PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL [ VITAL SIGN ] KURNIA FITRI JAMIL PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL [ VITAL SIGN ] • TUJUAN BELAJAR : 1. Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien. 2. Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien. PENDAHULUAN • Vital sign meliputi : Tekanan darah. Denyut nadi. Pernafasan. Temperatur. Menilai fungsi jantung dan pernafasan. TEKANAN DARAH • Alat : Sphygomanometer dan Stetoskop. • Ada dua parameter: Sistolik dan Diastolik • Ukuran manset minimal : Neonatus : 5 cm Anak > 5 thn : 12 cm Yang biasa tersedia : 23 cm Lengan normal dan kurus : 35 cm Lengan berotot dan gemuk : 42 cm Penilaian Denyut Nadi A. Tegangan Nadi Tekanan darah • Pulsus Normal • Pulsus Mollis (nadi lunak) • Pulsus Durus (nadi keras) B. Isi Nadi Curah jantung dan keadaan Pembuluh Darah • Pulsus Parvus (kecil) • Pulsus Magnus (besar) C. Gelombang Nadi • Pulsus Celor (gelombang tinggi) • Pulsus Tardus (gelombang rendah) Continue.. D. Frekuensi • Takhi kardia (> 100 x/menit) • Bradikardia (< 60 X/menit) E. Irama • Reguler • Irreguler Pernafasan A. Tipe pernafasan - Pernafasan Abdominal – torakal - Pernafasan Torako - Abdominal B. Frequensi - Normal : 12 – 20 - Polipnea (Takipnea) - Oligopnea (Bradipnea) C. Kedalaman Pernafasan - Normal - Pernafasan dangkal - Pernafasan dalam D. Bau pernafasan Suhu Badan Alatnya : Thermometer Tempat : - Mulut - Aksila - Lipat paha - Rektum Suhu Normal : 36,6 0C – 37,2 0C Jenis Suhu : Sub febris Febris Hiperpireksia (>41,6) Hipotermia (<35 0C) Pelaksanaan Latihan A. Cara Pemeriksaan Suhu Badan 1. Pemeriksaan Pada Mulut (oral) Kibaskan termometer sampai permukaan air raksa di 35,5 0C. Masukkan termometer di bawah lidah tutup mulut. Tunggu selama 2-3 menit. 2. Pemeriksaan Pada Rektum Biasa dilakukan pada bayi atau pasien dewasa dengan shock. Gunakan thermometer dengan ujung bulat + pelumas. Masukan ke dalam anus 3-4 Cm ke arah umbilikus. 3. Pemeriksaan Pada Ketiak Tempatkan ujung thermometer pada apex fossa axillaris kiri sendi bahu adduksi maximal. Tunggu sampai 3-5 mnt, lakukan pembacaan Pemeriksaan Frekuensi Nadi • Penderita posisi duduk atau berbaring • Lengan dalam posisi relaks • Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk menekan A. Radialis. • Hitung denyutan dalam satu menit. • Perhatikan irama dan kuantitas denyut. • Catat hasil pemeriksaan dari lengan kanan dan kiri. Cara Pemeriksaan Frekuensi Nafas • Minta penderita melepas baju (duduk atau berbaring) • Melakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada punggung/dada untuk menghitung gerakan pernafasan. • Inspirasi : perhatikan gerakan ke samping iga, pelebaran sudut epigastrium dan penambahan ukuran antero posterior dada. • Ekspirasi : masuknya kembali iga, penyempitan sudut epigastrium, dan penurunan ukuran antero posterior dada • Perhaikan Penggunaan otot pernafasan pembantu • Catat irama, Frekuensi dan kelainan gerakan Pemeriksaan Tekanan Darah • Jenis dan alat yang diperlukan Cara Pemeriksaan Tekanan Darah • Tentukan posisi penderita dan lokasi pengukuran. • Letakkan manometer pd posisi yg mudah dibaca. • Tentukan letak arteri brachialis dengan palpasi. • Pasang manset • Pompa secara cepat • Letakkan stetoskop • Kempiskan balon hingga manometer turun 2-3 mmHg/det • Tetapkan tekanan Sistolik (fase 1 korotkoff), tekanan diastolik (fase 5 korotkoff). Klasifikasi Hipertensi (JNC VII) Klasifikasi TD Normal Sistole (mmHg) Diastole (mmHg) < 120 < 80 Prehipertensi 120 – 139 80 – 89 Kategori I 120 – 159 90 – 99 Kategori II ≥ 160 ≥ 100 Penatalaksanaan perdarahan di bagian penyakit dalam M.Riswan Bagian /SMF Penyakit Dalam FK UNSYIAH/ RSUZA Banda Aceh PENDAHULUAN • HEMOSTASIS = berasal dari kata Haima (darah ) dan Stasis ( berhenti ). • Merupakan proses yg amat komplek,berlangsung terus menerus untuk mencegah kehilangan darah secara spontan. Komponen dalam proses Hemostasis • • • • • Pembuluuh darah. Trombosit Kaskade faktor koagulasi Inhibitor koagulasi Fibrinolisis. HEMOFILIA • Penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan yang diturunkan secara sex linked recessive pada kromosom X ( Xh). • Ada dua : Hemofilia A dan B. • Gejala klinis : Perdarahan . Gambaran Klinis dan laboratorium pada Hemofilia A, Hemofilia B dan Penyakit von Wilebrand Hemofilia A Hemofilia B Penyakit Von Willebrand Pewarisan X-linked recessive X-linked recessive Autosomal dominant Lokasi perdarahan utama Sendi, otot, pasca trauma/operasi Sendi, otot, post trauma/operasi Mukosa, kulit post trauma/operasi Jumlah trombosit Normal Normal Normal Waktu perdarahan Normal Normal Memanjang PPT Normal Normal Normal aPTT Memanjang Memanjang Memanjang/normal F VIII C Rendah Normal Rendah F VIII AG Normal Normal Rendah F IX Normal Rendah Normal Tes ristosetin Normal Normal Terganggu Dikutip dari Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, 2006 TROBOCYTOPENIA production Marrow damage Aplasia Drugs/toxins Hepatitis Malignancy Liver disease Myelofibrosis Fanconi anemia TAR syndrome Rubella May-Hegglin anomaly Wiskott-Aldrich syndrome Autosomal dominat production B12/folat deficiency destruction splenomegali splenomegali Congenital defect Ineffective ABNORMAL DISTRIBUTION DIC Hemolytic-uremic syndrome TTP HELLP syndrome Immune Drug induced Secondary to SLE Alloimmunization Lymphoproliferative desease AIDS ITP Pengobatan • Terapi Suportif. • Terapi Penganti faktor pembekuan. • Antifibrinolitik: » Epsilon aminocaproid acid (EACA ). » Asam traneksamat ( Transamin ). Gangguan hemostasis pada sirosis hati • • • • Gangguan sintesa faktor pembekuan Defisiensi bersihan hati Trombositopenia Pembentukan faktor pembekuan abnormal Penatalaksanaan • • • • • • Transfusi kalau perlu Antifibrinolitik ( Asam traneksamat) Beta blocker Skleroterapi SB Tube Operasi Manifestasi perdarahan • • • • Ekimosis Perdarahan gusi Epistaksis Perdarahan saluran cerna