Analisa tentang dinamika dan perubahan Pancasila sejak pra proklamasi, masa awal kemerdekaan, zaman Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi Sebelum merdeka, Pancasila sebenarnya sudah mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat Indonesia. Meski belum resmi menjadi dasar negara, Pancasila sudah menjadi semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, Pancasila diresmikan sebagai dasar negara dan digunakan dalam pembentukan UUD 1945. Nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman bagi pemerintah dalam menjalankan negara dan membangun institusiinstitusi negara. Di era Orde Lama (1950-1965), Pancasila tetap menjadi dasar negara dan pemerintah mempromosikan dan mengawasi implementasinya. Pancasila menjadi landasan filosofis bagi pembangunan nasional dan digunakan sebagai alat untuk menjaga stabilitas politik. Selanjutnya, di era Orde Baru (1966-1998), Pancasila digunakan oleh pemerintah Soeharto sebagai alat untuk mengawasi dan mengendalikan masyarakat serta mendukung otoritarianisme. Pemerintah Orde Baru bahkan mendirikan lembaga seperti “Dwifungsi ABRI” untuk memastikan penyelenggaraan Pancasila. Kritik terhadap pemerintah dan Pancasila sangat dibatasi, dan oposisi sering ditekan. Setelah jatuhnya rezim Orde Baru dan dimulainya era Reformasi (setelah 1998), Pancasila tetap diakui sebagai dasar negara, tetapi dengan penekanan yang lebih kuat pada demokrasi dan hak asasi manusia. Era reformasi membawa kembali semangat demokrasi dan kebebasan berbicara, yang sebelumnya terbatas. Pancasila tetap menjadi landasan negara, tetapi pengertian dan implementasinya berkembang dengan lebih terbuka dan inklusif. Dalam perjalanan sejarah ini, Pancasila mengalami dinamika dan perubahan dalam pemahaman, implementasi, dan penekanannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di bawah pemerintahan yang berbeda dan dalam konteks sejarah yang berbeda, Pancasila dapat diinterpretasikan dan diterapkan dengan cara yang berbeda pula. Salah satu elemen penting adalah bagaimana Pancasila diartikan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan politik pada suatu periode tertentu.