Uploaded by radhamakmur

Psikologi Gestalt

advertisement
Psikologi gestalt muncul sebagai ekspresi dari ketidakpuasan terhadap psikologi wund yang
dianggap lebih menekankan kepada elemen-elemen. Psikologi gestalt berdiri pada tahun 1910 dan
Mark Weitheimer sebagai penggagasnya mempunyai makna keseluruhan.Berbeda dengan wundt yang
bersifat molekuler,Psikologi gestalt menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif atau moral
approach. Ide weitheimer mengenai psikologi gestalt terinspirasi dari pengalamannya naik kereta api
dari Vienna menuju Rhibeline. Berdasarkan pengalaman tersebut,Weitheimer menemukan fenomena
phi phenomenon yang menjadi argumentasi bahwa keseluruhan itu lebih penting daripada
penjumlahan elemen-elemen.
A. SEJARAH MUNCULNYA PSIKOLOGI GESTALT
Psikologi gestalt muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap psikologi Wundt, pada tahun
1900-an sampai menjelang perang dunia I (28 Juli 1914 sampai 11 November 1918), mulai muncul
ketidakpuasan yang lebih serius terhadap experimental psychology. Munculnya Wurzburg dan
Chicago School merupakan salah satu indikasinya. Ketika perang dunia pertama berlangsung,
ketidakpuasan terhadap psikologi Wundt semakin menguat dan mendorong munculnya aliran
psikologi baru salah satunya adalah psikologi gestalt yang bersumer dari Wurzburg School.
Psikologi gestalt berdiri pada tahun 1910-an,dan yang disebut sebut sebagai pendirinya adalah
Mark Weitheimer selain Weitheimrt,Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka memiliki peran yang besar
terhadap psikologi gestalt,berbeda dengan behaviorisme yang berasal dari Amerika Serikat,psikologi
gestalt sendiri bermula di jerman dan kemudian berkembang juga di Amerika Serikat,latar belakang
kemunculan kedua aliran ini relatif sama,yaitu reaksi terhadap psikologi Wundt. Jika para behaviorist
menentang psikologi Wundt yang menjadikan kesadaran sebagai sesuatu yang tidak bisa diteliti sejara
objektif. Psikologi gestalt justru menerima kesaran sebagai subject matter psikologi. Pemikiran Wundt
yang tidak sejalan dengan psikologi gestalt adalah pandangan Wundt yang lebih fokus pada elemenelemen kesadaran.
Dalam perkembangannya,psikologi gestalt kemudian menyampaikan kritik terhadap
behaviorisme,terkhusus terhadam Thorndike yang lebih menekankan pada connectionism,Pavlov
terhdap reflextive behaviori,dan Watson dengan stimulus-respons nya.
B. TOKOH KUNCI PSIKOLOGI GESTALT
1. MAX WERTHEIMER (1880-1943)
Wertheimer lahir di Prague Jerman pada tahun 1880-an. Ia mengambil studi hukum dan filsafat di
University of Prague. Pada saat itu,ia terpengaruh oleh seorang ahli filsafat dan psikologi yang
bernama Christian von Ehrenfels,yang memiliki pandangan bahwa persepsi tidak sekadar
penjumlahan dari elemem-elemennya,yang kemudian berpengaruh pada teorinya mengenai psikologi
gestalt (Madsen,1988).
Ide Wertheimer mengenai psikologi gestalt pertama kali muncul dalam perjalanannya ke Rhineline
dari Vienna untuk berlibur menggunakan kereta api. Dalam perjalanannya,dia mengamati benda
seperti tiang telepon dan gunung,yang seakan benda itu bergerak,padahal kenyataannya benda itu
sama sekali tidak bergerak. Dia berpikir bahaawa persepsi itu terstruktur sedemikian rupa,dan berbeda
dengan sensasi yang lebih bersifat elementer. Oleh karena itu,fokus pada sensasi yang lebih
strukturalisme dan behaviorisme dianggap kurang tepat untuk mempelajari kesadaran.
Wertheimer pun mengurungkan niatnya untuk berlibur dan berhenti di Frankfurt untuk melakukan
penelitian lebih lanjut, dan melakukan konsultasi dengan Friederch Schumann di University of
Frankfurt. Di sinilah,Wertheimer di perkenalkan asisten Schumann yabg bekerja sama mendirikan
psikologi gestalt,yaitu Wolfgang Kohler dan Kurt Kofka.
Dalam eksperimennya,Wertheimer menggunakan Tachistoscope,suatu alat yang dapat
menampilkan suatu cahaya dalam jangka waktu tertentu. Wertheimer memproyeksikan cahayanya
melalui dua celah. Awalnya,cahaya ditujukan pada satu celah, kemudian dalam waktu relatif
lama,sekitar 200 milidetik,baru cahaya tersebut ditujukan ke celah yang lain. Pada saat itu,yang
tampak adalah dua titik cahaya yang bergerak dari satu titik ke titik lainnya. Namun,ketika
Wertheimer mempercepat interval waktu antara satu celah dengan celah lainnya menjadi 60
milidetik,yang tampak bukan lagi dua titik tersebut. Fenomena ini dinamakan Phi Phenomenon dan di
tulis dalam sebuah artikel yang berjudul Experimental Studies of the Perception of Movement yang
menanadai munculnya psikologi gestalt
B. WOLFGANG KOHLER (1887-1967)
Kohler lahir pada 21 Januari 1887 di Reval Estonia. Gelar Ph.D diperoleh di University of Berlin
pada tahun 1909. Disertasinya disupervisi langsung oleh Carl Stumpf. Kohler kemudian bekerja di
University of Frankfurt,dan pernah menjadi profesor di University of Gottingen. Pada tahun 1922,ia
kemudia menjadi direktur di Psychological Institute di University of Berlin. Kohler pernah bekerja
sama dengan Wertheimer dan Koffka di University of Franfurk dalam mengembangkan psikologi
gestalt.
Kohler pernah diundang untuk meneliti seekor simpanse di Tenerife Afrika. Karena pada perang
dunia I,ia kemudian tinggal di Tenerife selama tujuh tahun (Hagenhahn,2009;Schultz&Schultz,2011).
Namun,tidak seperti kebanyakan peneliti,ia lebih tertarik untuk mengamati bagaimana simpanse bisa
memecahkan masalah. Menurutnya,simpanse memiliki kecerdasan lebih dari apa yang dipikirkan
manusia. Simpanse bukan hanya bisa belajar melalui trial and error,tapi simpanse juga mampu
memecahkan masalah seperti halnya manusia.Dalam penelitiannya,ia menempatkan seekor simpanse
bernama Nueva dalam sebuah kandang,dan dalam kandang tersebut disimpan tongkat kayu,serta tidak
jauh dari kandang tersebut ditempatkan buah-buahan. Walaupun awalnya Nueva terlihat kesulitan
untuh mengambil buah-buahan tersebut,namun Nueva akhirnya dapat menjangkau buah tersebut
dengan tongkat kayu yang da di dalam kandang.
Hasil penelitiannya terhadap simpanse tersebut di tuliskan dalam The Mentality of Apes pada
tahun 1917. Pada tahun 1920, Kohler kembali ke jerman dan menerima gelar profesor di University of
Gottingen. Kohler kemudian menggantikan Carl Stumpf sebagai direktur Psychological Institute di
University of Berlin. Di bawah kepemimpinan Kohler , psikologi gestalt semakin dikenal di Amerika
Serikat. Ia pernah memberi kuliah sebagai visiting professor di Clark University dan University of
Chicago. Ketika Nazi Jerman berkuasa,walaupun bukan keturunan yahudi, Kohler termasuk anti nazi
dan sering kali menyampaikan kritiknya terhadap pemerintah. Karena kritiknya itulah Kohler sering
kali mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari pemerintah. Kohler pun akhirnya migrasi ke
Amerika Serikat. Di sana Kohler berhasil mempublikasikan beberapa buku dan mendapatakan
Distinguished scientivic Contribution Award dari APA,dan bahkan dipilih sebagai Presiden APA pada
tahun 1959.
3. KURT KOFFKA (1886-1941)
Kurt Koffka dilahirkan pada tanggal 18 Maret 1886 di Berlin Jerman. Seperti Wertheimer,Koffka
memiliki minat keilmuan yang beragam.Sebelum menekuni ilmu psikologi,Koffka sempat tertarik
dengan ilmu filsafat ketika belajar di University of Berlin. Gelar Ph.D diperolehnya pada tahun 1909
di University of Berlin di bawah supervisi Carl Stumpf. Bersama Wertheimer dan Kohler,koffka
mengembangkan psikologi gestalt di University Frankfurt.
Pada tahun 1924,ia menjadi professor tamu di Cornell University dan University of Winconsin,dan
mendapatkan posisi di Smith College sampai meninggal. Pada tahun 1922,ia menulis artikel yang
berjudul Perception: An Introduction to Gestalt Theory dan di publikasian di jurnal Amerika
Psychological Bulletin. Walaupun artikel tersebut banyak disalah pahami bahwa psikologi gestalt
hanya membahas persepsi,tapi pengaruhnya sangat besar pada penyebaran ide psikologi gestalt di
Amerika. Pada tahun 1924,ia menulis buku berjudul The Growth of the Mind: An Introduction to
Child Psychology. Dengan buku ini,Koffka ingin mengembangkan psikologi gestalt dalam memahami
perkembangan psikologi anak.
C. PENERUS PSIKOLOGI GESTALT
Psikologi gestalt tidak hanya berhenti di tangan Wertheimer,Koffka,dan Kohler. Psikologi gestalt
dilanjutkan oleh beberapa tokoh yang memiliki reputasi yang cemerlang dan berpengarah hingga saat
ini. Di antaranya,Wolfgang Metzger dan Kurt lewin
1. WOLFGANG METZGER (1899-1979)
Wolfgang Metzger dilahirkan di Heidelber Jerman pada 22 Juli 1899,dan meninggal pada 20
Desember 1979. Ia merupakan tokoh penerus psikologi gestalt yang sangat penting di
Jerman,terutama setelah migrasinya Wertheimer ke Amerika Serikat. Metzger berhasil meneruskan
penelitian gestalt dan tetap menjaga hubungan baik dengan rezim Nazi.
Metzger sendiri pernah belajar langsung pada Wertheimer,Koffka,dan Kohler di University of
Berlin. Adapun beberapa karya dari Metzger yaitu Reality-What Does it Mean?(1969),Can the Subject
Create His World(1974),Psychology:The Development of its Fundamental Assumptions Since the
Introduction of the Experimen(1941),dan lain-lain. Metzger bukan hanya berpusat pada tema-tema
yang berhubungan denga persepsi,tapi juga ingatan,penglihatan,kehendak,kepribadian,psikologi
pendidikan dan perkembangan (Heckhausen,1983)
Eksperimen Metzger yang paling terkenal adalah mengenai Ganzfeld effect,yaitu deprivasi persepsi
yang muncul akibat terpapar pada stimulus homogen dan tidak terstruktur. Pada saat itu,muncul
halusinasi pendengaran pada telinga,atau tidak mampu melihat dal memerapa saat. Pandangan
Metzger yang lain yang cukup berpengaruh adalah mengenai perepsi. Menurut Metzger,objek yang
kita lihat bukanlah objek apa adanya,tapi itu adalah objek yang sudah dikonstruksi oleh otak kita
dengan menggunakan hukum gestalt. Ada tiga hasil pengamatan Metzger yang mendukung
kesimpulan tersebut:(a) terdapat beberapa persepsi yang tidak ada kaitannya dengan objek persepsi;
ada beberapa objek persepsi yang tidak terlihat walaupun ada persis di depan mata kita; dan beberapa
objek terlihat berbeda dibandingkan dengan aslinya (Metzger,2006).
2. KURT LEWIN (1890-1947)
Lewin di lahirkan di Mogilno Jerman pada tahun 1890. Lewin pernah belajar ilmu kedokteran di
University of Freiburg,dan belajar ilmu biologi di Universityof Munich. Sebelum menekuni bidang
psikologi,pada tahun 1911,Lewin pernah tertarik pada ilmu filsafat. Lewin mulai tertarik pada ilmu
psikologi dan mengikuti beberapa kursus psikologi dari Carl Stumpf. Lewin pun mendapatkan gelar
doktor dalam bidag psikologi pada tahun 1914-an di University of Berlin. Awalnya Lewin tertarik
dengan behaviorisme,tapi kemudian menggeluti psikologi gestalt dan membuata teori medan (Field
Theory). Lewin memperluas cakupan psikologi gestalt yang dikembangkan oleh
Wertheimrt,Koffka,dan Kohler.
Lewin terkenal dang teori medan (Field Theory). Dalam menjelaskan perilaku dan psikologi
manusia,sebagai koreksi terhadap pandangan sebelumnya yang cenderung individualistis dan terpaku
kepada aspek-aspek intra-psikis,proses belajar,ataupun psikobiologis (Viney&King,2003),Lewin
justru memperhatikan pengaruh konteks tempat terjadi suatu perilaku,baik secara fisik maupun sosial.
Menurut Lewin (Schultz&Schultz,2011). Aktivitas psikologis manusia pun terjadi dalam medan
psikologis tertentu,yang kemudian disebut dengan life space-nya masing-masing. Life space ini terdiri
dari berbagai macam hal yang mungkin memengaruhi manusia pada saat tertentu
(Hergenhahn,2009;Viney&King,2003).
Dari berbagai hal yang memengaruhi manusia tersebut,ada yang disebut dengan psychological
facts. Psychological facts tersebut adalah hal-hal yang masuk ke kesadaran manusia bisa berupa halhal yang terjadi pada diri seseorang seperti lapar,sakit,takut; hal-hal yang ada di luar diri seperti orang
lain,benda,binatang; atau hal-hal yang pernah dialami di masa lalu (Hergenhahn,2009)
D. KRITIK DAN KONTRIBUSI PSIKOLOGI GESTALT
KRITIK
1. Pendekatan yang dilakukan dalam psikologi gestalt sering kali dianggap subjektif karena terlalu
menekankan pada pengalaman subjektif individu seseorang. Hal ini dapat mempersulit untuk
mengukur dan menguji konsep-konsep gestalt.
2. Konsep-konsep gestalt dapat dianggap terlalu umum dan abstrak. Beberapa kritikus
berpendapat bahwa teori ini kurang memberikan petunjuk praktis atau solusi konkret untuk masalah
psikologis tertentu.
3. Psikologi gestalt cenderung lebih berfokus pada pendekatan,psikologi gestalt kurang
mengintegrasikan diri dengan pendekatan-pendekatan psikologi lainnya. Ini dapat membatasi
pehaman yang lebih luastentang perilaku dan proses mental manusia.
KONTRIBUSI
1. Prinsip-prinsip Gestalt, terutama konsep "di sini dan sekarang" (here and now) telah diterapkan
dalam terapi Gestalt. Pendekatan ini membantu individu fokus pada pengalaman mereka saat ini
untuk memahami dan mengatasi masalah psikologis.
2. Prinsip-prinsip Gestalt telah diterapkan secara luas dalam seni dan desain. Penggunaan elemenelemen seperti simetri, proporsi, dan kontrast dapat dijelaskan menggunakan konsep-konsep dari
psikologi Gestalt.
3. Psikologi Gestalt menempatkan penekanan pada pengalaman subjektif individu dan cara
manusia mengorganisir dunia mereka. Ini membantu memahami bahwa pengalaman setiap individu
unik dan dapat berbeda, bahkan dalam situasi yang sama.
Download