Uploaded by novia ayu

proyek nrk merged

advertisement
Analisis Penyelesaian Konflik Organisasi KOMMMA Melalui Negosiasi Integratif
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Pada
Mata Kuliah Negosiasi Resolusi Konflik
NOVIA AYU KUSUMA DEWI
NIM.205030201111119
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
Daftar Isi
Daftar Isi ......................................................................................................................................... 1
Abstrak ............................................................................................................................................ 2
Pendahuluan .................................................................................................................................... 3
Metode Penelitian ........................................................................................................................... 6
Kajian teori...................................................................................................................................... 7
Pengertian Negosiasi ................................................................................................................... 7
Negosiasi Integratif ..................................................................................................................... 7
Langkah-Langkah kunci dalam Proses Negosiasi Integratif ....................................................... 8
Hasil dan Pembahasan .................................................................................................................. 10
Kesimpulan ................................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 15
1
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan teknik negosiasi integrative
dalam permasalahan anggota organisasi.Penelitian ini dilakukan kepada salah satu pengurus
organisasi yang bertempat di Malang.Penelitian menggunakan metode wawancara untuk
mendapat data . Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa permasalahn yang tejadi di
organisasi KOMMMA ini terjadi akibat perbedaan tujuan dan kepentingan antara pihak pnegurus
dan anggota terkait kegiatan dan output yang diberikan kepada anggota. Pada prosesnya teknik
negosiasi integrative memiliki peran yang sangat penting sehingga terjadi kesepakan win win
soulution yaitu dengan memberikan kontribusi kepada organisasi dan akan diganti dengan surat
rekomendasi dari organisasi.
2
Pendahuluan
Perkembangan ilmu yang semakin pesat berdampak pada persaingan dalam dunia kerja
yang semakin ketat. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan memiliki peran yang sangat
besar dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan peningkatan daya saing
seorang mahasiswa. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan meningkatkan keaktifan
berorganisasi, yang dinilai penting untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dan menjadi
salah satu factor utama diterima di lapangan kerja (Anonim, 2010, h.1). Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan dijelaskan bahwa organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawanan
serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.
Organisasi kemahasiswaan di Perguruan Tinggi merupakan organisasi yang tidak
berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir tidak ada, yang ada
hanyalah mendapatkan pengalaman dan keterampilan softskill yang akan didapat oleh
anggotanya yang berproses didalam organisasi. Organisasi kemahasiswaan sendiri bertujuan
untuk membentuk watak dan karakter mahasiswa agar mampu menjadi penerus bangsa yang
berkualitas.
Organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus. Dimana dalam proses
pengkaderan organisasi mereka dilibatkan dalam berbagai kegiatan organisasi yaitu pendidikan
dasar, pelatihan kepemimpinan dan manajemen diri maupun organisasi, kegiatan musyawarah
organisasi yang terstruktur dan terencana dengan matang, serta dalam kegiatan-kegiatan yang
bersifat membuat acara internal organisasi dan acara yang melibatkan mahasiswa dan
masyarakat secara luas.
Aktivitas yang dimiliki mahasiswa yang tergabung dalam organisasi merupakan aktivitas
kurikuler dan ekstrakurikuler yang merupakan aktivitas yang membentuk banyak keterampilan
pada mahasiswa berorganisasi yaitu softskill dan hardskill. Softskill sendiri dibangun dari
3
banyaknya rangkaian kegiatan ekstrakuriker yang diikuti oleh mahasiswa. Dalam dunia
Perguruan Tinggi kegiatan ekstrakurikuler pada mahasiswa dilaksanakan dengan mahasiswa
aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang ada dikampus.
Salah satu organisasi mahasiwa yang popular dan memiliki banyak manfaat adalah organi
mahasiswa daerah. Yakni organisasi yang mewadahi mahasiswa dari satu wilayah yang
sama,biasanya satu kota atau provinsi yang sama atau biasa disebut Organisasi mahasiswa
daerah (Ormada) atau dikenal juga dengan Himpunan Daerah (Himda) adalah organisasi yang
beranggotakan sekumpulan mahasiswa dari asal yang sama dan melanjutkan studi pendidikannya
di suatu wilayah tertentu. Dengan adanya organisasi tersebut, mahasiswa dengan latar belakang
daerah yang sama dapat bersilaturahmi sekaligus bersama-sama menjaga nilai-nilai budaya
kedaerahan di tengah arus modernisasi dan heterogenitas budaya yang ada di kampus.
Problemnya, saat ini organisasi daerah di kalangan mahasiswa cenderung kurang diminati
karena dianggap kurang menunjang masa depan di bandingkan organisasi intra maupun extra
kampus lainnya, banyak mahasiswa saat ini yang bersikap pesimis terhadap ormada, dianggap
tidak penting, kurang menunjang keilmuan akademik, menganggu aktifitas belajar, dan yang
tidak kalah tragisnya adalah mahasiswa enggan pulang ke daerah masing-masing ketika ia sudah
lulus kuliah, mereka mengagap keilmuan yang selama ini mereka geluti tidak cocok dengan
kondisi sosial masyarakatnya dan sebagai titik aman mereka mencari prospek kerja yang lebih
menjanjikan, mencari daya saing yang lebih tinggi.
Universitas Brawijaya merupakan salah satu Universitas Negeri yang peduli akan
pentingnya sebuah organisasi kemahasiswaan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan
tinggi. Mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah mendorong mahasiswa membentuk
organisasi organisasi mahasiwa daerah yang berjumlah puluhan. Salah satu organisasi
kemahasiswaan daerah tersebut adalah KOMMMA. KOMMMA sendiri merupakan Komunitas
Mahasiswa Magetan di Malang khususnya di Universitas Brawijaya. KOMMMA mewadahi
mahasiswa untuk berkembang di berbagai bidang,khususnya merangkul mahasiswa mahasiswa
agar memiliki hubungan yang lebih erat.
Umumnya organisasi KOMMMA juga tidak luput dari berbagai permasalahan. Dari
berbagai permasalahn yang terjadi salah satu masalah yang umum adalah menurunnya kinerja
4
anggota karena kurangnya motivasi dan dukungan dari organisasi dan structuralnya sendiri.
Maka dari itu dalam tulisan ini saya mengangkat judul “Analisis Penyelesaian Konflik
Organisasi KOMMMA Melalui Negosiasi Integratif “
5
Metode Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti mencoba mengungkap gambaran tentang strategi belajar pada
mahasiswa yang aktif dalam Organisasi KOMMMA (Komunitas Mahasiswa Magetan di
Malang). Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan model pendekatan studi
kasus dengan wawancara. Pelaksanaan wawancara kepada narasumber dilakukan secara offline
di salah satu coffee shop di Kota Malang
Dalam penyusunan tulisan ini diawali dengan penentuan objek penelitian,objek
KOMMMA dipilih karena penulis mengetahui salah satu permasalahan yang pernah terjadi di
organisasi yang dipilih dan memiliki kedekatan dengan salah satu pengurus yang
bersangkutan.Lokasi penelitian ini berada di Kota Malang karena subjek atau narasumber sedang
berada di Kota Malang.
6
Kajian teori
Pengertian Negosiasi
Istilah negosiasi berasal bahasa Inggris “negotiation”, dalam pengertian secara umum
negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara berunding untuk mencapai kesepakatan
kedua belah pihak (Ulinuha, 2013). Sedangkan Robbins (2003) mengartikan negosiasi adalah
sebuah proses yang didalamnya dua pihak atau lebih bertukar barang dan jasa dan berupaya
menyepakati tingkat kerjasama tersebut bagi mereka.
Menurut Jackman (2005) negosiasi adalah sebuah proses yang terjadi antara dua pihak
atau lebih yang pada mulanya memiliki pemikiran berbeda, hingga akhirnya mencapai
kesepakatan. Oliver (dalam Purwanto, 2006) menambahkan bahwa negosiasi adalah sebuah
transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Untuk itu diperlukan
persetujuan dari kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima
sesuatu untuk mencapai suatu kesepakatan bersama.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa negosiasi merupakan suatu proses
komunikasi dimana dua orang atau lebih dengan tujuan yang berbeda melakukan suatu proses
timbal balik yang melibatkan pertukaran sesuatu antara dua orang atau lebih hingga mencapai
kesepakatan bersama yang menguntungkan semua pihak.
Negosiasi Integratif
Negosiasi integratif merupakan negosiasi yang berjalan dan berdasarkan pada asumsi
dalam mencari suatu penyelesaian dan dalam negosiasi ini diciptakan penyelesaian dalam
kondisi menang menang diantara pihak-pihak yang terlibat (Bartos, 1995). Dalam negosiasi
integratif ini negosiator yang terlibat diharuskan untuk memahami kepentingan pihak lawan dan
hal ini kemudian akan membawa keputusan yang menguntungkan kedua pihak, serta jalannya
negosiasi ini akan mudah dan lancar. Selain itu, negosiasi integratif identik dengan hal-hal yang
berkaitan dengan multi-issue, sharing, problem solving, dan bridge building.
Dalam hal multi-issue, dalam pelaksanaan negosiasi integratif dibahas tidak hanya satu
isu saja, melainkan lebih. Sharing, negosiasi integratif juga terjadi kegiatan berbagi. Dalam
kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi selengkapnya dari pihak lawan dan
7
dalam kegiatan ini peran negosiator sangat diperlukan untuk menjalin hubungan baik dengan
pihak lawan yang nantinya akan mendapatkan informasi dalam menyelesaikan permasalahan
yang ada dengan menguntungkan kedua belah pihak. Problem solving, dalam negosiasi integratif
ini penyelesaian masalah yang berkaitan dalam penyelesaian konflik merupakan salah satu cara
yang dipergunakan untuk mencapai kepentingan bersama (kedua belah pihak yang terlibat).
Sedangkan, bridge building, dalam negosiasi integratif hubungan baik yang terjalin ini juga
memerlukan adanya sebuah jembatan yang menghubungkannya. Jembatan ini berfungsi sebagai
penyatuan dari kepentingan-kepentingan yang berbeda dari kedua belah pihak. Selain itu,
terbentuknya jembatan ini juga memiliki fungsi lain, yaitu dengan maksud untuk mendapatkan
hasil setelah terjadinya negosiasi dan hubungan yang berpengaruh untuk negosiasi ke depannya
juga dapat mempengaruhi dengan adanya bridge building tersebut.
Langkah-Langkah kunci dalam Proses Negosiasi Integratif
Dalam proses negosiasi integrative terdapat langkah langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai sebuah tujuan yang dilakukan. Langkah langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Masalah
Proses definisi masalah ini sangat enting untuk negosiasi integratif karena proses ini
menentukan parameter-parameter umum mengenai perkara yang dinegosiasikan dan
memberikan kerangka kerja awal dalam pendekatan ke diskusi. Sangat penting agar
kerangka kerja ini cukup komprehensif, sehingga dapat memperlihatkan kompleksitas
situasi,sekaligus tanpa membesar-besarkan situasi tersebut.
2. Mengamati kepentingan
a. Hampir selalu terdapat lebih dari satu kepentingan yang mendasari sebuah negosiasi.
Kedua pihak akan sering kali memiliki lebih dari kepentingan yang subtantif mengenai
masalah.
b. Kedua pihak dapat memiliki kepentingan yang berbeda. Salah satu pihak mungkin
sangat memperhatikan tentang masalah-masalah spesifik yang dibahas, sementara pihak
yang lain hanya memperhatikan bagaimana masalah-masalah tersebut diselesaikan.
c. Kepentingan seringkali berakar dari kebutuhan atau nilai-nilai manusiayang paling
mendasar. Beberapa penulis menyatakan bahwa kerangak kerja dalam memahami
8
kebutuhan dan nilai nilai yang mendasar pada manusia dapat membantu memahami
kepentingan.
d. Kepentingan dapat berubah. Para negosiator harus selalumemperhatikan perubahanperubahan pada kepentingan mereka dan kepentingan pihak lain. Saat satu pihak mulai
bicara dengan cara yang berbeda ketika bahasa atau penekanan tubuh berubah pihak lain
harus mencari adanya perubahan kepentingan.
e. Kepentingan yang muncul ke permukaan. Dialog yang sama juga penting dalam
mengklarifikasi pihak lain. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menyelidik dan
memperhatikan bahasa, emosi, dan perilaku nonverbal pihak lain adalah kunci-kunci
penting pada proses. Hasil yang dicapai adalah solusi yang sama-sama memuaskan
keduanya.
3. Membuat Solusi Alternatif.
Tujuan
membuat
solusi
alternatif
adalah
untuk
membuat
daftar
pilihanatau
kemungkinan kemungkinan solusi atas masalah; mengevaluasi dan memilih di antara
pilihan-pilihan tersebut akan menjadi tugas mereka ditahap akhir. Beberapa teknik telah
diberikan untuk membantu negosiator membuat solusi-solusi alternatif.
4. Mengevaluasi dan memilih alternatif.
Tahap keempat dalam proses negosiasi integratif adalah mengevaluasi alternatif yang
dihasilkan selama tahap sebelumnya dan memilih alternatif-alternatif yang terbaik untuk
dilaksanakan. Kedua pihak harus ikut serta dalam semacam proses pembuatan keputusan
di mana mereka memperdebatkan keuntungan-keuntungan yang terkait dengan pilihanpilihan yang disukai setiap negosiator dan menyepakati pilihan yang terbaik.
9
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan narasumber,organisasi yang diikuti
oleh narasumber merupakan organisasi yang hanya aktif dalam moment moment tertentu,seperti
saat akan adanya seleksi masuk perguruan tinggi, atau ada hari hari penting. Ketika aka nada
seleksi masuk perguruan tinggi,organisasi ini akan membantu siswa SMA untuk mengetahui
lebih jauh terkait perguruan tinggi khususnya Universitas Brawijaya dengan melakukan
sosialisasi baik ke sekolah sekolah secara langsung atau dengan mengikuti kegiatan University
Fair yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dimana mendatangkan perwakilan dari
berbagai perguruan tinggi sebagai ajang pengenalan dan menumbuhkan minat siswa SMA/SMK
untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu beberpa program yang berjalan diantarnya program di
hari hari seperti hari kartini atau hari kemerdekaan atau hari raya dengan melakukan beberapa
kegiatan social yang memberikan dampak kepada anggota dan lingkungan disekitarnya. Selepas
dua kegiatan ini,KOMMMA hanya melakukan pertemuan rutin sebagai bentuk bounding antar
anggota guna merekatkan rasa persaudaraan.
Dalam pelaksanaan program program yang dilakukan bukan tanpa hambatan,hambatan
utama yang sering terjadi adalah kekurangan sumber daya manusia. Banyak anggota dari
organisasi ini mangkir dari tugas dan jobdesknya sehingga meinggalkan tugas dan tanggungnya
dari kegiatan. Hal seperti inilah yang membuat organisasi ini jarang melakukan kegiatan atau
proker yang sudah direncanakan pada awal tahun.
Permasalahan terkait kemangkiran anggota organisasi ini merupakan hal yang sering
terjadi dalam organisasi. Beberpa factor yang menyebabkan hal ini terjadi diantarnya adalah
adanya kesibukan lain diluar organisasi,kegiatan yang dilakukan di daerah asal namun anggota
sedang berada di Malang,kurangnya output yang dihasilkan setelah melakukan kegiatan serta
kurangnya ketegasan pengurus dalam mengatur anggotanya sehingga banyak anggota yang
meremehkan organisasi ini. Factor factor ini menyebakan munculnya berbagai masalah
berkesinambungan sehingga dapat menyebabkan organisasi ini pasif.
10
Salah satu permasalahan yang pernah terjadi adalah terjadi adalah adanya anggota
organisasi yang mangkir dari tanggung jawabnya dalam sebuah kegiatan dan tanggungjawabnya
sebagai salah satu pengurus organisasi,sehingga menyebabkan kegiatan yang dilakukan tidak
berjalan secara maksimal. Selain itu kemangkirang anggota ini juga menimbulkan permasalahan
yang lebih besar yaitu banyak anggota yang lain ikut mangkor bahkan pasif dalam kegiatan
organisasi. Ketidaktegasan pengurus untuk segera menyelesaikan permaslahan ini menjadi salah
satu
pemicu dari permasalahan permasalahan selanjut. Setelah melihat permasalahan yang
terjadi sudah melebar,pengurus akhirnya melakukan tindakan dengan melakukan diskusi yang
mendalam dengan anggota anggota terkait.
Dalam diskusi yang dilakukan oleh pengurus dengan anggota terkait diketahui bahwa
antara pengurus dan anggota terkit ini memiliki perbedan tujuan dan kepentingan. Bagi pengurus
tujuan utamanya adalah bagaimana organisasi ini tetap aktif dalam melakukan kegiatan sesuai
dengan proker serta menginginkan anggota organisasi dapat berpartisipasi aktif dalam semua
kegiatan. Sedangkan anggota terkait mengikuti organisasi ini untuk mendapatkan sertifikat yang
dapat mendukung proses studinya
sehingga anggota ini lebih memilih kegiatan yang
memberikan sertifikat secara resmi yang dapat berdampak dalam proses studinya.
Untuk menyelesaikan kedua pihak yang memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda
ini perlu diadakan negosiasi,dimana negosiasi menurut Jackman (2005) adalah sebuah proses
yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang pada mulanya memiliki pemikiran berbeda, hingga
akhirnya mencapai kesepakatan.DIsini antara anggota dan pengurus melakukan neosiasi untuk
mencari jalan tengah dari permasalahan yang terjadi. Jenis negosiasi yang dihasilkan adalah
negosiasi integrative ,negosiasi ini diciptakan penyelesaian dalam kondisi menang menang
diantara pihak-pihak yang terlibat (Bartos, 1995).jenis negosiasi ini digunakan karena di konteks
permasalahan ini harus menguntungkan satu sama lain. Hal ini supaya kedua belah pihak dapat
tercapai tujuannnya.
Proses unutk mencapai kesepakatan antara medua belah pihak melalui berbagai langkah
langkah yang panjang. Proses negosiasi integrative ini diawali dengan mengidentifikasi dan
mendefinisikan
masalah,dalam
fase
ini
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
informasi
selengkapnya dari pihak lawan dan dalam kegiatan ini peran negosiator sangat diperlukan untuk
menjalin hubungan baik dengan pihak lawan yang nantinya akan mendapatkan informasi dalam
11
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan menguntungkan kedua belah pihak. Anggota
yang bersangkutan perlu mengutarakan apa yang terjadi dan apa yang dirasakan selama berada di
organisasi serta permasalahan permasalahan diluar yang dapat berkaitan secara langsung. Begitu
juga pengurus harus menjabarkan terkait kondisi organisasi,kebutuhan dan permasalahan yang
terjadi sehingga kedua belah pihak mengetahui kebutuhan satu sama lain.
Langkah kedua dalam proses negosiasi integrative adalah Mengamati kepentingan satu
sama lain. Di permasalahan yang terjadi ini kedua belah pihak memiliki kepentingan yang
berbeda,dari sisi anggota dia memiliki kepentingan mendapatkan sertifikat untuk menunjang
studinya. Karena organisasi tidak dapat mengeluarkan sertifikat secara resmi,maka hal ini
dianggap merugikan dan tidak dapat memenuhi kepentingannya. Sedangkan bagi pengurus hal
penting yang harus dipenuhi adalah memastikan organisasi dapat berjalan dan acara acara dapat
terlaksana dengan hasil yang maksimal. Kepentingan ini pada kenyataanya tidak dapat terlaksana
karena kurangnya dukungan dan kurangnya sumber daya manusia yang berpartisipasi aktif
dalam organisasi dan kegiatan kegiatannya.
Dari identifikasi kedua kepentingan yang dijabarkan diketahui bahwa kedua belah pihak
memiliki kepentingan yang bersinggungan sehingga perlu dilakukan langkah selanjutnya yaitu
mencari solusi alternative atau BATNA (Best Alternative to a Negotiated Agreement) yaitu
rencana negosiasi tentang beberapa alternatif yang dapat ditempuh oleh negosiator untuk
membuat atau tidak membuat kesepakatan dengan pihak lain berdasarkan tujuan negosiasi yang
ingin dicapai (Kennedy,1993:35). Di permasalahan yang terjadi ini,ada beberapa solusi yang
dapat ditawarkan agar kedua belah pihak mendapatkan win win solution. Alternataif pertama
yang ditawarkan oleh pengurus yaitu pemberian surat keterangan aktif organisasi dengan
ketentuan
anggota
terkait
harus
mengikuti
70%
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
organisasi,sehingga dalam penawaran ini organisasi diuntungkan dengan kegiatan yang
mendapatkan sumber daya manusia dan anggota dapat mendapatkan surat pengganti sertifikat
yang menunjang studinya, selain itu alternative lain yang ditawarkan adalah mengadakan
kegiatan organisasi di tempat perkuliahan atau di Kota Malang,sehingga kemungkinan anggota
yang sebelumnya terkendala jarak untuk kembali ke asal dapat lebih memiliki kesempatan besar
untuk mengikuti kegiatan.
12
Adanya alternative alternative ini perlu pertimbangan dan evaluasi lebih lanjut untuk
mengetahui side effect yang dapat ditumbulkan dari setiap keputusan yang diambil. Dari
alternative pertama bisa dilakukan namun tidak menjamin bahwa semua anggota mau bersedia
dan mematuhi kesepakatan walaupun dalam alternative ini ini dilihat bisa menguntungkan kedua
belah pihak,namun masih terdapat potensi kegagalan dalam pelaksanaannya. Sedangkan
alternative kedua dimana penyeenggaraan acara dilakukan di Kota Malang mungkin bisa
dilakukan untuk kegiatan kegiatan tertentu yang sifatnya internal organisasi seperti rapat,karena
ketika kegiatan dilakukan diluar kota asal yaitu kota Magetan makan esensi dan tujuan organisasi
sendiri kurang bisa tercapai sehingga tidak sesuai dengan kepentingan awal berdirinya organisasi
ini.
Oleh karena itu,dari kedua alternative penyelesain masalah yang diberikan kedua belah
pihak yaitu anggota dan pengurus menyepakati bahwa menggunakan opsi pertama dengan
pemberian surat keterangan aktif organisasi dengan ketentuan anggota terkait harus mengikuti
70% kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Meskipun masih memiliki kemungkinan gagal
namun opsi ini dirasa paling sesuai dan dapat merangkul kepentingan kedua belah pihak
13
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian,dapat disimpulkan bahwa proses negosiasi integrative yang
menghasilkan win win solusion dapat memberikan pemecahan masalah yang dapat diterima oleh
kedua belah pihak. Sehingga tujuan pihak pengurus dan pihak anggota dapat terlaksana secara
bersaan dan saling menguntungkan
14
Daftar Pustaka
Lewicki .Roy, 2015, Negosiasi, Jakarta: Salemba Humanika
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan. (Tanpa tanggal). Diunduh dari:
http://www.dikti.go.id/Archive2007/Org Mhs.html.
Anonim. (2010). Aktif berorganisasi mendapat nilai (2010, 18 Oktober). Kompas, hal.1.
Yasinta Karina Caesari, A. L. (2013). Kuliah versus organisasi. Journa Psikologi Universitas
Diponegoro, 2.
15
Download