LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NAMA : SRINOLINGGA INSTANSI : SMAN 1 Bangun Purba, Kab. Rokan Hulu Masalah dalam Pembelajaran Penyebab Masalah Kategorisasi Masalah (1) (2) (3) Tuliskan persoalan yang telah diidentifikasi / ditentukan di tahap sebelumnya. Fokuskan pada persoalan terkait pembelajaran Tuliskanlah penajaman apa penyebab setiap masalah yang diidentifikasi. 1. Rendahnya motivasi belajar peserta didik pada materi Pencermaran Lingkungan Penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik, sehingga siswa belum bisa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan Metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik materi Pencermaran materi Alternatif Solusi (4) media metode/ strategi √ √ lainnya Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Solusi ini diperoleh dari hasil kajian literatur dan wawancara dengan sejawat / pakar 1. Winata, H. (2017) mengatakan motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui peningkatan penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar siswa. 2. Humalik (1986) yang dikutip Azhar Dalam proses belajar, salah satu perangkat pembelajaran yang menjadi bagian tidak terpisahkan yang harus mampu dipilih dan digunakan serta dimanfaatkan oleh guru ialah media pembelajaran. Media pembelajarna mempunyai peranan yang sangat penting karena kehadiran media di dalam proses belajar mengajar akan mampu mempermudah siswa dalam menangkap konsep dasar dan ilmu pengetahuan dari sebuah materi ajar. Kelebihan (5) Apakah kelebihan dari setiap alternatif solusi yang dipilih 1. Penggunaan LKPD Guru dapat menggunakan lembar kerja peserta didik sebagai media pembelajaran mandiri bagi siswa Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar Praktis dan harga cenderung terjangkau tidak terlalu mahal Materi didalam lembar kerja peserta didik lebih ringkas dan sudah mencakup keseluruhan materi Membuat siswa berinteraksi dengan Kekurangan (6) Apakah kelemahan dari setiap alternatif solusi yang dipilih 1. Penggunaan LKPD Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja peserta didik cenderung monoton, bisa muncul bagian berikutnya maupun bab setelah itu Adanya kekhawatiran karena guru hanya mengandalkan lembar kerja peserta didik tersebut serta memanfaatkan untuk kepentingan pribadi, misalnya siswa disuruh mengerjakan lembar kerja peserta didik kemudian guru Mitigasi (7) Menurut Anda, apakah kelemahan tersebut dapat diantisipasi? Jika bisa, bagaimana caranya? 1. Penggunaan LKPD Guru diharapkan membuat lembar kerja peserta didik yang memiliki soalsoal yang beragam, sehingga soal-soal yang ada tidak kebanyakan terulang-ulang. Peningkatan kualitas profesional guru perlu dan juga peningkatan kesadaran seorang guru sebagai pendidik Guru disekolah tidak terpaku dengan lembar kerja peserta didik Lingkungan (Asmara,2015) (Ainina, 2014) (Milosevic, 2017). https://ejournal.undiksha.ac.id/index .php/JLLS 3. Penggunaan L KPD LKPD memudahkan guru dalam melakukan pengajaran sehingga kegiatan peserta didik lebih terarah. http://eprints.unm.ac.id/19378/1/AR TIKEL.pdf sesama teman meninggalkaannya dan kembali untuk Kegiatan belajar menjadi membahas beragam dengan lembar kerja peserta didik lembar kerja peserta didik tersebut. Lembar kerja peserta didik sebagai pengganti Lembar kerja peserta media lain ketika media didik yan dikeluarkan audio visual misalnya penerbit cenderung mengalami hambatan kurang cocok antara dengan lsitrik maka konsep yang akan kegiatan pembelajaran diajarkan dengan 4. Model Pembelajaran PBL dapat diganti dengan lembar kerja peserta Pembelajaran menggunakan model media lembar kerja didik tersebut. Problem Based Learning ( Learning peserta didik (LKPD). Lembar kerja peserta (PBL) menjadikan menjadikan aktivitas Lembar kerja peserta didik hanya melatih siswa leb aktivitas siswa lebih aktif ih siswa untuk didik tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar. menjawab soal, tidak menggunakan listrik Akitivitas siswa initerlihat pada saat efektif tanpa ada sehingga bisa digunakan siswa melakukan percobaan. sebuah pemahaman dipedesaan maupun Semuasiswa aktif menyelesaikan konsep materi secara perkotaan permasalahan yang telahdiberikan. benar Membantu peserta didik http://mahasiswa.mipastkipllg.com/re dalam memperoleh pository/JURNA catatan materi yang dipelajari melalui 5. Pustika Sari dan Mohammad Isa kegiatan pembelajaran Gautama.(2022). Belum optimalnya model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik peserta didik adalah : Guru 2. Model Pembelajaran 2. Model kurang mampu mengembangkan dalam Pembelajaran PBL PBL membuat media pembelajaran, Bila siswa tidak Penggunaan model sehingga membuat guru masih memiliki minat pembelajaran berbasis menggunakan cara pembelajaran atau tidak masalah (PBL) dapat konvensional sebagai penyampai memiliki meningkatakan pembelajaran. kepercayaan keaktifan peserta didik https://naradidik.ppj.unp.ac.id/index.p bahwa maslah selama proses hp/nara/article/download/8/10 yang dipelajari pembelajaran Dengan sulit untuk model PBL akan terjadi 6. Guru : (Dameria Elisabeth dipecahkan, pembelajaran bermakna. Simanjuntak, S.Pd,Gr: Senin, 21 maka mereka Dalam situasi model PBL, November 2023 enggan untuk siswa mengintegrasikan Jawaban : kalau untuk fisika yang menciba pengetahuan dan yang dikeluarkan oleh penerbit tetapi diharapka dengan keprofesional guru dapat membuat lembar kerja siswa lebih bermutu tinggi dari pada yang dikeluarkan penerbit Siswa yang dilatih hanya mengerjakan soal sebaiknya guru mempunyai buku pegangan selain lembar kerja peserta didik atau siswa dan didalam lembar kerja peserta didik tidak hanya soal-soal yang wajib dikerjakan oleh siswa tetapi sejumlah kegiatankegiatan lapangan. 2. Model Pembelajaran PBL Selalu memberi mereka motivasi bahwa mereka bisa menyelesaikan masalah. banyak hitungan , bagus materi diberikan secara kontekstual dengan model PBL. Jadi keadaan yang ada dilingkungan peserta didik bisa diangkat menjadi masalah dalam model PBL. 2. Kemampuan menganalisis masalah siswa masih Rendah (HOTS Indikator pembelajaran yang termuat dalam Modul AJAR/ RPP masih LOTS √ keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Model PBL berhubungan dengan situasi kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Model PBL mendorong siswa untuk belajar secara aktif. Model PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih apa yang akan dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Model PBL mendorong terciptanya pembelajaran kolaboratif. Membantu peserta didik 1. Esti Untari dkk, 2018 ) terbiasa untuk berpikir Guru melakukan pembiasaan secara luas dan aktual. memberi soal-soal bertipe HOTS. Dengan memprbaiki Berbasis pada masalah merupakan RPP/ Modul ajar maka ciri utama dari model PBL. Model tujuan pembelajaran yang terdiri dari 5 sintaks yang serta evaluasi dan sistematis ini sangat cocok penilaian bisa diperbaiki digunakan untuk membiasakan penerapan HOTS di sekolah dasar. HOTS yakni cara berfikir pada tingkat yang lebih tinggi dari pada menghafal, atau menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain. Cara berfikir dan menalar tingkat tinggi sebenarnya porsinya muncul disetiap sintaks Pasilitator tidak kompeten Perlunya waktu yang lebih bnayak dibandingkan dengan menggunakan metode konvesional Membutuhkan waktu yang lama Pembelajaran HOTS yang dilakukan oleh peserta didik dapat melenceng arahnya dari tujuan Jika pembelajaran dalam bentu kelompok, biasanya peserta didik yang kurang aktif dalam kelompoknya Kemampuan peserta didik berbeda-beda sehingga guru perlu mengkondisikan peserta didik dengan Melakukan persiapan matang dengan menyiapkan RPP/ modul yang mendukung dan memudahkan kegiatan model PBL) file:///C:/Users/A%20C%20E%20R /Downloads/12529-26115-1-SM.pdf 2. Febry Royantoro (2018) bahwa terdapat pengaruh yang signifikan HOTS peserta didik yang diajar menggunakan model PBL dengan yang diajar menggunakan model konvensional. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap HOTS peserta didik. 3. Mudrikah Ms.(2020). Faktor yang menjadi kendala dalam menyusun soal HOTS : Kemampuan guru dalam mengetahui dan memahami kriteria soal HOTS dan terkendala atau kesulitan dalam mengimplementasikan kriteria soal HOTS keinstrumen soal yang mereka susun , terutama dalam menyusun stimulus soal HOTS. http://eprints.unm.ac.id/18543/ 4. Ahmad Miftahuddin dkk.(2021). Kurangnya menerapkan pembelajaran HOTS: Karena kesulitan guru dalam menyusun soal HOTS yaitu (a) keterbatasan waktu guru membuat soal HOTS, (b) belum paham penyesuaian KKO untuk soal HOTS, (c) tidak tepat memilih KD, (d) kurangnya sosialisasi pembuatan soal HOTS. baik http://journal.unirow.ac.id/index.p hp/jrpm/article/view/321/254 5. Alfarobi Brillian Fikri.2020. kendala yang dialami guru terdiri dari: Beberapa diantaranya adalah sempat kebingungan mengatasi siswa yang berbeda-beda kemampuannya, kurangnya alokasi waktu untuk membuat soal karena padatnya kegiatan, sering terdapat kendala dalam menyesuaikan antara soal dengan kata kerja operasional yang terdapat dalam indikator pembelajaran yang berbasis HOTS, dan terkendala dengan berbagai siswa yang mempunyai perbedaan cara untuk menunjukkan kemampuannya dalam berpikir. http://perpus.iainsalatiga.ac.id/le mari/fg/free/pdf/?file=http://perp us.iainsalatiga.ac.id/g/pdf/public/i ndex.php/?pdf=8320/1/Skripsi%2 0Alfarobi%20Brillian%20Fikri23040160083 Hasil Wawancara: 1. Guru : (Dameria Elisabeth Simanjuntak, S.Pd,Gr: 21 November 2023) Guru kurang menguasai materi pembelajaran Hots dan kurangnya pelatihan bagi guru. Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.1 Kolom (1): Permasalahan yang telah diidentifikasi. Tuliskan permasalahan yang dirasa paling urgent terkait pembelajaran dari sejumlah masalah yang telah ditemukan dalam tahap identifikasi masalah dan ditentukan di tahap sebelumnya untuk diatasi. Kolom (2) dan (3) Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap sebelumnya. Kategorikan penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran. Ketiganya merupakan aspek yang paling memungkinkan untuk guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas/ lab/ bengkel. Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang sama. Sebaliknya, satu permasalahan dapat memiliki dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran Bahasa, mahasiswa PPG Dalam Jabatan mengidentifikasi permasalahan: (a) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan LOTS terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (b) Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca (minat membaca kurang). Dua persoalan ini bisa jadi memiliki satu atau lebih penyebab yang sama, misalnya, pilihan materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik. Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut muncul karena pilihan metode pengajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca. Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan meminta siswa membacanya tanpa melakukan kegiatan pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan strategi pemahaman bacaan, sebelum mengajukan seperangkat soal terkait bacaan. Dalam hal ini, guru tersebut melewatkan tahapan mengajar membaca sehingga hanya terfokus melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka pada penyebab masalah ada pada kategori materi dan/ atau metode pembelajaran. Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) siswa tidak dapat menyelesaikan tugas atau aktivitas sesuai alokasi waktu dan (b) guru tidak sempat melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran telah habis. Dalam kasus demikian, ada kemungkinan jumlah materi atau aktivitas yang dirancang untuk disajikan dalam suatu sesi pembelajaran terlalu banyak atau kurang efisien. Terdapat juga kemungkinan guru menggunakan media pembelajaran yang memakan cukup banyak waktu untuk persiapan dan operasionalisasinya. Mahasiswa dapat merefleksi, manakah yang menjadi penyebab persoalan dan mencentang pada satu atau lebih kolom yang relevan, dalam hal ini, kolom materi dan/atau media. (bisa lebih dari satu kolom, tergantung kondisi riil hasil observasi/ hasil refleksi identifikasi masalah). Ketajaman dalam melihat persoalan dan menganalisis penyebabnya menjadi kunci untuk langkah-langkah lanjutan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang inisiatif dalam pembelajaran, siswa yang mendominasi diskusi, kerja kelompok yang tidak berjalan baik, siswa yg duduk di baris belakang yang tidak fokus dan semacamnya boleh jadi berakar pada pilihan-pilihan materi, metode/ aktivitas, atau media pembelajaran yang sesuai untuk setiap tahapan pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur dengan baik. Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahasiswa ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya terkait kecukupan fasilitas, pendanaan, atau dukungan lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara profesional. Misalnya jika siswa Fase A-D tidak dapat memahami suatu konsep yang rumit dan guru melihat fasilitas pendukung berupa LCD proyektor dan laptop untuk menjelaskan konsep tersebut tidak tersedia, maka perlu diingat bahwa ketidakpahaman siswa bukanlah disebabkan oleh ketiadaan fasilitas namun karena mungkin kompleksitas konsep tersebut dan penyajiannya kurang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Maka ketidakpahaman siswa, bisa jadi merupakan akibat penyajian materi atau pilihan metode penyajian yang kurang sesuai. Jika saja materi tersebut dibuat berjenjang, disederhanakan, ditambah dengan gambar, realia, contoh, atau disajikan secara bertahap melalui aktivitas yang menarik, persoalan ketidakpahaman akan konsep tersebut akan lebih memiliki potensi untuk dihindari. Sedangkan, penyediaan LCD proyektor dan laptop saja belum tentu dapat mengatasi persoalan itu. Kolom (4) Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil refleksi diketahui penyebab persoalan siswa yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi dan metode yang kurang sesuai maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain 1) mengganti teks bacaan sehingga sesuai dengan minat dan level siswa sehingga dapat memicu rasa ingin tahu siswa. 2) Menerapkan metode KWL untuk memandu siswa memahami bacaan 3) memasukkan unsur permainan dalam metode pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan pemahaman secara berjenjang serta teknik untuk bertanya yang memungkinkan semua peserta dengan keberagaman tingkat kemampuan memiliki sense of success yang relatif sama. Kolom (6), (7) dan (8) Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk kelemahan yang diidentifikasi, tuliskan mitigasi atau langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi kelemahan.