Diane Gossen menyatakan, ada 3 motivasi perilaku manusia: 1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman, 2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, 3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Strategi yang sudah berjalan selama ini adalah "kontrak pembelajaran" di awal tahun ajaran baru yang disepakati antara guru dan siswa, dilakukan dengan penuh konsekuensi, melakukan refleksi, kemudian evaluasi secara berkala terhadap kesepakatan-kesepakatan itu untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Strategi yang sudah berjalan selama ini adalah "kontrak pembelajaran" di awal tahun ajaran baru yang disepakati antara guru dan siswa, dilakukan dengan penuh konsekuensi, melakukan refleksi, kemudian evaluasi secara berkala terhadap kesepakatan-kesepakatan itu untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Strategi yang sudah berjalan selama ini adalah "kontrak pembelajaran" di awal tahun ajaran baru yang disepakati antara guru dan siswa, dilakukan dengan penuh konsekuensi, melakukan refleksi, kemudian evaluasi secara berkala terhadap kesepakatan-kesepakatan itu untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Strategi yang sudah berjalan selama ini adalah "kontrak pembelajaran" di awal tahun ajaran baru yang disepakati antara guru dan siswa, dilakukan dengan penuh konsekuensi, melakukan refleksi, kemudian evaluasi secara berkala terhadap kesepakatan-kesepakatan itu untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Seperti yang sudah saya jelaskan pada tugas sebelumnya, bahwa maksud saya datang tepat waktu pada saat mengajar karena saya menghargai waktu, menghargai nilai yang saya anut, untuk menjadi suri teladan bagi murid- murid saya, menanamkan disiplin diri dan menepati jadwal mengajar. Jadi bukan karena saya ingin di puji atau di beri imbalan karena datang tepat waktu. Jadi apa yang saya lakukan adalah semua terpusat pada murid (berpihak pada murid). Strategi yang saya lakukan untuk menanamkan nilai positif kepada murid- murid saya adalah yang pertama, saya akan menanyakan cita-cita apakah akan melanjutkan sekolah atau bekerja, selanjutnya, saya akan minta mengutarakan cita-cita secara detail, dan bagaimana untuk mencapainya, selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya sebagai murid sampai menjadi Guru, kemudian saya juga akan menceritakan orang-orang yang sukses, agar mereka bisa membuat strategi untuk mencapai cita-cita mereka, dan strategi ini harus dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan dan bisa disebut sebagai disiplin positif. Sehingga disiplin positif yang murid- murid saya lakukan adalah berasal dari faktor internal karena mempunyai nilai yang dijunjung tinggi yaitu nilai semangat untuk mencapai cita- cita, untuk menjadi orang yang sukses. Strategi yang saya lakukan untuk menanamkan nilai positif kepada murid- murid saya adalah yang pertama, saya akan menanyakan cita-cita apakah akan melanjutkan sekolah atau bekerja, selanjutnya, saya akan minta mengutarakan cita-cita secara detail, dan bagaimana untuk mencapainya, selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman pribadi saya sebagai murid sampai menjadi Guru, kemudian saya juga akan menceritakan orang-orang yang sukses, agar mereka bisa membuat strategi untuk mencapai cita-cita mereka, dan strategi ini harus dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan dan bisa disebut sebagai disiplin positif. Sehingga disiplin positif yang murid- murid saya lakukan adalah berasal dari faktor internal karena mempunyai nilai yang dijunjung tinggi yaitu nilai semangat untuk mencapai cita- cita, untuk menjadi orang yang sukses. Mengajak murid-murid berdiskusi dan meminta murid-murid saya menuliskan cita-citanya , kemudian meminta mengutarakan alasan terhadap cita-cita yang dipilihnya. Dan bagaimana cara mencapainya. Kemudian saya akan berbagi pengalaman saya pribadi saya hingga menjadi guru.saya juga menceritakan tentang orang-orang yang sukses dalam hidupnya, dengan harapan terbuka wawasan dalam diri siswa dan muncul strategi dalam bentuk perilaku yang dilakukan secara kontinyu sebagai tindakan disiplin positi yang muncul dalam diri murid-murid saya untuk menggapai cita-citanya. Tidak setuju, karena tindakan Pak Seno yang telah membuat Iva malu di kelasnya gara-gara tidak bisa menjawab pertanyaanya dapat menjadikan kenangan negatif bagi diri Iva. Padahal, setiap murid memiliki potensi masing-masing, seperti halnya Iva yang malah menggambar di buku pelajarannya. Mungkin, Iva ini adalah murid yang memiliki minat dan bakat di bidang seni. Menurut saya, tindakan Pak Seno terhadap Iva dalam ilustrasi di atas adalah sebuah hukuman. Karena sebelum pembelajaran berlangsung, belum diadakan kesepakatan kelas terlebih dahulu. Tidak setuju, karena tindakan Pak Senolah yang membuat Iva malu dikelasnya karena tidak bisa menjawab pertanyaannya, dan sebagai pengalaman buruk dalam hidupnya, kemungkinan Iva memiliki minat dan bakat bidang lain. Menurut saya tindakan Pak Seno terhadap Iva sebuah bentuk hukuman dikarenakan belum adanya kesepakatan kelas kelas sebelum kegiatan pembelajaran. Pernyataan yang paling menarik atau menantang bagi saya yaitu: 1) Penghargaan Merusak Hubungan pada pernyataan poin ke-1 "Ketika seorang diberi penghargaan atau dipuji di depan orang banyak, maka yang lain akan merasa iri, dan sebagian dari mereka akan tidak menyukai orang yang diberikan penghargaan tersebut." 2) Penghargaan Mematikan Kreativitas pada pernyataan poin ke-1 "Murid-murid diminta berpikir mengenai hadiah atau penghargaan yang bisa mereka dapatkan bila berhasil menulis sebuah puisi. Kreatifitas kelompok murid-murid ini menjadi berkurang, dibandingkan dengan yang tidak diberitahukan tentang hadiah yang bisa mereka terima." Pernyataan yang paling menarik bagi saya yaitu: 1) penghargaan merusak hubungan pada pernyataan poin ke-1 ” Ketika seorang diberikan penghargaanatau dipuji di depan orang banyak, maka yang lain akan merasa iri, dan sebagian dari mereka akan tidak menyukai orang yang diberikan penghargaan tersebut,” 2) Penghargaan mematikan kreatifitas pada pernyataan poin ke-1 ” Murid-murid diminta berpikir mengenai hadiah atau penghargaan yang dapat mereka dapatkan bila berhasil menulis sebuah puisi. Kreatifitas kelompok murid-murid ini jadi berkurang. Ketika anak berbuat salah, kita tidak bisa memotivasi anak untuk menjadi baik, kita hanya bisa menciptakan kondisi agar mereka bisa melihat ke dalam diri mereka. Kita seharusnya mengajari mereka untuk menyelesaikan masalah mereka, dan berusaha mengembalikan mereka ke kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat. Ketika murid kita berbuat kesalahan, kita tidak bisa memotivasi mereka untyuk menjadi lebih baik, kita hanya bisa menciptakan kondisi agar mereka bisa melihat ke dalam diri mereka. Yang kita lakukan mengajarinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya. Dan berusaha mengembalikan mereka ke kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat