Pengaruh Vaksinasi Dosis Pertama, Kedua, dan Ketiga terhadap Penurunan Kasus dan Kematian Akibat COVID-19 di Indonesia Kelompok 3 Oleh: Nathaniel Aurelius Ongko Xavier Reyhan Hodianto Eilen Monica Samuella Dyas Bejanakasih Pepe 6162001039 6162001048 6162001050 6162001056 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN SAINS UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN 2022 1 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek vaksinasi terhadap kasus harian COVID-19 dimana vaksinasi ini masih menimbulkan efek pro dan kontra dalam masyarakat. Hingga saat ini, masih terdapat banyak masyarakat yang belum menerima vaksinasi dikarenakan mereka masih ragu dengan efek samping dari vaksinasi tersebut dan efektivitas vaksin dalam melawan virus COVID-19. Melalui penelitian ini, peneliti ingin memberikan hasil analisis dari pengaruh vaksinasi yang telah dilakukan di Indonesia dari awal tahun 2021 hingga akhir tahun 2021 terhadap kenaikan kasus harian COVID-19 di Indonesia dan juga angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan data sekunder yang diperoleh dari sumber terpercaya. Penyajian data dilakukan menggunakan perangkat lunak R, dan hasil dari penyajian data tersebut berupa grafik (diagram garis dan juga regresi linear). Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan laju dan dampak vaksinasi yang telah dilaksanakan di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing dosis vaksinasi memberikan efek yang berbeda terhadap peningkatan kasus harian di Indonesia dan juga angka kematian di Indonesia akibat COVID-19. Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat bahwa vaksinasi memiliki efek dalam membantu masyarakat untuk bisa hidup berdampingan dengan COVID-19. Kata kunci: COVID-19, Vaksinasi 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Vaksin merupakan produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau virus yang sudah mati atau sudah dilemahkan dan atau zat yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga aman jika diberikan kepada seseorang. Vaksin berguna untuk membentuk atau menambah kekebalan tubuh secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu sehingga ketika terpapar penyakit tersebut, tubuh hanya akan mengalami gejala yang ringan. Sebaliknya, jika tidak melakukan vaksinasi, maka ketika terpapar penyakit tersebut, tubuh tidak memiliki kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut yang seharusnya dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Sebagai contohnya adalah vaksin untuk COVID-19 yang sedang menyebar luas di seluruh dunia, tanpa terkecuali. Pemberian vaksin COVID-19 ini bertujuan untuk menambah kekebalan tubuh seseorang agar jumlah kasus aktif COVID-19 berkurang. Sejak awal adanya virus ini di Indonesia, pemerintah terus mengupayakan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 untuk seluruh masyarakat di Indonesia secepatnya. Dari awal tahun 2021 sampai saat ini, vaksin COVID19 sedang didistribusikan ke seluruh masyarakat Indonesia. Pemberian vaksin ini dianggap sebagai salah satu solusi yang paling tepat untuk mengurangi dan memutus rantai penularan COVID-19. Selain itu, vaksin COVID-19 juga dapat menjaga produktivitas masyarakat dan mengurangi dampak sosial serta ekonomi karena dengan adanya cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata, maka akan terbentuk suatu kekebalan kelompok (herd immunity). Di Indonesia, prioritas penerima vaksin COVID-19 adalah para tenaga kesehatan yang memiliki resiko tertinggi terpapar COVID-19, dilanjutkan dengan lansia (usia>50 tahun), dan orang yang pekerjaannya berpotensi tinggi terpapar COVID-19. Lalu, dilanjutkan dengan masyarakat yang berusia lebih dari 18 tahun. Sedangkan masyarakat yang mempunyai riwayat terpapar COVID-19 harus segera mendapatkan vaksin COVID-19 dengan rentang waktu 3 bulan setelah dinyatakan terbebas dari virus COVID-19. Hal itu dilakukan untuk mencegah seseorang terpapar virus COVID-19 untuk yang kedua kalinya. 3 Namun, program vaksinasi gratis yang telah disediakan oleh pemerintah Indonesia ini banyak menuai pro dan kontra. Beberapa pihak menolak dan tidak percaya bahwa vaksinasi memiliki tujuan yang baik yaitu untuk kesehatan bersama. Banyak masyarakat yang menganggap adanya vaksinasi justru menyebabkan peneliti meninggal lebih cepat. Sikap dan pikiran tersebut terus tersalurkan dari mulut-mulut sehingga banyak pihak tidak mau divaksin. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini, penulis akan melakukan sebuah pengamatan terhadap pengaruh vaksinasi COVID-19 terhadap jumlah kasus COVID-19 di Indonesia agar pembaca bisa mengetahui apakah vaksinasi benar-benar mampu menurunkan jumlah kasus harian dan kematian akibat COVID-19. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah laju vaksinasi yang sudah berjalan di Indonesia selama tahun 2021? 2. Sejauh manakah dosis vaksinasi (tahap 1, 2, dan 3) berpengaruh terhadap pertumbuhan kasus harian COVID-19 di Indonesia? 3. Bagaimanakah kaitan dosis vaksinasi terhadap angka kematian akibat kasus COVID19 di Indonesia? C. BATASAN MASALAH 1. Ruang lingkup pengamatan hanya sebatas perkembangan angka kematian, pertambahan kasus harian, dan juga banyaknya orang yang telah menerima vaksinasi dosis pertama, kedua, dan ketiga yang dilakukan di Indonesia mulai dari 2 Maret 2020 hingga 13 Desember 2021. 2. Informasi yang akan disajikan berupa visualisasi data berupa grafik (plot) menggunakan line-chart dan keterangan-keterangan serta penjelasan yang mendukung data tersebut. 3. Peneliti juga menyajikan data dalam bentuk regresi linear yang menyatakan hubungan antara dosis vaksinasi dengan pertambahan kasus aktif dan kematian harian. Selain itu, peneliti juga menyertakan perhitungan koefisien korelasi untuk 4 mengetahui korelasi antara variabel-variabel terkait yang peneliti gunakan dalam penelitian. D. TUJUAN 1. Untuk mengetahui banyaknya kasus COVID-19 di Indonesia (kasus aktif, angka kematian, angka kesembuhan) seiring dengan berjalannya program vaksinasi yang akan peneliti tampilkan dalam bentuk visualisasi data berupa diagram (line chart). 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh vaksinasi terhadap jumlah kasus aktif dan pengaruh vaksinasi terhadap angka kematian akibat COVID-19. E. MANFAAT: 1. Membantu pembaca agar dapat lebih memahami hubungan antara vaksinasi dengan penanganan virus COVID-19 di Indonesia. 2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai pengaruh vaksinasi terhadap banyaknya kasus aktif COVID-19 di Indonesia. 3. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai seberapa besar pengaruh vaksinasi terhadap penurunan atau kenaikan angka kematian akibat COVID-19. 5 BAB II METODOLOGI 2.1 SUMBER DATA Data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berasal dari Kawal COVID-19 dan dapat diakses melalui https://docs.google.com/spreadsheets/d/1ma1T9h Wbec1pXlwZ89WakRk-OfVUQZsOCFl4FwZxzVw/edit#gid=387345074 . 2.2 METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dokumentasi data sekunder dari pemerintah, yakni pada website Kawal COVID-19. 2.3 TAHAPAN PENGERJAAN 1. Melakukan pengumpulan informasi dan data sekunder dari internet. 2. Melakukan visualisasi data penambahan kasus harian dan kasus kematian harian akibat COVID-19 dalam bentuk line chart. 3. Melakukan visualisasi data laju vaksinasi dosis pertama, kedua, dan ketiga di Indonesia dalam bentuk line chart. 4. Melakukan visualisasi data dalam bentuk stemplot untuk mengetahui distribusi data. 5. Menguji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk test. 6. Melakukan transformasi data agar data mendekati distribusi normal. 7. Melakukan analisis regresi linear pertumbuhan kasus harian terhadap vaksinasi, serta kematian terhadap vaksinasi. 8. Melakukan analisis koefisien korelasi. 9. Menyajikan hasil diskusi dan menjawab rumusan masalah. 6 10. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian. 2.4 ANALISIS DATA DAN PENYAJIAN HASIL ANALISIS Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Secara garis besarnya, teknik analisis data terbagi ke dalam dua bagian, yakni analisis kuantitatif dan kualitatif. Untuk data yang bersifat kualitatif (tidak dapat diangkakan) maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, sedangkan terhadap data yang dapat dikuantifikasikan dapat dianalisis secara kuantitatif 1. Statistik deskriptif analisis adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan. Pada statistik deskriptif, teknik yang digunakan oleh peneliti berupa penyajian distribusi frekuensi dengan menggunakan linechart. 2. Statistik inferensi merupakan metode penelitian yang mengambil data dari sampel untuk menarik kesimpulan atau mengeneralisasi pada populasi yang lebih besar. Sampel yang dipilih harus mencerminkan populasi secara akurat. Pada penelitian ini, tim peneliti menggunakan metode regresi linear dan juga koefisien korelasi. library(readxl) library(ggplot2) library(scales) library(car) ## Warning: package 'car' was built under R version 4.1.2 ## Loading required package: carData COVID_19_di_Indonesia_kawalcovid19 <- read_excel("D:/Kuliah/Semester 3/Komput asi statistika/COVID-19 di Indonesia @kawalcovid19.xlsx") 7 ## ## ## ## ## ## ## New names: * `0` -> `0...1` * `0` -> `0...42` * `0` -> `0...77` * `0` -> `0...82` * `0` -> `0...86` * ... data=COVID_19_di_Indonesia_kawalcovid19 data ## # A tibble: 651 x 94 ## `0...1` `Kasus harian` `Kasus Impor` `Kasus Lokal` `Total k asus` ## <dttm> <dbl> <dbl> <dbl> <dbl> ## 1 2020-03-02 00:00:00 2 0 2 2 ## 2 2020-03-03 00:00:00 0 0 0 2 ## 3 2020-03-04 00:00:00 0 0 0 2 ## 4 2020-03-05 00:00:00 0 0 0 2 ## 5 2020-03-06 00:00:00 2 0 2 4 ## 6 2020-03-07 00:00:00 0 0 0 4 ## 7 2020-03-08 00:00:00 2 1 1 6 ## 8 2020-03-09 00:00:00 13 7 6 19 ## 9 2020-03-10 00:00:00 8 5 3 27 ## 10 2020-03-12 00:00:00 0 0 0 34 ## # ... with 641 more rows, and 89 more variables: Kasus aktif <dbl>, ## # % kasus aktif <dbl>, Sembuh ## (baru) <dbl>, Sembuh <dbl>, ## # Tingkat kesembuhan (seluruh kasus) <dbl>, ## # Tingkat kesembuhan (closed cases) <dbl>, Meninggal_baru <dbl>, ## # Meninggal ## Dunia <dbl>, Tingkat kematian (seluruh kasus) <dbl>, ## # Tingkat kematian (closed cases) <dbl>, PDP <dbl>, ODP <dbl>, ## # Suspek aktif <dbl>, Jumlah spesimen diperiksa (dari 1 April) <dbl>, .. . attach(data) ###Linechart Pertumbuhan Kasus Harian### kasus_harian=data$`Kasus harian` 8 tanggal=data$`0...1` tanggal2<-as.Date(tanggal) ##Tampilkan Linechart Pertumbuhan Kasus## ggplot(data =data, aes(x = tanggal2, y = kasus_harian)) + geom_line() + labs(x = "Tanggal",y = "Penambahan kasus harian",title = "Grafik Penambahan Kasus Harian Covid-19 di Indonesia")+ scale_y_continuous(limits=c(0,60000),breaks=seq(0,60000,5000))+ scale_x_date(date_breaks="months",date_labels="%b-%y")+ theme(axis.text.x = element_text(angle = 60, hjust = 1))+ theme(plot.title = element_text(size=12)) Gambar 2.1 Grafik penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia Line chart atau diagram garis merupakan salah satu bentuk diagram yang digunakan terutama untuk mewakili data yang diambil secara berkala dari waktu ke waktu dalam suatu interval waktu tertentu. Diagram garis biasanya digunakan untuk melihat perubahan atau pertumbuhan suatu hal secara berkelanjutan. Diagram ini digunakan untuk melihat data diskrit atau data dengan skala nominal. Grafik menunjukkan bahwa kasus harian COVID-19 mulai naik pada bulan November 2020 hingga Januari 2021 dan menyentuh angka kurang lebih 15.000 kasus. Salah satu 9 faktor yang menyebabkan kenaikan kasus COVID-19 ini adalah libur natal dan tahun baru dimana banyak masyarakat pergi berlibur dan berkumpul sehingga mempercepat penularan virus. Selanjutnya, dapat peneliti lihat bahwa kasus harian COVID-19 di bulan Febuari hingga Mei 2021 cenderung menurun. Namun, pada bulan Juni 2021, hal yang sama terjadi, yakni adanya libur lebaran hari raya Idul Fitri menyebabkan banyak masyarakat pulang kampung dan berlibur sehingga angka COVID-19 naik secara drastis dari sebelumnya di sekitar 5.000 kasus per hari menjadi sekitar 55.000 kasus baru per hari. Pada bulan Agustus 2021, sudah terlihat angka penurunan kasus COVID-19 dan hingga Desember 2021 saat ini, kasus harian COVID-19 di Indonesia cenderung konstan di bawah 1.000 kasus per harinya. Selanjutnya, akan ditampilkan line chart yang menunjukkan jumlah orang yang telah menerima vaksinasi dosis 1,2, dan 3 di Indonesia dimana vaksin dosis pertama mulai dilakukan pada 13 Januari 2021 dan dosis vaksin kedua mulai dilakukan pada 27 Januari 2021, sedangkan dosis ketiga mulai dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2021. Dengan mengetahui jumlah penduduk Indonesia yang telah divaksin, peneliti dapat mengetahui dampak vaksinasi terhadap kasus aktif COVID-19 nantinya. ###Grafik Pertumbuhan Vaksinasi### vaksin_1=data$`Dosis pertama` vaksin_2=data$`Dosis kedua` vaksin_3=data$`Dosis ketiga` tanggal=data$`0...1` tanggal2<-as.Date(tanggal) ##Tampilkan Linechart Pertumbuhan Vaksinasi## ggplot(data =data, aes(x = tanggal2)) + geom_line(y=vaksin_1,aes(color="Vaksinasi Dosis Pertama"))+ geom_line(y=vaksin_2,aes(color="Vaksinasi Dosis Kedua"))+ geom_line(y=vaksin_3,aes(color="Vaksinasi Dosis Ketiga")) + labs(x = "Tanggal",y = "Jumlah orang yang divaksin",title = "Jumlah Orang y ang Telah Menerima Vaksinasi di Indonesia")+ scale_y_continuous(limits=c(0,150000000),breaks=seq(0,150000000,10000000))+ scale_x_date(date_breaks="months",date_labels="%b-%y")+ theme(axis.text.x = element_text(angle = 60, hjust = 1))+ scale_color_manual(name='Dosis Vaksinasi',breaks=c("Vaksinasi Dosis Pertama ", "Vaksinasi Dosis Kedua", "Vaksinasi Dosis Ketiga"),values=c('Vaksinasi Dos is Pertama'="red", 'Vaksinasi Dosis Kedua'='blue', 'Vaksinasi Dosis Ketiga'=' Green'))+ theme(plot.title = element_text(size=12))+ theme(legend.title=element_text(size=8),legend.text=element_text(size=8),le gend.key.height=unit(0.5,'cm'),legend.key.width=unit(0.5,'cm')) 10 Gambar 2.2 Grafik jumlah orang yang telah menerima vaksinasi di Indonesia Melalui line chart yang ditampilkan, peneliti mengetahui bahwa jumlah orang yang telah menerima vaksinasi dosis 1, 2, dan 3 terus meningkat setiap bulannya yakni mulai Januari 2021 hingga Desember 2021. Hingga 13 Desember 2021, sebanyak 147.032.634 masyarakat telah menerima vaksinasi dosis pertama, 103.132.502 orang diantaranya sudah menerima vaksinasi dosis kedua, dan 1.260.457 orang telah menerima suntikan dosis ketiga. Kenaikan ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia memahami pentingnya vaksinasi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap COVID-19. Diketahui sebelumnya bahwa kasus harian COVID-19 pada bulan Januari hingga Mei 2021 mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan adanya distribusi vaksinasi di waktu yang sama sehingga dapat peneliti simpulkan sementara bahwa vaksinasi berhasil menekan kasus aktif COVID19 di Indonesia. Berbeda halnya dengan bulan Juni dan Juli dimana banyak masyarakat melepas penat dengan berlibur dan pulang kampung sehingga angka COVID-19 kembali naik meskipun banyak masyarakat telah menerima vaksinasi. Hingga 13 Desember 2021 ini, total kasus COVID-19 di Indonesia adalah sebanyak 4.262.994 kasus. 11 Berikut juga peneliti sertakan grafik jumlah kematian per hari akibat COVID-19 di Indonesia agar peneliti mengetahui apakah dengan adanya vaksinasi akan mengurangi jumlah kematian akibat COVID-19. Sebab, dikatakan bahwa vaksinasi akan memberikan kekebalan tubuh sehingga seseorang yang telah divaksin dosis 1 dan 2 akan mengalami gejala yang lebih ringan dan lekas sembuh apabila terkena COVID-19. ###Linechart Pertumbuhan Kematian Harian### mati_harian=data$`Meninggal_baru` tanggal=data$`0...1` tanggal2<-as.Date(tanggal) ##Tampilkan Grafik Pertumbuhan Kematian Harian## ggplot(data =data, aes(x = tanggal2, y = mati_harian)) + geom_line() + labs(x = "Tanggal",y = "Banyak kematian per hari",title = "Grafik Jumlah Ke matian per hari akibat Covid-19 di Indonesia")+ scale_y_continuous(limits=c(0,2200),breaks=seq(0,2200,300))+ scale_x_date(date_breaks="months",date_labels="%b-%y")+ theme(axis.text.x = element_text(angle = 60, hjust = 1))+ theme(plot.title = element_text(size=12)) Gambar 2.3 grafik jumlah kematian per hari akibat Covid-19 12 Line chart menunjukkan bahwa angka kematian akibat COVID-19 mulai meningkat pada November 2020 hingga akhir Januari 2021 hingga menyentuh angka kurang lebih 450 orang meninggal per harinya. Peningkatan ini sesuai dengan kasus aktif COVID-19 yang memang meningkat pada bulan tersebut. Selanjutnya pada Febuari hinggga Mei 2021, angka kematian cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan angka kasus aktif yang juga menurun yang diperkirakan akibat adanya vaksinasi yang sudah didistribusikan. Angka kematian mulai mengalami kenaikan pada Juni 2021 dan memuncak pada bulan Juli dan Agustus 2021 mengikuti meningkatnya angka kasus aktif COVID-19. Tercatat kasus kematian per hari tertinggi di Indonesia hampir menyentuh 2.100 orang. Meski demikian, rasio banyaknya kasus aktif dan jumlah orang yang meninggal pada bulan ini cenderung lebih kecil dibandingkan di tahun 2020 sebelum adanya vaksinasi. Sejak September hingga Desember 2021, angka kematian akibat COVID-19 ini terus menurun hingga kurang dari 50 orang tiap harinya. Hingga 13 Desember 2021, total kematian akibat COVID-19 terdapat sebanyak 144.096 kasus yang berarti sebanyak 3.38% dari total kasus COVID-19 di Indonesia. Untuk lebih memastikan hubungan vaksinasi dengan kasus harian COVID-19 di Indonesia, peneliti akan membuat garis regresi. Namun, sebelum peneliti membuat garis regresi, peneliti akan menampilkan terlebih dahulu distribusi dari data yang peneliti peroleh. kasus_harian=data$`Kasus harian` mati_harian=data$`Meninggal_baru` vaksin_1=data$`Dosis pertama` vaksin_2=data$`Dosis kedua` vaksin_3=data$`Dosis ketiga` ##Tampilkan stem plot untuk melihat jenis distribusi## stem(kasus_harian) ## ## ## ## +288 ## +91 ## ## ## The decimal point is 4 digit(s) to the right of the | 0 | 00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0 | 55555555555555555555555555555555555555555555555555555555666666666666 1 | 00000000000000001111111122222222223333333444444 1 | 5556777999 2 | 001111111222 13 ## ## ## ## ## ## ## 2 3 3 4 4 5 5 | | | | | | | 55667889 01111224444 566678889 0013 555889 024 57 stem(mati_harian) ## ## The decimal point is 2 digit(s) to the right of the | ## ## 0 | 0000000000000000000111111111111111111111111111111111111111111111111 1+206 ## 1 | 0000000000000000000000000001111111111111111111111111222222222222222 2+126 ## 2 | 0000000000111111111111122222223333334444445555556677777888888899 ## 3 | 0000001122344566799 ## 4 | 12236789 ## 5 | 0344566779 ## 6 | 013588 ## 7 | 3 ## 8 | 3456799 ## 9 | 89 ## 10 | 1344499 ## 11 | 38 ## 12 | 125778 ## 13 | 4568 ## 14 | 2357899 ## 15 | 07789 ## 16 | 004 ## 17 | 456 ## 18 | 129 ## 19 | ## 20 | 57 stem(vaksin_1) ## ## The decimal point is 7 digit(s) to the right of the | ## ## 0 | 0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0+322 ## 1 | 000000111111112222222222333333344444444444555556666677777888899 ## 2 | 0001122333445566789 ## 3 | 001222345666679 ## 4 | 0112223344556677788889 ## 5 | 001112233444566778999 ## 6 | 112334567789 ## 7 | 01233456789 14 ## ## ## ## ## ## ## 8 9 10 11 12 13 14 | | | | | | | 0013456789 0124455678 0012356788 001233456789 0112345557899 00122344456678899 01122233455677 stem(vaksin_2) ## ## The decimal point is 7 digit(s) to the right of the | ## ## 0 | 0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0+363 ## 1 | 0000000011111111111112222222222223333333344444445555555666666677788 8 ## 2 | 00111122344556678899 ## 3 | 001222333455666788899 ## 4 | 01122233445556778899 ## 5 | 011233345567889 ## 6 | 01223345678899 ## 7 | 0123445678999 ## 8 | 0123445667899 ## 9 | 012234456788999 ## 10 | 0112333 stem(vaksin_3) ## ## The decimal point is 5 digit(s) to the right of the | ## ## 0 | 0000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 0+453 ## 1 | ## 2 | ## 3 | 037 ## 4 | 2258 ## 5 | 008 ## 6 | 002457 ## 7 | 01123457889 ## 8 | 122456678899 ## 9 | 1123456677889 ## 10 | 1223456778889 ## 11 | 0011111234445566777888999 ## 12 | 0000001122222223445555555666 #Berdasarkan stemplot di atas, dapat dilihat bahwa data tersebut tidak memili ki distribusi normal sehingga tidak dapat dibuat regresi secara langsung. Unt uk pengecekan lebih lanjut akan dilakukan pengecekan normalitas dengan menggu nakan shapiro-wilk test. 15 #Shapiro-Wilk Test# shapiro.test(kasus_harian) ## ## Shapiro-Wilk normality test ## ## data: kasus_harian ## W = 0.63238, p-value < 2.2e-16 shapiro.test(mati_harian) ## ## Shapiro-Wilk normality test ## ## data: mati_harian ## W = 0.56119, p-value < 2.2e-16 shapiro.test(vaksin_1) ## ## Shapiro-Wilk normality test ## ## data: vaksin_1 ## W = 0.65231, p-value < 2.2e-16 shapiro.test(vaksin_2) ## ## Shapiro-Wilk normality test ## ## data: vaksin_2 ## W = 0.62144, p-value < 2.2e-16 shapiro.test(vaksin_3) ## ## Shapiro-Wilk normality test ## ## data: vaksin_3 ## W = 0.49121, p-value < 2.2e-16 Shapiro-Wilk Test merupakan tes normalitas dalam frekuensi statistik. Hipotesis nol pada uji Shapiro adalah populasi tersebut tedistribusi secara normal. Tes ini merupakan salah satu dari tiga tes lainnya untuk normalitas yang dirancang untuk segala jenis penyimpangan dari normalitas. Jika nilai p sama dengan atau lebih kecil dari 0.05, maka hipotesis normalitas akan ditolak dengan uji Shapiro. Jika gagal, pengujian dapat menyatakan bahwa data tidak akan sesuai dengan distribusi normal dengan kepercayaan 16 95%. Tetapi, saat lulus, tes dapat menyatakan bahwa tidak ada penyimpangan yang signifikan dari normalitas. Shapiro-Wilk Test akan berguna untuk mengetahui apakah kelima variabel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil yang didapatkan dapat dilihat bahwa p-value dari kasus_harian, mati_harian, vaksin_1, vaksin_2, dan vaksin_3 bernilai kurang dari 0.05. Sehingga berdasarkan Shapiro-Wilk Test dapat disimpulkan bahwa kelima variabel tersebut tidak berdistribusi normal. Kesimpulan yang diperoleh dari Shapiro-Wilk Test memiliki hasil yang konsisten dengan hasil pengujian menggunakan stemplot yaitu bahwa kelima variabel yang diuji memiliki distribusi non-normal. Dikarenakan data yang digunakan merupakan data yang berdistribusi non-normal, maka harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap data agar data memiliki distribusi normal atau distribusi yang mendekati normal. Dikarenakan berdasarkan hasil pengujian stemplot data tersebut berupa ‘right-skewed’, maka peneliti menggunakan perintah berikut untuk melakukan transformasi pada data agar mendekati distribusi normal: kasus_harian_sqrt=sqrt(kasus_harian) mati_harian_sqrt=sqrt(mati_harian) Adapun terdapat 3 regresi yang akan ditampilkan, yakni hubungan vaksinasi dosis pertama dengan kasus harian COVID-19, hubungan vaksinasi dosis kedua dengan kasus harian COVID-19, dan hubungan vaksinasi dosis ketiga dengan kasus harian COVID-19. Regresi ini akan peneliti gunakan untuk melihat apakah benar bahwa vaksinasi membawa dampak positif untuk menekan kasus aktif COVID-19 di Indonesia. ##Lakukan Analisis Regresi Linear Pertumbuhan Kasus Harian## regresi=lm(kasus_harian_sqrt~vaksin_1+vaksin_2+vaksin_3,data=data) summary(regresi) ## ## ## ## ## ## ## ## Call: lm(formula = kasus_harian_sqrt ~ vaksin_1 + vaksin_2 + vaksin_3, data = data) Residuals: Min 1Q -57.461 -17.550 Median -1.681 3Q 16.201 Max 66.137 17 ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## Coefficients: Estimate Std. Error t value Pr(>|t|) (Intercept) 5.299e+01 1.238e+00 42.80 <2e-16 *** vaksin_1 5.620e-06 2.045e-07 27.48 <2e-16 *** vaksin_2 -5.848e-06 3.592e-07 -16.28 <2e-16 *** vaksin_3 -2.228e-04 9.326e-06 -23.89 <2e-16 *** --Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1 Residual standard error: 25.68 on 647 degrees of freedom Multiple R-squared: 0.6941, Adjusted R-squared: 0.6926 F-statistic: 489.3 on 3 and 647 DF, p-value: < 2.2e-16 #Tampilkan plot hasil regresi# avPlots(regresi, ylab="Peningkatan Kasus Harian", main="Hubungan an Peningkatan Kasus Harian",cex.lab=0.6, ylim=c(-100,100)) Gambar 2.4 regresi hubungan vaksinasi dan peningkatan kasus harian plot(regresi) Vaksinasi d 18 19 20 Gambar 2.5 Normal Q-Q digunakan untuk mengestimasi distribusi dari residual kasus harian terhadap vaksin Regresi linear merupakan bentuk hubungan di antara faktor yang dinyatakan dalam bentuk hubungan fungsional dan dinyatakan dalam bentuk persamaan. Persamaan regresi dapat ditentukan dari sebaran data hasil pengamatan dan dalam kasus regresi linear, garisnya merupakan garis lurus. Tujuan dari analisis regresi linear berganda adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dan juga dapat meramalkan nilai variabel tidak bebas apabila seluruh variabel bebas sudah diketahui nilainya. Dalam pembahasan peneliti mengenai COVID-19 ini, regresi linear akan berguna untuk mengetahui pengaruh vaksinasi dosis pertama, kedua, dan ketiga dalam penambahan kasus harian dan banyaknya orang yang meninggal akibat COVID-19. Dari hasil regresi yang didapatkan, dapat dilihat bahwa QQ-plot dari residual hasil regresi menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik tidak menyimpang terlalu jauh dari garis regresi sehingga dapat dikatakan bahwa distribusi dari residual tersebut secara aproksimasi adalah normal. Dikarenakan distribusi dari residual mendekati normal, maka dapat dikatakan bahwa hasil dari model regresi cukup dapat dipercaya. Selain itu, dari hasil yang 21 didapatkan juga dapat dilihat bahwa variabel-variabel independen yang digunakan dalam regresi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kasus harian COVID-19 di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari p-value yang bernilai kurang dari 0.05 yang berarti variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kasus harian COVID-19 di Indonesia. Garis regresi yang ditampilkan pada grafik pertama (dosis 1) menunjukkan hubungan linear positif antara peningkatan kasus harian dengan vaksinasi dosis pertama yang berarti dengan semakin banyak masyarakat yang telah menerima vaksinasi dosis pertama, maka akan semakin bertumbuh pula kasus harian COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa vaksinasi dosis pertama masih memiliki kekurangan dalam menekan kasus harian COVID19. Garis regresi yang ditampilkan pada grafik kedua (dosis 2) dan ketiga (dosis 3) menunjukkan korelasi negatif antara peningkatan kasus harian dengan vaksinasi dosis kedua dan ketiga yang berarti semakin banyak masyarakat yang menerima vaksinasi kedua dan ketiga, maka penambahan kasus harian COVID-19 akan mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa vaksinasi kedua dan ketiga sudah mulai berpengaruh dalam mengurangi kasus aktif COVID-19 di Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Peningkatan kasus harian(dalam akar)=5.299e+01 + 5.620e-06*Vaksin_1 -5.848e-06*Vaksin_2 -2.228e-04*Vaksin_3 Dari persamaan regresi tersebut dapat dilihat bahwa dengan setiap pertambahan masyarakat yang menerima vaksinasi dosis pertama, maka akan menambahkan aproksimasi 5.620e-06 kasus (dalam akar) tiap harinya. Sedangkan, dengan setiap masyarakat yang menerima vaksinasi dosis kedua, akan mengurangi aproksimasi 5.848e-06 kasus (dalam akar) tiap harinya. Dan dengan setiap masyarakat yang menerima vaksinasi dosis ketiga, akan mengurangi aproksimasi 2.228e-04 kasus (dalam akar) tiap harinya. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear, peneliti juga berhasil memperoleh perhitungan Adjusted R-Squared sebesar 0.6926, artinya sebanyak 69.26% variasi dari variabel respon dapat dijelaskan oleh variabel independen signifikan yang digunakan. Peneliti juga memperoleh hasil Residual Standard Error (RSE) sebesar 25.68. Hal ini 22 menunjukkan bahwa regresi dapat menunjukkan hubungan antara kedua data dengan cukup baik dikarenakan nilai RSE yang cukup kecil. Selanjutnya peneliti akan melihat regresi dan korelasi vaksinasi dengan peningkatan angka kematian harian akibat COVID-19 di Indonesia. Sama seperti sebelumnya, terdapat 3 grafik dengan garis regresi yang akan ditampilkan, yakni hubungan vaksinasi dosis pertama dengan angka kematian harian COVID-19, hubungan vaksinasi dosis kedua dengan angka kematian harian COVID-19, dan hubungan vaksinasi dosis ketiga dengan angka kematian harian COVID-19. mati_harian=data$`Meninggal_baru` vaksin_1=data$`Dosis pertama` vaksin_2=data$`Dosis kedua` vaksin_3=data$`Dosis ketiga` ##Lakukan Analisis Regresi Linear Pertumbuhan Kematian## regresi=lm(mati_harian_sqrt~vaksin_1+vaksin_2+vaksin_3,data=data) summary(regresi) ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## ## Call: lm(formula = mati_harian_sqrt ~ vaksin_1 + vaksin_2 + vaksin_3, data = data) Residuals: Min 1Q Median -8.9737 -3.1509 -0.3944 3Q Max 2.3400 17.9184 Coefficients: Estimate Std. Error t value Pr(>|t|) (Intercept) 8.974e+00 2.207e-01 40.66 <2e-16 *** vaksin_1 1.189e-06 3.645e-08 32.62 <2e-16 *** vaksin_2 -1.333e-06 6.401e-08 -20.83 <2e-16 *** vaksin_3 -3.782e-05 1.662e-06 -22.76 <2e-16 *** --Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1 Residual standard error: 4.576 on 647 degrees of freedom Multiple R-squared: 0.7239, Adjusted R-squared: 0.7226 F-statistic: 565.4 on 3 and 647 DF, p-value: < 2.2e-16 avPlots(regresi, ylab="Peningkatan Kematian", main="Hubungan ematian Harian",cex.lab=0.7, ylim=c(-30,30)) Vaksinasi dan K 23 Gambar 2.6 regresi hubungan vaksinasi dan peningkatan kematian harian plot(regresi) 24 25 Gambar 2.7 Normal Q-Q digunakan untuk mengestimasi distribusi dari residual kematian harian terhadap vaksin 26 Dari hasil regresi yang didapatkan, dapat dilihat bahwa QQ-plot dari residual hasil regresi memunjukkan bahwa titik-titik pada grafik tidak menyimpang terlalu jauh dari garis regresi sehingga dapat dikatakan bahwa distribusi dari residual tersebut secara aproksimasi adalah normal. Dikarenakan distribusi dari residual mendekati normal, maka dapat dikatakan bahwa hasil dari model regresi dapat cukup dipercaya. Selain itu sama seperti sebelumnya, dari hasil yang didapatkan juga dapat dilihat bahwa variabel-variabel independen yang digunakan dalam regresi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kasus harian COVID-19 di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari p-value yang bernilai kurang dari 0.05 yang berarti variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kematian akibat COVID-19 di Indonesia. Garis regresi pada grafik pertama (dosis 1) menunjukkan hubungan linear positif antara peningkatan kematian harian dengan vaksinasi dosis pertama yang berarti makin banyak orang menerima vaksinasi dosis pertama dikarenakan banyak orang yang meninggal. Hal ini kurang menunjukkan bahwa vaksinasi menekan angka kematian harian COVID-19 yang mungkin disebabkan karena vaksinasi dosis pertama belum memiliki dampak protektif bagi tubuh. Garis regresi pada grafik kedua (dosis 2) dan ketiga (dosis 3) menunjukkan korelasi negatif antara peningkatan kematian harian dengan vaksinasi dosis kedua dan ketiga yang berarti makin banyak orang menerima vaksinasi, makin sedikit penambahan kematian harian COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa vaksinasi berhasil mengurangi kematian akibat COVID-19 di Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Kematian harian (dalam akar) = 8.974e+00 + 1.189e-06Vaksin_1 -1.333e-06Vaksin_2 -3.782e-05*Vaksin_3 Dari persamaan regresi tersebut dapat dilihat bahwa dengan setiap pertambahan masyarakat yang menerima vaksinasi dosis pertama, maka akan menambahkan aproksimasi 1.189e-06 kematian (dalam akar) tiap harinya. Sedangkan, dengan setiap masyarakat yang menerima vaksinasi dosis kedua, akan mengurangi aproksimasi 1.333e-06 kematian (dalam akar) tiap harinya. Dan dengan setiap masyarakat yang menerima vaksinasi dosis ketiga, akan mengurangi aproksimasi 3.782e-05 kematian (dalam akar) tiap harinya. 27 Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear, peneliti juga berhasil memperoleh perhitungan Adjusted R-Squared sebesar 0.7226 yang berarti sebanyak 72,26% variasi dari variabel respon dapat dijelaskan oleh variabel independen signifikan yang digunakan. Peneliti juga memperoleh hasil Residual Standard Error (RSE) sebesar 4.576, dan hal ini menunjukkan bahwa regresi dapat menjelaskan hubungan antara kedua data dengan cukup baik dikarenakan nilai RSE yang cukup kecil. Terakhir, peneliti akan mencari koefisien korelasi antara vaksinasi dan kasus harian COVID-19 serta koefisien korelasi antara vaksinasi dan angka kematian akibat COVID-19 agar peneliti memiliki bukti yang lebih kuat untuk menunjukkan hubungan vaksinasi dan kasus aktif COVID-19 di Indonesia. kasus_harian=data$`Kasus harian` mati_harian=data$`Meninggal_baru` vaksin_1=data$`Dosis pertama` vaksin_2=data$`Dosis kedua` vaksin_3=data$`Dosis ketiga` ##Mencari koefisien korelasi## #Koefisien korelasi dari pertumbuhan kasus terhadap vaksin 1,2, dan 3 df1=data.frame(kasus_harian,vaksin_1,vaksin_2,vaksin_3) cor(df1) ## ## ## ## ## kasus_harian vaksin_1 vaksin_2 vaksin_3 kasus_harian 1.00000000 0.03538154 -0.04644493 -0.21478751 vaksin_1 vaksin_2 vaksin_3 0.03538154 -0.04644493 -0.2147875 1.00000000 0.99272981 0.9519394 0.99272981 1.00000000 0.9611842 0.95193939 0.96118417 1.0000000 #Koefisien korelasi dari pertumbuhan kematian terhadap vaksin 1,2, dan 3 df2=data.frame(mati_harian,vaksin_1,vaksin_2,vaksin_3) cor(df2) ## ## ## ## ## mati_harian mati_harian 1.00000000 vaksin_1 0.12902170 vaksin_2 0.04482014 vaksin_3 -0.11720312 vaksin_1 0.1290217 1.0000000 0.9927298 0.9519394 vaksin_2 vaksin_3 0.04482014 -0.1172031 0.99272981 0.9519394 1.00000000 0.9611842 0.96118417 1.0000000 Dari hasil perhitungan koefisien korelasi, didapatkan bahwa koefisien korelasi antara vaksin dosis pertama dan kasus harian COVID-19 adalah 0.03538154 yang berarti terdapat hubungan positif antara vaksinasi dosis pertama dengan kasus harian COVID-19, namun hubungan antara kedua variabel masih lemah. Koefisien korelasi antara vaksin dosis kedua 28 dan kasus harian COVID-19 adalah -0.04644493 yang berarti ada hubungan negatif antara vaksinasi dosis kedua dengan kasus harian COVID-19, namun hubungan antara kedua variabel juga masih lemah. Koefisien korelasi antara vaksin dosis ketiga dan kasus harian COVID-19 adalah -0.2147875 yang berarti ada hubungan yang lebih negatif (daripada vaksinasi dosis kedua) antara vaksinasi dosis ketiga dengan kasus harian COVID-19. Korelasi negatif ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang divaksin, semakin kecil angka kasus harian COVID-19. Namun, korelasi yang diperoleh masih relatif kecil (<0.5) sehingga antara vaksin dan peningkatan kasus harian masih belum terlalu terkait secara signifikan. Berkaitan dengan angka kematian harian, hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara vaksin dosis pertama dan kematian harian COVID-19 adalah 0.1290217 yang berarti ada hubungan positif antara vaksinasi dosis pertama dengan kematian harian COVID-19. Hubungan antara kedua variabel ini masih lemah karena koefisien cenderung kecil. Koefisien korelasi antara vaksin dosis kedua dan kematian harian COVID-19 adalah 0.04482014 yang berarti ada hubungan positif antara vaksinasi dosis kedua dengan kematian harian COVID-19, namun hubungan tersebut juga masih lemah. Koefisien korelasi antara vaksin dosis ketiga dan kematian harian COVID-19 adalah -0.1172031 yang berarti ada korelasi negatif antara vaksinasi dosis ketiga dengan kasus harian COVID-19. Hubungan yang diperoleh juga masih lemah karena nilai koefisien korelasi juga kecil. Korelasi negatif ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang divaksin, semakin kecil angka kasus harian COVID-19. Namun, seperti peningkatan kasus harian, korelasi antara kematian harian akibat COVID-19 dan juga vaksinasi masih relatif kecil. 29 BAB III DISKUSI DAN PEMBAHASAN A. Laju Vaksinasi Berdasarkan data yang telah diperoleh dan diolah menjadi line chart gambar 2.2, didapatkan banyaknya orang yang telah menerima vaksinasi dosis pertama yaitu sebanyak 147.032.634 orang dari total sekitar 273,5 juta penduduk Indonesia, artinya baru sekitar 53% orang yang menerima vaksinasi dosis pertama. Sedangkan untuk dosis kedua, ada sebanyak 103.132.502 penduduk yang telah menerima vaksinasi dosis kedua, atau sekitar 37% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Untuk vaksinasi dosis ketiga, baru sekitar 0.46% penduduk Indonesia yang menerima atau sekitar 1.260.457 penduduk Indonesia. Pemerintah menargetkan bahwa setidaknya pada akhir tahun 2021, telah terdapat 70% penduduk yang menerima vaksinasi dosis pertama. Jika dilihat dari perkembangan datanya, kemungkinan besar target ini akan sulit tercapai, karena per tanggal 13 Desember 2021, penduduk yang telah divaksinasi hanya sebesar 53%. Pemberian dosis vaksinasi di Indonesia juga sempat melambat (berdasarkan grafik gambar 2.2), dapat dilihat bahwa pada bulan Maret 2021 hingga Mei 2021 grafik memiliki kemiringan yang cukup landai, artinya peningkatan jumlah penduduk yang telah menerima vaksinasi juga melambat. Hal ini disebabkan karena pada bulan-bulan tersebut, dosis vaksin yang tersedia di Indonesia sempat menipis sedangkan permintaan orang-orang untuk menerima vaksin semakin meningkat. Jenis vaksin yang ditawarkan oleh pemerintah juga hanya sedikit, yaitu Sinovac dan AstraZeneca. Namun, permasalahan ini dapat segera diatasi oleh pemerintah dengan mengimpor vaksin dalam jumlah yang besar dan juga menawarkan varian-varian vaksin lain, misalnya Pfizer dan Moderna. Laju vaksinasi kembali meningkat mulai bulan Juni 2021 hingga sekitar pertengahan bulan November 2021. Menjelang akhir tahun, laju vaksinasi di Indonesia tidak secepat ketika vaksinasi pertama kali dilakukan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu jumlah masyarakat yang sudah menerima vaksin semakin banyak, ataupun kurangnya kesadaran diri penduduk Indonesia untuk menerima vaksin. 30 B. Pengaruh Vaksinasi terhadap Pertumbuhan Kasus Harian Berdasarkan hasil regresi dan koefisien korelasi yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa vaksinasi dosis pertama belum terlalu berpengaruh dalam menekan angka pertumbuhan kasus harian COVID-19 di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari garis regresi yang memiliki hubungan positif, artinya meskipun banyak dari masyarakat Indonesia telah menerima vaksinasi dosis pertama, namun angka kasus harian COVID-19 masih tetap bertumbuh. Sedangkan untuk dosis kedua, dapat dilihat bahwa garis regresi memiliki hubungan yang negatif, artinya vaksinasi dosis kedua ini cukup berpengaruh dalam mengurangi angka kasus harian COVID-19 di Indonesia. Selain itu, vaksinasi dosis ketiga juga memberikan hubungan yang negatif dengan pertumbuhan kasus harian COVID-19 di Indonesia. Vaksinasi dosis ketiga ini memiliki dampak yang cukup signifikan untuk mengurangi angka kasus harian COVID-19. Yang berarti, semakin banyak masyarakat Indonesia yang menerima vaksinasi ketiga, maka akan semakin berkurang laju pertumbuhan kasus COVID-19 di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan, peneliti memperoleh informasi bahwa vaksinasi dosis pertama belum terlalu berpengaruh untuk menekan angka pertumbuhan kasus harian COVID-19. Hal ini tentu dapat terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor. Seperti yang telah diketahui, terjadi lonjakan peningkatan kasus harian COVID-19 di Indonesia ketika adanya libur lebaran di pertengahan tahun 2021. Saat libur lebaran tengah dilaksanakan, banyak dari masyarakat Indonesia yang mengabaikan protokol kesehatan dan PPKM dari pemerintah semata-mata dikarenakan mereka telah menerima vaksinasi dosis pertama. Pelanggaran-pelanggaran tersebut sering terjadi dikarenakan para masyarakat memiliki anggapan bahwa vaksinasi dosis pertama telah memberikan daya tahan tubuh yang cukup untuk melawan virus COVID-19, sehingga mereka sering kali melalaikan protokol kesehatan. Namun pada kenyataannya, vaksinasi dosis pertama tidak memberikan kekebalan bagi penerimanya akan COVID-19. Melainkan, vaksinasi dosis pertama hanyalah diberikan guna mengurangi efek dari virus COVID-19 terhadap tubuh pengidapnya. Sehingga, banyak dari masyarakat yang merasa kebal akan virus COVID-19 seringkali menjadi korban dari COVID-19 itu sendiri. Hal ini lah yang menyebabkan vaksinasi dosis 31 pertama memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan kasus harian COVID-19 di Indonesia. Setelah para masyarakat menerima vaksinasi kedua, dapat dilihat bahwa angka kenaikan kasus harian di Indonesia mulai berkurang. Hal ini dapat terjadi dikarenakan para masyarakat yang telah menerima vaksinasi dosis kedua memiliki imunitas yang cukup baik sehingga mereka dapat mengurangi resiko terpapar virus COVID-19. Pada kenyataannya, vaksinasi dosis kedua sudah memiliki pengaruh yang cukup dalam mengurangi resiko terkena virus COVID-19, namun terdapat beberapa pihak yang menganjurkan untuk menerima booster (vaksinasi dosis ketiga) untuk lebih meminimalisir kemungkinan terkena virus COVID-19. Terbukti, dapat dilihat dari hasil regresi linear bahwa vaksinasi booster ini memiliki pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan vaksinasi dosis pertama dan kedua untuk mengurangi angka kenaikan kasus harian COVID-19 di Indonesia. Akan tetapi, meskipun para masyarakat telah menerima vaksinasi, alangkah baiknya jika para masyarakat tetap menaati protokol-protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan agar jumlah pertambahan kasus tiap harinya dapat diminimalkan, terutama bagi yang belum menerima vaksinasi. Sebab meskipun masyarakat telah menerima vaksinasi, mereka tetap dapat membawa virus COVID-19 itu sendiri (menjadi perantara) sehingga virus tetap dapat menyebar. C. Pengaruh Vaksinasi terhadap Penurunan Angka Kematian Berdasarkan data yang telah diolah dan dianalisa melalui hasil regresi dan koefisien korelasi, peneliti memperoleh hasil bahwa vaksinasi dosis pertama masih belum terlalu efektif untuk mengurangi angka kematian harian di Indonesia. Sedangkan untuk vaksinasi dosis kedua dan ketiga sudah memiliki pengaruh yang cukup efektif dalam menurunkan angka kematian di Indonesia. Hal ini dikarenakan vaksin dosis kedua dan ketiga mampu memberikan penerimanya daya tahan yang lebih ampuh untuk melawan COVID-19, sehingga menurunkan resiko kematian akibat COVID-19. Meskipun adanya lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia di pertengahan tahun 2021, dapat dilihat bahwa rasio masyarakat yang meninggal pada pertengahan kasus 2021 lebih sedikit jika dibandingkan dengan rasio kematian tahun 2020 dimana vaksin masih belum tersedia. 32 Pada kondisi sebelum adanya vaksinasi COVID-19 di Indonesia, yakni tahun 2020, tingkat kematian cenderung tinggi hingga mencapai angka 69,03% pada 26 Maret 2020. Persentase tingkat kematian ini terus menurun hingga akhir tahun 2020 dan menyentuh 3,5%. Tetapi pada tahun 2021, dimana vaksinasi dosis pertama dan kedua mulai didistribusikan, persentase tingkat kematian ini selalu menurun hingga dibawah 3% pada bulan Mei-Juni 2021. Namun, pada bulan Juli 2021 dimana angka kasus harian COVID-19 melonjak, persentase tingkat kematian juga mengalami kenaikan hingga menyentuh 3,42%. Hingga 13 Desember 2021, persentase ini cenderung konstan di angka 3%. Menurunnya persentase tingkat kematian ini menandakan bahwa adanya vaksinasi yang didistribusikan sejak 13 Januari 2021 membantu mengurangi angka kematian akibat COVID-19. Untuk vaksinasi dosis pertama, peneliti melakukan analisa melalui regresi linear dan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara angka kematian harian dengan vaksinasi dosis pertama. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun banyak dari masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, angka kematian harian tetap cukup tinggi. Hal ini dikarenakan vaksinasi dosis pertama membuat para masyarakat merasa kebal terhadap virus COVID-19 yang menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia. Lonjakan kasus COVID-19 memiliki perbandingan lurus terhadap jumlah kematian akibat COVID-19, yang berarti jika kasus COVID-19 bertambah banyak maka jumlah kematian akibat COVID-19 juga akan bertambah banyak. Hal inilah yang menyebabkan vaksinasi dosis pertama memiliki pengaruh positif terhadap angka kematian harian akibat COVID-19 di Indonesia. Untuk vaksinasi dosis kedua dan ketiga, dari hasil analisa regresi linear yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti memperoleh hasil bahwa vaksinasi dosis kedua dan ketiga memiliki hubungan yang negatif antara angka kematian harian dengan dosis vaksinasi. Artinya, semakin banyak orang yang menerima vaksinasi dosis kedua dan ketiga, maka angka kematian harian di Indonesia itu sendiri akan semakin menurun. Hal ini dapat terjadi dikarenakan efek dari vaksin itu sendiri. Seperti yang peneliti ketahui, vaksin bisa mengurangi gejala dan efek dari virus COVID-19 sehingga orang-orang yang telah menerima vaksinasi dosis pertama dan kedua tidak mengalami efek yang terlalu parah jika terpapar COVID-19. Orang-orang yang telah menerima vaksinasi dosis kedua memiliki sistem 33 imunitas yang lebih baik dibandingkan orang-orang yang hanya menerima vaksinasi dosis pertama, sehingga jika mereka terpapar virus COVID-19, maka peluang kematian juga berkurang. Sedangkan bagi masyarakat yang telah menerima vaksinasi dosis ketiga, maka peluang kematian menjadi lebih terminimasi. Akan tetapi, meskipun para masyarakat telah menerima vaksinasi, akan lebih baik jika protokol kesehatan yang telah ditetapkan tetap ditaati guna mengurangi jumlah kematian akibat COVID-19 tiap harinya, terutama bagi para masyarakat yang belum menerima vaksinasi. 34 BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan hasil visualisasi data yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa vaksinasi di Indonesia memiliki pengaruh untuk mengurangi peningkatan kasus harian COVID-19 di Indonesia dan juga mengurangi angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia. Akan tetapi, meskipun vaksinasi memiliki pengaruh dalam menekan angka tersebut, tetap harus diingat bahwa keberhasilan vaksinasi ini juga dipengaruhi oleh tingkah laku masyarakat dengan tetap menaati protokol kesehatan dan mengikuti anjuran dari pemerintah. Hal ini dapat dilihat melalui vaksinasi dosis pertama, dimana dikarenakan vaksinasi tersebut mengurangi efek dari virus COVID-19 pada tubuh, masyarakat menjadi lalai dalam menaati protokol kesehatan dari pemerintah yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus harian COVID-19 dan kematian harian akibat COVID-19. Selain itu, meski vaksinasi memiliki efek untuk meminimalisir kemungkinan terpapar COVID-19 dan kematian, perlu ditekankan bahwa para masyarakat yang sudah menerima vaksinasi tetap dapat terpapar oleh virus COVID-19 serta menyebabkan kematian sebagaimana kecilpun kemungkinannya. Oleh karena itu, perlu ditekankan sekali lagi kepada para masyarakat pentingnya untuk tetap menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Selain itu, akan dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan kasus dan kematian akibat COVID-19 di Indonesia. 35 DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 2021. “Pentingnya Vaksinasi Covid-19”, https://dinkes.surakarta.go.id/pentingnya-vaksinasi-covid-19/, diakses pada 4 November 2021 Fauza, Wetra. 2018. “Analisis Pengelolaan Rantai Dingin Vaksin Imunisasi Dasar di Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan”. Skripsi. Universitas Andalas. Diakses dari http://scholar.unand.ac.id/40701/1/BAB%20I.pdf pada 4 November 2021 Zenius. “Diagram Garis”, https://www.zenius.net/prologmateri/matematika/a/966/diagram-garis, diakses pada 2 Januari 2022 Sungkawa, Iwa. 2015. “Penerapan Regresi Linier Ganda untuk Mengukur Efisiensi Pola Penggunaan Air Tanah System Rice Intensification (SRI) di Kabupaten Bandung, Subang, dan Karawang” dalam Jurnal ComTech Volume 6 Nomor 1 (hlm 259-265) “Shapiro–Wilk Test in R Programming”, https://www.geeksforgeeks.org/shapiro-wilk-testin-r-programming/, diakses 2 Januari 2022 pukul 19.46 Muhson, Ali. “Teknik Analisis Kuantitatif”. Diakses dari http://staffnew.uny.ac.id/upload/132232818/lainlain/Ali+Muhson+(2006)+Analisis+Kua ntitatif.pdf pada 2 Januari 2022 36 PEMBAGIAN TUGAS: -Xavier Reyhan: -Rumusan Masalah -Batasan Masalah -Analisis data -Diskusi dan Pembahasan, Abstrak -Samuella Dyas: -Latar Belakang Masalah -Penyajian Hasil Analisis -Diskusi dan Pembahasan -Kesimpulan -Eilen Monica: -Tujuan Masalah -Analisis Data -Diskusi dan Pembahasan Data -Sumber Data -Daftar Pustaka -Nathaniel Aurelius Ongko: -Manfaat -Diskusi dan Pembahasan Data -Tahapan Pengerjaan -Penyajian Hasil Analisis -Analisis Data