Uploaded by vrinz001

Material

advertisement
LAPORAN
PREKTIKUM MATERIAL TEKNIK
Disusun Oleh :
Vincent Kristian Putra Pratama
(1422000114)
Dosen Pembimbing :
Mastuki, S.Si., M.Si
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
1
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, telah diteliti dan dinilai dosen pemnbimbing.
Praktikum ini telah dilaksanakan di Laboratorium Material Teknik Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya dan hasilnya telah memenuhi syarat sebagai laporan akhir
Praktikum Material Teknik pada semester ganjil tahun akademik 2021/2022, yang
telah digunakan sebagai syarat kelulusan mata kuliah Praktikum Material Teknik.
Mengetahui
Kepala Laboratorium
Menyetujui
Dosen Pembimbing
(Ir. Ismail, MSc.)
(Mastuki, S.Si., M.Si)
2
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan yang berjudul "Praktikum Material
Teknik" dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak lain untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan laporan ini khususnya dosen pembimbing Bapak Mastuki, S.Si.,
M.Si
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan
memberi manfaat bagi pembaca.
Surbaya 23 Desember 2021
Vincent Kristin Putra P.
(1422000114)
3
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………………..1
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………………….2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………….3
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………4
BAB I PENGUJIAN TARIK
1.1. Tujuan Praktikum…………………………………………………………………….…5
1.2. Dasar Teori…………………………………………………………………………...…5
1.3. Langkah-Langkah Percobaan…………………………………………………………..10
1.4. Data Hasil Pengujian…………………………………………………………………...10
1.5. Menjawab Soal Sesudah Praktikum……………………………………………………11
1.6. Analisa Data……………………………………………………………………………18
1.7. Kesimpulan……………………………………………………………………………..19
BAB II PENGUJIAN KEKERASAN
2.1 Tujuan Praktikum…………………………………………………………………….
2.2 Dasar Teori…………………………………………………………………………...
2.3 Langkah-langkah Percobaan………………………………………………………….
2.4 Data Hasil Pengujian………………………………………………………………….
2.5 Menjawab Soal Sesudah Praktikum…………………………………………………..
2.6 Analisa Data…………………………………………………………………………..
2.7 Kesimpulan…………………………………………………………………………....
BAB III PENGUJIAN IMPACT
3.1 Tujuan Praktikum………………………………………………………………………
3.2 Dasar Teori……………………………………………………………………………..
3.3 Langkah-langkah Percobaan……………………………………………………………
3.4 Data Hasil Pengujian……………………………………………………………………
3.5 Menjawab Soal Sesudah Praktikum…………………………………………………….
3.6 Analisa Data…………………………………………………………………………….
3.7 Kesimpulan……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA 33
4
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
BAB I
PENGUJIAN TARIK
1.1 Tujuan Praktikum
Berikut adalah tujuan dari pengujian tarik :
1. Untuk menetukan pertahanan atau perlawanan dari logam
terhadap pemutusan hubungan akibat tarikan.
1.2 Dasar Teori
Informasi tentang beberapa sifat mekanik dari material akan diperoleh
dari pengujian tarik antara lain:
1. Kekuatan (Strength)
2. Keuletan (Ductility)
3. Modulus Elastisitas
Dalam pengujian tarik ini akan dapat pula diamati beberapa fenomena
yang terjadi antaralain:
1. Elastisitas
2. Luluh
3. Plastisitas
4. Bidang patah
Gambar 1.1 Mesin Uji Tarik
5
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan
suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu
[Askeland, 1985]. Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting
untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan
material. Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu
material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.
Data yang diperoleh dari mesin tarik biasanya dinyatakan dengan
grafik beban – pertambahan panjang (grafik P - L). Grafik ini masih belum
banyak gunanya karena hanya menggambarkan kemampuan batang uji (bukan
kemampuan bahan) untuk menerima beban gaya. Untuk dapat digunakan
menggambarkan sifat bahan secara umum, maka grafik P - L harus
dijadikan grafik lain yaitu suatu diagram Tegangan – Regangan (Stress –
stram diagram), disebut juga suatu diagram  - , kadang-kadang juga disebut
Diagram Tarik. Pada saat batang uji menerima beban sebesar P kg maka
batang uji (yaitu panjang uji) akan bertambah sebesar L mm.
 P
Keterangan :
  Besarnya Tegangan (Kg/mm2)
P = Beban yang diberikan (Kg)
Ao = Luas penampang awal benda uji (mm2)
  L/Lo = (L - Lo)/Lo
Keterangan :
  Besar tengangan
L = Pajang benda uji setelah pengujian
Lo = Panjang bend uji saat menerima beban
6
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
Sifat Mekanik Material
1. Kekuatan (Strength)
Secara definisi, kekuatan didefinisikan kemampuan menerima suatu
beban hingga benda mengalami patah (fraktur). Secara Matematis, tegangan
diformulasikan dengan rumus sebagai berikut.
  F/Ao (Tegangan Tarik)
Geser)
  F/Ao (Tegangan
kedua rumus seolah- olah sama antara tegangan tarik dan tegangan geser,
namun dari notasi tegangan saja sudah berbeda. Gaya yang digunakan untuk
tegangan normal merupakan gaya yang sifatnya tegak lurus terhadap bidang
kerja seperti tegangan tarik maupun tegangan tekan sedangkan untuk tegangan
geser gaya yang digunakan adalah gaya yang arahnya sejajar bidang kerja.
UTS = u = Pmax/Ao
UTS/kekuatan tarik ini sering dianggap sebagai data terpenting yang
diperoleh dari hasil pengujian tarik, karena biasanya perhitungan – perhitungan
kekuatan dihitung atas dasar kekuatan tarik ini (sekarang ada kecenderungan
untuk mendasarkan perhitungan kekuatan pada dasar yang lebih rasional yaitu
yield point/yield strength). Pada baja, kekuatan tarik akan naik seiring dengan
naiknya kadar karbon dan paduannya.
2. Keuletan (Ductility)
Keuletan (ductility) menggambarkan kemampuan untuk berdeformasi
secara plastik tanpa menjadi patah. Dapat diukur dengan besarnya regangan
plastik yang terjadi setelah batang uji putus. Keuletan biasanya dinyatakan
dengan persentase perpanjangan (persentage elongation) :
 = (Li – Lo)/Lo = L/Lo
Keterangan :
Li : panjang gage length sesudah putus
Bila keuletan dinyatakan dengan persentase perpanjangan
maka panjang gaugelength mula – mula juga harus disebutkan, jadi
misalnya dituliskan “persentase perpanjangan 25 % pada gauge
length 50 mm”. Secara grafik persentase perpanjangan dapat
diukur pada diagram  - , yaitu dengan menarik garis dari titik
Patah sejajar dengan garis elastik hingga memotong absis panjang
7
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
DC adalah regangan elastik, panjang OD adalah regangan plastik.
Keuletan juga dapat dinyatakan dengan persentase pengurangan.
Pada baja, dan juga pada logam – logam lain, keuletan banyak
ditentukan oleh strukturmikro, jadi juga ditentukan oleh komposisi
kimia dari paduan, laku panas dan tingkat deformasi dingin yang
dialami. Pada baja, kenaikan kadar karbon akan menaikkan
kekuatandan
kekerasan
tetapi
akan
menurunkan
keuletan.
Demikian pula dengan tingkat deformasi dingin, makin tinggi
tingkat deformasi dingin yang dialami makin tinggi kekuatan dan
kekerasan tetapi keuletan akan makin rendah. Keuletan merupakan
salah satu sifat mekanik yang amat penting.
3. Ketagguhan (Toughness)
Ketangguhan merupakan kekuatan material yang juga didapat
dari kurva hubungan tegangan-regangan. Definisi ketangguhan
sendiri adalah kemampuan benda untuk menyerap energi hingga
benda mengalami fraktur. Melalui kurva stress-strain, ketangguhan
dapat diidentifikasi dari luasan dibawah kurva.
- untuk bahan yang ulet (ductile)
UT = u . t atau UT = t . (u + y)/2
- untuk bahan yang getas (brittle)
UT = 2/3 u . t
Dimana :
UT = modulus ketangguhan (toughness index number)
u = ultimate tensile strength
y = yield point/strength
t = regangan total pada saat putus
Dari uraian tentang sifat mekanik dapat dianalisis bahwa
ketangguhan ditentukan oleh kekuatan dan keuletan, dimana kedua
sifat ini biasanya berjalan bertentangan, artinya bila kekuatan naik
maka keuletan menurun. Ini dapat dilihat dengan membandingkan
baja karbon rendah (yang kekuatannya rendah tetapi keuletannya
tinggi), baja karbon menengah (dengan kekuatan yang lebih tinggi
8
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
tetapi keuletannya lebih rendah)dan baja karbon tinggi (yang
kekuatannya sangat tinggi tetapi juga sangat getas).
Diagram Tegangan – Regangan sebenarnya
Diagram tegangan – regangan seperti yang dibicarakan didepan
disebut diagram tegangan – regangan normal karena perhitungan tegangan
dan regangan tersebut berdasarkan panjang uji dan luas penampang mula –
mula (nominal), pada hal setiap saat selalu terjadi perubahan sebagai akibat
penarikan yang sedang berlangsung. Dengan demikian seharusnya tegangan
dan regangan dihitung berdasarkan luas penampang dan batang uji pada
sesaat itu (bukan yang mula – mula). Dari hal ini terlihat bahwa sebenarnya
diagram tegangan – regangan normal (kadang –kadang disebut juga diagram
tegangan – regangan konvensional) kurang akurat, namun demikian untuk
keperluan teknik (engineering) pada umumnya dianggap sudah memadai,
karena dinamakan juga diagram tegangan – regangan teknik (engineering)
- regangan sebenarnya (true stress – true strain diagram).
Tegangan normal :
 = P/Ao
Regangan normal :
Tegangan sebenarnya :
1 = P/A
Regangan sebenarnya :
 = (L – Lo)/Lo
1 = (L1 – Lo)/Lo + (L2 – L1)/L1 + (L3 – L2)/L2
 = L/Lo
1 = LoL dL/L = LoL ln L = ln (L/Lo)
Hubungan antara tegangan normal dengan tegangan sebenarnya :
1 =  (1 + )
Hubungan antara regangan normal dengan regangan sebenarnya :
1 = b (1+ )
Hubungan diatas akan berlaku jika terjadinya necking, di luar itu
maka tegangan dan regangan sebenarnya harus dihitung berdasarkan
pengukuran nyata pada batang uji, beban dan luas penampang setiap saat.
9
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
1.3 Langkah- Langkah Pengujian
Bahan atau perlengkapan yang diperlukan pengujian uji tarik
1. Mesin uji tarik
2. Micrometer Jangka Sorong
3. Jangka sorong
4. Spesimen uji tarik
Berikut adalah langkah sebelum dan sesudah percobaan :
A. Sebelum Pengujian
1. Specimen dibentuk menurut standar.
2. Catat merk, tipe, nomor seri, tahun pembuatan, kemampuan
mesin dan lain-lain.
3. Sket mesin secara keseluruhan dan bagian-bagian utamanya.
4. Siapkan dan pasang kertas grafik dan pulpen pada mesin.
5. Ukur dan catat dimensi-dimensi dari specimen sesuai dengan
gambar standarspecimen pengujian.
6. Perkiraan beban tertinggi yang diberikan sebagai tahanan atau
reaksiterhadap beban luar (untuk hal ini akan ditentukan oleh
system).
7. Siapkan mesin tarik yang akan digunakan.
8. Catat skala mesin pada mesin tarik.
9. Pasang specimen pada crosshead.
B. Saat Pengujian
1. Jalankan mesin tarik, dan catat besarnya beban yield, ultimate,
dan patahyang terjadi.
2. Setelah percobaan, ukur dan catat diameter pada bagian yang
putus dan ukurpula panjang specimen setelah patah
1.4 Data Hasil Pengujian.
1. Sebelum dilakukan uji penarikan
2. Sesudah dilakukan uji penarikan
10
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
1.5 Menjawab Pertanyaan setelah praktikum
1)
Dari data hasil pengujian buatlah diagram P - L dan t - t ?
Jawab :
2)
Dari data hasil pengukian tentukan besar
-
Tegangan proporsional (p)
Tegangan yield (y)
Tegangan ultimate (u)
Tegangan patah (patah)
Regangan proporsional (p)
Regangan yield (y)
Reganagan ultimate (u)
Regangan patah (patah)
11
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
Jawab :
- Baja karbon rendah
��
92
��
83
p = �� = 60,79 = 1,51 Kg/mm2
y = �� = 60,79 = 1,36 Kg/mm2
u =
����
��
106
= 60,79 = 1,74 Kg/mm2
�����ℎ
patah =
=
��
��
2796,8
60,79
= 46 Kg/mm2
17
p = �� x 100% = 100 x 100% = 0,17 %
��
83
��
17
y = �� x 100% = 100 x 100% = 0,83 %
u = �� x 100% = 100 x 100% = 0,17 %
patah =
�����ℎ
��
- Aluminum
17
x 100% = 100 x 100% = 0,17 %
��
126
��
128
����
= 70,8 = 1,95 Kg/mm2
p = �� = 70,8 = 1,77 Kg/mm2
y = �� = 70,8 = 1,8 Kg/mm2
u =
��
138
�����ℎ
patah =
��
��
=
1908
70,8
= 26,94 Kg/mm2
7
p = �� x 100% = 100 x 100% = 0,07 %
��
93
y = �� x 100% = 100 x 100% = 0,93 %
u =
����
��
patah =
- Baja
��
7
x 100% = 100 x 100% = 0,07 %
�����ℎ
��
121
7
x 100% = 100 x 100% = 0,07 %
p = �� = 69,4 = 1,74 Kg/mm2
12
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
��
120
����
= 69,4 = 1,83 Kg/mm2
y = �� = 69,4 = 1,73 Kg/mm2
u =
��
patah =
��
127
�����ℎ
=
��
3678,4
69,4
= 53 Kg/mm2
7
p = �� x 100% = 97 x 100% = 0,07 %
��
93
��
7
y = �� x 100% = 97 x 100% = 0,95 %
u = �� x 100% = 97 x 100% = 0,07 %
patah =
�����ℎ
��
7
x 100% = 97 x 100% = 0,07 %
3) Dari data hasil pengujian tentukan besar:
- Kekuatan tarik (UTS)
- Kekuatan luluh
- Kekuatan putus
- Perpanjangan
- Reduksi penampang
Jawab
- Baja karbon rendah
Kekuatan Tarik (UTS)
Kekuatan Luluh
Kukuatan Putus
Perpanjangan
Reduksi Penampang
- Aluminium
Kekuatan Tarik (UTS)
Kekuatan Luluh
Kukuatan Putus
Perpanjangan
= �� = 2,04 Kg/mm2
= �� = 2,50 Kg/mm2
= ��
�� − ��
��
= 2,04
117 − 100
100
= 0,34 Kg/mm2
= �ƒ − �� = 117 − 100 = 17��
= �� − �i = 60,79 − 17,12 = 10,33��2
= �� = 2,08 Kg/mm2
= �� =3,48 Kg/mm2
= ��
�� − ��
��
= 2,08
107 − 100
100
= 0,14 Kg/mm2
= �ƒ − �� = 107 − 100 = 7��
13
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
Reduksi Penampang
= �� − �i = 70,8 - 75,8 = 5 ��2
- Baja
Kekuatan Tarik (UTS)
Kekuatan Luluh
= �� = 2,01 Kg/mm2
= �� =3,44 Kg/mm2
Kukuatan Putus
= ��
Perpanjangan
�� − ��
��
= 2,01
104 − 97
97
= 0,14 Kg/mm2
= �ƒ − �� = 104 − 97 = 7��
Reduksi Penampang
= �� − �i = 69,4 − 74,21 = 4,81��2
4) Hitung berapa besar tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya ?
Jawab :
- Baja karbon rendah
Ap =
��.��
��
��
=
60,79 x 100
92
117
= 51,95 mm2
p = �� = 60,79 = 1,51 Kg/mm2
��
17
p = �� x 100% = 100 x 100% = 0,17 %
Ay =
��.��
��
��
=
60,79 x 100
83
183
= 33,21 mm2
y = �� = 60,79 = 1,36 Kg/mm2
��
83
y = �� x 100% = 100 x 100% = 0,83 %
��.��
Au = ���� =
u =
����
��
��
60,79 x 100
117
=51,95 mm2
106
= 60,79 = 1,74 Kg/mm2
17
u = �� x 100% = 100 x 100% = 0,17 %
Apatah =
��.��
��
=
60,79 x 100
117
=51,95 mm2
14
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
patah =
�����ℎ
patah =
�����ℎ
��
��
60,79
70,8 x 100
��.��
=
��
126
��
2796,8
= 46 Kg/mm2
17
x 100% = 100 x 100% = 0,17 %
- Aluminium
Ap =
=
107
= 66,16 mm2
p = �� = 66,12 = 1,90 Kg/mm2
��
7
p = �� x 100% = 100 x 100% = 0,07 %
Ay =
70,8 x 100
��.��
=
��
128
��
193
= 36,68 mm2
y = �� = 36,68 = 3,48 Kg/mm2
��
93
y = �� x 100% = 100 x 100% = 0,93 %
��.��
Au = ���� =
u =
����
u =
����
Ay =
��
��
107
=51,95 mm2
138
= 66,16 = 2,08 Kg/mm2
7
x 100% = 100 x 100% = 0,07 %
��.��
��
70,8 x 100
=
670,8 x 100
patah =
�����ℎ
patah =
�����ℎ
��
��
107
=
1908
70,8
= 66,16 mm2
= 26,94 Kg/mm2
7
x 100% = 100 x 100% = 0,07 %
15
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
- Baja
Ap =
��.��
=
��
121
��
69,4 � 97
107
= 62,91 mm2
p = �� = 69,4 = 1,74 Kg/mm2
��
7
p = �� x 100% = 97 x 100% = 0,07 %
Ap =
��.��
=
��
120
��
69,4 � 97
193
= 34,88 mm2
y = �� = 34,88 = 3,44 Kg/mm2
��
93
y = �� x 100% = 97 x 100% = 0,95 %
Ap =
��.��
=
u =
����
= 62,91 = 58,47 Kg/mm2
��
��
��
69,4 � 97
107
= 62,91 mm2
127
7
u = �� x 100% = 97 x 100% = 0,07 %
patah =
�����ℎ
patah =
�����ℎ
��
��
=
3678,4
69,4
= 53 Kg/mm2
7
x 100% = 97 x 100% = 0,07 %
5) Buatlah diagram tegangan regangan sebenarnya
Jawab :
16
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
6) Bila hubungan antara tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya dapat
dinyatakan dengan persamaan:  = K .  n
Tentukanlah harga-harga K dan n?
Jawab :
- Baja karbon rendah
K = 93,330 Psi,
n = 0,156
K = 55,900 Psi,
n = 0,211
K = 169,400 Psi,
n = 0,118
- Aluminium
- Baja
7) Gambarkan skematik variasi perpanjangan setempat dengan posisi di sepanjang
panjang ukur benda uji tarik ?
Jawab :
8) Tentukan energi yang diperlukan untuk mematahkan spesimen ?
Jawab :
- Baja karbon rendah
106
�
F = � = 51,95 = 2,04 Kg/mm2
- Aluminium
138
�
F = � = 66,16 = 2,08 Kg/mm2
- Baja
�
F=�=
127
62,91
= 2,01 Kg/mm2
9) Tentukan modulus resilin dan poison ratio ?
Jawab :
Modululs resilin
- Baja karbon rendah
Er =
(��)˄2
2�
=
(1,36)˄2
2 � 8,88
= 0,1041 Kg/mm2
17
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
- Aluminium
Er =
(��)˄2
Er =
(��)˄2
- Baja
2�
2�
(1,8)˄2
= 2 � 25,2 = 0,0642 Kg/mm2
=
(1,73)˄2
2 � 24,7
= 0,0605 Kg/mm2
Poison ration
- Baja karbon rendah
V=

1
- Aluminium
V=

V=

- Baja
1
1
0,352
= 20,17 = 2,07
=
0,305
= 4,35
=
0,361
= 5,15
0,07
0,07
10) Gambarkan betuk batang uji tarik menurut ASTM
Jawab :
11)Sebutkan sumber-sumber kesalahan pada pengujian ini dan pengaruhnya
terhadap hasil pengujian. Apakah dari pengujian yang dilakukan anda dapat
langsung menghitung modulus elastisitas dari bahan tersebut?
Jawab : Kesalahan dalam pengukuran spesimen sehingga hasil kurang tepat dan
jarak penjepitan specimen dan cara yang kurang pas sehingga mengakibatkan
spesimen miring dan jatuh.
1.6 Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama, mengonversi
grafik pembebanan-pertambahan panjang menjadi grafik tegangan-regangan
teknik. Dan kedua, grafik tegangan-regangan teknik harus kembali dikonversi
menjadi grafik tegangan- regangan sebenarnya. Kedua proses konversi tersebut
melibatkan banyak rumus perhitungan.
18
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
1.7 Kesimpulan
1. Jika dua bahan memiliki tegangan serupa maka beban yang diperlukan utuk menarik
tergantung luas penampangnya.
2. Kekuatan tarik akan menigkat seiring dengan meningkatnya kadar karbon.
3. Kekuatan dapat ditunjukan dengan modulus elastisitas dimana semakin besar harga E
spesimen maka semakin kaku.
4. Semakin besar regangan maka semakin besar juga keuletan. Begitu juga sebaliknya.
5. Selisih panjang sebelum diberi beban dengan anjang sesudah diberi beban patah maka
akan menunjukkan keuletan spesimen.
19
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
BAB II
PENGUJIAN KEKERASAN
2.1 Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui kemampuan bahan terhadap adanya deformasi plastis
2.2 Dasar Teori
Beberapa divisi yang dipakai untuk menyatakan kekerasan bahan antara lain :
1. Ketahanan goresan terhadap goresan misalnya ara Mohs.
2. Ketahanan terhadap deformasi plastis, misalnya cara penekanan Brinell,
Rokwell,Meyer, Vickers, dan Mikrohardness. Energi yang diserap pada
pembebanan dinamik, misalnya cara scleroope.
Pengujian kekerasan dapat dibedakan pada jenis beban penetrasinnya sebagai berikut :
Penetrasi beban statis :
1.
Metode Rockwell B
2.
Metode Rockwell C
3.
Metode Brinell
Penetrasi beban dinamis :
1. Shore Scleroscope
Gambar 2.1
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical
20
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui
khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami
pergesekan (frictional force) dan deformasi plastis.Uji kekerasan adalah
pengujian yang paling efektif untuk menguji kekerasan dari suatu material,
karena dengan pengujian ini kita dapat dengan mudah mengetahui gambaaran
sifat mekanis suatu material.
1. Pengujian Kekerasan Rockwell
Pada pengujian Brinell harus dilakukan pengukuran diameter tapak tekan
secara manual, sehingga ini memberi peluang untuk terjadinya kesalahan
pengukuran, disamping juga akan memakan waktu. Pada cara Rrockwell
pengukuran langsung dilakukan oleh mesin, dan mesin langsung menunjukkan
angka kekerasan dari bahan yang diuji. Cara ini lebih cepat dan akurat.
Pada cara Rockwell yang normal, mula – mula permukaan logam yang diuji
ditekan oleh indentor dengan gaya tekan 10 kg, beban awal (minor load Po),
sehingga ujung indentor menembus permukaan sedalam h. Setelah itu penekanan
diteruskan dengan memberikan beban utama selama beberapa saat, kemudian
beban utama dilepas, hanya tinggal beban awal, pada saat ini kedalaman penetrasi
ujung indentor adalah h1.
Keterangan :
0 - 0 Posisi sebelum indentasi
1 - 1 Penetrasi pada saat beban awal P’
2 - 2 Penetrasi pada saat beban penuh (P’ + P)
3 - 3 Penetrasi setelah beban utama dilepas (P’)
Kekerasan diperhitungkan berdasarkan perdaan kedalaman penetrasi ini.
21
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
Karena yang diukur adalah kedalaman penetrasi, maka pengukuran dapat
dilakukan dengan menggunakan dial indicator, dengan sedikit modifikasi yaitu
piringan penunjuknya menunjukkan skala kekerasan Rockwell.
2. Pengujian Kekerasan Brinell
Pengujian Brinell merupakan jenis hardness test dengan cara menusuk atau
menekan spesimen menggunakan indenter berbentuk bola yang terbuat dari baja
yang sudah dikeraskan atau karbida tungsten. Indenter bola baja digunakan untuk
material yang memiliki kekerasan Brinell hingga 450 BHN.
���� �����
BHN = ���� ����� �����
BHN =
Ket :
�
��/2 (� − (�˄2 − �˄2))
P = Gaya tekan (Kg)
D = Diameter bola indentor (mm)
d = Luas tapak tekan (mm)
Degan indentor yang berbentuk bola, maka jejak indentasi ang terbentuk pada
permukan benda uji akan berbentuk tembereng.
Biasanya pada pengujian kekerasan Brinell yang standart digunakan bola baja yang
dikeraskan berdiameter 10 mm, gaya tekan 3000 kg (untuk pengujian kekerasan baja), atau
1000 atau 500 kg (untuk logam non ferrous, yang lebih lunak), dengan lama penekanan 10 –
15 detik. Tetapi mengingat kekerasan bahan yang diuji dan juga tebal bahan (supaya tidak
terjadi indentasi yang terlalu dalam atau terlalu dangkal), boleh digunakan gaya tekan dan
indentor dengan diameter yang berbeda asalkan selalu dipenuhi persyaratan P/D2 = konstan.
Dengan memenuhi persyaratan tersebut maka hasil pengukuran tidak akan berbeda banyak
bila diuji dengan gaya tekan/diameter bola indentor yang berbeda. Harga konstanta ini untuk
baja adalah 30, untuk tembaga/paduan tembaga 10 dan untuk aluminium/paduan aluminium
5.
2.3 Langkah - Lagkah Pengujian
Untuk pengujian kekerasan tersebut, alat yang digunakan sama, kecuali
mesin dan jenisindentor yang digunakan :
1. Mesin percobaan kekerasan Brinell, Rockwell, Shore Scleroscope.
2. Indikator.
 Untuk pengujian Brinell
 Untuk pengujian Rockwell B
: Brinell Ball
: Rockwell Ball
22
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
 Untuk pengujian Rockwell A, C
: Diamond Cone
3. Mikroskop pengukur ( measuring microscope )
4. Stop Watch
5. Amplas
6. Benda kerja ( spesimen )
1.2.1 Percobaan Brinell
Sebelum Percobaan
1. Permukaan benda uji (spesimen) dibersihkan sehingga permukaan tersebut rata dan
sejajar terhadap permukanan meja uji.
2. Catat type, merk,nomor seri, tahun pembuatan dan kemampuan secara keseluruhan.
3. Gambar mesin secara keseluruhan dan catat bagian-bagian utama dari mesin.
4. Catat bagaimana pemakaian mesin, misalnya bagaimana cara meletakkan benda uji,
menyetel benda uji ditempat yang tepat, memberikan beban tekan yang akan digunakan,
mengukur diameter kedalaman, dan menggunakan mesin.
5. Gambar skematis mesin Brinell.
6. Buatlah tabel atau kolom-kolom untuk pengujian Brinell.
7. Pasanglah benda uji pada landasan mesin Brinell.
Saat Percobaan
1. Putarlah hand well hingga benda uji menyentuh indentor.
2. Pompalah tuas untuk menaikkan beban yang akan diberikan pada benda uji.
3. Setelah sampai pada beban yang telah ditentukan tahan sekitar 10 detik, kemudian
beban dilepaskan dengan membuka katup beban.
4. Lakukan 3 – 5 kali percobaan dengan bahan yang sama, sehingga kedalaman indentasi
rata-rata dapat ditetapkan.
5. Lihat diameter hasil indentasi pada benda uji tadi, baik secara vertikal atau horisontal
dengan menggunakan mikroscope (dalam satuan mm).
6. Hasilnya masukkan kedalam tabel yang telah dibuat.
7. Hasil yang didapatkan tadi dicari nilai rata-ratanya.
23
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
1.2.2 Percobaan Rockwell
Sebelum Percobaan
1. Permukaan benda uji (spesimen) dibersihkan sehingga permukaan tersebut rata dan
sejajar terhadap permukanan meja uji.
2. Catat type, merk,nomor seri, tahun pembuatan dan kemampuan secara keseluruhan.
3. Gambar mesin secara keseluruhan dan catat bagian-bagian utama dari mesin.
4. Catat bagaimana pemakaian mesin, misalnya bagaimana cara meletakkan benda uji,
menyetel benda uji ditempat yang tepat, memberikan beban tekan yang akan digunakan,
mengukur diameter kedalaman, dan menggunakan mesin.
5. Gambar skematis mesin Rocwell.
6. Buatlah tabel atau kolom-kolom untuk pengujian Rockwell.
7. Siapkan bahan-bahan pengujian Rocwell.
- Rocwell A (Cone) : untuk bahan-bahan non ferous.
- Rocwell B (Ball) : untuk bahan-bahan ferous.
- Rocwell C (Ball) : untuk bahan-bahan ferous.
8. Letakkan landasan mesin pengujian Rocwell.
Saat Percobaan
1. Perhatikan beban yang diberikan pada mesin pengujian Rocwell sesuaikan dengan
indentor yang dipakai (lihat tabel pada mesin).
2. Naikkan landasan mesin hingga benda uji menyentuh indentor (ball atau cone),
kemudian naikkan beban hingga mencapai beban minor atau jarum hitam kecil sampai
pada titik merah pada dial indikator.
3. Pada mesin uji Rocwell ada dua dial, yaitu berwarna hitam dan merah, yang hitam
untuk pengujian yang menggunakan indentor ball, sedangkan yang berwarna merah
menggunakan indentor conne (intan).
4. Tentukan tuas beban dari posisi nol keposisi satu, sambil dibaca dial Indikatornya.
5. Apabila sudah berhenti jarum pembacanya, catat hasil pada tabel yang sudah anda
persiapkan.
6. Lakukan pengujian ini berulang-ulang, minimal sebanyak tiga kali hingga mendapatkan
nilai rata-rata.
2.4 Data Hasil Pengujian
24
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
 Data hasil pengujian kekerasan rockwell
NO
1
NO
2
NO
1
BENDA
UJI
KONDISI
INDENTASI
INDENTASI
HRA
ST 41
P = 60 Kg
T = 5 Detik
Diamond
cone
50
52,5
55
54,5
56,5
BENDA
UJI
KONDISI
INDENTASI
INDENTASI
HRA
Aluminium
P = 100 Kg
T = 5 Detik
Diamond
cone
62,5
62,5
65
65,5
65,5
BENDA
UJI
KONDISI
INDENTASI
INDENTASI
HRA
ST 37
P = 150 Kg
T = 5 Detik
Diamond
cone
51
50,5
54,5
52
51
HRA
RATA2
KETERANGAN
55,7
HRA
RATA2
KETERANGAN
64,2
HRA
RATA2
KETERANGAN
51,7
 Data hasil praktikum pengujian Brinnel
NO
BEBAN UJI
1
2
3
4
5
ST 37
ST 37
ST 37
ST 37
ST 37
BEBAN
INDENTASI INDENTASI
PENGUJIAN
(D) mm
(d) mm
(P) KG
3000
10
4
3000
10
4,5
3000
10
5
3000
10
5,2
3000
10
5
HBN
HBN
RATA2
228
178
142
131
142
164
164
164
164
164
2.5 Menjawab Soal Sesudah Praktikum
1. Apabila anda melakukan pengujian kekerasan suatu logam dan belum diketahui angka
kekerasan bahan tersebut, pengujian kekerasan mana yang saudara pilih? Jelaskan alasan
anda?
Jawab : Saya memilih pengujian Rockwell, karena lebih cepat dan mudah untuk
dimengerti bagi saya serta dikarenakan pengujian ini pngukurannya langsung
25
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
dilakukan oleh mesin dan mesin langsung menunjukkan angka kekerasan dari bahanuji,
dengan begitu cara ini lebih cepat dan akurat.
2. Tentukan nilai kekerasan Brinell dan Rockwell dari hasil pengujian yang
saudaraketahui?
Jawab :
pengujian kekerasan Rockwell
NO
1
NO
2
NO
3
BENDA
UJI
KONDISI
INDENTASI
INDENTASI
HRA
ST 41
P = 60 Kg
T = 5 Detik
Diamond
cone
50
52,5
55
54,5
56,5
BENDA
UJI
Aluminium
KONDISI
INDENTASI
INDENTASI
HRA
Diamond
cone
62,5
62,5
65
65,5
65,5
P = 100 Kg
T = 5 Detik
BENDA
UJI
KONDISI
INDENTASI
INDENTASI
HRA
ST 37
P = 150 Kg
T = 5 Detik
Diamond
cone
51
50,5
54,5
52
51
HRA
RATA2
55,7
HRA
RATA2
64,2
HRA
RATA2
51,7
Pengujian kekerasan Brinnel
NO
BEBAN UJI
1
2
3
4
5
ST 37
ST 37
ST 37
ST 37
ST 37
BEBAN
INDENTASI INDENTASI
PENGUJIAN
(D) mm
(d) mm
(P) KG
3000
10
4
3000
10
4,5
3000
10
5
3000
10
5,2
3000
10
5
26
HBN
HBN
RATA2
228
178
142
131
142
164
164
164
164
164
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
3. Bandingkan keuntungan dan kerugian dari pengujian Brinell dan Rocwell?
Jawab : Keuntungan Brinell:
- Dengan bekas penekanan yang besar, kekerasan rata-rata ari
bahanyang tidak homogeny dapat ditentukan.
- Tidak menuntut kehalusan permukaan specimen.
Kerugian Brinell:
- Pengukuran dilakukan secara menual, sehingga kesalahan
didalampengukuran relatif besar.
- Benda kerja dalam beberapa keadaan tidak dapat digunakan
karenabesarnya besar penekanan.
Keuntungan Rockwell:
-
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala, sehingga
kesalahan pengukuran relatif kecil.
Kerugian Rockwell:
-
Menuntut kehalusan permukaan speciment.
4. Apakah yang dimaksud dengan pengujian kekerasan meyer, pengujian
kekerasanvickers dan pengujian kekerasan mikrohardness?
Jawab :
Pengujian kekerasan Meyer adalah sebuah pengukuran kekerasan yang
menentukan indikator bolahanya saja angka kekerasannya tidak dihitung dengan
luas permukaan tampak tekan, tetapi dihitung dengan luas proyeksi tampak tekan,
Pengujian kekerasan Vickers adalah sebuah pengukuran kekerasan yang
bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material dalam, Pengujian
kekerasan Mikrohardness adalah suatu penguian kekerasan suatu material untuk
mendapatkan nilai dan mengetahui kemampuan suatu material terhadap indensitas.
5. Gambarkan bentuk dan ukuran indentor dan rumus untuk mencari angka
kekerasandari pengujian kekerasan berikut ini:
- Brineel
- Rocwell (A, C, D, B, F, G, D) dan berapa besar beban yang digunakan
padamasing-masing pengujian Rockwell tersebut
- Vickers Mikrohardness
27
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
Benda Uji: Aluminium
Indentor: Cone
Beban: 60 kg
Benda Uji: Besi
Indentor: Ball
Beban: 100 kg
Benda Uji: Baja
Indentor : Cone
Beban : 150 kg
6. Untuk kekerasan Brineell besarnya diameter indentasi (d) dibatasi yaitu 0,2 D
< d < 0,7 D, damana D adalah diameter bolapenekan. Coba jelaskan mengapa
hal tersebut Dibatasi?
Jawab :
Hal ini disebabkan karena kekerasan bahan yang diuji serta tebalnya bahanuji tersebut
supaya tidak terjadi indentasi yang terlalu dalam atau terlalu dangkal.
2.6 Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan nilai kekerasan yang
didapatkan sebagai hasil pengujian dengan distribusi kekerasan teoritis yang
seharusnya dimiliki oleh spesimen uji. Sedangkan, nilai kekerasan pada setiap
pengujian didapatkan dengan cara-cara tertentu, tergantung dari metode
pengujiannya. Nilai kekerasan dari metode brinell didapatkan dengan cara
mengorelasikan luas peermukaan indentasi dengan pembebanan menggunakan
bantuan rumus perhitungan. Kemudian, nilai kekerasan metode vickers
didapatkan dengan cara mengorelasikan panjang diagonal indentasi dengan
pembebanan. Dan terakhir, nilai kekerasan metode rockwell akan langsung
didapatkan melalui pengukuran otomatis pada mesin pengujiannya.
2.7 Kesimpulan
Untuk pengujian kekerasan ada beberapa metode pengujian Brinell,
Rockwell, Vickers, Microhardness tetapi dengan menggunakan metode
Rockwell –lah yang paling sering di gunakan dalam pengujian dikarenakan
28
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
pengoperasiannya yang sangat mudah dan cepat untuk pengukuran angka
kekerasan.Penggunaan Indentor pun disesuaikan dengan material specimen yang
diujikan, karena dari indentor inilah kemudian didapat angka kekerasan nantinya.
29
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
BAB III
PENGUJIAN IMPACT
3.1 Tujuan Pegujian
1. Untuk melihat ketahanan benda terhadap adanya pembebanan tiba-tiba.
2. Untuk mengetahui kepekaan logam terhadap adanya notch.
3.2 Dasar Teori
Gambar 3.1
Impact Test berguna untuk melihat efek-efek yang ditimbulkan oleh adanya takikan,
bentuk takikan, temperatur, dan faktor-faktor lainnya. Uji impak dapat juga disebut
sebagai suatu pengujian material untuk mengetahui kemampuan suatu material/bahan
dalam menerima beban tumbuk dengan diukur besarnya energi yang diperlukan untuk
mematahkan spesimen material/bahan dengan ayunan
Jenis-jenis Metode Uji Impak
Secara umum metode pengujian impak terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi spesimen uji pada
tumpuan dengan posisi horizontal/mendatar, dan arah pembebanan
berlawanan dengan arah takikan.
2. Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi spesimen uji pada
tumpuan dengan posisi, dan arah pembebanan searah dengan arah
takikan.
3.3 Langkah-Langkah Pengujian
Bahan-bahan atau kelengkapan pada pengujian Impact adalah :
1. Mesin uji type Impact Testing Machine
2. Jangka Sorong
3. Termometer air raksa
4. Penjepit spesimen
5. Bahan uji (spesimen)
30
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
Sebelum Percobaan
1. Catat merk, type, nomor seri, tahun pembuatan, kemampuan mesin berat
dan panjang kampak impact.
2. Sket mesin mesin uji impact dan catat nama bagian-bagiannya.
3. Catat cara-cara pemakaian mesin, meletakkan benda uji, menaik turunkan
kampak, menahan kampak pada kedudukan siap jatuh dan melepaskan
penahan kampak.
4. Mencatat besar energi yang ditunjukkan oleh jarum indikator,mengukur
suhubenda kerja dan sebagainya.
5. Mencatat jenis logam yang dipergunakan.
6. Menggambarkan bentuk benda uji dalam satuan mm dengan parameter
panjang, lebar, tinggi dan dimensi takikan.
7. Menentukan bentuk spesimen (menggunakan metode charpy atau metode
izod).
Saat Percobaan
1. Periksa dan siapkan spesimen serta tabel isian pengujian.
2. Periksa dan siapkan mesin yang akan dipakai, naikkan kampak impact sesuai
dengan derajat yang telah ditentukan.
3.4 Data Hasil pengujian
a :Tinggi section dibawah takik (mm)
E : Energi yang diserap (j)
b : Lebar sampel (mm)
H I : Harga Impact E/A (j/mm)
3.2 Menjawab Soal Sesudah Praktikum
1. Apakah ada perbedaan dari masing-masing spesimen percobaan. Berikanlah alasan
anda tentang masing-masing perbedaan yang ada dan faktor-faktor apasajakah
yang mungkin menyebabkannya?
Jawab :
Ada, perbedaan yang terjadi akibat adanya perkakuan, perbedaan temperatur
terhadap specimen sehingga mengakibatkan sifat keuletan dari masing – masing
31
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
specimen berbeda, semakin tinggi temperatur yang di berikan kepada specimen
makatingkat keuletannya semakin tinggi.
2. Hitunglah energi untuk mematahkan spesimen dari hasil rata-rata secara teoritis
berdasarkan rumus yang ada. Bandingkan dengan hasil percobaan berdasarkan
jarum skala penunjuk!
Jawab :
F = 26,08 kg
D = 0,6353 m
L = 0,7500 m
 Speciment I
P = 26 mm
T = 0 C
L = 10 mm
2 = 73
t = 10 mm
1 = 110
n = 8 mm
luas = 80 mm2
W = F . g . L ( cos 2 – cos 1 )
= 26,08 kg . 10 m / s . 0,8 m ( cos 73 - cos 110 ) = 69,3 joule

Speciment II
P = 26 mm,
T = suhu kamar
L = 10 mm
2 = 70
t = 10 mm
1 = 110
n = 8 mm
luas = 80 mm2W = F . g . L ( cos 2 - cos 1 )
= 26,08 kg . 10 m / s . 0,8 m ( cos 70 - cos 110 )
= 748 joule
32
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK

Speciment III
P = 26 mm
T = 100 C
L = 10 mm
2 = 71
t = 10 mm
1 = 110
n = 8 mm
luas = 80 mm2W = F . g . L ( cos 2 – cos 1 )
= 26,08 kg . 10 m / s . 0,8 m ( cos 71 - cos 110 )
= 732 joule

Speciment IV
P = 26 mm
T = 200 C
L = 10 mm
2 = 77
t = 10 mm
1 = 110
n = 8 mm
luas = 80mm2 W = F . g . L ( cos 2 – cos 1 )
= 26,08 kg . 10 m / s . 0,8m ( cos 77 - cos 110 )
= 732 joule
3.Hitunglah harga impack strenght dari harga rata-rata dan bandingkan dengan hasil percobaan!
Jawab :
- Suhu es (0)
�
3,95
HI = � = 80 = 0,04
- Suhu kamar (33)
�
8,6
HI = � = 80 = 0,10
- Suhu 100
�
6,4
HI = � = 80 = 0,08
- Suhu 150 / 200
�
10,7
HI = � = 80 = 0,13
- Suhu pada energy rata-rata
�
HI = � =
7,41
80
= 0,09
33
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
4. Gambarkan facture dari batang uji dan tunjukkan facture yang ductile dan facture yang brittle
pada tiap spesimen uji?
Suhu 0o
Suhu 100
Suhu 33o
o
Suhu 150o/200o
5. Apasajakah yang menyebabkan suatu meterial mengalami penggetasan?
Jawab :
Tegangan triaxial rendah, Temperature rendah, dan Laju peregangan yang
tinggi.
6. Bagaimanakah pengaruh ketebalan batang uji terhadap kekuatan impact dari
suatubahan?
Jawab :
Semakin tebal batang uji, maka semakin besar kekuatan impak yang diserap.
7. Jelaskan sumber-sumber yang mengakibatkan terjadinya perbedaan
antaraperhitungan teoritis dengan hasil yang terjadi pada percobaan?
Jawab :
Ukuran benda uji, Temperatur dari specimen, Ketelitian pembaca skala.
Keuletan takikan, dan Sudut perbedaan awal.
8. Gambarkan grafik pengaruh suhu terhadap energi impact pada tiap specimen
percobaan!
Jawab :
grafik pengaruh hubungan suhu
34
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
3.5 Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan melewati beberapa tahapan. Pertama, penting
adanya untuk mengetahui energi potensial yang dimiliki bandul pada ketinggian awal
tertentu dengan cara mengorelasikan panjang lengan bandul, massa dan berat
bandul, periode pergerakan bandul, dan sudut awal posisi bandul menggunaan suatu
perumusan perhitungan. Kemudian, energi potensial akhir bandul dapat diketahui
melalui besarnya sudut akhir bandul setelah menumbuk spesimen. Pengurangan antara
energi potensial awal dengan akhir ini akan menghasilkan energi yang diserap oleh
material, atau energi patahan. Kemudian, apabila nilai energi patahan tersebut dibagi
dengan luas penampang spesimen yang sebelumnya telah dikurangi kedalaman notch,
maka hasil pembagian terebut akan memberikan nilai impact strength dari spesimen
yang diujikan.
3.6 Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan kecenderungan terjadinya patah getas adalah tegangan yang triaxial,
temperature rendah, laju peregangan yang tinggi sedangkan faktor yang mempengaruhi kegagalan
material pada pengujian impak adalah notch (Notch pada material akan menyebabkan terjadinya
konsentrasi tegangan pada daerah yang lancip sehingga material lebih mudah patah), temperature (Pada
temperature tinggi material akan getas karena pengaruh vibrasi elektronnya yang semakin rendah,
begitupun sebaliknya), dan Strain rate (Jika pembebanan diberikan pada strain rate yang biasa-biasasaja,
maka material akan sempat mengalami deformasi plastis, karena pergerakan atomnya (dislokasi).
Dislokasi akan bergerak menuju ke batas butir lalu kemudian patah).
35
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Praktikum Material Teknik Jurusan Teknik Mesin (diakses pada tanggal, 22 Desember
2021)
H.N Gupta. 2009. Kurfa tegangan-regangan stress-strain.etsworlds(diakses pada tangal, 22
Desember 2021)
Kurniawan. Eka. 2017. Material Teknik dan Bahan Uji tarik. Blogspot.com. (diakses padatanggal,
23 Desember 2021)
Eki Alatuji. 2019. Uji Kekerasan.Alat Uji (diakses pada tanggal, 23 Desember 2021)
Ekak. 2021. Impact Test. Detech.com (diakses pada tanggal, 24 Desember 2021)
Roell. Zwick. 2020. Apa Itu Uji mpact. Orang Indonesia. Banten. (diakses pada Tanggal, 24 Desember 2021)
36
PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
Download