PERANCANGAN SECANT PILE WALL DENGAN PERKUATAN GROUND ANCHOR DAN PONDASI TIANG BOR CIBADAK BROOKPLAZA & HOTEL TUGAS AKHIR DESAIN Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Institut Teknologi Bandung oleh: FARRAS RIZQA NIM: 15016156 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2020 ABSTRAK Bandung merupakan salah satu kota wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan akan penginapan dan wisata perbelanjaan, dibangunlah Cibadak Brookplaza & Hotel. Pembangunan Cibadak Brookplaza & Hotel dalam aspek geotekniknya akan dibahas mengenai basement dan pondasi. Galian untuk basement proyek tersebut yang akan dibahas dalam tugas akhir ini sedalam 7 m, akan dirancang menggunakan dinding penahan tanah jenis secant pile wall dengan perkuatan angkur. Analisis akan dilakukan menggunakan PLAXIS 2D dengan model tanah Hardening Soil. Diameter primary pile dari secant pile wall yaitu sebesar 0,8 m. sedangkan diameter secondary pile yaitu 1 m dengan spasi 1,5 m. Angkur akan dipasang pada elevasi -1,5 m dan -4,5 m dengan gaya prategang tertentu. Pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang bor dengan diameter 1 m kedalaman 21 m dan diameter 1,2 m dengan kedalaman 26 m. Analisis daya dukung aksial dilakukan menggunakan perhitungan manual, sedangkan analisis daya dukung lateral dilakukan menggunakan software L-PILE. Analisis grup tiang dilakukan menggunakan software GROUP. Kata kunci: Secant pile wall, pondasi tiang bor, PLAXIS 2D, L-PILE, GROUP i ABSTRACT Bandung is one of the destinations that is frequently be visited by tourists. As a form of fulfilling the need for hostelry and shopping tourism, Cibadak Brookplaza & Hotel was the answer to the problem. The design of Cibadak Brookplaza & Hotel in its geotechnical aspect will be discussed regarding the basement and foundation. The depth of excavation for the basement of the project which will be discussed in this final project is 7 m deep. It will be designed using a retaining wall of the type of secant pile wall with ground anchors. The analysis will be carried out using PLAXIS 2D with the Hardening Soil model. The primary pile diameter of the secant pile wall is 0.8 m, while the secondary pile diameter is 1 m with a spacing of 1.5 m. The anchor will be installed at an elevation of -1.5 m and -4.5 m with a certain prestress force. Bored pile foundation is used for this building, with a diameter of 1 m, a depth of 21 m and a diameter of 1.2 m with a depth of 26 m. The axial bearing capacity was calculated manually with spreadsheets. While lateral bearing capacity was analyzed using the L-PILE software and Group pile analysis was analyzed using the GROUP software. Keywords: Secant pile wall, drill pile foundation, PLAXIS 2D, L-PILE, GROUP ii LEMBAR PENGESAHAN PERANCANGAN SECANT PILE WALL DENGAN PERKUATAN GROUND ANCHOR DAN PONDASI TIANG BOR CIBADAK BROOKPLAZA & HOTEL Oleh Farras Rizqa NIM: 15016156 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Menyetujui, Pembimbing Tugas Akhir Desain Bandung,………………….2020 Ir. Dedi Apriadi M.T., Ph.D. NIP. 113110084 Koordinator Tugas Akhir Desain Ketua Prodi S1 Teknik Sipil ITB Ir. Biemo W. Soemardi, MSE., Ph.D NIP. 1961040919920310001 Joko Nugroho, S.T., M.T., Ph.D NIP. 197406011999031004 iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR Tugas Akhir Desain yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai ddengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh Tugas Akhir Desain haruslah seizin Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. iv KATA PENGANTAR Puji dan syukur Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas besar ini dengan sebaik-baiknya. Laporan Tugas Akhir – SI 4099 ini dibuat sebagai syarat kelulusan Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Penyelesaian laporan tugas akhir ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang senantiasa membantu, mendukung, serta memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam berbagai bentuk. Sehingga, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ayahku di surga, Ibu, kakak, dan adik yang selalu mendoakan serta memberikan dukungannya dalam proses penyelesaian laporan tugas akhir ini. 2. Bapak Dedi Apriadi, S.T., M.T., Ph.D., selaku dosen pembimbing saya dalam bidang geoteknik, yang selalu memberikan masukan dan saran terkait pengerjaan Tugas Akhir saya. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Syahril Badri Kusuma, Bapak Ir. Sindur P. Mangkoesoebroto MSEM, Ph.D., Ibu Dr. Iris Mahani, S.T., M.T., dan Ibu Kardina Nawassa Setyo Ayuningtyas, S.T., M.T., selaku tim dosen pembimbing untuk keseluruhan bidang teknik sipil dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. 4. Audya Qintari dan M. Iqbal Wiratama, sebagai teman sekelompok tugas akhir desain ini yang jasanya begitu besar terhadap penyelesaian tugas akhir ini. 5. Kelompok 16 Tugas Akhir Desain (Fadi, Iky, Kiki, Novan), yang menjadi teman seperjuangan tim dosen pembimbing. Terkhusus Kiki, yang selalu saya tanyai banyak hal terkait tugas akhir ini. 6. Farisah dan Ifa, sebagai temant terdekat saya selama berkuliah saya. Farisah, teman semenjak MAN hingga menjadi teman sekosan selama 4 tahun. Ifa, orang yang selalu ada di kehidupan persipilan saya. 7. Penikmat Kehidupan (Ade, Ifa, Irma, Masya, Nana, Nunuy, Rana, Winni), teman-teman sepermainan ciwi-ciwi saya selama 3 tahun di sipil. v 8. Teman-teman #HMSkuRumahku (Ade, Aldin, Alois, Donpuy, Gio, Ifa, Irma, Luis, Masya, Nana, Nunuy, Rana, Rifqi, Winni) teman belajar dan berlibur bersama. 9. Teman-teman BPA 2016 (Sonbay, Ismi, Tuti, Iqbal, Alois, Daniel, Teng, Hira, Yosafat) sebagai taman bermain yang serius, selingan selama belajar di sipil. 10. Teman-teman Kelas 4 Sipil 2016, yang selalu membersamai proses belajar di kelas selama 3 tahun kebelakang. 11. Teman-teman Kuya Kuyi Hantam, yang membersamai perjalanan 3 tahun di Teknik Sipil. 12. Spotify, Gojek, Grab, Upnormal, Sansco, Ceritera, yang mendukung atas penyediaan fasilitas penunjang selama pengerjaan tugas akhir ini. 13. Diri saya sendiri, yang sudah berjuang sebaik mungkin dalam penyelesaian tugas akhir ini hingga akhirnya bisa melaksanakan siding akhir, yang sempat lelah hingga berurai air mata, namun pada akhirnya tetap berjuang meski tertatih. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih belum sempurna, baik dari segi isi dan metode penulisan. Oleh karena itu, penulis tetap mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian apabila memang masih terdapat kesalahan dalam penulisan laporan tugas akhir ini. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembaca dan semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat. Bandung, September 2020 Penulis vi DAFTAR ISI ABSTRAK ...................................................................................................................................................... I ABSTRACT ................................................................................................................................................... II LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................................... III PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR ........................................................................................... IV KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... V DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... VII DAFTAR TABEL .......................................................................................................................................... X DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................. XIII BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1 1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................................................ 1 1.2. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................... 2 1.3. TUJUAN ......................................................................................................................................... 2 1.4. RUANG LINGKUP ........................................................................................................................... 2 1.5. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................................................................. 3 BAB II DASAR TEORI .................................................................................................................................. 5 2.1. ACUAN DAN PERANGKAT LUNAK YANG DIGUNAKAN ................................................................... 5 2.2. PARAMETER TANAH ...................................................................................................................... 5 2.2.1. Korelasi Nilai N-SPT dengan Konsistensi Tanah .................................................................... 5 2.2.2. Berat Jenis ............................................................................................................................... 6 2.2.3. Nilai Kohesi Lempung............................................................................................................. 7 2.2.4. Sudut Geser Dalam .................................................................................................................. 7 2.2.5. Poisson Ratio ........................................................................................................................... 8 2.2.6. Permeabilitas ........................................................................................................................... 9 2.2.7. Over Consolidation Ratio (OCR) ............................................................................................ 9 2.2.8. Modulus Elastisitas ................................................................................................................ 10 2.3. KOMBINASI PEMBEBANAN .......................................................................................................... 11 2.4. PONDASI...................................................................................................................................... 12 2.4.1. Faktor Keamanan Pondasi Tiang ........................................................................................... 14 2.4.2. Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal ..................................................................................... 15 2.4.3. Daya Dukung Ujung Tiang Tunggal ..................................................................................... 15 2.4.4. Daya Dukung Selimut Tiang Tunggal ................................................................................... 17 2.4.5. Daya Dukung Tarik Tiang Tunggal ....................................................................................... 18 vii 2.4.6. Daya Dukung Lateral Tiang Tunggal .................................................................................... 19 2.4.7. Daya Dukung Aksial Grup Tiang .......................................................................................... 19 2.4.8. Penurunan Elastik Grup Tiang ............................................................................................... 21 2.4.9. Penurunan akibat Konsolidasi ............................................................................................... 23 2.4.10. Penurunan Izin Pondasi ......................................................................................................... 24 2.5. TEKANAN LATERAL TANAH ........................................................................................................ 24 2.6. PENURUNAN PADA TANAH .......................................................................................................... 26 2.7. DINDING PENAHAN TANAH ......................................................................................................... 28 2.8. SECANT PILE ............................................................................................................................... 29 2.9. GROUND ANCHOR ....................................................................................................................... 30 BAB III METODOLOGI .............................................................................................................................. 34 BAB IV DATA TANAH, PARAMETER, KELAS SITUS, DAN RESPON SPEKTRA ........................... 37 BAB V TIMBUNAN .................................................................................................................................... 43 5.1. PENGECEKAN BEARING CAPACITY.............................................................................................. 43 5.2. PENURUNAN ELASTIK ................................................................................................................. 44 5.3. PENURUNAN KONSOLIDASI PRIMER ............................................................................................ 45 5.4. PENURUNAN KONSOLIDASI SEKUNDER ....................................................................................... 46 BAB VI DINDING PENAHAN TANAH ..................................................................................................... 49 6.1. PRELIMINARY DESIGN PENETRASI DINDING PENAHAN TANAH................................................... 49 6.2. PRELIMINARY DESIGN ANGKUR .................................................................................................. 54 6.3. PERHITUNGAN PROPERTI DINDING PENAHAN TANAH DAN ANGKUR UNTUK PEMODELAN ......... 60 6.4. ANALISIS MENGGUNAKAN PLAXIS ............................................................................................. 65 6.5. HASIL ANALISIS PLAXIS .............................................................................................................. 71 6.6. PENULANGAN .............................................................................................................................. 76 6.7. ANALISIS DEWATERING .............................................................................................................. 81 6.8. MONITORING DAN INSTRUMENTASI ............................................................................................ 83 BAB VII PONDASI ...................................................................................................................................... 85 7.1. ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG TUNGGAL ............................................................................... 85 7.1.1. Daya Dukung Aksial Tekan................................................................................................... 85 7.1.2. Daya Dukung Aksial Tarik .................................................................................................... 86 7.1.3. Daya Dukung Lateral............................................................................................................. 94 7.2. KONFIGURASI GRUP TIANG ......................................................................................................... 97 7.3. ANALISIS DAYA DUKUNG GRUP TIANG .................................................................................... 100 7.3.1. Daya Dukung Aksial ........................................................................................................... 100 7.3.2. Daya Dukung Tarik ............................................................................................................. 101 7.3.3. Daya Dukung Lateral........................................................................................................... 103 viii 7.4. ANALISIS PAKU KELING ............................................................................................................ 105 7.5. ANALISIS GRUP TIANG DENGAN SOFTWARE GROUP ............................................................... 107 7.6. ANALISIS PENURUNAN .............................................................................................................. 123 7.6.1. Penurunan Elastik ................................................................................................................ 123 7.6.2. Analisis Differential Settlement........................................................................................... 123 7.7. PENGECEKAN UPLIFT ................................................................................................................ 124 7.8. PENULANGAN PONDASI TIANG ................................................................................................. 126 7.8.1. Penulangan Longitudinal ..................................................................................................... 126 7.8.2. Penulangan Transversal ....................................................................................................... 129 7.9. PENULANGAN PILE CAP ............................................................................................................ 135 7.9.1. Pengecekan Geser ................................................................................................................ 135 7.9.2. Penulangan Longitudinal ..................................................................................................... 141 7.10. DESAIN BALOK PENGIKAT ........................................................................................................ 147 7.10.1. Pengecekan Geser ................................................................................................................ 147 7.10.2. Penulangan Longitudinal ..................................................................................................... 149 7.11. PENGENDALIAN MUTU PONDASI ............................................................................................... 150 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................. 152 8.1. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 152 8.2. SARAN....................................................................................................................................... 153 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 154 LAMPIRAN ................................................................................................................................................ 155 ix DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Konsitensi Tanah berdasarkan Nilai N-SPT ................................................................... 6 Tabel 2. 2 Korelasi Nilai N-SPT dengan Parameter Tanah Pasir .................................................... 6 Tabel 2. 3 Korelasi Nilai N-SPT dengan Berat Jenis Jenuh Tanah Lempung ................................ 6 Tabel 2. 4 Korelasi Nilai N-SPT dengan Berat Jenis Moist Tanah Lempung ................................. 7 Tabel 2. 5 Korelasi Konsitensi Tanah terhadap Nilai Poisson Ratio ............................................... 9 Tabel 2. 6 Korelasi Konsitensi Tanah terhadap Nilai Permeabilitas................................................ 9 Tabel 2. 7 Klasifikasi Material Pondasi ......................................................................................... 13 Tabel 2. 8 Nilai Cp berdasarkan Jenis Tanah dan Jenis Pondasi ................................................... 23 Tabel 2. 9 Nilai If untuk Perhitungan Settlement ........................................................................... 27 Tabel 2. 10 Batas Maksimum Deformasi Lateral Dinding ............................................................ 29 Tabel 2. 11 Rekomendasi Faktor Keamanan Desain Angkur ........................................................ 33 Tabel 4. 1 Data Borlog Tanah BH-1 dan BH-2 ............................................................................. 37 Tabel 4. 2 Data Tanah Hasil Pemeriksaan Laboratorium .............................................................. 38 Tabel 4. 3 Data Tanah Hasil Korelasi ............................................................................................ 40 Tabel 4. 4 Hasil Perhitungan untuk Penentuan Kelas Situs ........................................................... 42 Tabel 4. 5 Data Terkait Respon Spektrum ..................................................................................... 42 Tabel 5. 1 Parameter Tanah Timbunan .......................................................................................... 43 Tabel 5. 2 Hasil Perhitungan Pengecekan Bearing Capacity Timbunan ....................................... 44 Tabel 5. 3 Hasil Perhitungan Penurunan Elastik Timbunan .......................................................... 45 Tabel 5. 4 Hasil Perhitungan Penurunan Konsolidasi Primer ........................................................ 46 Tabel 5. 5 Hasil Perhitungan Konsolidasi Sekunder...................................................................... 47 Tabel 6. 1 Hasil Perhitungan Tekanan Lateral Tanah .................................................................... 52 Tabel 6. 2 Hasil Perhitungan Gaya Aktif dan Pasif yang Bekerja pada Dinding........................... 53 Tabel 6. 3 Spesifikasi Strand untuk Free Length ........................................................................... 56 Tabel 6. 4 Perhitungan Kebutuhan Strand dan Prestress Angkur .................................................. 57 Tabel 6. 5 Panjang Free Length Tiap Angkur................................................................................ 58 Tabel 6. 6 Hasil Perhitungan Fixed Length Kedua Angkur ........................................................... 60 Tabel 6. 7 Parameter Secant Pile ................................................................................................... 62 Tabel 6. 8 Kapasitas Momen dan Aksial Secant Pile .................................................................... 63 Tabel 6. 9 Parameter Masukan untuk Free Length pada PLAXIS................................................. 64 Tabel 6. 10 Parameter Fixed Length .............................................................................................. 65 x Tabel 6. 11 Parameter Tanah Model Hardening Soil ..................................................................... 66 Tabel 6. 12 Hasil PLAXIS Kondisi Undrained .............................................................................. 73 Tabel 6. 13 Hasil PLAXIS Kondisi Drained ................................................................................. 73 Tabel 6. 14 Konfigurasi Pembenanan untuk Penulangan Secant Pile ........................................... 78 Tabel 6. 15 Hasil Penulangan Secant Pile pada PCA-COL ........................................................... 78 Tabel 6. 16 Hasil Penulangan Transversal Secant Pile .................................................................. 81 Tabel 6. 17 Hasil Perhitungan Analisis Dewatering ...................................................................... 83 Tabel 7. 1 Kapasitas Izin Tekan dan Tarik Tiang D 1m (Bagian Luar) ......................................... 88 Tabel 7. 2 Kapasitas Izin Tekan dan Tarik Tiang D 1m (Bagian Dalam)...................................... 89 Tabel 7. 3 Kapasitas Izin Tekan dan Tarik Tiang D 1,2m ............................................................. 90 Tabel 7. 4 Kapasitas Tarik dan Tekan Tiang Tunggal ................................................................... 94 Tabel 7. 5 Penentuan Nilai K untuk Tanah Pasir ........................................................................... 96 Tabel 7. 6 Penentunan Nilai e50 untuk Tanah Lempung ................................................................ 97 Tabel 7. 7 Kapasitas Lateral Tiang Tunggal .................................................................................. 97 Tabel 7. 8 Kapasitat Tekan Grup Tiang ....................................................................................... 101 Tabel 7. 9 Kapasitas Tarik Grup Tiang ........................................................................................ 102 Tabel 7. 10 Kapasitas Lateral Grup Tiang Kondisi Layan........................................................... 103 Tabel 7. 11 Kapasitas Lateral Grup Tiang Kondisi Gempa Nominal dan Gempa Kuat .............. 104 Tabel 7. 12 Contoh Beban untuk Perhitungan Paku Keling ........................................................ 105 Tabel 7. 13 Hasil Perhitungan Paku Keling untuk Semua Pile .................................................... 106 Tabel 7. 14 Hasil Perhitungan Paku Keling P2 ............................................................................ 106 Tabel 7. 15 Hasil Perhitungan Paku Keling P4 ............................................................................ 106 Tabel 7. 16 Hasil Perhitungan Paku Keling P9 ............................................................................ 107 Tabel 7. 17 Hasil Pengecekan GROUP untuk P2 (D) .................................................................. 111 Tabel 7. 18 Hasil Pengecekan GROUP untuk P2 (L) .................................................................. 112 Tabel 7. 19 Hasil Pengecekan GROUP untuk P4.1 ..................................................................... 113 Tabel 7. 20 Hasil Pengecekan GROUP untuk P4.2 ..................................................................... 114 Tabel 7. 21 Hasil Pengecekan GROUP untuk P4.3 ..................................................................... 115 Tabel 7. 22 Hasil Pengecekan GROUP untuk P4.3 Lanjutan ...................................................... 116 Tabel 7. 23 Hasil Pengecekan GROUP untuk P9 ........................................................................ 117 Tabel 7. 24 Hasil Pengecekan GROUP untuk P6.2 ..................................................................... 118 Tabel 7. 25 Hasil Pengecekan GROUP untuk P6.3 ..................................................................... 119 xi Tabel 7. 26 Hasil Pengecekan GROUP untuk P56.15 ................................................................. 120 Tabel 7. 27 Hasil Pengecekan GROUP untuk P56.16 ................................................................. 121 Tabel 7. 28 Hasil Perhitungan Penurunan Grup Tiang ................................................................ 123 Tabel 7. 29 Hasil Pengecekan Differential Settlement ................................................................. 124 Tabel 7. 30 Hasil Pengecekan Uplift ............................................................................................ 125 Tabel 7. 31 Hasil Penulangan Longitudinal P2............................................................................ 127 Tabel 7. 32 Hasil Penulangan Longitudinal P4.1 dan P4.2 .......................................................... 127 Tabel 7. 33 Hasil Penulangan Longitudinal P4.3 dan P6 ............................................................. 128 Tabel 7. 34 Hasil Penulangan Longitudinal P9 dan P32 .............................................................. 128 Tabel 7. 35 Hasil Penulangan Longitudinal P56.......................................................................... 129 Tabel 7. 36 Hasil Penulangan Transversal P2.............................................................................. 130 Tabel 7. 37 Hasil Penulangan Transversal P4.1 dan P4.2 ............................................................ 131 Tabel 7. 38 Hasil Penulangan Transversal P4.3 dan P6 ............................................................... 132 Tabel 7. 39 Hasil Penulangan Transversal P9 dan P32 ................................................................ 133 Tabel 7. 40 Hasil Penulangan Transversal P56............................................................................ 134 Tabel 7. 41 Rekap Hasil Penulangan Pile .................................................................................... 134 Tabel 7. 42 Spesifikasi Material Pile Cap ................................................................................... 135 Tabel 7. 43 Dimensi Pile Cap ...................................................................................................... 135 Tabel 7. 44 Pengcekan Geser Pile Cap P2 dan P4 ....................................................................... 138 Tabel 7. 45 Hasil Pengecekan Geser Pilecap P6 dan P9 ............................................................. 139 Tabel 7. 46 Pengecekan Geser Pile Cap P32 dan P56 ................................................................. 140 Tabel 7. 47 Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P2............................................................. 144 Tabel 7. 48 Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P4............................................................. 145 Tabel 7. 49 Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P6............................................................. 145 Tabel 7. 50 Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P9............................................................. 146 Tabel 7. 51Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P32............................................................ 146 Tabel 7. 52 Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P56........................................................... 147 Tabel 7. 53 Dimensi Balok Pengikat ........................................................................................... 147 Tabel 7. 54 Pengecekan Geser Balok Pengikat ............................................................................ 148 Tabel 7. 55 Hasil Penulangan Longitudinal Balok Pengikat ....................................................... 150 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Penentuan Nilai N-SPT Desain Tanah Non-Kohesif ................................................ 17 Gambar 2. 2 Penggambaran Kinerja Grup Tiang........................................................................... 20 Gambar 2. 3 Gambaran Umum Grup Tiang................................................................................... 21 Gambar 2. 4 Tampak Atas Gambaran Umum Grup Tiang ............................................................ 21 Gambar 2. 5 Tekanan Lateral Tanah at rest................................................................................... 25 Gambar 2. 6 Tekanan Lateral Tanah Aktif .................................................................................... 25 Gambar 2. 7 Tekanan Lateral Tanah Pasif ..................................................................................... 26 Gambar 2. 8 Ilustrasi Secant Pile ................................................................................................... 30 Gambar 2. 9 Komponen Ground Anchor (Sumber: ....................................................................... 31 Gambar 4. 1 Stratifikasi Tanah ...................................................................................................... 39 Gambar 4. 2 Stratifikasi Tanah dan nilai N-SPT ........................................................................... 39 Gambar 4. 3 Klasifikasi Kelas Situs (SNI 8460-2017) .................................................................. 41 Gambar 4. 4 Grafik Respon Spektra .............................................................................................. 42 Gambar 6. 1 Grafik Tekanan Lateral Tanah Total ......................................................................... 51 Gambar 6. 2 Grafik Tekanan Lateral Tanah Total ......................................................................... 55 Gambar 6. 3 Grafik Tekanan Lateral Tanah untuk Hinge Method ................................................ 56 Gambar 6. 4 Ilustrasi Panjang Free Length ................................................................................... 58 Gambar 6. 5 Ilustrasi Panjang fixed length .................................................................................... 59 Gambar 6. 6 Grafik Penentuan Nilai α........................................................................................... 60 Gambar 6. 7 Sketsa Penampang Secant Pile.................................................................................. 63 Gambar 6. 8 Masukan Parameter Secant Pile pada PLAXIS ........................................................ 63 Gambar 6. 9 Masukan Parameter Free Length pada PLAXIS ...................................................... 64 Gambar 6. 10 Masukan Parameter Fixed Length pada PLAXIS ................................................... 65 Gambar 6. 11 Tahapan Konstruksi pada PLAXIS ......................................................................... 67 Gambar 6. 12 Tahapan Galian 1 pada Plaxis ................................................................................. 67 Gambar 6. 13 Masukan nilai Pre-Stress Angkur 1 pada PLAXIS ................................................. 68 Gambar 6. 14 Pengaktifan Angkur 1 pada PLAXIS ...................................................................... 68 Gambar 6. 15 Tahap Galian 2 pada PLAXIS................................................................................. 68 Gambar 6. 16 Tahap Galian 3 pada PLAXIS................................................................................. 69 Gambar 6. 17 Tahapan Pengaktifan Angkur 2 pada PLAXIS ....................................................... 69 Gambar 6. 18 Tahapan Galian 4 pada PLAXIS ............................................................................. 70 xiii Gambar 6. 19 Muka Air Analisis Kondisi Drained ....................................................................... 70 Gambar 6. 20 Muka Air Analisis Kondisi Undrained ................................................................... 71 Gambar 6. 21 Bidang Runtuh Kondisi Drained............................................................................. 72 Gambar 6. 22 Bidang Runtuh Kondisi Undrained......................................................................... 72 Gambar 6. 23 Grafik Gaya Dalam Momen dan Geser pada Dinding Kondisi Drained ................ 74 Gambar 6. 24 Grafik Gaya Dalam Momen dan Geser pada Dinding Kondisi Undrained ............ 75 Gambar 6. 25 Defleksi Dinding Kondisi Undrained dan Drained ................................................ 76 Gambar 6. 26 Input Material Properties pada PCA-COL ............................................................. 77 Gambar 6. 27 Input Diameter Secondary Pile untuk PCA-COL ................................................... 77 Gambar 6. 28 Input Tulangan untuk Secant Pile pada PCA-COL................................................. 77 Gambar 6. 29 Diagram Interaksi Pemodelan Secant Pile .............................................................. 78 Gambar 6. 30 Sketsa Penulangan Secant Pile pada PCA-COL ..................................................... 79 Gambar 7. 1 Grafik Kapasitas Ultimate Tekan dan Tarik Tiang 1m (Bagian Luar) ...................... 91 Gambar 7. 2 Grafik Kapasitas Ultimate Tekan dan Tarik Tiang 1m (Bagian Dalam)................... 92 Gambar 7. 3 Grafik Kapasitas Ultimate Tekan dan Tarik Tiang 1,2m .......................................... 93 Gambar 7. 4 Masukan Properti Tiang pada L-PILE ...................................................................... 95 Gambar 7. 5 Masukan Batasan Kondisi pada L-PILE ................................................................... 95 Gambar 7. 6 Masukan Properti Tanah Pada L-PILE ..................................................................... 96 Gambar 7. 7 Contoh Masukan Properti Tanah Lempung .............................................................. 96 Gambar 7. 8 Contoh Masukan Properti Tanah Pasir...................................................................... 96 Gambar 7. 9 P2 .............................................................................................................................. 97 Gambar 7. 10 P4 ............................................................................................................................ 98 Gambar 7. 11 P9 ............................................................................................................................ 98 Gambar 7. 12 P32 .......................................................................................................................... 99 Gambar 7. 13 P56 .......................................................................................................................... 99 Gambar 7. 14 P7 .......................................................................................................................... 100 Gambar 7. 15 Penentuan Koordinat Tiang untuk Paku Keling .................................................... 105 Gambar 7. 16 Masukan Properti Tiang pada GROUP ................................................................. 108 Gambar 7. 17 Masukan Panjang Tiang dan Modulus Elastisitas pada GROUP .......................... 108 Gambar 7. 18 Masukan Properti Tanah pada GROUP ................................................................ 108 Gambar 7. 19 Contoh Masukan Properti Tanah Pasir pada GROUP........................................... 109 Gambar 7. 20 Contoh Masukan Properti Tanah Lempung pada GROUP ................................... 109 xiv Gambar 7. 21 Masukan Koordinat Tiang pada GROUP.............................................................. 109 Gambar 7. 22 Masukan Dimensi Pile Cap pada GROUP ........................................................... 109 Gambar 7. 23 Masukan Kombinasi Pembebanan Kolom pada GROUP ..................................... 109 Gambar 7. 24 Masukan Material Beton pada SAFE .................................................................... 141 Gambar 7. 25 Masukan Komponen pada SAFE .......................................................................... 141 Gambar 7. 26 Pemodelan Pile Cap SAFE ................................................................................... 142 Gambar 7. 27 Masukan Kombinasi Beban Kolom pada SAFE ................................................... 142 Gambar 7. 28 Mendefinisikan Point Spring pada Setiap Tiang................................................... 142 Gambar 7. 29 Pemberitahuan Kekurangan Tulangan pada SAFE ............................................... 143 Gambar 7. 30 Masukan Diameter Tulangan dan Spasi pada SAFE............................................. 143 Gambar 7. 31 Diagram Interaksi Balok Pengikat ........................................................................ 150 xv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota dengan jumlah pengunjung domestik dan mancanegara yang cukup tinggi di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Bandung memiliki destinasi wisata yang lengkap dan beragam mulai dari wisata alam, destinasi kuliner yang unik, lokasi belanja yang menarik hingga suasana kota yang inspiratif. Salah satu tujuan wisatawan kota Bandung yang diminati adalah destinasi berbelanja. Sebagian besar pusat perbelanjaan Kota Bandung terkonsentrasi di wilayah tengah, yaitu berada di Kecamatan Astanaanyar. Kawasan Cibadak merupakan salah satu tempat di Kecamatan Astanaanyar yang saat ini masih menjadi pusat perbelanjaan serta kuliner yang menarik di Kota Bandung. Hal tersebut menyebabkan permintaan akan pengembangan dan penambahan jumlah pusat perbelanjaan dan kuliner di daerah ini terus meningkat. Selain itu, permintaan akan tempat tinggal para wisatawan di Kota Bandung pun turut menigkat. Namun kepadatan penduduk dan kurangnya ketersediaan lahan kosong di Astanaanyar menjadi salah satu hambatan. Solusi yang tepat untuk mengatasi hal ini adalah dengan membangun bangunan multifungsi yang tidak membutuhkan lahan yang luas, yaitu dengan membangun pusat perbelanjaan dan hotel dalam satu lahan yang sama secara vertikal. Perencanaan dan pembangunan Cibadak Brookplaza dan Hotel di Kecamatan Astanaanyar merupakan solusi yang dapat memenuhi kebutuhan pariwisata serta menjawab permasalahan yang ada. Konstruksi secara vertikal biasanya tidak lepas dari penggunaan basement sebagai bentuk pemanfaatan lahan. Dinding basement harus didesain aman terhadap dorongan oleh tanah di sekitarnya. Dinding penahan tanah perlu didesain pada basement agar dapat menahan gaya lateral yang terjadi. Selain itu keseluruhan struktur juga tetap harus ditunjang oleh pondasi. Pondasi harus didesain dapat menyalurkan seluruh gaya yang diterima oleh struktur atas ke tanah dasar. 1 Proyek Cibadak Brookplaza & Hotel merupakan pusat perbelanjaan dan hotel 11 lantai dengan 2 lantai basement. Perencanaan aspek geoteknik untuk proyek ini akan didesain dinding penahan tanah dan pondasi yang sesuai dengan kriteria desain yang akan ditentukan. Selain itu akan didesain pula timbunan setinggi 2 meter sebagai bentuk pencegahan banjir bangunan Cibadak Brookplaza & Hotel. 1.2.Rumusan Masalah Rumusan masalah dari Tugas Akhir ini adalah 1. Bagaimana perancangan penimbunan proyek yang memenuhi kriteria persyaratan? 2. Bagaimana perancangan dinding penahan tanah dan perkuatannya dapat menahan beban yang bekerja dan dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan? 3. Bagaimana perancangan pondasi agar dapat menerima beban struktur diatasnya dan memenuhi persyaratan yang ditentukan? 1.3.Tujuan Tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Menghitung penurunan yang terjadi akibat timbunan yang digunakan. 2. Melakukan perancangan dinding penahan tanah beserta perkuatannya untuk proyek Cibadak Brookplaza & Hotel 3. Melakukan perancagan pondasi untuk proyek Cibadak Brookplaza & Hotel 1.4.Ruang Lingkup Cibadak Brookplaza dan Hotel Ruang merupakan bangunan yang terdiri dari 3 lantai podium, 7 lantai hotel, dan 2 basement. Dari kriteria gedung tersebut, aspek geoteknik yang akan dibahas yaitu terkait timbunan sebagai bentuk penecegahan banjir, pondasi struktur dan dinding penahan tanah untuk basement. Ruang lingkup yang menjadi batasan dalam perancangan proyek Cibadak Brookplaza dan Hotel pada aspek geoteknik adalah sebagai berikut. 1. Menentukan parameter tanah melalui interpretasi data tanah yang diperoleh melalui penyelidikan lapangan dan uji laboratorium. 2. Menganalisis timbunan berupa penurunan yang akan terjadi 2 3. Menganalisis pondasi yang akan digunakan, kemudian dirincikan lebih lanjut menjadi: a. Menentukan jenis pondasi yang sesuai b. Menghitung daya dukung pondasi tunggal c. Menghitung daya dukung grup pondasi d. Menghitung deformasi dan penurunan yang terjadi pada pondasi e. Menganalis uplift f. Merancang penulangan pondasi g. Merancang pile cap dan tie beam serta penulangannya 4. Menganalisis dinding penahan tanah yang akan digunakan, kemudian dirincikan lebih lanjut menjadi: a. Menentukan jenis dinding penahan tanah yang sesuai b. Mendesain perkuatan untuk dindin penahan tanah c. Menghitung deformasi dinding penahan tanah d. Menghitung keperluan tulangan dinding penahan tanah e. Analisis dewatering 5. Menginterpretasi hasil desain ke dalam bentuk gambar teknik 1.5.Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan tugas akhir terdiri dari 8 bab. Berikut akan dijabarkan isi dari masing-masing bab. BAB I Pendahuluan, berisikan latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan. BAB II Dasar teori, berisikan acuan teori yang digunakan dalam proses desain yang akan dilakukan. Dasar teori yang digunakan yaitu terkait parameter tanah, penurunan pada timbunan, acuan perhitungan mengenai desain dinding penahan tanah dan juga pondasi. BAB III Metodologi, berisikan alur pengerjaan tugas akhir dan metode pengerjaan yang akan dilakukan. BAB IV Parameter dan Data tanah, berisikan hasil interpretasi data yang akan digunakan dalam proses desain 3 BAB V Timbunan, berisikan analisis perhitungan penurunan timbunan. BAB VI Dinding Penahan Tanah, berisikan perancangan dinding penahan tanah beserta perkuatannya, pemodelan dinding penahan tanah, hasil pemodelan, penulangan, analisis dewatering, dan monitoring serta instrumenstasi. BAB VII Pondasi, berisikan perancangan pondasi yang akan digunakan meliputi daya dukung tungal, konfigurasi grup tiang, analisis daya dukung grup tiang, analisis paku keling, analisis penurunan, pengecekan uplift, penulangan, dan pengendalian mutu pondasi. BAB VIII Kesimpulan dan saran, berisikan kesimpulan dari proses desain yang telah dilakukan dan saran mengenai pengerjaan tugas akhir. 4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Acuan dan Perangkat Lunak yang Digunakan Acuan yang digunakan pada pengerjaan tugas akhir perencanaan desain aspek geoteknik proyek Cibadak Brookplaza dan Hotel ini adalah sebagai berikut. 1. SNI 8460 – 2017 Tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik 2. SNI 1726 – 2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non – Gedung 3. SNI 2847 – 2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan Non – Gedung. Perangkat lunak yang digunakan untuk memudahkan dalam pengerhaan tugas akhir perencanaan desain aspek geoteknik Cibadak Brookplaza dan Hotel ini adalah sebagai berikut. 1. Plaxis 2D: Pemodelan analisis galian dan dinding penahan tanah serta perkuatannya. 2. ENSOFT L-PILE: Pemodelan tiang tunggal 3. ENSOFT GROUP PILE: Pemodelan grup tiang 4. CSI-SAFE: Penulangan longitudinal pile cap 5. PCA-COL: Penulangan longitudinal pondasi tiang dan dinding penahan tanah 6. Autocad: Penggambaran teknik dari desain 2.2. Parameter Tanah 2.2.1.Korelasi Nilai N-SPT dengan Konsistensi Tanah Penggolongan konsistensi tanah perlu dilakukan untuk mempermudah analisis kedepannya. Penggolongan konsistensi tanah pada proyek ini dilakukan dengan cara mengkorelasikannya dengan nilai N-SPT yang didapatkan dari uji lapangan. Dibawah ini adalah tabel konsistensi tanah berdasarkan Bowles (1974). 5 Tabel 2. 1 Konsitensi Tanah berdasarkan Nilai N-SPT (Bowles, 1974) Loose 0 10 Very Soft <4 2.2.2.Berat Jenis Berat jenis tanah Cohesionless Soil Medium Dense 11 30 31 50 Cohesive Soil Soft Medium 4 6 6 15 untuk perhitungan Very Dense >50 Stiff Hard 16 25 >25 didapatkan dengan cara mengkorelasikan dengan nilai N-SPT yang didapat dari uji lapangan. Untuk berat jenis tanah pasir, digunakan korelasi dari Teng (1962). Sedangkan untuk berat jenis tanah lempung, berat jenis efektif menggunakan korelasi dari Terzaghi & Peck (1948), dan berat jenis moist menggunakan korelasi dari Bowles (1974). Tabel 2. 2 Korelasi Nilai N-SPT dengan Parameter Tanah Pasir (Teng, 1962) Tabel 2. 3 Korelasi Nilai N-SPT dengan Berat Jenis Jenuh Tanah Lempung (Terzaghi & Peck, 1948) 6 Tabel 2. 4 Korelasi Nilai N-SPT dengan Berat Jenis Moist Tanah Lempung (Bowles, 1974) Cohesive N g (kN/m3) Very Soft <4 14 - 18 4 16 Soft - 6 - 18 Medium 6 - 15 16 - 18 16 16 Stiff Hard - 25 >25 - 20 >20 2.2.3.Nilai Kohesi Lempung Dalam menentukan nilai kohesi lempung, digunakan korelasi nilai Cu/N dan nilai Plasticity Index (PI) dari data laboratorium yang didapatkan. Dari persebaran data yang ada, dilihat kecenderungan nilai PI terletak pada rentang angka Cu/N tertentu. Maka nilai dari kohesi lempung yang didapatkan adalah sebagai berikut. πΆπ’ = π₯π Dimana π₯ = Angka kecenderungan persebaran nilai PI π = Nilai N-SPT titik tinjau Gambar 2. 1 Perbandingan PI dan Cu/N Sumber: (Bentley, 2016) 2.2.4. Sudut Geser Dalam Penentuan sudut geser dalam untuk pasir menggunakan korelasi nilai NSPT dari Terzaghi & Peck. Sudut geser dalam dirumuskan sebagai berikut. ∅ = √12 × (ππππ ) + 20 7 Gambar 2. 2 Korelasi Nilai N-SPT dengan Sudut Geser Dalam Tanah Pasir (Terzaghi & Peck, 1948) Sedangkan sudut geser dalam efektif dari tanah lempung, digunakan korelasi Sorensen (2013) kondisi batas bawah. Untuk 4%<PI<50%, ∅′ = 44 − 14 × log(ππΌ) Untuk 50% ο£PI<150%, ∅′ = 30 − 6 × log(ππΌ) 2.2.5.Poisson Ratio Poisson ratio adalah perbandingan regangan yang terjadi dalam arah y dan x. Nilai poisson ratio tanah untuk perhitungan akan ditentukan berdasarkan konsistensinya yang dikutip dari Braja (2014). 8 Tabel 2. 5 Korelasi Konsitensi Tanah terhadap Nilai Poisson Ratio (Sumber: Braja, 2014) 2.2.6.Permeabilitas Permeabilitas adalah kemampuan tanah untuk mengalirkan air atau udara yang terjebak diantara butiranya. Nilai permeabilitas tanah untuk perhitungan akan ditentukan berdasarkan jenisnya yang dikutip dari (Das, Principles of Geotechnical Engineering, 8th SI Edition, 2014) Tabel 2. 6 Korelasi Konsitensi Tanah terhadap Nilai Permeabilitas (Sumber: Braja, 2014) 2.2.7.Over Consolidation Ratio (OCR) Over Consolidation Ratio (OCR) merupakan perbandingan nilai tegangan prakonsolidasi dengan tegangan efektif vertikal yang sekarang terjadi. Nilai OCR membantu untuk mengklasifikasikan tanah tersebut bersifat normally consolidated (NC) atau overconsolidated (OC). NC adalah kondisi dimana tegangan yang sekarang dirasakan oleh tanah merupakan tegangan terbesar yang pernah dirasakannya. Sedangkan OC adalah kondisi dimana teganan yang sekarang dirasakan oleh tanah lebih kecil dari tegangan terbesar yang pernah dirasakan oleh tanah. Untuk tanah lempung NC, nilai OCR berkisar diantara 1 sampai 2. Sedangkan untuk lempung OC, nilai OCR lebih dari 2. 9 Untuk menentukan nilai OCR, dapat digunakan persamaan Mayner dan Kemper (1988) ππΆπ = 0,193 ( π60 0,689 ) ππ′ Dimana N60 = Nilai N-SPT yang didapatkan dari uji lapangan ο³’o = Tegangan vertikal efektif dalam MN/m2 2.2.8.Modulus Elastisitas Modulus elastisitas merupakan gradien perbandingan antara tegangan dan regangan yang terjadi pada suatu material. Dalam perhitungan selanjutnya, modulus elastisitas tanah pasir digunakan korelasi nilai N-SPT dari Coduto (1994), yang dirumuskan sebagai berikut. πΈπ = 600 × (π + 6) + 2000, π > 15 Sedangkan untuk tanah pasir, modulus elastisitasnya menggunakan korelasi nilai cu dari Padfield, C.J., dan Sharrock, M.J. (1983), yang dirumuskan sebagai berikut. πππ‘π’π πΏππππ’ππ ππΆ ππππ‘ ππππ¦, πΈπ’ = (150 − 200)ππ’ ππ‘πππ ππππ¦, πΈπ’ = (250 − 300)ππ’ πππ‘π’π πΏππππ’ππ ππΆ πΈπ’ = (400 − 500)ππ’ πΈπ = 0,6ππ’ Dimana Eu = Modulus elastisitas undrained Ed = Modulus elastisitas drained 10 Gambar 2. 3 Perbandingan Nilai OCR dengan Eu/cu Tanah Lempung (Sumber: Padfield, C.J., dan Sharrock, M.J. (1983)) 2.3. Kombinasi Pembebanan Dalam perancangan geoteknik, kombinasi pembebanan yang digunakan berbeda dengan kombinasi pembebanan untuk perancangan struktur. Perancangan geoteknik menggunakan kombinasi pembebanan Allowable Stress Design (ASD). Menurut SNI 1727 – 2013 tentang Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung dan Bangunan Lain, kombinasi pembebanan yang digunakan yaitu sebagai berikut. • Kondisi Layan : 1DL+1LL • Gempa Nominal (1 + 0,105SDS)DL + 0,75LL ± 0,425ρ (Ex ± 0,3 Ey) (1 + 0,105SDS)DL + 0,75LL ± 0,425ρ (Ey ± 0,3 Ex) • Gempa Kuat (1 + 0,105SDS)DL + 0,75LL ± 0,425Ω (Ex ± 0,3 Ey) (1 + 0,105SDS)DL + 0,75LL ± 0,425Ω (Ey ± 0,3 Ex) Dimana D = Dead load (beban mati) L = Live load (beban hidup) E = Earthquake load (beban gempa) 11 2.4. Pondasi Pondasi merupakan bagian struktur yang menopang dan meneruskan beban yang bekerja pada struktur ke bumi. Pondasi bisa terbuat dari beton atau besi. Secara umum pondasi terdiri dari dua macam, pondasi dangkal dan pondasi dalam. Penentuan digunakannya pondasi dangkal atau pondasi dalam bergantung pada kebutuhan dan kondisi tanah tempat dibangunnya struktur tersebut. Beberapa pertimbangan kondisi yang mengharuskan memakai pondasi dalam menurut Vesic (1977): 1. Lapisan tanah atas merupakan lapisan yang sangat mudah termapatkan dan sangat lemah untuk meneruskan gaya dari struktur atasnya sehingga beban harus disalurkan ke lapisan tanah yang letaknya lebih dalam dan lebih kuat. 2. Ketika terdapat gaya horizontal yang bekerja pada pondasi. 3. Terdapat tanah yang ekspansif yang sensitive terhadap peningkatan dan penurunan kadar air, dimana tanah ini dapat membesar jauh di bawah permukaan tanah. Jika digunakan pondasi dangkal, maka akan menimbulkan kerusakan yang cukup besar. Pondasi dalam dapat mengatasi masalah ini, dimana pondasi ini bisa memanjang dan melewati zona aktif tersebut. 4. Pondasi dari beberapa struktur seperti tower transmisi, basement, atau struktur yang akan mengalami gaya uplift yang besar. 5. Pondasi dalam digunakan untuk menghindari kegagalan bearing capacity, dimana jika digunakan 12 6. pondasi dangkal kegagalan ini cenderung bisa terjadi akibat adanya erosi pada permukaan tanah. Pondasi dalam sendiri bisa terbuat dari material beton atau baja. Berikut adalah tabel perbandingan pondasi dalam beton dan baja menurut Braja M. Das (2014). Tabel 2. 7 Klasifikasi Material Pondasi (Sumber: Braja, 2014) Material Baja Panjang Beban 15 m – 60 300 kN – m 1200 kN a. b. c. d. Beton (precast) 10 m – 45 7500 kN – m 8500 kN a. b. c. Kelebihan Kekurangan a. Harga yang lumayan Mudah untuk mahal diperpanjang dan b. Menimbulkan dipotong sesuai kebisingan saat dengan kebutuhan pemancangan Bisa digunakan c. Korosif untuk pemancangan dengan tekanan besar Bisa menembus lapisan tanah keras Kapasitas beban yang lebih besar a. Susah untuk Tahan korosi mencapai cutoff Mudah yang sesuai dikombinasikan b. Susah untuk dibawa dengan superstruktur beton Tahan tekanan besar saat dipancang 13 Beton 5 m – 15 Cased: 200 (cast in m kN – 500 situ ) kN. Uncased: 300 kN – 500 kN Cased: a. Lebih murah b. Bisa dicek sebelum pengecoran c. Mudah untuk diperpanjang Uncased a. Lebih ekonomis b. Bisa diselesaikan di kedalaman manapun Cased: a. Sulit untuk dipotong setelah pengecoran b. Casing yang tipis bisa rusak saat pemancangan Uncased a. Jika pengecoran terlalu cepat, maka bisa terbentuk void. Material Kelebihan Kekurangan a. Susah untuk memotong setelah pengecoran b. Di tanah yang lunak, bisa terjadi keruntuhan dan menekan beton Panjang Beban Pondasi beton precast dan pondasi beton cast in situ biasanya lebih dikenal dengan pondasi tiang pancang dan tiang bor. Selain yang sudah disebutkan di atas, salah satu kekurangan pondasi tiang pancang yang lain adalah pada saat kegiatan pemancangan, akan menimbulkan kebisingan yang cukup menganggu. Kemudian dikarenakan kondisi basement dan tanah keras cukup dekat, dan panjang pondasi tiang pancang tidak fleksibel, maka pada proyek Cibadak Brookplaza & hotel ini akan digunakan pondasi tiang bor. 2.4.1. Faktor Keamanan Pondasi Tiang Faktor kemanaan adalah angka pembagi dari nilai ultimate bearing capacity, ultimate bearing capacity, yang menunjukkan tingkat keamanan suatu desain pondasi. Menurut Bowles (1996) nilai faktor keamanan bervariasi, yaitu diantara 2 sampai 4. Angka tersebut merupakan upayan mengantisipasi adanya variasi lapisan tanah disekitar lokasi, kurang tepatnya data penyelidikan tanah, pengawasan mutu pelaksanaan, dan asumsi yang 14 diambil. Sehingga daya dukung izin pondasi didapatkan melalui persamaan berikut. ππππ = ππ’ππ‘ ππΉ Dimana: ππππ = Kapasitias daya dukung izin ππ’ππ‘ = Kapasitas ultimit tiang terhadap beban aksial ππΉ = Safety Factor (Faktor Keamanan) Menurut SNI 8460 – 2017 tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik, faktor keamanan minimum untuk pondasi dalam yaitu sebesar 2,5. 2.4.2. Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal Daya dukung aksial tiang tunggal merupakan daya dukung tiang terhadap gaya tekan yang bekerja diatasnya. Daya dukung aksial ultimate tiang tunggal terdiri dari daya dukung ujung tiang dan tahanan geser sepanjang selimut tiang. Maka daya dukung aksial ultimate tiang tunggal dapat dirumuskan sebagai berikut. ππ’ππ‘ = ππ + ∑ππ Dimana: Qult = Daya dukung aksial ultimate tiang Qp = Daya dukung ujung tiang (end bearing) Qs = Daya dukung geser selimut tiang (skin friction) 2.4.3. Daya Dukung Ujung Tiang Tunggal Secara umum, daya dukung ujung tiang tunggal pada tanah pasir maupun lempung secara umum dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: ππ = π΄π (π × ππ ∗ + π × ππ ∗ + πΎπ· × ππΎ∗ ) Dimana Ap = Luas ujung tiang c = Nilai kohesi tanah pada lapisan ujung tiang bertumpu q = Tekanan efektif tanah pada ujung tiang γ = Berat volume tanah Nc*, Nq*, Ng*= Faktor-faktor daya dukung yang bergantung pada nilai ο¦ 15 Pada perhitungan daya dukung ujung tiang, nilai diameter dari tiang (D) diangap sangat kecil, yang kemudian diasumsikan memiliki kontribusi yang kecil terhadap daya dukung ujung tiang. Sehingga persamaan diatas disederhakan menjadi ππ = π΄π (π × ππ ∗ + π × ππ ∗ ) Kemudian, karena kondisi tanah yang berbeda-beda, persamaan tersebut disederhanakan kembali untuk masing-masing jenis tanah. a. Tanah Kohesif (Lempung) Perhitungan daya dukung ujung tiang pada tanah lempung didasarkan pada analisis short term. Hal ini dikarenakan pada pelaksanaan konstruksi pondasi tiang, kondisi paling kritis adalah ketika konstruksi baru selesai. Sehingga pada perhitungannya digunakan parameter undrained dengan nilai ο¦ = 0. Berdasarkan grafik Mayerhoff (1976), ketika nilai ο¦ = 0, maka nilai Nc* sebesar 9. Maka persamaannya menjadi: ππ = 9 × π × π΄π Untuk nilai c yang merupakan nilai kohesi lempung pada persamaan diatas didapatkan dari korelasi empiris yang sudah dibahas pada subbab 2.2.3. Gambar 2. 4 Perbandingan Sudut Geser Dalam terhadap Nilai Nc dan Nq (Sumber: Bahan Kuliah Andhika Sahadewa) 16 b. Tanah Non Kohesif (Pasir, Granular) Untuk tanah non kohesif, dimana nilai π = 0, sehingga daya dukung ujung pondasi tiang bor dihitung berdasarkan persamaan yang didasarkan pada nilai N-SPT (NAVDOC): ππ = 13π × π΄π π= π1 + π2 2 Dimana N = Nilai N-SPT desain N1 = Nilai N-SPT rata rata kedalaman 10D dari bawah ujung tiang ke atas N2 = Nilai N-SPT rata rata kedalaman 4D dari bawah ujung tiang ke atas Gambar 2. 5 Penentuan Nilai N-SPT Desain Tanah Non-Kohesif Sumber: Bahan Kuliah Andhika Sahadewa 2.4.4. Daya Dukung Selimut Tiang Tunggal Sama halnya dengan daya dukung ujung tiang tunggal, daya dukung selimut tiang tunggal juga bergantung pada jenis tanah yang berada di sekitar tiang tersebut. Namun secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut. ππ = ∑ π × πΏπ × ππ Dimana π = Tahanan geser per satuan luas 17 Li = Panjang lapisan segmen tanah yang ditinjau Pi = Keliling segmen tiang yang ditinjau a. Tanah Kohesif (Lempung) Perhitungan daya dukung selimut tiang bor tunggal pada tanah lempung dihitung berdasarkan πΌ Method yang dirumuskan sebagai berikut. π =πΌ×π Dimana πΌ = Faktor Adhesi Nilai πΌ juga berbeda-beda menurut para ilmuwan. Menurut Reese danWright koefisien πΌ untuk tiang bor adalah 0,55. Sedangkan menurut Kulhawy (1984), nilai koefisien πΌ didasarkan pada grafik berikut. Gambar 2. 6 Perbandingan Nilai S dengan ο‘ (Sumber: Bahan Kuliah Andhika Sahadewa) b. Tanah Non Kohesif (Granular, Pasir) Perhitungan daya dukung selimut tiang bor tunggal pada tanah non kohesif dihitung berdasarkan korelasi nilai N-SPT. Berikut adalah rumus hasil perata-rataan antara Mayerhoff (1976) dan Reese & Wright (1977). π = 0.2 × (π − πππ) ( π‘ππ ) π2 2.4.5. Daya Dukung Tarik Tiang Tunggal Pada suatu waktu, pondasi juga dapat mengalami gaya tarik. Gaya tarik ini bisa saja timbul karena adanya eksentrisitas momen atau gaya keatas akibat uplift. Jika gaya tarik yang terjadi, maka perlawanan yang diberikan 18 dari tiang yaitu gaya berat tiang dan friksi samping tiang. Berikut adalah persamaan daya dukung tarik tiang tunggal berdasarkan penjelasan tersebut. ππ’ππ‘ = πππ + ππ = ππ × π΄π + ππ Dimana: ππ’ππ‘ = Kapasitas tarik ultimate tiang πππ = Tahanan selimut tiang terhadap tarik ππ = Berat tiang ππ = Friksi tiang terhadap tarik π΄π = Luas selimut tiang Kapasitas tarik ijin dari tiang dirumuskan sebagai berikut. ππππ = πππ + ππ ππΉ Dimana SF adalah faktor keamanan yang berkisar dari 2 hingga 3. 2.4.6. Daya Dukung Lateral Tiang Tunggal Daya dukung lateral tiang tunggal adalah kemampuan tiang untuk mengakomodir gaya horizontal yang bekerja. Gaya horizontal ini bisa berupa gempa atau tekanan pasif tanah disekitarnya. Secara umum, tiang tunggal yang mengalami gaya lateral terbagi menjadi 2; Short or Rigid Piles dan Long or Elastic Piles. Dalam menghitung daya dukung lateral tiang, harus mempertimbangkan kuat geser tanah, kapasitas struktur tiang, dan deformasi yang diizinkan. Menurut SNI 8460 – 2017 mengenai Perancangan Geoteknik, deformasi lateral izin tiang adalah 12 mm untuk gempa rencana dan 25 mm untuk gempa kuat dalam kondisi tiang tunggal dan free-head. Penghitungan daya dukung lateral nantinya akan menggunakan software ENSOFT L-PILE. 2.4.7. Daya Dukung Aksial Grup Tiang Grup tiang diberlakukan ketika kapasitas tiang tunggal tidak mencukupi untuk menerima beban diatasnya. Grup tiang merukapan sekumpulan tiang tunggal yang bersama-sama memikul beban diatasnya, yang biasanya disatukan dengan kepala tiang atau pile cap. Dalam perhitungan daya dukung aksial grup tiang, terdapat nilai efisiensi. Nilai efisiensi ini bergantung pada jarak antar tiang pada grup tiang tersebut. Berikut adalah beberapa perumusan efisiensi grup tiang menurut para ilmuwan. 19 Gambar 2. 7 Penggambaran Kinerja Grup Tiang (Sumber: Das, 2014) 1. Converse-Labarre (π1 − 1)π2 + (π2 − 1)π1 π =1− [ ]π 90π1 π2 π· π = tan−1 ( ) π 2. Los Angeles Group Action π = 1− π· [π (π − 2)] πππ1 π2 1 2 3. Seiler-Keeney (1944) π = {1 − [ 11π π1 + π2 − 2 0,3 ][ ]} + 2 7(π − 1) π1 + π2 − 1 π1 + π2 Dimana π = Efisiensi grup tiang π1 = Jumlah tiang dalam arah 1 π2 = Jumlah tiang dalam arah 2 π· = Diameter tiang π = Jarak antar tiang 20 Gambar 2. 8 Gambaran Umum Grup Tiang (Sumber: Das, 2014) Gambar 2. 9 Tampak Atas Gambaran Umum Grup Tiang (Sumber: Das, 2014) 2.4.8. Penurunan Elastik Grup Tiang Perunanan elastik grup tiang secara umum dirumuskan oleh Vesic (1969) sebagai berikut. ππ(π) = √ π΅π π π· π Dimana ππ(π) = Penurunan elastik grup tiang π΅π = Lebar pile cap D = Diameter tiang tunggal 21 ππ = Penurunan elastik tiap tiang tunggal terhadap gaya yang bekerja Penurunan elastik tiang tunggal dapat dihitung menggunakan rumus berikut. ππ = ππ(1) + ππ(2) + ππ(3) Dimana ππ(1) = Penurunan elastik tiang tunggal ππ(2) = Penurunan tiang akibat gaya yang bekerja pada ujung tiang ππ(3) = Penurunan tiang akibat transmisi gaya yang bekerja pada tiang Secara lebih lanjut ketiga penurunan tersebut dirumuskan sebagai berikut. ππ(1) = ππ€π (ππ€π + πππ€π )πΏ π΄π πΈπ = Gaya yang dipikul oleh ujung tiang dipengaruhi gaya yang bekerja ππ€π = Gaya yang dipikul oleh friksi selimut pada gaya yang bekerja π΄π = Luas penampang tiang πΏ = Panjang tiang πΈπ = Modulus elastisitas dari material tiang π = 0,5 – 0,67 Kemudian untuk Se(2) dirumuskan oleh Vesic (1977) sebagai berikut. ππ(2) = ππ€π πΆπ π· × ππ Dimana ππ = Tahanan ultimate ujung tiang πΆπ = Koefisien empirik 22 Tabel 2. 8 Nilai Cp berdasarkan Jenis Tanah dan Jenis Pondasi (Sumber: Das, 2016) Kemudian untuk Se(3) dirumuskan oleh Vesic (1977) sebagai berikut. ππ(3) = ππ€π πΆπ πΏ × ππ πΏ πΆπ = (0,93 + 0,16√ ) πΆπ π· 2.4.9. Penurunan akibat Konsolidasi Konsolidasi merupakan proses dimana keluarnya air pori dari tanah sehingga dapat menyebabkan perubahan volume. Perubahan volume ini dapat menyebabkan penurunan. Konsolidasi hanya terjadi pada tanah yang memiliki permeabilitas yang sangat kecil, sehingga konsolidasi merupakan penurunan yang terjadi dalam jangka panjang. Penurunan akibat konsolidasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut. 1. Tanah NC πΆπ π» π0′ + βπ ππ = log (1 + ππ ) π0′ 1. Tanah OC dengan π0′ + βπ ≤ ππ′ ππ = πΆπ π» π0′ + βπ log (1 + ππ ) π0′ 2. Tanah OC dengan π0′ < ππ′ < π0′ + βπ ππ = πΆπ π» ππ′ πΆπ π» π0′ + βπ πππ ′ + log (1 + ππ ) π0 (1 + ππ ) π0′ Dimana Cc = Compression Index Cs = Swelling Index σ′0 = Tegangan efektif awal 23 βσ = Penambahan tegangan efektif σ′c = Tegangan pra konsolidasi eo = Angka pori mula-mula H = Tebal lapisan 2.4.10. Penurunan Izin Pondasi Penurunan izin pondasi ditentukan berdasarkan toleransi masing-masing struktur atas dan bangunan sekitar. Menurut SNI 8460 tahun 2017 tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik, besar penurunan izin untuk bangunan tinggi, dimana masih bisa dipastikan bahwa struktur atasnya aman harus kurang dari 15 ππ + π (πππππ π ππ‘π’ππ ππ) 600 2.5. Tekanan Lateral Tanah a. Tekanan Lateral Tanah At-rest Tekanan lateral tanah at-rest terjadi ketika keadaaan tanah dalam kondisi statik ekuilibrium. Jika dilihat pada gambar di bawah, bisa dilihat dinding tidak mengalami perpindahan dari kondisi semula. Untuk menghitung tekanan lateral tanah at rest, diperlukan koefisien tekanan lateral at rest. Jaky (1944) merumuskannya sebagai berikut. πΎπ ≈ 1 − sin ∅′ Maka tekanan lateral tanah at rest dihitung menggunakan rumus berikut. ππ = 1 × πΎπ × πΎ × π» 2 2 Dimana πΎ = Berat jenis tanah yang ditinjau H= Kedalaman titik tinjau dari permukaan 24 Gambar 2. 10 Tekanan Lateral Tanah at rest (Sumber: Braja, 2014) b. Tekanan Lateral Tanah Aktif Tekanan lateral tanah aktif terjadi ketika dinding berotasi pada ujung bawahnya sehingga terdorong ke depan dan tanah yang berada di belakang dinding meluncur ke arah bawah seperti yang diilustrasikan pada gambar di bawah. Tekanan lateral tanah aktif dihitung menggunakan koefisien tekanan lateral tanah aktif. Menurut Rankine, koefisien tekanan lateral tanah aktif dihitung dengan rumus berikut. π πΎπ = tan2 (45 − ) 2 Tekanan lateral tanah aktif dihitung dengan rumus yang sama seperti tekakn lateral tanah at rest. Hanya saja menggunakan keofisien Ka. Gambar 2. 11 Tekanan Lateral Tanah Aktif (Sumber: Braja, 2014) 25 c. Tekanan Lateral Tanah Pasif Tekanan lateral tanah pasif terjadi ketika dinding berotasi pada bagian bawahnya dikarenakan terdapat dorongan dari tanah didepan dinding, sehingga dinding bergerak ke belakang. Tanah yang berada di belakang dinding terdorong keatas. Tekanan lateral tanah pasif dihitung menggunakan koefisien tekanan lateral tanah pasif Menurut Rankine, koefisien tekanan lateral tanah pasif dihitung dengan rumus berikut. π 1 πΎπ = tan2 (45 + ) = 2 πΎπ Tekanan lateral tanah aktif dihitung dengan rumus yang sama seperti tekakn lateral tanah aktif. Hanya saja menggunakan keofisien Kp. Gambar 2. 12 Tekanan Lateral Tanah Pasif (Sumber: Braja, 2014) 2.6. Penurunan pada Tanah a. Elastic Settlement Penurunan elastik merupakan penurunan yang terjadi tepat langsung setelah beban diberikan kepada tanah. Penurunan elastik dihitung menggunkan rumus berikut. ππ (πΌπ΅ ′ )(1 − ππ 2 ) ππ = πΌπ πΌπ πΈπ πΌπ = πΉ1 + 1 − 2ππ πΉ 1 − ππ 2 π′ = πΏ π΅ 26 π′ = π» π΅ 2 Dimana qo = Beban merata yang diaplikasikan pada tanah ο‘ = 4 (faktor untuk perhitungan penurunan di tengah timbunan) οs = Poisson’ Ratio tanah Es = Modulus elastisitas tanah B’ = B/2 (untuk perhitungan penurunan di tengah) If = Depth factor Is = Shape factor Untuk menentukan nilai F1 dan F2 dalam menghitung Is, diperlukan nilai m’ dan n’, yang kemudian ditentukan nilainya berdasarkan tabel pada buku Principles of Foundation Engineering (Braja M. Das, hal 305). Sedangkan nilai If ditentukan berdasarkan tabel dibawah. Tabel 2. 9 Nilai If untuk Perhitungan Settlement (Sumber: Das, 2016) b. Primary Settlement Primary Settlement merupakan penurunan yang dibebabkan oleh keluarnya tekanan air pori dari lapisan tanah, atau bisa juga disebeut konsolidasi primer. Primary Settlement dihitung sama seperti pada bab 2.4.9 c. Secondary Settlement Secondary settlement atau konsolidasi sekunder terjadi setelah konsolidasi primer selesai. Setelah semua air pori keluar, maka penurunan yang terjadi 27 disebabkan butiran-butiran tanah yang semakin rapat. Secondary settlement dihitung berdasarkan rumus berikut. π‘2 ππ = πΆπΌ′ π» log ( ) π‘1 π‘1 = ππ£ × πΆπ£ = 2 π»ππ πΆπ£ π ππ£ × πΎπ€ βπ» ππ£ = π» ′ βπ Dimana C’ο‘ = Secondary Compression Index H = Tebal lapisan t1 = Waktu konsolidasi primer t2 = Waktu konsolidasi sekunder Tv = Time factor Hdr = Jarak terjauh air keluar Cv = Koefisien konsolidasi mv = Coefficient of volume compressibility 2.7. Dinding Penahan Tanah Dinding penahan tanah merupakan suatu struktur yang digunakan untuk menahan gaya lateral dari tanah. Selain itu, dinding penahan tanah juga berfungsi untuk menahan tanah yang memiliki kemiringan lebih besar daripada kemiringan naturalnya, sehingga diperlukan penahan. Berikut adalah beberapa jenisi dinding penahan tanah. a. Gravity Retaining Wall, dimana dinding ini biasanya terbuat dari beton atau batuan keras yang rigid. Jenis dinding ini bergantung kepada beratnya sendiri. Dinding jenis ini kurang ekonomis jika diperlukan dinding yang sangat tinggi. b. Semigravity Retaining Wall, merupakan Gravity Retaining Wall yang diberikan sedikit perkuatan dengan baja sebagai tulangannya. c. Cantilever Retaining Wall, dinding yang merupakan beton bertulang yang terdiri dari batang yang tipis dan pelat dibawahnya. 28 d. Counterfort Retaining Wall, kurang leih sama seperti Cantilever Retaining Wall, namun memiliki pelat tipis didepannya yang dinamakan counterfort yang berfungsi untuk mengurangi gaya geser dan gaya momen yang bekerja. e. Embedded Walls, merupakan struktur penahan tanah dimana stabilitasnya sebagian atau seluruhnya diperoleh dari tahanan pasif tanah yang terletak di bawah dasar galian. Embedded Walls sendiri terdidi dari beberapa macam yaitu dinding sheetpile baja atau beton, soldier pile, contiguous bored pile, secant pile, dan diafragma. Dalam perancangan basement proyek Cibadak Brookplaza & Hotel akan digunakan dinding penahan tanah jenis embedded walls yaitu secant pile. Jenis dinding embedded walls dipilih karena cocok untuk digunakan di daerah yang padat, dikarenakan kelebihanya dalam menghemat ruang dan kecocokannya untk aplikasi dengan kontrol deformasi yang ketat. Berikut adalah batas deformasi dinding penahan tanah menurut SNI 8460:2017. Tabel 2. 10 Batas Maksimum Deformasi Lateral Dinding (Sumber: SNI 8460 – 2017) Faktor keamanan dinding penahan tanah untuk berbagai kondisi dikutip dari SNI 8460 – 2017 yaitu sebagai berikut. a) Faktor keamanan terhadap guling minimum 2; b) Faktor keamanan terhadap geser lateral minimum 1,5; c) Faktor keamanan terhadap daya dukung minimum 3; d) Faktor keamanan terhadap stabilitas global minimum 1,5; e) Faktor keamanan terhadap gempa minimum 1,1 2.8. Secant Pile Secant pile merupakan salah satu jenis dinding penahan tanah yang terbuat dari pile, dimana jarak antar pilenya yang bersinggungan satu sama lain. Secant pile cocok untuk digunakan pada struktur yang memiliki maksimal lebih kurang 4 lapis basement. Secant pile memiliki kemampuan menjaga vertikalitas yang 29 lebih baik dibanding contiguous bored pile. Secant pile terdiri dari 2 jenis pile, primary pile dan secondary pile. Primary pile merupakan pile yang berbahan semen bentonite dan beton dan tidak memiliki tulangan. Sedangkan secondary pile merupakan elemen struktural dari secant pile yang memberikan kapasitas lentur. Analisis secant pile nantinya akan menggunakan software PLAXIS 2D. Gambar 2. 13 Ilustrasi Secant Pile (Sumber: SNI 8460 – 2017) 2.9. Ground Anchor Ground anchor merupakan salah satu penunjang kekuatan tambahan. Ketika panjang dari dinding penahan tanah hanya bisa sampai pada kedalaman tertentu, namunn gaya yang ditahan masih terlalu besar, ground anchor bisa menambah gaya yang memperkuat dinding penahan tanah tersebut. Ground anchor harus ditempatkan pada tanah yang memiliki kekuatan yang cukup. Ground anchor akan bekerja dengan baik apabila diletakkan pada tanah yang keras. Jika terbenam pada non kohesif, maka nilai N-SPT ο³ 25. Sedangkan jika terbenam di tanah kohesif, maka nilai N-SPT ο³ 20. Ground anchor sendiri terdiri dari beberapa jenis: deadman, tie backs, vertical anchor piles, dan deadman yang disokong oleh batter. Karena kondisi eksisting yang cukup padat, maka akan digunakan ground anchor jenis tie backs. Ground anchor dengan tie backs memiliki 3 bagian utama: 1. Anchorage, bagian yang mentrasmisikan gaya tarik yang terjadi pada baja ke permukaan dinding penahan tanah. 2. Free Length, merupakan bagian yang baja prategang yang bebas untuk memanjang dan mentransfer gaya dari bond length ke dinding penahan tanah. 30 3. Bond length, bagian yang bersentuhan langsung dengan tanah sebagai support utama ground anchor dan harus terletak di belakang bidang runtuh tanah. Gambar 2. 14 Komponen Ground Anchor (Sumber: FHWA 1999) Menurut SNI 8460 – 2017 mengenai Persyaratan Perancangan Geoteknik, ground anchor dipasang dengan ketentuan sebagai berikut. 1. Tipikal spasi horizontal adalah 2 m, sedangkan tipikal spasi vertikal adalah 3 m - 5 m. Penentuan level angkur tanah dilakukan sedemikian sehingga tidak bertabrakan dengan level lantai besmen, dan gaya-gaya angkur yang dihasilkan dari analisis dinding, kurang lebih sama antara tiap-tiap baris angkur tanah. Artinya jarak angkur tanah semakin ke bawah semakin kecil, mengantisipasi tekanan tanah yang mendekati bentuk segitiga yang besar di bawah. 2. Aplikasi sheet pile baja dengan sistem penunjang angkur tanah perlu memerhatikan kesetimbangan vertikal dari dinding karena adanya komponen vertikal dari gaya angkur ke arah bawah yang akan menekan dinding ke bawah. Mengingat luas potongan sheet baja yang kecil, praktis tahanan ujung tidak ada dan tahanan vertikal dinding hanya terbentuk dari friksi pada sisisisi dinding. 3. Gaya prategang sebesar 75 % - 100 % gaya angkur hasil analisis pada prinsipnya harus diberikan agar tidak terjadi defleksi yang berlebihan. 31 Kapasitas Fixed Length dari ground anchor dapat dihitung menggunakan persamaan berikut. Untuk tanah kohesif yaitu, π π’ππ‘ = πΌ × π΄π × πΏπ × ππ’(ππ£π) Sedangkan untuk tanah non kohesif dirumuskan sebagai berikut. π π’ππ‘ = ππ£′ × π΄π × πΏπ × πΎπ Dimana Rult = Kapasitas batas angkur tanah As = Luas selimut fixed length Ls = Panjang fixed length Su = Kuat geser undrained tanah rata-rata sepanjang fixed length ππ£′ = Tegangan vertikal efektif pada pertengahan fixed length Ks = Koefisien angkur, bergantung ada tipe dan kepadatan tanah Tabel 2. 11 Koefisien Angkur Berikut adalah tabel rekomendasi faktor keamanan minimum untuk desain angkur tanah. 32 Tabel 2. 12 Rekomendasi Faktor Keamanan Desain Angkur Reaksi yang terjadi pada ground anchor dihitung menggunakan metode hinge (US. Departement of Transportation, 1999) Gambar 2. 15 Ilustrasi Metode Hinge 33 BAB III METODOLOGI Berdasarkan ruang lingkup yang telah disusun pada BAB I, disusun metodologi pengerjaan tugas akhir bidang geoteknik pembangunan gedung Cibadak Brookplaza dan Hotel. Secara umum, alur pengerjaan tugas akhir ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah. 1. Studi Literatur. Studi literatur mencakup pehamaman lebih lanjut terkait desain yang akan dilakukan dengan menggunakan referensi yang dapat dipercaya. Selain itu juga ditentukan batasan desain yang berlaku berdasarkan peraturan yang sudah ada. 2. Pengumpulan Data. Dalam merancang aspek geoteknik dari Bangunan Cibadak Brookplaza & Hotel, diperlukan beberapa data terkait yaitu data pengujian lapangan, data pengujian laboratorium dan data arsitektural gedung. Dari data-data ini nantinya dapat disimpulkan perancangan geoteknik apa saja yang perlu dilakukan dan kelanjutan data seperti apa yang dibutuhkan. 3. Penentuan Profil dan Parameter Tanah. Penentuan profil lapisan tanah dilakukan berdasarkan data lapangan yang didapatkan yang kemudian dibuat ke dalam bentuk soil profiling atau stratifikasi tanah. Penentuan parameter tanah juga didasarkan pada data yang didapatkan. Parameter tanah yang dicaripun juga harus sesuai dengan kebutuhan perhitungan nantinya agar efesien. Hal ini dilakukan dengan melakukan analisis dari data uji laboratorium dan juga melakukan korelasi untuk mendapatkan parameter yang diperlukan dan belum tersedia. 4. Analisis Timbunan Analisis timbunan akan dilakukan dengan menghitung bearing capacity dari tanah asli dan menghitung penurunan yang terjadi akibat timbunan. 5. Analisis Pondasi Tunggal. Analisis pondais tunggal dilakukan dengan menghitung daya dukung aksial dan lateral, yang kemudian dilakukan pengecekan terhadap gaya yang akan bekerja pada pondasi tersebut. Jika ternyata cukup, maka dilakukan pengecekan terhadap 34 deformasi yang terjadi dan perhitungan penurunan yang terjadi. Untuk membantu dalam pengecekan, digunakan pula software ENSOFT L-PILE. 6. Analisis Grup Pondasi. Analisis pondasi grup dilakukan jika ternyata pondasi tunggal ternyata tidak mencukupi. Pertama ditentukan terlebih dahulu konfigurasi dari grup pondasi. Kemudian dihitung daya dukung aksial dan lateralnya. Jika ternyata cukup, maka dilakukan pengecekan terhadap deformasi yang terjadi dan perhitungan penurunan yang terjadi. Analisis pondasi grup nantinya juga bisa dilakukan menggunakan software ENSOFT GROUP PILE. 7. Analisis Dinding Penahan Tanah. Dalam analisis dinding penahan tanah, sebelumnya perlu ditentukan terlebih dahulu jenis dinding penahan tanah yang akan digunakan. Kemudian dilakukan juga analisis galian tanah untuk membangun struktur basement. Sebelum dilakukan pemodelan pada software, maka dilakukan terlebih dahulu perhitungan manual untuk menentukan dimensi dari dinding penahan tanah. Setelah itu barulah dilakukan pemodelan menggunakan software Plaxis 2D. Dari pemodelan tersebut dicek apakah deformasi yang terjadi sudah memenui persyaratan. Selanjutnya dilakukan analisis dewatering dan kemudian penulangan dinding penahan tanah jika diperlukan. Dan langkah terakhir yang akan dilakukan yaitu intrepretasi hasil desain dalam bentuk gambar teknik. 35 Gambar III. 1 Diagram alir pekerjaan bidang geoteknik 36 BAB IV DATA TANAH, PARAMETER, KELAS SITUS, DAN RESPON SPEKTRA Perencanaan geoteknik sangat bergantung kepada material tanah dari tempat dimana akan dibangunnya proyek. Setiap proyek memiliki karakteristik tanah yang berbeda-beda dengan proyek lainnya. Dikarenakan karakteristik yang berbeda, maka diperlukan pula solusi yang berbeda-beda untuk setiap permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan investigasi karakteristik tanah agar solusi yang didapatkan bisa tepat sasaran. Proyek pembangunan Cibadak Brookplaza & Hotel ini memiliki 2 borehole dengan hasil data N-SPT seperti yang tercantum pada tabel dibawah. Kemudian didapatkan pula hasil data laboratorium untuk beberapa lapisan teratas tanah dari tiap borehole. Tabel 4. 1 Data Borlog Tanah BH-1 dan BH-2 BH-1 Depth 0 2 2 4 4 6 6 8 8 10 10 12 12 14 14 16 16 18 18 20 20 22 22 24 24 26 26 28 28 30 30 32 32 34 34 36 36 38 38 40 GWL Soil Type Medium Clay Soft Clay Soft Clay Medium Clay Soft Clay Medium Clay Hard Clay Hard Clay Hard Clay Dense Sand Dense Sand Dense Sand Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand 5.6 m N-SPT 13 7 5 7 5 12 27 50 39 42 33 44 49 50 50 50 50 47 50 50 BH-2 Depth 0 2 2 4 4 6 6 8 8 10 10 12 12 14 14 16 16 18 18 20 20 22 22 24 24 26 26 28 28 30 30 32 32 34 34 36 36 38 38 40 GWL Soil Type Medium Clay Medium Clay Medium Clay Soft Clay Soft Clay Very Soft Clay Hard Clay Hard Clay Hard Clay Hard Clay Very Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand Very Dense Sand 7m N-SPT 14 12 8 4 5 3 39 48 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 37 Tabel 4. 2 Data Tanah Hasil Pemeriksaan Laboratorium Borhole Sample No. Depth of Sample BH-01 BH-02 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1,5 3,5 5,5 7,5 9,5 11,5 1,5 3,5 5,5 7,5 9,5 11,5 0 - 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 NSPT 13 7 5 7 5 12 14 12 8 4 5 3 Clay 68 65 68 49 54 43 60 74 82 73 59 63 Grain Size Distribution Silt Sand Gravel 15 17 0 32 3 0 31 11 0 44 7 0 44 2 0 38 19 0 22 18 0 23 3 0 17 1 0 22 5 0 29 12 0 25 12 0 PL 23 41 37 24 41 65 19 29 46 34 72 w 49,7 61 68,8 104,85 76,08 118,43 45,4 52,53 53,43 97,68 72,06 111,12 Atterberg Limit LL PI 112 89 108 67 83 46 151 127 92 51 144 79 86 67 105 141 81 127 76 95 47 55 Liquidity Index 0,3 0,3 0,69 0,64 0,69 0,68 0,39 USCS Classification CH CH CH CH MH MH CH 0,32 0,54 0,81 0,71 CH CH CH MH eo 1,28 1,67 1,59 2,78 6,24 2,78 1,034 1,22 1,28 2,39 2,43 12,03 Consolidation Dry Density Cc CR Density (kN/m3) 0,396 0,173684 10,9 16,3 0,382 0,143071 9,6 15,5 0,454 0,17529 9,8 16,5 0,88 0,232804 6,7 13,7 1,306 0,180387 3,5 6,2 1,196 0,316402 6,6 14,4 0,284 0,139626 12,5 18,2 0,251 0,113063 11,4 17,4 0,246 0,107895 11,1 17 0,809 0,238643 7,4 14,6 0,789 0,230029 7,4 12,7 4,745 0,36416 1,9 4 c (kPa) 23,5 42,5 24,5 41,3 11,7 41,7 58 82,5 51 19,5 16,5 37 Triaxial UU ο¦ Su (kPa) Eu (kPa) 1,1 23,97 2500 0 42,5 3000 0 24,5 825 0 41,3 2375 0 11,7 1150 0 41,7 1375 0 58 8000 0 82,5 7500 10,6 68,53 10000 0 19,5 2500 0,1 16,71 2500 0 37 1400 Y efektif 11,997 11,826 12,712 11,105 4,845 11,805 13,377 12,981 12,697 11,706 9,840 3,247 Dari hasil data N-SPT tersebut, dibuat stratifikasi tanah sebagai berikut. Konsistensi tanah dikategorikan berdasarkan konsistensi Bowles. Kedua borehole memiliki jarak 50 m. Muka air tanah yang terdapat pada stratifikasi merupakan muka air tanah rata-rata dari kedua borehole. Parameter – parameter tanah yang diperlukan untuk perancangan geoteknik terdapat pada tabel dibawah. Parameter tanah yang didapatkan merupakan hasil korelasi dengan nilai N-SPT seperti yang tercantum pada subbab 2. 38 Gambar 4. 1 Stratifikasi Tanah Gambar 4. 2 Stratifikasi Tanah dan nilai N-SPT 39 Tabel 4. 3 Data Tanah Hasil Korelasi Kedalaman 0 3 10 12 20 26 34 36 3 10 12 20 26 34 36 40 Type N-SPT Generalisasi Keterangan g sat (kN/m3) g moist (kN/m3) Clay Clay Clay Clay Sand Sand Sand Sand 13.0 4.8 8.0 43.3 44.6 50.0 48.5 50.0 Medium Clay Soft to Very Soft Clay Soft to Medium Clay Hard Clay Dense to Very Dense Sand Very Dense Sand Dense to Very Dense Sand Very Dense Sand 21.14 17.60 20.00 22.00 22.27 23.16 22.91 23.16 17.56 16.80 16.44 20.00 20.66 21.99 21.62 21.99 g efektif Cu (kPa) C' (kPa) (kN/m3) 11.33 7.79 10.19 12.19 12.46 13.35 13.10 13.35 68.2968 25.2173 42.0288 227 - 13.6594 5.04346 8.40576 45.4812 - ο¦ (o) ν 19.123 19.331 20.855 18.929 43.141 44.495 44.125 44.495 0.2 0.2 0.25 0.4 0.4 0.45 0.4 0.45 K (cm/sec) Ed (kPa) 0.000001 16391.232 0.000001 6052.1472 0.000001 10086.912 0.000001 54577.39886 0.01 0.01 0.01 0.01 - Eu (kPa) Es (kPa) OCR 27318.72 10086.912 16811.52 90962.331 - 32375 35600 34700 35600 30.075 6.881 10.190 37.434 - 40 Pengecekan kelas situs dilakukan berdasarkan stratifikasi tanah yang sudah dibuat sebelumnya. Pengecekan kelas situs dilakukan berdasarkan tahanan penetrasi standar rata-rata yang dihitung sebagai berikut. 1. Menghitung nilai di/N Perhitungan akan dilakukan untuk lapisan paling atas, yaitu medium clay ππ 3 = = 0,2308 ππ 13 Perhitungan dilakukan untuk semua lapisan hingga kedalaman 30 m. π 2. Menghitung ∑ ππ ∑ ππ = 2,3384 ππ 3. Menghitung nilai tahanan penetrasi standar rata-rata Tahanan penetrasi standar rata-rata dihitung menggunakan rumus berikut. Μ = π ∑ ππ 30 = = 12,8924 ππ 2,3384 ∑ ππ Kemudian jenis kelas situs bisa dilihat berdasarkan tabel berikut. Gambar 4. 3 Klasifikasi Kelas Situs (SNI 8460-2017) Μ yang sudah didapatkan, maka kelas situs untuk proyek Berdasarkan nilai π Cibadak Brookplaza & Hotel digolongkan kepada kelas SE. Berikut merupakan tabel hasil perhitungan. 41 Tabel 4. 4 Hasil Perhitungan untuk Penentuan Kelas Situs Depth 0 3 3 10 10 12 12 20 20 26 26 30 Jenis Clay Clay Clay Clay Sand Sand N-SPT 13 4.8 8 43.286 44.625 50 Konsistensi Medium Clay Soft to Very Soft Clay Soft to Medium Clay Hard Clay Dense to Very Dense Sand Very Dense Sand Sdi/N N Kelas Situs di 3 7 2 8 6 4 di/N 0.2308 1.4583 0.2500 0.1848 0.1345 0.0800 2.3384 12.8294 SE Dari kelas situs yang sudah didapatkan, kemudian dicari respon spektra yang sesuai. Respon spektra diambil dari website PUSKIM. Berikut merupakan respon spektra dan data-data terkait yang diperlukan. Gambar 4. 4 Grafik Respon Spektra Tabel 4. 5 Data Terkait Respon Spektrum Respons Spektrum Koefisien Situs (Fa) 0.800 Fv 2.200 SMS (g) 1.200 SM1 (g) 1.100 SDS (g) 0.800 SD1 (g) 0.733 TS (detik) 0.917 T0 (detik) 0.183 PGA (g) 0.320 42 BAB V TIMBUNAN Salah satu permasalahan yang terdapat pada proyek Cibadak Brookplaza & Hotel adalah letaknya yang bersampingan langsung dengan sungai. Hal ini bisa menyebabkan muka air banjir yang cukup tinggi. Untuk menangani masalah tersebut, daerah proyek akan dibuat lebih tinggi dibandingkan elevasi mula-mula. Maka dari itu, diperlukan timbunan sebagai bentuk pencegahan banjir. Timbunan yang akan dibuat memiliki ketinggian sekitar 2 m. Untuk parameter timbunan yang akan digunakan yaitu sebagai berikut. Parameter tanah yang digunakan merupakan parameter tanah yang biasa digunakan untuk menimbun jalan. Tabel 5. 1 Parameter Tanah Timbunan Parameter Tanah Timbunan Jenis tanah Medium dense sand Berat isi jenuh 20 kN/m3 ο¦ 30 derjat E 15000 kPa v 0.3 - Karena adanya beban tambahan pada lapisan tanah, maka lapisan tanah lempung jenuh yang ada akan mengalami penurunan. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan penurunan yang terjadi. 5.1. Pengecekan Bearing Capacity Sebelum menghitung penurunan, terlebih dahulu dicek bearing capacity dari tanah yang akan memikul timbunan. Bearing capacity secara umum dihitung menggunakan rumus berikut. 1 ππ’ = π ′ ππ + πππ + π΅πΎππΎ 2 Tanah yang tepat berada di bawah timbunan yaitu tanah lempung. Maka dari itu, dalam pengecekan bearing capacity ini hanya didasarkan kepada kohesi tanah lempung. ππ’ = π ′ ππ 43 ππ’ = 13,569 × 5,14 = 70,209 ππ/π2 Nilai qu tersebut kemudian dibandingkan dengan beban yang dihasilkan oleh timbunan setinggi 2 meter t untuk menghitung SF dari bearing. ππΉ = ππ’ 70,209 = = 1,6404 π 42,8 Karena SF dari bearing sudah melibih 1,1 maka tidak diperlukan staging construction untuk timbunan. Tabel 5. 2 Hasil Perhitungan Pengecekan Bearing Capacity Timbunan Tanah Timbunan g sat 20 phi 30 D 2.14 L 18 Beban timbunan 42.8 Bearing Capacity Cu 13.65936 Nc 5.14 qu 70.20911 SF 1.6404 Cek Bearing OK kN/m3 derjat m m kN/m2 kN/m2 kN/m2 - 5.2. Penurunan Elastik Berikut adalah contoh perhitungan penurunan elastik untuk lapisang lempung yang pertama. 4. Menentukan nilai α πΌ = 4 (π’ππ‘π’π πππβππ‘π’ππππ π ππ‘π‘πππππ ππ ππππππ π‘ππππβ) 5. Menghitung m’ dan n’ πΏ 44 = = 1,22 π΅ 36 π» 2 π′ = = = 0,11 π΅ 36 2 2 π′ = 6. Menentukan nilai F1 dan F2 Dari nilai m’ dan n’ yang sudah dihitung, didapatkan nilai F1 dan F2 dari tabel pada buku Principal of Foundation Engineering (Braja M. Das, hal 305) sebesar 0,013 dan 0,09. 44 7. Menghitung Is πΌπ = πΉ1 + 1 − 2ππ πΉ 1 − ππ 2 Lapisan tanah lempung pertama memiliki nilai μs sebesar 0,2. πΌπ = 0,013 + 1 − 2 × 0,2 0,091 = 0,0813 1 − 0,2 8. Menentukan nilai If Dari tabel 2.9 didapatkan nilai If untuk lapisan pertama sebesar 0,915. 9. Menghitung penurunan ππ (πΌπ΅ ′ )(1 − ππ 2 ) ππ = πΌπ πΌπ πΈπ ππ = 42,8(4 × 18)(1 − 0,22 ) 0,0813 × 0,905 = 0,008π 27319 Berikut adalah tabulasi hasil perhitungan penurunan elastik untuk ketiga lapisan tanah lempung. Tabel 5. 3 Hasil Perhitungan Penurunan Elastik Timbunan qo α B' μs Es L m' n' F1 F2 Is B/L Df/B If Se Lapisan Lempung 1 42.8 kN/m2 4 18 m 0.2 27318.72 kN/m2 44 m 1.222 0.111 0.013 0.091 0.081 0.818 0.056 0.905 0.008 m qo α B' μs Es L m' n' F1 F2 Is B/L Df/B If Se Lapisan Lempung 2 42.8 kN/m2 4 18 m 0.2 10086.91 kN/m2 44 m 1.222 0.111 0.013 0.091 0.081 0.818 0.139 0.905 0.022 m qo α B' μs Es L m' n' F1 F2 Is B/L Df/B If Se Lapisan Lempung 3 42.8 kN/m2 4 18 m 0.25 16811.52 kN/m2 44 m 1.222 0.111 0.013 0.091 0.081 0.818 0.333 0.870 0.012 m Dari hasil perhitungan tersebut, didapatkan total penurunan primer yang terjadi yaitu sebesar 0,042m. 5.3. Penurunan Konsolidasi Primer Konsolidasi primer merupakan proses keluarnya tekanan air pori dari lapisan tanah. Berikut adalah tahap perhitungan penurunan konsolidasi primer. Pada perhitungan ini akan digunakan lapisan tanah lempung 1. 1. Menghitung σp’ 45 ππ′ = ππΆπ × π ′ ππ′ = 41,565 × 13,595 = 408,854 ππ/π2 2. Pengecekan kondisi Pengecekan kondisi ini apakah Δσ+σ’≥ σp’ atau tidak, guna untuk menentukan rumus yang akan dipakai. Nilai σ’ diambil pada bagian tengah lapisan. Δσ + σ’ = 42,8 + 13,595 < 353,292 Karena lebih kecil daripada σp’, maka perhitungan menggunakan kondisi 2 3. Menghitung nilai Cs Nilai Cs didapatkan berdasarkan korelasi dengan nilai Cc. πΆπ = 1 1 πΆπ = × 0,34 = 0,068 5 5 4. Menghitung penurunan ππ = πΆπ π» ππ′ + βπ ′ log 1 + ππ ππ′ H merupakan ketebalan tanah yang akan mengalami konsolidasi. ππ = 0,068 × 3 14,595 + 42,8 log = 0,058 π 1 + ππ 42,8 Tabel 5. 4 Hasil Perhitungan Penurunan Konsolidasi Primer Lapisan Lempung 1 Kondisi Tanah OC Ds 42.8 kN/m2 s' 13.595 kN/m2 Ds + s' 56.395 kN/m2 OCR 30.075 s'p 408.854 kN/m2 Cc 0.34 Cs 0.068 H 3 m eo 1.157 Sc 0.058 m Lapisan Lempung 2 Kondisi Tanah OC Ds 42.8 kN/m2 s' 54.416 kN/m2 Ds + s' 97.216 kN/m2 OCR 6.881 s'p 374.457 kN/m2 Cc 0.640 Cs 0.128 H 7 m eo 2.293 Sc 0.069 m Lapisan Lempung 3 Kondisi Tanah OC Ds 42.8 kN/m2 s' 86.776429 kN/m2 Ds + s' 129.57643 kN/m2 OCR 10.190419 s'p 884.28814 kN/m2 Cc 2.9705 Cs 0.5941 H 2 m eo 2.78 Sc 0.054734 m Dari hasil perhitungan tersebut, didapatkan total penurunan primer yang terjadi yaitu sebesar 0,1817 m. 5.4. Penurunan Konsolidasi Sekunder Berikut adalah perhitungan penurunan konsolidasi sekunder. 1. Menghitung mv 46 0,058 βπ» ππ£ = π» ′ = 3 = 0,00046 π2 /ππ βπ 42,8 2. Menghitung Cv πΆπ£ = π 0,000864 = = 0,194 π2 /πππ¦ ππ£ × πΎπ€ 0,00046 × 9,81 3. Menghitung lama penurunan konsolidasi primer 2 π»ππ π‘1 = ππ£ × πΆπ£ Karena konsolidasi primer yang dihitung sebelumnya merupakan konsolidasi 90%, maka nilai Tv adalah 0,848. Hdr merupakan jarak terjauh air dapat keluar. π‘1 = 0,848 × 3 = 39,437 βπππ 0,194 4. Menentukan nilai Cα’ Nilai Cα’ bergantung pada kondisi tanah. Karena tanah merupaka tanah OC, maka diambil nilai Cα’ sebesar 0,001 5. Menghitung penurunan konsolidasi sekunder π‘2 ππ = πΆπΌ′ π» log ( ) π‘1 Untuk nilai t2 diasumsikan sebesar 365 hari. 365 ) = 0,0029 π ππ = 0,001 × 3 log ( 39,437 Berikut adalah tabulasi hasil perhitungan penurunan konsolidasi sekunder tiap lapisan tanah. Total penurunan konsolidasi sekunder yang terjadi yaitu sebesar 0,00462 m. Tabel 5. 5 Hasil Perhitungan Konsolidasi Sekunder Lapisan Lempung 1 Tv(90%) 0.848 Hdr 3 m mv 0.00046 m2/kN K 0.00086 m/day Cv 0.194 m2/day t1 39.437 hari H 3 m C'α 0.001 Δe 0.042 ep 1.115 t2 365 hari Ss 0.0029 m Lapisan Lempung 2 Tv(90%) 0.848 Hdr 10 m mv 0.00023 m2/kN K 0.00086 m/day Cv 0.385 m2/day t1 220.258 hari H 7 m C'α 0.001 Δe 0.032 ep 2.260 t2 365 hari Ss 0.0015 m Lapisan Lempung 3 Tv(90%) 0.848 Hdr 12 m mv 0.00064 m2/kN K 0.00086 m/day Cv 0.138 m2/day t1 886.537 hari H 2 m C'α 0.001 Δe 0.103 ep 2.677 t2 1095 hari Ss 0.0001834 m 47 Dari perhitungan yang sudah dilakukan, didapatkan total penurunan sebesar 0,228 m. Penurunan yang telah dihitung ini dianggap sudah selesai ketika proses konstruksi akan dimulai, sehingga efek negative skin friction yang dapat ditimbulkan oleh timbunan tidak diperhitungkan. 48 BAB VI DINDING PENAHAN TANAH Proyek Cibadak Brookplaza & Hotel akan memiliki 2 lantai basement dengan total kedalaman 7 m. Basement akan digunakan sebagai lahan parkir dan lokasi penempatan reservoir. Dinding penahan tanah pada proyek ini akan menggunakan Secant Pile. Diameter dari primary pile yang akan didesain yaitu 0,8 m. Sedangkan diameter dari secondary pile yaitu 1 m. Mutu beton yang digunakan untuk Secant Pile adalah beton 40 Mpa. Sedangkan tulangan secant pile akan menggunakan baja mutu 420 Mpa. Dinding penahan tanah akan diperkuat menggunakan angkur. Perkuatan ini didesain untuk mengatasi defleksi dinding penahan tanah yang terlalu ekstrem. Dinding penahan tanah dikonstruksi terlebih dahulu, dan setelahnya dilakukan galian secara bertahap. Defleksi izin dari dinding penahan tanah ditentukan berdasarkan sifat zona yang dimiliki oleh proyek. Proyek Cibadak Brookplaza & Hotel termasuk kedaam zona 1, dimana batas deformasi dinding sebesar 0,5% dari kedalaman galian. Maka dari itu defleksi izin dinding penahan tanah proyek ini yaitu 35 mm. Pada desain dinding penahan tanah untuk proyek Cibadak Brookplaza & Hotel, muka air tanah ditempatkan pada elevasi 0 m dikarenakan lokasi bangunan Cibadak Brookplaza & Hotel cukup dekat dengan aliran air. Berikut adalah tahapan pendesainan dinding penahan tanah. 6.1. Preliminary Design Penetrasi Dinding Penahan Tanah Penentual awal penetrasi dinding penahan tanah dihitung berdasarkan mekanisme tekan aktif dan tekanan pasif yang akan bekerja pada dinding. Maka dari itung perlu dilakukan perhitungan tekanan tanah lateral yang mungkin akan terjadi. Dinding penahan tanah akan direncanakan memimiliki kedalaman 21 m dari permukaan tanah. Berikut adalah kontoh perhitungan untuk lapisan timbunan. 1. Menghitung Ka dan Kp π′ πΎπ = tan ( 45 − ) 2 49 30 ) = 0,577 2 π′ tan ( 45 + 2 ) πΎπ = 1,5 πΎπ = tan ( 45 − Angka 1,5 merupakan safety factor yang digunakan dalam perhitungan dikarenakan tekanan tanah pasif yang belum tentu terjadi karena membutuhkan gaya yang cukup besar. 30 tan ( 45 + 2 ) πΎπ = = 1,1547 1,5 2. Menghitung tekanan aktif tanah ππ′ = (πΎ ′ π» + π) × πΎπ + πΎπ€ π» − 2π√ππ Berdasarkan SNI 8460 – 2017, nilai q diambil sebesar 10 kN/m2 ππ′ = ((20 − 9,81) × 2 + 10) × 0,577 + 9,81 × 2 − 2 × 0 × √0,577 = 28,868 ππ/π2 3. Menghitung tekanan pasif tanah Pada lapisan 1, tidak memiliki tekanan pasif tanah dikarenakan tanah yang berada di sebelah dalam dinding akan digali hingga kedalaman 7 m. Maka tanah yang memiliki tekanan pasif merupakan tanah yang terletak di kedalaman setalah 7 m. ππ′ = πΎ′π» × πΎπ + 2π√ππ 4. Menghitung tekanan tanah total ′ ππ‘ππ‘ππ = ππ′ − ππ′ ′ ππ‘ππ‘ππ = 28,868 − 0 ′ ππ‘ππ‘ππ = 28,868 ππ/π2 Dari perhitungan tekanan tanah total di setiap kedalaman, maka didapatkan grafik sebagai berikut. 50 Gambar 6. 1 Grafik Tekanan Lateral Tanah Total Untuk garis yang berada di sebelah kanan sumbu y merupakan tekanan tanah yang bersifat aktif, sedangkan yang berada di sebelah kiri sumbu y bersifat pasif. 51 Tabel 6. 1 Hasil Perhitungan Tekanan Lateral Tanah Kedalaman Type N-SPT Generalisasi Keterangan g sat g moist g efektif (kN/m3) (kN/m3) (kN/m3) 0 2 0 3 3 5 5 10 10 12 12 19 Sand (timbunan) 10 Dense Sand 20 - Clay 13.00 Medium Clay 21.14 Clay 4.8 Soft to Very Soft Clay Clay 4.8 Clay Clay c' (kPa) f (o) Ka Kp 10.19 0 30 0.577 1.154701 0 0 17.56 11.33 13.66 19.12 0.5065 1.316248 19.442 31.342 17.60 16.80 7.79 5.04 19.33 0.5026 1.326437 7.151 11.617 Soft to Very Soft Clay 17.60 16.80 7.79 5.04 19.33 0.5026 1.326437 7.151 11.617 8 Soft to Medium Clay 20.00 16.44 10.19 8.41 20.86 0.474921 1.403741 11.586 19.918 43.2857 Hard Clay 22.00 20.00 12.19 45.48 18.93 0.510114 1.306897 64.967 103.988 2c πΎπ 2c πΎπ Surcharge (kPa) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Hydrostatic s' active s' v (kN/m2) (kN/m2) (kN/m2) 0 0.000 0.000 19.62 40.000 28.868 19.620 40.000 5.882 49.050 73.999 23.102 49.050 73.999 35.067 68.670 89.579 42.897 68.670 89.579 42.897 117.720 128.529 180.193 117.720 128.529 54.205 137.340 148.909 63.883 137.340 148.909 16.094 206.010 234.239 59.622 s' v (kN/m2) 38.950 38.950 59.330 59.330 144.660 s' passive (kN/m2) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 14.232 24.594 103.202 181.526 293.043 52 s' nett 0.000 28.868 5.882 23.102 35.067 42.897 42.897 165.961 29.611 -39.319 -165.432 -233.421 5. Menghitung gaya lateral yang bekerja pada tiap bagian. Kemudian dari grafik tersebut dihitung keseimbangan gaya geser dan gaya momen terhadap titik paling bawah dari dinding. Gaya dihitung berdasarkan luas dari bagian yang berada diantara grafik dan sumbu y. Untuk contoh perhitungan, akan dihitung gaya pada bagian I yang berbentuk segitiga. Oleh karena itu, gaya yang bekerja merupakan luas dari segitiga tersebut. ππΌ = (28,868 − 0) × 2−0 = 28,868 ππ/π 2 6. Menghitung gaya momen yang bekerja pada tiap bagian terhadap titik O. ππΌ = ππΌ × πΏπΌ Dimana LI merupakan jarak dari titik berat bagian I terhadap titik O. ππΌ = 28,868 × 19,67 = 567,73 ππ − π/π Tabel 6. 2 Hasil Perhitungan Gaya Aktif dan Pasif yang Bekerja pada Dinding Gaya Bentuk Segitiga Persegi Segitiga Persegi Aktif Segitiga Persegi Segitiga Segitiga Segitiga Persegi Pasif Segitiga Persegi Depth m 0 2 0 3 0 3 3 5 3 5 5 10 5 10 10 10.859 10 12 10 12 12 19 12 19 s total kN/m2 0.000 28.868 5.882 23.102 5.9 23.1 35.067 42.897 35.067 42.897 42.897 165.961 42.897 165.961 29.611 0.000 29.611 -39.319 29.611 -39.319 -165.432 -233.421 -165.432 -233.421 P kN/m Lengan m Momen kN-m/m 28.87 19.67 567.73 51.66 17.50 904.05 25.83 17.00 439.11 70.13 15.00 1052.00 7.83 14.67 114.85 829.81 11.50 9542.78 307.66 12.33 3794.48 12.72 0.57 7.28 -68.93 7.67 -528.46 59.22 8.00 473.77 -237.963 2.33 -555.25 -1158.02235 3.500 -4053.08 Mtotal kN-m/m Fgeser kN/m 16422.28 1334.51 -4663.01 -1405.69 7. Menghitung SF geser dan SF momen ππΉπππ ππ = πΉπππ ππ 1405,69 = = 1,0533 πΉπππ‘ππ 1334,51 53 ππΉπππππ = ππππ ππ 4663,01 = = 0,2834 ππππ‘ππ 16422,28 6.2. Preliminary Design Angkur Dari desain dinding penahan tanah yang sebelumnya, dapat dilihat bahwa dinding tersebut belum memenuhi kriteria dari SF momennya, dimana kurang dari 1,5. Selain itu, menurut SNI 8460 – 2017, jika galian lebih dari 6 m, maka dinding penahan tanah harus memiliki perkuatan. Oleh karena itu, maka akan dilakukan perencanaan angkur untuk memenuhi kriteria tersebut. Berikut adalah tahapan perancangan angkur. a. Free Length Menurut SNI 8460 – 2017, Panjang minimum Free Length yang menggunakan strand tendon yaitu 4,5 m. Sedangkan panjang aktual ditentukan oleh kedalaman minimum fixed length dan stabilitas keseluruhan sistem. Dihitung menggunakan hinge method. Dihitung hingga kedalaman zero nett pressure di 10 m. Pada dinding penahan tanah yang akan didesain, akan diberikan 2 angkur pada kedalaman 1,5meter dan 4,5 meter. Berikut adalah perhitungan jumlah strand yang dibutuhkan untuk angkur pada kedalaman 1,5 m. 54 Gambar 6. 2 Grafik Tekanan Lateral Tanah Total 1. Menghitung gaya yang bekerja pada angkur Gaya yang bekerja pada angkur dihitung berdasarkan keseimbangan momen di titik H. ∑ ππ» = 0 ππ΄π΅πΆπ· − π × π»π = 0 Dimana Ha merupakan jarak dari angkur ke titik H. 134,9973 − π × 3 = 0 π = 45,00 ππ/π πΉ1 = π1 45 = = 63,64 ππ 1 cos 45 2 × √2 55 Gambar 6. 3 Grafik Tekanan Lateral Tanah untuk Hinge Method 2. Menghitung F’pk terfaktor. Angkur akan didesain menggunakan strand dengan properties sebagai berikut. Tabel 6. 3 Spesifikasi Strand untuk Free Length Type Nominal Diameter Nominal Cross Section Nominal mass Nominal Yield Strength Nominal Tensile Strength Min. Breaking Load (Fpk) Young's Modulus ASTM A 416-06 grade 270 15,24 mm 140 mm2 1,102 kg/m 1676 MPa 1860 MPa 260,7 kN 195 GPa Angkur yang akan dipasang secara permanen memiliki SF sebesar 2 untuk strandnya. Sehingga gaya F’pk terfaktor tiap strand adalah ′ πΉππ = πΉππ 260,7 = = 130,35 ππ 2 2 3. Menghitung gaya tarik desain dari angkur Angkur akan didesain memiliki spasi horizotal sebesar 1,5 m. Maka dari itu besarnya gaya tarik desain adalah πΉπ· = π × π πΉπ· = 63,64 × 1,5 = 95,46 ππ Menghitung jumlah strand 56 π= πΉπ· 95,46 ≈ 1 π π‘ππππ (πππππ’πππ‘ππ) ′ = πΉππ 130,35 Namun setelah diujicobakan, akan digunakan 3 strand untuk angkur 1 4. Menghitung Fallowable 1 angkur πΉπππππ€ 1 πππππ’π = πΉππ ′ × π πΉπ’ππ‘ = 130,35 × 3 = 391,05 ππ 5. Menghitung Fallow per spasi πΉπππππ€ /π = ππ’ππ‘ = πΉπ’ππ‘ π 391,05 = 260,7 ππ/π 1,5 6. Menghitung Fprestress Berdasarkan SNI 8460 – 2017, gaya prestress pada angkur berkisar diantara 75 – 100 %. Pada desain angkur ini akan diberikan gaya prestress sebesesar 75%. πΉππππ π‘πππ π = 75% × πΉπππππ€ / π πΉππππ π‘πππ π = 85% × 260,7 = 208,560 ππ/π Berikut adalah tabel hasil desain angkur. Tabel 6. 4 Perhitungan Kebutuhan Strand dan Prestress Angkur F1 Spacing FD1 F pk SF izin F'pk n F allow 1 angkur F allow / s F prestress Angkur 1 63.64 1.5 95.46 260.7 2 130.35 3 391.05 260.700 208.560 kN m kN kN permanen kN buah kN kN/m kN/m F2 Spacing FD2 F pk SF izin F'pk n F allow 1 angkur F allow / s F prestress Angkur 2 325.56 1.5 488.34 260.7 2 130.35 7 912.45 608.30 486.64 kN m kN kN permanen kN buah kN kN kN 7. Menentukan panjang Free Length Dalam menentukan panjang Free Length, perlu diperhatikan lokasi dimana nantinya fixed length akan terbenam dan juga bidang runtuh dari lapisan tanah sekitar. Dari kedua syarat tersebut, diputuskan untuk meletakkan fixed length mulai dari kedalaman 17 m, dikarenakan fixed length harus terbenam pada kondisi tanah lempung yang memiliki nilai NSPT lebih besar dari 25. Sudut angkur yang digunakan yaitu 45 derjat. 57 Dengan demikian, syarat Free Length minimal 1,5 m dibelakang bidang runtuh sudah terpenuhi. Berdasarkan ilustrasi gambar dibawah, fixed length harus berada diluar bidang yang diarsir. Gambar 6. 4 Ilustrasi Panjang Free Length Tabel 6. 5 Panjang Free Length Tiap Angkur Free Length Angkur 1 19.092 Angkur 2 14.849 m m b. Mendesain fixed length Kapasitas ultimit dari fixed length bergantung pada tahanan geser tanah dimana fixed length tersebut terbenam. Pada desain angkur untuk proyek ini, fixed length akan terletak pada lapisan tanah lempung keras dengan nilai NSPT 43 dan tanah pasir padat dengan nilai N-SPT 44. 58 Gambar 6. 5 Ilustrasi Panjang fixed length Kapasitas ultimit fixed length pada tanah pasir dihitung sebagai berikut. π π’ππ‘ = ππ£′ × π΄π × πΏπ × πΎπ Sedangkan kapasitas ultimit pada tanah lempung dihitung berdasarkan rumus berikut. π π’ππ‘ = πΌ × π΄π × πΏπ × ππ’(ππ£π) Contoh perhitungan akan dilakukan untuk fixed length angkur 1. Desain angkur pada proyek ini akan menggunakan diameter angkur 0,3 m. Koefisien Kf diambil sebesar 2 (medium sand). Kemudian untuk nilai α ditentukan berdasarkan grafik dibawah. Berdasarkan data tanah yang ada, nilai Su/σ’v didapat sebesar 1,16. Sehingga diambil nilai α sebesar 0,5. Maka didapatkan kapasitas ultimit dari masing-masing lapisan sebagai berikut. π π’ππ‘ = 272,868 × (π × 0,25) × 1,414 × 2 × tan 43,14 = 531,35 (πππ ππ) π π’ππ‘ = 0,5 × (π × 0,25) × 9,899 × 227 = 884,05 ππ (πππππ’ππ) π π’ππ‘ π‘ππ‘ππ = 1415,40 ππ Kemudian Rult total dibandingan dengan Tult yang terjadi pada angkur untuk menghitung SF. ππΉ = π π’ππ‘ π‘ππ‘ππ 1415,5 = = 3,62 ππ’ππ‘ 391,05 59 Gambar 6. 6 Grafik Penentuan Nilai α Sebagaimana tercantum pada SNI 8460 – 2017, SF minimum untuk angkur yang akan dipasang permanen yaitu 3. Maka angkur yang didesain sudah memenuhi kriteria SF yang diharuskan. Tabel 6. 6 Hasil Perhitungan Fixed Length Kedua Angkur Perhitungan Fixed Length 1 Lapisan 1 Su 227.41 kPa σ' 212.25 kN D 0.25 m Ls 9.90 m Su/σ' 1.07 ο‘ 0.50 R ult 1 884.05 kN Lapisan 2 σ' 255.24 kN Ls 1.41 m kf 1.87 R ult 2 531.35 kN R ult total 1415.40 kN F allow angkur1 391.05 kN SF 3.62 L Total 11.31 m Np 943.59857 kN/m Perhitungan Fixed Length 2 Lapisan 1 Su 227.41 kPa σ' 212.25 kN D 0.25 m Ls 9.90 m Su/σ' 1.07 ο‘ 0.50 R ult 1 884.05 kN Lapisan 2 σ' 281.68 kN Ls 5.66 m kf 1.87 R ult 2 2345.57 kN R ult total 3229.62 kN F allow angkur 2 912.45 kN SF 3.54 L total 15.56 m Np 2153.078 kN/m 6.3. Perhitungan Properti Dinding Penahan Tanah dan Angkur untuk Pemodelan a. Dinding penahan tanah 60 Berikut adalah properti dinding penahan tanah untuk data input kedalam Plaxis. - Mutu beton Mutu beton yang akan dipakai yaitu 40 MPa. - Properti Secant Pile Secant pile yang akan didesain memiliki primary pile dengan diameter 0,8 m dan secondary pile 1 m. Jarak antar secondary pile didesain sebesar 1,5 m. dengan demikian primary pile dan secondary pile tumpang tindih sepanjang 15 cm. - Tebal dinding. Dinding Penahan Tanah yang didesain merupakan secant pile. Oleh karena itu perlu ada perhitungan lebih lanjut untuk memodelkan propeprti secant pile sebelumnya properi diaphragma wall sehingga dapat diinput kedalam Plaxis. Dalam perhitungan rumus yang akan dipakai, secant pile dimodelkan menjadi plan strain. Perhitungan tebal secant pile untuk input data Plaxis adalah sebagai berikut. π‘ = 0,866 × π· Dimana D adalah diameter secondary pile. π‘ = 0,866 × 1 = 0,866 π - Modulus elastisitas Modulus elastisitas secant pile yang digunakan untuk input data Plaxis dihitung berdasarkan rumus berikut. πΈππππ = πΈππππ = - πΈ(π × π·2 ) 4×π ×π‘ (4700 × √40)(π × 12 ) = 17972504 ππ/π3 4 × 1,5 × 0,866 Normal Stiffness πΈπ΄ = 17972504 × 0,866 = 16675916 ππ/π - Flexural Stiffness πΈπΌ = 17972504 × ( - 1 × 0,8663 ) = 1042183,61 ππ − π2 /π 12 Berat π€ = π × π΄ = 24 × 0,866 = 20,784 ππ/π 61 - Poisson Ratio; diberikan sebesar 0,2. - Kapasitas Momen dan Aksial Karena dinding akan dimodelkan dalam material yang elastoplastik, maka perlu dilakukan perhitungan kapasitas momen. Kapasitas momen dinding dihitung berdasarkan kapasitas crack dari beton. Sedangkan kapasitas aksial dihitung seperti biasa. ππ = ππ × πΌπ π¦π‘ ππ = 0,62 × π × √ππ′ Nilai λ diambil sebesar 1. ππ = 0,8 × (0,85 × π΄π × ππ′ ) Maka didapatkan sebagai berikut. ππ = 0,62 × 1 × √40 = 3,921 πππ ππ = 3921,224 × 0,054 × 1000 = 490,124 ππ − π/π 0,866 ( 2 ) ππ = 0,8 × (0,85 × 0,866 × 40) = 23555,2 ππ/π Tabel 6. 7 Parameter Secant Pile Parameter Secant Pile Kedalaman 21 m Mutu Beton 40 Mpa D second 1 m D primary 0.8 m Spacing 1.5 m Overlapping 15 cm A 0.79 m2 t 0.87 m/m I 0.05 m^4/m E 29725410 kN/m2 Ereff 17972504 kN/m3 EA 15564188 kN/m EI 972704.70 kN.m2/m w 20.78 kN/m 62 Tabel 6. 8 Kapasitas Momen dan Aksial Secant Pile Kapasitas Momen & Aksial fr 3.921 Mpa yt 0.433 Mcrack 490.124 kN-m/m Np 23555.200 kN/m Secondar y Primary Secondar y D-1m D-0.8m D-1m 15cm 15cm Gambar 6. 7 Sketsa Penampang Secant Pile Gambar 6. 8 Masukan Parameter Secant Pile pada PLAXIS b. Free Length - Luas Penampang π΄= π΄= - 1 π×π·×π 4 1 π × 15,24 × 3 = 547,24 ππ2 4 Normal Stiffness πΈπ΄ = 195000 × 547,24 = 106712,595 ππ - Fmax tension dan Fmax compression 63 ππππ πππ ππ‘πππππ‘β × π΄ 1000 πππππ ππ‘πππππ‘β × π΄ = 1000 πΉmax π‘πππ = πΉmax ππππ Tabel 6. 9 Parameter Masukan untuk Free Length pada PLAXIS Free Length E 195000 d 15.4 A 186.265 A total 1 558.795 A total 2 1303.855 EA 1 108965.042 EA 2 254251764 Fmax tens 1 2183.957 Fmax tens 2 2425.171 F max comp 1 935.982 F max comp 2 1039.359 Mpa mm mm2 mm2 mm2 kN kN kN kN kN kN Gambar 6. 9 Masukan Parameter Free Length pada PLAXIS c. Fixed Length - Luas Penampang 1 π΄ = π×π· 4 1 π΄ = π × 300 = 70685,835 ππ2 4 - Normal Stiffness πΈπ΄ = (4700 × √40) × 70685,835 = 2101165,42 ππ - Normal Stiffness per spasi 64 2101165,42 = 1400776,9 kN/m 1,5 Tabel 6. 10 Parameter Fixed Length Fixed Length fc' 40 E 29725.41 A 70685.83 EA 2101165.42 EA/m 1400776.95 Np1 1132.32 Np2 2583.69 Mpa MPa mm2 kN kN/m kN/m kN/m Gambar 6. 10 Masukan Parameter Fixed Length pada PLAXIS 6.4. Analisis Menggunakan Plaxis Analisis dilakukan 2 kondisi, drained dan undrained karena belum diketahui parameter mana yang menghasilkan kondisi kritis. Pemodelan dengan Plaxis dilakukan dengan material tanah yang disifatkan Hardening Soil, dan material lain seperti dinding, Free Length, dan Fixed Length menggunakan tipe material yang elastoplastik. Tipe tanah Hardening Soil membutuhkan beberapa parameter kekakuan tambahan sebagai berikut. - Eeod, kekakuan eodometer loading π πππ πΈπππ = πΈπΈππ ( π π ) πππ ππππ = 100 πππ = 100 ππ π2 65 π = 1 π’ππ‘π’π πππππ’ππ; 0,5 π’ππ‘π’π πππ ππ - Eeur, kekakuan saat dilakukan unloading dan reloading beban πππ πππ πΈππ’π = 3πΈ50 - E50, merupakan kekakuan yang terjadi selama proses pembebanan utama. Pada tanah lempung, E50 diperoleh dari hasil uji triaksial CU dengan menentukan gradien garis pada saat 50% tegangan ultimit tercapai. Sedangkan pada tanah pasir diperoleh dengan melakukan korelasi karena uji triaksial CU pada pasir sulit untuk dilakukan. πππ πππ πΈ50 = 1,25 × πΈπππ Berikut adalah parameter yang akan di-input kedalam Plaxis untuk material tanah. Perbedaan untuk kondisi undrained dan drained dari analisis akan dilakukan secara otomatis dari Plaxis menggunakan parameter yang telah dihitung. Tabel 6. 11 Parameter Tanah Model Hardening Soil Keterangan Medium Clay Soft to Very Soft Clay Soft to Medium Clay Hard Clay nse to Very Dense Sand Very Dense Sand nse to Very Dense Sand Very Dense Sand Dense Kedalaman Type 0 3 10 12 20 26 34 36 2 Clay Clay Clay Clay Sand Sand Sand Sand Sand g efektif Cu (kPa) (kN/m3) 11.33 68.2968 7.79 25.2173 10.19 42.0288 12.19 227 12.46 13.35 13.10 13.35 10.19 - 3 10 12 20 26 34 36 40 0 N-SPT Generalisasi 13.0 4.8 8.0 43.3 44.6 50.0 48.5 50.0 10 Keterangan Medium Clay Soft to Very Soft Clay Soft to Medium Clay Hard Clay Dense to Very Dense Sand Very Dense Sand Dense to Very Dense Sand Very Dense Sand Dense g efektif Cu (kPa) (kN/m3) 11.33 68.2968 7.79 25.2173 10.19 42.0288 12.19 227 12.46 13.35 13.10 13.35 10.19 - C' (kPa) ο¦ (o) E50 ref E eod E eod ref E ur ref σ 13.6594 5.04346 8.40576 45.4812 - 19.123 19.331 20.855 18.929 43.141 44.495 44.125 44.495 30 83730.04 15436.36 23405.58 128910 57507.66 82658.77 42771.54 69173.57 247697.6 18212.48 6724.61 12104.29 116951.57 69375.00 135034.48 74357.14 135034.48 20192.31 66984.03 12349.09 18724.46 103128.00 46006.13 66127.02 34217.23 55338.86 198158.07 251190 46309 70217 386730 172523 247976 128315 207521 743093 27.189 54.454 64.644 113.404 150.795 204.205 217.309 244.014 10.190 C' (kPa) ο¦ (o) E50 ref E eod 13.6594 5.04346 8.40576 45.4812 - 19.123 19.331 20.855 18.929 43.141 44.495 44.125 44.495 30 83730.04 15436.36 23405.58 128910 57507.66 82658.77 42771.54 69173.57 247697.6 18212.48 6724.61 12104.29 116951.57 69375.00 135034.48 74357.14 135034.48 20192.31 Berikut adalah tahapan konstruksi yang akan dikerjakan. 66 Gambar 6. 11 Tahapan Konstruksi pada PLAXIS 1. Pengaktifan dinding penahan tanah dan beban Beban surcharge yang diberikan yaitu sebesar 10 kN/m2 2. Penggalian pertama Penggalian pertama dilakukan sedalam 2 meter. Gambar 6. 12 Tahapan Galian 1 pada Plaxis 3. Pemasangan angkur 1. Angkur 1 dipasang dengan pre-stress sebesar 417,12 kN/m 67 Gambar 6. 13 Masukan nilai Pre-Stress Angkur 1 pada PLAXIS Gambar 6. 14 Pengaktifan Angkur 1 pada PLAXIS 4. Penggalian kedua Penggalian kedua dilakukan sedalam 2 meter. Gambar 6. 15 Tahap Galian 2 pada PLAXIS 68 5. Penggalian ketiga Penggalian ketiga dilakukan sedalam 1 meter. Gambar 6. 16 Tahap Galian 3 pada PLAXIS 6. Pemasangan angkur 2 Angkur 2 dipasang dengan pre-stress sebesar 973,28kN/m Gambar 6. 17 Tahapan Pengaktifan Angkur 2 pada PLAXIS 7. Penggalian keempat Penggalian keempat dilakukan sedalam 2 meter. 69 Gambar 6. 18 Tahapan Galian 4 pada PLAXIS Dalam analisis kondisi drained, muka air tidak berubah-ubah dan tetap pada kedalaman 0 m. sedangkan pada analisis kondisi undrained, tinggi muka air diubah sesuai dengan kedalaman galian. Berikut adalah contoh perbedaan muka air pada galian pertama kondisi drained dan undrained. Gambar 6. 19 Muka Air Analisis Kondisi Drained 70 Gambar 6. 20 Muka Air Analisis Kondisi Undrained 6.5. Hasil Analisis Plaxis Dari analisis plaxis yang telah dilakukan, bisa didapatkan deformasi, gaya dalam, dan faktor keamanan dari tiap-tiap tahapan konstruksi. Faktor keamanan didapatkan dengan menambahkan step phi/c reduction di setelah masing-masing tahapan seperti pada gambar 6.11. Berikut adalah mekanisme keruntuhan yang terjadi. 71 Gambar 6. 21 Bidang Runtuh Kondisi Drained Gambar 6. 22 Bidang Runtuh Kondisi Undrained 72 Tabel 6. 12 Hasil PLAXIS Kondisi Undrained No 1 2 3 4 5 6 7 Hasil Plaxis - Undrained Tahap Konstruksi Kedalaman SF Check Deformasi (mm) Check Beban dan DPT Galian 1 2 2,20 OK 3,96 OK Angkur 1 3,60 OK 3,81 OK Galian 2 2 2,70 OK 6,69 OK Galian 3 1 2,33 OK 9,09 OK Angkur 2 2,73 OK 15,08 OK Galian 4 2 1,89 OK 16,58 OK Tabel 6. 13 Hasil PLAXIS Kondisi Drained No 1 2 3 4 5 6 7 Hasil Plaxis - Drained Tahap Konstruksi Kedalaman SF Check Deformasi (mm) Check Beban dan DPT Galian 1 2 1,5265 OK 4,33 OK Angkur 1 2,5591 OK 2,89 OK Galian 2 2 2,4729 OK 8,74 OK Galian 3 1 1,9317 OK 15,85 OK Angkur 2 2,0753 OK 10,08 OK Galian 4 2 1,6383 OK 16,71 OK Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa SF yang dimiliki tiap tahapan konstruksi sudah lebih dari 1,5 untuk kondisi drained dan 1,3 untuk kondisi undrained. Deformasi yang terjadi pada tiap tahapan konstruksi untuk kedua kondisi pun sudah lebih kecil daripada deformasi maksimum yang diizinkan, yaitu sebesar 35 mm. Maka dari itu, desain dinding penahan tanah dengan perkuatan angkur yang dihitung sudah memenuhi kriteria. Dari hasil gaya dalam yang didapatkan, gaya dalam maksimum momen sebesar 876,82 kN-m/m dan gaya dalam maksimum geser sebesar 446,227 kN/m untuk kondisi drained. Sedangkan untuk kondisi undrained, didapatkan gaya dalam maksimum momen sebesar 765,692 kN-m/m dan gaya dalam maksimum geser sebesar 469,3246 kN/m. Berikut adalah grafik gaya dalam momen, gaya dalam geser, dan deformasi dinding pada tiap tahapan konstruksi. 73 Gambar 6. 23 Grafik Gaya Dalam Momen dan Geser pada Dinding Kondisi Drained 74 Gambar 6. 24 Grafik Gaya Dalam Momen dan Geser pada Dinding Kondisi Undrained 75 Gambar 6. 25 Defleksi Dinding Kondisi Undrained dan Drained 6.6. Penulangan Berdasarkan gaya dalam yang sudah didapatkan, dilakukan penulangan pada secondary pile dari secant pile. Penulangan akan dilakukan untuk tulangan longitudinal dan tulangan transversal. Tulangan longitudinal didesain untuk menerima momen lentur yang terjadi. Sedangkan tulangan transversal didesain untuk menerima gaya geser. Penulangan longitudinal untuk secondary pile dilakukan menggunakan software PCA-Col. Sedangkan penulangan transversal dilakukan menggunakan perhitungan manual. a. Penulangan Longitudinal 1. Properti Material Properti material yang dimasukkan yaitu mutu dari beton dan mutu dari tulangan yang akan digunakan, yaitu 40 MPa dan 400 MPa. 76 Gambar 6. 26 Input Material Properties pada PCA-COL 2. Input Section Untuk input section dipilih circular dengan diameter 1000 mm. Gambar 6. 27 Input Diameter Secondary Pile untuk PCA-COL 3. Konfigurasi tulangan Konfigurasi tulangan yang dimasukkan yaitu 24 dengan diameter 22mm. Konfigurasi tulangan ini dibuat sedemikian sehingga rasio tulangannya lebih dari 1%. Selimut beton diasumsikan sebesar 40 mm. Gambar 6. 28 Input Tulangan untuk Secant Pile pada PCA-COL 4. Konfigurasi beban Konfigurasi beban yang dimasukkan merupakan hasil dari pemodelan yang sudah didapatkan sebelumnya. Berikut adalah konfigurasi beban yang didapatkan dari Plaxis. 77 Tabel 6. 14 Konfigurasi Pembenanan untuk Penulangan Secant Pile 1(D) 2(D) 3(D) 4(U) 5(U) 6(U) Konfigurasi Beban P Q -958.67668 -446.22777 -993.5026 -186.38574 -987.37144 -6.4337928 -926.70185 -469.32466 -963.33077 -130.12438 -934.33479 -7.7515898 M 118.13913 -700.82269 -876.82188 98.761885 -682.14799 -765.69529 5. Hasil Pemodelan Hasil dari pemodelan merupakan kurva aksial-momen dari pile yang sudah dimodelkan. Di bawah adalah kurva aksial-momen yang dihasilkan. Dilihat dari kurva tersebut, bahwa konfigurasi beban yang terjadi masih dibawah kapasitas dari pile. Maka konfigurasi penulangan longitudinal yang dimasukkan dapat digunakan. Tabel 6. 15 Hasil Penulangan Secant Pile pada PCA-COL Penulangan Secant Pile Penulangan Lentur d tulangan 22 fy 420 s 40 n 24 Ag 785398.1634 As 9123.185 rasio tulangan 0.0116 cek OK mm Mpa mm buah mm^2 mm^2 - Gambar 6. 29 Diagram Interaksi Pemodelan Secant Pile 78 Gambar 6. 30 Sketsa Penulangan Secant Pile pada PCA-COL b. Tulangan Transversal 1. Menghitung D’ π·′ = π· − πππππππ‘π’πππππ − 2π − ππ πππππππ 2 Diameter sengkang diasumsikan sebesar 13 mm. π·′ = 1000 − 22 − 2(40) − 23 = 886 ππ 2 2. Menghitung Vn ππ’ π Nilai Vu didapatkan dari hasil pemodelan pada Plaxis. 469,324 ππ = = 625,766 ππ 0,75 3. Menghitung Vc 1 π·′2 ′ ππ = × √ππ × π × 6 4 1 1 ππ = √40 × π × 885,5 = 649,151ππ 6 4 4. Mengecek kebutuhan sengkang ππ = ππππ ππ’ 1 1 < ππ + √ππ ′ × × π × π·′2 , ππππ πππππππ’πππ π‘π’ππππππ ππππππ’π π 3 4 Dari kondisi tersebut, didapatkan bahwa secant pile membutuhkan tulangan sengkang minimum. 5. Menghitung Av 1 2 π΄π£ = 2 × × π × ππ πππππππ = 830,951 ππ2 4 6. Menentukan spasi sengkang 79 π ππππ = 75 ππ π ππππ = 50 ππ π 1 = 0,5 × π·′ = 367,75 ππ π 2 = 600 ππ ππππππβ π = 50 ππ 7. Menghtiung Av min π΄π£πππ = 0,062√ππ ′ × ππ 0,35ππ , π‘ππππ ππππβ ππ’ππππ ππππ ππ¦ ππ¦ π΄π£πππ1 = 0,062√ππ ′ × πππ ππ = 56,01749 ππ2 ππ¦ 0,35ππ = 50ππ2 , ππππ π΄π£πππ1 = 56,0175 ππ2 ππ¦ Maka nilai Av yang diasumsikan sudah memenuhi. 8. Menghitung Vs π΄π£ ππ¦ π 265,464 × 420 × 885,5 ππ = = = 619,85 ππ π 50 9. Menghitung Vn ππ = ππ + ππ = 619.851 + 649,151 = 1269,001 ππ > ππ’ (ππΎ) π 10. Pengecekan rasio minimum tulangan geser ππ ′ 40 ) = 0,011428 ππ min 1= 0,12 ( ) = 0,12 × ( ππ¦π‘ 420 π΄π ππ ′ 785398 40 ) = 0,01179 ππ min 2= 0,45 ( − 1) ( ) = 0,45 ( − 1) ( π΄π ππ¦π‘ 615838.75 420 ππ πππππ = ππππ’ππ π πππππππ 1 π πππππ = 0,119 (ππππππ’βπ) π£πππ’π ππππ Konfigurasi tulangan sengkang spiral akhir yaitu D22-50. 80 Tabel 6. 16 Hasil Penulangan Transversal Secant Pile Penulangan Geser D 1000 D' 885.5 d sengkang 23 Vu 469.325 ο¦ 0.75 Vu/ο¦ 625.766 Vc 649.151 Vc+1/3*fc'^0.5bwd 1947.453 cek sengkang minimum Av 830.9513 s1 442.7500 s2 600 s min 50 s maks 75 s pilih 50 mm mm mm kN kN kN kN mm^2 mm mm mm mm mm Av min1 Av min 2 Av min pilih Vs 37.345 41.667 41.667 619.85 mm^2 mm^2 mm^2 kN Vn Cek Konfigurasi sengkang Ac ρs min 1 ρs min 2 ρs pa ka i Volume spiral Volume core ρs 1269.001041 OK D23-50 615839 0.011 0.012 0.012 367904 30791938 0.012 kN mm^2 mm^3 - 6.7. Analisis Dewatering Analisis dewatering yang akan dilakukan berupa perhitungan radius pengaruh dari pemompaan yang akan dilakukan, debit pemompaan yang akan terjadi, titik pemompaan, dan jenis pompa yang akan digunakan. Sebelum memulai perhitungan, perlu diketahui terlebih dahulu jenis akuifer yang terdapat pada proyek. Jika dilihat dari jenis lapisan tanahnya, akuifer merupakan akuifer tertekan, dimana sumber air berada di bawah lapisan tanah lempung. Metode pemompaan yang akan dipilih untuk dewatering proyek Cibadak Brookplaza & Hotel adalah pemompaan cut off, dimana pemompaan akan dilakukan setelah pekerjaan galian dilakukan. Metode cut off dipilih karena metode ini tidak menimbulkan penurunan muka air tanah disekitar proyek, dikarenakan terdapat dinding penahan tanah yang berfungsi sebagai pemotong aliran air. Berikut adalah perhitungan untuk analisis dewatering yang akan dilakukan pada pelaksanaan Proyek Cibadak Brookplaza & Hotel. 81 - Penentuan konduktivitas hidraulik Dari data tanah yang sudah didapatkan pada bab IV, didapatkan konduktivitas tanah sebesar 0,001 m/s - Tinggi muka air tanah asli Tinggi muka air tanah asli sebelum dilakukannya dewatering yaitu berada di elevasi 0 m, atau 42 m dari dasar tanah. - Tinggi setelah pemompaan Tinggi muka air setelah pemompaan yaitu turun 1 m dibawah galian, yaitu di elevasi 34 m dari dasar tanah. - Beda tinggi muka air tanah π» − βπ€ = 42 − (34) = 8 π - Menghitung radius pengaruh π π = 3000√π × (π» − βπ€ ) = 3000 × √0,0001 × 8 = 240 π - Menghitung debit aliran π = 2ππΎπ΅ (π» − βπ€) (42 − 34) π3 = 2π × 0,0001 × 20 = 0,0576 π 240 π ln (π ) ln (49,898) π€ = 3,4563 π3 /πππ - Menghitung radius pompa Dengan tebal lapisan akuifer 20 m, maka radius pemompaan dapat dihitung sebagai berikut. π = 2ππΎπ΅ (π» − βπ€) π ln (π ) π€ 0,0576 = 2π × 0,0001 × 20 (42 − 34) 240 ln ( π ) π = 41,908 π Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan satu titik pemompaan dengan radius pengaruh 390 m, akan menurunkan muka air menjadi 29 m di radius 37,909 m. Maka dari itu, jarak antar pompa sebesar 82 37,909 m. Jenis pompa yang akan digunakan yaitu pompa submersible dengan kapasitas 2 m3/min. Dari penggambaran pada denah proyek, dibutuhkan 8 titik pemompaan. Berikut adalah tabel hasil perhitungan. Tabel 6. 17 Hasil Perhitungan Analisis Dewatering Radius Pengaruh Konduktivitas Hidraulik Tinggi muka air tanah asli Tinggi muka air dalam sumur Beda tinggi muka air tanah Radius pengaruh k H hw H-hw Ro 0.0001 42 34 8 240 m/s m m m m Debit aliran rw Konduktivitas hidraulik Radius pengaruh Tinggi muka air tanah asli imp dan MAT rw k Ro H hw Debit aliran radial Q 49.8981 m 0.0001 m/s 240 m 22 m 14 m 0.057605 m^3/s 3456.309 l/menit Radius Pompa Tebal lapisan akuifer Radius pengaruh Jari-jari sumur Tinggi muka air tanah asli Tinggi muka air rencana Iterasi beda tinggi muka air tanah Jarak sumur ke muka air tanah rencana D 20 Ro 240 rw 49.8981 H 42 h 34 Delta H 8 ln r 3.735465 r 41.90753 m m m m m m m m Jenis Pompa Tipe Merk Tipe Dischare bore Capacity Total head Jumlah titik pompa submersible pump Tsurumi LH6110 150 mm 2 m^3/min 160 m 8 titik 6.8. Monitoring dan Instrumentasi Monitoring merupakan bentuk kontrol dan pencegahan apabila terjadinya kegagalan secara tiba-tiba. Hasil monitoring dibandingkan dengan batas maksimum yang menjadi kriteria dalam pendesainan. Hal yang perlu dimonitor adalah pergerakan dinding dan tanah di sekitar galian, penurunan muka air tanah 83 di sekitar proyek, pergerakan bangunan terdekat, dan lainnya. Jumlah dari instrumentasi ditentukan dengan baik, dimana jika terjadi kerusakan satu alat tidak akan menyebabkan kehilangan kesempatan mendapatkan data. Selain itu, jumlah dari instrumentasi juga harus ditentukan sedemikian rupa, dimana bisa dilakukan pengecekan silang pembacaan suatu instrumentasi dengan pembacaan instrumentasi lainnya. Berdasarkan SNI 8460-2017, akan digunakan instrumentasi sebagai berikut pada proyek untuk pekerjaan galian. 1. Inklinometer, digunakan untuk memonitor pergerakan dinding penahan tanah. Inclinometer dipasang di tengah sisi Panjang, atau pada sisi yang dekat dengan bangunan eksisting. Pada Proyek Cibadak Brookplaza & Hotel, akan dipasang inclinometer pada setiap sisi, yaitu 6 sisi proyek. 2. Water standpipe, untuk mengukur penurunan muka air tanah di luar galian. Water standpipe dipasang pada dua sisi galian yang saling tegak lurus. Pada Proyek Cibadak Brookplaza & Hotel, water standpipe akan dipasang pada 6 titik, masing-masing 1 pada setiap sisi proyek. 3. Teodolit & deflection markers, digunakan untuk mengukur defleksi pda puncak dinding. Akan digunakan 1 set alat teodolit & deflection markers. 4. Ground Inclinometer, untuk memonitor pergerakan tanah di belakang dinding. Akan digunakan 6 ground inclinometer, dimana akan dipasang 1 di setiap sisi galian. Frekuensi monitoring mengikuti aktivitas penggalian, semakin padat aktivitas penggalian, maka semakin rapat frekuensi monitoring. Pada saat penggalian intensif, dilakukan monitoring minimal 2 kali seminggu untuk semua jenis instrumentasi. 84 BAB VII PONDASI Pondasi Proyek Cibadak Brookplaza & Hotel akan menggunakan pondasi tiang bor. Pemilihan pondasi tiang bor didasarkan beberapa alasan. Lokasi proyek berada di daerah pemukiman yang cukup padat, sehingga dibutuhkan metode pekerjaan yang tidak menganggu masyarakat sekitar. Jika digunakan tiang bor, maka tidak akan menimbulkan kebisingan saat konstruksi seperti pondasi tiang pancang. Selain itu, kondisi jalanan di sekitar proyek juga cukup sempit. Jika digunakan tiang pancang, kendaraan yang akan membawa tiang pancang ke lokasi proyek akan sulit untuk bermanuver. Pondasi tiang bor akan direncanakan menggunakan beton dengan mutu 35 MPa dan tulangan dengan mutu 420 MPa. Perhitungan pondasi tiang bor untuk Proyek Cibadak Brookplaza & Hotel akan dilakukan sebagai berikut. 7.1. Analisis Daya Dukung Tiang Tunggal Dalam desain pondasi Proyek Cibadak Brookplaza & Hotel, akan digunakan 2 jenis diameter pondasi tiang, yaitu ukuran 1 m dan 1,2 m. Untuk pondasi tiang dengan diameter 1 m, akan terdapat di dua bagian gedung, yaitu di dalam area basement dan diluar area basement. Sedangkan untuk diameter 1,2 m hanya akan digunakan untuk di dalam area basement. 7.1.1.Daya Dukung Aksial Tekan Daya dukung aksial pondasi tiang bor diperoleh dari tahanan ujung tiang dan friksi antara selimut tiang dengan tanah. Berikut contoh perhitungan daya dukung aksial tiang tunggal dengan diameter 1 m, dengan elevasi permukaannya di 0 m. - Tahanan Friksi Tanah lempung (kedalaman 0-1 m), dihitung setiap 1 meter kedalaman. ππ = πΌ × πΆπ’ × πππππππ‘ππ × π = 0,55 × 68,296 × π × 1 × 1 = 118,08 ππ Tanah pasir (kedalaman 20-21 m), dihitung setiap 1 meter kedalaman. 85 ππ = 2 × π − πππ × πππππππ‘ππ × π = 2 × 44,6 × π × 1 × 1 = 280,230 ππ - Tahanan Ujung Tanah Lempung (kedalaman 0-1 m) ππ = 9 × πΆπ’ × π΄ππππ 12 = 9 × 68,296 × π × = 482,762 ππ 4 Tanah Pasir (kedalaman 20-21 m) ππ = 130 × π − πππ × π΄ππππ = 130 × 44,6 × π × 12 = 4553,739 ππ 4 Untuk menghitung daya dukung aksial, maka tahanan ujung dan tahanan friksi dijumlahkan sesuai dengan kedalamannya. ππ’ (0−1 π) = ππ + ππ = 118,08 + 482,762 = 600,770 ππ ππ’ (20−21 π) = ππ (πππ’ππ’πππ‘ππ) + ππ = 3761,916 + 4553,739 = 8315,654 ππ Daya dukung aksial izin dihitung sebagai berikut. (0−1π) = ππ’ 600,770 = = 240,31 ππ ππΉ 2,5 (20−21π) = ππ’ 8849,885 = = 3539,95 ππ ππΉ 2,5 π πππππ€ππππ π πππππ€ππππ 7.1.2.Daya Dukung Aksial Tarik Daya dukung tarik dari pondasi diperoleh dari gesekan antara selimut tiang dengan tanah dan dari berat dari pondasi tiang. Berikut contoh perhitungan daya dukung tarik untuk pondasi tiang diameter 1 m. Daya dukung tarik akan dihitung di setiap kedalaman 1 m dari pondasi dan kemudian dikumulatifkan. - Tahanan Friksi (untuk kedalaman 0-1 m) ππ π‘ππππ = 0,7 × ππ πππ πππ = 0,7 × 118,08 = 82,606 ππ - Tahanan dari Berat Pile 86 ππ = ππππ‘ππ × π΄ππππ × π = 21 × π × 12 × 1 = 16,493 ππ 4 ππ’ π‘ππππ = ππ π‘ππππ + ππ = 82,606 + 16,943 = 99,099 ππ Daya dukung aksial izin dihitung sebagai berikut. πππ’ππ ππ’π‘ πππππ€ππππ = ππ π‘ππππ 82,606 + ππ = + 16,493 = 49,536 ππ ππΉ 2,5 87 Tabel 7. 1 Kapasitas Izin Tekan dan Tarik Tiang D 1m (Bagian Luar) Depth 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 Layer C1 C1 C1 C1 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C3 C3 C4 C4 C4 C4 C4 C4 C4 C4 S1 S1 S1 S1 Soil Properties Cu N-SPT (kN/m2) 13 68.30 13 68.30 13 68.30 13 68.30 4.8 25.22 4.8 25.22 4.8 25.22 4.8 25.22 4.8 25.22 4.8 25.22 8 42.03 8 42.03 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 44.6 44.6 44.6 44.6 - Compression Capacity (kN) ο‘ 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 - Friction Local Cumm 118.01 118.01 118.01 236.02 118.01 354.03 118.01 472.03 43.57 515.61 43.57 559.18 43.57 602.75 43.57 646.32 43.57 689.90 43.57 733.47 72.62 806.09 72.62 878.71 392.15 1270.86 392.15 1663.01 392.15 2055.16 392.15 2447.31 392.15 2839.46 392.15 3231.61 392.15 3623.77 392.15 4015.92 280.23 4296.15 280.23 4576.38 280.23 4856.61 280.23 5136.84 End (Qp) Qcomp u 482.76 482.76 482.76 482.76 178.25 178.25 178.25 178.25 178.25 178.25 297.08 297.08 1604.25 1604.25 1604.25 1604.25 1604.25 1604.25 1604.25 1604.25 4553.74 4553.74 4553.74 4553.74 600.77 718.78 836.79 954.80 693.86 737.43 781.00 824.57 868.15 911.72 1103.17 1175.79 2875.11 3267.26 3659.42 4051.57 4443.72 4835.87 5228.02 5620.17 8849.89 9130.12 9410.35 9690.58 Pull Out Capacity (kN) Q comp all 240.31 287.51 334.71 381.92 277.54 294.97 312.40 329.83 347.26 364.69 441.27 470.32 1150.05 1306.91 1463.77 1620.63 1777.49 1934.35 2091.21 2248.07 3539.95 3652.05 3764.14 3876.23 Friction Local Cumm 82.61 82.61 82.61 165.21 82.61 247.82 82.61 330.42 30.50 360.92 30.50 391.42 30.50 421.93 30.50 452.43 30.50 482.93 30.50 513.43 50.83 564.26 50.83 615.10 274.51 889.60 274.51 1164.11 274.51 1438.61 274.51 1713.12 274.51 1987.62 274.51 2262.13 274.51 2536.64 274.51 2811.14 196.16 3007.30 196.16 3203.46 196.16 3399.62 196.16 3595.79 Wp Qpo ult Qpo all 16.49 32.99 49.48 65.97 82.47 98.96 115.45 131.95 148.44 164.93 181.43 197.92 214.41 230.91 247.40 263.89 280.39 296.88 313.37 329.87 346.36 362.85 379.35 395.84 99.10 198.20 297.30 396.40 443.39 490.38 537.38 584.37 631.37 678.36 745.69 813.02 1104.02 1395.01 1686.01 1977.01 2268.01 2559.01 2850.01 3141.01 3353.66 3566.32 3778.97 3991.63 49.54 99.07 148.61 198.14 226.84 255.53 284.22 312.92 341.61 370.30 407.13 443.96 570.25 696.55 822.85 949.14 1075.44 1201.73 1328.03 1454.32 1549.28 1644.24 1739.20 1834.15 88 Tabel 7. 2 Kapasitas Izin Tekan dan Tarik Tiang D 1m (Bagian Dalam) Depth 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 Layer C1 C1 C1 C1 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C3 C3 C4 C4 C4 C4 C4 C4 C4 C4 S1 S1 S1 S1 Soil Properties Cu N-SPT (kN/m2) 13 68.30 13 68.30 13 68.30 13 68.30 4.8 25.22 4.8 25.22 4.8 25.22 4.8 25.22 4.8 25.22 4.8 25.22 8 42.03 8 42.03 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 43.2 226.96 44.6 44.6 44.6 44.6 - Compression Capacity (kN) ο‘ 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 - Friction Local Cumm 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 43.57 43.57 43.57 87.14 43.57 130.72 43.57 174.29 43.57 217.86 72.62 290.48 72.62 363.10 392.15 755.25 392.15 1147.40 392.15 1539.56 392.15 1931.71 392.15 2323.86 392.15 2716.01 392.15 3108.16 392.15 3500.31 280.23 3780.54 280.23 4060.77 280.23 4341.00 280.23 4621.23 End (Qp) Qcomp ult Q comp all 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 178.25 178.25 178.25 178.25 178.25 297.08 297.08 1604.25 1604.25 1604.25 1604.25 1604.25 1604.25 1604.25 1604.25 4553.74 4553.74 4553.74 4553.74 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 221.82 265.40 308.97 352.54 396.11 587.57 660.19 2359.51 2751.66 3143.81 3535.96 3928.11 4320.26 4712.41 5104.56 8334.28 8614.51 8894.74 9174.97 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 88.73 106.16 123.59 141.02 158.44 235.03 264.07 943.80 1100.66 1257.52 1414.38 1571.24 1728.11 1884.97 2041.83 3333.71 3445.80 3557.90 3669.99 Pull Out Capacity (kN) Friction Wp Local Cumm 0.00 0.00 16.49 0.00 0.00 32.99 0.00 0.00 49.48 0.00 0.00 65.97 0.00 0.00 82.47 30.50 30.50 98.96 30.50 61.00 115.45 30.50 0.00 131.95 30.50 30.50 148.44 30.50 61.00 164.93 50.83 111.84 181.43 50.83 162.67 197.92 274.51 437.18 214.41 274.51 711.68 230.91 274.51 986.19 247.40 274.51 1260.69 263.89 274.51 1535.20 280.39 274.51 1809.70 296.88 274.51 2084.21 313.37 274.51 2358.72 329.87 196.16 2554.88 346.36 196.16 2751.04 362.85 196.16 2947.20 379.35 196.16 3143.36 395.84 Qpo ult 16.49 32.99 49.48 65.97 82.47 129.46 176.45 131.95 178.94 225.93 293.26 360.59 651.59 942.59 1233.59 1524.59 1815.59 2106.58 2397.58 2688.58 2901.24 3113.89 3326.55 3539.20 89 Tabel 7. 3 Kapasitas Izin Tekan dan Tarik Tiang D 1,2m Depth 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 Layer C1 C1 C1 C1 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C3 C3 C4 C4 C4 C4 C4 C4 C4 C4 S1 S1 S1 S1 Soil Properties Cu N-SPT (kN/m2) 13.00 68.30 13.00 68.30 13.00 68.30 13.00 68.30 4.80 25.22 4.80 25.22 4.80 25.22 4.80 25.22 4.80 25.22 4.80 25.22 8.00 42.03 8.00 42.03 43.20 226.96 43.20 226.96 43.20 226.96 43.20 226.96 43.20 226.96 43.20 226.96 43.20 226.96 43.20 226.96 44.60 44.60 44.60 44.60 - Compression Capacity (kN) ο‘ 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 - Friction End (Qp) Local Cumm 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 52.29 52.29 256.68 52.29 104.57 256.68 52.29 0.00 256.68 52.29 52.29 256.68 52.29 104.57 256.68 87.14 191.72 427.80 87.14 278.86 427.80 470.58 749.44 2310.13 470.58 1220.03 2310.13 470.58 1690.61 2310.13 470.58 2161.19 2310.13 470.58 2631.77 2310.13 470.58 3102.35 2310.13 470.58 3572.93 2310.13 470.58 4043.51 2310.13 470.79 4514.30 6557.38 470.79 4985.09 6557.38 470.79 5455.87 6557.38 470.79 5926.66 6557.38 Qcomp ult 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 308.97 361.25 256.68 308.97 361.25 619.52 706.66 3059.57 3530.15 4000.73 4471.31 4941.89 5412.48 5883.06 6353.64 11071.68 11542.47 12013.26 12484.04 Pull Out Capacity (kN) Q comp all 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 123.59 144.50 102.67 123.59 144.50 247.81 282.67 1223.83 1412.06 1600.29 1788.53 1976.76 2164.99 2353.22 2541.46 4428.67 4616.99 4805.30 4993.62 Friction Local Cumm 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 36.60 36.60 36.60 73.20 36.60 0.00 36.60 36.60 36.60 73.20 61.00 134.20 61.00 195.20 329.41 524.61 329.41 854.02 329.41 1183.42 329.41 1512.83 329.41 1842.24 329.41 2171.65 329.41 2501.05 329.41 2830.46 329.55 3160.01 329.55 3489.56 329.55 3819.11 329.55 4148.66 Wp Qpo ult 23.75 47.50 71.25 95.00 118.75 142.50 166.25 190.00 213.75 237.50 261.25 285.01 308.76 332.51 356.26 380.01 403.76 427.51 451.26 475.01 498.76 522.51 546.26 570.01 23.75 47.50 71.25 95.00 118.75 179.10 239.45 190.00 250.35 310.71 395.46 480.21 833.37 1186.52 1539.68 1892.84 2246.00 2599.15 2952.31 3305.47 3658.77 4012.07 4365.37 4718.67 Q po all 23.75 47.50 71.25 95.00 118.75 157.14 195.53 190.00 228.39 266.79 314.94 363.09 518.60 674.11 829.63 985.14 1140.65 1296.17 1451.68 1607.19 1762.76 1918.33 2073.90 2229.47 90 Gambar 7. 1 Grafik Kapasitas Ultimate Tekan dan Tarik Tiang 1m (Bagian Luar) 91 Gambar 7. 2 Grafik Kapasitas Ultimate Tekan dan Tarik Tiang 1m (Bagian Dalam) 92 Gambar 7. 3 Grafik Kapasitas Ultimate Tekan dan Tarik Tiang 1,2m 93 Dari perhitungan daya dukung tunggal tersebut, ditentukan panjang pondasi tiang bor dan kapasitasnya. Pondasi tiang bor diameter 1 m akan memiliki kedalaman 21 m, sedangkan pondasi tiang bor diameter 1,2 m akan memiliki kedalaman 26 m. Pondasi akan memiliki kapasitaskondisi layan, kondisi gempa nominal, dan gempa kuat. Kapasitas kondisi gempa nominal dan kuat dihitung berdasarkan rumus berikut. ππππ πππππ πππππππ = ππππ πππ¦ππ × 1,3 ππππ πππππ ππ’ππ‘ = ππππ πππ¦ππ × 1,56 Tabel 7. 4 Kapasitas Tarik dan Tekan Tiang Tunggal Kondisi Layan Gempa Nominal Gempa Kuat D L (m) 1m (L) 1m (D) 1,2m 1m (L) 1m (D) 1,2m 1m (L) 1m (D) 1,2m 21 21 26 21 21 26 21 21 26 Q comp All (kN) 3540.0 3894.2 6743.4 4601.9 5062.4 8766.4 5522.3 6074.9 10519.7 Q po All (kN) 1549.3 3964.5 3398.3 2014.1 5153.9 4417.8 2416.9 6184.6 5301.3 7.1.3.Daya Dukung Lateral Daya dukung lateral didapatkan dengan memodelkan pondasi tiang bor pada software L-PILE. Berikut adalah contoh pemodelan pondasi tiang bor diameter 1 m. - Input properties tiang Properties tiang yang di-input adalah kedalaman tiang, diameter tiang, momen inersia, luas penampang, dan modulus elastisitas tiang. 94 Gambar 7. 4 Masukan Properti Tiang pada L-PILE - Input boundary condition Pondasi tiang akan dimodelkan untuk kondisi free head dan fixed head. Masing-masing kondisi tersebut akan memiliki 3 kapasitas lateral, yaitu kondisi layan, gempa nominal, dan gempa kuat. Untuk kondisi layan, diberikan defleksi sebesar 0,006 m. Kondisi gempa nominal diberikan defleksi 0,012 m. Kondisi gempa kuat diberikan defleksi sebesar 0,025 m. Gambar 7. 5 Masukan Batasan Kondisi pada L-PILE - Input properties tanah Properties tanah yang menjadi masukan bisa dilihat pada gambar di bawah. 95 Gambar 7. 6 Masukan Properti Tanah Pada L-PILE Gambar 7. 7 Contoh Masukan Properti Tanah Lempung Gambar 7. 8 Contoh Masukan Properti Tanah Pasir Nilai k untuk tanah pasir dan nilai e50 untuk tanah clay didapatkan dari tabel dibawah ini. (Group manual) Tabel 7. 5 Penentuan Nilai K untuk Tanah Pasir 96 Tabel 7. 6 Penentunan Nilai e50 untuk Tanah Lempung Berikut adalah tabel hasil pemodelan pondasi pada software L-PILE. Tabel 7. 7 Kapasitas Lateral Tiang Tunggal D - 1m (L) Deleksi Tiang 6 mm 12 mm 25 mm Free Head Fixed Head Geser (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Momen (kN-m) 345.857 1107.691 680.885 3024.860 498.827 1763.717 1007.731 5042.153 733.905 2983.659 1491.581 8452.263 D - 1m (D) Deleksi Tiang 6 mm 12 mm 25 mm Free Head Fixed Head Geser (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Momen (kN-m) 135.216 297.016 270.933 839.330 241.442 522.267 425.693 1454.214 397.536 959.251 690.841 2602.984 D - 1,2 m Deleksi Tiang 6 mm 12 mm 25 mm Free Head Fixed Head Geser (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Momen (kN-m) 717.819 2916.405 1349.492 7162.063 1060.585 4914.315 2111.323 12158.741 1575.361 8498.922 3349.066 21038.440 7.2.Konfigurasi Grup Tiang Konfigurasi grup tiang yang akan digunakan adalah sebagai berikut. - Konfigurasi 1x2 diameter 1m (P2) Konfigurasi ini akan terletak di dalam area basement (P2.1) dan diluar area basmenet (P2.2). P2.1 dan P2.2 akan dibebani 1 kolom. Gambar 7. 9 P2 97 - Konfigurasi 2x2 diameter 1m (P4) Konfigurasi ini akan dibebani oleh 1 kolom (P4.1), 2 kolom (P4.2), dan 3 kolom (P4.3) Gambar 7. 10 P4 - Konfigurasi 3x3 diameter 1m (P9) Konfigurasi ini akan dibebani oleh 1 kolom. Gambar 7. 11 P9 - Konfigurasi 4x8 diameter 1m (P32) Konfigurasi ini akan terletak di luar area basement, dan akan dibebani oleh 2 kolom. 98 Gambar 7. 12 P32 - Konfigurasi 7x8 diameter 1,2 m (P56) Konfigurasi ini akan dibebani oleh 15 kolom dan 16 kolom. Gambar 7. 13 P56 99 - Konfigurasi 2x3 diameter 1m (P6) Konfigurasi ini akan dibebani oleh 2 kolom (P6.2) dan 3 kolom (6.3). Gambar 7. 14 P6 7.3. Analisis Daya Dukung Grup Tiang 7.3.1.Daya Dukung Aksial Berikut adalah contoh perhitungan daya dukung grup tiang untuk diameter 1 m bagian luar basement. - Jarak antar pile π = 2,5π· = 2,5 × 1 = 2,5 π - Menentukan jumlah tiang di setiap sisi n1 = 2 n2 = 1 - Menghitung θ π· 1 π = tan−1 ( ) = tan−1 ( ) = 2,3652 π 2,5 - Menghitung efisensi (π1 − 1)π2 + (π2 − 1)π1 π =1− [ ]π 90π1 π2 (2 − 1)1 + (1 − 1)2 = 1− [ ] × 2,3652 = 0,9869 90 × 2 × 1 - Menghitung daya dukung aksial grup 100 ππ πππ’π = ππ’ π‘π’πππππ × π1 × π2 × π ππππ π‘ππππ πππ’π = 3539,95 × 2 × 1 × 0,9869 = 7788,3 (πππ¦ππ) ππππ π‘ππππ πππ’π πππππππ = ππππ π‘ππππ πππ’π πππ¦ππ × 1,3 = 10125 ππ ππππ π‘ππππ πππ’π πππππ = ππππ π‘ππππ πππ’π πππ¦ππ × 1,56 = 11683 ππ Berikut tabel hasil perhitungan daya dukung grup untuk semua konfigurasi yang akan dipakai. Tabel 7. 8 Kapasitat Tekan Grup Tiang P2 (D) P2 (L) P4 P6 P9 P32 (L) P56 n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi 1 2 2 0.987 1 2 2 0.987 2 2 4 0.974 2 3 6 0.969 3 3 9 0.96496 4 8 32 0.957 7 8 56 0.954 Kapasitas Tekan Grup buah Tekan Tunggal buah Tekan Grup Layan buah Tekan Grup G.Nom Tekan Grup G.Kuat buah Tekan Tunggal buah Tekan Grup Layan buah Tekan Grup G.Nom Tekan Grup G.Kuat buah Tekan Tunggal buah Tekan Grup Layan buah Tekan Grup G.Nom Tekan Grup G.Kuat buah Tekan Tunggal buah Tekan Grup Layan buah Tekan Grup G.Nom Tekan Grup G.Kuat buah Tekan Tunggal buah Tekan Grup Layan buah Tekan Grup G.Nom Tekan Grup G.Kuat buah Tekan Tunggal buah Tekan Grup Layan buah Tekan Grup G.Nom Tekan Grup G.Kuat buah Tekan Tunggal buah Tekan Grup Layan buah Tekan Grup G.Nom Tekan Grup G.Kuat 3334 6580 8554 10265 3540 6987 9083 10900 3334 12984 16880 20256 3334 19389 25206 30247 3334 28952 37638 45165 3540 108441 140973 169168 6743 360440 468572 562287 kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN 7.3.2.Daya Dukung Tarik Daya dukung tarik untuk pondasi grup tiang dihitung menggunakan cara yang sama seperti daya dukung aksial. Perbedaannya hanya ada pada Qallowable yang dipakai yaitu Qallowable tarik. Berikut adalah contoh perhitungan daya 101 dukung tarik untuk P2. Nilai efisiensi yang diambil sama seperti perhitungan sebelumnya, yaitu 0,99. ππππ π‘ππππ π2 = ππππ π‘ππππ π‘π’πππππ × π1 × π2 × π ππππ π‘ππππ π2 πππ¦ππ = 1843,1 × 1 × 2 × 0,99 = 3638 ππ ππππ π‘ππππ π2 πππππ πππππππ = 3638 × 1,3 = 4729 ππ ππππ π‘ππππ π2 πππππ ππ’ππ‘ = 3638 × 1,56 = 5675 ππ Berikut adalah tabel hasil perhitungan daya dukung tarik untuk semua grup tiang. Tabel 7. 9 Kapasitas Tarik Grup Tiang P2 (D) P2 (L) P4 P6 P9 P32 (L) P56 n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi 1 2 2 0.987 1 2 2 0.987 2 2 4 0.974 2 3 6 0.969 3 3 9 0.96496 4 8 32 0.957 7 8 56 0.954 Kapasitas Tarik Grup buah Tarik Tunggal buah Tarik Grup Layan buah Tarik Grup G.Nom Tarik Grup G.Kuat buah Tarik Tunggal buah Tarik Grup Layan buah Tarik Grup G.Nom Tarik Grup G.Kuat buah Tarik Tunggal buah Tarik Grup Layan buah Tarik Grup G.Nom Tarik Grup G.Kuat buah Tarik Tunggal buah Tarik Grup Layan buah Tarik Grup G.Nom Tarik Grup G.Kuat buah Tarik Tunggal buah Tarik Grup Layan buah Tarik Grup G.Nom Tarik Grup G.Kuat buah Tarik Tunggal buah Tarik Grup Layan buah Tarik Grup G.Nom Tarik Grup G.Kuat buah Tarik Tunggal buah Tarik Grup Layan buah Tarik Grup G.Nom Tarik Grup G.Kuat 1843 3638 4729 5675 1549 3058 3975 4770 1843 7179 9332 11199 1843 10720 13935 16722 1843 16007 20809 24970 1549 47460 61698 74037 3398 181640 236132 283359 kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN kN 102 7.3.3.Daya Dukung Lateral Daya dukung lateral untuk pondasi grup tiang dihitung menggunakan cara yang sama seperti daya dukung aksial. Daya dukung lateral yang akan dihitung yaitu kapasitas geser dan momen untuk grup tiang. Berikut adalah contoh perhitungan daya dukung tarik untuk P2. Nilai efisiensi yang diambil sama seperti perhitungan sebelumnya, yaitu 0,99. ππππ πππ ππ π2 ππππ πππ ππ π2 ππππ πππππ = ππππ πππ ππ π‘π’πππππ × π1 × π2 × π πππ¦ππ π2 ππππ πππππ π2 = 135 × 1 × 2 × 0,99 = 267ππ = ππππ πππππ π‘π’πππππ × π1 × π2 × π πππ¦ππ = 297 × 1 × 2 × 0,99 = 586 ππ Berikut adalah tabel hasil perhitungan daya dukung tarik untuk semua grup tiang. Daya dukung lateral untuk grup pondasi tiang dihitung untuk kondisi layan, gempa nominal, dan gempa kuat. Tabel 7. 10 Kapasitas Lateral Grup Tiang Kondisi Layan Layan n1 n2 P2 (D) n efisiensi n1 n2 P2 (L) n efisiensi n1 n2 P4 n efisiensi n1 n2 P6 n efisiensi n1 n2 P9 n efisiensi n1 n2 P32 (L) n efisiensi n1 n2 P56 n efisiensi Kapasitas Lateral Grup 1 buah Geser Tunggal 2 buah Geser Grup 2 buah Momen Tunggal 0.99 Momen Grup 1 buah Geser Tunggal 2 buah Geser Grup 2 buah Momen Tunggal 0.99 Momen Grup 2 buah Geser Tunggal 2 buah Geser Grup 4 buah Momen Tunggal 0.97 Momen Grup 2 buah Geser Tunggal 3 buah Geser Grup 6 buah Momen Tunggal 0.97 Momen Grup 3 buah Geser Tunggal 3 buah Geser Grup 9 buah Momen Tunggal 0.96 Momen Grup 4 buah Geser Tunggal 8 buah Geser Grup 32 buah Momen Tunggal 0.96 Momen Grup 7 buah Geser Tunggal 8 buah Geser Grup 56 buah Momen Tunggal 0.95 Momen Grup 135 267 297 586 346 683 1108 2186 135 527 297 1157 135 786 297 1727 135 1174 297 2579 346 10595 1108 33932 718 38368 2916 155884 kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m 103 Tabel 7. 11 Kapasitas Lateral Grup Tiang Kondisi Gempa Nominal dan Gempa Kuat P2 (D) P2 (L) P4 Gempa Nominal P6 P9 P32 (L) P56 Gempa Kuat n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 n efisiensi n1 n2 P2 (D) n efisiensi n1 n2 P2 (L) n efisiensi n1 n2 P4 n efisiensi n1 n2 P6 n efisiensi n1 n2 P9 n efisiensi n1 n2 P32 (L) n efisiensi n1 n2 P56 n efisiensi Kapasitas Lateral Grup 1 buah Geser Tunggal 2 buah Geser Grup 2 buah Momen Tunggal 0.99 Momen Grup 1 buah Geser Tunggal 2 buah Geser Grup 2 buah Momen Tunggal 0.99 Momen Grup 2 buah Geser Tunggal 2 buah Geser Grup 4 buah Momen Tunggal 0.97 Momen Grup 2 buah Geser Tunggal 3 buah Geser Grup 6 buah Momen Tunggal 0.97 Momen Grup 3 buah Geser Tunggal 3 buah Geser Grup 9 buah Momen Tunggal 0.96 Momen Grup 4 buah Geser Tunggal 8 buah Geser Grup 32 buah Momen Tunggal 0.96 Momen Grup 7 buah Geser Tunggal 8 buah Geser Grup 56 buah Momen Tunggal 0.95 Momen Grup Kapasitas Lateral Grup 1 buah Geser Tunggal 2 buah Geser Grup 2 buah Momen Tunggal 0.99 Momen Grup 1 buah Geser Tunggal 2 buah Geser Grup 2 buah Momen Tunggal 0.99 Momen Grup 2 buah Geser Tunggal 2 buah Geser Grup 4 buah Momen Tunggal 0.97 Momen Grup 2 buah Geser Tunggal 3 buah Geser Grup 6 buah Momen Tunggal 0.97 Momen Grup 3 buah Geser Tunggal 3 buah Geser Grup 9 buah Momen Tunggal 0.96 Momen Grup 4 buah Geser Tunggal 8 buah Geser Grup 32 buah Momen Tunggal 0.96 Momen Grup 7 buah Geser Tunggal 8 buah Geser Grup 56 buah Momen Tunggal 0.95 Momen Grup 241 477 522 1031 499 985 1764 3481 241 940 522 2034 241 1404 522 3038 241 2097 522 4536 499 15281 1764 54029 1061 56689 4914 262674 398 785 959 1893 734 1449 2984 5889 398 1548 959 3736 398 2312 959 5579 398 3452 959 8331 734 22482 2984 91400 1575 84204 8499 454274 kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m kN kN kN/m kN/m 104 7.4.Analisis Paku Keling Perhitungan gaya ultimate yang bekerja pada pondasi tidak hanya disebabkan oleh aksial saja. Gaya momen yang bekerja juga dapat menimbulkan gaya aksial tambahan. Besarnya beban yang bekerja akibat kombinasi aksial dan momen dapat dihitung dengan rumus paku keling. Berikut adalah contoh perhitungan paku keling untuk grup tiang P2. - Menentukan nilai P max, Mx max, dan My max dari ketiga kondisi (layan, gempa biasa, dan gempa kuat). Berikut tabel salah satu masukan besaran gaya yang dipakai. Tabel 7. 12 Contoh Beban untuk Perhitungan Paku Keling P max Layan Nominal Gempa P (kN) 3370.5 3517.8 3773.1 Mx (kN-m) My (kN-m) -20.1 -97.0 41.8 -55.4 81.8 -37.4 - Menentukan koordinat dari tiang-tiang. Koordinat tiang ditentukan dari tengah – tengah pile cap. Gambar 7. 15 Penentuan Koordinat Tiang untuk Paku Keling - Menghitung nilai Pult yang terjadi, dihitung untuk semua pile yang ada ππ’ππ‘ = π (π₯ππ¦ ) (π¦ππ₯ ) 3370,5 1,25 × (−97) 0 × (−20,1) ± ± = + ( ) + ∑ π₯2 ∑ π¦2 π 2 3,125 0 = 1646,5 ππ Berikut tabel hasil perhitungan Pult yang terjadi pada kedua pile. 105 Tabel 7. 13 Hasil Perhitungan Paku Keling untuk Semua Pile Pile n1 n2 n x1 (m) y1 (m) x^2 (m^2) y^2 (m^2) P ult layan (kN) P ult nom (kN) P ult gempa (kN) - 1 Pile 2 1 n1 1 2 n2 2 2 n 2 1.25 x1 (m) -1.25 0 y1 (m) 0 3.125 x^2 (m^2) 3.125 0 y^2 (m^2) 0 1646.458 P ult layan (kN) 1724.031 1736.726 P ult nom (kN) 1781.031 1871.575 P ult gempa (kN) 1901.518 Nilai Pult maksimum dari semua pile ada dibandingkan dengan kapasitas tunggalnya yang sudah dikalikan dengan nilai efisiensinya. Analisis paku keling pada GP2 dan GP3 hanya akan dilakukan untuk Pult dan Momen maksimum arah x, dikarenakan konfigurasi ini memiliki bentuk yang simetris. Tabel 7. 14 Hasil Perhitungan Paku Keling P2 P max P2 Beban (kN) Kapasitas (kN) Cek Layan G. Nominal G. Kuat 1724.031 1781.03074 1901.51756 3843.002 4995.90252 5995.08302 OK OK OK My max P2 Beban (kN) Kapasitas (kN) Cek Layan G. Nominal G. Kuat 1415.89 1541.9922 1657.25331 3843.002 4995.90252 5995.08302 OK OK OK Mx max P2 Beban (kN) Kapasitas (kN) Cek Layan G. Nominal G. Kuat 392.5521 511.36571 645.44805 3843.002 4995.90252 5995.08302 OK OK OK Tabel 7. 15 Hasil Perhitungan Paku Keling P4 P max P4 Beban (kN) Kapasitas (kN) Cek Layan Nominal Kuat 2340.684 1822.42647 2304.51796 3791.832 4929.38164 5915.25797 OK OK OK My max P4 Beban Kapasitas Cek Layan Nominal Kuat 2340.684 1822.42647 2304.51796 3791.832 4929.38164 5915.25797 OK OK OK 106 Tabel 7. 16 Hasil Perhitungan Paku Keling P9 P max P9 Beban (kN) Kapasitas (kN) Cek Layan Nominal Kuat 568.9271 865.565987 1256.23574 3757.719 4885.03439 5862.04127 OK OK OK My max P9 Beban Kapasitas Cek Layan Nominal Kuat 608.8935 361.870878 220.097124 3757.719 4885.03439 5862.04127 OK OK OK 7.5. Analisis Grup Tiang dengan Software GROUP Pondasi grup tiang harus dicek terhadap gaya yang bekerja pada pondasi tersebut dengan kapasitasnya. Pengecekan akan dibantu dengan software GROUP. Berikut adalah Langkah pemodelan pondasi grup tiang pada software GROUP. Contoh pemodelan akan menggunakan P2. - Input Properties Tiang Masukan properties tiang yang dibutuhkan adalah diameter tiang, luas penampang, momen inersia, modulus elastisitas, kedalaman tiang, dan kekakuan torsi. πΊ= πΈ 27805575 = = 11585656 ππ/π2 (1 2 × + π£) 2 × (1 + 0.2) π½= ππ 4 π × 14 = = 0,0982 π4 2 2 πΊπ½ = 1137419,1 ππ − π2 107 Gambar 7. 16 Masukan Properti Tiang pada GROUP Gambar 7. 17 Masukan Panjang Tiang dan Modulus Elastisitas pada GROUP - Memodelkan lapisan tanah Properties tanah yang dibutuhkan sebagai inputan untuk pemodelan adalah berat jenis efektif, ultimate side friction, ultimate tip resistance, sudut geser dalam (pasir), p-y modulus (pasir), kohesi tanah undrained (lempung), dan e50 (lempung). Gambar 7. 18 Masukan Properti Tanah pada GROUP 108 Gambar 7. 19 Contoh Masukan Properti Tanah Pasir pada GROUP Gambar 7. 20 Contoh Masukan Properti Tanah Lempung pada GROUP - Memasukkan koordinat tiang Gambar 7. 21 Masukan Koordinat Tiang pada GROUP - Memasukkan dimensi pilecap Gambar 7. 22 Masukan Dimensi Pile Cap pada GROUP - Memasukkan kombinasi pembebanan Gambar 7. 23 Masukan Kombinasi Pembebanan Kolom pada GROUP 109 Pengecekan dilakukan untuk semua kondisi (layan, gempa nominal, dan gempa kuat) pada gaya tekan maksimum, tarik maksimum, momen maksimum, dan geser maksimum. Berikut adalah hasil pengecekan yang sudah dilakukan. 110 Tabel 7. 17 Hasil Pengecekan GROUP untuk P2 (D) P2(D) Layan P2(D) Nominal P2(D) Gempa Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1744.7 122.77 42.768 1.33E-03 Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Cek OK OK OK OK Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1791.8 68.824 23.667 1.77E-03 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1746 280.78 75.365 7.94E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK P2(D) Layan P2(D) Nominal P2(D) Gempa Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1452.5 203.56 64.517 2.46E-03 Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Cek OK OK OK OK Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1608.4 -10.448 244.56 71.458 3.49E-03 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK OK Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1912.2 50.739 40.306 4.88E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK 111 Tabel 7. 18 Hasil Pengecekan GROUP untuk P2 (L) P2 (L) Layan P2 (L) Nominal P2 (L) Nominal Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 471.02 27.109 13.538 1.94E-05 Izin 3539.954 1549.282 1107.69 345.8567 0.006 Cek OK OK OK OK Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 530.23 237.24 74.199 7.15E-04 Izin 4601.94 2014.066 1763.72 498.827 0.012 Cek OK OK OK OK Group 300 307.42 97.361 1.16E-03 Izin 4601.94 2014.066 1763.72 498.827 0.012 Cek OK OK OK OK Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) P2 (L) Gempa Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) P2 (L) Layan P2 (L) Nominal P2 (L) Gempa Group 594.68 655.18 153.16 2.42E-03 Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 389.45 55.954 28.125 6.23E-05 Izin 3539.954 1549.282 1107.69 345.8567 0.006 Cek OK OK OK OK Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 502.48 351.14 67.845 9.76E-04 Izin 4601.94 2014.066 1763.72 498.827 0.012 Cek OK OK OK OK Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 137.45 617.63 177.55 2.72E-03 Izin 5522.328 2416.879 2983.66 345.8567 0.025 Izin 5522.328 2416.879 2983.66 345.8567 0.025 Cek OK OK OK OK Cek OK OK OK OK 112 Tabel 7. 19 Hasil Pengecekan GROUP untuk P4.1 P4.1 Layan P4.1 Nominal P4.1 Gempa Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2308.1 73.269 28.831 6.57E-04 Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Cek OK OK OK OK Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2055.1 365.21 105.19 5.76E-03 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2459.5 513.98 144.2 9.98E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK P4.1 Gempa Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) P4.1 Layan P4.1 Nominal P4.1 Gempa Group 2724.6 943.82 227.7 1.78E-02 Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Group 2214.7 76.881 32.617 9.73E-04 Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Cek OK OK OK OK Group 1879.3 122.32 48.002 1.99E-03 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Group 2446.3 493.47 139.59 9.52E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK Cek OK OK OK OK 113 Tabel 7. 20 Hasil Pengecekan GROUP untuk P4.2 P4.2 Layan P4.2 Nominal P4.2 Gempa Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2599.5 241.96 57.864 1.49E-03 Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2015.5 223.69 47.355 1.96E-03 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2765.6 552.06 150.84 1.05E-02 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK P4.2 Gempa Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Cek OK OK OK OK Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) P4.2 Nominal P4.2 Nominal P4.2 Gempa Group 2984.5 668.01 177.22 1.36E-02 Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2211 186.02 64.989 3.10E-03 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1856.5 295.38 88.757 4.68E-03 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2177 748.55 191.38 1.44E-02 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK 114 Tabel 7. 21 Hasil Pengecekan GROUP untuk P4.3 P4.3 Layan P4.3 Layan P4.3 Nominal Tekan Max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2509.2 97.917 47.062 2.55E-03 Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1932.2 47.99 8.1429 5.60E-04 Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1596.3 169.85 79.741 4.40E-03 Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Cek OK OK OK OK Cek OK OK OK OK P4.3 Layan P4.3 Nominal P4.3 Nominal Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2482.8 100.1 48.604 2.68E-03 Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1908.3 81.052 18.067 4.72E-04 Tekan Max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2135.1 92.211 24.134 2.85E-04 Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Cek OK OK OK OK Cek OK OK OK OK 115 Tabel 7. 22 Hasil Pengecekan GROUP untuk P4.3 Lanjutan P4.3 Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Gempa Kuat Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2167.8 252.91 66.151 1.60E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK P4.3 Group 2963.2 265.74 83.407 4.74E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK Tekan Max Tekan (kN) Tarik (kN) Gempa Kuat Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) P4.3 Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Gempa Kuat Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1584.9 503.49 141.02 9.59E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK P4.3 Group 219.04 355.26 189.71 56.683 2.17E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK OK Tarik max Tekan (kN) Tarik (kN) Gempa Kuat Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) 116 Tabel 7. 23 Hasil Pengecekan GROUP untuk P9 P9 Layan P9 Nominal P9 Gempa Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 585.69 0 142.48 47.06 1.40E-03 Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Cek OK OK OK OK OK Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1073.3 0 392.2 106.44 5.07E-03 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK OK tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1564.7 0 654.62 162.28 9.59E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK OK P9 Layan P9 Nominal P9 Gempa Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Tarik max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 537.88 0 155.23 50.626 1.60E-03 Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Cek OK OK OK OK Group 407.12 233.8 411.9 111.01 5.39E-03 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK OK Group 278.47 730.16 670.12 166.19 9.77E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK OK 117 Tabel 7. 24 Hasil Pengecekan GROUP untuk P6.2 Layan P6.2 Gempa Nominal P6.2 P6.2 Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 660.97 15.657 6.632 2.41E-04 Geser max Tekan Tarik Momen Geser Defleksi Group 625.87 34.952 14.276 2.21E-04 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Group 619.77 54.208 23.998 5.25E-04 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK Momen max Tekan Tarik Gempa Kuat Momen Geser Defleksi P6.2 Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Cek OK OK OK OK Tekan max Tekan Tarik Gempa Kuat Momen Geser Defleksi P6.2 Gempa Nominal P6.2 Momen max Tekan Tarik Momen Geser Defleksi Group 628.56 26.299 14.025 2.24E-04 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Tekan max Tekan Tarik Momen Geser Defleksi Group 697.75 58.256 13.561 1.54E-04 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Geser max Tekan Tarik Gempa Kuat Momen Geser Defleksi Group 609.09 60.204 25.714 5.77E-04 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK Gempa Nominal P6.2 Group 760.35 78.115 23.914 4.77E-04 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK 118 Tabel 7. 25 Hasil Pengecekan GROUP untuk P6.3 P6.3 Layan P6.3 Nominal P6.3 Gempa Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1745 62.325 7.2758 7.48E-04 Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 818.54 27.206 9.6869 2.62E-04 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2038.4 120.36 30.176 1.58E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK P6.3 Gempa Izin 3894.172 1843.1 297.02 135.2156 0.006 Cek OK OK OK OK Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) P6.3 Nominal P6.3 Nominal P6.3 Gempa Group 413.59 65.797 22.377 2.56E-04 Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Tekan Max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Group 1540.4 73.653 13.828 7.93E-04 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Group 1491 59.916 14.5 8.40E-04 Izin 5062.423 2396.03 522.27 241.4424 0.012 Cek OK OK OK OK Group 2035.5 122.55 30.99 1.70E-03 Izin 6074.908 2875.236 959.25 397.5362 0.025 Cek OK OK OK OK Cek OK OK OK OK 119 Tabel 7. 26 Hasil Pengecekan GROUP untuk P56.15 P56.15 Tekan (kN) Tarik (kN) Layan Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) P56.15 Group 1640.4 26.676 18.58 7.27E-05 Izin 6743.398 3398.271 2916.40 717.8193 0.006 Cek OK OK OK OK Tarik max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 757.11 1057.4 374.41 132.12 1.26E-03 Izin 8766.418 4417.752 4914.32 1060.585 0.012 Cek OK OK OK OK OK Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2681.5 435.08 141.93 1.51E-03 Izin 8766.418 4417.752 4914.32 1060.585 0.012 Cek OK OK OK OK Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Gempa Kuat Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1698.3 1436.5 110.23 62.298 6.27E-04 Izin 10519.7 5301.303 8498.92 1575.361 0.025 Cek OK OK OK OK OK Gempa Nominal P56.15 Gempa Nominal P56.15 P56.15 Gempa Nominal P56.15 Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1038.1 22.258 22.144 1.36E-04 Izin 8766.418 4417.752 4914.32 1060.585 0.012 Cek OK OK OK OK Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 2624.9 349.34 401.06 144.41 1.57E-03 Izin 8766.418 4417.752 4914.32 1060.585 0.012 Cek OK OK OK OK OK P56.15 Tarik max Tekan (kN) Tarik (kN) Gempa Kuat Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 641.98 3853.5 1164.6 338.63 5.11E-03 Izin 10519.7 5301.303 8498.92 1575.361 0.025 Cek OK OK OK OK OK P56.15 Group 5140.1 2199.1 1227 357.37 5.85E-03 Izin 10519.7 5301.303 8498.92 1575.361 0.025 Cek OK OK OK OK OK Gempa Nominal Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Gempa Kuat Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) 120 P56.15 Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Gempa Kuat Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 5268.9 1242.4 347.39 5.57E-03 Izin 10519.7 5301.303 8498.92 1575.361 0.025 Cek OK OK OK OK Tabel 7. 27 Hasil Pengecekan GROUP untuk P56.16 P56.16 Tekan (kN) Tarik (kN) Layan Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) P56.16 Nominal P56.16 Nominal Group 1534.2 26.343 22.421 1.21E-04 Izin 6743.398 3398.271 2916.40 717.8193 0.006 Cek OK OK OK OK Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1058.2 1363.2 544.98 178.33 2.01E-03 Izin 8766.418 4417.752 4914.32 1060.585 0.012 Cek OK OK OK OK OK Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 3098.8 452.82 148.29 1.71E-03 Izin 8766.418 4417.752 4914.32 1060.585 0.012 Cek OK OK OK OK P56.16 Nominal P56.16 Nominal P56.16 Gempa Tarik max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 998.71 1358.4 560.47 182.53 2.02E-03 Izin 8766.418 4417.752 4914.32 1060.585 0.012 Cek OK OK OK OK OK Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1799.5 81.679 29.37 1.07E-04 Izin 8766.418 4417.752 4914.32 1060.585 0.012 Cek OK OK OK OK Tarik max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1679.2 4712.4 1564.9 429.27 7.36E-03 Izin 10519.7 5301.303 8498.92 1575.361 0.025 Cek OK OK OK OK OK 121 P56.16 Gempa Momen max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Group 1783 4703.8 1524.9 419.84 7.29E-03 P56.16 Gempa Izin 10519.7 5301.303 8498.92 1575.361 0.025 Cek OK OK OK OK OK Tekan max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) P56.16 Gempa Group 6354 738.45 1485.5 401.78 7.28E-03 Geser max Tekan (kN) Tarik (kN) Momen (kN-m) Geser (kN) Defleksi (m) Izin 10519.7 5301.303 8498.92 1575.361 0.025 Group 3148.5 295.02 273.82 86.666 3.05E-04 Izin 10519.7 5301.303 8498.92 1575.361 0.025 Cek OK OK OK OK OK Cek OK OK OK OK OK 122 7.6. Analisis Penurunan 7.6.1.Penurunan Elastik Penurunan elastik grup tiang dihitung menggunakan penurunan elastik yang dialami oleh 1 tiang. Penurunan elastik per tiang didapatkan dari analisis menggunakan software GROUP. Berikut adalah contoh perhitungan penurunan elastik pondasi grup tiang GP 1 - Salah satu tiang grup pile 1m 1x2m(L) memiliki penurunan maksimum sebesar 0,00158 m - Menghitung penurunan elastik untuk kondisi pondasi grup ππ = √ - π΅π 4,5 × ππ 1 ππππ = √ × 0,00158 = 0,00285 π π· 1 Pengecekan terhadap penurunan yang diizinkan Penurunan izin dihitung berdasarkan rumus berikut. Konstanta b pada rumus tersebut merupakan lebar bangunan yang paling kecil. Untuk proyek Cibadak Brookplaza & Hotel, nilai b terkecil yaitu 32 m (3200 cm). ππ ππ§ππ = 15 + π 3200 (ππ) = 15 + = 20,33 ππ 600 600 Berikut adalah tabel hasil perhitungan dan pengecekan penurunan elastik pondasi grup terhadap izinnya. Tabel 7. 28 Hasil Perhitungan Penurunan Grup Tiang Penurunan Se 1 pile (m) Se Group (m) Cek P2(D) 0.0020 0.0031 OK P2(L) 0.0006 0.0010 OK P4.1 0.0026 0.0041 OK P4.2 0.0036 0.0057 OK P4.3 0.0033 0.0053 OK P9 0.0002 0.0006 OK P32 0.0010 0.0044 OK P56 0.0059 0.0245 OK P6.2 0.0007 0.0031 OK 7.6.2. Analisis Differential Settlement Nilai differential settlement dibatasi sebesar 1/300. Pengecekan differential settlement akan dilakukan terhadap 2 jenis konfigurasi pondasi grup yang memiliki jarak paling dekat. Berikut adalah contoh pengecekan differential settlement untuk P2 (L) dan P32. βπ π = 1,505 − 0,422 = 1,083 ππ πΏ = 1400 ππ πππ ππ = 1,083 1 = 0,0008 < , ππππ ππππππ’βπ 1400 300 123 P6.3 0.0021 0.0096 OK Berikut tabel hasil pengecekan differential settlement. Tabel 7. 29 Hasil Pengecekan Differential Settlement No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 PC P2(L) P32 P6.2 P2(D) P2 (D) P4.3 P2 (D) P4.2 P4.1 P4.2 P4.1 P4.3 P6.3 P4.2 P6.3 P56 P56 P4.2 P56 P2(D) P56 P4.1 P56 P4.3 P9 P2(D) Joint 366 365 18 19 34 452 34 436 38 456 40 452 28 460 28 35 35 460 35 68 35 38 49 444 48 47 Differential Settlement S Delta Jarak 0.097 0.347 1400 0.444 0.003 0.310 1000 0.313 0.313 0.212 758.6 0.525 0.313 0.257 557.5 0.570 0.410 0.160 642.9 0.570 0.410 0.116 643.9 0.525 0.010 0.560 950.3 0.570 0.010 2.435 1487.8 2.445 2.445 1.875 1281.2 0.570 2.445 2.132 1586.1 0.313 2.445 2.035 1893.6 0.410 2.445 1.920 2673 0.525 0.063 0.250 800 0.313 R. hasil R. ijin ket 0.0002 0.003 OK 0.0003 0.003 OK 0.0003 0.003 OK 0.0005 0.003 OK 0.0002 0.003 OK 0.0002 0.003 OK 0.0006 0.003 OK 0.0016 0.003 OK 0.0015 0.003 OK 0.0013 0.003 OK 0.0011 0.003 OK 0.0007 0.003 OK 0.0003 0.003 OK 7.7. Pengecekan Uplift Perbedaan elevasi muka air tanah asli dan muka air pada dasar galian setelah proses dewatering dapat menimbulkan tekanan uplit. Akan dicek gaya uplift yang bekerja terhadap berat pelat basement dan kapasitas tarik dari pondasi tiang yang ada pada proyek. Muka air tanah asli berada pada elevasi 0 m. Muka air tanah setelah dewatering berada pada elevasi -8 m (1meter dibawah elevasi dasar galian). - Menghitung tekanan uplift βπ» = 8 − 0 = 8 π πππππππ πππππ = βπ» × πΎπ€ = 8 × 10 = 80 ππ/π2 - Menghitung gaya uplift 124 πΉπ’πππππ‘ = π΄πππ πππππ‘ × πππππππ ππππππ‘ = 7822 × 80 = 625760 ππ - Menghitung berat pelat basement Pelat basement didesain dengan tebal 16 cm menggunakan beton. π΅ππππ‘ πππππ‘ πππ πππππ‘ = π΄πππ πππππ‘ × π‘πππππ‘ × πΎπ = 7822 × 0,16 × 24 = 30036,48 ππ - Menghitung gaya dari pondasi Gaya yang bekerja pada pondasi saat terjadi uplift merupakan gaya tarik. Oleh karena itu perlu dihitung gaya tarik yang bekerja pada semua tiang pondasi yang berada di bawah basement. π ππππ π1π = 222 ππ’πβ π ππππ π1,2π = 112 ππ’πβ π·ππ¦π ππ’ππ’ππ π‘ππππ 1π = 1843 ππ πππ π‘ππππ π·ππ¦π ππ’ππ’ππ π‘ππππ 1,2 π = 3398,27 ππ πππ π‘ππππ ππ‘ππππ ππππππ π = 222 × 1843 + 112 × 3398,27 = 789774,587 ππ - Menghitung SF uplift ππΉ = π΅ππππ‘ πππππ‘ + ππ‘ππππ ππππππ π 789774,587 + 30036,48 = = 1,358 πΉπ’πππππ‘ 625760 Berikut tabel hasil perhitungan SF untuk uplift. Tabel 7. 30 Hasil Pengecekan Uplift Perhitungan SF Uplift MAT sebelum dewatering 0 m MAT setelah dewatering -8 m tekanan uplift 80 kN/m^2 A basement 7822 m^2 Gaya uplift 625760 kN Berat Pelat Basement 60072.96 kN F uplift tiang bor 565687.04 kN Daya tarik tiang Ø1.2m 3398.27 kN Jumlah tiang Ø1.2m 112 buah Daya tarik tiang Ø1m 1843.100 kN Jumlah tiang Ø1m 222 buah F tiang 789774.5872 kN SF 1.358 - 125 7.8.Penulangan Pondasi Tiang Penulangan pondasi tiang harus menggunakan gaya dalam LRFD. Gaya dalam ASD harus dikonversi terlebih dahulu menjadi gaya dari kombinasi LRFD. Menurut Seventh International Specialty Conference on Cold-Formed Steel Structures St. Louis, Missouri, U.S.A., pada paper yang berjudul Comparative Study Of Load And Resistance Factor Design Versus Allowable Stress Design, berikut adalah penentuan faktor pengali beban dari kombinasi ASD menjadi LRFD: π·π πΏπ πΉπ· πΏπ + 1 π ππ ππ = = π × πΉππ΄ππ· × 1,2π· π΄ππ· ( πΏ π ) + 1,6 π ππππππ π·π = 0,33 πππ πΉππ΄ππ· = 2,5 πΏπ Untuk gaya momen digunakan Ο sebesar 0,9 sedangkan geser sebesar 0,75. Dari nilai tersebut didapatkan hasil sebagai berikut Untuk gaya momen, ππ’ πΏπ πΉπ· = (0,9 × 2,5 × (0,33 + 1) × ππ’ π΄ππ· = 1,5 ππ’ π΄ππ· 1,2 × 0,33 + 1,6 ππ’ πΏπ πΉπ· ≈ 1,6 × ππ’ π΄ππ· Untuk gaya geser, ππ’ πΏπ πΉπ· = (0,75 × 2,5 × (0,33 + 1) × ππ’ π΄ππ· = 1,26 ππ’ π΄ππ· 1,2 × 0,33 + 1,6 ππ’ πΏπ πΉπ· ≈ 1,3 × ππ’ π΄ππ· 7.8.1. Penulangan Longitudinal Penulangan longitudinal pondasi tiang dilakukan dengan cara yang sama seperti penulangan longitudinal secant pile. Untuk konfigurasi P2, P4, P6, dan P9, tulangan longitudinal yang digunakan merupakan tulangan longitudinal minimum. Sedangkan P32 dan P56 memiliki 2 jenis penulangan longitudinal, dimana 15 m awal menggunakan tulangan sesuai kebutuhan, sedangkan setelahnya menggunakan tulangan longitudinal minimum. Berikut adalah hasil akhir penulangan pondasi tiang. Tulangan longitudinal minimum untuk P32 yaitu 12D32 sedangkan tulangan minimum longitudinal P56 yaitu 16D32. 126 Tabel 7. 31 Hasil Penulangan Longitudinal P2 Penulangan Longitudinal Konfigurasi P2(D) D 1 m n1 1 buah n2 2 buah n 2 buah Vu ASD 75.365 kN Mu ASD 280.78 kN Pu ASD 1912.2 kN Vu LRFD 97.9745 kN Mu LRFD 449.248 kN Pu LRFD 2983.032 kN d tulangan 22 mm n tulangan 22 buah A tulangan 8362.91964 mm^2 A beton 785398.163 mm^2 rasio 0.010648 - Penulangan Longitudinal Lokasi P2 (L) D 1 m n1 1 buah n2 2 buah n 2 buah Vu ASD 177.55 kN Mu ASD 655.18 kN-m Pu ASD 594.68 kN Vu LRFD 230.815 kN Mu LRFD 1048.288 kN-m Pu LRFD 927.7008 kN d tulangan 22 mm n tulangan 22 buah A tulangan 8362.91964 mm^2 A beton 785398.163 mm^2 rasio 0.010648 - Tabel 7. 32 Hasil Penulangan Longitudinal P4.1 dan P4.2 Penulangan Longitudinal Konfigurasi P4.1 D 1 m n1 2 buah n2 2 buah n 4 buah Vu ASD 227.7 kN Mu ASD 513.98 kN Pu ASD 2459.5 kN Vu LRFD 296.01 kN Mu LRFD 822.368 kN Pu LRFD 3836.82 kN d tulangan 22 mm n tulangan 22 buah A tulangan 8362.919644 mm^2 A beton 785398.1634 mm^2 rasio 0.010648 - Penulangan Longitudinal Konfigurasi P4.2 D 1 m n1 2 buah n2 2 buah n 4 buah Vu ASD 191.38 kN Mu ASD 748.55 kN Pu ASD 3117.2 kN Vu LRFD 248.794 kN Mu LRFD 1197.68 kN Pu LRFD 4862.832 kN d tulangan 22 mm n tulangan 22 buah A tulangan 8362.91964 mm^2 A beton 785398.163 mm^2 rasio 0.010648 - 127 Tabel 7. 33 Hasil Penulangan Longitudinal P4.3 dan P6 Penulangan Longitudinal Konfigurasi P4.3 D 1 m n1 2 buah n2 2 buah n 4 buah Vu ASD 141.02 kN Mu ASD 503.49 kN Pu ASD 3117.2 kN Vu LRFD 183.326 kN Mu LRFD 805.584 kN Pu LRFD 4862.832 kN d tulangan 22 mm n tulangan 22 buah A tulangan 8362.919644 mm^2 A beton 785398.1634 mm^2 rasio 0.010648 - Penulangan Longitudinal Konfigurasi P6 D 1 m n1 3 buah n2 2 buah n 6 buah Vu ASD 30.99 kN Mu ASD 122.55 kN Pu ASD 2038.4 kN Vu LRFD 40.287 kN Mu LRFD 196.08 kN Pu LRFD 3179.904 kN d tulangan 22 mm n tulangan 22 buah A tulangan 8362.91964 mm^2 A beton 785398.163 mm^2 rasio 0.010648 - Tabel 7. 34 Hasil Penulangan Longitudinal P9 dan P32 Penulangan Longitudinal Konfigurasi P9 D 1 m n1 3 buah n2 3 buah n 9 buah Vu ASD 166.19 kN Mu ASD 670.12 kN Pu ASD 1564.7 kN Vu LRFD 216.047 kN Mu LRFD 1072.192 kN Pu LRFD 2440.932 kN d tulangan 22 mm n tulangan 22 buah A tulangan 8362.91964 mm^2 A beton 785398.163 mm^2 rasio 0.010648 - Penulangan Longitudinal Lokasi P32(L) D 1 m n1 4 buah n2 8 buah n 32 buah Vu ASD 575.46 kN Mu ASD 2110.5 kN Pu ASD 1297.3 kN Vu LRFD 748.098 kN Mu LRFD 3376.8 kN Pu LRFD 2023.788 kN d tulangan 32 mm n tulangan 28 buah A tulangan 22518.9361 mm^2 A beton 785398.163 mm^2 rasio 0.028672 - 128 Tabel 7. 35 Hasil Penulangan Longitudinal P56 Penulangan Longitudinal Konfigurasi P56 D 1.2 m n1 6 buah n2 7 buah n 42 buah Vu ASD 429.27 kN Mu ASD 1564.9 kN Pu ASD 6354 kN Vu LRFD 558.051 kN Mu LRFD 2503.84 kN Pu LRFD 9912.24 kN d tulangan 32 mm n tulangan 28 buah A tulangan 22518.9361 mm^2 A beton 1130973.36 mm^2 rasio 0.01991111 - 7.8.2.Penulangan Transversal Penulangan transversal pondasi tiang dilakukan dengan cara yang sama seperti penulangan transversal secant pile. Tulangan transversal yang digunakan merupakan tulangan minimum yang disyaratkan. Berikut adalah tabel hasil perhitungan penulangan transversal pondasi tiang. 129 Tabel 7. 36 Hasil Penulangan Transversal P2 Penulangan Transversal P2(D) d tul geser 22 mm fc' 35 Mpa fyt 420 Mpa s 50 mm d 900 mm A spiral 760.27 mm^2 Ag 785398.163 mm^2 Ac 636172.512 mm^2 ρs min 1 0.01 ρs min 2 0.0087963 ρs pa ka i 0.01 spasi 50 mm Dc 856 mm volsengkang 325393.601 mm^3 vol core 28774475.4 mm^3 ρs 0.01130841 cek OK lo min1 3333.33333 mm lo min2 450 mm lo pakai 3333.33333 mm spasi daerah lo s maks 250 mm s maks 2 132 mm s maks 3 100 mm s maks 4 97 mm s min 47 mm s lo pakai 50 mm Pengecekan Kecukupan Geser D 1000 mm D' 917 mm ο¦ 0.75 Vu/ο¦ 130.633 kN Vc 651.195 kN Vc+1/3*fc'^0.5bwd 1953.586 kN cek min cek geser OK - Penulangan Transversal P2(L) d tul geser 22 mm fc' 35 Mpa fyt 420 Mpa s 50 mm d 900 mm A spiral 760.27 mm^2 Ag 785398.163 mm^2 Ac 636172.512 mm^2 ρs min 1 0.01 ρs min 2 0.0087963 ρs pa ka i 0.01 spasi 50 mm Dc 856 mm volsengkang 325393.601 mm^3 vol core 28774475.4 mm^3 ρs 0.01130841 cek OK lo min1 3333.33333 mm lo min2 450 mm lo pakai 3333.33333 mm spasi daerah lo s maks 250 mm s maks 2 132 mm s maks 3 100 mm s maks 4 97 mm s min 47 mm s lo pakai 50 mm Pengecekan Kecukupan Geser D 1000 mm D' 917 mm ο¦ 0.75 Vu/ο¦ 307.753 kN Vc 651.195 kN Vc+1/3*fc'^0.5bwd 1953.586 kN cek min cek geser OK - 130 Tabel 7. 37 Hasil Penulangan Transversal P4.1 dan P4.2 Penulangan Transversal P4.2 Penulangan Transversal P4.1 d tul geser 22 mm d tul geser 22 mm fc' 35 Mpa fc' 35 Mpa fyt 420 Mpa fyt 420 Mpa s 50 mm s 50 mm d 900 mm d 900 mm A spiral 760.27 mm^2 A spiral 760.27 mm^2 Ag 785398.163 mm^2 Ag 785398.1634 mm^2 Ac 636172.512 mm^2 Ac 636172.5124 mm^2 ρs min 1 0.01 ρs min 1 0.01 ρs min 2 0.0087963 ρs min 2 0.008796296 ρs pa ka i 0.01 ρs pa ka i 0.01 spasi 50 mm spasi 50 mm Dc 856 mm Dc 856 mm volsengkang 325393.6007 mm^3 volsengkang 325393.601 mm^3 vol core 28774475.43 mm^3 vol core 28774475.4 mm^3 ρs 0.011308411 ρs 0.01130841 cek OK cek OK lo min1 3333.333333 mm lo min1 3333.33333 mm lo min2 450 mm lo min2 450 mm lo pakai 3333.333333 mm lo pakai 3333.33333 mm spasi daerah lo spasi daerah lo s maks 250 mm s maks 250 mm s maks 2 132 mm s maks 2 132 mm s maks 3 100 mm s maks 3 100 mm s maks 4 97 mm s maks 4 97 mm s min 47 mm s min 47 mm s lo pakai 50 mm s lo pakai 50 mm Pengecekan Kecukupan Geser Pengecekan Kecukupan Geser D 1000 mm D 1000 mm D' 917 mm D' 917 mm ο¦ 0.75 ο¦ 0.75 Vu/ο¦ 394.680 kN Vu/ο¦ 331.725 kN Vc 651.195 kN Vc 651.195 kN Vc+1/3*fc'^0.5bwd 1953.586 kN Vc+1/3*fc'^0.5bwd 1953.586 kN cek min cek min cek geser OK cek geser OK - 131 Tabel 7. 38 Hasil Penulangan Transversal P4.3 dan P6 Penulangan Transversal P4.3 Penulangan Transversal P6 d tul geser 22 mm d tul geser 22 mm fc' 35 Mpa fc' 35 Mpa fyt 420 Mpa fyt 420 Mpa s 50 mm s 50 mm d 900 mm d 900 mm A spiral 760.27 mm^2 A spiral 760.27 mm^2 Ag 785398.1634 mm^2 Ag 785398.163 mm^2 Ac 636172.5124 mm^2 Ac 636172.512 mm^2 ρs min 1 0.01 ρs min 1 0.01 ρs min 2 0.008796296 ρs min 2 0.0087963 ρs pa ka i 0.01 ρs pa ka i 0.01 spasi 50 mm spasi 50 mm Dc 856 mm Dc 856 mm volsengkang 325393.6007 mm^3 volsengkang 325393.601 mm^3 vol core 28774475.43 mm^3 vol core 28774475.4 mm^3 ρs 0.011308411 ρs 0.01130841 cek OK cek OK lo min1 3333.333333 mm lo min1 3333.33333 mm lo min2 450 mm lo min2 450 mm lo pakai 3333.333333 mm lo pakai 3333.33333 mm spasi daerah lo spasi daerah lo s maks 250 mm s maks 250 mm s maks 2 132 mm s maks 2 132 mm s maks 3 100 mm s maks 3 100 mm s maks 4 97 mm s maks 4 97 mm s min 47 mm s min 47 mm s lo pakai 50 mm s lo pakai 50 mm Pengecekan Kecukupan Geser Pengecekan Kecukupan Geser D 1000 mm D 1000 mm D' 917 mm D' 917 mm ο¦ 0.75 ο¦ 0.75 Vu/ο¦ 244.435 kN Vu/ο¦ 53.716 kN Vc 651.195 kN Vc 651.195 kN Vc+1/3*fc'^0.5bwd 1953.586 kN Vc+1/3*fc'^0.5bwd 1953.586 kN cek min cek tidak perlu cek geser OK cek geser OK - 132 Tabel 7. 39 Hasil Penulangan Transversal P9 dan P32 Penulangan Transversal P9 d tul geser 22 mm fc' 35 Mpa fyt 420 Mpa s 50 mm d 900 mm A spiral 760.27 mm^2 Ag 785398.163 mm^2 Ac 636172.512 mm^2 ρs min 1 0.01 ρs min 2 0.0087963 ρs pa ka i 0.01 spasi 50 mm Dc 856 mm volsengkang 325393.601 mm^3 vol core 28774475.4 mm^3 ρs 0.01130841 cek OK lo min1 3333.33333 mm lo min2 450 mm lo pakai 3333.33333 mm spasi daerah lo s maks 250 mm s maks 2 132 mm s maks 3 100 mm s maks 4 97 mm s min 47 mm s lo pakai 50 mm Pengecekan Kecukupan Geser D 1000 mm D' 917 mm ο¦ 0.75 Vu/ο¦ 288.063 kN Vc 651.195 kN Vc+1/3*fc'^0.5bwd 1953.586 kN cek min cek geser OK - Penulangan Transversal P32 d tul geser 22 mm fc' 35 Mpa fyt 420 Mpa s 50 mm d 900 mm A spiral 760.27 mm^2 Ag 785398.163 mm^2 Ac 636172.512 mm^2 ρs min 1 0.01 ρs min 2 0.0087963 ρs mi n pa ka i 0.01 spasi 50 mm Dc 856 mm volsengkang 325393.601 mm^3 vol core 28774475.4 mm^3 ρs 0.01130841 cek OK lo min1 3333.33333 mm lo min2 450 mm lo pakai 3333.33333 mm spasi daerah lo s maks 250 mm s maks 2 192 mm s maks 3 100 mm s maks 4 97 mm s min 47 mm s lo pakai 50 mm Pengecekan Kecukupan Geser D 1000 mm D' 912 mm ο¦ 0.75 Vu/ο¦ 997.464 kN Vc 644.113 kN Vc+1/3*fc'^0.5bwd 1932.340 kN cek min cek geser OK - 133 Tabel 7. 40 Hasil Penulangan Transversal P56 Penulangan Transversal P56 d tul geser 25 mm fc' 35 Mpa fyt 420 Mpa s 50 mm d 1100 mm A spiral 981.75 mm^2 Ag 1130973.36 mm^2 Ac 950331.778 mm^2 ρs min 1 0.01 ρs min 2 0.0071281 ρs pa ka i 0.01 spasi 50 mm Dc 1050 mm volsengkang 515417.545 mm^3 vol core 43295073.8 mm^3 ρs 0.01190476 cek OK lo min1 3333.33333 mm lo min2 450 mm lo pakai 3333.33333 mm spasi daerah lo s maks 300 mm s maks 2 192 mm s maks 3 100 mm s maks 4 100 mm s min 50 mm s lo pakai 50 mm Pengecekan Kecukupan Geser D 1200 mm D' 1109 mm ο¦ 0.75 Vu/ο¦ 744.068 kN Vc 952.436 kN Vc+1/3*fc'^0.5bwd 2857.308 kN cek min cek geser OK Tabel 7. 41 Rekap Hasil Penulangan Pile REKAP PILE P2 (D) L pile(m) 20 Diameter (m) 1 Longitudinal d (mm) 22 (Daerah Kritis) n (buah) 22 Longitudinal d (mm) 22 (Daerah non Kritis) n (buah) 22 d (mm) 22 Transversal spasi (mm) 50 P2 (L) 20 1 22 22 22 22 22 50 P4.1 20 1 22 22 22 22 22 50 P4.2 20 1 22 22 22 22 22 50 P4.3 20 1 22 22 22 22 22 50 P9 20 1 22 22 22 22 22 50 P32(L) 20 1 32 28 32 12 22 50 P56 26 1.2 32 28 32 16 25 50 P6.1 20 1 22 22 22 22 22 50 134 P6.2 20 1 22 22 22 22 22 50 7.9. Penulangan Pile Cap Untuk penulangan pile cap, terlebih dahulu ditentukan spesifikasi material yang akan digunakan. Berikut tabel spesifikasi material untuk pile cap. Tabel 7. 42 Spesifikasi Material Pile Cap fc Ec fy Es Spesifikasi 35 27805.575 420 200000 Mpa Mpa Mpa Mpa Berikut adalah tabel dimensi pile cap dari setiap konfigurasi grup tiang. Tabel 7. 43 Dimensi Pile Cap B kolom (mm) D pile (mm) 1100 850 1000 4500 1500 850 1000 7000 7000 1500 850 1000 P32 19500 9500 1500 800 1000 P56 23400 20400 4000 1000 1200 P6 7000 4500 1200 850 1000 Konfigurasi Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm) P2 4500 2000 P4 4500 P9 7.9.1. Pengecekan Geser Gaya geser yang bekerja akan dibandingkan dengan kapasitas geser yang berasal dari beton. Berikut adalah contoh pengecekan geser untuk GP1.1 dan GP1.2. a. Pengecekan geser 1 arah y terhadap kolom - Menghitung nilai d π = π‘ππππ πππππππ − π·ππππππ‘π’πππππ − π πππππ’π‘ 2 Asumsi D longitudinal yaitu 29 mm dan selimut 75 mm. π = 900 − - 29 − 75 = 810,5 ππ 2 Menghitung Vc 135 ππ = 0,17 × π × √ππ ′ × π × π Nilai λ diambil sebesar 1. ππ = 0,17 × 1 × √35 × 4500 × 810,5 = 3668,162 ππ πππ = 0,75 × ππ = 2751,121 ππ - Menghitung berat pilecap πππ = πππππππ × πππππ × π‘ππππ × π πππ = 4500 × 2000 × 900 × 21 × 10−9 = 170,10 ππ - Menghitung beban terdistribusi yang bekerja pada pilecap (4987,21 + 170,10) πΉ ππ‘ππππ ππππ + πππ = = = 573,02 ππ/π2 π΄ πππππππ × πππππ 4500 × 2000 - Menghitung Vu pada penampang kritis πΉ πππππ ππππππππππ ×( − − π) × πππππππ π΄ 2 2 2000 850 ππ’ = 573,02 × ( − − 810,5) × 4500 = −607,27 ππ 2 2 ππ’ = - Pengecekan terhadap kapasitas ππ’ < πππΆ (ππππππ’βπ) b. Pengecekan geser 1 arah x terhadap kolom Pengecekan geser 1 arah x hanya berbeda saat menghitung nilai Vu. Nilai Vu untuk geser arah x dihitung sebagai berikut. πΉ πππππππ ππππππππππ ×( − − π) × πππππ π΄ 2 2 4500 850 ππ’ = 573,02 × ( − − 810,5) × 2000 = 1162,686 ππ 2 2 ππ’ = ππ’ < πππ (ππππππ’βπ) c. Pengecekan 2 arah terhadap kolom - Menghitung nilai bo ππ = 4 × (ππππππππππ + π) = 4 × (850 + 810,5) = 6642 ππ - Menentukan φVc Nilai φVc diambil minimum dari ketiga kondisi berikut πππ1 = 0,75 × (1 + 2 ) × 0,17 × √ππ ′ × ππ × π π½π πππ2 = 0,75 × 0,083 × ( ππ π + 2 ) × π × √ππ ′ × ππ × π ππ 136 πππ3 = 0,75 (0,33) × √ππ ′ × ππ × π Nilai βc bernilai 1, nilai λ diambil sebesar 1, dan nilai as diambil sebesar 40 (diasumsikan kolom interior) 2 πππ1 = 0,75 × (1 + ) × 0,17 × √35 × 6642 × 810,5 1 = 12181,965 ππ πππ2 = 0,75 × 0,083 × ( 40 × 810,5 + 2 ) × 1 × √35 × 6642 6642 × 810,5 = 13642,08 ππ πππ3 = 0,75 (0,33) × √35 × 6642 × 810,5 = 7882,448 ππ Dari ketiga nilai tersebut diambil nilai 7883,448 kN - Pengecekan terhadap Vu Vu untuk pengecekan 2 arah diambil dari P aksial kolom terbesar, yaitu 4987,21 kN 4987,21 ππ < 7882,488 ππ ππ’ < πππ (ππππππ’βπ) d. Pengecekan geser 2 arah oleh pondasi tiang - Menghitung nilai bo ππ = π × (π·ππππ + π) = π × (1000 + 810,5) = 5687,853 ππ - Menghitung φVc Perhitungan φVc untuk geser 2 arah oleh pondasi tiang dilakukan dengan cara yang sama seperti menghitung φVc saat pengecekan geser 2 arah oleh kolom. Dari perhitungan didapatkan nilai φVc untuk geser 2 arah oleh pondasi tiang sebesar 3477,328 kN - Pengecekan terhadap Vu Nilai Vu untuk geser 2 arah akibat pondasi tiang diambil nilai reaksi tiang terbesar, yaitu 2983,032 kN 2983,032 ππ < 3477,328 ππ (ππππππ’βπ) Berikut adalah tabel hasil perhitungan pengecekan geser untuk semua konfigurasi grup tiang. 137 Tabel 7. 44 Pengcekan Geser Pile Cap P2 dan P4 Cek Geser P2 (L dan D) fc 35 Mpa fy 420 Mpa Es 200000 MPa Tebal 1100 mm b 4500 mm D longitudinal 29 mm Selimut 75 mm d 1010.5 mm Geser 1 arah kolom - Y Vc 4573.322 kN φVc 3429.991 kN d 1010.50 mm lebar kolom 850.00 mm W pilecap 207.90 kN FZ kolom maks 4987.21 kN F/A 577.23 kN/m^2 Vu 1131.23 kN Cek OK Geser 1 arah kolom - X Vc 2032.588 kN φVc 1524.441 kN d 1010.500 mm lebar kolom 850.000 mm W pilecap 207.900 kN FZ kolom maks 4987.207 kN F/A 577.234 kN/m^2 Vu 940.314 kN cek OK Geser 2 arah - kolom bo (keliling) 7442.000 mm φVc 1 17017.331 kN αs 40 φVc 2 20580.989 kN φVc 3 11011.214 kN φVc pakai 11011.214 kN Vu 4987.207 kN Cek OK Geser 2 arah - pile bo (keliling) 6316.172 mm φVc 1 4814.315 kN αs 40 φVc 2 19743.051 kN φVc 3 9345.434 kN φVc pakai 4814.315 kN Vu 2983.032 kN Cek OK - Cek Geser P4 fc 35 Mpa fy 420 Mpa Es 200000 MPa Tebal 1500 mm b 4500 mm D longitudinal 29 mm Selimut 75 mm d 1410.5 mm Geser 1 arah kolom - Y Vc 6383.642 kN φVc 4787.732 kN d 1410.50 mm lebar kolom 950.00 mm W pilecap 637.88 kN FZ kolom maks 10124.37 kN F/A 531.47 kN/m^2 Vu 871.74 kN Cek OK Geser 1 arah kolom - X Vc 6383.642 kN φVc 4787.732 kN d 1410.500 mm lebar kolom 950.000 mm W pilecap 637.875 kN FZ kolom maks 10124.370 kN F/A 531.469 kN/m^2 Vu 871.742 kN cek OK Geser 2 arah - kolom bo (keliling) 9442.000 mm φVc 1 30137.176 kN αs 40 φVc 2 39116.908 kN φVc 3 19500.525 kN φVc pakai 19500.525 kN Vu 10124.370 kN Cek OK Geser 2 arah - pile bo (keliling) 7572.809 mm φVc 1 8057.017 kN αs 40 φVc 2 37174.993 kN φVc 3 15640.093 kN φVc pakai 8057.017 kN Vu 4862.832 kN Cek OK - 138 Tabel 7. 45 Hasil Pengecekan Geser Pilecap P6 dan P9 Cek Geser P6 fc 35 Mpa fy 420 Mpa Es 200000 MPa Tebal 1200 mm b 7000 mm D longitudinal 25 mm Selimut 75 mm d 1112.5 mm Geser 1 arah kolom - Y Vc 7832.150 kN φVc 5874.113 kN d 1112.50 mm lebar kolom 850.00 mm W pilecap 793.80 kN FZ kolom maks 5758.83 kN F/A 208.02 kN/m^2 Vu 1037.50 kN Cek OK Geser 1 arah kolom - X Vc 5034.954 kN φVc 3776.215 kN d 1112.500 mm lebar kolom 850.000 mm W pilecap 793.800 kN FZ kolom maks 5758.833 kN F/A 208.020 kN/m^2 Vu 1837.077 kN cek OK Geser 2 arah - kolom bo (keliling) 7850.000 mm φVc 1 19762.193 kN αs 40 φVc 2 24664.362 kN φVc 3 12787.301 kN φVc pakai 12787.301 kN Vu 5758.833 kN Cek OK Geser 2 arah - pile bo (keliling) 6636.614 mm φVc 1 5569.174 kN αs 40 φVc 2 23670.097 kN φVc 3 10810.750 kN φVc pakai 5569.174 kN Vu 3179.904 kN Cek OK - Cek Geser P9 fc 35 Mpa fy 420 Mpa Es 200000 MPa Tebal 1500 mm b 7000 mm D longitudinal 32 mm Selimut 75 mm d 1409 mm Geser 1 arah kolom - Y Vc 9919.550 kN φVc 7439.663 kN d 1409.00 mm lebar kolom 850.00 mm W pilecap 1543.50 kN FZ kolom maks 10929.90 kN F/A 254.56 kN/m^2 Vu 2968.67 kN Cek OK Geser 1 arah kolom - X Vc 9919.550 kN φVc 7439.663 kN d 1409.000 mm lebar kolom 850.000 mm W pilecap 1543.500 kN FZ kolom maks 10929.901 kN F/A 254.559 kN/m^2 Vu 2968.669 kN cek OK Geser 2 arah - kolom bo (keliling) 9036.000 mm φVc 1 28810.625 kN αs 40 φVc 2 38622.827 kN φVc 3 18642.169 kN φVc pakai 18642.169 kN Vu 10929.901 kN Cek OK Geser 2 arah - pile bo (keliling) 7568.097 mm φVc 1 8043.441 kN αs 40 φVc 2 37099.435 kN φVc 3 15613.738 kN φVc pakai 8043.441 kN Vu 2440.932 kN Cek OK - 139 Tabel 7. 46 Pengecekan Geser Pile Cap P32 dan P56 Cek Geser P32 fc 35 Mpa fy 420 Mpa Es 200000 MPa Tebal 1500 mm b 19500 mm D longitudinal 36 mm Selimut 75 mm d 1407 mm Geser 1 arah kolom - Y Vc 27593.809 kN φVc 20695.357 kN d 1407.00 mm lebar kolom 800.00 mm W pilecap 5835.38 kN FZ kolom maks 9523.43 kN F/A 82.91 kN/m^2 Vu 4758.00 kN Cek OK Geser 1 arah kolom - X Vc 13443.138 kN φVc 10082.353 kN d 1407.000 mm lebar kolom 800.000 mm W pilecap 5835.375 kN FZ kolom maks 9523.433 kN F/A 82.909 kN/m^2 Vu 6256.154 kN cek OK Geser 2 arah - kolom bo (keliling) 8828.000 mm φVc 1 28107.478 kN αs 40 φVc 2 38310.995 kN φVc 3 18187.192 kN φVc pakai 18187.192 kN Vu 9523.433 kN Cek OK Geser 2 arah - pile bo (keliling) 7561.814 mm φVc 1 8025.355 kN αs 40 φVc 2 36998.809 kN φVc 3 15578.631 kN φVc pakai 8025.355 kN Vu 2023.788 kN Cek OK - Cek Geser P56 fc 35 Mpa fy 420 Mpa Es 200000 MPa Tebal 4000 mm b 23400 mm D longitudinal 36 mm Selimut 75 mm d 3907 mm Geser 1 arah kolom - Y Vc 91947.984 kN φVc 68960.988 kN d 3907.00 mm lebar kolom 1000.00 mm W pilecap 40098.24 kN FZ kolom maks 53698.54 kN F/A 196.49 kN/m^2 Vu 26635.53 kN Cek OK Geser 1 arah kolom - X Vc 80159.781 kN φVc 60119.836 kN d 3907.000 mm lebar kolom 1000.000 mm W pilecap 40098.240 kN FZ kolom maks 53698.543 kN F/A 196.491 kN/m^2 Vu 29233.331 kN cek OK Geser 2 arah - kolom bo (keliling) 19628.000 mm φVc 1 173534.138 kN αs 40 φVc 2 281347.795 kN φVc 3 112286.795 kN φVc pakai 112286.795 kN Vu 53698.543 kN Cek OK Geser 2 arah - pile bo (keliling) 16044.114 mm φVc 1 47282.818 kN αs 40 φVc 2 271034.415 kN φVc 3 91784.293 kN φVc pakai 47282.818 kN Vu 9912.240 kN Cek OK - 140 7.9.2.Penulangan Longitudinal Penulangan longitudinal pile cap dilakukan dengan menggunakan software SAFE. Berikut adalah contoh pemodelan pile cap GP 1.1 dan GP 1.2 pada SAFE. - Mendefinisikan material yang digunakan Material yang didefinisikan yaitu beton dan tulangan yang akan dipakai Gambar 7. 24 Masukan Material Beton pada SAFE - Mendefinisikan komponen yang akan digunakan Komponen yang akan digunakan yaitu pilecap, kolom, dan pile. Gambar 7. 25 Masukan Komponen pada SAFE - Menggambarkan pilecap, kolom, dan juga pondasi tiang 141 Gambar 7. 26 Pemodelan Pile Cap SAFE - Memeasukkan kombinasi pembebanan pada titik tengah kolom Gambar 7. 27 Masukan Kombinasi Beban Kolom pada SAFE - Mendefinisikan point spring pada tiap tiang. Gambar 7. 28 Mendefinisikan Point Spring pada Setiap Tiang 142 - Menjalankan analisis pada SAFE Analisis yang dilakukan pada SAFE yaitu pengecekan punching shear yang terjadi akibat kolom atau tiang pondas, dan penulangan longitudinal yang dibutuhkan oleh pilecap. - Menentukan tulangan yang sesuai dengan kebutuhan Diameter tulangan serta spasi akan ditentukan untuk tulangan arah X dan arah Y dengan cara trial and error dengan mengubah-ubah diameter dan spasinya sehingga tidak muncul lagi bagian-bagian merah seperti pada gambar di bawah. Dari hasil trial and error, didapatkan tulangan atas dan bawah untuk arah X dan Y yaitu D25 dengan spasi 200 mm. Namun jumlah tulangan ini dapat berubah jika belum memenuhi As minimum yang ditentukan. Gambar 7. 29 Pemberitahuan Kekurangan Tulangan pada SAFE Gambar 7. 30 Masukan Diameter Tulangan dan Spasi pada SAFE 143 - Menghitung As min π΄π min πππβ π = 0,0018 × π‘ππππ × ππππππππππππ π΄π min πππβ π¦ = 0,0018 × π‘ππππ × ππππππππππππππ π΄π min πππβ π = 0,0018 × 900 × 2000 = 3240 ππ2 π΄π min πππβ π¦ = 0,0018 × 900 × 4500 = 7290 ππ2 - Menghitung As pakai π΄π = 1 2000 × π × 252 × = 4908,739 ππ2 4 200 Karena sudah memenuhi As minimum, maka desain bisa dipakai. Berikut adalah tabel hasil penulangan longitudinal pilecap. Tabel 7. 47 Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P2 Penulangan Longitudinal - X P2 rho 0.0018 Tebal 1100 mm Panjang 4500 mm Lebar 2000 mm Asmin 3960 mm^2 Bottom tul 25 mm spasi 200 mm Aspakai 4908.739 mm2 Cek OK Top tul 25 mm spasi 200 mm Aspakai 4908.739 mm2 Cek OK - Penulangan Longitudinal - Y P2 rho 0.0018 Tebal 1100 mm Panjang 4500 mm Lebar 2000 mm Asmin 8910 mm^2 Bottom tul 25 mm spasi 200 mm Aspakai 11044.662 mm2 Cek OK Top tul 25 mm spasi 200 mm Aspakai 11044.662 mm2 Cek OK - 144 Tabel 7. 48 Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P4 Penulangan Longitudinal - X P4 rho 0.0018 Tebal 1500 mm Panjang 4500 mm Lebar 4500 mm Asmin 12150 mm^2 Bottom tul 25 mm spasi 100 mm Aspakai 22089.3233 mm2 Cek OK Top tul 25 mm spasi 150 mm Aspakai 14726.216 mm2 Cek OK - Penulangan Longitudinal - Y P4 rho 0.0018 Tebal 1500 mm Panjang 4500 mm Lebar 4500 mm Asmin 12150 mm^2 Bottom tul 25 mm spasi 100 mm Aspakai 22089.3233 mm2 Cek OK Top tul 25 mm spasi 150 mm Aspakai 14726.216 mm2 Cek OK - Tabel 7. 49 Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P6 Penulangan Longitudinal - X P6 rho 0.0018 Tebal 1200 mm Panjang 7000 mm Lebar 4500 mm Asmin 9720 mm^2 Bottom tul 25 mm spasi 100 mm Aspakai 22089.3233 mm2 Cek OK Top tul 25 mm spasi 200 mm Aspakai 11044.662 mm2 Cek OK - Penulangan Longitudinal - Y P6 rho 0.0018 Tebal 1200 mm Panjang 7000 mm Lebar 4500 mm Asmin 15120 mm^2 Bottom tul 25 mm spasi 100 mm Aspakai 34361.1696 mm2 Cek OK Top tul 25 mm spasi 200 mm Aspakai 17180.585 mm2 Cek OK - 145 Tabel 7. 50 Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P9 Penulangan Longitudinal - X P9 rho 0.0018 Tebal 1500 mm Panjang 7000 mm Lebar 7000 mm Asmin 18900 mm^2 Bottom tul 32 mm spasi 150 mm Aspakai 37531.5602 mm2 Cek OK Top tul 32 mm spasi 200 mm Aspakai 28148.670 mm2 Cek OK - Penulangan Longitudinal - Y P9 rho 0.0018 Tebal 1500 mm Panjang 7000 mm Lebar 7000 mm Asmin 18900 mm^2 Bottom tul 32 mm spasi 150 mm Aspakai 37531.5602 mm2 Cek OK Top tul 32 mm spasi 200 mm Aspakai 28148.670 mm2 Cek OK - Tabel 7. 51Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P32 Penulangan Longitudinal - X P32 rho 0.0018 Tebal 1500 mm Panjang 19500 mm Lebar 9500 mm Asmin 25650 mm^2 Bottom tul 36 mm spasi 150 mm Aspakai 64465.4813 mm2 Cek OK Top tul 36 mm spasi 200 mm Aspakai 48349.111 mm2 Cek OK - Penulangan Longitudinal - Y P32 rho 0.0018 Tebal 1500 mm Panjang 19500 mm Lebar 9500 mm Asmin 52650 mm^2 Bottom tul 36 mm spasi 150 mm Aspakai 132323.883 mm2 Cek OK Top tul 36 mm spasi 200 mm Aspakai 99242.912 mm2 Cek OK - 146 Tabel 7. 52 Hasil Penulangan Longitudinal Pile Cap P56 Penulangan Longitudinal - X P56 rho 0.0018 Tebal 4000 mm Panjang 23400 mm Lebar 20400 mm Asmin 146880 mm^2 Bottom tul 36 mm spasi 75 mm Aspakai 276862.277 mm2 Cek OK Top tul 36 mm spasi 100 mm Aspakai 207646.708 mm2 Cek OK - Penulangan Longitudinal - Y P56 rho 0.0018 Tebal 4000 mm Panjang 23400 mm Lebar 20400 mm Asmin 168480 mm^2 Bottom tul 36 mm spasi 75 mm Aspakai 317577.318 mm2 Cek OK Top tul 36 mm spasi 100 mm Aspakai 1714918 mm2 Cek OK - 7.10. Desain Balok Pengikat Balok pengikat atau tie beam merupakan penyatu antar pilecap. Balok pengikat akan memiliki ketentuan seperti pada tabel dibawah. Balok pengikat akan didesain untuk menahan gaya geser dan gaya dalam momen yang ditimbulkan dari adanya differential settlement. Tabel 7. 53 Dimensi Balok Pengikat h b s I fc' E Tiebeam 800 400 75 17066666667 35 27805.575 mm mm mm mm^4 MPa MPa 7.10.1. Pengecekan Geser - Menghitung nilai d π =β−π − - πππππ 25 − ππ‘ππππ = 800 − 75 − − 13 = 699,5 ππ 2 2 Menghitung Vu Dari differential settlement 147 ππ’ = 2 × π₯π 313,2 = 2× = 42,112 ππ πΏ 14,8 Dari berat sendiri π΅ππππ π ππππππ = π × β × ππ × π = 114,263 ππ ππ’ π‘ππ‘ππ = 156,376 ππ - Menghitung Av 1 1 π΄π£ = 2 × × π × π·2 = 2 × × π × 132 = 265,465 ππ2 4 4 - Menentukan s π 1 = 1 × π = 200 ππ 4 π 2 = 24 × π·π‘ππππ = 600 ππ π 3 = 200 ππ Maka diambil s sebesar 200 mm. - Menghitung Vs ππ = - π΄π£ × ππ¦ × π 265,465 × 420 × 699,5 = = 371,385 ππ π 200 Pengecekan Vs terhadap Vu 371,385 > 156,376 ππ (ππππππ’βπ) Tabel 7. 54 Pengecekan Geser Balok Pengikat Pengecekan Geser Vc 1867.631 beban sloof 114.263 Vu 156.376 Av min 1 73.359 Av min 2 70.000 Av min pil 73.359 Av pakai 265.465 Vs 371.385 s1 200 s2 200 s3 312 s4 300 s pilih 200 Konfigurasi D13-200 kN kN kN mm^2 mm^2 mm^2 mm^2 kN mm mm mm mm m - 148 7.10.2. Penulangan Longitudinal - Menghitung nilai d π =β−π − - πππππ 25 − ππ‘ππππ = 800 − 75 − − 13 = 699,4 ππ 2 2 Menghitung Mu ππ’ = 6 × πΈπΌ × βπ πΏ2π Nilai Δs diambil dari differential settlement terbesar, yaitu 24,355 mm. ππ’ = 6 × 27805,58 × ( 1 24,355 × 400 × 8003 ) × 12 14878 = 313275138 π − ππ - Menghitung As min π΄π min 1 = √ππ ′ √35 ×π×π = × 400 × 662,5 = 979,851 ππ2 4 × ππ¦ 4 × 420 π΄π min 2 = 1,4 × π × π 1,4 × 400 × 662,5 = = 927,851 ππ2 ππ¦ 400 π΄π min πππππ = 979,851 ππ2 - Menghitung As pakai π΄π = 1 1 × π × π·2 × π = × π × 252 × 8 4 4 = 3926, 99 ππ2 (π π’ππβ ππππππ’βππ΄π ππππππ’π) - Menghitung nilai a π= - π΄π × ππ¦ 3926,99 × 420 = = 132,00 ππ 0.85 × ππ ′ × π 0.85 × 35 × 400 Menghitung φMn πππ = 0,8 × π΄π × ππ¦ 420 π = 0,8 × 392,99 × 132 π−2 662,5 − 2 = 749584201 π − ππ - Pengecekan Mu terhadap φMn 313,27 ππ − π < 749,58 ππ − π (ππππππ’βπ) - Menghitung Pu pada balok pengikat ππ’ πππππ ππππππππ‘ = πππππ πππππ × 10% = 5384,232 ππ - Pengecekan Pu dan Mu pada diagram interaksi 149 Pengecekan dilakukan menggunakan PCA-COL. Dari hasil pemodelan, Pu dan Mu masih berada di dalam diagram interaksi. - Konfigurasi tulangan longitudinal adalah 4D25 untuk atas dan bawah. Gambar 7. 31 Diagram Interaksi Balok Pengikat Tabel 7. 55 Hasil Penulangan Longitudinal Balok Pengikat Penulangan Longitudinal d transversal 13 d 699.5 fy 400 Asmin 1 1034.574 Asmin 2 979.300 As min pakai 1034.574 Δs 24.355 Ls 14878 ΔM 313275138 n 8 As 3926.991 a 132.000 Mn 995099715 φMn 796079772 cek OK Pu 53849.232 P sloof 5384.923 mm mm Mpa mm^2 mm^2 mm^2 mm mm N-mm buah mm^2 mm N-mm N-mm kN kN 7.11. Pengendalian Mutu Pondasi Pengendalian mutu pondas tiang akan dilakukan terhadap 3 kapasitas tiang, yaitu kapasitas tekan tiang, kapasitas tarik tiang, dan kapasitas lateral tiang. 150 Pengendalian mutu pondasi proyek Cibadak Brookplaza & Hotel Mengacu pada SNI 8460-2017. - Uji Pembebanan Aksial Tekan Uji pembebanan pondasi tiang mengacu pada standar ASTM D1143. Pada proyek Cibadak Brookplaza & Hotel uji pembebanan tekan akan dilakukan denagan metode beban mati (kentledge). Banyaknya tiang yang akan diuji yaitu 3 buah untuk pondasi diameter 1 m bagian dalam basement, 1 buah pondasi tiang diameter 1 m bagian luar basement, dan 2 buah pondasi diameter 1,2 m. Beban yang akan digunakan untuk pengujian yaitu 200% kali daya dukung rencana untuk memikil daya beban gravitasi untuk uji beban aksial. Untuk Batasan deformasi yang terjadi pada pembebanan 200% yaitu 40 mm untuk pondasi diameter 1 m, dan 48 mm untuk pondasi diameter 1,2 m. Sedangkan deformasi permanen yang dilakukan setelah pembebanan dilepaskan yaitu 12 mm. - Uji Pembebanan Aksial Tarik Uji pembebanan aksial tarik menggunakan standar ASTM D3689. Metode yang akan digunakan yaitu metode beban mati (kentledge). Banyaknya tiang yang akan diuji yaitu 2 buah pondasi diameter 1 m bagian dalam basement, 1 buah pondasi diameter 1 m bagian luar basement, dan 1 buah pondasi diameter 1,2 m. Beban pengujian yaitu sebesar 200%, dengan Batasan deformasi elastik sebesar 25 mm. - Uji Pembebanan Lateral Uji pembebanan lateral dilaksanakan dengan mengacu pada ASTM D3966 edisi terbaru. Metode yang akan digunakan dalam uji pembebanan lateral yaitu metode beban mati pada kondisi free head pada elevasi cut-off-level. Pada proyek Cibadak Brookplaza & Hotel, uji pembebanan lateral akan dilakukan minimum 1 untuk tiap tiang yang ukuran penampangnya sama. Batasan pergeseran kepala tiang saat uji pembebanan lateral yaitu 10 mm pada beban 100% beban rencana, dan 25 mm pada beban 200% beban rencana. (Badan Standar Nasional, 2013) (Subramanya, 2008) (Comparative Study of Load and Resistance Factor Design Versus Allowable Stress Design) 151 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1. Timbunan Timbunan setinggi 2 meter didesain sebagai pencegahan banjir. Penurunan elastik akibat timbunan terjadi sebesar 0,042 m. Penurunan akibat konsolidasi primer sebesar 0,181706 m. Penurunan akibat konsolidasi sekunder sebesar 0,0046 m. Oleh karena itu penurunan total yang terjadi sebesar 0,228 m. 2. Dinding Penahan tanah - Dinding penahan tanah yang akan digunakan adalah secant pile dengan perkuatan angkur. Dinding memiliki kedalaman penetrasi 21 m. Diameter primary pile dari secant pile yang didesain yaitu 0,8 m dan secondary pile 1 m. - Angkur akan digunakan pada elevasi -1,5 m dan elevasi -4,5 m. Angkur 1 akan menggunakan 3 buah strand dengan prestress sebesar 417,12 kN/m, sedangkan angkur 2 akan menggunakan 7 buah strand dengan prestress sebesar 973,28 kN/m - Secant pile memiliki tulangan longitudinal 24D22 dan tulangan transversal spiral D22-50. - Deformasi lateral dinding untuk kondisi undrained dan drained dapat dilihat pada subbab 6.5 dimana batasan deformasi sebesar 35 mm. - Nilai angka keamanan global, angka keamanan Free Length, dan angka keamanan fixed length dapat dilihat pada subbab 6.4 dan 6.2, dimana semua nilai yang didapat sudah memenuhi kriteria desain yang ditetapkan pada subbab 2.7 dan 2.9. (SF global = 1,5 ; SF Free Length: 2 ; SF Fixed Length: 3) - Dewatering yang dilakukan pada proyek ini menggunakan metode cut off dengan pompa submersible berjumlah 8 titik dengan berkapasitas 2 m3/min. Radius pengaruh pemompaan yaitu 390 m. 3. Pondasi - Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang bor dengan diameter 1 m dan 1,2 m. 152 - Didesain 6 jenis pile cap, yaitu P2 (2 tiang), P4 (4 tiang), P6 (6 tiang), P9 (9 tiang), P32 (32 tiang) dan P56 (56 tiang). P2, P4, P6, P9, dan P32 memiliki kedalaman 21 m. Sedangkan P56 memiliki kedalaman 26 m. - Penurunan yang terjadi pada pondasi dapat dilihat pada subbab 7.6, dimana semua nilai penurunan tidak melebihi penurunan yang diizinkan (20,33 cm) dan untuk differential settlement tidak melebih rasio 1/300. - Pengecekan uplift terdapat pada subbab 7.7, dimana SF yang dihasilkan sebesar 1,7 dan sudah melebih SF minimum - Penulangan pondasi tiang dapat dilihat pada subbab 7.8 - Penulangan pile cap dapat dilihat pada subbab 7.9 - Balok pengikat antar pile cap pondasi didesain dengan lebar 400 mm dan tinggi 800 mm. Balok pengikat memiliki tulangan transversal D13-200 dan tulangan longitudinal 4D25 atas dan bawah. 8.2. Saran 1. Penyesuain data yang digunakan dengan keadaan yang sesungguhnya sehinga hasil desain bisa lebih baik dan akurat lagi untuk kondisi nyata. 2. Penggunan software yang berlisensi resmi, sehingga hasil pemodelan bisa dapat dipercaya. Penggunaan software yang tidak berlisensi resmi menyebabkan hasil pemodelan selalu berubah-ubah. Lebih baik lagi jika disediakan oleh pihak Program Studi Teknik Sipil. 3. Sebaiknya selama masa kuliah diberikan pembelajaran terkait penggunaan software goeteknik sehingga pengerjaan Tugas Akhir menjadi lebih efektif (Anugrah Pamungkas, 2013) 153 DAFTAR PUSTAKA Anugrah Pamungkas, E. H. (2013). Desain Pondasi Tahan Gempa. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Badan Standar Nasional. (2013). SNI 2847 - 2013, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standar Nasional. Badan Standar Nasional. (2017). SNI 8460-2017, Persyaratan Perancangan Geoteknik. Jakarta: Badan Standar Nasional. Bentley, S. P. (2016). Soil Properties and There Correlations Second Edition. United Kingdom: WILEY. Comparative Study of Load and Resistance Factor Design Versus Allowable Stress Design. (n.d.). Seventh International Specialty Conference on ColdFormed Steel Structures. Missouri, USA. Das, B. M. (2014). Principles of Geotechnical Engineering, 8th SI Edition. United States of America: Cengage Learning. Das, B. M. (2016). Principles of Foundation Engineering Eight Edition. Boston, USA: Cengage Learning. Sahadewa, A. (2019). Modul Mata Kuliah Rekayasa Pondasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Subramanya, D. K. (2008). Engineering Hydrology. New Delhi: The Mcgraw Hill Companies. US. Departement of Transportation. (1999). Geotechnical Engineering Circular No.4 Ground Anchors and Anchored Systems. Washington DC: US. Departement of Transportation. 154 LAMPIRAN 155