Journal on Education Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2022, pp. 2333-2344 E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365 Website: http://jonedu.org/index.php/joe Standar Mutu Pendidikan Al-Qur'an Dinda Zulaikha1, Pilma Sindy Arizka2, Ahmad Darlis3, Winda Nurul Azizah4, Chichi Paramitha Harahap5 1,2,3,4,5Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Jl. William Iskandar Ps. V, Medan Estate, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20371 dindazulaikha839@gmail.com Abstract At all times, the issue of the quality of Indonesian education (including Indonesian Islamic education) has always been hotly discussed. Institutions can be called quality in the TQM concept must meet predetermined specifications. Operationally, quality is determined by two factors, namely the fulfillment of predetermined specifications which is called quality in fact (actual quality) and the fulfillment of the expected specifications according to the demands and needs of service users which is called quality in perception (perception quality). One of the efforts to maintain the quality of Al-Qur'an Education must be a clear and standardized curriculum. This article aims to find out the Al-Quran quality education standards and the process of Al-Qur'an education. In presenting the results of the research, the authors used qualitative methods with a library research approach by reading or studying books on quality standards for the education of the Koran, journals, articles, and reports on relevant previous research results. PQ quality standards can be achieved if all components of Al-Qur'an education also meet the standards. Keywords: Quality Standards, Education, Al-Qur'an Abstrak Setiap saat, masalah mutu pendidikan Indonesia (termasuk pendidikan Islam Indonesia) selalu hangat dibicarakan. Institusi dapat disebut bermutu dalam konsep TQM harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional, mutu ditentukan oleh dua faktor, yaitu terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya yang disebut quality in fact (mutu sesungguhnya) dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa yang disebut quality in perception (mutu persepsi). Salah satu upaya menjaga kualitas Pendidikan Al-Qur'an itu harus adanya kurikulum yang jelas dan terstandar. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui Standar pendidikan mutu al-quran dan Proses pendidikan al-qur'an. Dalam menyajikan hasil penelitian penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research membaca atau menelaah buku-buku mengenai standar mutu pendidikan quran, jurnal, artikel, maupun laporan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Standar mutu PQ bisa dicapai, apabila semua komponen penyelenggaraan pendidikan Al-Qur’an juga memenuhi standar. Kata Kunci: Standar Mutu, Pendidikan, Al-Quran Copyright (c) 2023 Dinda Zulaikha, Pilma Sindy Arizka, Ahmad Darlis, Winda Nurul Azizah Corresponding author: Dinda Zulaikha Email Address: dindazulaikha839@gmail.com (Jl. William Iskandar Ps. V, Medan Estate, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20371) Received 05 Januari 2023, Accepted 12 Januari 2023, Published 12 Januari 2023 PENDAHULUAN Setiap saat, masalah mutu pendidikan Indonesia (termasuk pendidikanIslam Indonesia) selalu hangat dibicarakan. Ada tiga faktor yang menyebabkan disparitas mutu pendidikan di Indonesia. Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education function dan input - output analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratiksentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat bergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur sangat panjangdan kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi setempat. Ketiga, 2334 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 2333-2344 peran sertawarga sekolah khususnya guru dan peran serta masyarakat khususnya orang tuamurid dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim Tholib (2009 : 28-29). Mutu merupakan sebuah ukuran berkualitas atau buruk suatu benda dengan kadar taraf derajat kecerdasan, kepandaian dan lainnya. Dalam Bahasa Inggris, mutu disebut atau diistilahkan dengan “quality” Masyitoh (2020 : 3). Tidak bisa di pungkiri bahwa mutu selalu melekat pada konsep input, proses, dan output. Aan Komariyah menyatakan bahwa mutu merupakan satndart yang telah disepakati untuk menilai produk barang atau jasa tertentu dengan mempertimbangkan berbagai aspek Komariyah dan Triatna (2008 : 9). Ukuran mutu secara keseluruhan sangat susah untuk di terapkan pada dunia pendidikan dikarenakan penilaian dari setiap individu berbeda dan manajemen jasa yang heterogen. Orang akan memandangnya dari berbagai arah dan semua arah atau aspek memiliki ukuran-ukuran mutu tertentu. Oleh karenanya ukuran standar mutu harus diterapkan secara relatif, yaitu ditetapkan berdasarkan kebutuhan konsumen. Dalam hal ini tidak hanya produsen yang menentukan standar mutu, melainkan konsumen harus ikut serta menentukan standar mutu sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, standart mutu yang dapat berubah-ubah dan relatif dapat dikatakan sebagai mutu terbaik karena siap menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Mutu lembaga pendidikan dapat dikatakan baik jika lembaga pendidikan bisa memberikan jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Baharun dan Zamroni (2017 : 63). Mutu pendidikan di Indonesia dirasa semakin merosot. Mutu pendidikan Indonesia kalah dengan Malaysia. Dahulu Indonesia jauh berada di atas Malaysia. Faktor penyebab rendahnya mutu berasal dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Upaya perbaikan mutu terus dilakukan, akan tetapi pada kenyataannya kurang atau bahkan tidak berhasil. Hal ini disebabkan oleh pertama, penggunaan strategi pendidikan yang bersifat input oriented. Kedua, pengelolaan pendidikan yang masih bersifat macro oriented Hasan dan Ali (2003 : 207). Konsep Islam mengajarkan bahwa dalam memberikan layanan dari usaha yang dijalankan baik itu berupa barang atau jasa harus memberikan kualitas/mutu dan menjamin kepuasan konsumen. Bagi seorang muslim menjalankan usaha merupakan ibadah, sehingga usaha itu harus dimulai dengan niat yang suci (lillahi ta’ala), kemudian diikuti dengan cara yang benar, tujuan yang benar, serta pemanfaatan hasil usaha secara benar pula. Memberikan kualitas yang baik sudah di jelaskan dalam al-quran surat al-baqarah ayat 267: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al-Baqarah:267) Masyhudi (2018 : 231). Firman Allah pada akhir ayat ini, yang artinya sebagai berikut "Ketahuilah, bahwasanya Allah Mahakaya dan Maha Terpuji." Kalimat ini merupakan peringatan, utamanya pada manusia-manusia Standar Mutu Pendidikan Al-Qur'an, Dinda Zulaikha, Pilma Sindy Arizka, Ahmad Darlis, Winda Nurul Azizah, Chichi Paramitha Harahap 2335 yang tidak memikirkan kualitas apa yang di berikan kepada orang lain (memberikan sesuatu yang tidak layak), sesungguhnya Allah tidak membutuhkan sedekah semacam itu. Allah tidak akan menerima perbuatan tersebut sebagai amal. Bila seseorang benar-benar ingin berbuat kebaikan dan mencari keridaan Allah, mengapa dia memberikan barang yang buruk, yang dia sendiri tidak menyukainya? Allah Mahakaya. Maha Terpuji dan pujian yang layak bagi Allah ialah bahwa kita rela menafkahkan sesuatu yang baik dari harta milik kita, yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dari penjelasan diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa dalam konsep umat islam pun kualitas atau mutu sangat diutamakan. Institusi sekolah atau madrasah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi siswa yangmemerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbedasatu dengan yang lainnya, maka institusi pendidikan harus dinamis, inovatif, dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini akan dapat dilaksanakan jika institusi pendidikan dengan berbagai keragamannya itu diberikan kepercayaan dan kewenangan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dananak didiknya. Walaupun demikian, agar mutu tetap terjaga dan agar proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu. Penetapan standar mutu pendidikan atau pendekatan berbasis standar (standard based approach) dimaksudkan untuk mengukur dan menilai pemenuhan standar sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kebijakan mutu (quality policy). Masalah mutu dalam dunia pendidikan merupakan kebutuhan yang harus disampaikan dan dirasakan oleh para siswa, guru, orang tua, masyarakat dan para stakeholders pendidikan (pihak-pihak yang menaruh kepentingan terhadap pendidikan). Sallis dalam Total Quality Manajemen in Education sebagaimana dikutip Abdul Hadis dan Nurhayati B., menemukakan bahwa terdapat beberapahal yang dapat dijadikan sumber mutu pendidikan di antaranya perawatan gedung yang baik, guru-guru yang berkualifikasi, nilai moral staf yang tinggi, hasil ujian yang baik, spesialisasi, dukungan orang tua, dukungan dunia usaha, dan dukungan masyarakat setempat; sumber yang memadai, aplikasi teknologi baru, kepemimpinan yang kuat, perhatian penuh pada murid dan mahasiswa serta kurikulum yang seimbang atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut. Di sisi lain, stakeholder pendidikan seperti orang tua, masyarakat, pemerintah dan dunia industri memiliki persepsi yang berbeda tentang mutu. Perbedaan persepsi ini berimplikasi bagi institusi pendidikan akan perlunya menetapkan standar mutu sebagai acuan dalam mencapai mutu pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari investasi masa depan, investasi masyarakat investasi negara dalam rangka memajukan sekaligus dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka, dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pendidikan senantiasa diarahkan untuk menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan masalah kebangsaan dan keumatan. Dalam hal ini ketika kita 2336 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 2333-2344 kaitkan dengan pendidikan Islam saat ini bagaimana pendidikan Islam itu mampu menjawab problem keIslaman yang akhir-akhir ini sering dihadapkan pada kasus kekerasan atas nama agama, toleransi antar umat beragama serta terciptanya situasi yang kondusif dalam menjalankan ajaran agama. Dalam dunia pendidikan, selalu terjadi perkembangan dari berbagai komponen yang menyusun pendidikan itu sendiri. Karena itu, pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan. Setiap proses yang bertujuan tentunya mempunyai ukuran sudah sampai dimana perjalanan pendidikan kita dalam mencapai suatu tujuan tersebut. Hal ini berarti tujuan pendidikan setiap saat perlu direvisi dan disesuaikan dengan tuntutan perubahan . Dimana terdapat pengaruh yang cukup besar dari terus meningkatnya teknologi dunia, kemudian muncul tuntutan akan adanya perubahan yang baik berimbas pada pendidikan dari segi muatan maupun penyampaiannya. Berkaitan dengan itu, pemerintah telah melakukan berbagai penataan dalam sistem standarisasi pendidikan, seperti yang dituangkan dalam undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana implementasinya dijabarkan 2003 kedalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang sekarang diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Mulyasa (2015 : 23). Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan , yaitu: isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikdan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana , standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaiaian. Oleh karena itu peneliti berusaha memaparkan tentang konsep dari standar mutu pendidikan al-quran dan proses pendidikan al-qur'an. Pengertian Standarisasi Pendidikan Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian standar adalah sesuatu yang dipakai sebagai contoh atau dasar yang sah bagiukuran, takaran, dan timbangan. Sedangkan pengertian dari istilahstandarisasi adalah penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dsb) dengan pedoman yang telah ditetapkan Poewardaminta (1982 : 964). Menurut PP No. 19 tahun 2005 pengertian dari standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum negara kesatuan Republik Indonesia. Standar Pendidikan Islam ini terdapat dalam Al-qur’an surat Luqman (31): ayat 12-19, ada beberapa nilai-nilai pendidikan dan standar pendidikan Islam yang bisa menjadi pelajaran dan sebagai metode dalam mengajar dan memotivasi yaitu Pendidikan ketauhidan, Pendidikan berbakti kepada kedua orang tua, Pendidikan disiplin dan taat terhadap hukum, Pendidikan pribadi mandiri dan bertanggung jawab, dan Pendidikan akhlaqul (https://ojs.unida.ac.id/JTM/article/view/1340, diakses pada tanggal 24 Oktober 2020) karimah. Standar Mutu Pendidikan Al-Qur'an, Dinda Zulaikha, Pilma Sindy Arizka, Ahmad Darlis, Winda Nurul Azizah, Chichi Paramitha Harahap 2337 Berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008, standar pendidikan Islam baru diatur pada standar lulusan dan standar isi, sedangkan untuk standar-standar yang lainnya masih mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada (Juklak: Permendikbud Tahun 2013. a. Standar Kompetensi Lulusan Adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP 32/2013 pasal 1 ayat 5). b. Standar Isi Adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (pasal 1 ayat 6) Juklak baru : Permendikbud no. 64 Tahun 2013 c. Standar Proses Adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (pasal 1 ayat 7) d. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Adalah kriteria mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan (pasal 1 ayat 8). e. Standar Sarana dan Prasarana Adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (pasal 1 ayat 9). f. Standar Pengelolaan Adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan (pasal 1 ayat 10). g. Standar Pembiayaan Pendidikan Adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun (pasal 1 ayat 11). h. Standar Penilaian Pendidikan Adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik (pasal 1 ayat 12) (Juklak baru: Permendikbud no. 66 Tahun 2013) Selain itu, pada pasal 15 Bab IV Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas memberikan warna baru bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, karena lembaga-lembaga 2338 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 2333-2344 pendidikan keagamaan tercakup dalam jenis pendidikan nasional. Kemudian Pembaharuan sistem pendidikan juga menghapus diskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat, serta pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. Fungsi dan Tujuan Standarisasi Pendidikan Dalam peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 bab II fungsi dan tujuan diadakannya Standar nasional pendidikan adalah : “standar nasional pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.”(PP RI. 19 Tahun 2005) “standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.” Ada pula pakar serta peneliti yang betul-betul mempercayai dan yakin bahwa Standarisasi pendidikan adalah suatu hal yang perlu, Karena Standar nasional pendidikan mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut: 1. Standar nasional pendidikan berfungsi untuk pengukuran kualitas pendidikan. Standar tersebut tentunya bukan merupakan ukuran yang statis, tetapi semakin lama semakin ditingkatkan. 2. Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai pemetaan masalah pendidikan. 3. Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai penyusunan strategi dan rencana pengembangan sesudah diperoleh data-data dari evaluasi belajar secara nasional seperti ujian nasional. 4. Standar nasional pendidikan juga sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan bukannya bertujuan untuk proses pemberdayaan peserta didik tetapi yang bertujuan memacu inisiatif belajar yang kreatif. Standar Mutu Pendidikan Al-Qur’an Mutu merupakan suatu proses penetapan dan pemenuhan standar pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen, dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan Purnama (2016). Mutu pendidikan berdasarkan Undang-Undang Sidiknas Nomor 2 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu memenuhi harapan dan mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat, untuk mewujudkan harapan masyarakat, sekolah dan guru harus mempunyai harapan yang tinggi terhadap siswa. Standar mutu merupakan paduan sifat-sifat barang atau jasa termasuk sistem manajemennya yang relatif dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Standar mutu dapat dilihat dari dua sisi yaitu: Standar Mutu Pendidikan Al-Qur'an, Dinda Zulaikha, Pilma Sindy Arizka, Ahmad Darlis, Winda Nurul Azizah, Chichi Paramitha Harahap 2339 1. Standar produk atau jasa yang ditunjukkan dengan; 1) sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, 2) sesuai dengan penggunaan dan tujuan, 3) produk tampa cacat, dan 4) sekali benar dan seterusnya. 2. Standar untuk pelanggan yang ditunjukkan dengan; 1) kepuasan pelanngan, jika produk dan jasa melebehi harapan pelanggan, 2) setia kepada pelanggan. (PP RI no. 57 Tahun 2015) Roqib dalam bukunya menjelaskan kata tarbiyah merupakan derivasi kata rabb yang banyak terdapat dalam Al-Qur‟an, seperti dalam QS Al-Fatihah ayat 2 (rabb al‟alamin) yang artinya Tuhan yang mengatur dan mendidik seluruh alam Roqib (2009 : 16). Kata terjemahan selanjutnya kata ta‟dib, menurut Rahmat Hidayat sebagaimana mengutip pendapat Ramayulis dalam bukunya ta‟dib bermakna menunjukkan kegiatan pendidikan. Rahmat menambahkan bahwa kata ta‟dib telah memuat unsur pengetahuan yakni ilm, pengajaran yaitu ta‟lim dan pengasuhan yang baik ialah tarbiyah Hidayat (2016 : 9) Rahmat mengutip pendapat Assyahid Sayyid Qutb merumuskan faktor pemdidikan bagi anak, ada tiga faktor. Pertama, Al-Qur‟an sebagai satu-satunya sumber pendidikan. keaslian sumber ini akan melahirkan generasi yang serba murni seperti hati, akal, tasawuf, dan perasaan yang ikhlas. Kedua, membaca dan mempelajari Al-Qur‟an semata karena melaksanakan perintah Allah SWT dengan mendengarkan dan memahaminya. Ketiga, Islam dengan mengakhiri dan menjauhi kebodohan di masa silam dan sekitarnya. Usman mengemukakan pengertian pendidikan Al-Qur‟an menurut definisi kantor wilayah Departemen Agama Jawa Timur adalah lembaga pendidikan Islam yang memberikan pengajaran kepada anakanak, remaja, dan dewasa yang bertujuan anak didiknya mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. Pendidikan Al-Qur‟an berupaya bagaimana peserta didik mampu mengenal aksara Al-Qur‟an dengan baik dan benar, dan menjadikannya kegemaran dalam membaca Al-Qur‟an. Menbaca Al-Qur‟an harus fasih dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid Usman (2015 : 66). METODE Penulisan penelitian ini menggunakan jenis penelitian Library Research yang mana proses pengumpulan data dilakukan dan diperoleh melalui kajian Kepustakaan. Studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Dalam penelitian studi pustaka setidaknya ada empat ciri utama yang penulis perlu perhatikan diantaranya: Pertama, bahwa penulis atau peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka, bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan. Kedua, data pustaka bersifat “siap pakai” artinya peniliti tidak terjung langsung kelapangan karena peneliti berhadapan langsung dengan sumber data yang ada di perpustakaan. Ketiga, bahwa data pustaka umumnya adalah sumber sekunder, dalam arti bahwa 2340 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 2333-2344 peneliti memperoleh bahan atau data dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari data pertama di lapangan. Keempat, bahwa kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Berdasarkan dengan hal tersebut diatas, eksplorasi terhadap sejumlah data baik data primer maupun sekunder peneliti membaca atau menelaah buku-buku mengenai standar mutu pendidikan quran, jurnal, artikel, maupun laporan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian peneliti serta berkaitan dengan standar mutu pendidikan alquran. HASIL DAN DISKUSI Standar mutu pendidikan dapat dirujuk dari standar nasional pendidikan yang telah menetap kriteria minimal tentang sistem pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah standar pengelolaan yaitu standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan pengawasan kegiatan agar tercapai efensiensi dan efektifitas penyelenggara pendidikan. Secara nasional standar mutu pendidikan merujuk kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) meliputi: a. Standar kompetensi lulusan, merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. b. Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. c. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria mengenaipendidikan penjabatan dan kelayakan maupun mental, sertapendidikan dalam jabatan. e. Standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustkaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. f. Standar pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. g. Standar pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. h. Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. i. Menurut Ahmad Syar’i, standar pendidikan Islam – dalam konteks nasional - setidaknya harus terdapat salah satu dari dua kriteria berikut Syar’i (2006 : 127). Standar Mutu Pendidikan Al-Qur'an, Dinda Zulaikha, Pilma Sindy Arizka, Ahmad Darlis, Winda Nurul Azizah, Chichi Paramitha Harahap 2341 Pertama, harus dilihat dari materi dan tujuannya apakah materi pendidikan yang dikembangkan merupakan kajian, telaah, dan implementasi dari ajaran dan atau nilai-nilai Islam. Serta apakah tujuannya dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT ? Pengertian kajian, telaahan, dan implementasi dari ajaran dan atau nilai-nilai Islam tidak dalam arti sempit seperti materi aqidah akhlak, fiqh, hukum Islam dan sejenisnya, namun lebih luas dari itu, seperti mengkaji atau membaca alam dengan segenap potensi dan kekayaannya sebagai wujud dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Demikian pula dengan tujuan akhirnya, apakah akan mendekatkan pemahaman manusia dan pendekatan dirinya kepada Tuhan atau sebaliknya. Kedua, dilihat dari personil dan lembaga pengelolanya harus Islam. Karena banyak lembaga pendidikan non muslim, bahkan mungkin anti atau tidak simpati pada Islam justru mengelola dan mengembangkan lembaga pendidikan yang mengkaji ajaran Islam. Namun sekali lagi tujuannnya justru hanya untuk keperluan pengembangan pengetahuan belaka, bahkan tidak mustahil dapat dijadikan wahana untuk menonjolkan Islam itu sendiri. Dari penjelasan di atas dapat diuraikan bahwa standar pendidikan Islam harus memenuhi minimal empat standar berikut : 1. Standar bahan ajar yang memuat materi-materi bernuansa Islam 2. Standar kurikulum yang memiliki tujuan akhir pengabdian kepada Allah 3. Standar tenaga pendidik yang muslim 4. Standar lembaga pendidikan yang bercirikan Islam Standar mutu PQ bisa dicapai, apabila semua komponen penyelenggaraan pendidikan AlQur’an juga memenuhi standar. Berkenaan dengan pendidikan al-quran telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Peraturan Menteri Agama No. 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam. Peraturan Menteri Agama No. 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, Peraturan Menteri Agama No. 19 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama. Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah unit pendidikan non-formal jenis keagamaan berbasis komunitas muslim yang menjadikan al-Qur’an sebagai materi utamanya, dan diselenggararakan dalam suasana yang Indah, Bersih, Rapi, Nyaman, dan Menyenangkan sebagai cerminan nilai simbolis dan filosofis dari kata TAMAN yang dipergunakan. Taman Pendidikan al-Qur’an bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur’ani, yaitu generasi yang memiliki komitmen terhadap al-Qur’an sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan segala urusannya. Hal ini ditandai dengan kecintaan yang mendalam terhadap al-Qur’an, mampu dan rajin membacanya, terus menerus mempelajari isi kandungannya, dan memiliki kemauan yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari. Jenjang lembaga pendidikan alquran : pendidikan anak usia dini (paud) al qur’an formal, taman kanak-kanak al qur’an (tkq) non formal, taman pendidikan al qur’an (tpq) non formal, taklimul 2342 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 2333-2344 qur’an lil aulad (tqa), rumah tahfidz al qur’an (rtq),, pesantren tahfidz al qur’an (tahasusu al qur’an). Masa pendidikan al-quran : 1. PAUD Al Qur’an / TKQ (2 Tahun) Usia 4 – 6 Tahun. Materinya berupa Mengenal Baca, Tulis, Tahfidz, Cara mengamalkan kandungan Al Qur’an pembiasaan perilaku sehari-hari. Materinya berupa Membaca, Menulis, Menghafal dan Mengamalkan kandungan Al Qur’an. 2. TPQ (2 - 4 Tahun) Usia 7 – 12 Tahun. Materinya berupa Membaca dengan tartil, Menghafal, Menterjemah, Memahami Al Qur’an dan Ulumul Qur’an dan Mengamalkan kandungan Al Qur’an. 3. TQA (3 Tahun) Usia 12 – 15 Tahun. 4. RTQ (Sesuai jenjang program perjenjang) . 5. Tahasusu Al Qur’an (Sesuai jenjang program perjenjang). Lembaga pendidikan Al Qur’an dikelola atas dasar rencana kerja tahunan. Meliputi : a) standar kompetensi lulusan b. kalender pendidikan meliputi : jadwal pembelajaran, kegiatan penilaian, kegiatan ektrakurikuler, dan hari libur. LPQ memiliki pedoman yang mengatur sbb: a. struktur organisasi, pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan. b) kurikulum satuan pendidikan dan silabus c) kalender pendidikan (program tahunan) d) peraturan akademik, tata tertib guru, siswa dll. e) peraturan penggunaan sarana dan prasarana f. Kode etik hubungan antara sesama warga satuan LPQ g. biaya operasional. Standar proses pemnbelajaran : 1. Pembelajaran TK/TP al-Qur’an dan TQA dilakukan melalui pendekatan klasikal dan privat 2. Bahan ajar disesuaikan dengan kurikulum sesuai dengan tingkatannya 3. Metode pembelajaran disesuaikan dengan usia perkembangan anak dengan memperhatikan prinsip ”bermain sambil belajar” atau ”belajar seraya bermain” 4. Media pembelajaran hendaklah menarik dan menyenangkan anak, aman dan tidak membahayakan, memenuhi unsur keindahan dan kerapihan, dapat membangkitkan kreativitas anak, dan mendukung paket pengajaran yang diprogramkan 5. penilaian mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dilakukan secara berkelanjutan Penetapan kalender pendidikan hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain: 1. Kesesuaian dengan kalender pendidikan sekolah formal 2. Menerapkan sistem semester 3. Lembaga atau unit diperkenankan menentukan kelender akademik masing-masing Penilaian dilakukan oleh satuan pendidikan atau lembaga pembina untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan. Dilakukan secara berkesinambungan dengan tujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik. Peserta didik yang telah menyelesaikan proses pendidikan dan telah dinyatakan lulus pada jenjang satuan pendidikan Al Qur’an diberikan ijazah/ syahadah/ tanda lulus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Standar Mutu Pendidikan Al-Qur'an, Dinda Zulaikha, Pilma Sindy Arizka, Ahmad Darlis, Winda Nurul Azizah, Chichi Paramitha Harahap 2343 KESIMPULAN Al-Qur‟an adalah menghindarkan pembacanya dari yang diharamkan, jika diabaikan maka akan membawa kepada perbuatan yang haram. Pentingnya membaca AlQur‟an dengan benar sudah menjadi kewajiban bagi satuan pendidikan. Oleh karena itu penjaminan mutu dalam pendidikan AlQur‟an mutlak dilakukan baik secara internal maupun eksternal. Standar mutu PQ bisa dicapai, apabila semua komponen penyelenggaraan pendidikan Al-Qur’an juga memenuhi standar. Latar belakang dari Kebijakan Standar Nasional Pendidikan adalah UU No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS kemudian memunculkan PP No 19 Tahun 2005 yang sekarang diganti dengan PP No 32 Tahun 2013 tentang SNP. SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum negara kesatuan Republik Indonesia. Fungsinya sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Ruang lingkupnya meliputi: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. REFERENSI Aan Komariyah dan Cepi Triatna, Visonary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta: P.T. Bumi Aksara, 2008). Abdul Tolib, Strategi Implementasi Kebijakan Manajemen Peninkatan Mutu Berbasis Sekolah dengan Pendekatan Manajemen Mutu Terpadu (Bandung: Penerbit Dewa Ruchi, 2009. E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015) Kojin Mashudi, Telaah Tafsir Al-Muyassar, (Malang: Intelejensi Manusia, 2018). M. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2003). M. H. Masyitoh , “Manajemen Mutu Pendidikan Perspektif QS. Ar-Ra’du Ayat 11 Dan Impelentasinya dalam Pengelolaan Madrasah” dalam JUMPA Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 1, No. 1, Februari – Oktober 2020. Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta: LKiS, 2009, hal. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun, “Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan,” Salinan, 2015. Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Bandung: Utra Umbara, 2008) Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidkan Islam Menuntun Arah Pendidikan Islam Indonesia, Medan: LPPPI, 2016. 2344 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 2333-2344 Robert T Sataloff, Michael M Johns, and Karen M Kost, “Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan,” BNSP, Paduan Satuan Nasional Pendidikan, 2007, 1–50. Usman, “Implementasi Kebijakan Kementrian Agama Terhadap Penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Qur‟an di Kabupaten Pasuruan,” dalam Jurnal Pendidikan Islam, volume 1 nomer 1, September 2015 W.J.S Poerwadarminta, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1982, hlm. 964.