Modul 4 Pengenalan Teori dan Tahapan Perkembangan Sosial dan Emosiaonal KB 3: Pengembangan Identitas Diri, Moral, dan Prososial Ayu Eka Wulandari (857767362) Benii Ardliana (857776085) A. PEMBENTUKAN DAN TEMPAAN IDENTITAS SOSIAL Pada awal tahun pelajaran baru, semua siswa masuk pada hari pertama sekolah Guru memberikan sebuah kegiatan, yaitu siswa diminta mendeskripsikan dirinya sendiri dalam waktu 2 menit. Pada saat akan mendeskripsikan diri dalam waktu singkat tersebut, banyak siswa yang menyatakan bahwa mereka belum selesai. Bahkan, banyak di antaranya merasa kebingungan akan mendeskripsikan dirinya seperti ара. Berbicara tentang proses pendeskripsian diri sendiri, itu artinya kita akan berhubungan dengan yang dinamakan identitas diri, bukan? Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan identitas diri? Identitas diri adalah mendefinisikan diri dengan matang perasan tentang siapa seseorang, ke mana orang akan pergi dalam kehidupannya, dan bagaimana seseorang techul encok dengan masyarakat (Shaffer & Kipp, 2014). Menurut Erikson (dalam Berk, 2007), identitas diri berarti perasaan dapat berfungsi sebagai seseorang yang berdiri sendiri, tetapi yang berfisbungan erat dengan orang lain. Itu artinya menjadi seneng dari kelompok tetapi sekaligus memiliki cin-ciri yang berbeda dengan orang lain dengan kata lain memiliki ciri-ciri khusus sebagai individu. B. BAGAIMANA IDENTITAS DIRI TERBENTUK? Menurut Marcia (dalam Shaffer & Kipp. 2014), pembentukan identitas diri memerlukan dua elemen penting yaitu eksplorasi (krisis) dan komitmen. Eksplorasi mеnunjuk pada suatu masa ketika seseoring berusaha untuk menjelajah berbagai pilihan yang ada. Sementara itu, komiten merupakan usaha untuk membuat keputusan. Kemudian, untuk menentukan identitas diri, seseorang perlu menentukan kedudukan status identitasnya. C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN IDENTITAS D. PERSEPSI TENTANG ORANG/KELOMPOK LAIN Persepsi seseorang terhadap orang lain atau kelompok lain mungkin akan bersifat dinamis, tergantung situasi dan kondisi saat memersepsikannya. Berikut ini proses persepsi yang berkembang dari masa kanak-kanak hingga remaja mamurat Shaffer & Kipp (2014): 1. Anak-anak di bawah 7 atau 8 tahun umumnya menggambarkan seman dan kenalan dalam istilah nyata yang sama yang mereka gunakan untuk 2. Anak-anak sekolah dasar menjadi lebih terbiasa dengan keteraturan dalam perilaku mandiri dan orang lain, kemudian mulai mengandalkan konstruksi psikologi yang stabil atau ciri-ciri untuk menggambarkan pola-pola in 3. Kesan remaja muda terhadap orang lain menjadi lebih abstrak ketika mereka mulai membuat perundingan psikologis antara tanda kalan mereka. 4. Pada usia 14 hingga 16 tahun, remaja tahu bahwa pengaruh situasional dapat menyebabkan seseorang bertindak keluar dari karakter E. TEORI PERKEMBANGAN KOGNISI SOSIAL 1. Teori Perkembangan Kognitif (Piaget) 2. Roberts Selman's Role-Taking Analysis Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu kematangan, pengalaman, interaksi sosial, dan ekuilibrasi. Piaget membagi perkembangan kognitif ini ke dalam empat periode berikut: Teori yang Robert Selman uang ini lebih pada zoo yang mengungkapkan begamano sancang anak lebih memahami diri sendiri dan juga orang lain. Teori Selman ini dibagi menjadi lima tahapi berikut: 1. 2. 3. 4. Periode sensori motor (0-2 tahun) Periode praoperasional (2-7 tahun) Periode konkret (7-11 tahun) Periode operasi formal (11-dewasa) 1. 2. 3. 4. 5. Egocentric or undifferentited perspective (3-6 tahun) Social information rale taking (6-8 tahun) Self-effective role taking (8-10 tahun) Mutual taking role (10-12 tahun) Societal role taking (12-15 tahun) F. ALTRUISME Atruisme berasal dari kata "alter" yang artinya: orang lain. Secara bahasa, altruisme adalah perbuatan yang berorientasi pada kebaikan orang lain. Altruisme merupakan kepedulian tarpa pamrih untuk kesejahteraan orang lain yang diekspresikan melalui tindakan prososial, seperti berbagi, bekerja sama, dan membantu (Shaffer & Kipp, 2014). G. KOMPONEN PERKEMBANGAN MORAL: AFEKTIF, KOGNITIF, DAN PERILAKU Moral merupakan seperangkat prinsip atau cita-cita yang membantu individu untuk membedakan yang benar dari yang salah, untuk bertindak atas perbedaan ini, serta untuk merasa bangga dalam perilaku berbudi luhur dan bersalah atas perilaku yang melanggar standar orang (Shaffer & Kipp, 2014). Perkembangan moral ini memiliki dua dienai, yaitu dimensi interpersonal dan dimensi intrapersonal. 1. Dimensi Interpersonal 2. Dimensi Intrapersonal Dimensi interpersonal mencakup aturan atau nilai dasar dan penilaian diri individu sendiri. Dimensi ini mengatur atau mengarahkan aktivitas orang tersebut saat dia tidak terlibat dalam interaksi social. Dimensi intrapersonal, yaitu titik pertamannya ada pada apa yang seharusnya dilakukan individu saat berinteraksi dengan orang lain. Dimensi ini mengaut interaks sal individu dengan orang lain dan akan menengahi sebuah konflik yang muncul KOMPONEN PERKEMBANGAN MORAL a. Komponen afektif (moral feelings) Komponen perkembangan moral yang sendiri atas perasaan yang mengelilingi indian benar atau salah dan yang memotivasi pikiran dan undakan moral, b. Komponen kognitif (moral reasoning) Komponen perkembangan mural yang berpusat pada cura kita mengonsep benar dan salah dan membuat keputusan tentang bagaimana berperilaku. 1. Teori Piaget memandang pesittarin moral sebagai kemajuan melalui urutan tiga tingkat yang tidak berubah: periode premoral, moralitas heteronom, dan periode otonom. 2. Teori Kahlberg memandang penalaran mural sebagai kemajuan melalui urutan tiga tingkat yang berbeda, yaitu moralitas prakonvensional, konvensional, dan poskonvensional. c. Komponen perilaku (moral behavior) Komponen perkembangan moral yang mencerminkan cangkul yang secara aktual kita lakukan ketika kita mengalami godaan untuk berbohong, menipu, atau melanggar aturan moral lainnya. Teori yang erat kaitannya dengan komponen perilaku ini adalah teori pembelajaran sosial. Sudahkah Anda memahami perkembangan identitas diri, moral, dan prososial? Jika Anda ingat kembali ilustrasi pada awal kegiatan belajar ini, every child is special = semua anak istimewa, setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan yang menjadikan mereka berbeda. Kemudian, jika kita tarik ke dalam dunia pendidikan, pembelajaran untuk peserta didik harusnya dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan kemampuan peserta didik yang berbeda-beda. Bagaimana cara pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang sexual dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik yang berbeda-beda? Nah, salah satunya dengan memahami perkembangan peserta didik dan salah satu di antaranya adalah perkembangan sosial dan emosional. TERIMA KASIH