Uploaded by Sultan Dzaki

Analisis Geospasial A M11 460278 Sultan Dzaki

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS GEOSPASIAL
Minggu ke-11
Topik: Spatio Temporal Analysis
Disusun oleh:
Sultan Dzaki Zhulfaliant
20/460278/TK/50867
Kelas A
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI
DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
Daftar Isi
A. Tujuan ........................................................................................................................... 4
B. Lokasi dan Waktu Pengerjaan ........................................................................................ 4
C. Landasan Teori (minimal 3 pustaka berbeda) ................................................................. 4
D. Alat dan Bahan .............................................................................................................. 5
E. Langkah Pengerjaan ....................................................................................................... 5
F.
Hasil dan Pembahasan.................................................................................................... 6
G. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
Daftar Gambar
Gambar F.1 Tampilan jumlah kejadian gempa bumi berdasarkan batas administrasi.............. 6
Gambar F.2 Kabupaten Nabire .............................................................................................. 6
Gambar F.3 Hexagon (kiri), diamond (tengah), dan rectangle (kanan) ................................... 7
Gambar F.4 Density map....................................................................................................... 7
Gambar F.5 Tampilan Hotspot dari data gempa tahun 2001 - 2010........................................ 8
Gambar F.6 Tampilan Hotspot gempa bumi tahun 2008 - 2010 ............................................. 8
Gambar F.7 Data gempa bumi awal....................................................................................... 9
Gambar F.8 Data gempa bumi filter 1 ................................................................................... 9
Gambar F.9 Data gempa bumi filter 2 ................................................................................... 9
A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu untuk mengidentifikasi timeaware data, menganalisis pola pada data temporal, dan menggunakan data temporal
untuk menjelaskan fenomena spasial.
B. Lokasi dan Waktu Pengerjaan
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari
: Senin
Tanggal
: 15 Mei 2023
Lokasi
: Laboratorium Geokomputasi Departemen Teknik Geodesi UGM
C. Landasan Teori
Dalam SIG, segala teknik maupun pendekatan perhitungan matematis yang
terkait dengan data atau layer (tematik) keruangan dilakukan di dalam Analisis Spasial.
Analisis spasial adalah suatu teknik yang menggunakan sejumlah hitungan dan evaluasi
logika untuk menemukan hubungan atau pola-pola yang terdapat di antara unsur-unsur
geografis yang terkandung dalam data digital dengan batas-batas wilayah studi tertentu
(Prahasta, 2009). Sementara (Johnston, 1994) menyebutkan bahwa analisis spasial
merupakan prosedur kuantitatif yang dilakukan pada analisis lokasi. Salah satu metode
yang dapat membantu dalam analisis spasial adalah analisis spatio-temporal.
Analitis spatio temporal bukan sesuatu pekerjaan yang membutuhkan kualifikasi
perangkat yang tinggi. Setiap orang bisa melakukannya dan secara tidak sadar kita
melakukannya sepanjang hari. Ketika kita akan mengambil keputusan terkait spasial,
kita akan membuat daftar semua kemungkinan pilihan dan memilih pilihan yang paling
sesuai untuk mengambil keputusan. Ketika kita akan menyusun suatu rencana, kita akan
mempertimbangkan aspek waktu dan ruang untuk mengoptimalkan rencana yang kita
susun sebelumnya (Andrienko dkk., 2010). Analitis visual spatio temporal
memungkinkan penggunaan informasi ruang dan waktu untuk melakukan analisis
secara visual yang dapat digunakan untuk mendesain sebuah perencanaan dalam
pengambilan keputusan.
Untuk mendukung analisis dari data spatio temporal, metode clustering dan
teknik interaktif dapat diterapkan untuk mengelompokkan waktu kejadian. Metode
statistik untuk pemodelan time series kemudian diaplikasikan untuk mempresentasikan
kejadian dari time series yang serupa. Hasil penyajian ini dapat bermanfaat untuk
berkomunikasi dengan pengguna dan dapat digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi kejadian serta analisis komputasional lainnya. Dari perspektif analitis
visual, hasil penyajian ini dapat memunculkan pola spatio-temporal dalam pikiran
analisis sebagai hasil analisis visual interaktif (Andrienko dkk., 2010).
D. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum minggu ini adalah:
•
Laptop Lenovo Ideapad Slim 5i
•
Perangkat lunak QGIS
•
Data gempa Indonesia tahun 2001 s.d. 2010
E. Langkah Pengerjaan
Langkah pengerjaan dari praktikum minggu ini adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan data yang telah diunduh beserta basemap ke dalam QGIS.
2. Melakukan analisis aggregate points untuk mengetahui jumlah, nilai maksimal,
nilai minimal, rata-rata, dan standar deviasi dari data yang ada.
3. Melakukan analisis calculate density untuk menghasilkan peta densitas guna
menunjukkan persebaran titik yang dianalisis. Proses ini memerlukan tool
mmqgis untuk membuat grid yang akan disesuaikan dengan cakupan batas
wilayah Indonesia.
4. Dengan grid yang dihasilkan sebelumnya, menghitung jumlah titik gempa yang
divisualisasikan ke dalam grid.
5. Melakukan analisis find hot spot untuk menentukan pola persebaran titik gempa
berdasarkan informasi yang diinginkan. Analisis ini dilakukan untuk mencari
wilayah yang termasuk ke dalam hot spot ataupun cold spot.
6. Melakukan analisis find outliers untuk menemukan apabila terdapat outliers dari
data gempa yang secara statistik berbeda secara signifikan dari persebaran titiktitik yang dianalisis pada suatu cakupan area.
7. Membuat time series animation map dengan menggunakan plugin time manager.
F. Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum minggu ini, dilakukan analisis spatio-temporal
untuk
memvisualisasikan data gempa di Indonesia.
1. Aggregate Points Analysis
Pada analisis ini, data-data gempa akan dikumpulkan dan digunakan untuk
dihitung nilai-nilai statistiknya. Data titik gempa, kemudian akan dihitung
jumlahnya di setiap daerah.
Gambar F.1 Tampilan jumlah kejadian gempa bumi berdasarkan batas administrasi
Pada hasil sajian di atas, dapat terlihat bahwa wilayah dengan warna yang
lebih gelap mengalami jumlah gempa yang lebih banyak. Terlihat bahwa sebagian
besar wilayah yang memiliki warna biru gelap (lebih dari 7 titik gempa) adalah
wilayah yang berada di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Papua yang mana
keempat pulau tersebut merupakan pulau yang berada di ring of fire yang memiliki
tingkat kerawanan gempa yang relatif tinggi. Adapun wilayah dengan jumlah titik
gempa terbanyak adalah Kabupaten Nabire di Provinsi Papua dengan total 261
gempa.
Gambar F.2 Kabupaten Nabire
2. Calculate Density Analysis
Pada analisis ini, akan dihasilkan sebuah density map yang dapat digunakan
untuk menunjukkan kerapatan persebaran titik-titik yang dianalisis. Dalam
prosesnya perlu dibuat sebuah grid, yang nantinya akan digunakan sebagai cakupan
wilayah yang akan digunakan untuk membandingkan jumlah kejadian gempa di
suatu lokasi dengan lokasi lainnya. Hal yang membedakan penggunaan grid
dengan batas wilayah adalah dengan menggunakan grid, setiap lokasi umumnya
akan memiliki luas yang sama sehingga dapat terlihat dengan lebih jelas area mana
saja yang menjadi lokasi rawan bencana gempa.
Terdapat berbagai jenis grid yang dapat digunakan. Beberapa di antaranya
adalah hexagon, diamond¸ ataupun square. Hal yang membedakan beberapa jenis
grid tersebut adalah ukuran dari masing-masing gridnya, dimana semakin besar
grid dapat berdampak pada jumlah grid yang dihasilkan menjadi lebih sedikit.
Dimana pada tipe grid rectangle, akan dihasilkan 940 grid, tipe grid diamond akan
dihasilkan 2180 grid, dan tipe grid hexagon akan dihasilkan 1080 titik.
Gambar F.3 Hexagon (kiri), diamond (tengah), dan rectangle (kanan)
Setelah itu, dengan memanfaatkan grid yang telah dibuat dapat dihasilkan density
map sebagai berikut.
Gambar F.4 Density map
Pada sajian density map di atas, dapat terlihat bahwa persebaran titik gempa
tersebar di sepanjang pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, kepulauan NTT dan NTB,
serta Papua.
3. Hot Spot Analysis
Pada analisis ini, akan dihasilkan representasi visual daerah yang termasuk
ke dalam hotspot gempa. Sajian hotspot tersebut dapat digunakan pada vektor
dengan format geopackage. Berikut merupakan tampilan hotspot dari data gempa
tahun 2001 sampai 2010.
Gambar F.5 Tampilan Hotspot dari data gempa tahun 2001 - 2010
Pada tampilan di atas, dapat terlihat bahwa hotspot gempa umumnya terjadi
pada wilayah Sulawesi Utara dan Sumatera Barat yang ditunjukkan dengan
tingginya intensitas warna biru pada lokasi tersebut. Dalam menyajikan data
hotspot, data yang ditampilkan juga dapat di-filter dengan menggunakan query
builder untuk menyajikan data dengan kriteria-kriterian tertentu. Berikut ini
merupakan sajian data hotspot untuk gempa yang terjadi antara tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010.
Gambar F.6 Tampilan Hotspot gempa bumi tahun 2008 - 2010
Dari data tersebut, dapat terlihat bahwa pada rentang tahun 2008 sampai dengan
tahun 2010 masih ditemukan banyak aktivitas gempa pada wilayah Sulawesi Utara.
4. Find Outliers Analysis
Pada analisis ini, akan dicari titik-titik outlier dari data gempa yang memiliki
perbedaan yang signifikan dari persebaran titik-titik yang dianalisis pada suatu
cakupan area. Dalam mendeteksi data gempa outlier, dapat digunakan tool Points
Filter. Pada analisis ini, akan dilakukan dua kali filtering outlier.
Gambar F.7 Data gempa bumi awal
Gambar F.8 Data gempa bumi filter 1
Gambar F.9 Data gempa bumi filter 2
Umumnya, tool tersebut berfungsi untuk menghilangkan data-data outlier
menyesuaikan dengan parameter yang dimasukkan. Dapat terlihat dari tampilan di
atas, bahwa terdapat pengurangan jumlah titik dari titik gempa awal, hasil filter 1,
dan hasil filter 2.
5. Time Series Animation
Time series animation merupakan sebuah animasi sederhana yang dapat
digunakan untuk menampilkan data dengan informasi temporal yang banyak dan
beragam. Berikut ini merupakan hasil time series animation dari data gempa pada
tahun 2010. Animasi dapat diakses melalui link berikut.
https://drive.google.com/file/d/1-QLFBlxhjpp9ehkDRxmOODXJQlfIe1d/view?usp=sharing
G. Kesimpulan
Pada praktikum minggu ini, telah dilakukan analisis spatio temporal dengan
menggunakan data gempa bumi yang terjadi di Indonesia di antara tahun 2001 sampai
dengan 2010. Telah dilakukan beberapa analisis seperti aggregate points analysis,
calculate density analysis, hot spot analysis, find outliers analysis, dan time series
animation. Analisis spatio temporal dapat memberikan perspektif baru di luar kondisi
spasial dari suatu fenomena. Dengan melihat data spasial dari perspektif waktu, kita
dapat memahami bagaimana suatu fenomena berubah dari waktu ke waktu dan
memperkirakan pola perubahan yang terjadi. Pada kasus gempa tersebut, dapat terlihat
bahwa umumnya gempa bumi terjadi pada beberapa lokasi tertentu yang mana
menunjukkan adanya urgensi untuk meningkatkan fasilitas penanganan bencana serta
kualitas dari infrastruktur di lokasi-lokasi tersebut.
Daftar Pustaka
Johnston, RJ (1994). On spatial analysis, place, and realism. Urban Geography, Taylor &
Francis, https://doi.org/10.2747/0272-3638.15.3.290
Prahasta, E., 2009. Sistem Informasi Geografis: Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi &
Geomatika). Bandung: Informatika.
Andrienko, G., Andrienko, N., Demsar, U., Dransch, D., Dykes, J., Fabrikant, S.I., Jern, M.,
Kraak, M.-J., Schumann, H., Tominski, C., 2010. Space, Time and Visual
Analytics. International Journal of Geographical Information Science 24, 1577–1600.
doi:10.1080/13658816.2010.508043
Download