Masa reformasi Transisi dari Orde Baru ke Era Reformasi adalah periode sejarah penting dalam sejarah politik Indonesia yang dimulai pada awal tahun 1998. Orde Baru adalah rezim otoriter yang dipimpin oleh Presiden Soeharto dan berkuasa selama hampir 32 tahun, sejak tahun 1967. Dalam rezim otoriter, kekuasaan tertinggi dipegang oleh satu individu, seperti seorang pemimpin otoriter atau sekelompok elit yang mendominasi politik, yaitu Soeharto. Era Reformasi ditandai oleh perubahan signifikan dalam pemerintahan dan sistem politik Indonesia, termasuk pengenalan demokrasi multipartai, pemilihan umum yang bebas, serta perubahan sosial dan ekonomi yang penting. Transisi ini terjadi karena tekanan dari berbagai kelompok masyarakat yang menuntut perubahan akibat KKN. KRISIS MULTIDIMENSIONAL 1. Krisis Ekonomi: Krisis finansial Asia pada tahun 1997 mengguncang perekonomian Indonesia, mengakibatkan devaluasi drastis mata uang, penurunan pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran yang meningkat. 2. Krisis Sosial: Protes dan demonstrasi massa melanda berbagai kota, dengan mahasiswa, aktivis, dan masyarakat umum yang menuntut reformasi politik dan demokrasi. Beberapa demonstrasi berakhir dengan bentrokan dan kerusuhan. 3. Krisis Politik: Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundurkan diri setelah tekanan dari demonstran. Ini mengakhiri pemerintahan Orde Baru yang telah berlangsung selama beberapa dekade. 4. Krisis Keamanan: Beberapa daerah di Indonesia mengalami ketidakstabilan keamanan dan kerusuhan sebagai dampak dari perubahan politik yang cepat. 5. Krisis Kepercayaan Publik: Munculnya skandal korupsi di pemerintahan Soeharto dan tindakan represif terhadap pelaku pelaku demo (peristiwa Trisakti) mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah. Awal mula munculnya gerakan reformasi Pada tanggal 1 Maret 1998, Soeharto mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatan presiden setelah berkuasa selama hampir 32 tahun. Pengumuman tersebut adalah respons terhadap tekanan besar dari demonstrasi massal yang dipimpin oleh mahasiswa dan masyarakat sipil yang menuntut reformasi politik dan pengunduran dirinya. Protes yang berlanjut selama beberapa bulan sebelumnya telah mencapai puncaknya, dan kondisi sosial dan politik semakin tidak stabil di seluruh Indonesia, yaitu demo oleh mahasiswa Indonesia yang mengakibatkan 4 korban mahasiswa (Peristawa Trisakti) 12 Mei 1998. Pada akhirnya, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, yang mengakhiri pemerintahannya dan membuka jalan menuju Era Reformasi di Indonesia. Pemilihan presiden di Indonesia pada masa itu tidak melibatkan suara langsung rakyat. Soeharto selama bertahun-tahun terpilih kembali melalui pemilihan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang didominasi oleh partai politik yang mendukungnya. Tetapi tekanan dari Gerakan Reformasi dan demonstrasi massa menyebabkan dia akhirnya mengundurkan diri, mengakhiri pemerintahannya yang panjang. Kondisi setelah runtuhnya orde baru (masa reformasi) Setelah Soeharto mengundurkan diri pada tahun 1998, Indonesia memasuki Era Reformasi yang ditandai oleh perubahan besar-besaran dalam kondisi politik, ekonomi, dan sosial. Berikut adalah gambaran singkat tentang kondisi di masing-masing aspek pada masa Reformasi: Kondisi Politik: ● Demokratisasi: Era Reformasi membawa perubahan menuju demokrasi multipartai. Indonesia mengadakan pemilihan umum yang bebas dan adil serta mengembangkan sistem politik yang lebih inklusif. ● Konstitusi Baru: Indonesia mengadopsi konstitusi baru pada tahun 1999, yang memperkuat hak-hak sipil dan politik, serta membatasi kekuasaan eksekutif. ● Kepemimpinan Berganti: Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai presiden pada tahun 2001, dan Indonesia melanjutkan dengan pemilihan umum yang menghasilkan serangkaian presiden dan kepala negara yang dipilih secara demokratis. Kondisi Ekonomi: ● Krisis Ekonomi: Indonesia mengalami dampak berat dari krisis finansial Asia pada akhir 1990-an. Perekonomian mengalami kontraksi, devaluasi mata uang, dan tingkat pengangguran yang tinggi. ● Reformasi Ekonomi: Pemerintah mengambil langkah-langkah reformasi ekonomi untuk memulihkan stabilitas ekonomi, termasuk restrukturisasi sektor keuangan, penghapusan subsidi, dan reformasi sektor perpajakan. Kondisi Sosial: ● Kebebasan Sipil: Era Reformasi membuka jalan bagi peningkatan kebebasan sipil, termasuk kebebasan berbicara, berorganisasi, dan pers yang lebih besar. ● Perubahan Sosial: Indonesia mengalami perubahan sosial yang signifikan, termasuk perkembangan masyarakat sipil yang lebih kuat, peningkatan partisipasi perempuan dalam politik, dan pergeseran nilai-nilai sosial. a