At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 00-00 Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 15 SAMARINDA Sri Hartono1, Husniah Achmad2 SMKN 15 Samarinda, Indonesia Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris, Samarinda, Indonesia Email : srih1498@gmail.com1, niaachmad2901@gmail.com 1 2 Received: April 2020 DOI: Accepted: June 2020 Published: September 2020 Abstract : This study aimed to discuss the principal management in improving the quality of education at SMKN 15 Samarinda. There are three things raised in this study: firstly, the principal's role, secondly the obstacle faced by the principal, and thirdly the principal's effort in improving the quality of education. This research uses descriptive qualitative analytical design, and it was conducted from February to May 2021 at SMK Negeri 15 Samarinda Jl. Ir. H. Nusyirwan Ismail, M.Si, Lok Bahu, Kec. Sungai Kunjang, Samarinda, East Kalimantan. There are two types of data in this study: primary data obtained from observations and interviews and secondary data obtained from documentation during this research. Data validation is done through a triangulation process. Data analysis techniques used in this research are reduction, verification of presentation, and drawing of conclusions. The results showed that the principal management is done by system embodied at SMKN 15 Samarinda in the implementation of education. The principal appears as a educator, manager, administrator and supervisor figure who guides teachers and students so that the educational goals at the SMKN 15 Samarinda can be achieved properly. The principal's leadership binds and harmonizes and encourages all potential school resources for improving the quality of education. Keywords : management, quality of education, vocational school Abstrak : Penelitian ini membahas tentang manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMKN 15 Samarinda. Terdapat tiga hal yang diangkat dalam penelitian ini, diantaranya adalah; (1) Peran kepala sekolah, (2) Hambatan kepala sekolah, dan (3) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif analitis. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari hingga Bulan Mei Tahun 2021 di SMK Negeri 15 Samarinda Jl. Ir. H. Nusyirwan Ismail, M.Si, Lok Bahu, Kec. Sungai Kunjang, Kota Samarinda Prov. Kalimantan Timur. Terdapat dua jenis data dalam penelitian ini, yakni data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara serta data sekunder diperoleh dari dokumentasi selama penelitian ini dilaksanakan. Validasi data dilakukan melalui proses Triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, reduksi, verifikasi penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kepala sekolah di At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 04 No. 01 (2020) : 1-12 SMKN 15 Samarinda diejawantahkan melalui system dalam pelaksanaan pendidikan. Kepala sekolah tampil sebagai edukator, manajer, administrator, dan supervisor sosok yang mengarahkan para guru dan peserta didik agar tujuan pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 15 Samarinda dapat tercapai dengan baik. Kepemimpinan kepala sekolah mengikat dan mengharmonisasi, serta mendorong segala potensi sumber daya sekolah demi peningkatan mutu pendidikan. Kata Kunci: manajemen, mutu pendidikan, sekolah menengah kejuruan INTRODUCTION Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berperan dan bertanggungjawab penuh untuk menciptakan sumber daya manusia yang cakap serta memiliki kemampuan, dan skill, sehingga setiap lulusan Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan memiliki kompetensi keahlian professional dalam menghadapi persaingan dalam dunia kerja. (Edi, Suharno, & Widiastuti, 2017) menyatakan bahwa tujuan utama pelaksanaan pendidikan menengah kejuruan adalah membekali siswa dengan keterampilan dalam bidang tertentu. Namun kenyataannya, lulusan SMK cenderung kurang percaya diri, tidak mampu bersaing, dan lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan alasan minimnya kompetensi dan keahlian yang mereka miliki setelah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah kejuruan. Tantangan dan hambatan dalam mewujudkan pembelajaran yang bermutu dirasakan semakin kompleks oleh setiap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk menyajikan pembelajaran yang mengarah pada kompetensi keahlian yang sesuai dengan dunia industry kepada setiap siswa. Secara umum, sebagai penyelenggara Pendidikan, SMK mengalami kesulitan dalam membentuk link and match antara SMK dengan dunia industry. Dalam beberapa tahun terakhir tercatat jika 813.776 orang lulusan SMK tidak memperoleh lapangan kerja yang sesuai(Efendi, Radhia, & Rizki, 2017). Oleh karena itu, dengan tingginya jumlah pengangguran mengisyaratkan bahwa peningkatan mutu Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan merupakan masalah fundamental yang harus diselesaikan. Terdapat dua factor yang secara signifikan dapat mempengaruhi mutu dan kompetensi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan, diantaranya; (1) factor internal yang berasal dari dalam diri peserta didik berupa minat, bakat, motivasi perkembangan, dan readiness, (2) factor eksternal yang berasal dari latar belakang orang tua, budaya, kurikulum, metode mengajar, kinerja guru, disiplin, dan sarana maupun prasarana penunjang proses pembelajaran. Profesionalisme guru SMK merupakan faktor penentu keberhasilan dan kualitas pembelajaran di setiap SMK(Marsiti, 2011). Mutu merupakan sesuatu yang telah melalui standarisasi yang diawali dari input, proses dan output At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article 2 yang sesuai(Nailufar, Ekosiswoyo, & Mulyono, 2019). Pendidikan yang memiliki input, proses dan output yang sesuai dengan ekspektasi dan memberikan kepuasan pada pelanggan merupakan konsep pendidikan yang bermutu. Pasca implementasi sistem manajemen mutu iso 9001:2008 strategi peningkatan mutu SMK dalam peningkatan mutu pelayanan diantaranya adalah dibutuhkannya dukungan pemerintah, SDM yang memadai, sarana dan prasarana serta alokasi anggaran yang ideal(Ulum, 2017). Rancangan sistem penjaminan mutu internal pada setiap Sekolah Menengah Kejuruan membutuhkan komitmen yang tinggi mengenai budaya mutu dari pimpinan(Zahrok, 2020). Peningkatan mutu berbasis kemitraan merupakan hal urgen untuk diimplementasikan pada setiap penyelenggara pendidikan menengah kejuruan(Indonesia, 2014). Bekerja, melanjutkan, wirausaha, peningkatan sumberdaya manusia, dan pengadaan sarana dan prasarana merupakan strategi kepala sekolah untuk meningkatkan mutu di SMKN 1 Mojokerto(Alam, 2020). Penerapan manajemen peningkatan mutu peserta didik secara berkelanjutan dapat meningkatkan mutu di SMK Muhammadiyah 1 Paguyangan Kabupaten Brebes(Abdillah, 2015). Lebih lanjut, melalui manajemen inovasi pembelajaran berdampak siginifikan dalam meningkatkan mutu lulusan di SMKN 1 Kuningan(Studi, Pendidikan, & Semarang, 2018). Faktor determinan terhadap mutu kompetensi lulusan SMK adalah kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan secara signifikan mempengaruhi sumber daya manusia dalam setiap organisasi(Jaliah, Fitria, & Martha, 2020). Manajerial kepala sekolah mampu meningkatkan kualitas pembelajaran demi pencapaian mutu yang maksimal(Taswir, 2014). Kepemimpinan kepala sekolah merupakan penunjang keberhasilan dalam Program SMK unggulan(Indrawan, 2014). Kepemimpinan kepala sekolah merupakan penunjang keberhasilan dalam Program SMK unggulan. Melalui manajemen mutu terpadu, kolaborasi antara kepala sekolah dan guru merupakan mampu meningkatkan kinerja dan mutu SMKN 1 Banda Aceh(Yusmina, Murniati, & Niswanto, 2014). Dalam satu dekade terakhir, berbagai penelitian yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan telah dilakukan, namun belum ditemukan penelitian mengenai manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Manajemen kepala sekolah dapat diartikan sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan melalui kerjasama dan pemamfaatan sumber daya yang dimiliki secara proporsional dan terukur(Azmi & Ridha DS, 2019). Maka dari itu, penelitian ini berfokus pada manajemen kepala sekolah dalam At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article 3 meningkatkan mutu pendidikan di SMKN 15 Samarinda. Terdapat tiga pertanyaan dalam penelitian ini, diantaranya; (1) Apa peran kepala sekolah, (2) Bagamana hambatan kepala sekolah, dan (3) Bagamana manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami peran, dan mengetahui hambatan serta upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 15 Samarinda. Mamfaat dari penelitian ini diantaranya adalah;(1) dapat menjadi rujukan teoritis ilmu manajemen pendidikan khususnya pada Sekolah Menengah kejuruan, dan (2) dapat menjadi pedoman utama dalam pelaksanaan pendidikan yang berorientasi mutu pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 15 Samarinda. RESEARCH METHOD Desain deskriptif kualitatif analitis digunakan dalam penelitian ini untuk mengungkapkan berbagai teori dan norma tentang mutu pendidikan serta implementasinya pada objek penelitian. Terdapat tiga jenis pendekatan teoritik yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya; (1) pedagogis, untuk mengetahui kemampuan kepala sekolah dalam memimpin serta mengambil kebijakan –kebijakan dalam sekolah, (2) Psikologis, untuk mengetahui untuk mengetahui implementasi kebijakan manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan, dan (3) Manajerial, untuk mengetahui pengelolaan dengan melibatkan berbagai unsur dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari hingga Bulan Mei Tahun 2021 di SMK Negeri 15 Samarinda Jl. Ir. H. Nusyirwan Ismail, M.Si, Lok Bahu, Kec. Sungai Kunjang, Kota Samarinda Prov. Kalimantan Timur. Terdapat dua jenis data dalam penelitian ini, yakni data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara serta data sekunder diperoleh dari dokumentasi selama penelitian ini dilaksanakan. Validasi data dilakukan melalui proses Triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, reduksi, verifikasi penyajian dan penarikan kesimpulan. FINDINGS AND DISCUSSION Peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan Kepala sekolah tampil sebagai seorang figur pendidik yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang kondusif, dengan kata lain bahwa kepala sekolah mengorganisir seluruh aspek pelaksanaan pendidikan. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah SMKN 15 Samarinda bertanggung jawab penuh atas dalam membantu para pendidik secara maksimal, memotivasi para pegawai dan peserta didik demi tercapainya mutu pendidikan sesuai dengan visi misi SMKN 15 Samarinda. Dengan demikian, kepala sekolah memiliki peran sentral dalam setiap proses pembelajaran di SMKN 15 Samarinda. At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article 4 Menurut Kepala Sekolah SMKN 15 Samarinda, terwujudnya sistem dalam pendidikan pada SMKN 15 Samarinda merupakan sinergitas antara peserta didik yang membutuhkan peran kepala sekolah yang kredibel dan kapabel dalam mengolah organisasi sehingga SMKN 15 Samarinda menjadi lebih maju sesuai dengan amanah Undang-Undang Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus memiliki kapabilitas untuk menciptakan interaksi pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Terdapat empat peran utama yang dimiliki oleh kepala sekolah SMKN 15 Samarinda dalam meningkatkan mutu pendidikan, yakni edukator yang berperan sebagai pelaksana maupun pengembang kurikulum SMKN 15 Samarinda. Menjadi seorang edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator merupakan peran seorang kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan(Fitrah, 2017). Disamping itu, dengan komitmen yang tinggi kepala sekolah senantiasa berfokus pada pengembangan kompetensi guru demi menunjang mutu pendidikan. Kepala sekolah sebagai manajer tidak hanya mengorganisir namun juga berorientasi pada kegiatan pengembangan profesi para pendidik dan tenaga kependidikan, dengan kata lain bahwa kepala sekolah senantiasa memfasilitasi para pendidik maupun tenaga kependidikan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan pengembangan diri melalu pelatihan, diskusi profesional maupun melanjutkan pendidikan. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah wajib memiliki tiga keterampilan dalam bertindak yakni; Technical skills berupa kemampuan dalam menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik melaksanakan kegiatan khusus, Human skills berupa pemahaman psikologi terhadap seluruh anggota organisasi, dan Conceptual skills berupa kemampuan analisis, berpikir rasional, dan peka terhadap permasalahan demi mencari solusi yang mengarah pada peningkatan mutu SMKN 15 Samarinda. Kepala sekolah sebagai administrator, yang berkemampuan untuk mengelola kurikulum, administrasi sarana maupun prasarana, arsip serta keuangan untuk menunjang produktifitas SMKN15 Samarinda. Kepala sekolah sebagai supervisor yang melaksanakan kegiatan supervisi melalui kunjungan, pegamatan kelas yang dilakukan secara berkala untuk memastikan proses belajar mengajar telah terlaksana dengan baik dan terarah. Lebih lanjut, menurut kepala sekolah, dari hasil supervisi tersebut kelemahan dan keunggulan maupun kualitas pembelajaran dapat teridentifikasi dengan baik. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi peran kepala sekolah SMKN 15 Samarinda dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui; (1) manajemen peserta didik berupa upaya memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh peserta didik selama menempuh pendidikan di SMKN At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article 5 15 Samarinda, (2) manajemen pendidik berupa usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memberikan motivasi untuk mewujudkan sinergi antara masyarakat sekolah demi terwujudnya mutu pendidikan yang maksimal, (3) manajemen keuangan berupa efisiensi, transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran pendidikan yang berorientasi pada pengembangan mutu pembelajaran, (4) manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan melalui efisiensi penggunaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMKN 15 Samarinda dalam menunjang setiap proses pembelajaran. Hambatan Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan Pelaksanaan kegiatan pendidikan yang mengacu pada peningkatan mutu pada SMKN 15 Samarinda berlangsung secara berkelanjutan dan dievaluasi dengan menggunakan sistem evaluasi manajemen yang sesuai, namun ditemukan kendala internal yang turut mempengaruhi peningkatan kualitas dan mutu di setiap proses pembelajaran. Berdasarkan temuan penelitian, SMKN 15 Samarinda masih membutuhkan tenaga pengajar/guru dengan kualifikasi yang sesuai. Oleh karena itu, kepala SMKN 15 Samarinda melalui anggaran sekolah berinisiatif untuk mengangkat guru honorer atau guru tidak tetap yang kompoten dan berkualitas. Disisi lain, terdapat beberapa guru mata pelajaran yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan di SMKN 15 Samarinda, untuk itu selaku pimpinan, kepala sekolah terus melakukan improvisasi peningkatan kualitas guru melalui diklat mata pelajaran agar guru tersebut dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai tugas profesional yang diemban oleh dirinya. Manajemen Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu pendidikan Perencanaan dan penyusunan program-program strategis merupakan langkah awal dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan oleh kepala SMKN 15 Samarinda. Kepemimpinan yang diemban oleh kepala sekolah merupakan sebuah jabatan strategis untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, Kepala SMKN 15 Samarinda berusaha semaksimal mungkin agar SMKN 15 Samarinda menjadi sekolah yang berkualitas dan unggul. Lebih lanjut, kepemimpinan kepala SMKN 15 Samarinda merupakan entitas yang membimbing segenap masyarakat sekolah untuk mengedepankan mutu dan kualitas pembelajaran. Kepemimpinan yang ideal dapat membentuk ikatan dan harmoni sehingga menjadikan seluruh sumber daya dapat berjalan dengan sempurna. Hal ini senada dengan (Husaini & Fitria, 2019) yang menyatakan bahwa keberhasilan dan kualitas pendidikan di sekolah dapat tercapai melalui peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang mengatur segala proses kegiatan dan pelaksanaan pendidikan. Tahapan-tahapan perencanaan yang dilaksanakan oleh kepala SMKN 15 Samarinda meliputi berbagai hal diantaranya, (1) intensitas kehadiran kepala At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article 6 sekolah untuk melakukan pengawasan kinerja para pendidik dan dan kehadiran peserta didik. Melalui hal tersebut, pengawasan program kerja dapat dilakukan secara intensif dan dapat menjadi teladan yang ideal bagi seluruh komponen SMKN 15 Samarinda, (2) tanggungjawab kepala sekolah berupa sikap, perbuatan dan perilaku sebagai seorang pemimpin yang menaungi pendidik dan peserta didik, (3) kapabilitas dan pengalaman berorganisasi sehingga pengelolaan yang dilakukan oleh kepala SMKN 15 Samarinda nampak berfokus pada kegiatan pengembangan mutu pendidikan, (4) asas keadilan berupa perlakuan yang sama kepada para pendidik dan peserta didik, (5) kecakapan dan keterampilan untuk menciptakan kreatifitas pembelajaran, (6) sarana dan prasarana, pentingnya untuk memiliki perlengkapan pembelajaran serta alat praktikum untuk menunjang proses pembelajaran. Kecerdasan profesional, personal dan manajerial merupakan kecerdasan pokok yang mutlak dimiliki oleh kepala sekolah dalam mengemban tugasnya(Ningsih, 2018). Pengembangan organisasi sekolah yang diterapkan di SMKN 15 Samarinda dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan memahami, mekanisme organisasi sebagai sebuah proses, dasar penyusunan struktur organisasi, bentuk organisasi secara proporsional. Dilain pihak, kepala sekolah juga mengimplementasikan langkah-langkah pengorganisasian kegiatan sekolah formal maupun informal, Mengembangkan struktur organisasi formal kelembagaan yang mengacu pada model organisasi yang relevan yang disertai dengan pengembangan standar operasional prosedur pelaksanaan organisasi. Kepala sekolah sebagai pengelola memiliki peranan strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMKN 15 Samarinda. Kepala Sekolah diharapkan mampu menciptakan iklim sekolah yang kondusif demi terlaksanannya pembelajaran yang efektif dan bermutu. Terdapat dua hal yang fundamental dalam diri kepala SMKN 15 Samarinda, yaitu (1) kekuasaan, kekuatan, otoritas dan legalitas berupa wewenang untuk mempengaruhi dan menggerakkan mengelola sekolah sebagai lembaga pendidikan, (2) kewibawaan, kelebihan, keunggulan, keutamaan untuk mengatur setiap masyarakat sekolah. Kerjasama yang baik sebaiknya dimulai dengan persiapan-persiapan seperti kualifikasi yang relevan dengan jabatan yang disertai dengan pengetahuan dan wawasan dalam memimpin sebuah organisasi pendidikan. Persiapan teknis, berupa tata kelola dalam menjamin terciptanya proses pembelajaran yang berkualitas yang didukung oleh keterampilan administrasi, asesmen dan evaluasi seluruh komponen dan program di SMKN 15 Samarinda. Untuk itu, kepala sekolah senantiasa menjaga asas keadilan, memberikan motivasi, mengalokasikan anggaran kegiatan dan menjadi At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article 7 katalisator, menciptakan rasa aman, menjadi suri teladan, dan memberikan penghargaan dari setiap kegiatan dalam proses pendidikan di SMKN 15 Samarinda. Dalam mengambil kebijakan, kepala sekolah SMKN 15 Samarinda bertindak sebagai (1) informator yang memiliki pengetahuan yang luas mengenai prinsip pembelajaran seperti merumuskan tujuan, memilih materi dan metode pembelajaran, serta pelaksanaan evaluasi, (2) organisator yang mengorganisir setiap kegiatan pembelajaran guna memaksimalkan proses pembelajaran, (3) motivator yang senantiasa memberikan motivasi kepada seluruh pendidik maupun peserta didik sehingga tercipta proses pembelajaran yang dinamis, (4) directing, pengarah yang memberikan arahan agar menuju pencapaian tujuan pembelajaran, (5) fasilitator yang memfasilitasi agar setiap proses pembelajaran dapat berlangsung secara efisien, (6) mediator yang bertindak untuk melakukan mediasi terhadap setiap permasalahan yang terjadi di SMKN 15 Samarinda, dan (7) evaluator yang melakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan dan program pendidikan dan pembelajaran. Terdapat beberapa strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMKN 15 Samarinda diantaranya adalah; (1) pendekatan sistem sebagai tolak ukur dalam menganalisis, mengorganisir dan bertindak pada setiap hal yang terjadi di sekolah, (2) input manajemen terpadu yakni berupa skala prioritas program yang menjadi target utama demi tercapainya mutu pendidikan yang berkualitas, (3) manajer yang memahami dan mampu melaksanakan setiap tugas, mengkoordinasikan, memobilisasi penyelia, administrator dan regulator yang bijaksana. Setiap tindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah seyogyanya bertujuan untuk meciptakan kreatifitas dan produktifitas kerja guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efisien(Hadi, 2017). Berdasarkan pada dimensi tugas yang terdiri pengembangan kurikulum, manajemen personalia maupun pendidikan, fasilitas, keuangan dan hubungan antara sekolah dan masyarakat, dimensi proses, meliputi kebijakan, tata kelola, koordinasi, kontrol dan evaluasi, dimensi pengelolaan lingkungan dan waktu kerja, dan dimensi keterampilan personal Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepala sekolah tampil sebagai edukator, manajer, administrator, dan supervisor sosok yang mengarahkan para guru dan peserta didik agar tujuan pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 15 Samarinda dapat tercapai dengan baik. Kepemimpinan kepala sekolah mengikat dan mengharmonisasi, serta mendorong segala potensi sumber daya sekolah demi peningkatan mutu pendidikan. CONCLUSION Peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu di SMKN 15 At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article 8 Samarinda diantaranya adalah sebagai edukator, manajer, administrator, dan supervisor. Dalam mengatasi hambatan kurangnya tenaga pendidik, dan kualifikasi yang ilmu yang tidak linear maka kepala sekolah telah mengajukan permohonan tenaga guru terhadap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, dan mengikutkan guru pada beberapa pelatihan dan workshop maupun diklat. Manajemen kepala SMKN 15 Samarinda merupakan entitas yang membimbing segenap masyarakat sekolah untuk mengedepankan mutu dan kualitas pembelajaran melalui kepemimpinan yang ideal sehingga membentuk ikatan harmoni dan menjadikan berbagai sistem berjalan dengan sempurna. REFERENCES Abdillah, J. (2015). Manajemen Peningkatan Mutu Peserta Didik di SMK Muhammadiyah 1 Paguyuban Kabupaten Brebes. Alam, A. M. F. (2020). Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sekolah Menengah Kejuruan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. Azmi, U., & Ridha DS, M. (2019). Manajemen Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 18(02), 93–100. https://doi.org/10.32939/islamika.v18i02.313 Edi, S., Suharno, S., & Widiastuti, I. (2017). Pengembangan Standar Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Siswa Smk Program Keahlian Teknik Pemesinan Di Wilayah Surakarta. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Dan Kejuruan, 10(1), 22. https://doi.org/10.20961/jiptek.v10i1.14972 Efendi, D., Radhia, & Rizki, R. (2017). Problematika lulusan SMK yang banyak pengangguran. INVOTEK: Jurnal Inovasi, Vokasional Dan Teknologi, 17(2), 1– 10. Fitrah, M. (2017). Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Penjaminan Mutu, 3(1), 31. https://doi.org/10.25078/jpm.v3i1.90 Hadi, M. (2017). Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Min Buengcala Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Intelektualita, 5, 17–26. Retrieved from https://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/intel/article/view/4443 Husaini, H., & Fitria, H. (2019). Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan Islam. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan), 4(1), 43. https://doi.org/10.31851/jmksp.v4i1.2474 Indonesia, U. P. (2014). Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Kejuruan Berbasis Kemitraan. Jurnal Administrasi Pendidikan UPI, 21(1), 1–13. https://doi.org/10.17509/jap.v21i1.6655 Indrawan, I. (2014). Meningkatkan Mutu Pendidikan. Al-Afkar, 3(01), 68–79. Jaliah, J., Fitria, H., & Martha, A. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Manajemen Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. Journal of Education Research, 1(2), 146–153. https://doi.org/10.37985/joe.v1i2.14 Marsiti, C. I. R. (2011). Upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah menengah kejuruan melalui pengembangan profesionalisme guru. Jurnal Pendidikan At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article 9 Vokasi, Vol. 1, p. 157. https://doi.org/10.21831/jpv.v1i1.5810 Nailufar, N., Ekosiswoyo, R., & Mulyono, S. E. (2019). The Implementation Analysis of Total Quality Management in Clothing Sewing Training. Journal of Nonformal Education, 5(1), 67–78. https://doi.org/10.15294/jne.v5i1.18334 Ningsih, N. (2018). Manajemen Pembaharuan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. Journal Of Administration and Educational Management (ALIGNMENT), 1(2), 83–91. https://doi.org/10.31539/alignment.v1i2.484 Studi, P., Pendidikan, M., & Semarang, U. N. (2018). Manajemen inovasi pembelajaran untuk pencapaian mutu lulusan di smk negeri 1 kuningan. Taswir, T. (2014). Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkatkan Kinerja Guru Pada Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Negeri 2 Sinabang Kabupaten Simeulue. Jurnal Ilmiah Didaktika, 14(2), 291–304. https://doi.org/10.22373/jid.v14i2.504 Ulum, M. (2017). Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan Pasca Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 1(1), 69–91. Yusmina, E., Murniati, & Niswanto. (2014). Dalam Peningkatan Kinerja Sekolah Pada Smk Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 4(2), 168–178. Retrieved from http://jurnal.unsyiah.ac.id/JAP/article/view/2520/2367 Zahrok, A. L. N. (2020). Implementasi sistem penjaminan mutu internal di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 8(2), 196–204. https://doi.org/10.21831/jamp.v8i2.31288 At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 00 No. 00 (2020) : 0-00 Available online at http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/At-Tarbiyat/article 10