TUGAS MANDIRI STATISTIK PENDIDIKAN Analisis Artikel: Students’ learning style and its effect on blended learning, does it matter? Penulis: Nurasma’ Shamsuddin & Jasber Kaur Dosen Pengampu: Dr. Haratua Tiur Maria S., M.Pd. Oleh Nuri Simarona NIM: F2151231020 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2023 ABSTRAK Blended learning is an approach in the education system that provides multiple delivery modes to optimise learning outcomes and the cost of program delivery in institutions. Little is known about how impactful blended learning is in terms of achieving the desired learning outcome. This is because students’ learning style has influenced their achievement. If mediated in a hybrid learning environment like blended learning, it will further result in the evaluation and performance of a blended learning environment. This study aims to investigate learning styles among the students and their relationship with perceptions of blended learning. The study involved 119 students taking the course of Diploma in Information Technology at a private university. The learning style of the students was determined by using Kolb's Learning Style Inventory, while perceptions of blended learning were investigated using elements of process, content, and usability. Student perceptions of blended learning were assessed using a one-way ANOVA to determine the correlation with the learning style of the students. Most students belong to the Convergent category, followed by Divergent, Accommodator, and Assimilator. The outcomes of this study showed no meaningful difference between students’ learning styles and their perceptions towards blended learning. The findings from the study could benefit academicians in designing more suitable material according to students' preferred mode such as more hands-on tasks for Convergent groups, which believe, can improve the student's achievement. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki gaya belajar mahasiswa dan hubungannya dengan persepsi terhadap blended learning. Studi ini melibatkan 119 mahasiswa program Diploma Teknologi Informasi di sebuah universitas swasta. Gaya belajar ditentukan dengan Kolb's Learning Style Inventory dengan kategori Konvergen, Divergent, Accommodator, dan Assimilator. Sementara persepsi terhadap blended learning diselidiki dengan elemen proses, konten, dan kegunaan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara gaya belajar mahasiswa dan persepsi mereka terhadap blended learning. Temuan ini dapat membantu akademisi dalam merancang materi yang lebih sesuai dengan gaya belajar mahasiswa. Temuan dari penelitian ini bisa bermanfaat bagi pendidik dalam merancang materi yang lebih sesuai dengan mode pilihan siswa. Misalnya, memberikan lebih banyak tugas langsung untuk kelompok Konvergen berpotensi meningkatkan prestasi siswa. Data dan Analisis Data: 1. Model Konseptual Penelitian: 2. Jumlah Sample sebanyak 119 mahasiswa 3. Pemetaan metode dan hasil penelitian dengan tujuan masing-masing ditunjukkan pada Tabel 1 (Pemetaan pertanyaan, tujuan, metode & hasil penelitian) 4. Instrumen Penelitian: a. Kuesioner gaya belajar dari Kolb's Learning Style Inventory (1986) terdiri dari 12 item kuesioner yang berlaku untuk remaja dan pelajar dewasa. Setiap item memiliki empat ekspresi jawaban, dimana responden diminta untuk memberikan skor (dari 4 hingga 1) untuk setiap ekspresi; mulai dari karakteristik yang paling baik hingga yang paling tidak baik. Koefisien reliabilitas Inventori untuk pengalaman konkret (CE), pengamatan reflektif (RO), konseptualisasi abstrak (AC), dan eksperimen aktif (AE) adalah 0,81, 0,78, 0,83, dan 0,84. Model Gaya Belajar Kolb merupakan kombinasi dari kognisi, pengalaman, persepsi, dan perilaku. Terdapat empat kategori mode atau orientasi belajar dalam model ini, yaitu pengalaman konkret (Concrete Experience, CE), pengamatan reflektif (Reflective Observation, RO), konseptualisasi abstrak (Abstract Conceptualization, AC), dan eksperimentasi aktif (Active Experimentation, AE). Setiap gaya belajar merupakan kombinasi dari dua mode belajar sebagai berikut: i. Gaya belajar Divergen kombinasi dari mode RO dan CE, ii. Gaya belajar Assimilator kombinasi mode RO dan AC, iii. Gaya belajar Convergent kombinasi mode AC dan AE, iv. Gaya belajar Accomodator kombinasi mode AE dan CE. Skor CE, RO, AC dan AE dijumlahkan sesuai gaya belajar mahasiswa. b. Kuesioner Blended Learning diadaptasi dari Shantakumari dan Sajith (2015) terdiri dari 24 pernyataan yang dibedakan atas tiga kategori utama, yaitu: i. 10 pernyataan pertama bertujuan untuk menyoroti persepsi siswa dalam proses Blended Learning, ii. Sembilan pernyataan berikutnya bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi terhadap konten Blended Learning, dan iii. lima pernyataan lainnya bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan komputer dan lingkungan web. Dengan menggunakan skala Likert 5 poin (sangat setuju (4), setuju (3), netral (2), tidak setuju (1), dan sangat tidak setuju (0)) dan Koefisien reliabilitas skala itentukan sebesar 0,87. c. Media: Online Google Form 5. Analisis Data a. Jenis Statistik: Deskriptif b. Uji Statistik: variance analysis satu jalur (ANOVA one way) dengan tingkat signifikansi c. Platform uji statistik: IBM SPSS Statistics 25.0 Hasil Penelitian 1. Jenis kelamin dan usia mahasiswa : 23% (27/119) perempuan, 77% (92/119) laki-laki, dan usia berkisar antara 17-26 tahun. 2. Gaya belajar mahasiswa ditunjukan pada gambar diagram berikut: 3. Nilai rata-rata persepsi mahasiswa terhadap BL berdasarkan proses, konten, dan kemudahan penggunaan ditunjukkan pada tabel berikut: Dari nilai rata-rata persepsi mahasiswa terhadap BL berarti mahasiswa setuju bahwa BL adalah cara baru dan menarik untuk mempelajari hal-hal baru dengan cara yang mudah dan tidak terlalu memakan waktu dibandingkan dengan kelas tradisional. 4. Hasil statistik deskriptif untuk skor BL mahasiswa pada tiga domain BL menurut gaya belajar ditunjukkan pada tabel berikut: 5. Hasil variance analysis (ANOVA one way) terhadap persepsi mahasiswa terhadap BL ditunjukkan pada tabel berikut: Hasil ANOVA menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap BL tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan di antara gaya belajar, F(3.115) = 0,808 (F hitung) < F tabel = 2,68 dan p = 0,49 > 0,05 (berarti Ho diterima) 6. Dari jawaban pertanyaan terbuka kepada mahasiswa menurut masing-masing gaya belajar terhadap BL juga menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan mengenai persepsi mahasiswa terhadap BL. Kesimpulan 1. Dalam penelitian ini diperoleh empat kelompok gaya belajar dari mahasiswa yang dikategorikan sebagai gaya belajar Divergen, Assimilator, Convergent, dan Accomodator berdasarkan gaya belajar dari Kolb. 2. Persepsi mahasiswa terhadap BL menurut masing-masing gaya belajar secara umum positif atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara keduanya, dn diperkuat dengan analisis varians satu arah (ANOVA satu arah) dan jawaban dari pertanyaan terbuka. 3. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu responden yang terbatas pada satu program studi, menggunakan formulir survei yang dilaporkan sendiri, dan hasilnya tidak dapat digeneralisasikan ke institusi pendidikan tinggi lainnya. Sumber Artikel: Shamsuddin, N. & Kaur, J. (2020). Students’ learning style and its effect on blended learning, does it matter?. International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE), 9(1), 195~202, DOI: 10.11591/ijere.v9i1.20422