Uploaded by Keselamatan Pasien

pdfcoffee.com contoh-program-mfk-pdf-free

advertisement
PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS
DAN KESELAMATAN PUSKESMAS
TAHUN 2020
PUSKESMAS ………………………………..
DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2020
PROGRAM
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN PUSKESMAS
KOTA YOGYAKARTA
TH 2020
A. PENDAHULUAN
Manajemen sarana (bangunan), prasarana, peralatan Puskesmas, dan
keselamatan dan keamanan lingkungan Puskesmas dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan. Sarana (bangunan), prasarana, peralatan
Puskesmas, dan keselamatan lingkungan dikelola dalam Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan
dan dikaji dengan memperhatikan manajemen risiko
Puskesmas yang merupakan suatu Unit Pelaksana Pelayanan Teknis Dinas
Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan, memantapkan, dan mempertahankan
jangkauan dan pemerataan serta mutu pelayanan kesehatan dasar melalui Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
menuju peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya Puskesmas
sebagai penggerak masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Puskesmas
merumuskan salah satu misinya yaitu mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan
menjamin keselamatan pasien dan menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang
berkualitas dan beretika.
MFK di Puskesmas melaksanakan program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan yang merupakan bagian dari komponen keselamatan dan keamanan
lingkungan fisik yang berupaya untuk mengelola semua resiko-resiko yang mungkin
terjadi di dalam pelayanannya dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung.
Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi peraturan
perundangan yang terkait dengan bangunan, prasarana, peralatan Puskesmas dan
menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, pengunjung, petugas, dan
masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
Selama ini Puskesmas telah melaksanakan program Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan , terutama pemeliharaan gedung, pemeliharaan peralatan,
pemeriksaan
kesehatan
karyawan,
kesehatan
lingkungan,
penanggulangan
kebakaran, penanganan bahan dan limbah B3 dan lain-lain namun belum optimal
dan pada umumnya tidak diawali dengan identifikasi risikonya.
Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas/peralatan sudah dilaksanakan, belum
didasarkan kepada pelaksanaan dan analisis resiko. Pemeriksaan fasilitas, uji fungsi
dan identifikasi resiko belum dilaksanakan secara optimal. Sehubungan hal-hal
seperti di atas dirasakan perlu untuk menyusun program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan
dengan melaksanakan program MFK yang lebih komprehensif,
mengutamakan identifikasi resiko untuk keselamatan dan safety dari fasilitas yang
dimiliki Puskesmas sesuai standar-standar yang ditetapkan akreditasi .
Puskesmas perlu menyusun program manajemen fasilitas dan keselamatan
(MFK) untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan
masyarakat.Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya
cedera bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3 /pmk 52 th 2018), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan,
kebakaran, gedung roboh, dan tersengat listrik.
Program
keselamatan
bagi
petugas
terintegrasi
dengan
program
keselamatan dan kesehatan kerja. Area-area yang berisiko keamanan dan
kekerasan
fisik
perlu
diidentifikasi
dan
dibuatkan
peta,
dipantau
untuk
meminimalkan terjadinya insiden dan kekerasan fisik baik bagi pasien, petugas,
maupun pengunjung yang lain . Program untuk keamanan dengan menyediakan
lingkungan fisik yang aman bagi pasien, petugas, dan pengunjung Puskesmas perlu
direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera
akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan
kekerasan pada petugas. Agar dapat berjalan dengan baik, maka program tersebut
juga didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas untuk mendukung
keamanan dan fasilitas seperti penyediaan Closed Circuit Television (CCTV), alarm,
APAR, jalur evakuasi, titik kumpul, rambu-rambu mengenai keselamatan dan tandatanda pintu darurat.
Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan
dikendalikan secara aman. WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan
beracun serta limbahnya dengan katagori sebagai berikut: infeksius; patologis dan
anatomi; farmasi; bahan kimia; logam berat; kontainer bertekanan; benda tajam;
genotoksik/sitotoksik; radioaktif. Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi
lokasi, jenis, dan jumlah serta limbahnya disimpan. Daftar inventarisasi ini selalu
mutahir (di-update) sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan.
Penyediaan TPS limbah B3 dan IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Potensi terjadinya bencana di daerah berbeda antara daerah yang satu dan
yang lain. ( Identifikasi bencana). Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi
dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal. Strategi
dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi
bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya
(Hazard Vulnerability Assesment).
Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill)
setiap tahun
secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk
menilai kesiapan sistem program manajemen bencana /disaster. ( strategi
komunikasi jika terjadi bencana, manajemen sumber daya, penyediaan pelayanan
dan alternatifnya, identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana).
Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam
pelaksanaan program tanggap darurat agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana
yang diselenggarakan minimal setahun sekali. Debriefing adalah sebuah review
yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang
bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi. Hasil dari kegiatan debriefing
didokumentasikan.
Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap
terjadinya kebakaran. Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu
disusun sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran. Jika
terjadi kebakaran, pasien, petugas, dan pengunjung harus dievakuasi dan dijaga
keselamatannya. Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan
proteksi kebakaran baik aktif mau pasif. Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR,
sprinkler, detektor panas, dan detektor asap, sedangkan proteksi kebakaran secara
pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul
aman.
Merokok berdampak negatif terhadap kesehatan, dan dapat menjadi sumber
terjadinya kebakaran. Puskesmas harus menetapkan larangan merokok di
lingkungan Puskesmas baik bagi petugas, pasien, dan pengunjung.
Larangan
merokok wajib dipatuhi oleh petugas, pasien dan pengunjung, dan dilakukan
perbaikan terhadap pelaksanaannya.
Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan pasien, alat
kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan setiap saat
diperlukan. Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi
secara berkala, sesuai dengan panduan produk tiap alat
kesehatan.
Dalam
Melakukan pemeriksaan alat kesehatan, petugas memeriksa antara lain: kondisi,
ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat. Alat esehatan
dapat dilakukan recall oleh pemerintah dan/atau produsen dan/atau distributor akibat
adanya risiko keselamatan . Jika ada alat kesehatan yang dilakukan recall, harus
dilaksanakan penarikan agar tidak digunakan dan dipandu oleh prosedur yang baku.
Prasarana atau sistem utilisasi meliputi air, listrik, gas medis dan sistem
penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, dibutuhkan ketersediaan listrik, air
dan gas medis, serta prasarana lain, seperti Genset, panel listrik, perpipaan air,
ventilasi, sistem jaringan dan teknologi informasi, sistem deteksi dini kebakaran yang
sesuai dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas. Program pengelolaan sistem
utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam menunjang
kegiatan pelayanan Puskesmas. Sumber air adalah sumber air bersih dan air
minum. Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi
kegagalan air dan/ atau listrik.
Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya,
seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk
menjaga ketersediaannya untuk mendukung kegiatan pelayanan pasien. Untuk
prasarana air perlu dilakukan pemeriksaan air bersih, termasuk pemeriksaan uji
kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan
dalam pelaksanaan manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK) perlu dilakukan
pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan
lingkungan yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat. Pendidikan petugas
dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house training/workshop/lokakarya.
Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program
pendidikan manajemen fasilitas dan keselamatan.
C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi pasien dan karyawan
dalam lingkungan Puskesmas .
2. Tujuan Khusus
a.
Menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien.
b.
Mengendalikan secara aman bahan dan limbah berbahaya yang ramah
lingkungan.
c.
Menanggapi bila terjadi kedaruratan komunitas, wabah dan bencana.
d.
Menjamin seluruh penghuni di Puskesmas aman dari kebakaran, asap
atau kedaruratan lainnya.
e.
Menjamin ketersediaan dan berfungsi/laik pakainya peralatan medis.
f.
Melindungi
penghuni
Puskesmas
dari kejadian
terganggunya,
terkontaminasi atau kegagalan sistem pengadaan air minum dan listrik.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan besar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang melaksanakan
program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan dibuat dengan rincian kegiatan
sebagai berikut :
1. Keselamatan dan Keamanan
a.
Melaksanakan identifikasi daerah yang berisiko dari aspek gedung
dan fasilitas.
b.
Melaksanakan pemberian identitas kepada staf, pengunjung, vendor
dan area beresiko.
c.
Melakukan pencegahan kejadian cedera pada pasien, keluarga, staf
dan pengunjung.
d. Melaksanakan pengendalian lingkungan selama masa pembangunan dan
renovasi.
e. Melaksanakan pemeriksaan seluruh gedung pelayanan pasien.
f.
Melaksanakan proteksi kehilangan dan kerusakan dari fasilitas.
g. Memastikan bahwa Puskesmas sebagai kawasan tanpa rokok.
h. Memastikan bahwa badan independen dalam fasilitas pelayanan mematuhi
program keselamatan dan keamanan, bahan berbahaya, manajemen
keadaan darurat, pengamanan kebakaran.
2. Perlindungan Kesehatan Karyawan :
a.
Memeriksa kesehatan karyawan baru
b.
Melakukan monitoring efek radiasi
c.
Melakukan pemeriksaan tenaga kerja area pelayanan klinikal dan
keperawatan
d.
Melakukan imunisasi dan vaksinisasi
e.
Menangani kesehatan akibat kerja :
1) Kecelakaan akibat benda tajam
2) Kecelakaan akibat B3
3) Kecelakaan akibat lainnya
f.
Menangani kesehatan lingkungan tempat kerja
1) Mengelola lingkungan tempat kerja beresiko terhadap pencahayaan,
kebisingan, kualitas udara, dan sarana fisik penunjang kerja
2) Menyusun rencana dan anggaran untuk meningkatkan atau mengganti
sistem, bangunan atau komponen untuk fasilitas fisik.
3. Bahan Beracun dan Berbahaya ( B3).
3. Melaksanakan identifikasi resiko bahan dan limbah berbahaya (B3).
a. Melaksanakan pengendalian bahan dan limbah berbahaya B3 (penanganan,
penyimpanan dan penggunaan).
b. Melaksanakan pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan dan insiden
lainnya.
c. Menyiapkan alat dan prosedur perlindungan yang benar dalam penggunaan.
4. Manajemen Emergency/Kewaspadaan Bencana
a. Melaksanakan identifikasi bencana internal dan eksternal
b. Melaksanakan uji coba/pelatihan penanggulangan bencana/disaster.
5. Pengamanan Kebakaran
a. Melaksanakan identifikasi pengurangan resiko kebakaran.
b. Melaksanakan pencegahan kebakaran terhadap bahan mudah terbakar.
c. Melaksanakan pelatihan penanggulangan kebakaran.
d. Melaksanakan pemeriksaan,uji fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan
peralatan.
6. Peralatan Medis
a. Melaksanakan identifikasi resiko dari peralatan medis.
b. Melaksanakan pemeriksaan dan uji fungsi peralatan medis.
c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis.
7. Sistem Utilitas
a. Melaksanakan identifikasi terhadap resiko kegagalan listrik dan air.
b. Melaksanakan uji fungsi dari sumber alternatif dan sistem utility lainnya.
c. Melaksanakan pemeriksaan dan perbaikan peralatan sistem pendukung
lainnya.
E. CARA
MELAKSANAKAN
KEGIATAN
DAN
INDIKATOR
KEBERHASILAN
PROGRAM
No
1
Program
Cara Melaksanakan
KESELAMATAN DAN KEAMANAN
a. Melaksanakan identifikasi daerah Monitoring
yang berisiko dari aspek gedung
dan fasilitas
Indikator
Gedung, fasilitas dan area
beresiko teridentifikasi
resikonya
b. Melaksanakan pemberian
Monitoring
identitas kepada staf, pengunjung pelaksanaan
Semua staf, Pasien ,
keluarga yang berkunjung
menggunakan identitas
c. Melakukan pencegahan kejadian
cedera pada pasien, keluarga,
staf dan pengunjung
Menyiapkan ramburambu peringatan dan
peta di area beresiko,
tanda-tanda khusus
B3
Rambu-rambu peringatan
dan peta, tanda-tanda
khusus B3 telah terpasang di
area beresiko
d. Melaksanakan pengendalian
lingkungan selama masa
pembangunan dan renovasi
Monitoring tata udara
dan kebisingan.
Meminimalisir kebisingan
dan tata udara di area
sekitar lokasi yang terdekat
dari renovasi
e. Melaksanakan pemeriksaan
seluruh gedung
Pemeriksaan seluruh
gedung
Menurunkan angka
kehilangan di dalam ruang
Pelayanan
f. Melaksanakan proteksi
kehilangan dan kerusakan dari
fasilitas
Monitoring kehilangan
Pemeriksaan seluruh
gedung
g. Memastikan bahwa Puskesmas
sebagai kawasan tanpa rokok
h. Memastikan bahwa badan
independen dalam fasilitas
pelayanan mematuhi program
keselamatan dan keamanan,
bahan berbahaya, kesiapan
menghadapi bencana,
pengamanan kebakaran.
Pelayanan Kesehatan
i. Memeriksa kesehatan karyawan
baru
Tidak ditemukannya
puntung rokok dan orang
yang merokok di dalam
area Puskesmas
Mengadakan
pelatihan, simulasi,
peragaan pada 4
aspek tersebut
Semua staf penyewa atau
badan independen telah
mengikuti pelatihan
tersebut
Pemeriksaan
kesehatan
Rapid test , Hep B dan C
Negatif
Penyakit paru negatif
Sehat jasmani dan rohani
j. Melakukan imunisasi dan
vaksinisasi
k. Menangani kesehatan akibat kerja
1) Kecelakaan akibat benda
tajam
2) Kecelakaan akibat B3
3) Kecelakaan akibat lainnya
l. Menyiapkan APD dan prosedur
perlindungan yang benar dalam
penggunaan dan terpelihara
m. Pengendalian Mutu Sanitasi
dapur, makanan dan penjamah
makanan
1) Penjamah makanan
2) Makanan
3) Peralatan masak dan
peralatan saji
2
Pemeriksaan berkala
a. Titer anti HbsAg
1. 0-10 miu/ml vaksin 3
kali
2. 10-100 miu/ml vaksin 1
kali
3. > 100 miu/ml tidak
perlu vaksin
b. Imunisasi diberikan
seluruh karyawan area
beresiko di pelayanan
Pemantauan
Pencatatan
Pelaporan
kecelakaan kerja
Nihil Kejadian Kecelakaan
Kerja
Pemantauan
penggunaan APD
Kepatuhan Penggunaan
APD 100%
Pemeriksaan
kesehatan berkala
Pemeriksaan sampel
makanan
Swab alat masak dan
alat saji
4) Pengendalian serangga dan
tikus
Pengawasan rutin
bekerjasama dengan
IPSRS dan sub
kontraktor
pengendalian
serangga dan tikus
5) Sanitasi Lingkungan dapur
Pengawasan harian
Pelaksanaan kegiatan
sanitasi harian
BAHAN BARANG BERBAHAYA
(B3)
a. Melaksanakan identifikasi bahan
dan limbah berbahaya B3.
b. Melaksanakan pengendalian
bahan dan limbah berbahaya B3
Monitoring B3
Jenis, dampak dan lokasi
terindentifikasi
Pemeriksaan limbah
cair
Limbah Cair :
1. BOD : 75 ppm
2. COD : 100 ppm
3. TSS : 100 ppm
4. pH : 6,0-9,0
5. Suhu : 30o C
6. TDS : 1000 ppm
7. DHL : 1.5625 µmhos/cm
c. Melaksanakan pelaporan dan
investigasi dari tumpahan,
paparan dan insiden lainnya
3
Pemantauan B3
Pelaporan ;
1. Perencanaan
2. Pengadaan
3. Penyimpanan
4. Distribusi
5. Pemakaian/penggunaan
6. Kecelakaan kerja akibat
B3
Identifikasi bencana
internal dan eksternal
Jenis bencana internal dan
eksternal terindentifikasi
Pelatihan bencana
erupsi dan
penanggulangan
kebakaran
Staf Puskesmas siaga
sesuai kondisi tanggap
darurat
Identifikasi
pengurangan resiko
kebakaran.
Pengaman kebakaran
terindentifikasi resikonya
- Identifikasi bahan
yang mudah
terbakar
- Membuat SOP
penyimpanan
bahan mudah
terbakar
Data bahan-bahan yang
mudah terbakar
c. Melaksanakan pelatihan
penanggulangan kebakaran
Pelatihan, simulasi,
peragaan
penanggulangan
kebakaran
Semua staf Puskesmas
telah mengikuti pelatihan
tersebut
d. Melaksanakan pemeriksaan,uji
fungsi peralatan kebakaran dan
pemeliharaan peralatan
Pemeriksaan dan
pemeliharaan
peralatan kebakaran
- Pemeriksaan dan
pemeliharaan terlaksana
sesuai jadwal
- Fungsi alat deteksi dini
kebakaran, APAR
berjalan baik di semua
gedung
PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifikasi resiko
dari peralatan medis
Identifikasi resiko
peralatan medis
Peralatan medis
terindetifikasi resikonya
b. Melaksanakan pemeriksaan dan
uji fungsi peralatan medis
Melakukan Uji Fungsi
, Uji Kinerja Alat dan
Sertifikasi
Indikator kelayakan
kalibrasi sesuai alat
masing-masing
c. Melaksanakan pemeliharaan dan
perbaikan peralatan medis
Melakukan
pemeliharaan dan
Pemeliharaan terlaksana
sesuai jadwal
MANAJEMEN EMERGENCY
a. Melaksanakan identifikasi
bencana internal dan eksternal
b. Melaksanakan uji coba/pelatihan
penanggulangan
bencana/disaster
4
PENGAMANAN KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifikasi
pengurangan resiko kebakaran
b. Melaksanakan pencegahan
kebakaran terhadap bahan
mudah terbakar
5
Ada SOP
perbaikan
d. Pelatihan cara penggunaan
peralatan medis
6
Teori dan praktek
(uji fungsi alat medis)
Seluruh staf pengguna alat
medis tahu cara
menggunakan peralatan
medis
Monitoring
Sumber listrik dan air bersih
teridentifikasi resikonya
b. Melaksanakan uji fungsi dari
sumber alternatif dan sistem
utiliti lainnya
Memeriksa sumber
alternatif dan sistem
utiliti lainnya
Data kelaikan sumber
alternatif dan sistem utiliti
lainnya
c. Melaksanakan pemeriksaan dan
perbaikan peralatan sistem
pendukung lainnya
Membuat SOP Uji
Fungsi Pemantauan
Air Bersih
Ada SOP
a. Fisika
1. Bau : Tidak berbau
2. Jumlah zat padat
terlarut (TDS) : 0-1000
mg/L
3. Kekeruhan : 5 NTU
4. Rasa : Tdk Terasa
5. Suhu : 25.5 C
6. Warna : 15 TCU
SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifikasi
terhadap resiko kegagalan listrik
dan air
b. Kimia
1. Arsen : 0.01 mg/L
2. Flurida : 1.5 mg/L
3. Kromium : 0,05 mg/L
4. Kadmium mg/L
5. Nitrit : 1 mg/L
6. Nitrat : 50 mg/L
7. Sianida : 0.07 mg/L
8. Selenium : 0.01 mg/L
9. Aluminium : 0.2 mg/L
10. Besi : 0.3 mg/L
11. Kesadahan: 500 mg/L
12. Klorida : 250 mg/L
13. Mangan : 0.1 mg/L
14. PH : 6.5-8.5 mg/L
15. Seng : 3 mg/L
16. Sulfat : 250 mg/l
17. Sulfida : 0.05 mg/l
18. Tembaga : 2 mg/l
19. Sisa Klor : 5 mg/l
20. Amonia : 1.5 mg/l
21. Zat Organik
(KMn04) :10 mg/l
c. Mikrobiologi
1. Ground Tank :
E coli : 0
Coli Form: 0
2.
Dapur Gizi
E Coli : 0
Coli Form :0
7
PELATIHAN
Melakukan pendidikan dan
pelatihan seluruh program MFK ke
seluruh staf dan pengguna
pelayanan RS lainnya sesuai
kebutuhan
Sosialisasi
Seluruh staf dan pengguna
pelayanan telah mengikuti
pelatihan
F. SASARAN
Sasaran umum program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
adalah
semua area pelayanan pasien, area wilayah kerja staf dan lingkungan Puskesmas
Sasaran Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
adalah ;
1. Meningkatkan keterlibatan para Karyawan , Pasien dan Pengunjung Puskesmas
terhadap program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
2. Meningkatkan kepedulian terhadap tanggap darurat Bencana, dan Darurat
penanganan Medis
3. Menurunkan angka kejadian resiko kebakaran menjadi nihil kejadian
4. Menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja < 10%
G. Jadwal Pelaksanaan Program MFK
NO
Program
1 KESELAMATAN DAN
KEAMANAN
a. Melaksanakan identifikasi
daerah yang berisiko dari
aspek gedung dan fasilitas
b. Melaksanakan pemberian
identitas kepada staf,
pengunjung
c. Melakukan pencegahan
kejadian cedera pada
pasien, keluarga, staf dan
pengunjung
d. Melaksanakan pengendalian
lingkungan selama masa
pembangunan dan renovasi
e. Melaksanakan pemeriksaan
seluruh gedung
f. Melaksanakan proteksi
kehilangan dan kerusakan
dari fasilitas
g. Memastikan bahwa
Puskesmas sebagai
kawasan tanpa rokok
h. Memastikan bahwa Pasien ,
Masyarakat / independen
dalam fasilitas pelayanan
mematuhi program
keselamatan dan keamanan,
bahan berbahaya, kesiapan
menghadapi bencana,
pengamanan kebakaran
i. Menangani kesehatan
lingkungan tempat kerja
terhadap pencahayaan,
kebisingan, kualitas udara,
dan sarana fisik penunjang
kerja
j. Menyiapkan APD dan
prosedur perlindungan yang
benar dalam penggunaan
dan terpelihara
2
BAHAN BERACUN DAN
BERBAHAYA (B3)
a. Melaksanakan identifikasi
bahan dan limbah berbahaya
B3
b. Melaksanakan pengendalian
bahan dan limbah berbahaya
Cara
Melaksa
nakan
Rencana Kegiatan Tahunan
Bulan Kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
K
E
T
B3
c. Melaksanakan pelaporan
dan investigasi dari
tumpahan, paparan dan
insiden lainnya.
3
MANAJEMEN EMERGENSI
a. Melaksanakan identifikasi
bencana internal dan
eksternal.
b. Melaksanakan uji
coba/pelatihan
penanggulangan
bencana/disaster
4
PENGAMANAN KEBAKARAN
a. Melaksanakan identifikasi
pengurangan resiko
kebakaran
b. Melaksanakan pencegahan
kebakaran terhadap bahan
mudah terbakar
c. Melaksanakan pelatihan
penanggulangan kebakaran
d. Melaksanakan pemeriksaan,
uji fungsi peralatan
kebakaran dan pemeliharaan
peralatan
5
PERALATAN MEDIS
a. Melaksanakan identifikasi
resiko dari peralatan medis
b. Melaksanakan pemeriksaan
dan uji fungsi peralatan
medis
c. Melaksanakan pemeliharaan
dan perbaikan peralatan
medis
d. Pelatihan cara penggunaan
peralatan medis
6
SISTEM UTILITAS
a. Melaksanakan identifikasi
terhadap resiko kegagalan
listrik dan air
b. Melaksanakan uji fungsi
dari sumber alternatif dan
sitem utility lainnya
c. Melaksanakan pemeriksaan
dan perbaikan peralatan
7
PELATIHAN
Melakukan pendidikan dan
pelatihan seluruh program
MFK ke seluruh staf dan
pengguna pelayanan
Puskesmas lainnya sesuai
kebutuhan
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
a. Melakukan pemantauan kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan terhadap
pelaksanaan kegiatan berdasarkan jadwal yang direncanakan
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap hasil pelaksanaan kegiatan
(berupa data hasil Tabulasi dan Analisa Data) minimal setahun 1 kali
c. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari hasil laporan tabulasi dan analisa
data bersama seluruh tim MFK minimal setahun 1 kali
I.
Pencatatan dan Pelaporan dan evaluasi kegiatan
a. Melakukan pencatatan dan pelaporan dari seluruh hasil evaluasi dan tindak
lanjut program kegiatan MFK.
b. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan program MFK bersama direksi minimal
satu tahun 1 kali.
Puskesmas …….., Nopember 2020
Kepala Puskesmas
( ………………………………………)
Download