Uploaded by Fatimah Mauludiyah

print db[1]

advertisement
Perbandingan Refluks terhadap Komposisi Etanol dalam Distilasi
Berdasarkan praktikum distilasi batch dengan sistem refluks, diperoleh
data perbandingan refluks (R) terhadap komposisi etanol dalam distilasi yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Komposisi etanol pada distilasi
(Xe)
4.2
1
0,95
0,9
0,85
0,8
0,75
0,55 kW
0,7
0,75 kW
0,65
Perbandingan Refluks (R)
Gambar 4.1 Pengaruh perbandingan refluks terhadap komposisi etanol
dalam distilasi
Dalam praktikum ini dihasilkan kadar etanol dari masing-masing
perbandingan refluks sebesar 0,3333; 0,5; 1; 2; dan 3 pada energi pemanas 0,55
kW adalah berturut-turut 0,95; 0,83; 0,79; 0,76; dan 0,83. Sedangkan, untuk
komposisi etanol dalam distilasi yang didapat pada perbandingan refluks 0,3333;
0,5; 1; 2; dan 3 saat energi pemanas 0,75 kW secara berturut-turut, yaitu 0,71;
0,91; 0,82; 0,90; dan 0,91. Berdasarkan data dan gambar diatas dapat dilihat
bahwa terjadi penaikan dan penurunan dimana semakin tinggi perbandingan
refluks maka komposisi etanol semakin turun, dan pada 0,55 kW memiliki
komposisi etanol pada distilasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan 0,75 kW.
Penggunaan rasio refluks juga harus disesuaikan supaya pemisahan
campuran menjadi efisien dan efektif. Rasio refluks akan mempengaruhi
kemurnian destilat yang dihasilkan dari distilat fraksional, sehingga destilat yang
dihasilkan akan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari
jenis dan kemurnian destilat, bahan-bahan yang terkandung dalam destilat.
Dalam percobaan yang dilakukan Zhu et al (2016) ditemukan bahwa konsentrasi
etanol yang didapat lebih tinggi pada saat kondisi rasio reflux yang lebih besar
pula. Pada heating energy yang tinggi menyebabkan temperatur juga menjadi
lebih tinggi dibandingkan pada heating energy rendah, sehingga pada heating
energy rendah fraksi etanol pada saat distilasi akan lebih tinggi karena tidak
12
terjadi penguapan etanol, hal ini dikarenakan suhu yang tinggi adalah faktor
dominan yang mempengaruhi laju penguapan etanol (Banerjee, 2013).
Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
perbandingan refluks maka kandungan etanol akan semakin tinggi, dan pada nilai
heating energy yang rendah, kandungan etanol pada saat distilasi akan semakin
tinggi karena tidak terjadi penguapan etanol, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil percobaan belum sesuai dengan teori dikarenakan nilai heating energy yang
rendah justru memiliki kandungan etanol yang rendah juga. Hal ini dapat
disebabkan oleh kapasitas panas yang dapat mempengaruhi komposisi distilat
termasuk etanol, karena komposisi etanol mempengaruhi kapasitas panas yang
akan mempengaruhi kenaikan suhu akibat perpindahan panas dan jenis
penguapan yang dominan akan mempengaruhi perpindahan panas laten
(Banerjee., 2013).
13
Download