers potential responses from a range of response categories. This gives sufficient depth to response selection and also challenges the "status quo." Tanggapan-tanggapan terhadap resiko dibagi ke dalam kategori-kategori Pengelakan resiko, reduksi, sharing, dan penerimaan resiko (lihat dapa Figure 2.5). Sebagai bagian dari enterprise risk management, entitas mempertimbangkan tanggapan-tanggapan yang potensial bagi tiap resiko yang signifikan, dari cakupan kategori-kategori tanggapan. Hal ini memberi kejelasan yang cukup untuk menanggapi pemilihan dan juga menghadapi tantangan tersebut " keadaan tetap pada "status quo.” Figure 2.5 Categories of risk responses Pengelakan Reduksi Pengelakan berarti mengambil tindakan untuk berhenti dari aktivitasaktivitas yang memungkinkan terjadinya resiko. Reduksi berarti mengurangi kemungkinan resiko, dampak resiko, atau keduanya. Risk Acceptance Sharing Penerimaan Resiko berarti tidak melakukan apapun untuk mempengaruhi kemungkinankemungkinan dan dampak yang akan terjadi. Sharing berarti mengurangi kemungkinan dan dampak resiko dengan memindahkan atau membagi porsi resiko. Dengan memilih tanggapan terhadap resiko, manajemen menyesuaikan kembali resiko-resiko tersebut di basis sisa. Jajaran Direktur mempertimbangkan resiko-resiko dari seluruh entitas, atau sudut-sudut pandang yang ada. Para pemimpin tersebut mungkin melakukan pendekatan di mana tiap Manajer bertanggungjawab atas departemennya, dan unit serta fungsi bisnis mengembangkan sebuah penaksiran gabungan akan resiko dan tanggapan terhadap resiko di unit tersebut. Hal ini mencerminkan profil 36 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris resiko sebagai unit yang berhubungan dengan sasaran dan hasil yang dicapai dan toleransi resiko. Dengan melihat resiko pada unit individu, Dewan Direktur diposisikan untuk mengambil suatu sudut pandang, untuk menentukan apakah profil resiko entitas tersebut adalah setara dengan keseluruhan appetite resiko sehubungan dengan sasaran dan hasil. Jajaran Direktur dan manajemen seharusnya menyadari bahwa beberapa level dari resiko residual akan selalu ada, bukan karena sumber-sumber dayanya terbatas, namun juga karena ketidakpastian dan keterbatasanketerbatasan yang melekat di semua aktivitas. Aktivitas-aktivitas Kontrol Merupakan kebijakan dan prosedur-prosedur yang membantu memastikan bahwa tanggapan terhadap resiko dijalankan dengan layak. Aktivitasaktivitas kontrol terjadi di seluruh organisasi di berbagai level dan fungsi. Aktivitas kontrol adalah bagian dari proses di mana perusahaan berusaha mencapai tujuan bisnisnya. Aktivitas ini biasanya melibatkan dua elemen : kebijakan tentang apa yang harus dilakukan, dan prosedur-prosedur untuk menjalankan kebijakan tersebut. Dengan kepercayaan akan sistem informasi yang sudah tersebar luas, kontrol diperlukan dalam sistem-sistem yang signifikan. Dua pengelompokan aktivitas kontrol sistem informasi yang luas dapat digunakan. Pertama, kontrol-kontrol umum, yang diterapkan di banyak/semua sistem, yang membantu menjamin kesinambungan sistem dan memastikan bahwa aplikasi-aplikasi sistem tersebut tetap dioperasikan dengan layak. Kedua, kontrol-kontrol aplikasi, yang mengandung tahap-tahap komputerisasi dalam software aplikasi untuk mengendalikan teknologi aplikasi. Kombinasi dengan proses manual lainnya dapat mengendalikan kebutuhan, pengendalian tersebut tidak selalu berhasil, tepat dan rinci. Kendali umum meliputi kendali atas manajemen teknologi informasi, infrastruktur teknologi informasi, manajemen keamanan dan didapatnya perangkat lunak, pengembangan dan pemeliharaan. Kendali ini berlaku bagi semua sistemmulai dari mainframe ke client/server sampai desktop dengan memperhitungkan ingkungan. Kendali umum meliputi manajemen pengendalian teknologi informasi yang menunjukan proses kesalahan teknologi informasi tersebut, monitoring dan melaporkan aktivitas teknologi informasi, dan prakarsa peningkatan bisnis. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 37 Kendali Aplikasi dirancang untuk memastikan kelengkapan, ketelitian, otorisasi dan kebenaran data dalam menangkap dan proses transaksi. Aplikasi individu boleh bersandar pada operasi yang efektif yang mengendalikan sistem informasi untuk memastikan bahwa data alat penghubung dihasilkan ketika diperlukan, pendukung aplikasi ada tersedia dan kesalahan alat penghubung dideteksi dengan cepat. Karena masing-masing kesatuan mempunyai satuan sasaran hasil dan pendekatan implementasi sendiri, akan ada perbedaan dalam sasaran dan hasil, struktur dan hal ini berhubungan dengan aktivitas kendali. Sekali pun dua kesatuan mempunyai struktur dan sasaran hasil serupa, kendali mereka terhadap aktivitas akan mungkin berbeda. Masing-Masing kesatuan diatur oleh orang yang berbeda, yang menggunakan pertimbangan individu di dalam pengawasan intern. Lebih dari itu, kendali mencerminkan industri dan lingkungan tersebut, di mana suatu kesatuan beroperasi, seperti halnya kompleksitas tentang organisasi, sejarah dan kulturnya. Informasi dan Komunikasi Informasi dibutuhkan di setiap level organisasi untuk mengidentifikasi, menaksir, dan memberikan tanggapan yang tepat akan resiko, dan selain itu untuk menjalankan entitas dan mencapai tujuan. Informasi yang relevanbaik dari sumber-sumber dalam maupun luarharus diidentifikasi, ditangkap, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan rangkaian waktu yang memungkinkan personil untuk menyelesaikan tanggung jawab mereka. Aliran informasi ini bermula di organisasi, menurun dan menyebar ke entitas, dan ke bagianbagian eksternal seperti pelanggan, pemasok, pengatur, dan para pemegang saham. Tantangan manajemen adalah untuk memproses dan menyuling sejumlah besar data ke dalam informasi-informasi yang bermanfaat. Tantangan ini dijumpai dengan menyusun sebuah infrastruktur sistem informasi untuk menngumpulkan, menangkap, memproses, menganalisa dan melaporan infomasi yang relevan. Sistem-sistem informasi inibiasanya terkomputerisasi namun juga melibatkan masukan-masukan atau interface yang manualseringkali dipadang dalam konteks memproses data yang dihasilkan secara internal, yang terkait dengan transaksi-transaksi. Untuk mendukung enterprise risk management yang efektif, sebuah entitas menangkap dan menggunakan data-data yang aktual dan data-data historis. 38 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Data historis memungkinkan entitas menjajaki kinerja-kinerja nyata yang tidak sesuai dengan target, rencana, dan harapan. Hal tersebut akan memberikan pandangan tentang bagaimana entitas beroperasi di bawah kondisi-kondisi yang berbeda, sehingga akan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi korelasi dan kecenderungan-kecenderungan yang ada untuk meramalkan kinerja ke depannya. Data historis juga dapat memberikan peringatan awal akan peristiwa-peristiwa potensial yang mungkin terjadi yang membutuhkan perhatian dari manajemen. Data aktual dan terkini memungkinkan entitas untuk menaksir resiko-resiko dalam waktu yang spesifik dalam toleransi resiko yang terbentuk. Data-data aktual memungkinkan manajemen untuk membuat gambaran yang real-time akan resiko-resiko yang ada dan melekat dalam proses, fungsi, atau unit, dan untuk mengidentifikasi variasi dari harapan-harapan. Hal tersebut akan memberikan sebuah gambaran akan profil resiko entitas, memungkinkan manajemen untuk mengubah aktivitas-aktivitas seperlunya, untuk menyesuaikannya dengan risk appetite. Informasi adalah dasar dari komunikasi, yang harus mempertemukan harapan-harapan dari grup-grup dan individu-individu, memungkinkan mereka untuk secara efektif menyelesaikan tanggung jawab mereka. Di antara jalur-jalur komunikasi yang ada, jalur yang paling penting adalah antara jajaran Direktur/top manajemen dan jajaran Komisaris. Jajaran Direktur dan manajemen harus memastikan jajaran Komisaris agar tidak tertinggal dalam kinerja, pengembangan-pengembangan, resiko-resiko dan fungsi-fungsi dalam ERM, dan peristiwa serta masalah relevan ayng lain. Semakin baik komunikasi, semakin efektif pula jajaran Komisaris menyelesaikan tanggung jawab mereka, dalam bertindak sebagai penyuara masalah-masalah yang penting dan memberikan nasihat-nasihat, konseling, dan petunjuk. Selain itu, Dewan Komisaris juga harus menyampaikan informasi-informasi yang dibutuhkan pada jajaran Direktur/manajemen, serta memberikan tanggapan dan petunjuk. Jajaran Direktur memberikan penyampaian yang spesifik dan terarah mengenai sikap yang diharapkan dan tanggung jawab dari para personil. Penyampaian tersebut mengandung pernyataan dari filosofi enterprise risk management entitas, dan pendekatan serta pendelegasian wewenang. Komunikasi tentang proses dan prosedur harus diarahkan agar sejalan dan dapat menyokong budaya resiko yang diharapkan. Sebagai tambahan, Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 39 komunikasi seharusnya 'terbingkai' dengan pantaspresentasi informasi dapat secara signifikan mempengaruhi bagaimana informasi tersebut ditafsirkan dan bagaimana resiko-resiko terkait atau kesempatan-kesempatan dipandang. Komunikasi seharusnya meningkatkan kesadaran tentang kepentingan dan relevansi enterprise risk management yang efektif, menyampaikan risk appetite dan toleransi resiko perusahaan, dan mendukung bahasa resiko yang umum, dan menasehati para personel akan peranan dan tanggung jawab mereka dalam mempengaruhi dan mendukung komponen-komponen enterprise risk management. Saluran-saluran komunikasi juga harus dipastikan agar memungkinkan para personel untuk menyampaikan resiko dari informasi di seluruh unit bisnis, gudang-gudang proses dan fungsional. Umumnya, jalur pelaporan dalam sebuah organisasi adalah saluran yang tepat untuk komunikasi. Di beberapa kondisi, bagaimanapun, jalur-jalur komunikasi yang terpisah diperlukan untuk bertindak sebagai mekanisme fail-safe selama jalur-jalur normal lainnya tidak beroperasi. Penting bagi personil untuk memahami bahwa tidak akan ada imbalan untuk melaporkan informasi yang relevan. Saluran-saluran komunikasi eksternal dapat memberi masukan yang sangat signifikan bagi desain atau kualitas produk dan layanan. Manajemen mempertimbangkan bagaimana risk appetite dan toleransi resiko sejalan dengan para pelanggan, pemasok, dan partner-partner bisnis, serta memastikan bahwa hal-hal tersebut tidak membawa banyak resiko dari interaksi bisnis. Komunikasi dari luar sering menyediakan informasi penting yang berguna untuk manajemen resiko perusahaan. Monitoring Enterprise risk management diawasiproses untuk menaksir baik kehadiran maupun fungsi dari komponen-komponennya dan kualitas kinerjanya dari waktu ke waktu. Pengawasan dapat dilakukan dalam dua cara : melalui kegiatan yang terus-menerus atau melalui evaluasi-evaluasi terpisah. Kedua macam pengawasan tersebut bermanfaat untuk memastikan bahwa enterprise risk management tetap diterapkan di semua level di seluruh bagian entitas. 40 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Pengawasan berkelanjutan dibentuk dalam kegiatan entitas yang berkelanjutan dari hari ke hari. Pengawasan berkelanjutan dilaksanakan atas dasar real-time, bereaksi secara dinamis pada perubahan kondisi dan berurat akar dalam entitas. Sebagai hasilnya, pengawasan jenis ini lebih efektif daripada evaluasi-evaluasi terpisah. Karena evaluasi terpisah dilakukan setelah suatu kejadian terjadi, masalah akan diidentifikasi lebih cepat dengan pengawasan berkelanjutan. Namun banyak entitas yang juga menerapkan evaluasi terpisah, di samping menerapkan pengawasan berkelanjutan. Frekwensi dari evaluasi yang terpisah adalah suatu pertimbangan manajemen. Di dalam membuat ketentuan, pertimbangan ditujukan kepada derajat perubahan dan keasliannya, dari kedua-duanya baik peristiwa internal dan eksternal, dan hubungan resiko mereka; kemampuan dan pengalaman personil yang menerapkan tanggapan resiko dan hubungan yang terkendali; dan hasil pemantauan yang berkelanjutan tersebut. Pada umumnya, beberapa kombinasi dari pemantauan berkelanjutan dan evaluasi akan memastikan bahwa manajemen resiko suatu perusahaan telah memelihara efektivitas nya dari waktu ke waktu. Tingkat dokumentasi dari suatu manajemen resiko perusahaan bervariasi menurut ukuran entitasnya, kerumitan yang terjadi dan faktor-faktor serupa. Fakta menunjukkan bahwa unsur-unsur manajemen resiko perusahaan yang tidak termonitor bukan berarti tidak efektif atau bahwa mereka tidak bisa dievaluasi. Bagaimana pun, suatu tingkatan dokumentasi yang sesuai pada umumnya membuat monitoring lebih efisien dan efektif. Jika manajemen berniat untuk membuat suatu pernyataan ke luar mengenai efektivitas manajemen resiko perusahaan, sudah seharusnya mempertimbangkan perkembangan dan menyimpan dokumentasi untuk mendukung pernyataan tersebut. Semua kekurangan manajemen resiko perusahaan yang mempengaruhi suatu kemampuan entity untuk mengembangkan, menerapkan strategi dan untuk mencapai sasaran, hasil yang dibentuknya harus dilaporkan untuk memposisikan dan mengambil tindakan yang dibutuhkan. Lazimnya berbagai hal yang dikomunikasikan akan berubah tergantung pada otoritas individu atas keadaan yang terjadi. Istilah "kekurangan" mengacu pada suatu kondisi di dalam manajemen resiko perusahaan yang kekurangan perhatian. Suatu kekurangan, mungkin menciptakan suatu perhatian, potensi atau Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 41 kelemahan, atau suatu kesempatan untuk memperkuat proses tersebut untuk meningkatkan kemungkinan hasil entitas yang akan tercapai. Informasi dihasilkan selama beroperasi pada umumnya dilaporkan melalui saluran normal. Saluran Komunikasi Alternatif juga perlu ada untuk melaporkan informasi yang sensitif seperti tindakan tidak pantas atau tidak sah. Penyediaan informasi diperlukan pada kelemahan manajemen resiko perusahaan saat keadaan kritis. Protokol harus dibentuk untuk mengidentifikasi informasi yang diperlukan di kondisi tertentu untuk pengambilan keputusan efektif. Sebagaimana pula protokol mencerminkan aturan umum seorang manajer dirasa perlu menerima informasi yang mempengaruhi tindakan atau perilaku bawahan serta tanggung jawab nya, seperti halnya informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran khusus. Penguasaan resiko Semua diskusi di atas memberi kita pemahaman yang menyeluruh tentang bagaimana penguasaan resiko harus dibangun dalam sebuah organisasi. Sudah jelas bahwa tanggung jawab utama dari pimpinan perusahaan (jajaran Direktur dan Dewan Komisaris) adalah untuk memastikan bahwa mereka telah mengembangkan sebuah pemahaman yang jelas tentang strategi bisnis perusahaan dan resiko-resiko yang fundamental. Pimpinan perusahaan juga perlu memastikan transparansi resiko bagi semua pemangku kepentingan melalui penyingkapan internal dan eksternal yang memadai. Meskipun Dewan Komisaris sedang tidak berada di tempat untuk mengelola bisnisnya, adalah tetap merupakan tanggung jawabnya untuk mengawasi manajemen dan menjaganya agar tetap dapat dipertanggungjawabkan. Dewan Komisaris juga harus turut berpartisipasi dalam mengembangkan keseluruhan rencana kerja firma, mempertimbangkan bagaimana perubahan-perubahan akan mempengaruhi kesempatan dan strategi bisnis dalam firma. Oleh karena itu, dibutuhkan informasi tentang tingkat dan tipe resiko yang dapat diterima oleh firma. Sebagai contoh, pimpinan harus menggolongkan 'risk appetie' yang layak untuk firma. Secara khusus, pimpinan harus memastikan bahwa strategi-strategi bisnis dan manajemen resiko lebih diarahkan ke ekonomi dibandingkan kinerja akuntansinya, berkebalikan dengan kondisi yang terjadi di Enron dan beberapa firma lain yang terlibat dalam skandal kekuasaan perusahaan yang telah dipublikasikan. 42 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Untuk memenuhi kewajiban penguasaan resiko, Dewan Komisaris bersama dengan jajaran Direktur harus memastikan bahwa firma telah membuat program untuk menempatkan enterprise risk management yang efektif dengan tepat, yang konsisten dengan pilihan-pilihan risk appetite dan strategi-strategi fundamental. Dan harus dipastikan bahwa kebijakan, metode, dan infrastrukturnya tetap berjalan dengan layak. Infrastrukur, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya mengandung elemen-elemen operasi (contoh : software yang canggih, hardware, data, proses operasional) dan personal. Sebuah Dewan Komisaris yang efektif akan membangun standar-standar etik yang kuat. Beberapa praktik terbaik di bank dewasa ini telah menyusun Komite Etik untuk mencoba memastikan resiko-resiko yang kecil seperti praktek bisnis yang tidak etis tidak menjatuhkan mereka dalam rancangan kerja pelaporan resiko mereka. Suatu Dewan Komisaris selalu memastikan bahwa suatu informasi yang didapat tentang manajemen resiko selalu tepat dan dan dapat dipercaya. Dewan Komisaris mempertunjukkan kepercayaan dan memerlukan informasi dari suatu masalah dengan banyak mengetahui dari nara sumber yang dapat dipercaya, seperti CEO, manajemen senior, dan auditor internal dan eksternal. Komisaris harus disiapkan untuk dapat bertanya secara rinci, dan mereka harus membuat diri mereka mampu memahami jawaban tersebut. Suatu Dewan Komisaris, bagaimanapun harus dapat menangani resikodengan manajemen resikoyang tidak tertangani dari hari ke hari. Selain itu, mereka juga harus memastikan bahwa semua mekanisme berfungsi untuk membuat keputusan manajemen resiko berfungsi secara layak. Pertanyaan tinjauan 5 pertanyaan pilihan ganda sebagai bahan kajian bab 2 1. Sebutkan 3 tipe utama dari resiko yang dikenal secara tradisional : (a) Resiko pasar, Resiko kredit, and Resiko keuangan. (b) Resiko pasar, Resiko keuangan, and Resiko operasional. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 43 (c) Resiko bisnis, Resiko pasar, and Resiko keuangan. (d) Resiko pasar, Resiko kredit, and Resiko operasional. 2. Berikut ini merupakan elemen yang benar dari proses manajemen resiko berdasarkan AS/NZS 4360:2004 , kecuali : (a) Menyusun konteks. (b) Mengidentifikasi dan menganalisa resiko (c) Menangani resiko, mengawasi dan meninjau ulang (d) Lingkungan internal 3. Tanggapan-tanggapan pengurangan resiko berarti : (a) Mengambil tindakan dengan berhenti melakukan aktivitas yang meningkatkan resiko (b Mengurangi likelihood resiko atau dampaknya dengan memindahkan atau membagi resiko dengan bagian yang lain. (c) Tidak mengambil tindakan apapun untuk mempengaruhi likelihood atau dampak (d) Mengurangi likelihood resiko, dampak, atau keduanya. 4. Dalam konteks Indonesia, berdasarkan COSO Enterprise Risk Management Framework, siapa yang bertanggung jawab untuk membangun risk appetite entitas? (a) Manajemen dan ditinjau ulang oleh jajaran Direktur dan Dewan Komisaris (b) Dewan komisaris (c) Jajaran Direktur (d) Jajaran Direktur, dan ditinjau ulang oleh Dewan Komisaris 5. Berikut ini merupakan komponen enterprise risk management berdasarkan rancangan kerja COSO, kecuali : (a) Lingkungan internal (b) Penyusunan tujuan (c) Penaksiran resiko (d) Penguasaan resiko 44 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris BAB III ENTERPRISE RISK MANAGEMENT DALAM KONTEKS Bab tiga adalah usaha kita untuk menerapkan ERM ke dalam konteks Indonesia, peraturan-peraturan perusahaan yang terkait baik milik pribadi, umum atau milik negara, resiko legalitas dan tuntutan hukum, budaya dan situasinya. Bab ini memberi pembaca pengertian kontekstual bagaimana relevansi dan pentingnya ERM dalam lingkungan bisnis dan pemerintahan Indonesia saat ini. Pada akhir bab ini kami juga membahas tentang peran penting dari pihak terkait dalam memastikan bahwa kebijaksanaan dan strategi manajemen (contohnya kemampuan untuk mengambil resiko dan toleransi) dilaksanakan dan diawasi sampai pada garis paling bawah. Lingkungan Resiko Karena sebuah perusahaan tidak beroperasi dalam kondisi vakum, tetapi keberadaannya adalah pemberian dari lingkungan, perusahaan menjadi sasaran atau terpapar kepada peraturan yang terkait. Untuk alasan itu, lingkungan peraturan dan tindakan pengaturan menjadi penting untuk dipertimbangkan dan dipahami. Faktanya, syarat dasar dari praktek sound risk management adalah sebuah perusahaan berjalan selaras dengan peraturan yang relevan dan terkait. Untuk perusahaan milik negara (SOE), sebagai contohnya, lingkungan peraturan dan tindakan pengaturan mungkin sangat luas sehingga perlu diatur oleh undang-undang, UUPT, UU BUMN, UU Pasar Modal, peraturan pasar modal, peraturan umum dan sebagainya. Perhatikan Gambar 3.1. Jika ini sebuah bank, maka bank tersebut menjadi subjek dari peraturan yang dikeluarkan oleh bank sentral seperti Peraturan Bank Indonesia (PBI). Peraturan ini ada kalanya tidak sesuai bahkan bertolak belakang satu sama lain. Dengan demikian resiko dari SOE ini cukup tinggi. Luasnya lingkungan legal dan pengaturan ini diklasifikasikan secara spesifik sebagai resiko legal dan peraturan. Dampak pengambilan resiko ini dapat berbentuk pelanggaran, seperti terlibat dalam transaksi ilegal, hingga potensi karena perubahan hukum. Perubahan hukum perpajakan, sebagai Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 45 contohnya, dapat menciptakan kerugian tidak terduga, seperti ketika Pemerintah Inggris mengubah kode pajak untuk menghilangkan keuntungan pajak selama musim panas tahun 1997, sebuah bank investasi besar menderita kerugian yang besar. Kita perlu menyadari bahwa resiko juga berhubungan dengan resiko reputasi. Sebuah pelanggaran hukum akan memberi dampak langsung kepada reputasi Anda, baik perusahaan ataupun pribadi. Resiko reputasi memberi ancaman tersendiri pada institusi keuangan karena melibatkan natur dari bisnis, kepercayaan pelanggan, kreditor, pembuat peraturan dan pasar pada umumnya. Sebuah survey yang di keluarkan pada Agustus 2004 oleh Price Waterhouse Coopers (PWC) dan Economist Intelligence Unit (EIU), 34 persen dari 134 bank internasional yang menjadi responden meyakini bahwa resiko reputasi adalah resiko terbesar bagi pasar dan pemegang saham dari bank tersebut. Sementara resiko pasar dan kredit memiliki angka masing-masing 25 persen. Manajemen Resiko dan Akuntabilitas Pengurus Perusahaan Peraturan-peraturan yang baru dikeluarkan baik dari berbagai sektor, perbankan, perusahaan dan pemerintahan, didasari persoalan pengaturan perusahaan, telah membawa pemahaman yang lebih baik tentang tugas dari pengurus perusahaan di Indonesia. Lebih dari sebelumnya, pengurus perusahaan diharapkan untuk lebih bertanggung jawab dalam menjalankan Figure 3.2 - Indonesia’s limited company’s organ perusahaan mereka dan fakta ini membuat mereka terbuka untuk resiko legal dan perkara hukum. Perusahaan apapun misalnya perseroan terbatas, terikat Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995, sementara buku ini ditulis sedang dalam proses amandemen. Hukum perusahaan memperkenalkan dua ruang pengurus, bukan satu ruang pengurus seperti sistem anglo-saxon pada umumnya. Dua ruang tersebut adalah eksekutif/direktur dan komisioner. Keduanya bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Pengurus perusahaan dan hubungan satu sama lain dan pemegang saham dapat di lihat pada gambar 3.2. 46 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Model dua ruang pengurus sebenarnya adalah lingkungan yang kondusif dan menyeimbangkan mekanisme antara peran eksekutif dari pengurus perusahaan dan peran pengawas dari komisioner sehingga dapat berjalan dengan efektif. Jika berjalan dengan efektif, mekanisme ini akan memberikan lingkungan kontrol yang kuat, mulai dari atas. Jika tidak, hal ini dapat menyebabkan gesekan dan perlawanan yang datang dari dua sisi atau situasi hubungan abusive yang akan menimbulkan resiko terhadap proses pengambilan keputusan yang efektif. Lebih jauh lagi, menurut hukum, memimpin dan mengatur perusahaan adalah eksekusi dari tugas tanggung jawab kedua pengurusan. Tugas ini adalah doktrin penting dalam peraturan perusahaan kita. Hal itu untuk memastikan bahwa perusahaan akan dipimpin dan diatur secara bertanggung jawab dan anggota pengurus akan bertanggung jawab terhadap tindakan dari perusahaan. Risk Appetite dan Risk Tolerance Karena kedua sektor memiliki karakteristik masing-masing, dikendalikan oleh semua peraturan dan keunikan pasar yang terkait, pengurus perusahaan Indonesia dibutuhkan untuk dapat mengembangkan risk appetite dan tolerance yang sesuai, menyeimbangkan antara pengembalian dan profil resiko dari perusahaan. Risk appetite dan risk tolerance (dalam batasan) beserta pernyataan komitmen terhadap manajemen resiko diformulasikan sebagai kebijaksanaan resiko dari perusahaan. Kita telah menyebutkan bahwa dalam praktek terbaik dalam suatu institusi, semua berjalan dari menajemen resiko yang jelas dan disetujui pada pimpinan. Oleh karena itu, penting bagi para pengurus perusahaan untuk menyetujui dengan jelas risk appetite dari perusahaan dan bagaimana hal ini dapat berhubungan dengan batasan sistem dan ukuran resiko. Tanpa landasan seperti ini, akan sangat sukar bagi manager resiko di bagian bawah rantai manajemen untuk membuat keputusan kunci dalam bagaimana melakukan pendekatan dan pengukuran resiko. Contohnya, tanpa komunikasi jelas tentang konsep dari risk appetite institusi, bagaimana manager resiko menjabarkan "kasus resiko terburuk" dalam analisa skenario resiko ekstrim? Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 47 Risk appetite adalah derajat resiko, dalam level yang luas, sebuah perusahaan atau badan bersedia untuk menerima dalam mencapai tujuan. Sementara risk tolerance adalah tingkat penerimaan dari variasi relatif untuk mencapai tujuan. Dalam menentukan toleransi resiko yang spesifik, manajemen mempertimbangkan kepentingan relatif dari tujuan yang terkait dan menyejajarkan risk tolerance dengan risk appetite, dan pada gilirannya, menyediakan tingkat kenyamanan yang lebih tinggi bahwa perusahaan tersebut akan mencapai tujuan-tujuannya. Dewan Direktur mempertimbangkan risk appetite dari perusahaan dengan pertama-tama mengevaluasi alternatif-alternatif strategis, kemudian dalam menetapkan tujuan disejajarkan dengan strategi yang dipilih dan dalam mengembangkan mekanisme untuk mengatur resiko terkait. Dengan demikian jelas bahwa risk appetite berhubungan langsung dengan strategi perusahaan. Hal ini dipertimbangkan dalam penetapan strategi, dimana hasil yang diharapkan dari strategi seharusnya sejajar dengan risk appetite dari perusahaan. Strategi berbeda akan mengakibatkan resiko yang berbeda. Risk appetite perusahaan mengatur alokasi sumber daya. Manajemen mengalokasikan sumber daya pada unit usaha dengan pertimbangan bahwa risk appetite perusahaan dan strategi unit bisnis individu untuk menghasilkan hasil yang diharapkan dalam sumber daya yang diinvestasikan. Manajemen mempertimbangkan risk appetite karena hal itu membawa organisasi, orang, proses dan design infrastruktur yang diperlukan untuk secara efektif merespon dan memonitor resiko. Definisi jelas dari risk appetite sebuah organisasi dalam kebijaksanaan resiko dan toleransi resiko membentuk sebuah elemen yang memiliki komitmen kuat mulai dari paling atas struktur organisasi dan kesadaran bahwa dewan butuh untuk memastikan bahwa sikap mereka sejajar dengan kebijaksanaan manajemen resiko. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, hal ini untuk memastikan integrasi dari resiko ke dalam budaya dan nilai perusahaan. Dewan Direksi dengan pemahaman yang kuat akan profil resiko dari keberadaan atau jalur bisnis yang terantisipasi dapat mendukung keputusan strategis yang agresif dengan lebih percaya diri. Adopsi dari resiko yang 48 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris memadai seperti Value-at-Risk (VaR) dan penawaran modal ekonomi dapat sangat bermanfaat. Dalam hal ini, tidak hanya sebagai pengaturan batasan resiko tetapi juga membantu perusahaan memutuskan jalur bisnis mana yang sesuai (setelah resiko dipikirkan lebih dahulu). Karena dewan harus mampu untuk mempertimbangkan resiko dari seluruh perusahaan, atau portofolio, perspektif, mempertimbangkan semua peraturan yang terkait, mereka perlu untuk mendirikan proses dimana para Manager yang ditugaskan untuk merancang perkiraan dari resiko dan respon dari resiko untuk unit yang menjadi tanggung jawab mereka. Hasil dari proses adalah profil resiko dari unit yang terkait dengan tujuan dan toleransi resiko. Dengan beberapa resiko untuk unit individu, Dewan Direksi diposisikan untuk mengambil pandangan portofolio dan untuk menentukan apakah profil resiko perusahaan sepadan dengan risk appetite keseluruhan. Peran Komite-Komite Dewan Komisaris dan Fungsi Audit Perusahaan Untuk memperoleh praktek terbaik dari kepemimpinan perusahaan, sebuah perusahaan harus mampu untuk menjalin toleransi yang telah disetujui oleh dewan dengan strategi bisnis tertentu. Ini artinya, pada gilirannya, batasan tertentu dan wewenang harus dikembangkan untuk tiap portofolio dari bisnis dan untuk setiap tipe resiko (dalam tiap portofolio bisnis), seperti halnya juga untuk keseluruhan portofolio. Tantangannya tetap : bagaimana bisa risk appetite dan toleransi yang telah disetujui disiarkan kepada manager bisnis sedemikian sehingga dapat dimonitor dan masuk akal dalam keputusan bisnis hari lepas hari ? Bagaimana Dewan Komisaris tahu bahwa Manager Eksekutif dan Bisnis dapat memiliki kemampuan legal dan peraturan minimun, sebagai contoh. Di sini jelas bahwa tugas dari dewan bagaimana pun juga tidak untuk menangani managemen resiko berbasis hari lepas hari, tetapi untuk memastikan bahwa semua mekanisme yang digunakan untuk mendelegasikan keputusan manajemen resiko sudah berfungsi dengan benar. Dalam banyak kasus, Dewan Komisaris dapat menugaskan kepada komisi utama, contoh komisi audit dan menagement resiko, dengan mereview dan memeriksa kebijaksanaan utama dan prosedur terkait dalam aktivitas managemen resiko perusahaan. Komisi-komisi ini juga memastikan bahwa Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 49 penerapan kebijakan utama ini berjalan efektif. Komisi-komisi juga dapat membantu merekomendasikan jalan terbaik untuk menerjemahkan risk appetite perusahaan keseluruhan, disetujui oleh Dewan Direksi dan Komisaris, ke dalam seperangkat batasan yang mengalir turun melalui pejabat eksekutif dan divisi bisnis. Secara spesifik penting untuk disebutkan di sini adalah tentang peran dari Komisi Audit, karena komisi ini sekarang ditemukan di kebanyakan perusahaan terbatas di Indonesia, baik pribadi atau publik, SOE atau non SOE. Peran dari Komisi Audit sangat penting bagi pandangan keseluruhan dewan tentang perusahaan. Menurut manual Komisi Audit yang dikeluarkan oleh Ikatan Komite Audit Indonesia, Komite Audit bertanggung jawab tidak hanya untuk keakuratan laporan keuangan perusahaan, tetapi juga untuk memastikan bahwa perusahaan memenuhi standar praktek minimum atau terbaik dalam aktivitas kunci lainnya, seperti pengaturan, legal, compliance dan aktivitas manajemen. Satuan pengawas intern atau internal audit seharusnya juga diperkuat untuk membantu komite-komite dalam mengatur penyelidikan periodik yang dilakukan di seluruh perusahaan. Peran utama dari internal audit adalah untuk menyediakan penilaian independen dari design dan implementasi manajemen resiko perusahaan. Hal ini berarti bahwa internal audit harus menunjuk pada kecukupan dokumentasi, efektifitas proses, integritas dari sistem manajemen resiko, integrasi dari pengaturan resiko dalam manajemen resiko harian, dan selanjutnya. Audit juga seharusnya mengevaluasi kekuatan dari informasi elemen manajemen resiko, seperti proses yang digunakan untuk mengkode dan mengimplementasikan internal model (untuk bank). Ini seharusnya melibatkan kontrol pemeriksaan terhadap pengambilan data posisi pasar, seperti halnya kontrol parameter estimasi (seperti volatilitas dan asumsi korelasi). Hal itu juga harus menguji dokumentasi sehubungan dengan keutuhan pemenuhan dan kriteria kualitatif/kuantitatif digarisbesarkan dalam peraturan. Juga seharusnya memberi komentar pada kepercayaan laporan nilai terhadap resiko dari bingkai kerja. 50 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Pertanyaan Review Lima pertanyaan multiple choices untuk materi Bab 3. 1. Berdasarkan Undang-undang Perseroan Terbatas, Persoran Terbatas memiliki : (a) Dua ruang dewan: Rapat Umum Pemegang Saham dan Dewan Komisaris. (b) Tiga ruang dewan: Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisioner dan Dewan Direksi. (c) Satu ruang dewan: Dewan Direksi (d) Dua ruang dewan: Dewan Direksi dan Dewan Komisioner 2. Sebutkan dua komite yang membantu Dewan Komisioner dalam mengawasi manajemen resiko dalam satu perusahaan : (a) Komite Audit dan pemimpin perusahaan (b) Komite Manajemen Resiko dan pemimpin perusahaan (c) Komite pemimpin perusahaan dan remunerasi dan nominasi (d) Komite Audit dan manajemen resiko 3. Pernyataan berikut ini benar kecuali : (a) Dewan Komisioner bertanggung jawab untuk mereview kebijakan manajemen resiko perusahaan. (b) Dewan Komisioner dapat menugaskan Komite Audit untuk mereview kualitas dari kebijakan management resiko dan prosedurnya. (c) Dewan Komisioner harus terlibat dalam mereview risk appetite dari perusahaan. (d) Dewan Komisioner harus terlibat dalam proses implementasi manajemen resiko hari lepas hari perusahaan. 4. Dewan Direksi memastikan bahwa : (a) Manajemen resiko yang baik sudah terlaksana (b) Fungsi audit berjalan dengan efektif (c) Profil resiko perusahaan ada di dalam risk appetite (d) Semua jawaban di atas benar 5. Berdasar pada praktek terbaik, pernyataan berikut adalah peran dari komite manajemen resiko, kecuali: Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 51 (a) Secara independent mereview proses manajemen resiko (b) Mereview kecukupan garis besar kebijakan dan sistem (c) Bekerja sama dengan Komite Audit untuk mereview kejadian yang berhubungan dengan resiko operasional (d) Mendirikan risk appetite dari perusahaan 52 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris BAB IV IMPLEMENTING ERM Rancangan kerja ERM membutuhkan terintegrasinya proses manajemen resiko dalam semua aspek kehidupan perusahaanbudayanya, visi misi dan strateginya, sama halnya dengan proses bisnisnya. Semua itu pada gilirannya membutuhkan kapasitas internal untuk menyelesaikan prosesnya secara efektif. Masalah-masalah tersebut akan didiskusikan di bagian tengah bab ini. Budaya Resiko Banyak fokus manajemen resiko diarahkan pada membangun infrastruktur seperti fungsi-fungsi resiko yang independen dan Komite Resiko; audit dan penaksiran resiko; prosedur dan kebijakan manajemen resiko; model-model dan sistem; ukuran dan laporan-laporan; serta batas-batas resiko dan proses pengecualian. Namun, adalah sama pentingnya bahwa perusahaanperusahaan juga berfokus pada sisi lain, "sisi lembut" dari manajemen resiko Nilai-nilai budaya resiko merupakan "sisi lembut" yang penting dalam manajemen resiko, namun seringkali nilai-nilai tersebut diabaikan. Pengaturan dan pengembangan nilai-nilai dan budaya resiko yang benar dalam perusahaan, merupakan sebuah keharusan dalam penerapan ERM yang sukses. Seperti halnya dengan keseluruhan budaya perusahaan bisa menjadi suatu hal yang penting dalam menentukan seberapa sukses perusahaan tersebut. Demikian juga budaya resikonya akan menentukan seberapa sukses ERM di perusahaan tersebut. Budaya resiko yang lemah adalah jika para karyawannya mempunyai pemahaman yang dangkal tentang pentingnya manajemen resiko dan peranan mereka dalam menajemen resiko tersebut. Jika di pihak lain, manajemen resiko di lihat sebagai pusat operasi perusahaan dari hari ke hari, besar kemungkinan bahwa perusahaan tersebut juga memiliki budaya resiko yang kuat juga. Seperti sebuah lingkungan yang memungkinkan diterapkannya manajemen resiko yang efektif Budaya resiko merupakan sekumpulan sikap, nilai, dan praktek-praktek yang mencerminkan bagaimana sebuah entitas memikirkan resiko dalam Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 53 aktivitas sehari-hari mereka. Untuk kebanyakan perusahaan, budaya resiko mengalir dari filosofi resiko perusahaan dan risk appetite-nya. Untuk entitasentitas yang tidak memiliki filosofi resiko yang jelas, budaya resiko bisa berbentuk sembarangan, menghasilkan budaya resiko yang benar-benar berbeda dalam sebuah perusahaan atau bahkan dalam unit bisnis, fungsi, atau departemen tertentu. Oleh karena itu, penting bagi pimpinan untuk memperkenalkan budaya resiko dan nilai-nilai perusahaan yang benar, melalui sikap-sikap dan kebijakan-kebijakan tertulis yang relevan. Seperti semuap permasalahan budaya, faktor kuncinya adalah apakah manajemen "menjalani perjalanan" sebaik "membicarakan pembicaraan." Sebagai contoh, bagaimana manajemen senior beraksi ketika produsen dengan pendapatan yang besar secara nyata melanggar kebijakan manajemen resiko? Apakah mereka mengambil tindakan perbaikan atau dengan mudahnya membalikkan punggung atas permasalahan itu? Keputusan-keputusan dan tindakan jajaran Direktur dan manajemen senior akan memberikan lebih banyak pengaruh dibandingkan kebijakan tertulis manapun. Penting bahwa mereka bertindak sesuai dengan kebijakan tersebut. Berkaitan dengan hal ini, Dewan Direktur harus memastikan aliran komunikasi melalui saluran komunikasi yang efektif sudah berjalan sesuai rencana. Komunikasi tersebut harus menyampaikan sikap-sikap yang diharapkan dan tanggung jawab para personil. Komunikasi tersebut seharusnya juga memudahkan penyaluran pernyataan dan pendekatan filosofi enterprise risk management entitas serta pendelegasian wewenang. Selain itu, komunikasi juga harus memfasilitasi diskusi-diskusi terbuka tentang permasalahan-permasalahan resiko, meningkatkan penelaahan, dan memfasilitasi sharing pelajaran yang telah dipelajari dan praktek-prakter terbaik. Penyampaian proses dan prosedur-prosedur harus sejalan dan menyokong budaya resiko yang diinginkan. Budaya resiko, bersama dengan nilai-nilai etis entitas, kemampuan dan perkembangan personil, corak operasi manajemen dan bagaimana manajemen mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab, akan membentuk apa yang kita ketahui sebagai lingkungan internal dalam ERM integrated framework of COSO. Lingkungan internal entitas merupakan fondasi untuk seluruh komponen enterprise risk management yang lain, yang menyediakan disiplin dan struktur bagi entitas. Lingkungan internal mempengaruhi bagaimana strategi dan tujuan disusun,bagaimana aktivitas 54 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris bisnis disusun dan resiko diidentifikasi, diperkirakan, dan ditangani. Lingkungan internal mempengaruhi design dan fungsi aktivitas-aktivitas kontrol, sistem-sistem komunikasi dan informasi, dan memonitor aktivitasaktivitas. Kapasitas Internal Pada akhirnya, manajemen resiko berbicara tentang orang-orang, proses, dan infrastruktur, misalnya kapasitas internal perusahaan untuk mengelola resiko. Kesalahan dalam menentukan ketiga komponen tersebut akan membawa bencana besar bagi perusahaan. Orang-orang Orang-orang, kemampuan, budaya, nilai-nilai, dan insentif-insentif merupakan 'sisi lembut' manajemen resiko. Komponen-komponen ini telah diakui sebagai kunci-kunci pengendali aktivitas-aktivitas pengambilan resiko. Dalam definisi COSO tentang enterprise risk management dikatakan bahwa ERM dipengaruhi oleh orang-orang di mana itu bukan hanya sekedar kebijakan, survey dan formulir belaka, namun benar-benar melibatkan orang-orang di setiap level organisasi. Kualitas yang dihasilkan proses manajemen resiko sangat dipengaruhi realita bahwa penilaian manusia dalam pengambilan keputusan bisa jadi salah, dan gangguan-gangguan dapat terjadi karena kelalaian-kelalaian manusia seperti kesalahan-kesalahan sederhana, kendali dapat dielakan oleh kolusi dari dua orang atau lebih, dan manajemen memiliki kemampuan untuk menolak keputusan enterprise risk management. Oleh karena itu, sifat pimpinan serta pendidikan dan pelatihan orang-orang dalam manajemen resiko merupakan bagian yang penting dalam membangun kapasitas internal perusahaan untuk menerapkan program enterprise risk management yang sukses. Resiko ada dalam berbagai bentuk dan ukuran, seperti cairan. Dalam bab dua, kita telah mendiskusikan tentang berbagai tipe resiko seperti resiko pasar, resiko kredit, resiko operasional, resiko hukum dan peraturan, resiko bisnis, resiko strategis, dan resiko reputasi. Pertanyaannya adalah bagaimana seorang Manajer yang bertanggung jawab atas resiko seluruh perusahaan dapat bertahan mengatasi segala resiko itu? Tidaklah mungkin untuk mempekerjakan tenaga-tenaga ahli untuk setiap resiko tersebutmengingat Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 55 resiko tersebut merupakan bagian dari tiap keputusan bisnis. Pendekatan ini akan membutuhkan Manajer resiko untuk setiap Manajer bisnis. Untuk alasan itu, sebuah proses sistem untuk menangkap dan belajar dari insiden-insiden dan kerugian harus berjalan pada tempatnya. Sebuah organisasi yang terbuka untuk belajar, memiliki kemungkinan yang kecil untuk mengulangi kesalahan, dan cenderung mendapat manfaat dari perkembangan dan inovasi-inovasi baru dalam bidang manajemen resikoyaitu dengan menjadi pintar dan bijaksana, dan dengan tidak membodohi dirinya sendiri. Pelajaran yang dipelajari dari kesalahankesalahan dari praktek-praktek terbaik perusahaan lain bisa menjadi tambahan yang berharga dibandingkan pembelajaran dari pemeriksaan operasi perusahaan sendiri. Enterprise risk management membutuhkan kita untuk menjadikan resiko sebagai bagian dari pemikiran dan tanggung jawab kerja setiap karyawan. Namun hal tersebut membutuhkan usaha yang keras dalam pelatihan dan pendidikan. Banyak staf, baik junior maupun senior, akan merasa tidak nyaman dengan manajemen resiko, khususnya dengan formulir-formulir kuantitatif untuk analisa resiko. Meskipun analisa-analisa kuantitatif tersebut seringkali sangat penting, mereka tidak terlatih untuk setiap jenis resiko, dan oleh karena itu, karyawan-karyawan umum perlu diajari untuk mengenali dan menaksir resiko dengan cara-cara yang relatif mudah untuk dimengerti. Diskusi kita pada konsep resiko di bab dua merupakan hal yang bagus untuk memulainya. Pelatihan kesadaran terhadap resiko merupakan titik awal kesuksesan program manajemen resiko. Tujuan dari pelatihan-pelatihan semacam itu adalah untuk memastikan bahwa setiap orang dalam bisnis mampu untuk secara proaktif, mengidentifikasi resiko-resiko kunci bagi perusahaan; secara serius berpikir tentang konsekuensi-konsekuensi dari resiko-resiko yang menjadi tanggung jawabnya; menyampaikan pada bagian-bagian lain dalam organisasi, resiko-resiko yang membutuhkan perhatian dari bagian-bagian lain tersebut. Dalam sebuah lingkungan risk-aware, kebanyakan permasalahan manajemen resiko akan dialamatkan dengan cepat dan tepat sebelum permasalahan tersebut menjadi lebih besar lagi. Dalam usahanya untuk memajukan kesadaran resiko, pelatihan juga harus ditargetkan untuk memperlengkapi karyawan-karyawan dengan kemampuan dan alat-alat yang mereka butuhkan untuk mengelola resiko yang menjadi 56 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris tanggung jawab mereka. Pendidikan resiko harus dimulai pada orientasi, dengan memperkenalkan karyawan-karyawan baru pada konsep manajemen resiko dan memberi penerangan pada mereka mengenai berbagai fungsi resiko dalam perusahaan sama seperti memperkenalkan mereka pada fungsi-fungsi operasional yang lain. Pendidikan resiko tersebut seharusnya juga mengandung program pelatihan yang berkelanjutan, yang dibuat untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan individu-individu tersebut dalam mengemban tanggung jawab kerjanya. Adalah penting bahwa karyawankaryawan tersebut diperlengkapi untuk menghadapi tantangan-tantangan berupa masalah-masalah dan resiko-resiko yang terjadi sepanjang perubahan entitas, dan menjadi lebih kompleksdiarahkan dalam bagiandengan mengubah teknologi-teknologi dan meningkatkan persaingan dengan cepat. Pelatihan dan pendidikan, baik dalam bentuk instruksi kelas, belajar sendiri, atau pelatihan yang didapat dalam pekerjaan, harus membantu personil untuk tetap melangkah dan dapat secara efektif beradaptasi dengan lingkungan yang berkembang. Mempekerjakan orangorang yang kompeten dan mengadakan pelatihan sekali saja tidaklah cukup. Kita membutuhkan proses pendidikan yang berkelanjutan. Orang-orang biasanya lebih memperhatikan apa saja yang menjadi tanggung jawab pekerjaan mereka dan bagaimana intensif-intensif keuangan mereka dihubungkan dengan kinerja mereka. Kesadaran resiko yang jelas dapat ditanamkan dengan lebih kuat dengan memastikan para karyawan mengerti bahwa manajemen resiko merupakan bagian dari pekerjaan mereka, dan bahwa kompensasi insentif mereka terkait dengan kinerja resiko dan bisnis pada tingkat bisnis dan individual. Penting bagi para karyawan untuk melihat sendiri fakta-fakta tersebut. Jika ada persepsi bahwa landasan yang sama untuk aturan tidak berlaku bagi semua karyawan (terutama karyawan senior), maka karyawan yang lain akan segera berhenti melihat peraturanperaturan sebagai sesuatu yang bisa dielakkan dalam pengejaran karir. Proses Enterprise risk management berbeda dari perspektif beberapa pengamat, yang memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang ditambahkan pada aktivitas perusahaan, atau sebagai beban yang dibutuhkan. Enterprise risk management paling efektif ketika dibangun dalam infrastruktur entitas dan menjadi bagian yang penting dalam perusahaan. Ada tiga proses yang penting yang harus terlaksana pada tempatnya untuk memastikan terlaksananya Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 57 proses enterprise risk management kita dengan tepat : · Menghubungkan komponen-komponen ERM dengan tujuan perusahaan · Evaluasi reguler mengenai proses manajemen resiko · Dokumentasi proses manajemen resiko Menghubungkan komponen-komponen ERM dan tujuan perusahaan Delapan komponen enterprise risk management yang saling berhubungan (berdasarkan ERM integrated framework COSO, yang telah didiskusikan di tengah bab dua, misalnya lingkungan internal, penyusunan tujuan, identifikasi peristiwa, penaksiran resiko, tanggapan resiko, aktivitas control, informasi dan komunikasi, monitoring) harus diintegrasikan dengan proses manajemen. Sebuah model yang bagus, yang menggambarkan bagaimana integrasi itu akan terjadi, yaitu hubungan antara komponen enterprise risk management dengan tujuan-tujuan entitas (strategis, operasi, pelaporan, dan pemenuhan) dan level-level (entitas, divisi, unit bisnis, dan cabang) seperti yang diberikan COSO dapat kita lihat dalam Figure 4.1. Model COSO ini menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara tujuan dan usaha entitas untuk mencapainya, serta komponenkomponen enterprise risk management, yang menggambarkan apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Hubungan tersebut digambarkan dalam matriks 3D, dalam bentuk kubus. Keempat kategori tujuanstrategis, operasi, Figure 4.1 Risk Management pelaporan, dan pemenuhandigambarkan dengan Components and Linkages COSO ERM Integrated Framework kolom-kolom vertikal. Sedangkan kedelapan komponen digambarkan dengan baris-baris horizontal. Dan entitas serta unitnya digambarkan oleh matriks 3D. Model tersebut menunjukan bahwa masing-masing komponen ERM tersebut diterapkan pada keempat kategori tujuan. Sebagai contoh, data finansial dan non-finansial yang dihasilkan dari sumber-sumber internal dan eksternal, yang merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi, dibutuhkan dalam pengaturan strategi dan untuk mengelola operasi bisnis secara efektif, melaporkan secara efektif dan menentukan bahwa entitas menaati hukum yang berlaku. Demikian pula dengan kategori-katogori tujuan, delapan komponen-komponennya saling relevan satu sama lain. 58 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Sebagai contoh, untuk kategori tujuan keefektifan dan efisiensi operasi, diperlukan delapan komponen yang lain untuk pencapaian tujuan tersebut. Evaluasi proses manajemen resiko Salah satu proses yang penting adalah proses evaluasi proses manajemen resiko itu sendiri. Ketika pendekatan atau teknik-teknik yang digunakan berubah, sebuah disiplin seharusnya dibawa ke dalam proses, dengan dasardasar pasti yang melekat di dalamnya. Evaluasi seharusnya ada untuk memastikan apakah proses manajemen resiko kita (bersama dengan pirantinya, metodologi dan prosedurnya) masih sesuai dengan standar yang dibentuk manajemen untuk masing-masing komponen, dengan tujuan akhir untuk menentukan apakah proses dapat menyediakan jaminan yang layak berkenaan dengan sasaran yang dinyatakan. Dokumentasi proses manajemen resiko Proses penting lainnya adalah merekam proses manajemen resiko. Asumsi, metode, sumber data, analisa, hasil-hasil dan alasan-alasan pengambilan resiko harus didokumentasikan semua. Documentation of the risk management process Another important process is recoding the risk management process. Assumptions, methods, data sources, analyses, results and reasons for decisions should all be recorded. Rekaman proses-proses tersebut merupakan aspek yang penting dari pengaturan perusahaan. Keputusan-keputusan mengenai pembuatan dokumentasi harus mempertimbangkan : · Hukum dan kebutuhan-kebutuhan bisnis akan dokumentasi tersebut · Biaya pembuatan dan pengelolaannya · Manfaat-manfaat adanya dokuementasitersebut Dokumentasi proses manajemen resiko penting untuk : 1. Menunjukkan pada para pemangku kepentingan bahwa proses tersebut telah dilaksanakan dengan semestinya. 2. Memberikan bukti-bukti pendekatan sistematis untuk identifikasi dan Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 59 analisa resiko. 3. Memungkinkan diadakannya peninjauan ulang proses tersebut atau keputusan-keputusan yang diambil. 4. Menyediakan dokumentasi resiko dan untuk mengembangkan database pengetahuan organisasi. 5. Untuk memperlengkapi para pembuat keputusan dengan rencana manajemen resiko, untuk persetujuan dan kemudian penerapannya. 6. Memudahkan pengawasan berkelanjutan dan peninjauan ulang. 7. Menyediakan jejak audit. 8. Membagi dan menyampaikan informasi. Infrastruktur Proses enterprise risk management membutuhkan infrastruktur resiko yang didesign dengan baik. Infrastruktur diperlukan untuk menanggapi dan memonitor resiko secara efektif. Tetapi harus diingat bahwa meskipun infrastruktur tersebut tersebut penting, itu tidak berarti bahwa dengan adanya infrastruktur itu saja sudah cukup. Hanya dengan memiliki orangorang dan proses yang tepat, infrastruktur tersebut baru akan memberikan manfaat-manfaat yang nyata. Infrastruktur resiko mencakup semua infrastruktur manajemen seperti infrastruktur kendali dan infrastruktur sistem informasi. Tantangan manajemen adalah untuk memproses dan menyuling data dalam jumlah besar menjadi informasi-informasi yang bisa dikerjakan. Tantangan tersebut dapat ditemui dengan membangun sebuah infrastruktur sistem informasi untuk mengumpulkan, menangkap, memproses, menganalisa, dan melaporkan informasi yang relevan. Bagaimanapun, institusi harus bergerak ke arah solusi resiko dan mengkhususkan teknologi-teknologi komputasi yang mampu memfasilitasi komputasi dan distribusi informasi resiko secara cepat (termasuk sekelompok besar jaringan komputer yang cepat). Infrastruktur informasi ini harus melayani Dewan Direktur sebagai dasbor ERM yang menyediakan jawabanjawaban untuk pertanyaan-pertanyaan strategis berikut : 1. Apakah ada tujuan bisnis kita yang beresiko ? 2. Apakah kita sudah memenuhi kebijaksanaan dan peraturan-peraturan 3. yang ada ? 4. Kejadian resiko apa saja yang sudah diperluas ? 5. Apakah KRI dan kecenderungan-kecenderungannya butuh segera diperhatikan ? 60 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 6. Penaksiran resiko apa yang harus ditinjau ulang ? Sejalan dengan visi, misi, dan strategi ERM pada dasarnya merupakan inisiatif top down dan seharusnya dimulai dari para pimpinan, dan disejalankan dengan visi, misi, dan strategi. Dewan Komisaris dan Direktur adalah bagian penting dalam proses ini. Karena merekalah yang membagikan kewajiban perumusan dan menyetujui seluruh strategi perusahaan. Sudah sangat jelas bahwa mereka harus memastikan bahwa resiko telah terintegrasi dengan strategi perusahaan. Target-target manajemen resiko harus dimasukkan ke dalam sasaran-sasaran perusahaan dan inisiatif perusahaan yang utama harus menggabungkan penaksiran resiko dan strategi-strategi kelonggaran resiko. Manajemen, sebagai bagian dari enterprise risk management, harus memastikan bahwa entitas telah memilih tujuan-tujuan dan mempertimbangkan bagaimana tujuan tersebut mendukung visi/misi dan strategi entitas. Tujuan-tujuan entitas juga harus sejalan dengan risk appetite entitas. Tidak sejalannya, atau sebaliknya menerima resiko yang tidak semestinya. Lihat Figure 4.2. Enterprise risk management yang efektif tidak mendikte tujuan apa yang harus dipilih oleh jajaran Direktur dan manajemen, namun manajemen tersebut memiliki proses untuk menyejajarkan Kesejajaran tujuan entitas dengan misi dan dengan risk appetite entitas strateginya dan tujuan-tujuan yang telah dipilih tersebut konsisten Ketaksejajaran 1 Ketaksejajaran 2 dengan risk appetite entitas. – tidak mengambil resiko yang cukup - – Menerima resiko yang tidak layak– Zona pengambilan resiko optimum Figure 4.2 –Ketidaksejajaran dan kesejajaran tujuan dan risk appetite sebuah entitas Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 61 Vision/Mission Strategic Objectives Strategies - Untuk menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat yang berkualitas tinggi, mudah diakses, dan bisa diusahakan. - Menjadi yang pertama atau terbesar kedua, provider pelayanan kesehatan dengan servis penuh dalam pasar metropolitan level menengah. - Menduduki peringkat atas dalam kualitas pelayanan medis kami. Dikenal dalam pasar lokal sebagai pemimpin harga/kualitas. - Sejajar dengan rumah sakit swasta pada target pasar yang mana kita Align with stand-alone hospitals in the target markets in which we do not currently have a presence. Acquire high-quality under-performing service providers in target markets where feasible. Otherwise, consider lesser programs to revamp and rebuild. Develop ownership participation or profit-sharing programs to attract top local medical talent. Develop tailored, targeted marketing programs for large and middle market businesses in target markets. Bring our state-of-the-art infrastructure systems to provide effective management and cost control. Achieve leading track record of compliance with all healthcare and other applicable laws and regulations. - Related Objectives - Operations - - Reporting - - - Compliance - - Initiate dialogue with leadership of 10 top under-performing hospitals and negotiate agreements with two this year. Target 10 other programs in key target markets and execute agreements with five this year. Identify needs and motivations of leading practitioners in major markets and structure alternative model terms. Ensure at least one top medical talent is on board in each core discipline in at least five major markets this year. Hold focus groups with business leaders in key markets to determine program needs. Develop alternative model programs for business customers Develop methodologies for quick-start implementation of information and operational systems in acquired/rebuilt hospitals. Set protocols for migration from existing systems. Implement new systems in one new location to serve as model going forward. Install our foundation systems in newly acquired facilities to provide management reports on key performance measures, with exception and trend line analysis, within four working days of month-end. Ensure all facilities accurately and timely report compliance performance and issues for management review Establish uniform reporting system/accounts for assembly of accurate and complete information required for external reporting Establish compliance office with charter, leadership and staffing centrally, providing support to local units. Ensure line recognizes its primary compliance responsibilities, building into HR objectives and performance assessments. Develop company-wide protocols for medical procedures, drug storage and dispensing, staffing assignments and schedules, and all aspects of patient care. Review privacy policies and practices and benchmark against federal requirements and best practices Source: Enterprise Integrated Framework (COSO, 2004) Figure 4.3 Linking corporate objectives with strategy and mission 62 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Setiap entitas menghadapi resiko yang bervariasi dari sumber-sumber eksternal dan internal, dan prasyarat untuk proses manajemen resiko yang efektif yaitu identifikasi resiko, penaksiran resiko dan tanggapan resiko, pembentukan tujuan, terhubung dengan level yang berbeda dan hal-hal tersebut harus bersifat konsisten secara internal. Tujuan-tujuan tersebut tersusun pada level strategis, membangun sebuah tujuan-tujuan dasar operasi, pelaporan, dan pemenuhan. Tujuan-tujuan harus disejajarkan dengan risk appetite entitas, yang mengendalikan level toleransi resiko pada aktivitas entitas. Lihat Figure 4.3. Misi entitas (yang lain seringkali menyebutnya dengan visi atau tujuan) dalam arti luas adalah cita-cita yang ingin dicapai oleh entitas, atau alas an dibentuknya sebuah entitas. Merupakan kewajiban Dewan Direkturdengan kelalaian Dewan Komisarisuntuk membentuk misi yang jelas. Dari misi tersebut, Dewan Direktur dan manajemen mengatur tujuan-tujuan strategis, merumuskan strategi dan membentuk tujuan-tujuan yang berkaitan dengan organisasi. Ketika misi entitas dan tujuan-tujuan strategis sudah stabil, tujuan terkait dan strateginya akan lebih dinamis dan disusun untuk mengubah kondisi-kondisi internal dan eksternal. Tujuan-tujuan strategis merupakan sasaran tingkat tinggi, sejajar dan mendukung visi/misi entitas. Tujuan-tujuan strategis mencerminkan pilihan Dewan Direktur sebagai cara entitas menciptakan nilai untuk para pemangku kepentingan. Dalam mempertimbangkan strategi-strategi alternatif untuk mencapai tujuan-tujuan strategis, Dewan Direktur dan manajemen mengidentifikasi resiko yang terkait dengan pilihan-pilihan strategi dan mempertimbangkan implikasi-implikasinya. Teknik-teknik identifikasi berbagai peristiwa dan penaksiran resiko dapat digunakan dalam proses pengaturan strategi. Dengan cara ini, teknik enterprise risk management digunakan dalam pengaturan strategi dan tujuan. Penyusunan tujuan merupakan komponen dari enterprise risk management. Meskipun tujuan-tujuan tersebut memberikan target-target yang terukur ke arah yang dituju oleh entitas. Mereka bisa jadi memiliki kepentingan dan prioritas yang berbeda. Meskipun entitas seharusnya memiliki jaminan yang layak akan tujuan yang akan dicapai, mungkin jaminan tersebut tidak bisa diterapkan untuk semua tujuan. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 63 Enterprise risk management yang efektif akan memberikan jaminan yang layak bahwa pelaporan dan pemenuhan tujuan entitas akan tercapai. Pencapaian pelaporan dan pemenuhan tujuan adalah sepenuhnya dalam kendali entitas. Maksudnya, sekali tujuan telah ditentukan, entitas memiliki kendali atas kemampuannya untuk melakukan apa saja yang diperlukan untuk mencapainya. Namun untuk sejumlah alasan, ada perbedaan yang terjadi ketika kita bicara tentang tujuan-tujuan operasi. Sebuah entitas bisa jadi sudah terselenggara seperti yang dimaksudkan, namun hal serupa yang dilaksanakan entitas tersebut sudah dilakukan oleh pesaingnya. Hal itu menunjuk pada peristiwaperistiwa eksternal seperti perubahan dalam pemerintahan, cuaca yang buruk dan semacamnyaketika sebuah kejadian terjadi di luar kendali. Hal tersebut mungkin sudah dipertimbangkan di beberapa peristiwa dalam proses penyusunan tujuannya dan ditangani seolah-olah hal tersebut mungkin terjadi, dengan rencana kemungkinan-kemungkinan jika hal-hal tersebut benar-benar terjadi. Namun, rencana-rencana tersebut hanya dapat mengurangi dampak dari peristiwa-peristiwa eksternal. Hal tersebut tidak dapat memastikan tercapainya tujuan-tujuan. Enterprise risk management untuk operasi terutama berfokus pada : · Mengembangkan konsistensi tujuan dan sasaran di seluruh organisasi; · Mengidentifikasi faktor-faktor sukses kunci dan resiko ; · Menaksir resiko diinformasikan; dan membuat tanggapan-tanggapan yang · Menerapkan tanggapan-tanggapan resiko yang pantas; · Menetapkan kendali-kendali yang diperlukan; dan · Melaporakan kinerja dan harapan-harapan pada waktunya. Untuk tujuan-tujuan ini, enterprise risk management mampu memberikan jaminan yang layak bahwa manajemen, Dewan Direktur dan Dewan Komisaris sadar, pada waktu yang tepat, tentang arah pergerakan entitas. Singkatnya, risk appetite yang disusun oleh Dewan Direktur dan ditinjau ulang oleh Dewan Komisaris harus menjadi tonggak panduan dalam proses pengaturan strategi ini. Strategi-strategi yang berbeda memiliki resiko-resiko terkait yang berbeda pula. Enterprise risk management harus diterapkan dalam pengaturan strategi, dan itu akan membantu manajemen dalam memilih strategi yang konsisten dengan risk appetite-nya. Manajemen 64 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris kemudian harus menyelaraskan strategi tersebut dengan organisasi, orangorang, proses-proses dan infrastruktur untuk memudahkan penerapan strategi yang sukses dan memungkinkan entitas untuk tinggal dalam risk appetite. Pertanyaan-Pertanyaan Tinjauan 5 pertanyaan pilihan ganda sebagai bahan kajian bab empat. 1. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang benar tentang budaya resiko kecuali : (a) Budaya resiko berperan penting bagi pimpinan untuk memperkenalkan nilai-nilai perusahaan dan budaya resiko yang benar, melalui kelakuan yang relevan dan kebijakan-kebijakan tertulis. (b) Nilai-nilai perusahaan dan budaya resiko merupakan "sisi lembut" manajemen resiko, namun seringkali diabaikan. (c) Budaya resiko adalah sekumpulan sikap-sikap, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang menunjukkan bagaimana entitas mempertimbangkan resiko dalam aktivitas sehari-harinya. (d) Budaya resiko merupakan resiko yang disebabkan oleh kelemahan entitas dalam kebudayaan yang relevan. 2. Pilih jawaban yang benar, tujuan dari pelatihan kesadaran resiko adalah untuk memastikan bahwa : (a) Setiap orang dalam bisnis dapat secara proaktif mengidentifikasi resiko-resiko kunci bagi perusahaan. (b) Secara serius memikirkan konsekuensi-konsekuensi resiko yang menjadi tanggung jawabnya. (c) Mengkomunikasikan ke atas dan ke bawah dalam organisasi, resikoresiko yang membutuhkan perhatian dari personil yang lain. (d) Semua jawaban di atas benar. 3. Pernyataan-pernyataan tentang pentingnya dokumentasi resiko dalam proses manajemen resiko berikut adalah benar, kecuali : (a) Untuk menunjukkan pada pemangku kepentingan tentang prosesproses yang dilaksanakan dengan semestinya. (b) Untuk menyediakan bukti-bukti pendekatan sistematis dalam analisa dan identifikasi resiko. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 65 (c) Untuk memungkinkan peninjauan ulang proses-proses atau pengambilan keputusan. (d) Untuk menambahi pekerjaan sehari-hari jajaran manajer dengan beban yang tidak perlu. 4. "Dasbor ERM" dimaksudkan untuk memperlengkapi Dewan Direktur dan manajemen dengan informasi-informasi tentang : (a) Apakah tujuan-tujuan bisnis terkait dengan resiko yang ada. (b) Tingkat pemenuhan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan. (c) Insiden-insiden yang terjadi. (d) Semua pilihan di atas benar. 5. Mengapa proses enterprise risk management tidak dapat menyediakan jaminan yang layak dalam pencapaian tujuan operasi, dibanding dengan tujuan-tujuan seperti tujuan pelaporan dan pemenuhan? Semua jawaban di bawah ini benar, kecuali : (a) Sebuah entitas dapat berjalan seperti yang dimaksudkan, namun hal itu telah dilakukan sebelumnya oleh pesaingnya. (b) Proses tersebut ditujukan untuk peristiwa-peristiwa eksternal. (c) Kemungkinan rencana-rencana yang disusun hanya mengurangi dampak dari peristiwa-peristiwa eksternal. (d) Pelaporan dan pemenuhan tujuan sangat mudah dicapai. 66 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris BAB V UKURAN DARI EFEKTIFITAS Bab ini di ditujukan untuk menggali peralatan yang tersedia dan mengukur kesuksesan pelaksanaan dari ERM. Kami juga akan memberikan daftar kepada pembaca yang mana akan memakainya untuk evalusi mandiri sejauh inisiatif ERM. Alat pengukur dan Pendekatannya Kinerja Pengukuran adalah sesuatu yang penting dalam mengatur resiko. Bagian ini akan menyediakan suatu peta perencanaan dari alat yang tersedia dan melakukan pendekatan untuk mengukur efektivitas inisiatif ERM. ERM secara jelas menghubungkan manajemen resiko tersebut dengan nilai yang diciptakan suatu organisasi dan menyatakan resiko dalam kaitannya dengan dampak pada sasaran sutu organisasi. Suatu aspek penting ERM yang kemudian berhubungan secara kuat antara ukuran resiko dan ukuran kinerja organisasi secara keseluruhan. Hal ini sangat penting untuk pimpinan, terutama untuk memastikan bahwa kinerja tersebut telah terukur dengan menggunakan risk based metrics, reflecting capital consumption, return, and volatility. ERM Pada tabel di bawah ditunjukan suatu kinerja badan perusahaan baik finansialnya maupun non-finansial yang dapat dihubungkan dengan pengukuran efektivitas pelaksanaan ERM. Pengukuran finansial ini mempunyai dasar pikiran yaitu modal harus sudah kembali sebelum tercipta nilai. Namun, pengukuran finansial tidak selalu digunakan sebagai satusatunya wakil dari suatu nilai. Salah satu pendekatan yang paling umum untuk mengukur efektivitas kinerja ERM adalah dengan membandingkan program ERM tersebut dengan batas pengembangan modal ERM berdasarkan pada praktek industri. Di dalam bagian ini, kami memperkenalkan pengembangan modal ERM yang dikembangkan oleh James Lam, CRO yang pertama di dunia dan salah satu pengamat ERM hari ini. Maturity model adalah suatu aktivitas dasar dari benchmarks dan diperoleh dari berbagai proyek ERM dan pembelajaran Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 67 benchmarking yang diselenggarakan oleh Yakobus Larian Lam pada lebih dari sepuluh tahun, seperti halnya kedua tinjauan ulang survei global yang diselenggarakan oleh Dewan Konferensi tahun 2005 dan Mercer Oliver Wyman dan Konferensi Dewan Eksekutif. Tujuan ERM Maturity ini adalah untuk memungkinkan perusahaan untuk melakukan penilaian diri sendiri akan program manajemen resiko perusahaan mereka sehubungan dengan industri benchmarks. Lihat gambar 5.1. Table 5.1 Pengukuran kinerja finansial untuk industri-industri non-finansial ROE return on equity Operating earnings (keuntungan modal) (pendapatan operasional) EBITDA Earnings before interest, tax, depreciation, and amortization (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) CFROI WACC EVA- Economic value Cashflow return Weighted avarage added. Ukuran kinerja on investment. cost of capital. perusahaan yang menitik beratkan pada EBITDA dibagi Jumlah kemampuan untuk dengan keuntungan mencapai return aset nyata pasar yang melampaui modal dibutuhkan perusahaan. Hal ini masing-masing seringkali dimulai komponen dari sebagai batas permodalan keuntungan setelah perusahaan, pajak dikurangi yang dipengaruhi dengan modal yang oleh pembagian dibutuhkan dikali modal biaya menghasilkan keseluruhan modal rata-rata. Table 5.2 Financial (performance) measures for financial industries RORAC - Return on risk adjusted capital; RAROC Risk adjusted return on capital; RARORAC Risk adjusted return on risk adjusted capital. RORAC adalah target pengukuran ROE di mana denominatornya disusun tergantung pada resiko yang terkait dengan instrumen atau proyek. RARORAC adalah kombinasi RAROC dan RORAC di mana numerator dan denominator nya disesuaikan (untuk resiko yang berbeda) 68 ECAP - Economic capital. Nilai pasar untuk aset dikurangi nilai passiva. Digunakan dalam praktek sebagai ukuran modal, khususnya jumlah modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan batas kemampuan pembayaran yang eksplisit (misalnya kemungkinan yang pasti akan kejatuhan) Embedded value sebuah pengukuran nilai bisnis tertentu dalam buku perusahaan asuransi. CAR Capital Adequacy Ratio; RBC Risk based capital CAR atau RBC adalah kebutuhan modal yang spesifik. CAR untuk bank-bank dan RBC untuk perusahaanperusahaan asuransi. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Stage 1: White-belt company Tahap pertama pengembangan ERM Fokus pengembangan ERM : definisi, organisasi, dan perencanaan. Kebanyakan perusahaan menghabiskan sekitar enam bulan sampai satu tahun pada tahap ini. Dalam tahap ini, perusahaanmu baru mulai mencari tahu bagaimana untuk mendefinisikan, mengembangkan, dan menerapkan ERM. Stage 2: Yellow-belt company Tahap kedua dalam pengembangan ERM. Fokus pengembangan ERM : identifikasi resiko dan proses penaksiran. Kebanyakan perusahaan menghabiskan antara setahun sampai dua tahun pada tahap ini. Pada tahap ini, perusahaanmu berada di belakang perusahaan-perusahaan sebayanya yang lain dalam bidang ERM Stage 3: Green-belt company Tahap ketiga dalam pengembangan ERM. Fokus pengembangan ERM : kuantifikasi dan pelaporan ERM. Kebanyakan perusahaan menghabiskan antara dua sampai tiga tahun pada tahap ini. Dalam tahap ini, perusahaanmu selevel dengan perusahaan-perusahaan sebayanya dalam bidang ERM. Stage 4: Perusahaan sabuk-coklat Tahap keempat dalam pengembangan ERM Fokus pengembangan ERM : mengintegrasikan ERM dalam proses-proses bisnis kunci. Perusahaan yang ingin mencapai manajemen resiko dengan "pelatihan terbaik" mungkin menghabiskan sekitar dua atau tiga tahun pada tahap ini, lalu kemudian naik ke tingkat selanjutnya. Namun kebanyakan perusahaan sudah cukup puas untuk memiliki manajemen resiko "yang terbaik di kelas" dan mengelola ERM mereka pada level ini. Dalam tahap ini, perusahaanmu melebihi perusahaan-perusahaan lainnya dalam penerapan ERM. Stage 5: Perusahaan sabuk-hitam Tahap kelima dan terakhir dalam pengembangan ERM. Fokus pengembangan ERM : optimasi kinerja bisnis. Dalam tahap ini akan diambil sumber-sumber daya yang penting dan menghabiskan banyak tahun bagi perusahaan untuk mencapai level ini dalam pengembangan ERM. Dalam tahap ini, perusahaanmu menjadi pemimpin dalam pelaksanaan ERM Figure 5.1 ERM maturity model based on James Lam model Metode peninjauan kinerja ERM ada dalam daftar berikut (lihat pada table 5.3 dan 5.4) · Penilaian diri sendiri. · Pemeriksaan menyeluruh pada badan kerja. · Pemeriksaan dan pengawasan keberhasilan kerja. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 69 · Pemeriksaan keuangan dan penaksiran kembali resiko pada pencapaian tujuan khusus. · Perjanjian penting dan batas waktu untuk permulaan program dan komunikasi, pengawasan, pelaporan dan peninjauan. Seperti yang telah bahas pada bab sebelumnya, kinerja pengawasan enterprise risk management dapat ditempuh dengan 2 cara : melalui aktivitas yang berkelanjutan atau evalusi terpisah. Mekanisme enterprise risk management biasanya disusun untuk mengawasi diri mereka sendiri secara berkelanjutan, setidaknya sampai suatu tahap tertentu. Semakin besar tingkat dan efektivitas dari pengawasan berkelanjutan, maka evaluasi terpisah makin sedikit diperlukan. Pada umumnya, beberapa kombinasi dari pengawasan berkelanjutan dan pemisahan evaluasi akan memastikan bahwa manajemen resiko perusahaan telah memelihara efektivitasnya dari waktu ke waktu. Lihat tabel 5.3 dan 5.4 sebagai contoh monitoring berkelanjutan dan pemisahan evaluasi aktivitas dan berbagai alat untuk mengukur efektivitas dari program manajemen resiko perusahaan anda. Table 5.3 Pengawasan ERM yang berkelanjutan (aktivitas dan sarana-sarana) Laporan dan komunikasi dari internal dan eksternal. Model nilai pada resiko digunakan untuk mengevaluasi dampak pergerakan Contoh : pasar yang potensial Sebuah tinjauan perusahaan asuransi akan kebijakan dan praktek- pada posisi keuangan praktek keselamatan memberikan perusahaan. informasi tentang fungsi enterprise risk management, dari keselamatan operasional dan perspektif-perspektif Model-model ini dapat bertindak pemenuhan. Oleh karena itu melayani sebagai teknik pengawasan. sebagai saranasarana yang efektif dalam menentukan Para pengatur juga dapat apakah unit bisnis menyampaikan pada entitas mengenai pemenuhan atau masalah- atau fungsi-fungis bisnis tinggal dalam masalah lain yang mencerminkan toleransi resiko yang fungsi proses enterprise risk teridentifikasi. management. 70 Para penasehat dan auditor internal dan eksternal dapat memberikan rekomendasi untuk memperkuat enterprise risk management. Para auditor dapat memperkirakan resiko-resiko kunci perusahaan atau unit, pemilihan respon resiko dan desain kendali terkait, dan pada pengujian keefektifannya. Seminar-seminar pelatihan, sesisesi perencanaan dan pertemuanpertemuan lain memberikan timbal balik pada manajemen mengenai apakah enterprise risk management tersebut efektif. Kelemahan potensial mungkin teridentifikasi dan tindakantindakan alternatif direkomendasikan pada manajemen, disertai dengan informasi yang berguna dalam penentuan pembiayaan yang bermanfaat. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris Table 5.4 Separate evaluations on ERM performance monitoring . Scope and Frequency Scope and frequency depends on the significance of risks and importance of the risk responses and related controls in managing the risks. Higher-priority risk areas and responses should be evaluated more often. Evaluation of the entirety of enterprise risk management will be needed less frequently than the assessment of specific parts, prompted by a number of reasons: · Major strategy or management change, · Major acquisitions or dispositions, · Significant change in economic or political conditions, or · Significant changes in operations or methods of processing information. Note: When a decision is made to undertake a comprehensive evaluation of an entity's enterprise risk management, attention should be directed to addressing its application in strategy setting as well as with respect to significant activities. The evaluation scope also will depend on which objectives categories strategic, operations, reporting and compliance are to be addressed. Who Evaluates The Evaluation Process Methodology · Person in charge: self-assessments (where persons responsible for a particular unit or function determine the effectiveness of enterprise risk management for their activities.) · Understand each of the entity activities and each of the components of enterprise risk management being addressed. · Checklists, questionnaires and flowcharting techniques. · Focus on how enterprise risk management purportedly functions ? this is sometimes referred to as the system or process design. · Comparing or benchmarking enterprise risk management process against those of other entities. · Internal auditors: · Determine how the system internal auditors actually works. Procedures normally perform designed to operate in a evaluations as part of particular way may be modified their regular duties, over time to operate differently or at the specific or may no longer be performed. request of senior Sometimes new procedures are management, the board established but are not known or subsidiary or to those who described the divisional executives. process and are not included in available documentation. · External auditors: input for management · Discussions with personnel who perform or are affected by enterprise risk management, by examining records on performance or a combination of procedures. · Analyze the enterprise risk management process design and the results of tests performed. The analysis is conducted against the backdrop of management's established standards for each component, with the ultimate goal of determining whether the process provides reasonable assurance with respect to the stated objectives. An entity may, for example, measure its process against those of companies with reputations for having particularly good enterprise risk management. Comparisons might be done directly with another company or under the auspices of trade or industry associations. Other organizations may provide comparative information, and peer review functions in some industries can help a company evaluate its process against those of its peers. Note: When conducting comparisons, consideration must be given to differences that always exist in objectives, facts and circumstances Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 71 Sebagai kesimpulan, peninjauan ulang suatu proses sebaiknya dihubungkan dengan indikator kinerja utama pada suatu organisasi. Rencana manajemen resiko sebaiknya berhubungan dengan kinerja perorangan dan pengendali utama dan dapat memastikan bahwa mereka bekerja dengan baik pada semua level di organisasi. Pengawasan dan peninjauan kembali sebaiknya memastikan bahwa program manajemen resiko yang efektif selalu mengindikasikan hemat biaya hasil resiko dan menggambarkan suatu strategi dan cara kerja yang baik serta tujuan dari suatu organisasi. Daftar sederhana Kebanyakan perusahaan tertarik akan bagaimana program manajemen resiko perusahaan mereka dibandingkan dengan praktek industri. Pengembangan suatu daftar yang berdasar pada pengalaman internasional adalah salah satu pendekatan secara luas yang telah diadopsi dari pengalaman ini. Daftar menurun ini disediakan untuk evaluasi pribadi dan taksiran pribadi yang mana dapat digunakan untuk Direktur dan Komisaris untuk mengevalusi atau menaksirkan sumbangan serta efektifitas mereka dalam memimpin suatu ERM dalam perusahaan mereka melawan pengalaman internasional. Daftar ini dibagi menjadi lima tahap berbeda yang saling berkaitan untuk pengembangan ERM untuk perusahaan tersebut. Formulation and initiation checklist · Sebagai dewan pengurus pada suatu badan organisasi, apakah anda mewajibkan manajemen untuk memimpin penemuan atas syarat pengaturan dan pengalaman industri dalam aspek ini ? · Sudahkah anda membantu manajemen dengan menetapkan jangkauan untuk manajemen resiko perusahaan ( mencakup kredit, pasar, dan resiko operasional) ? · Sudahkah anda mengembangkan strategi enterprise risk management secara menyeluruh dan merencanakannya ? · Sudahkah anda menetapkan sebuah tim untuk memimpin proses pengumpulan data bersama perusahaan mitra ? 72 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris · Sudahkah anda memberikan pengajaran akan resiko pada badan perusahaan dan para pelaksana bisnis anda ? · Sudahkah anda mengangkat chief risk officer (CRO) dan membentuk staf kerja CRO ? · Sudahkah anda menetapkan kerangka kerja enterprise risk management, termasuk pembagiannya ? · Sudahkah anda menetapkan panitia manajemen resiko sebagai bagian dari panitia komisi ? Early implementation checklist · Sudahkah anda menetapkan suatu kebijakan ERM, termasuk peraturan dan pertanggungjawabannya ? · Sudahkah anda mewajibkan manajemen untuk melakukan perhitungan pajak pada seluruh unit bisnis ? · Sudahkah anda mewajibkan manajemen untuk menggabungkan proses identifikasi resiko pada seluruh manajemen resiko, pemeriksaan keuangan, pemenuhan, dan berbagai kekeliruan yang terjadi ? · Sebagai anggota dewan suatu perusahaan, sudahkah anda memperlengkapi diri anda dengan pengetahuan tetang resiko serta mewajibkan manajemen untuk memperlengkapi pelatihan tentang resiko untuk kelompok pekerja yang besar ? · Sudahkah anda mewajibkan manajemen untuk menetapkan fungsi resiko pada seluruh unit bisnis ? Controlling and monitoring checklist · Sudahkah anda menetapkan manajemen untuk membuat model pengukuran resiko dan database ? · Sudahkah anda menetapkan dan mengawasi proses pembuatan KRI dan melaporkannya resiko perusahaan setiap laporan bulanan ? · Sudahkah anda menetapkan manajemen untuk membuat metodologi pengukuran kinerja resiko yang disesuaikan ? · Sudahkah anda menetapkan manajemen supaya memperbaharui taksiran pada diri sendiri pada triwulan atau awal bulan ? Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 73 Integration process checklist · Sudahkah anda mewajibkan dan memimpin proses pengembangan cakupan ERM secara finansial (pasar dan resiko kredit) maupun resiko non-finansial (operasional, bisnis, dan resiko hukum dan resiko reputasional yang mungkin terjadi) ? · Sudahkah anda memimpin penggabungan peninjauan resiko ke dalam pengembangan bisnis dan proses persetujuan produk/servis ? · Sudahkah anda mewajibkan manajemen untuk melaporkan ERM secara otomatis pada laporan bulanan pada pedoman elektronik yang meliputi customizes quires dan peningkatan yang nyata ? · Sudahkah anda menetapkan "trigger points" untuk membuat keputusan bisnis, peringanan resiko dan jalan keluarnya secara tepat waktu ? · Sudahkah anda menghubungkan kinerja manajemen resiko dengan upah eksekutif ? Optimization checklist · Sudahkah anda memperluas jangkauan ERM beserta resiko strateginya ? · Sudahkah anda mewajibkan manajemen untuk menggabungkan ERM kedalam proses perencanaan strategi ? · Sudahkah anda memaksimalkan nilai para pemegang saham memanajemen alokasi sumber daya bisnis [itu] di "efficient frontie" secara aktif ? · Sudahkah anda menetapkan mekanisme untuk proses transparasi resiko s e b a g a i k u n c i p a r a p e m a n g k u k e p e n t i n g a n i n v e s t o r, a g e n terkemukasepenuhnya menelaah resiko keseluruhan dan pengendali resiko masa depan ? · Sudahkah anda mewajibkan manajemen meningkatkan kemampuan manajemen resiko, peralatan, dan informasi untuk mempererat tali kerjasama dengan cara membantu mereka mengelola resiko mereka ? 74 Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris STUDI KASUS PT Astra Internasional Tbk akan terpilih secara menyeluruh tetapi membuka studi kasus diakhiri untuk mengijinkan suatu pertanyaan [yang] diakhiri terbuka untuk diskusi. Kasus akan [jadi] ditargetkan untuk para Direktur dan Komisaris, mengundang praktis dan experiential berdebat antar [mereka/nya]. Dasar-dasar ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Untuk Direktur dan Komisaris 75